Kajian Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Sumberdaya Hutan di Hutan Lindung Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur.

KAJIAN INTERAKSI MASYARAKAT SEKITAR DENGAN
SUMBERDAYA HUTAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG
SLAMET BARAT KPH BANYUMAS TIMUR

NURUL HIKMAH SETIO NINGRUM

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHA HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Interaksi
Masyarakat Sekitar dengan Sumberdaya Hutan di Hutan Lindung Gunung Slamet
Barat KPH Banyumas Timur adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukkan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014
Nurul Hikmah Setio Ningrum
NIM E34100042

ABSTRAK
NURUL HIKMAH SETIO NINGRUM. Kajian Interaksi Masyarakat Sekitar
dengan Sumberdaya Hutan di Hutan Lindung Gunung Slamet Barat KPH
Banyumas Timur. Dibimbing oleh SISWOYO dan AGUS HIKMAT.
Masyarakat di sekitar kawasan Hutan Lindung (HL) Gunung Slamet Barat
diketahui melakukan interaksi dengan sumberdaya hutan yang ada di wilayah
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis sumberdaya hutan
yang dimanfaatkan oleh masyarakat di desa-desa sekitar dan tingkat
ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan yang terdapat di kawasan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik responden masyarakat yang
memanfaatkan sumberdaya hutan di 4 desa didominasi oleh umur 40-49 tahun
(41,0%), berjenis kelamin laki-laki (76,7%), berlatar belakang pendidikan tingkat
Sekolah Dasar (76,4%), dan bermata pencaharian sebagai petani (54,1%). Potensi
sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu berupa tumbuhan

yang dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu bahan pangan sebanyak 19 jenis,
bahan bangunan dan bahan bakar sebanyak 24 jenis, tumbuhan obat sebanyak 18
jenis serta pakan ternak sebanyak 11 jenis. Tingkat ketergantungan masyarakat
terhadap sumberdaya hutan lebih banyak berada pada kawasan HL Gunung
Slamet Barat dibandingan dengan areal hutan milik masyarakat.
Kata kunci: interaksi masyarakat, sumberdaya hutan, tingkat ketergantungan

ABSTRACT
NURUL HIKMAH SETIO NINGRUM. Study of Around Community Interaction
with Forest Resources in Protection Forest of West Slamet Mountain East
Banyumas. Supervised by SISWOYO and AGUS HIKMAT.
Community in around of Protection Forest area in West Slamet Mountain
was knew to interact with the existing forest resources in this region. This
research conducted to determine the kinds of forest resources utilization and
dependence on forest resource by community in the villages. Results of research
showed that the characteristics of the community who utilized the forest resources
in four villages dominated by the age of 40-49 years old (41,0%), male (76,7%),
educational background in elementary school (76,4%), and work as farmers
(54,1%). The potential of forest resources which are utilized by the community in
the form of plants can be divided into 4 groups: 19 kinds of foodstuffs, 24 kinds

of building materials and fuel, 18 kinds of medicinal plants and 11 kinds of
animals feed. The level of community dependence on forest resources are more in
Protection Forest of West Slamet Mountain compared with community-owned
forest areas.
Keywords: community interaction, dependence level, forest resources

KAJIAN INTERAKSI MASYARAKAT SEKITAR DENGAN
SUMBERDAYA HUTAN DI HUTAN LINDUNG GUNUNG
SLAMET BARAT KPH BANYUMAS TIMUR

NURUL HIKMAH SETIO NINGRUM

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Kajian Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Sumberdaya
Hutan di Hutan Lindung Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur pada bulan
Mei hingga Juni 2014 yang berlokasi di Hutan Lindung Gunung Slamet, RPH
Baturraden, BKPH Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Siswoyo, MSi dan
Bapak Dr Ir Agus Hikmat, MScFTrop yang telah membimbing selama penulis
melakukan penelitian dan penulisan skripsi. Kepada pihak KPH Banyumas Timur
dan Ketua LMDH Desa Ketenger, Karangsalam, Melung dan Windujaya yang
telah memberikan ijin untuk menggunakan lokasi penelitian. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu, dan Kakak-kakak tercinta, serta
seluruh keluarga dan teman-teman atas segala bantuan, doa, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2014


Nurul Hikmah Setio Ningrum

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Lokasi dan Waktu Penelitian

2


Alat dan Bahan

3

Pengumpulan Data

3

Analisis Data

5

HASIL DAN PEMBAHASAN

6

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

6


Karakteristik Responden

6

Potensi Sumberdaya Hutan

11

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat

19

Tingkat Ketergantungan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat

24

terhadap Hutan Lindung Gunung Slamet Barat
SIMPULAN DAN SARAN

29


Simpulan

29

Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

29

LAMPIRAN

31

DAFTAR TABEL
1 Jumlah responden di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat


3

2 Jenis data yang dikumpulkan

4

3 Pengelompokan kebutuhan dasar masyarakat

5

4 Jumlah responden berdasarkan umur

7

5 Jenis kelamin responden

7

6 Jumlah anggota keluarga


8

7 Tingkat pendidikan responden

9

8 Jenis mata pencaharian responden

10

9 Kepemilikan lahan

11

10 Jenis-jenis tumbuhan penghasil pangan

12

11 Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan

14

dan kayu bakar
12 Jenis-jenis tumbuhan obat

16

13 Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak

19

14 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Karangsalam

20

15 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Ketenger

21

16 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Melung

22

17 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Windujaya

23

18 Tingkat ketergantungan masyarakat Desa Karangsalam terhadap

25

sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung Slamet
Barat
19 Tingkat ketergantungan masyarakat Desa Ketenger terhadap

26

sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung Slamet
Barat
20 Tingkat ketergantungan masyarakat Desa Melung terhadap

27

sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung Slamet
Barat
21 Tingkat ketergantungan masyarakat Desa Windujaya terhadap
sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung Slamet
Barat

28

DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian

2

2 Pakis (Dizplazium esculentum)

13

3 Kempeni (Medinila speciosa)

13

4 Tumbuhan yang dimanfaatkan untuk kayu bakar

15

5 Tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan bangunan

15

6 Babadotan (Ageratum conyzoides)

16

7 Bengle (Zingiber purpureum)

16

8 Rumput teki (Cyperus brevifolius)

18

9 Rumput mutan (Paspalum conjugatum)

18

DAFTAR LAMPIRAN
1 Presentase tingkat ketergantungan masyarakat Desa Karangsalam

31

terhadap sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung
Slamet Barat
2 Presentase tingkat ketergantungan masyarakat Desa Ketenger

32

terhadap sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung
Slamet Barat
3 Presentase tingkat ketergantungan masyarakat Desa Melung

33

terhadap sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung
Slamet Barat
4 Presentase tingkat ketergantungan masyarakat Desa Windujaya
terhadap sumberdaya yang berasal dari areal di sekitar HL Gunung
Slamet Barat

