Pengaturan Syaraf Otot Mastikasi

3. Pengaturan Syaraf Otot Mastikasi

Kegiatan pengunyahan tidak hanya kegiatan pusat pengunyahan yang terletak di formasio retikularis batang otak. Pusat pengunyahan dapat dipengaruhi oleh aferen dari perifer bagian lain, termasuk wajah dan mulut, dan dipengaruhi juga oleh bagian otak lain, misalnya emosi, stress, dan kehendak. Pengunyahan dapat terjadi tanpa rangsang dari perifer, sekali dimulai dapat terus berlangsung tanpa dipengaruhi kemauan. Tetapi kemauan berperan dalam memulai atau menghentikan pengunyahan, yang pengaturannya terletak dalam korteks serebri. Mekainsme penghantaran impuls berserta jalur persarafan yang secara umum terjadi dimana stimulus yang diterima oleh tubuh akan dihantarkan ke SSP, namun stimulus yang berasal dari wajah dan struktur di dalam rongga mulut tidak dihantarkan ke korda spinalis melalui jalur-jalur spinal. Sebagai gantinya, implus akan dibawa oleh saraf aferen dari sistem trigeminal. Badan sel saraf aferen trigeminal terletak di ganglion gasserian. Impuls yang dibawa oleh saraf aferen akan dihantarkan ke dalam batang otak kompleks nukleus sensorik trigeminal untuk bersinapsis dengan antarneuron pada daerah trigeminal spinal tract nucleus. Daerah ini memiliki kesamaan dengan tanduk dorsal dari korda spinalis. Kompleks nekleus sensorik trigeminal terdiri dari main sensory nucleus neukleus sensori utama, yang menerima masukan dari neuron aferen yang mempersarafi jaringan pulpa serta periodontal dan trigeminal spinal tract nucleus. Spinal tract nucleus dibagi menjadi 3 bagian yaitu subnukleus oralis, subnukleus interpolaris dan subnukleus kaudalis. Subnukleus kaudalis merupakan daerah di batang otak yang menerima dan mengintegrasikan masukan nosiseptif nyeri yang dibawa oleh saraf aferen trigeminal. REFLEKS PENGUNYAHAN MASTIKASI 1. Reflek miotatik atau regang stretch reflex 2. Jaw opening reflex 3. Jaw unloading reflex 4. Horizontal jaw reflex 6 Gambar Refleks penyunyahan PROSES MASTIKASI Proses mastikasi merupakan suatu proses gabungan gerak antar dua rahang yang terpisah, termasuk proses biofisik dan biokimia dari penggunaan bibir, gigi, pipi, lidah, langit-langit mulut, serta seluruh struktur pembentuk oral, untuk mengunyah makanan dengan tujuan menyiapkan makan agar dapat ditelan. Lidah berfungsi mencegah tergelincirnya makanan, mendorong makanan kepermukaan kunyah, membantu mencampur makanan dengan saliva, memilih makanan yang halus untuk ditelan, membersihkan sisa makanan, membantu proses bicara dan membantu proses menelan. Pada waktu mengunyah kecepatan sekresi saliva 1.0 – 1.5 literhari, pH 6 – 7.4. Saliva berfungsi mencerna polisakarida, melumatkan makanan, menetralkan asam dari makanan, melarutkan makanan, melembabkan mulut dan anti bakteri. Pada proses mastikasi terjadi beberapa stadium antara lain stadium volunter dimana makanan diletakkan diatas lidah kemudian didorong ke atas dan belakang pada palatum lalu masuk ke pharynx, di mana hal ini dapat dipengaruhi oleh kemauan. Selanjutnya pada stadium pharyngeal bolus pada mulut masuk ke pharynx dan merangsang reseptor sehingga timbul refleks-refleks antara lain terjadi gelombang peristaltik dari otot-otot 7 konstriktor pharynx sehingga nafas berhenti sejenak. Proses ini sekitar 1 – 2 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Kemudian pada stadium oesophangeal terjadi gelombang peristaltik primer yang merupakan lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx dan gelombang peristaltik sekunder yang berasal dari dinding oesophagus sendiri. Proses ini sekitar 5 – 10 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Setelah melalui proses ini makanan siap untuk ditelan. Mekanisme dalam pengunyahan secara normal dan yang mengalami kelainan sendi temporomandibula pada pasien yang mengunyah satu sisi berbeda. Terlihat perbedaan aktivitas otot-otot pengunyahan pada yang normal dan yang abnormal. Pada dasarnya dapat dilihat dari 3 fase,yaitu fase membuka saat gigi meninggalkan kontak dengan lawannya dan mandibula turun, kedua fase menutup, saat mandibula bergerak kembali ke atas sampai terjadinya kontak pertama antara gigi – geligi bawah dan gigi – geligi atas, dan fase ketiga fase oklusi ,yaitu saat mandibula kembali ke posisi interkupasi maksimal dengan dipandu oleh bergesernya kontak gigi- geligi bawah dan gigi – geligi atas. Pada keadaan normal pergerakan sendi yaitu gerakan rotasi terjadi pada kondilus dengan permukaan bawah discus à disebut struktur kondilus disckomplek sendi bawah. Gerakan menggelincir terjadi pada sendi bagian atas antara kondilus disckomplek dengan fosa glenoidalis. Pada kasus mengunyah dengan satu sisi pada fase membuka mulut terjadi rotasi dimana discus bergerak sedikit ke posterior, kondilus ke anterior m.pterygoideuslateral inferior dan m.pterygoideuslateral superior berkontraksi. Dan terjadi translasi dimana discus beserta kondilus bergerak ke anterior mengikuti guiding line sampai eminentia artikular. Semua ototnya dalam keadaan kontraksi. Pada fase menutup mulut discus artikularis bergerak ke anterior dan kondilus ke posterior untuk mempertahankan kedudukan kondilus agar tetap berada pada zona intermediet, maka m.pterygoideus lateral superior kontraksi dan m.pterygoideus lateral inferior relaksasi. JENIS – JENIS MASTIKASI PENGUNYAHAN 8 Jenis dari pengunyahan pada satu sisi rahang adalah pengunyahan yang menggunakan satu sisi rahang sebelah kanan, dan satu sisi rahang sebelah kiri. Yang masing – masing dalam setiap sisi nya memiliki sepasang sendi rahang baik di sisi sebelah kanan dan sisi sebelah kiri. Dan dilihat dari struktur dan fungsinya persendian yang terdapat dalam tiap rahang yaitu pada bagian atas, antara fossa glenoid dan eminensia artikularis, dengan permukaan atas diskus artikularis. Pada bagian bawah, yang merupakan bagian kedua antara permukaan bawah diskus artikularis dengan kepala kondil. Dan apabila terjadi penyimpangan seperti mengunyah pada salah satu sisi rahang saja dan berjalan lama maka posisi akhir kondilus kanan dan kiri akan menjadi asimetri yang diikuti oleh diskus artikularnya. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MASTIKASI Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Fungsi Mastikasi

1. Kehilangan Gigi