FAKTOR HAZARD PADA PENYABLON ALAT DAN CARA KERJA

Dessler 1992 mengatakan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu 3 :

1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja

pertama sekali semata-mata atas dasar kemanusiaan. Mereka melakukan hal itu untuk memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2. Hukum. Dewasa ini, terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur

ikhwal keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman terhadap pihak-pihak yang melanggar ditetapkan cukup berat. Berdasarkan peraturan perundang-undangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi cukup

tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Schuler dan Jackson 1999 mengatakan, apabila perusahaan dapat melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut 3 : 1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim. 5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras kepemilikan. 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan. 7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

2.2 FAKTOR HAZARD PADA PENYABLON

Hazard atau potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi. Sedangkan kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik “hazard” maupun “resiko” tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan dengan baik. 3 Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada Pasal 1 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut. 3 Pada dasarnya, terdapat ruang lingkup dalam penentuan bahaya atau hazard di tempat kerja.Yakni mencakup pengenalan, evaluasi dan pengendalian .Didalam usaha penyablonan terdapat faktor-faktor yang dapat mengganggu keselamatan kerja. Faktor yang dapat menimbulkan resiko diantaranya: 4 1 Faktor Fisik Faktor fisik antaranya kebisingan akibat penggunaan mesin, temperature pada tempat kerja. 2 Faktor Ergonomik Posisi tubuh saat melakukan pekerjaan penyablonan dapat mempengaruhi kesehatan, contohnya berdiri terlalu lama atau duduk terlalu lama. 3 Faktor Psikososial Faktor psikososial dapat terajadi stress yang berat karena beban kerja, hubungan antar pekerja, jam kerja. 4 Faktor kimia Faktor kimia yang terdapat pada usaha penyablonan adalah dalam bentuk larutan yaitu tinta sablon.

2.3 ALAT DAN CARA KERJA

5 1. Peralatan Dalam Penyablonan  Screen kain gasa terbuat dari polysternylon, ada banyak jenis screen, untuk menyablon kaoskain maka cocok menggunakan screen berpori-pori kasar dengan type T48,T54,T61,T77,T90 nilai screen semakin besar maka kerapatannya semakin tinggi, biasanya pakai T54  Rakel alat sapu terbuat dari karet sintesis harganya sekitar 1000-1500cm, dapat dibeli di toko sablon  Obat afdruk cairan kentalemulsion untuk pemula biasanya menggunakan obat afdruk jenis ulano meskipun mahal karena mudah untuk digunakan dan sebelum menggunakan campur dengan sentitizer yang telah disediakan.  Mikakuas catcoater alat pemoles obat afdruk  Bantalan Hitam buat sendiri, untuk mengepress film pada screen  Kaca dengan tebal 0.2-0.5mm  Semprotan Air pengembang gambar hasil afdruk  Tintacat khusus sablon untuk kaos biasanya menggukanan pasta warna rubber, bewarna dasar putih kentar dan dapat dicampur pigment untuk membuat cat dengan warna yang diinginkan. 2. Proses Pengafdrukan Proses pengafdrukan biasanya dilakukan sebelum melakukan pencetakan, tujuannya adalah menciptakan bentuk yang sesuai dengan yang kita inginkan diatas kain saringscreen. Untuk menghasilkan cetak sablon yang baik maka diperlukan keahlian dalam proses afdruk. Prosesnya yaitu :  Bersihkan screen yang ingin kita gunakan, meskipun baru screen berpotensi terkena debu yang dapat mempengaruhi hasil afdrukan. Bersihkan dengan sabun colekkrim dan kain perca lalu keringkan dengan matahari dengan posisi screen berdiri, jangan dengan kipas karena bisa kena debu lagi.  Oleskan obat afdruk stencil photo emulsion screen secukupnya ke dibagian belakang dan depan screen. Ratakan obat tersebut menggunakan rakel penggaris coater kuas cat, jangan terlalu tebaltipis. Dapat dikeringkan dengan hair dryer atau bisa juga diangin-anginkan saja namun usahakan berada di tempat yang tidak terlalu terekspos oleh cahaya.  Setelah kering, siapkan film sablon yang telah di buat dan rekatkan pada screen tersebut di posisi yang di inginkan biasanya di posisi centertengah  Ada dua pilihan dalam melakukan penyinaran exposing, yaitu ; menggunakan cahaya matahari bagus tetapi tidak stabil, karena tergantung dari cahaya matahari , atau dengan cahaya buatan bisa lampu neon lampu UV . Tahapan ini memerlukan timing yang tepat, karena obat afdruk bersifat peka cahaya, sehingga ia akan bereaksi sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya perhatian : tidak semua obat afdruk yang tersedia di pasaran memerlukan waktu penyinaran yang sama, sebaiknya anda tanyakan kepada toko penjual obat tersebut mengenai waktu penyinaran yang tepat untuk obat yang anda beli . Urutan untuk penyinaran dengan matahari : kaca,film,screen,bantal kain hitam tekan bantalan hitam agar tidak ada cahaya masuk lewat sela-sela yang mengakibatkan proses afdruk gagal, dengan Lampu neon 2x40watt, urutannya sama tetapi tidak menggunakan kaca karena sudah menggukanan meja afdruk.  Setelah proses penyinaran, maka image bentuk yang anda inginkan akan terlihat agak samar – samar di atas screen yang telah diberi obat afdruk tersebut.  Segera siram dengan air bertekanan tinggi atau benamkan dalam air untuk merontokkan obat tersebut.  Idealnya setelah anda menyiram atau membenamkan screen tersebut dalam air, maka obat afdruk yang telah terekspos cahaya tersebut akan merontokkan diri, sehingga membentuk image bentuk yang anda inginkan, namun terkadang karena waktu penyinaran yang kurang tepat, maka bisa saja ada obat yang masih tertinggal, bila anda menyiram dengan air bertekanan tinggi, biasanya obat ini akan rontok sendiri pada akhirnya, namun bila masih tetap membandel, mau tidak mau anda perlu mengulang proses ini dari awal.  Setelah image bentuk yang anda inginkan bersih sempurna dari gangguan obat yang masih tersisa di screen, anda dapat mengeringkan screen tersebut, atau mengoleskan obat penguat screen 3. Tahap Penyablonan  Pinggiran gambar yang akan disablon diplester agar cat tidak mengalir kemana-mana.  Letakkan pastarubber yang sudah dicampur pigmentwarna yang diinginkan.  Sebelumnya gunakan alat papan triplex pada bagian dalam kaos agar cat tidak tembus kebelakang.  Gunakan rakel untuk menyapu cat. Lalu keringkan kaos.  Jika sudah selesai, sebaiknya screen langsung dicuci dengan sabun krim tentu dengan kain perca sebagai sikatnya. Walaupun menggukanan tinta berbasis air, apabila screen tidak langsung dibersihkan akan sesulit membersihkan tinta berbasis minyak.

2.4 PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PENYABLON