Fungsi Pajak Sistem Pemungutan Pajak Pengelompokkan Pajak

26 a. Iuran rakyat kepada kas negara b. Berdasarkan Undang-undang dan sifatnya memaksa c. Tanpa adanya timbal-balik atau kontraprestasi secara langsung dari negara. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah d. Dipergunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pajak dipergunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

2. Fungsi Pajak

a. Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran pemerintah. b. Fungsi mengatur regulered Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

3. Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah fiscus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. b. Self Assesment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. 27 c. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiscus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

4. Pengelompokkan Pajak

a. menurut golongannya 1 Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan kepada orang lain. Misal: Pajak Panghasilan 2 Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang bebannya dapat dialihkan pada pihak lain. Misal: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. b. menurut sifatnya 1 Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Misal: Pajak Penghasilan 2 Pajak Objektif, yaitu pajak yang pada awalnya memperhatikan objek yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian baru dicari subjeknya baik orang pribadi maupun badan. Misal: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 28 c. menurut lembaga pemungutnya 1 Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Misal: Pajak Paenghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. 2 Pajak Daerah, yaitu pajak yang wewenang pemungutannya berada pada pemerintah daerah, baik tingkat propinsi, kabupaten dan kotapraja yang pemungutannya digunalan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya Munawir,1990 Pajak Daerah terdiri atas: a Pajak Daerah Tingkat I, terdiri dari: 1 Pajak Kendaraan Bermotor PKB 2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB dan Kendaraan di Atas Air 3 Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor PBBKB 4 Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan b Pajak Daerah Tingkat II, terdiri dari: 1 Pajak Hotel 2 Pajak Restoran 3 Pajak Hiburan 4 Pajak Reklame 5 Pajak Penerangan Jalan 29 6 Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C 7 Pajak Parkir B PAJAK HOTEL 1. Dasar Hukum Pajak Hotel a. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah b. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 c. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyeleseian Sengketa Pajak Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3684 d. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048 e. Undang-undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajka dengan Surat Paksa Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 30 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686 f. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839 g. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 h. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2001 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022 i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138 j. Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pajak Hotel Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2003 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 92

2. Pengertian Pajak Hotel