34

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kawasan Hutan Lindung Gunung Slamet Barat seluas 20 208. 50 ha
termasuk ke dalam wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan
Banyumas Timur. Secara administratif HL Gunung Slamet terletak di wilayah
Kecamatan Baturraden dan Kedung Banteng, Kabupaten Banyumas. Jumlah total
desa yang letaknya sangat dekat dengan kawasan tersebut sebanyak empat desa,
yaitu Desa Karangsalam Ketenger, Melung dan Windujaya.
Masyarakat di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat KPH Banyumas
Timur kemungkinan besar melakukan interaksi dengan kawasan untuk memenuhi
kebutuhan hidup baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Girsang
(2006) mengemukakan bahwa keterkaitan/interaksi masyarakat dengan hutan
telah berlangsung cukup lama karena keberadaan hutan telah memberikan banyak
manfaat bagi kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat sekitar hutan, keberadaan
hutan sangat berarti untuk keberlangsungan hidupnya, mereka bergantung pada
sumberdaya yang ada di hutan, baik berupa hasil hutan kayu maupun non-kayu
yang akan memberikan nilai tambah bagi kehidupannya.
Sumberdaya hutan merupakan hasil alam yang diambil dari kawasan hutan
berupa hasil hutan kayu maupun non-kayu serta mencakup benda-benda nabati
atau hewani yang ada di dalam hutan. Hasil alam ini dapat berasal dari lingkungan
alam, tetapi bisa juga berasal dari lingkungan yang dibudidayakan manusia
(Arrived 2012). Baharudin (2006) mengemukakan bahwa pemanfaatan
sumberdaya hutan umumnya untuk kebutuhan atau kepentingan sendiri dan
bangunan umum di desa serta untuk bahan kerajinan masyarakat. Masyarakat
memandang hutan sebagai lahan usaha dan penyedia berbagai keperluan seharihari. Masyarakat di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat KPH Banyumas
Timur kemungkinan memanfaatkan sumberdaya hutan namun data dan informasi
tentang jenis-jenis sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat belum
tersedia.
Adanya interaksi dalam bentuk pemanfaatan sumberdaya hutan oleh
masyarakat sekitar dengan kawasan HL memungkinkan timbulnya gangguan dan
ancaman terhadap kelestarian sumberdaya hutan yang ada. Oleh karena itu
pengelolaan dan pemantauan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan perlu
dilakukan untuk menjaga kelestarian potensi sumberdaya hutan yang ada serta
menjadikannya sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar hutan. Selain
itu tingkat ketergantungan masyarakat terhadap kawasan juga belum dapat
diketahui secara pasti.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya kegiatan penelitian
yang mengkaji informasi mengenai berbagai jenis sumberdaya hutan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat serta tingkat ketergantungan masyarakat terhadap
sumberdaya hutan di kawasan HL Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur.

2

Tujuan Penelitian

1.
2.
3.

Penelitian ini bertujuan untuk:
Mengidentifikasi karakteristik masyarakat di desa-desa sekitar kawasan HL
Gunung Slamet Barat.
Mengidentifikasi jenis-jenis sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat di desa-desa sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat.
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya
hutan yang terdapat di kawasan HL Gunung Slamet Barat.

Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat diperoleh data dan informasi yang
dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak pengelola HL Gunung Slamet Barat
khususnya dan KPH Banyumas Timur pada umumnya dalam menyusun kebijakan
terkait dengan pelestarian pemanfaatan sumberdaya hutan di kawasan tersebut
yang dilakukan oleh masyarakat.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Kajian Interaksi Masyarakat dengan Sumberdaya Hutan di HL
Gunung Slamet Barat, KPH Banyumas Timur dilakukan di kawasan HL Gunung
Slamet Barat dan desa-desa di sekitarnya, meliputi: Desa Karangsalam, Ketenger,
Melung, dan Windujaya (Gambar 1). Waktu penelitian selama 8 (delapan) bulan,
mulai bulan September 2013 sampai Mei 2014.

Gambar 1 Lokasi Penelitian

3

Alat dan Bahan
Alat-alat yang dipergunakan dalam penelitian ini, antara lain: kamera, alat
perekam suara, alat tulis-menulis, serta laptop. Bahan yang digunakan dalam
penelitian, antara lain: laporan/dokumen yang terkait dengan kondisi umum lokasi
dan sumberdaya hutan di HL Gunung Slamet Barat, responden, dan kuesioner.
Pengumpulan Data
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi: orientasi lapangan,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.
Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan dengan tujuan untuk:
a.
Menginventarisasi desa-desa yang terdapat di sekitar kawasan HL Gunung
Slamet Barat KPH Banyumas Timur.
b.
Mengetahui sub-kelompok etnis/asal pada masing-masing desa yang
terdapat di sekitar hutan.
c.
Mengidentifikasi masyarakat pada masing- masing sub kelompok asal yang
memanfaatkan atau tidak memanfaatkan sumberdaya hutan di kawasan HL
Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur.
d.
Menentukan jumlah responden yang akan diwawancarai dalam suatu desa
atau etnis.
Jumlah total responden yang diwawancarai sebanyak 390 responden.
Responden yang ditentukan dan berada di sekitar hutan akan diambil sebanyak 30
orang setiap kelompok Rukun Tetangga (RT), pada masing-masing desa dipilih 3
kelompok Rukun Tetangga (RT) yang sesuai dengan keadaan lingkungannya.
Khusus untuk desa yang letaknya paling dekat dengan kawasan HL Gunung
Slamet Barat diambil keseluruhan. Jumlah responden di sekitar kawasan HL
Gunung Slamet Barat tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah responden di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat
No
Desa
RT
Jumlah responden (orang)
1
Karangsalam
01
30
02
30
03
30
2
Ketenger
01
30
02
30
03
30
04
30
3
Melung
01
30
02
30
03
30
4
Windujaya
01
30
02
30
03
30

4

Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data dan informasi yang dikumpulkan yaitu kondisi umum lokasi penelitian
dan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat sekitar HL Gunung Slamet
Barat KPH Banyumas Timur yang disajikan pada Tabel 2.

1

2

3

Tabel 2 Jenis data yang dikumpulkan
Aspek yang
Jenis data
Sumber data
dikaji
Kondisi umum
1) Sejarah, letak
KPH
lokasi penelitian
dan luas
Banyumas
kawasan
Timur,
BKSDA Jawa
2) Topografi dan
kelerengan
Tengah
3) Iklim dan
Hidrologi
4) Sosial,
ekonomi dan
budaya
masyarakat
sekitar
kawasan
Pemenuhan
1) Pangan
Lapang
kebutuhan dasar
2) Air
(masyarakat
masyarakat
3) Bahan-bahan
sekitar
kawasan HL
lain
Gunung
Slamet Barat)
Pemanfaatan hasil 1) Nama lokal
Lapang
sumberdaya hutan 2) Nama ilmiah
(masyarakat
(tumbuhan) oleh
3) Famili
sekitar
masyarakat
kawasan HL
4) Kegunaan
5) Bagian yang
Gunung
digunakan
Slamet Barat)

Metode
Studi literatur

Wawancara

Wawancara

Teknik Pengumpulan Data
Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dan informasi mengenai hasil
hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan HL Gunung Slamet
Barat KPH Banyumas Timur, meliputi Desa Karangsalam, Ketenger, Melung, dan
Windujaya. Penentuan responden dilakukan dengan teknik snowball sampling.
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa
lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang
sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak
(Sugiono 2008). Wawancara berhenti apabila data yang diperoleh jenuh atau tidak
ada lagi penambahan informasi.

