Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Hutan Lindung Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERGUNA
DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SLAMET RPH BATURRADEN,
BKPH GUNUNG SLAMET BARAT,
KPH BANYUMAS TIMUR

EKO OKTA ARDHITA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Keanekaragaman
Tumbuhan Berguna di Hutan Lindung Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH
Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2013
Eko Okta Ardhita
NIM E34080036

ABSTRAK
EKO OKTA ARDHITA. Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Hutan Lindung
Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas
Timur. Dibimbing oleh SISWOYO dan ERVIZAL A.M. ZUHUD.
Hutan lindung merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi pokok
sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan yaitu untuk mengatur tata air,
mencegah erosi, mencegah banjir, mengurangi intrusi air laut, dan menjaga
kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman
tumbuhan dan kegunaannya di Hutan Lindung Gunung Slamet RPH Baturraden,
BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur. Hasil dari analisis vegetasi
ditemukan sebanyak 130 spesies tumbuhan yang termasuk dalam 63 famili.
Famili terbanyak ditemukan yaitu Euphorbiaceae dan habitus yang terbanyak
ditemukan yaitu pohon. Tumbuhan yang memiliki potensi tumbuhan berguna

sebesar 97% atau sebanyak 126 spesies. Potensi kegunaan tersebut adalah sebagai
tumbuhan penghasil pangan, tumbuhan obat, tumbuhan penghasil bahan bangunan,
tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan, tumbuhan hias, tumbuhan
penghasil pakan ternak, tumbuhan penghasil bahan warna, tumbuhan penghasil
kayu bakar, tumbuhan penghasil minuman, tumbuhan penghasil pestisida nabati,
tumbuhan untuk keperluan ritual adat dan keagamaan, dan tumbuhan penghasil
aromatik, serta kegunaan lainnya.
Kata kunci : Hutan lindung, keanekaragaman, tumbuhan berguna

ABSTRACT
EKO OKTA ARDHITA. The Diversity of Useful Plants in Protected Forest of
Slamet Mount RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas
Timur. Supervised by SISWOYO and ERVIZAL A.M. ZUHUD.
Protected forest was a forest that had main function as a protective life
support system, to managed hydrology system, prevent flooding and erosion,
reduce sea water intrusion, and maintained soil fertility. This study aimed to
determined the diversity of usefulness plants in protected forests of Slamet Mount
RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur. The
results of the analysis of vegetation found as many as 130 plant species belonging
to 63 families. The most families that found were Euphorbiaceae and habitus were

mostly the tree. There were 97% of plants that have the potential for useful plants
or as many as 126 species. Potential uses include as food-producing plants,
medicinal plants, plants producing construction materials, plants producing rope,
webbing, and handicrafts, ornamental plants, plants producing animal feed, plants
producer of color, wood-producing plants, plants producing beverages, pesticideproducing plant, plants for traditional rituals and religious purposes, and
producing aromatic plants, as well as other uses.
Key words : Diversity, protected forests, useful plants

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BERGUNA
DI HUTAN LINDUNG GUNUNG SLAMET RPH BATURRADEN,
BKPH GUNUNG SLAMET BARAT,
KPH BANYUMAS TIMUR

EKO OKTA ARDHITA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Hutan Lindung Gunung
Slamet RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH
Banyumas Timur
Nama
: Eko Okta Ardhita
NIM
: E34080036

Disetujui oleh

Ir Siswoyo, MSi
Pembimbing I


Prof Dr Ir Ervizal A.M. Zuhud, MS
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Sambas Basuni, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Hutan Lindung
Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas
Timur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni hingga September 2012 yang
berlokasi di Hutan Lindung Gunung Slamet, RPH Baturraden, BKPH Gunung
Slamet Barat, KPH Banyumas Timur.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Siswoyo M Si dan

Bapak Prof Dr Ir Ervizal A.M. Zuhud MS yang telah membimbing selama penulis
melakukan penelitian dan penulisan skripsi. Kepada pihak KPH Banyumas Timur
atas pemberian ijin untuk menggunakan lokasi penelitian. Kepada Bapak Rusdiy,
salah satu mandor di RPH Baturraden yang telah mendampingi penulis selama
pengambilan data di lapangan. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada
Bapak, Ibu, dan Adik-adik tercinta, serta seluruh keluarga dan teman-teman atas
segala bantuan, doa, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2013
Eko Okta Ardhita

