b. Belanda
Pendidikan Kebidanan di Belanda terpisah dari pendidikan keperawatan dan berkembang menjadi profesi yang
berbeda. Di Belanda ada 3 institusi kebidanan dan menerima 66 mahasiswa setiap tahunnya. Hampir tahun 800 calon mahasiswa 95
wanita, 4 pria yang mengikuti tes syarat masuk mengikuti pendidikan usia minimum 19 tahun, telah menamatkan Secondary
Education atau yang sederajat dari jurusan kimia dan biologi. Mahasiswa kebidanan tidak menerima gaji dan tidak membayar biaya
pendidikan. Selama pendidikan di ketiga institusi tersebut menekankan
bahwa kehamilan, persalinan,dan nifas sebagai proses fisiologis. Ini diterapkan dengan menempatkan mahasiswa untuk praktek di
kamar bersalin dimana wanita dengan resiko rendah melahirkan. Persalinan, walaupun di rumah sakit, seperti di rumah, tidak ada dokter
yang siap menolong dan tidak terdapat Cardiograph. Mahasiswa akan teruju keterampilan kebidanan yang telah terpelajari. Bila ada masalah,
mahasiswa baru akan berkonsultasi dengan Ahli kebidanan dan seperti di rumah, wanita di kirim ke ruang bersalin patologi. Mahasiswa
diwajibkan mempunyai pengalaman minimal 40 persalinan selama pendidikan. Ketika mereka lulus ujian akhir akan menerima ijazah yang
didalamnya tercantum nilai ujian.
c. Australia
Pedidikan bidan pertama kali di Australia dimulai tahun 1862. Lulusan itu dibekali dengan pengetahuan teori dan praktik. Pendidikan
diploma kebidanan dimulai tahun 1893 dan sejak tahun hanya bidan sekaligus perawat yang telah terlatih dan boleh bekerja di rumah sakit.
Kebidanan di Australia sudah mengalami perkembangan yang pesat sejak 10 tahun terakhir. Dasar pendidikan telah berubah dari traditional
hospital based program menjadi kegiatan yang menyesuaikan kebutuhan pelayanan dari masyarakat, namun tidak semua institusi
8
diaustralia malaksanakan perubahan ini beberapa masih menggunakan program pendidikan yang berorientasi pada rumah sakit. Kurikulum
pendidikan disusun oleh satf akademik berdasarkan pada keahlian dan pengalaman mereka di lapangan kebidanan.
Kekurangan pendidikan bidan di Australia sama dengan di Indonesia yaitu belum adanya persamaan dalam mengimplementasikan
kurikulum di setiap institusi, sehingga lulusan bidan mempunyai kompetensi yang berbeda-beda. Hal ini ditambah dengan kurangnya
kebijaksanaan formal dan tidak adanyan standart nasional menurut National Review of Nurse Education 1994, tidak ada direct entry.
d. Jepang