gambar simbol yang mengungkap kalimat-kalimat suci dan tauhid, sehingga kaligrafi diolah menjadi sarana menggambar yang terbebas dari visualisasi makhluk hidup secara
terang-terangan. Khat yang dipengaruhi gambar ini akhirnya diterima dan populer di kalangan seniman muslim. Banyak ragam dan variasi aliran khat ini, yang secara bebas
mengambil pola figural atau simbolik berupa gambar manusia, binatang, tumbuhan dan benda-benda.
12.Khat ṡulu
ṡ
Handas
ī
ﻲﺳ ﺪﻨﻫ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ
Gaya ini merupakan ṡulu
ṡ
yang menyusun huruf dan kata secara geometris handasi dan indah berdasarkan rasa seni, sehingga menjadi dasar kekompakan, keserasian, dan penyatuan sebuahkarya.
13.Khat ṡulu
ṡ
Mutana
ẓ
ir ﺮﻅ ﺎﻨﺘﻣ ﺚﻠﺛ ﻂﺧ
Mutana
ẓ
ir artinya saling memantul. Dinamakan pula khat ṡulu
ṡ
Mir’ah cermin, dimana yang berada disamping kanan memantul ke samping kirinya, sehingga seolah
diantara dua sisi tersebut ada cermin. Khat ini dinamakan juga dengan gaya Ma’kus memantul, musanna AC-DC atau dua dimensi, dan Aynali saling tatap. Gaya ini
tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan muslim yang saling berbalas kebaikan dalam kehidupan sehari-hari seperti memberi salam dan menjawabnya.
2.1.3 Sejarah Perkembangan Khat Riq’ah
Riq’ah jamaknya Ruq’ah, artinya “lembaran daun kecil halus”, dari mana nama tersebut didapatkan. Diduga berasar dari Naskhi dan
ṡ
ulu
ṡ
. Bentuk-bentuk asalnya sama dengan huruf- huruf
ṡ
ulu
ṡ
dan Tawqi, baik dalam keadaan tunggal ataupun ketika berada dalam bentuk susunan, kecuali, bahwa Riq’ah memiliki kelainan-kelainan dalam beberapa hal:
1. Tulisan Riq’ah lebih cenderung kepada bulatan-bulatan daripada tulisan Tawqi yang
lebih cenderung kepada bulatan-bulatan daripada tuisan
ṡ
ulu
ṡ
. 2.
Huruf-huruf riq’ah lebih halus daripada huruf-huruf Tawqi. 3.
Tarwis atau “janggut” sangat jarang atau hanya sedikit sekali di dapat pada kepala alif tunggal dan saudara-saudaranya. Hal itu berbeda sekli dengan
ṡ
ulu
ṡ
dan Tawqi di mana tarwis menjadi kelajiman.
Universitas Sumatera Utara
4. Pusat garis lingkaran ‘ain tengah dan akhir kerap kali terkatup tanpa lubang, demikian
pula fa, qaf dan wawu. Adapun sad, ta’, ain tunggal dan awal senantiasa terbuka. 5.
Ada beberapa huruf yang tak terdapat dalam tulisan lainnya, seperti alif yang agak condong ke kanan
Ada keterangan yang menambahkan ciri-ciri lain tulisan tersebut, misalya, bahwa garis- garis horizontalnya sangat pendek dan simpul-simpul pengikat atau spasinya berstruktur tebal,
dengan huruf-huruf penghabisan dari kata-kata pendahuluan kerapkali bersambungan atau bertabrakan dengan huruf-huruf awal kata-kata berikutnya. Ciri-ciri ini dan ciri-ciri yang terapat
pada nomor 3 dan 4 di atas adalah ciir-ciri yang benar-benar terdapat pada tulisan Riq’ah yang kita kenal sekarang.
Pada masa Daulat Usmaniyah, Riq’ah tumbuh menjadi bentuk-bentuk yang beranekaragam. Namun semuanya hampir tidak pernah terpakai untuk penulisan naskah-naskah
“suci” seumpama Alquran atau teks-teks keagamaan. Ini disebabkan karena Riq’ah akan menjadi “kurang sedap” dipandang jika dibubuhin tanda-tanda harakat tidak seperti khat-khat Arab
lainnya. Justru, masyarakat umumnya memerlukan bacaan lengkap dengan tanda-tanda penjelasannya.
Pada tahun 1225H, yang bertepatan dengan lahirnya Abu bakar Mumtaz ibn Mustafa Afandi, Khat Riq’ah sangat luas terpakai di seluruh kawasan kerajaan Turki Usmani. Mumtaz
mengkhususkan diri menekuni jenis tulisan tersebut kemudian mendesain rumus-rumus Riq’ah dengan timbangan “titik” dan ukuran huruf-hurufnya menurut gaya-gaya rumus yang diterapkan
kepada tulisan-tulisan Arab semisal
ṡ
ulu
ṡ
dan lain-lain. Sejak itu Riq’ah mencapai puncak keindahannya yang mengagumkan. Betetapan degan itu, Mumtaz sendiri sempat “mengursus”
Sultan Abdul Mjid Khat Al-Usmani, mempelajari jenis tulisan yang dikuasainya itu. Sedangkan Khat Riq’ah yang juga menjadi salah satu tulisan kesukaan para kaligrafi
Usmani, mendapat banyak perbaikan dan penyepurnaan di tangan seseorang kaligrafer kenamaan, Syeikh Hamdullah Al-Amasi w 1520. Akhirnya disempurnakan lebih maju lagi oleh
para kaligrafer berikutnya, sehingga menjadilah kelak satu di antara sejumlah tulisan yang sangat populer dan banyak dipakai. Demikian pula Riq’ah, tulisan tersebut sangat luas pemakaiannya
sebagai tulisan tangan hand writimg yang sangat digemarin di seluruh dunia Arab.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Jenis-Jenis Kaligrafi
a. Khat Kufi
Kufi adalah gaya tulisan Arab yang karakter dominannya bersiku, khat ini lahir dikota kufa Irak, dan perkembanganya menebar hampir keseluruh daerah wilayah
Islam. Kufi lebih muda di susun sesuai keinginan dengan menyatukan pembentukan yang sejajar, kemudian diolah untuk motif dekorasi sehingga keindahan Kufi akan
terlihat apalagi jika dibubuhi ornament-ornamen, Huda 2003:10 Contoh:
b. Khat
ṡ
ulu
ṡ
Jenis tulisan
ṡ
ulu
ṡ
merupakan parameter dari semua jenis kaligrfi kelompok kursif klasik, maka tindak asing lagi kalau Khat
ṡ
ulu
ṡ
dijuluki sebagai ibu jenis Khat Kursif. Huda 2003:8
Contoh:
Universitas Sumatera Utara