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

vii
vii
viii


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

1
1
1
2

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Alat dan Objek Penelitian
Jenis Data yang Dikumpulkan
Metode Penelitian dan Analisis Data

2
2
2
2

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi
Komposisi Jenis
Klasifikasi Kelompok Kegunaan Tumbuhan

8
8
8
14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

28
28
28


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

29
31
60

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

12
13
14
15
16
17
18
19

Tahapan kegiatan dan aspek kajian data penelitian
Jumlah jalur pada setiap jenis tegakan
Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan
Indeks nilai penting tertinggi di setiap tingkat pertumbuhan dan jenis
tegakan
Indeks nilai penting terendah di setiap tingkat pertumbuhan dan jenis
tegakan
Klasifikasi nilai Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Habitus
Rekapitulasi kelompok kegunaan tumbuhan
Potensi tumbuhan pangan di HL Gunung Slamet

Potensi tumbuhan obat di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil aromatik di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil warna di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan hias di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil pakan ternak di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan di HL
Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil kayu bakar di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil minuman di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan penghasil bahan bangunan di HL Gunung Slamet
Potensi tumbuhan dengan kegunaan lainnya di HL Gunung Slamet

4
4
7
9
10
11
13
15
16
17
20
20
21
22
23
25
25
25
27

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Peta lokasi penelitian
Desain metode jalur berpetak
Jumlah spesies tumbuhan pada berbagai jenis tegakan
Indeks keanekaragaman spesies tumbuhan
Indeks kekayaan spesies tumbuhan
Indeks kemerataan spesies tumbuhan
Keanekaragaman tumbuhan berdasarkan famili
Begonia merah (Begonia tuberosa)
Harendong bulu (Clidemia hirta)
Cabe Jawa (Piper retrofractum)
Pacar banyu (Impatiens balsamina)
Anggrek Tinta mas (Macodes petola)
Rotan paris (Calamus ciliaris)
Kempeni (Medinila speciosa)
Pandan duri (Pandanus tectorius)
Rotan warak (Plectocomia elongata)

3
5
8
11
12
13
14
18
18
20
20
22
22
23
24
24

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Spesies tumbuhan berguna di HL Gunung Slamet
INP tumbuhan bawah di tegakan hutan alam HL Gunung Slamet
INP tingkat semai di tegakan hutan alam HL Gunung Slamet
INP tingkat pancang di tegakan hutan alam HL Gunung Slamet
INP tingkat tiang di tegakan hutan alam HL Gunung Slamet
INP tingkat pohon di tegakan hutan alam HL Gunung Slamet
INP tumbuhan bawah di tegakan rimba campur HL Gunung Slamet
INP tingkat semai di tegakan rimba campur HL Gunung Slamet
INP tingkat pancang di tegakan rimba campur HL Gunung Slamet
INP tingkat tiang di tegakan rimba campur HL Gunung Slamet
INP tingkat pohon di tegakan rimba campur HL Gunung Slamet
INP tumbuhan bawah di tegakan hutan tanaman HL Gunung Slamet
INP tingkat semai di tegakan hutan tanaman HL Gunung Slamet