5

Analisis Data
Identifikasi Sub-Kelompok dalam Suatu Desa
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi lapangan ke desa-desa
di sekitar kawasan hutan, kemudian dikelompokan lagi ke dalam beberapa
kelompok.
Pengelompokkan Kebutuhan Dasar Masyarakat
Data sumberdaya hutan yang telah diperoleh selanjutnya dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan kebutuhan dasar masyarakat sehari-hari,
untuk mendapatkan titik temu dalam pengambilan hasil data tentang pemanfaatan
sumberdaya hutan yang tercakup pada kebutuhan dasar tersebut. Pengelompokkan
kebutuhan dasar masyarakat desa di sekitar HL Gunung Slamet Barat KPH
Banyumas Timur seperti pada Tabel 3.

1

2

3
4
5
6
7.

Tabel 3 Pengelompokan kebutuhan dasar masyarakat
Kelompok
Sub Kelompok
Pangan
Karbohidrat (beras, jagung dan lain-lain)
Protein hewani (daging, ikan)
Buah-buahan dan sayuran
Bahan-bahan
Rumah
Mebel, peralatan rumah tangga, kayu bakar dan
lain-lain
Obat-obatan
Pakan hewan
Air minum dan
Air minum
kebutuhan lainnya
Pendapatan uang
Binatang buruan, kayu, non kayu, buah-buahan dan
tunai
lainnya
Lain-lainnya

Sumber: Konsorsium Revisi HCV Toolkit Indonesia (2008).

Tingkat ketergantungan komunitas suatu kelompok masyarakat terhadap
sumberdaya hutan dapat dilihat dari presentase kebutuhan tersebut yang dapat
dipenuhi oleh hutan. Berdasarkan sumberdaya hutannya, masing-masing
kelompok kebutuhan dasar masyarakat dikelompokan menjadi sub-kelompok,
yaitu dimulai dari wilayah hutan (kawasan lindung dan hutan produksi), budidaya,
pembelian, bantuan, dan lainnya. Selanjutnya pada masing-masing sub-kelompok
sumber kebutuhan dasar tersebut diberi skor. Berdasarkan Konsorsium Revisi
HCV Toolkit Indonesia (2008), perangkingan (tingkat skor) peran penting hutan
atau ekosistem alam lain didasarkan pada presentase berikut ini:
100%
: Jika keseluruhan kebutuhan dipenuhi oleh satu sumber, sumber
tersebut dianggap sangat penting; Skor = 4
50%-99% : Jika sebagian besar kebutuhan dipenuhi oleh satu sumber dan
jarang sekali oleh sumber lain, sumber tersebut dianggap cukup
penting; Skor = 3
25%-49% : Jika kebutuhan dipenuhi oleh beberapa sumber yang masingmasing dibawah 50%, sumber tersebut dianggap penting; Skor = 2

6

10%-24%
0%-9%

: Jika kebutuhan dipenuhi oleh banyak sekali sumber lain, sumber
tersebut dianggap kurang penting; Skor = 1
: Jika kebutuhan tidak lagi dipenuhi oleh hutan atau ekosistem alam
lain, sumber tersebut dianggap tidak penting; Skor = 0

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Lokasi Penelitian
Gunung Slamet merupakan gunung api tertinggi di Jawa Tengah dan
tertinggi kedua di Jawa setelah Gunung Semeru. Hutan lindung Gunung Slamet
Barat berada disekitar Gunung Slamet. Secara geografis terletak pada 7o 14’ LS
dan 109o 12’ BT. Secara administratif terletak di wilayah Kabupaten Banyumas
dan Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Batas kawasan HL Gunung
Slamet sebelah barat adalah Kabupaten Brebes, timur Kabupaten Purbalingga,
utara Kabupaten Tegal, dan sebelah selatan adalah Kota Purwokerto, Kabupaten
Banyumas. Kawasan HL ini tergolong dalam tipe hutan hujan tropis dengan
topografi berbukit-bukit yang sangat terjal. Jenis tanah di kawasan ini secara
umum tergolong jenis tanah regosol kelabu, litosol, dan litosol berpasir. Kawasan
HL Gunung Slamet Barat tergolong ke dalam hutan beriklim basah, dengan curah
hujan sekitar 5000 mm/tahun dan kelembaban udara sekitar 60-95%. Masyarakat
yang tinggal di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat sebagian besar hanya
berlatar belakang pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD). Masyarakat pada
umumnya memiliki lebih dari satu mata pencaharian. Jenis mata pencaharian
masyarakat meliputi: petani, buruh tani, pengusaha, buruh bangunan, pedagang,
angkutan, PNS/TNI dan pensiunan. Sebagian besar dari mereka memeluk agama
Islam. Suku yang mendominasi kelompok masyarakat ini adalah suku Jawa
(Kalima 2008 diacu dalam Ardhita 2013).
Karakterisktik Masyarakat
Masyarakat pedesaan di sekitar hutan adalah masyarakat yang mempunyai
tingkat pendidikan, kesejahteraan, inisiasi dan daya kreasi yang relatif rendah
(Sihombing 2011). Masyarakat di sekitar kawasan lindung adalah sekumpulan
individu, keluarga, dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal
tetap atau terus menerus pada satu areal yang berada di dalam atau berbatasan
dengan satu kawasan lindung yang telah berdiri atau telah diusulkan sebagai
kawasan lindung (Soedjarwo 2003). Karakteristik masyarakat yang melakukan
interaksi dengan kawasan HL Gunung Slamet Barat pada empat desa lokasi
penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi meliputi umur, jenis kelamin, jumlah
anggota keluarga, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan kepemilikan lahan.
Umur
Umur responden berkisar antara 30-79 tahun. Dengan kisaran umur tersebut,
dapat dikelompokan menjadi enam kelompok umur yaitu berumur 20-29, umur
30-39 tahun, umur 40-49 tahun, umur 50-59 tahun, umur 60-69 tahun, dan umur
70-79 tahun. Data disajikan dalam Tabel 4.

7

Berdasarkan kelompok umur pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa
persentase umur responden yang memanfaatakan sumberdaya hutan di kawasan
HL Gunung Slamet Barat didominansi oleh responden yang berumur 40-49 tahun
yaitu sebesar 41.0%. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat yang
memanfaatkan sumberdaya hutan dilakukan oleh kelompok umur produktif.
Tingginya jumlah masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya hutan yang
tergolong dalam kelompok umur produktif merupakan salah satu faktor
keterbatasan lapangan pekerjaan yang mampu memberikan tambahan pendapatan
bagi masyarakat sehingga alternatif lain dilakukan yaitu memanfaatkan
sumberdaya hutan.
Tabel 4 Jumlah responden berdasarkan umur
Jumlah responden tiap desa
Umur
(tahun)
20-29
30-39
40-49
50-59
60-69
70-79
Jumlah

Desa
Karangsalam

(ora%
ng)
0
0
21
23.3
37
41.1
21
23.3
10
11.1
1
1.2
90

100

Desa
Ketenger

(orang)
3
30
47
27
13
0
120

Desa
Melung

2.5
25
39.2
22.5
10.8
0


(orang)
0
8
34
36
12
0

100

90

%

Desa
Windujaya


total
(orang)

%
total

0
8.9
37.8
40
13.3
0


(ora
ng)
0
5
42
33
5
5

0
5.5
46.7
36.8
5.5
5.5

3
64
160
117
40
6

0.8
16.4
41.0
30.0
10.3
1.5

100

90

100

390

100

%

%

Jenis Kelamin
Masyarakat yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian yaitu
masyarakat di Desa Karangsalam, Ketenger, Melung dan Windujaya yang terdiri
dari laki-laki dan perempuan. Perbandingan jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin tersaji dalam Tabel 5.
Tabel 5 Jenis kelamin responden
Jumlah responden tiap desa
Jenis
Kelamin
Lakilaki
Perem
-puan
Jumlah

