Penamaan dan ciri-ciri Perikanan Cakalang .1 Aspek biologi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Cakalang 2.1.1 Aspek biologi

2.1.1.1 Penamaan dan ciri-ciri

Cakalang masuk dalam Family : Scombridae, Order : Perciformes, Class : Actinopterygii Froose and Pauly 2011. Sistimatika cakalang Katsuwonus pelamis sebagai berikut Matsumoto et al. 1984 : Phylum : Vertebrata Subphylum : Craniata Superclass : Gnathosyomata Series : Pisces Class : Teleostomi Subclass : Actinopterygii Order : Perciformes Suborder : Scombroidea Family : Scombridae Subfamily : Scombrinae Tribe : Thunnini Genus : Katsuwonus Spesies : Katsuwonus pelamis Cakalang Katsuwonus pelamis sering disebut skipjack tuna. Nama skipjack tuna untuk masing-masing negara berbeda-beda, yaitu : stripped tuna Australia, atun chili, oceanic bonito Kanada, aku Hawai, katsuwo Jepang, palajawan Philipina dan cakalang di Indonesia Kaseger 1986. Demikian pula nama skipjack tuna untuk masing-masing daerah berbeda-beda, yaitu : cakalang, japal Bugis, Makassar, Mandar, buju Gorontalo, cakalang, tongkol krai Jakarta, buanbee, clorengan Madura, cahalang dolangan, kausa, hetung di Sangihetalaud Burhanuddin et al. 1984. Deskripsi morfologi dan meristik cakalang dari berbagai samudera menunjukkan bahwa hanya satu spesies cakalang yang tersebar di seluruh dunia yaitu Katsuwonus pelamis. Bentuk tubuh cakalang memanjang seperti torpedo dan padat dengan penampang melintang yang membulat. Di sebelah bawah gurat sisi memiliki 4 – 6 garis-garis hitam tebal yang membujur seperti pita. Bagian bawah punggung dan perut berwarna keperak-perakan. Punggung berwarna biru keungu-unguan. Tubuh tidak bersisik kecuali pada bagian gurat sisi dan depan sirip punggung pertama. Cakalang mempunyai 7 – 9 sirip dubur tambahan dan terdapat tiga tonjolan pada batang ekor Burhanuddin et al. 1984. Sedangkan menurut Matsumoto et al. 1984 menyatakan bahwa cakalang memiliki tubuh yang padat robust, memiliki penampang yang bulat dan outline yang lengkap, maxilary tidak bersentuhan dengan preorbital, memiliki 40 gigi hanya dirahangnya, gigi tidak terdapat pada tulang vomer dan palatine, corselet terbentuk dengan baik dan sisik hampir tidak ada dibagian lain permukaan tubuhnya, jarak antara sirip punggung pertama dan kedua hampir tidak pernah melebihi diameter matanya, gurat sisi literal line melengkung ke bawah tepat di bawah sirip punggung kedua, tepi dari sirip punggung pertama sangat cekung concave, sirip dada pendek dan berbentuk segitiga, ujungnya umumnya dapat mencapai duri ke 9 dan 10 sirip punggung, tetapi pada spesimen ikan khusus ujung sirip dada dapat mencapai duri ke 8 dan ke 11. Selanjutnya menurut Froose and Pauly 2011, panjang maksimum dapat mencapai 110 cm, berat maksimum 34,5 kg dan umur maksimum 12,5 tahun seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3 Cakalang Katsuwonus pelamis, Linnaeus 1758. 2.1.1.2 Ukuran tubuh Ukuran maksimum panjang cagak kurang lebih 108 cm dengan berat 32,5-34,5 kg, sedangkan ukuran yang umum tertangkap adalah 40-80 cm dengan berat 8-10 kg. Ukuran cakalang yang sudah matang gonad berkisar 40-45 cm. Cakalang betina yang matang gonad memijah pertama kalinya pada ukuran 41 cm, sedangkan cakalang jantan biasanya mengalami matang gonad pada ukuran antara 40-45 cm Radju 1964 diacu dalam Bintoro 1995. Selanjutnya dinyatakan bahwa ukuran panjang cakalang saat pertama kali matang telur berkisar antara 40-50 cm. Setelah melakukan pemijahan, sisa-sisa telur matang masih dapat ditemukan pada ikan-ikan yang yang berukuran lebih besar dari 40 cm, akan tetapi sisa telur tersebut tidak ditemukan pada ikan-ikan yang berukuran lebih kecil dari 40 cm. Selanjutnya menurut Froose and Pauly 2011 menyatakan bahwa panjang cakalang saat matang gonad Lm berkisar antara 40-45 cm. Panjang Lm 40 cm ditemukan pada negara Cuba dan Philipina sedangkan panjang Lm 45 cm ditemukan pada negara Papua New Guinea.

2.1.1.3 Pemijahan