31
41
43
44
46
48
50
52
53
55
56
57
59

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan
khatulistiwa. Indonesia dikenal sebagai negara mega-biodiversitas karena
keanekaragaman hayatinya yang sangat tinggi, terutama tumbuhan.
Keanekaragaman hayati tersebut menjadi kekayaan alam Indonesia yang
terhimpun dalam berbagai tipe ekosistem yang tersedia.
Tumbuhan memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan manusia.
Pemanfaatan secara langsung atau tidak langsung terus dilakukan dari dahulu
hingga saat ini. Ekosistem hutan tropis di Indonesia menyediakan berbagai jenis
tumbuhan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia mulai dari pemenuhan pangan,
obat, bahan pewarna, hingga pemanfaatan kayu sebagai bahan bangunan.
Gunung Slamet merupakan salah satu gugusan gunung-gunung yang
terdapat di Jawa Tengah. Kawasan hutan di gunung ini berfungsi sebagai kawasan
hutan lindung, yang tergolong dalam tipe hutan hujan tropis. Hutan lindung
tersebut dikenal dengan nama Hutan Lindung Gunung Slamet. Menurut Undangundang No. 41 tahun 1999, Hutan Lindung merupakan kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan
untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi
air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Peraturan tersebut juga mengatur
bagaimana melakukan pemanfaatan terhadap kawasan hutan lindung. terdapat tiga
jenis pemanfaatan yang diperbolehkan dilakukan di kawasan hutan lindung, yaitu
berupa pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan
hasil hutan bukan kayu. Hal tersebut dapat menjamin kegiatan pemanfaatan oleh
masyarakat sekitar kawasan hutan lindung tetap dapat dilakukan, namun
kelestarian fungsi hutan lindung tetap terjaga.
Fungsi Hutan Lindung Gunung Slamet yang sangat penting tersebut
menjadikan diperlukannya pengelolaan yang baik. Namun, penelitian dan
informasi mengenai potensi di dalamnya masih sangat terbatas sebagai dasar
pengelolaan kawasan tersebut. Oleh karena itu, salah satu kajian yang diperlukan
yaitu terhadap keanekaragaman tumbuhan berguna yang ada di kawasan tersebut..
Publikasi dan informasi mengenai hal tersebut sangat diperlukan guna mendasari
upaya pelestarian dan pemanfaatan tumbuhan berguna. Pada akhirnya fungsi
Hutan Lindung akan tetap terjaga sebagai sistem penyangga kehidupan manusia
yang ada di sekitarnya.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi keanekaragaman
tumbuhan berguna di Hutan Lindung Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH
Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur.

2
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang data
tumbuhan berguna di kawasan Hutan Lindung Gunung Slamet untuk menjadi data
dasar, informasi, dan masukan bagi pihak pengelola Hutan Lindung dalam
menyusun kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan sumberdaya alam hayati terutama tumbuhan.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga September 2012 di kawasan
Hutan Lindung Gunung Slamet RPH Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat,
KPH Banyumas Timur. Peta lokasi penelitian tersaji pada Gambar 1.
Alat dan Objek Penelitian
Alat yang digunakan antara lain alat analisis vegetasi meliputi kompas, pita
ukur, tambang plastik, meteran jahit, tali rafia, parang, kamera digital, tally sheet,
alat tulis. Alat alat pembuatan herbarium meliputi gunting, sasak bambu, alkohol
70%, kantong plastik bening, kertas koran, kertas karton, serta kertas label
gantung. Alat-alat identifikasi dan analisis data meliputi buku identifikasi
tumbuhan dan perangkat komputer.
Objek penelitian adalah kawasan HL Gunung Slamet yang termasuk dalam
pengelolaan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah RPH Baturraden, BKPH
Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur. Kawasan hutan lindung yang
diteliti terbagi menjadi tiga jenis tegakan, yaitu tegakan hutan alam, tegakan rimba
campur (RBC), dan tegakan hutan tanaman. Pembagian tersebut berdasarkan pada
pembagian jenis tegakan menurut Perhutani yang membagi wilayah kerja menjadi
beberapa jenis yaitu petak hutan tanaman, petak hutan alam, dan petak rimba
campur.
Jenis Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu: spesies tumbuhan,
jumlah individu, diameter setinggi dada, habitus, kegunaan, serta bagian yang
digunakan. Selain itu juga dikumpulkan informasi yang berkaitan dengan kondisi
umum Hutan Lindung Gunung Slamet dan kondisi masyarakat sekitarnya yang
dapat mendukung penelitian.

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

3

4
Metode Penelitian dan Analisis data
Tahapan kegiatan penelitian terbagi menjadi beberapa tahap yaitu survey
lapangan mengenai kondisi umum Hutan Lindung Gunung Slamet Baturraden
dengan studi literatur ataupun tinjauan langsung. Kemudian kajian potensi
tumbuhan berguna dengan analisis vegetasi dan pembuatan herbarium. Tahap
identifikasi tumbuhan berguna, dan tahap pengolahan serta analisis data yang
didapatkan. Keterangan lebih rinci dari setiap tahapan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tahapan kegiatan dan aspek kajian data penelitian
Tahapan
kegiatan
Kajian potensi
tumbuhan
berguna

No.
1.

Aspek yang dikaji

Sumber data

Metode

Jenis-jenis
tumbuhan berguna

Kawasan HL
Gunung
Slamet

1. Analisis vegetasi
2. Pengambilan
sample herbarium

2.

Identifikasi
jenis-jenis
tumbuhan

Jenis-jenis
tumbuhan hasil
analisis vegetasi

Herbarium
tumbuhan

Identifikasi jenis di
LIPI dan studi literatur

3.