Desa
Karangsalam

(ora%
ng)

Desa
Ketenger

(orang)

Desa
Melung

%


(orang)

Desa
Windujaya

%


(orang)

%


total
(orang)

%
total

62

68.9

104

86.7

63

70.0

70

77.8

299

76.7

28

31.1

16

13.3

27

30.0

20

22.2

91

23.3

90

100

120

100

90

100

90

100

390

100

8

Berdasarkan Tabel 5, sebagian besar masyarakat yang mengambil hasil
hutan di kawasan HL Gunung Slamet Barat yaitu 76.7% berjenis kelamin lakilaki. Sedangkan untuk masyarakat perempuan sebanyak 23.3%. Hal ini terjadi
karena kecenderungan seorang laki-laki memiliki fisik lebih kuat dari pada
perempuan, sehingga kemampuan untuk mengambil lebih banyak sumberdaya
hutan lebih besar pula.
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah anggota keluarga berkisar antara 2-8 orang. Data selengkapnya
disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6 Jumlah anggota keluarga
Jumlah responden tiap desa
Jumlah
anggota
keluarga
(orang)
1-2
3-4
5-6
7-8
Jumlah

Desa
Karangsalam

(orang)

Desa
Ketenger

%


(orang)

5
59
23
3

5.6
65.5
25.6
3.3

90

100

Desa
Melung

%


(orang)

7
64
49
0

5.8
53.4
40.8
0

120

100

Desa
Windujaya


total
(orang)

%
total

%


(orang)

%

0
62
28
0

0
68.9
31.1
0

6
62
21
1

6.7
68.9
23.3
1.1

18
247
121
4

4.6
63.3
31.0
1.1

90

100

90

100

390

100

Sebanyak 94.3% memiliki jumlah anggota keluarga 3-6 orang. Dengan
demikian, jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap besarnya nilai
pemanfaatan sumberdaya hutan. Semakin banyak atau semakin besar jumlah
anggota keluarga, maka tentunya akan semakin besar kebutuhan hidup yang harus
dipenuhi. Akibatnya semakin banyak keluarga yang mencari tambahan
penghasilan dengan memnfaatkan sumberdaya hutan.
Tingkat Pendidikan
Sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan tidak tamat Sekolah
Dasar (SD) sebesar 14.1%, Sekolah Dasar (SD) sebesar 76.4% dan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sebesar 7.7% serta Sekolah Menengat Atas (SMA)
sebesar 1.8%.
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir
masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya hutan umumnya rendah. Dengan
demikian, maka akan sangat mempengaruhi tingkat kesadaran tentang pentingnya
fungsi perlindungan dan pelestarian sumberdaya hutan di kawasan HL Gunung
Slamet Barat.

9

Tabel 7 Tingkat pendidikan responden
Jumlah responden tiap desa
Pendi
dikan
Tidak
tamat
SD
SD
SMP
SMA
Sarjana
Jumlah

Desa
Karangsalam

(or%
ang

Desa
Ketenger

(orang)

Desa
Melung

%


(orang)

Desa
Windujaya

%


(orang

%


total
(orang)

%
total

6

6.7

26

21.7

23

25.5

0

0

55

14.1

70
14
0

77.8
15.5
0

76
11
7

63.3
9.2
5.8

64
3
0

71.2
3.3
0

88
2
0

97.8
2.2
0

298
30
7

76.4
7.7
1.8

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

90

100

120

100

90

100

90

100

390

100

Sementara itu, masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi
(SMA) hanya sedikit yaitu sebesar 1.8% yang memanfaatkan sumberdaya hutan.
Anggota masyarakat yang berpendidikan tinggi dan memiliki ketrampilan merasa
lebih memiliki peluang untuk memperoleh pekerjaan yang lebih layak
dibandingkan dengan memanfaatkan sumberdaya hutan (Souhuwat 2006). Dari
keempat desa yang ada, Desa Windujaya merupakan desa yang memiliki
pendidikan paling baik, dikarenakan semua warganya pernah menempuh
pendidikan hingga tamat, meskipun hanya di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Mata Pencaharian
Masyarakat desa memerlukan mata pencaharian sebagai sumber pendapatan
untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan mata pencaharian dilakukan di dalam
maupun di luar kawasan HL Gunung Slamet Barat oleh masyarakat desa.
Kegiatan yang dilakukan di luar kawasan HL Gunung Slamet Barat biasanya
terletak di area pemukiman warga dan sekitarnya. Mata pencaharian masyarakat
di desa sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat dikelompokan menjadi 7, yaitu
Buruh, Dukun bayi, Petani, Tukang kayu, Pedagang, Swasta, dan PNS.
Tabel 8, menunjukan bahwa sebagian besar pemanfaatan hasil hutan
dilakukan oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai petani yaitu sebesar
54.1% dan buruh sebesar 32.6%. Hal ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh
sebagai seorang petani dan buruh masih rendah, tergantung pada kondisi musim
tanam tanaman dan ada tidaknya pekerjaan sebagai seorang buruh. Sehingga
masyarakat memanfaatkan sumberdaya hutan sebagai alternatif untuk menambah
penghasilan masyarakat dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

10

Tabel 8 Jenis mata pencaharian responden
Jumlah responden tiap desa
Mata
Penca
harian
Buruh
Dukun
bayi
Petani
Tukang
kayu
Pedagang
Swasta
PNS
Jumlah

Desa
Karangsalam

(or%
ang
47
52.2

Desa
Ketenger

(orang)
40

Desa
Melung

33.3


(orang)
25

%

Desa
Windujaya


total
(orang)

%
total

27.8


(orang)
15

16.7

127

32.6

%

%

1

1.1

1

0.8

1

1.1

1

1.1

4

1.0

36

40.0

51

42.5

55

61.1

69

76.7

211

54.1

1

1.1

1

0.8

3

3.3

1

1.1

6

1.5

1

1.1

10

8.3

6

6.7

4

4.4

21

5.4

0

0

17

14.2

0

0

0

0

17

4.4

4

4.5

0

0

0

0

0

0

4

1.0

90

100

120

100

90

100

90

100

390

100

Kepemilikan Lahan
Masyarakat desa yang berada di sekitar kawasan HL Gunung Slamet Barat
menempati lahan milik pribadi dan lahan sewa. Tingkat kepemilikan lahan
masyarakat desa lokasi penelitian (Desa Karangsalam, Ketenger, Melung, dan
Windujaya) sebagian besar merupakan lahan milik pribadi yaitu sebesar 74.4%.
Pemilikan lahan milik pribadi yang dimaksud adalah luas lahan yang dimiliki
masyarakat diantaranya sawah, pekarangan, ladang, dan kebun (selain yang
digunakan untuk pemukiman). Di lokasi penelitian masih terdapat lahan garapan
maupun lahan sewa yang digunakan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan
pribadi yaitu sebesar 25.6%. Bagi masyarakat yang memiliki lahan pribadi
kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan di kawasan HL Gunung Slamet Barat
merupakan kegiatan sampingan bukan merupakan kegiatan pokok sebagai sumber
utama untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Sedangkan bagi
masyarakat yang tidak memiliki lahan pemanfaatan sumberdaya hutan merupakan
kegiatan pokok sebagai sumber utama yang digunakan untuk memenuhi seluruh
kebutuhan masyarakat. Daftar kepemilikan lahan responden tersaji dalam Tabel 9.

