2
II. BAHAN DAN METODE
2.1. Prosedur Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan seminggu sekali selama empat minggu. Ikan berasal dari 3 jaring  yang berbeda pada KJA.  Ikan diambil sebanyak 3 ekor dari
satu  jaring  setiap  minggunya dengan  ukuran  9-10  cm.  Ikan  yang  dipakai merupakan ikan yang memiliki gejala sakit terutama gejala vibriosis seperti tubuh
lemah,  timbul  borok,  atau  nafsu  makan  menurun. Data  pendukung  berupa  data kualitas air dicatat untuk memberikan informasi kisaran minimum dan maksimum
kualitas air pada waktu pengambilan sampel. Proses transportasi  dilakukan  dengan  memasukkan  ikan  sampel  ke  dalam
kantong plastik packing berisi air dan diberi oksigen. Kepadatan ikan adalah 2-3 ekor  tiap  kantong  berukuran  2  kg. Untuk  menghindari peningkatan  suhu  dan
goncangan  yang  dapat  mempengaruhi  kondisi  ikan selama  transportasi,  maka kantong  plastik  yang  telah  berisi  ikan  dimasukkan  ke  dalam  kotak  sterofoam.
Setelah  sampai  di  tempat  pemeriksaaan,  ikan  diaklimatisasi  dahulu  lalu dimasukkan ke dalam akuarium penampungan dengan aerasi yang cukup.
Pemeriksaan  bakteri  dilakukan  di  laboratorium  kesehatan  ikan.  Sebelum dilakukan  pemeriksaan  parasit  dan  bakteri,  ikan  diukur  panjangnya dengan
menggunakan  penggaris  dan  beratnya  dengan  menggunakan  timbangan  digital terlebih  dahulu.  Kemudian  ikan  dimatikan  dengan cara  menusukkan  jarum  tepat
pada bagian medulla oblongatanya.
2.2. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Organ  tubuh  yang  dijadikan  sumber  isolat  bakteri  adalah  ginjal.  Pemilihan organ  berupa  ginjal  karena  mempunyai  fungsi retikulo  endotelial,  yaitu
kemampuan  suatu  organ  untuk  menyerap  bakteri  dari  darah.  Isolasi  bakteri dilakukan dengan menggunakan  media  TCBS  untuk mencari  keberadaan Vibrio
dalam  sampel  tersebut. Tahapan  yang  dilakukan  dalam  isolasi  bakteri  yakni dengan dihomogenkan terlebih dahulu ginjal yang telah diperoleh. Ginjal tersebut
kemudian  disuspensikan.  Pengenceran  berulang  dilakukan  setelah  mendapatkan suspensi dari isolat di ginjal. Isolasi bakteri dilakukan dengan cara menggoreskan
3
ginjal  yang  telah  dihancurkan pada  permukaan  agar  dalam cawan  dengan menggunakan  ose  steril.  Setelah  itu,  bakteri  diinkubasi  pada  suhu kamar  selama
24-48 jam. Identifikasi  bakteri  dilakukan  dengan  tahap  awal  berupa  pemisahan  jenis
koloni  yang  tumbuh  berdasarkan  warna,  bentuk,  tepian,  dan  elevasinya.  Setiap jenis  koloni yang  berbeda  selanjutnya  diuji  dengan  menggunakan  uji  gram,
Sulfide  Indol  Motil  SIM,  Oksidase,  Katalase,  dan  uji  OksidatifFermentatif OF.  Selanjutnya,  berdasarkan  hasil  uji  bakteri  tersebut,  dilakukan  identifikasi
genus  bakteri  dengan  mengunakan  tabel  Cowan  1974. Tahapan  uji  yang dilakukan dapat dilihat pada lampiran.
2.3. Uji Patogenisitas