Identifikasi
kegunaan
tumbuhan

Jenis-jenis
tumbuhan yang
telah teridentifikasi

Hasil
identifikasi
herbarium

Studi literatur

4.

Pengolahan dan
analisis data

INP, Indeks
Keanekaragaman,
indeks kekayaan,
indeks kemerataan

Analisis
vegetasi

1.Secara manual dan
komputansi
2.Analisis deskriptif,
kualitatif, dan
kuantitatif

Analisis vegetasi
Analisis vegetasi merupakan cara mempelajari susunan (komponen jenis)
dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan (Soerianegara
dan Indrawan 2002). Pada penelitian ini analisis vegetasi dilakukan untuk
memperoleh data potensi tumbuhan berguna di kawasan HL Gunung Slamet.
Metode analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kombinasi atau metode
petak ganda, yaitu kombinasi dari metode jalur dan metode garis berpetak
(Indriyanto 2008). Pembuatan jalur dilakukan mewakili setiap jenis ekosistem
atau jenis tegakan yang ada di kawasan hutan lindung tersebut. keterangan lebih
rinci mengenai penentuan jumlah plot dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah jalur pada setiap jenis tegakan
No.
1
2
3

Jenis Tegakan
Hutan Alam
Rimba Campur (RBC)
Hutan Tanaman

Jumlah jalur

Jumlah plot

7
3
3

70
30
30

5
Soerianegara dan Indrawan (2002) menyebutkan bahwa suatu vegetasi
memiliki variasi tingkat pertumbuhan, yaitu semai memiliki tinggi < 1,5 m dan
diameter < 3 cm; Pancang memiliki diameter < 10 cm dan tinggi 1,5 m; Tiang
memiliki diameter antara 10 cm hingga 20 cm; Pohon memiliki diameter > 20 cm.
A

Arah rintis
D
C
B

Gambar 2 Desain metode jalur berpetak
Plot berukuran 2 m x 2 m (D) digunakan untuk mendata tumbuhan bawah
dan tingkat semai. Plot ukuran 5 m x 5 m (C) digunakan untuk mendata tingkat
pancang. Plot ukuran 10 m x 10 m (B) digunakan untuk mendata tingkat tiang dan
plot berukuran 20 m x 20 m (A) digunakan untuk mendata tingkat pohon, liana,
dan epifit (Gambar 2). Data yang dihimpun mencakup tingkat tumbuhan bawah,
semai, pancang, liana, dan epifit yaitu nama spesies dan jumlah individu. Tingkat
tiang dan pohon, meliputi nama spesies, jumlah individu, dan diameter batang
setinggi dada atau 1,3 m. Pada hutan alam dan rimba campur dilakukan
pengukuran disetiap tingkat pertumbuhan. Sedangkan pada tegakan hutan
tanaman hanya dilakukan pengukuran pada tingkat tumbuhan bawah dan semai
saja.
Pembuatan herbarium
Herbarium merupakan koleksi spesimen tumbuhan yang terdiri dari bagianbagian tumbuhan (ranting lengkap dengan daun, serta bunga dan buah jika ada).
Pembuatan herbarium dilakukan untuk menunjang kegiatan identifikasi spesies
tumbuhan. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pembuatan herbarium adalah
sebagai berikut:
a. Mengambil contoh herbarium, yaitu ranting lengkap dengan daun, serta bunga
dan buah jika ada.
b. Memotong bahan herbarium dengan panjang sekitar 40 cm.
c. Memasukkan bahan herbarium ke dalam kertas koran dilengkapi dengan kertas
label gantung berukuran 3 cm x 5 cm yang memuat keterangan: nomor spesies,
nama lokal, lokasi pengumpulan, dan nama kolektor.
d. Bahan herbarium dimasukkan ke dalam kantong plastik bening dan direndam
dengan alkohol 70 % kemudian ditutup rapat.
e. Herbarium disusun dalam sasak bambu dan dikeringkan dalam oven dengan
suhu 70o C selama 5 hari.
f. Herbarium diidentifikasi di Herbarium Bogoriense Balitbang Botani, Puslitbang
Biologi-LIPI Bogor, dan Laboratorium Konservasi Tumbuhan Obat,
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan IPB