11

Tabel 9 Kepemilikan lahan
Jumlah responden tiap desa
Kepemilikan
lahan
Memiliki
lahan
Tidak
memiliki
lahan
Jumlah

Desa
Karangsalam

(or%
ang)

Desa
Ketenger

(orang)

Desa
Melung

%


(orang)

Desa
Windu-jaya

%


(orang)

%


total
(orang)

%
total

48

53.3

91

75.8

68

75.5

83

92.2

290

74.4

42

46.7

29

24.2

22

24.4

7

7.8

100

25.6

90

100

120

100

90

100

90

100

390

100

Potensi Sumberdaya Hutan
Interaksi merupakan suatu hubungan yang terjadi antara dua faktor atau
lebih yang saling mempengaruhi dan saling memberikan aksi reaksi (Moen 1973
diacu dalam Marliani 2005). Interaksi yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar
kawasan HL yaitu berupa pemanfaatan sumberdaya hutan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar hidup sehari-hari. Kebutuhan dasar ini meliputi
kebutuhan pangan, air, sandang (pakaian), bahan bangunan, bahan bakar, obatobatan, pakan ternak, dan kebutuhan uang tunai.
Bahan Pangan
Kebutuhan akan bahan pangan merupakan kebutuhan dasar pokok yang
tidak dapat digantikan (Ardiansyah 2008). Sumberdaya hutan merupakan salah
satu alternatif yang digunakan oleh sebagian masyarakat desa di sekitar hutan.
Banyak jenis-jenis sumberdaya hutan terutama tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan pangan masyarakat. Menurut kamus
besar Bahasa Indonesia, tumbuhan pangan adalah segala sesuatu yang tumbuh,
hidup, berbatang, berakar, berdaun, dan dapat dimakan atau dikonsumsi oleh
manusia. Bahan pangan yang dimaksud adalah makanan pokok, tambahan,
minuman, bumbu masakan, dan rempah-rempah (Saepuddin 2005). Berdasarkan
analisis vegetasi (Ardhita 2013) terdapat 43 spesies yang termasuk dalam 31
famili tumbuhan yang berpotensi sebagai penghasil pangan yang terdapat di HL
Gunung Slamet. Berdasarkan hasil survey terhadap 390 responden, hanya 18
spesies dalam 17 famili tumbuhan yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat
sebagai bahan pangan. Daftar spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan
pangan tersaji pada Tabel 10. Contoh spesies tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai bahan pangan tersaji pada Gambar 2 dan 3.

12

No
1

2
3

4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Tabel 10 Jenis-jenis tumbuhan penghasil pangan
Bagian
Desa
Nama
Nama
yang
yang
Penggunaan
lokal
ilmiah
digunak
Meman-an
faatkan
Jengkol
ArchidenBuah
Sayuran
4
dron
pauciflorum
Sukun
Artocarpus Buah
Makanan
2
altilis
Tambahan
Nangka
Artocarpus Buah
Makanan
2, 3
heterotambahan
phyllus
Bambu
Bambusa sp Batang
Sayuran
1, 2, 3
muda
Kopi
Coffea
Buah
Bahan
1
robusta
minuman
HarenClidemia
Buah
Makanan
2
dong bulu hirta
tambahan
Talas
Colocasia
Seluruh Makanan
1, 2, 3, 4
esculenta
bagian
tambahan,
sayuran
KecomEtlingera
Bunga
Sayuran
2
brang
elatior
Ubi jalar
Ipomoea
Umbi
Makan
2, 3, 4
batatas
tambahan
Kempeni Medinila
Buah
Makanan
1, 2, 3
speciosa
tambahan
KemuMurraya
Buah
Makanan
2
ning
paniculata
tambahan
Pisang
Musa sp
Buah
Makanan
1, 2, 3, 4
tambahan
Selada air Nasturtium Seluruh Sayuran
2, 3
sp
bagian
Rambutan Nephelium
Seluruh Makanan
4
lappaceum
bagian
tambahan
Alpukat
Persea
Buah
Makanan
4
americana
tambahan
PohPilea
Daun
Sayuran
2, 3
pohan
trinervia
Pakis
Diplazium
Seluruh Sayuran
1, 2, 3, 4
esculentum bagian
Gowok
Eugenia
Buah
Makanan
1, 2
polycephala
tambahan

Keterangan:
HL
= Hutan Lindung
LP
= Lahan Pribadi
1
= Desa Karangsalam

2 = Desa Ketenger
3 = Desa Melung
4 = Desa Windujaya

Asal
memperoleh
HL, LP

HL, LP
HL, LP

HL
HL, LP
HL
HL, LP

HL, LP
LP
HL
HL
HL, LP
LP
HL, LP
HL, LP
HL
HL
HL

13

Gambar 2 Pakis (Diplazium
esculentum)

Gambar 3 Kempeni (Medinila
speciosa)

Bahan Bangunan dan Kayu Bakar
Selain bahan pangan, masyarakat desa di sekitar kawasan HL Gunung
Slamet Barat juga memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan dan kayu bakar. Kayu bakar merupakan salah satu
sumberdaya hutan yang paling diminati oleh masyarakat. Selain dimanfaatkan
secara pribadi, tidak jarang masyarakat yang melakukan usaha penjualan kayu
bakar. Masyarakat memanfaatkan kayu-kayu yang telah tumbang, ranting-ranting
pohon yang telah jatuh. Namun ada beberapa masyarakat yang sengaja menebang
pohon atau ranting dan batang pohon yang masih berdiameter kecil. Sebagian
besar masyarakat menganggap aktivitas pemanfaatan sumberdaya hutan yang
selama ini dilakukan diperbolehkan. Karena mereka berfikir, jika sumberdaya
hutan yang ada tidak dimanfaatkan maka akan lebih tidak bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat sekitar hutan, meskipun mereka mengetahui hutan yang
mereka manfaatkan adalah kawasan lindung. Selain itu, mereka menganggap
bahwa mereka lebih dulu ada sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai
kawasan lindung oleh Perum Perhutani. Ada 24 spesies tumbuhan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar HL Gunung Slamet Barat untuk memenuhi
kebutuhan bahan bangunan dan kayu bakar. Jenis-jenis tumbuhan tersebut tersaji
dalam Tabel 11. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan
dan kayu bakar tersaji pada Gambar 4 dan 5.