6
Identifikasi kegunaan spesies tumbuhan
Identifikasi kegunaan spesies tumbuhan dilakukan dengan mengacu pada
literatur yaitu Heyne (1987), Zuhud et al. (1994), dan buku Plant Resources of
South East Asian (PROSEA), serta literatur lain yang terkait. Hasil identifikasi
yaitu meliputi nama ilmiah, famili, habitus, kegunaan dan bagian yang digunakan.
Analisis data
Indeks Nilai Penting
Kerapatan suatu spesies (K)
�=

Kerapatan relatif suatu spesies (KR)
� 100%
� =

Frekuensi suatu spesies (F)
�=

Frekuensi relatif suatu spesies (FR)
� =

� 100%

Dominansi suatu spesies (D) (untuk pohon, tiang, dan pancang)
�=
Dominansi relatif suatu spesies (DR)
� =
� 100%

Indeks Nilai Penting (INP)
INP = KR + FR + DR
Untuk semai, pancang, liana, dan epifit:
INP = KR + FR

Indeks Keanekaragaman Spesies
Indeks keanekaragaman jenis dihitung dengan menggunakan ShannonWiener Index (Margalef 1968 dalam Odum 1994) :
H’ = − =1 � ln � ; dimana Pi =

Keterangan :
H’ = Indeks Keanekaragaman Spesies
ni = INP spesies
S = jumlah spesies
N = INP seluruh spesies
Indeks kekayaan Spesies
Indeks kekayaan spesies ini merupakan nilai yang menunjukkan
keanekaragaman suatu ekosistem (Margalef 1958 dalam Odum 1994).
−1
DMg=
ln �
Keterangan :
DMg = Indeks Kekayaan Spesies
N = jumlah seluruh individu
S = jumlah spesies yang ditemukan
Indeks kemerataan
�′
E=
(Pielou 1966 dalam Odum 1994)
ln
Keterangan: E1 = Indeks Kemerataan
H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener

S = jumlah spesies

7
Klasifikasi kelompok kegunaan
Data hasil identifikasi spesies dan kegunaan tumbuhan selanjutnya
dikelompokkan berdasarkan kegunaannya, sesuai dengan pengelompokan pada
Tabel 3.
Tabel 3 Klasifikasi kelompok kegunaan tumbuhan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Kelompok Kegunaan
Tumbuhan penghasil pangan
Tumbuhan obat
Tumbuhan aromatik
Tumbuhan penghasil bahan warna
Tumbuhan penghasil pestisida nabati
Tumbuhan hias
Tumbuhan penghasil pakan ternak
Tumbuhan untuk keperluan ritual adat dan keagamaan
Tumbuhan penghasil bahan tali, anyaman, dan kerajinan
Tumbuhan penghasil kayu bakar
Tumbuhan penghasil minuman
Tumbuhan penghasil bahan bangunan
Tumbuhan dengan kegunaan lainnya

Sumber : Siswoyo et al.(2004)
Persen habitus
Persen habitus diperoleh melalui perhitungan persentase habitus dari semua
spesies yang ditemukan dalam kegiatan analisis vegetasi maupun dari spesies
pada tiap-tiap kelompok kegunaan. Perhitungan persen habitus adalah sebagai
berikut:


�100%

=

Persentase potensi tumbuhan berguna
Persentase potensi tumbuhan berguna dihitung berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil analisis vegetasi dan identifikasi spesies dan kegunaan
tumbuhan di kawasan HL Gunung Slamet. Berikut perhitungan persentase potensi
tumbuhan berguna:


=

� 100%

8

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi
Gunung Slamet merupakan gunung api tertinggi di Jawa Tengah dan
tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru. Hutan lindung Gunung Slamet
berada di sekitar Gunung Slamet. Secara geografis terletak pada 7o14’ LS dan
109o12’ BT. Secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Purbalingga, Propinsi Jawa Tengah. Batas kawasan Hutan Lindung
Gunung Slamet sebelah barat adalah Kabupaten Brebes, timur Kabupaten
Purbalingga, utara Kabupaten Tegal, dan sebelah selatan adalah Kota Purwokerto,
Kabupaten Banyumas. Kawasan hutan ini tergolong dalam tipe hutan hujan tropis
dengan topografi berbukit-bukit yang sangat terjal (Kalima 2008).
Kawasan HL Gunung Slamet di Kabupaten Banyumas terletak di wilayah
kecamatan Baturraden, Cilongok, Karanglewas, dan Pekuncen. Dilihat dari
tingkat pendidikannya, kondisi pendidikan sekolah dasar (SD) di kecamatan yang
berada di sekitar HL Gunung Slamet secara umum sudah cukup baik. Pada
umumnya kecamatan yang berada di sekitar kawasan HL Gunung Slamet
memiliki lebih dari satu mata pencaharian. Jenis mata pencaharian tersebut
meliputi : petani, buruh tani, nelayan, pengusaha, buruh bangunan, buruh industri,
pedagang, angkutan, PNS/TNI dan pensiunan.
Komposisi Spesies
Bedasarkan hasil analisis vegetasi yang telah dilakukan pada ketiga jenis
tegakan di HL Gunung Slamet Baturraden dapat diidentifikasi sebanyak 130
spesies tumbuhan. Spesies-spesies tersebut termasuk dalam 63 famili yang
tersebar mulai dari tingkat tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang, hingga pohon.
Jumlah spesies dari setiap tegakan yang ditemukan dapat dilihat pada Gambar 3.
120
100

98

Jumlah spesies

84
80
54

60

Hutan alam
Rimba campur

40

Hutan tanaman
20
0

Jenis tegakan
Gambar 3 Jumlah Spesies Tumbuhan pada Berbagai Jenis Tegakan

9
Terdapat perbedaan komposisi vegetasi yang menyusun setiap jenis tegakan
seperti yang terlihat pada Gambar 3. Pada Hutan Alam ditemukan 98 spesies
tumbuhan yang termasuk dalam 51 famili. Pada tegakan Rimba Campur
ditemukan 84 spesies tumbuhan dari 52 famili, dan pada Hutan Tanaman
ditemukan 54 spesies tumbuhan yang temasuk dalam 38 famili. Perbedaan
tersebut terjadi karena kondisi lingkungan di masing-masing jenis tegakan yang
memiliki karakteristik ekosistem tersendiri. Indriyanto (2008) menyatakan bahwa
hutan alam memiliki kecenderungan keanekaragaman spesies yang tinggi.
Dominasi
Parameter kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
dominasi suatu spesies dalam suatu komunitas antara lain adalah indeks nilai
penting (importance value index). Spesies-spesies tumbuhan yang memiliki nilai
INP tinggi akan mendominasi spesies lainnya. Besarnya nilai INP juga
menunjukkan besarnya peranan suatu spesies mempengaruhi spesies lainnya dan
juga kondisi lingkungannya. Spesies yang dominan akan lebih mempengaruhi
kehidupan spesies lainnya dalam suatu komunitas tumbuhan. Tabel 4 merupakan
daftar INP tertinggi di setiap tingkat pertumbuhan dan jenis tegakan.
Tabel 4 Indeks nilai penting tertinggi di setiap tingkat pertumbuhan dan jenis
tegakan
Tipe tegakan
Hutan Alam

Tingkat
pertumbuhan
Tumbuhan bawah
Semai
Pancang
Tiang
Pohon

Rimba
Campur

Tumbuhan bawah
Semai
Pancang
Tiang
Pohon

Hutan
Tanaman

Tumbuhan bawah
Semai

Nama lokal

Nama ilmiah

INP (%)

Begonia
Sumpel wuwu
Kasapan
Wuru Terong
Wuru Terong
Tembagan
Wuru Janggel
Tembagan
Wuru Janggel
Sarangan

Begonia muricata
Seriocalyx crispus
Ficus quercifolia
Acronychia sp
Acronychia sp
Decospermum fruticosum
Litsea sp.
Decospermum fruticosum
Litsea sp.
Castanopsis argentea

41,18
32,12
48,88
31,60
27,75
18,96
28,49
27,61
46,83
26,18

Harendong bulu
Begonia
Kaliandra
Wuru terong
Tembagan
Wuru terong
Wuru terong
Wuru salam
Sarangan
Wuru salam

Clidemia hirta
Begonia muricata
Calliandra calothrysus
Acronychia sp
Decospermum fruticosum
Acronychia sp
Acronychia sp
Syzygium polyanthum
Castanopsis argentea
Syzygium polyanthum