14

Tabel 11 Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan
kayu bakar
Bagian
Desa
Macam
Asal
Nama
Nama
yang
yang
penggumempeNo
lokal
ilmiah
digumemannaan
roleh
nakan
faatkan
1
Damar
Agathis
Ranting Kayu
1, 2, 3, 4 HL
dammara
bakar
2
Wuru
Albizia
Batang
Bahan
1, 2, 3, 4 LP
sengon
chinensis
bangunan
3
Wuru
Aporosa
Batang
Bahan
2, 3, 4
LP
arboresbangunan
cens
4
Jengkol
Archiden- Batang
Bahan
2, 4
LP
dron
bangunan
pauciflorum
5
Nangka
ArtocarBatang
Bahan
2, 3, 4
LP
pus
bangunan
heterophyllus
6
Kaliandra Calliandra Batang, Kayu
1, 2, 3
HL, LP
calothryranting
bakar,
sus
bahan
bangunan
7
Kelapa
Cocos
Batang
Kayu
4
HL, LP
nucifera
bakar
8
Kopi
Coffea
Batang, Kayu
1, 2, 3, 4 HL, LP
robusta
ranting
bakar
9
TembaDecosper- Ranting Kayu
2, 3
HL
gan
mum
bakar
fruticosum
10 Kopen
Ficus
Batang
Bahan
3
HL, LP
ribes
bangunan
11 Manggis
Garcinia
Batang, Kayu
4
HL, LP
mangosranting
bakar
tana
12 Melinjo
Gnetum
Batang, Kayu
4
LP
gnemon
ranting
bakar
13 Kayu lem- Michelia
Batang
Bahan
3
HL, LP
bang
velutina
bangunan
14 Rambutan Nephelium Batang
Kayu
3, 4
HL, LP
lappaceum
15 Perca
Paladium Ranting Kayu
1
HL
sp
bakar
16 Petai
Parkia
Ranting Kayu
4
HL, LP
speciosa
bakar

15

Tabel 11 Jenis-jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan
kayu bakar (lanjutan)
Bagian
Desa
Macam
Asal
Nama
Nama
yang
yang
penggumempeNo
lokal
ilmiah
digumemannaan
roleh
nakan
faatkan
17 Sungkai Peronema
Batang
Bahan
3
HL, LP
canescens
bangunan
18 Alpukat
Persea
Batang, Kayu
4
LP
americana
Ranting bakar
19 Pinus
Pinus
Ranting Kayu
1, 2
HL
merkusii
bakar
20 Pinus
Pinus
Ranting Kayu
1, 2
HL
oocarpa
bakar
21 Mahoni
Swietenia
Ranting Kayu
4
HL, LP
macrobakar
phylla
22 Gowok
Eugenia
Ranting Kayu
4
HL, LP
polycebakar
phala
23 Jati
Tectona
Ranting Kayu
4
HL
grandis
bakar
24 Paitan
Tithonia
Ranting Kayu
4
HL, LP
diversifolia
bakar
Keterangan:
HL
= Hutan Lindung
LP
= Lahan Pribadi
1
= Desa Karangsalam

2 = Desa Ketenger
3 = Desa Melung
4 = Desa Windujaya

Gambar 4 Tumbuhan yang
dimanfaatkan untuk
kayu bakar

Gambar 5 Tumbuhan yang
dimanfaatkan untuk
bahan bangunan

16

Tumbuhan obat
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam surat keputusan Menteri
Kesehatan No. 149/SK/Menkes/IV/1978 disebutkan bahwa tumbuhan obat adalah
tanaman, bagian tanaman yang digunakan sebagai bahan obat tradisional atau
jamu, atau sebagai bahan pemula bahan baku obat (prokursor), atau tanaman yang
diekstrak dan ekstrak tanaman tersebut digunakan sebagai obat (Kartikawati 2004
diacu dalam Fakhrozi 2009).
Berdasarkan hasil wawancara, terdapat 18 spesies yang termasuk dalam 12
famili tumbuhan obat yang sering digunakan oleh masyarakat desa sekitar
kawasan HL Gunung Slamet Barat. Daftar spesies tumbuhan obat tersebut tersaji
dalam Tabel 12. Contoh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan tersaji pada
Gambar 6 dan 7.

Gambar 6 Babadotan (Ageratum
conyzoides)

Gambar 7 Bengle (Zingiber
purpureum)

Tabel 12 Jenis-jenis tumbuhan obat
No
1
2

Bagian
yang digunakan

Nama
lokal

Nama
ilmiah

Babadotan
Dringo

Ageratum
conyzoides
Acorus
calamus
Anredera
cordifolia

Daun

Carum
copticum

Daun, akar

3

Binahong

4

Mungsi

Rimpang
Umbi

Kegunaan
Luka
berdarah
Demam
Pemulihan
pasca
melahirkan
Melancarkan
sirkulasi
darah

Desa
yang memanfaatkan
2, 3, 4

Asal
memperoleh
HL, LP

1, 2

HL, LP

1, 2, 3, 4

HL, LP

2

HL

17

No
5
6
7
8

Nama
lokal
Panegoang
Kunyit
Jampang
Dadap

9

Alangalang

10

Lamtoro
hutan

11
12

Ketumpang
Meniran

13

Sirih

14

16

Tempuyung
Kejibeling
Bengle

17

Jahe

18

Lempuyang

15

Tabel 12 Jenis-jenis tumbuhan obat (lanjutan)
Desa
Bagian
Nama
yang Meyang diguKegunaan
ilmiah
mannakan
faatkan
Centella
Seluruh
Wasir
1, 2, 3, 4
asiatica
bagian
Curcuma
Rimpang
Demam
1, 2, 4
Domestica
Eleusin
Daun
Diare
2
indica
Erythrina
Daun
Demam
2
variegata
Imperata
Akar,
Campak,
1,2,3,4
cylindrica
mimisan,
Rimpang
muntah
darah
Leucaena
Daun
Bisul
1, 2
leucocephala
Peperomia
Batang,
Sakit perut 2
pellucida
daun
Phylanthus Daun, dan
Demam,
2
urinaria
seluruh
batuk
bagian
Piper betle Daun
Pemulihan
2
pasca
melahirkan
Soncus
Seluruh
Luka
2, 3, 4
arvensis
bagian
memar
StrobilanDaun
Peluruh
2
thes crispus
seni
Zingiber
Rimpang,
Demam
1, 2
purpureum daun
Zingiber
Rimpang
Penghangat 3, 4
officinale
badan
Zingiber
Rimpang
Bengkak
2
zerumbet
pasca
melahirkan

Keterangan:
HL
= Hutan Lindung
LP
= Lahan Pribadi
1
= Desa Karangsalam

Asal
memperoleh
HL
HL, LP
HL
HL
HL, LP

HL

HL, LP
HL, LP

HL, LP

HL, LP
HL, LP
HL, LP
HL, LP
HL, LP

2 = Desa Ketenger
3 = Desa Melung
4 = Desa Windujaya

Masyarakat desa di sekitar HL Gunung Slamet Barat memanfaatkan jenisjenis tumbuhan obat hanya memenuhi kebutuhan obat untuk keperluan pribadi.
Mereka tidak memperdagangkan tumbuhan obat yang mereka peroleh baik dari
hutan lindung maupun lahan pribadi. Intensitas penggambilan dan penggunaannya
pun sangat kecil. Tidak semua masyarakat menggunakan tumbuhan yang

18

berkhasiat obat sebagai obat mereka ketika sakit. Kebanyakan mereka lebih
memilih menggunakan obat-obat kimia yang dijual di warung-warung atau pergi
ke puskesmas desa. Hal ini banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat, karena
adanya bantuan jaminan kesehatan dari Pemerintah. Selain itu pengetahuan
masyarakat akan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat pun tidak banyak.
Pakan Ternak
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, tumbuhan pakan adalah segala
sesuatu yang tumbuh, hidup, berbatang, berakar, berdaun, dan dapat dimakan atau
dikonsumsi oleh hewan (ternak). Tumbuhan yang digunakan untuk pakan ternak
misalnya dengan memangkas daun/dahan dari tumbuhan lalu diberikan pada
ternak yang dipeliharadi dalam kandang maupun yang dik/sistem gembala. Bagian
tumbuhan tersebut ada yang dilayukan terlebih dahulu baru atau setelah dipangkas
langsung dibrikan pada ternak peliharaan (Fakhrozi 2009).
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh masyarakat desa
sekitar kawasan HL Gunung Slamet yaitu jenis-jenis tumbuhan bawah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, ada 11 spesies yang termasuk
dalam 5 famili tumbuhan yang biasanya digunakan untuk pakan ternak
masyarakat. Tumbuhan yang dominan yaitu rumput teki (C.brevifolius), rumput
mutian (P.conjugatum), dan bandotan (A.conyzoides ). Tumbuhan tersebut berasal
dari hutan lindung dan lahan pribadi. Bagian tumbuhan yang dipangkas langsung
diberikan pada ternak tanpa menunggu dilayukan/dikeringkan. Tabel 13
merupakan daftar spesies tumbuhan yang digunakan untuk pakan ternak oleh
masyarakat desa sekitar HL Gunung Slamet Barat. Contoh spesies yang
digunakan untuk pakan ternak oleh masyarakat desa sekitar HL Gunung Slamet
Barat tersaji pada Gambar 8 dan 9.

Gambar 8 Rumput teki (Cyperus
brevifolius)

Gambar 9 Rumput mutian
(Paspalum
conjugatum)

19

Tabel 13 Daftar spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak
Bagian
Desa yang
Asal
Jenis pakan
No
Nama ilmiah
yang
memanmempeternak
digunakan faatkan
roleh
1
Rumput
Pennisetum
Seluruh
1, 2
HL, LP
gajah
purpureum
bagian
2
Babadotan
Ageratum
Seluruh
1, 2, 3, 4
HL, LP
conyzoides
bagian
3
Kaladi
Caladium bicolor
Seluruh
1, 2, 3
HL, LP
bagian
4
Rumput teki Cyperus brevifolius Seluruh
1, 2, 3, 4
HL, LP
bagian
5
Suket
Eleusine indica
Seluruh
1, 2, 3, 4
HL, LP
jampang
bagian
6
Rumput
Heteropogon
Seluruh
3, 4
HL
Brajangan
insiginis
bagian
7
Kelor
Moringa oleifera
Seluruh
3, 4
HL
bagian
8
PringPanicum
Seluruh
1, 2
HL, LP
pringan
montanum
bagian
9
Rumput
Paspalum
Seluruh
1, 2, 3, 4
HL, LP
mutian
conjugatum
bagian
10 Cowetan
Pogonatherum
Seluruh
1, 2, 3
HL, LP
peniceum
bagian
Keterangan:
HL
= Hutan Lindung
LP
= Lahan Pribadi
1
= Desa Karangsalam

2 = Desa Ketenger
3 = Desa Melung
4 = Desa Windujaya

Air
Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan
makhluk hidup. Air merupakan suatu hal yang tidak dapat tergantikan dalam
pemenuh kehidupan, salah satunya bagi manusia (Ardiansyah 2008). Manusia
selalu membutuhkan air setiap harinya. Hampir seluruh masyarakat memiliki
tingkat kegunaan yang sama. Air dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan
minum, masak, mandi, cuci, dan kakus (MCK). Selain itu masyarakat juga kerap
kali memanfaatkan air untuk kebutuhan ternak dan pengairan lahan tanaman.
Kebutuhan air masyarakat desa di sekitar kawasan HL Gunung Slamet
Barat dipenuhi dari sumber mata air yang berasal dari areal hutan lindung yang
berada di bawah kaki Gunung Slamet. Mereka membuat saluran air dengan pipapipa yang disambungkan sepanjang desa sampai ke rumah-rumah warga. Tidak
ada batasan penggunaan air setiap harinya, karena air selalu mengalir setiap saat.
Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat sekitar kawasan HL Gunung
Slamet Barat untuk saat ini dan yang akan datang dapat dilihat dari karakteristik
pemenuhan kebutuhannya saat ini. Karakteristik pemenuhan kebutuhan ini dilihat
berdasarkan cara masyarakat memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan dan

20

lokasi masyarakat mendapatkan sumberdaya tersebut.

No
1

2
3

4

5

6

7

8

Tabel 14 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa
Karangsalam
Jenis Kebutuhan Dasar
Cara Mendapatkan
Lokasi
Pangan
a. Karbohidrat
Membeli, budidaya Warung, sawah,
(padi/singkong/
ladang, kebun
ubi/talas)
b. Protein
Membeli
Warung, penjual
keliling
c. Buah-buahan/sayuran Membeli, budidaya, Warung, ladang,
mengambil dari
kebun, hutan
hutan sekitar
pemukiman
Sandang
Membeli
Pasar, swalayan.
Supermarket
Bahan Rumah dan peralatan rumah tangga
a. Rumah
Membeli
Penjual di kampung
b. Furniture, peralatan
Membeli
Pasar, swalayan,
rumah tangga, dll
supermarket
c. Perabotan rumah
Membeli
Pasar, penjual di
tangga
kampung
Kayu Bakar
Mengambil dari
Ladang, kebun miliki
kebun, hutan di
sendiri, warga yang
sekitar pemukiman, menjual kayu bakar
membeli
Air
Mata air
Mata air yang berasal
dari HL Gunung
Slamet Barat
Pakan hewan
Mengambil dari
Hutan sekitar
ladang, hutan
pemukiman, lahan
kebun milik sendiri
Obat-obatan
Pemberian petugas
Puskesmas, warung,
kesehatan, membeli, hutan
hutan
Uang tunai
Hasil kebun karet,
Lahan karet, warung,
berdagang, buruh
ladang, kebun, hutan
deres, buruh tani,
hasil mencari
rumput dan kayu
bakar di hutan

Tabel 14 menyajikan data karakteristik masyarakat Desa Karangsalam
dalam memenuhi kebutuhan dasar. Masyarakat Desa Karangsalam memenuhi
kebutuhan pangan, sandang, bahan rumah dan peralatan rumah tangga, bahan
bakar serta obat-obatan dengan cara membeli, budidaya, dan mengambil dari
hutan di sekitar pemukiman. Masyarakat membeli kebutuhan dasarnya di warung-