37,27
22,57
47,62
39,04
22,07
20,95
32,59
29,06
59,7
36,93

Pedutan
Harendong Bulu
Kopi-kopian
Damar

Paspalum conjugatum
Clidemia hirta
Plectronia dydina
Agathis dammara

36,73
24,76
38,59
30,89

Berdasarkan informasi yang tertulis pada Tabel 4, terdapat beberapa spesies
yang memiliki dominasi yang cukup besar terhadap spesies lainnya yang
ditunjukkan dengan nilai INP yang tinggi. Spesies-spesies tersebut antara lain

10
kasapan (F.
quercifolia), wuru janggel (Litsea sp.), dan kaliandra (C.
calothrysus) dengan masing-masing nilai INP yang mendekati 50%, serta
sarangan (C. argentea) yang memiliki nilai INP lebih dari 50%.
Sebaliknya, semakin kecil INP suatu spesies maka dominasi dalam suatu
komunitas akan semakin kecil juga. INP yang kecil juga dapat menunjukkan
bahwa suatu spesies dapat dikatakan langka atau jarang ditemui lagi di lingkungan
atau ekosistem tersebut. Hal tersebut dapat digunakan sebagai penentuan status
perlindungan suatu spesies. Beberapa spesies yang memiliki nilai INP terkecil di
setiap tingkat pertumbuhan dan jenis tegakan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Indeks nilai penting terendah di setiap tingkat pertumbuhan dan jenis
tegakan
No.
1.

Tipe
tegakan
Hutan
Alam

Tingkat pertumbuhan

Nama lokal

Nama ilmiah

Tumbuhan bawah

Paku 5

Athyrium dilalatum

0,47

Tinta Emas
Aglalia
Wuru Dedek
Kembang
Temendilan
Wuru
Bangkong
Kopi-Kopian
Krembi
Kemliki
Anggring
Markisa hutan

Macodes petola
Aglalia elliptica
Aporosa arborescens
Michelia velutina
Litsea umbellata
Millettia pinnata

0,47
1,74
1,74
1,74
0,53
0,53

Plectronia dydina
Homalanthus populneus
Phillanthus boxifolius
Trema cannabina
Passiflora lauriflora

1,61
1,70
0,58
0,63
0,67

Paku sambar
Pare-parean
Lenca
Srengganen

Platycerium coronarium
Mikania cordata
Solanum nigrum
Melastoma
malabathricum
Peronema canescens
Semecarpus heterophylla
Antidesma ghaesembilla
Symplocos fasciculata
Litsea sp.
Ficus ribes
Neesia altissima
Elaeocarpus sphaericus
Ageratum conyzoides

0,67
0,67
0,67
0,67

Rubus moluccanus
Decospermum
fruticosum
Magnolia candollii

0,53
5,46

Semai

Pancang

Tiang
Pohon
2.

Rimba
Campur

Tumbuhan Bawah

Semai

Tumbuhan Bawah

Sungkai
Rengas
Ande-ande
Jirek
Wuru janggel
Kayu kopeng
Bengang
Jenitri
Bandotan

Semai

Brete
Tembagan

Pancang
Tiang
Pohon
3.

Hutan
Tanaman

Baros

INP (%)

2,36
2,36
1,59
1,59
3,74
3,93
2,21
2,21
0,53

5,46

Spesies-spesies tersebut merupakan spesies dengan nilai INP terkecil di
masing-masing tingkat pertumbuhan dan setiap jenis tegakan. Satu dari
keseluruhan spesies yang terdapat pada tabel merupakan tumbuhan yang
dilindungi, yaitu anggrek Tinta mas (M. petola). Hal tersebut sesuai dengan
kondisi INP yang terkecil di dalam komunitas tumbuhan bawah pada hutan alam.

11
Keanekaragaman spesies tumbuhan (H’)
Nilai Keanekaragaman spesies tumbuhan (H’) menunjukkan karakter suatu
spesies dalam ekosistem. Nilai indeks biasanya berkisar antara 1,5 hingga 3,5,
jarang indeks ini mencapai nilai lebih dari 3,5. Pada distribusi spesies normal, dan
diperlukan 105 spesies untuk mencapai nilai indeks lebih dari 5 (Magurran 1988).
Nilai H’ dikategorikan sebagai berikut. Keterangan mengenai klasifikasi indeks
keanekaragaman tersaji pada Tabel 6 dan hasil dari perhitungan di setiap tegakan
dapat dilihat pada Gambar 4.
Tabel 6 Klasifikasi nilai Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
Nilai H’
>3
1 s.d. 3