21

warung dekat tempat tinggal mereka atau penjual keliling. Hal ini dikarenakan
jarak pemukiman dengan pasar yang jauh. Untuk memenuhi kebutuhan sandang
dan bahan bangunan masyarakat Desa Karangsalam ini membeli langsung di
pasar, swalayan atau supermarket. Untuk memenuhi kebutuhan air, masyarakat
menggunakan sumber air yang sama dengan Desa Karangsalam. Kebutuhan pakan
hewan biasanya dipenuhi dengan cara mengambil langsung dari ladang atau
hutan. Sedangkan kebutuhan uang tunai dipenuhi dengan cara menjual hasil lahan
pribadi atau areal hutan.
Tabel 15 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Ketenger
Jenis Kebutuhan
No
Cara Mendapatkan
Lokasi
Dasar
1
Pangan
a. Karbohidrat
Membeli, budidaya
Pasar, warung, sawah,
(padi/singkong/
ladang, kebun
ubi/talas)
b. Protein
Membeli
Pasar, warung, penjual
keliling
c. BuahMembeli, budidaya,
Pasar, warung, kebun,
buahan/sayuran
mengambil dari hutan hutan
sekitar pemukiman
2
Sandang
Membeli
Pasar, swalayan,
supermarket
3
Bahan Rumah dan peralatan rumah tangga
a. Rumah
Membeli
Penjual di kampung
b. Furniture,
Membeli
Pasar, swalayan,
peralatan rumah
supermarket
tangga, dll
c. Perabotan rumah
Membeli
Pasar, penjual di
tangga
kampung
4
Kayu Bakar
Mengambil dari
Ladang, kebun miliki
kebun, hutan di
sendiri, warga yang
sekitar pemukiman,
menjual kayu bakar
membeli
5
Air
Mata air
Mata air yang berasal
dari HL Gunung Slamet
Barat
6
Pakan hewan
Mengambil dari
Hutan sekitar
ladang, hutan
pemukiman, lahan kebun
milik sendiri
7
Obat-obatan
Pemberian petugas
Puskesmas, warung,
kesehatan, membeli,
pekarangan, hutan
budi daya, hutan
8
Uang tunai
Berdagang, buruh
Lahan karet, warung,
deres, buruh tani,
ladang, kebun, hutan
hasil mencari rumput
dan kayu bakar di
hutan atau kebun

22

Berdasarkan Tabel 15, masyarakat Desa Ketenger memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, bahan rumah dan peralatan rumah tangga, serta bahan bakar
dengan cara membeli, budidaya, dan mengambil dari hutan di sekitar pemukiman.
Pembelian yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pedagang yang ada di desa
tersebut. Masyarakat juga melakukan pembelian di pasar, karena jarak pasar
dengan desa yang cukup dekat. Dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan selain
membeli, pemberian bantuan kesehatan, dan mengambil di hutan, masyarakat
melakukan budidaya di lahan pekarangan pribadi. Pemenuhan kebutuhan kayu
bakar, air, pakan hewan dan kebutuhan uang tunai sebagian besar masyarakat
melakukan hal yang sama dengan masyarakat di Desa Karangsalam.
Tabel 16 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Melung
Jenis Kebutuhan
No
Cara Mendapatkan
Lokasi
Dasar
1
Pangan
a. Karbohidrat
Membeli, budi daya
Pasar, warung,
(padi/singkong/
sawah, ladang,
ubi/talas)
kebun
b. Protein
Membeli, budi daya
Pasar, warung,
penjual keliling,
kolam
c. BuahMembeli, budidaya,
Pasar, warung,
buahan/sayuran mengambil dari hutan
ladang, kebun, hutan
sekitar pemukiman
2
Sandang
Membeli
Pasar, swalayan,
supermarket
3
Bahan Rumah dan peralatan rumah tangga
a. Rumah
Membeli
Penjual di kampung
b. Furniture,
Membeli
Pasar, swalayan,
peralatan rumah
supermarket
tangga, dll
c. Perabotan
Membeli
Pasar, penjual di
rumah tangga
kampung
4
Kayu Bakar
Mengambil dari kebun,
Ladang, kebun
hutan di sekitar pemukiman miliki sendiri
5

Air

Mata air

6

Pakan hewan

Mengambil langsung dari
ladang, hutan

7
8

Obat-obatan
Uang tunai

Membeli
Hasil kebun karet,
berdagang, buruh deres,
buruh tani, hasil mencari
rumput dan kayu bakar di
hutan atau kebun

Mata air yang
berasal dari HL
Gunung Slamet
Barat
Hutan sekitar
pemukiman, lahan
pribadi
Pasar, warung
Lahan karet, warung,
ladang, kebun, hutan

23

Tabel 16 menyajikan data karakteristik masyarakat Desa Melung dalam
memenuhi kebutuhan dasar. Masyarakat Desa Melung memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, bahan rumah dan peralatan rumah tangga, bahan bakar dan obatobatan dengan cara membeli, budidaya, dan mengambil dari hutan di sekitar
pemukiman. Pembelian yang dilakukan tidak hanya sebatas pada pedagang yang
ada di desa tersebut. Masyarakat juga melakukan pembelian di pasar Desa
Ketenger. Hal ini dilakukan oleh masyarakat Desa Melung karena letak pasar
tersebut dengan Desa Melung lebih dekat dari pada pasar di Desa Melung sendiri.
Pemenuhan kebutuhan pangan khusunya protein, sebagian masyarakat melakukan
kegiatan beternak, yaitu berupa ternak ayam dan atau ikan. Untuk pemenuhan
kebutuhan obat-obatan masyarakat cenderung lebih sering membeli di warung
atau pasar dibandingkan dengan berobat di puskesmas, dan memanfaatkan jenisjenis tumbuhan obat. Pemenuhan kebutuhan kayu bakar, air, pakan hewan dan
kebutuhan uang tunai sebagian besar masyarakat Desa Melung melakukan hal
yang sama dengan masyarakat di Desa Karangsalam dan Ketenger.
Tabel 17 Karakteristik pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Desa Windujaya
Jenis Kebutuhan
No
Cara Mendapatkan
Lokasi
Dasar
1
Pangan
a. Karbohidrat
Membeli, budidaya
Pasar, warung, sawah,
(padi/singkong/
ladang, kebun
ubi/talas)
b. Protein
Membeli, budidaya
Pasar, warung, penjual
keliling, kolam
c. BuahMembeli, budidaya
Pasar, warung, penjual
buahan/sayuran
keliling, ladang, kebun
2
Sandang
Membeli
Pasar, swalayan,
supermarket
3
Bahan Rumah dan peralatan rumah tangga
a. Rumah
Membeli
Penjual di kampung
b. Furniture,
Membeli
Pasar, swalayan,
peralatan rumah
supermarket
tangga, dll
c. Perabotan rumah
Membeli
Pasar, penjual di
tangga
kampung
4
Kayu Bakar
Mengambil dari
Kebun miliki sendiri,
kebun, membeli
warga yang menjual kayu
bakar
5
Air
Mata air
Mata air yang berasal
dari HL Gunung Slamet
Barat
6
Pakan hewan
Mengambil dari lahan Lahan pribadi
pribadi
7
Obat-obatan
Membeli, bantuan
Pasar, warung,
kesehatan
puskesmas
8
Uang tunai
Hasil kebun karet,
Lahan karet, warung,
berdagang, buruh tani ladang, kebun

24

Tabel 17 menyajikan data karakteristik masyarakat Desa Windujaya dalam
memenuhi kebutuhan dasar. Masyarakat Desa Windujaya memenuhi kebutuhan
pangan, sandang, bahan rumah dan peralatan rumah tangga, bahan bakar dan obatobatan dengan cara membeli dan budidaya. Pembelian yang dilakukan tidak hanya
sebatas pada pedagang yang ada di desa tersebut. Masyarakat juga melakukan
pembelian di pasar. Budidaya dilakukan di lahan pribadi milik mereka. Dalam
pemenuhan kebutuhan pangan khusunya protein, sebagian masyarakat melakukan
kegiatan beternak, yaitu berupa ternak ayam dan atau ikan. Meskipun mereka
beternak kambing, namun tidak pernah dikonsumsi untuk kebutuhan pangan
pribadi. Untuk pemenuhan kebutuhan obat-obatan masyarakat membeli di warung
atau pasar, dan pergi ke puskesmas desa. Setiap warga mendapatkan jaminan
kesehatan masyarakat. Masyarakat Desa Win