Pengaruh Media Tanam Dan Varietas Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Gherkin (Cucumis anguria L.) Pada Sistem Hidroponik

PENGARUH MEDIA TANAM
TANAM DAN VARIETAS TERHAD
TERHADAP
PERTUMBUHA DAN HASIL TANAMAN GHERKIN
PERTUMBUHAN
(Cucumis
mis anguria L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

Izzan Faruqi
A24069001

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN
PERTA
BOGOR
2011

RINGKASAN
IZZAN FARUQI. Pengaruh Media Tanam dan Varietas Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Gherkin (Cucumis anguria L.) pada

Sistem Hidroponik. Dibimbing oleh ANAS DINURROHMAN SUSILA.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun Gherkin (Cucumis anguria L.)
pada sistem hidroponik. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca University
Farm IPB unit lapangan Cikabayan. Penelitian telah dilaksanakan mulai April
sampai Juli 2010.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah petak terbagi (Split Plot
Design) dengan petak utama adalah jenis varietas mentimun Gherkin yang terdiri
dari dua jenis yaitu Vlasset dan Calypso, sedangkan anak petak adalah media
tanam yang terdiri dari tiga jenis yaitu media arang sekam, media arang sekam di
campur dengan kompos daun bambu, dan media arang sekam di campur dengan
pupuk kandang ayam. Perbandingan volume media yang digunakan ialah 1:1.
Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi terdiri dari
empat ulangan sehingga ada 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri
dari 8 tanaman sehingga secara keseluruhan terdapat 192 tanaman.
Pada media tanam arang sekam, varietas Vlasset menghasilkan dua belas
buah grade B, empat buah grade B1 dan satu buah grade O, sedangkan varietas
Calypso menghasilkan enam buah grade B dan dua buah grade B1. Pada media
arang sekam di campur dengan kompos daun bambu, varietas Vlasset
menghasilkan 25 buah grade B, tujuh buah grade B1 serta empat buah grade O.

Sedangkan varietas Calypso menghasilkan delapan buah grade B, dua buah grade
B1 dan satu buah grade O. Selanjutnya pada media arang sekam dicampur dengan
pupuk kandang, varietas Vlasset menghasilkan delapan buah grade B dan satu
buah grade B1. Sedangkan varietas Calypso menghasilkan tujuh buah grade B,
tiga buah grade B1, serta tiga buah grade O.
Pengaruh perlakuan varietas berpengaruh nyata pada parameter jumlah
ruas, panjang ruas rata-rata, jumlah bunga jantan dan jumlah bunga betina. Namun
perlakuan varietas tidak berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah
buah per tanaman dan bobot buah per tanaman. Pengaruh perlakuan media tanam
berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah ruas, panjang ruas ratarata. Namun perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah
bunga jantan, jumlah bunga betina, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per
tanaman. Perlakuan media tanam arang sekam dicampur kompos daun bambu
lebih baik diantara media tanam yang lainnya. Adanya pengaruh faktor
lingkungan yang kurang mendukung menyebabkan pertumbuhan dan
perkembangan mentimun Gherkin kurang optimal.

LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH MEDIA TANAM DAN VARIETAS TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GHERKIN (Cucumis
anguria L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

Nama : IZZAN FARUQI
NIM : A24069001

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Anas D. Susila, MSi
NIP. 19621127 198703 1 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr.
NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Pengesahan :

PENGARUH MEDIA TANAM DAN VARIETAS TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN GHERKIN

(Cucumis anguria L.) PADA SISTEM HIDROPONIK

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Izzan Faruqi
A24069001

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Depok, Jawa Barat pada tanggal 24 Mei 1989.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis memulai
pendidikanya pada tahun 1993 di Taman Kanak Pondok Duta selama setahun.
Kemudian melanjutkan ke tingkat Sekolah Dasar pada tahun 1994 hingga 2000 di
SD Islam Pondok Duta. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP Pribadi dari

tahun 2000 hingga 2002 kemudian pindah ke SLTP 98 hingga lulus pada 2003.
Pada tahun 2003 hingga 2006, penulis melanjutkan pendidikan di SMUN 106
Jakarta Timur.
Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Selanjutnya penulis diterima
sebagai mahasiswa jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.
Selama masa perkuliahan penulis aktif pada berbagai kepanitiaan suatu
acara dan organisasi. Organisasi yang pernah diikuti adalah Badan Eksekutif
Mahasiswa Fakultas sebagai staf ahli Departemen Kajian Advokasi dan Strategi
pada 2007-2008, kemudian Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa
Institut Pertanian Bogor sebagai staf ahli Kementerian Sosial Kemasyarakatan
pada 2008-2009 dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut
Pertanian Bogor sebagai Menteri Sosial Kemasyarakatan pada 2009-2010. Penulis
juga diberi kesempatan sebagai asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar
Hortikultura pada tahun 2010.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang

berjudul “Pengaruh Media Tanam dan Varietas Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Gherkin (Cucumis anguria L.) pada Sistem Hidroponik”. Skripsi ini
merupakan syarat untuk melaksanakan tugas akhir.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Anas D. Susila, MSi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan, saran, kritik dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Dr. Dewi Sukma, SP., MSi dan Juang Gema Kartika, SP., MSi selaku
dosen penguji yang telah memberikan saran dan kritik dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Ir. Eny Widajati MS selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menempuh perkuliahan.
4. Kedua orang tua, adik, dan seluruh keluarga besar atas doa, dukungan,
cinta dan kasih sayang yang diberikan selama ini.
5. Rumah Senyum’s Family atas semua doa,dukungan, persaudaraan dan
kebersamaan selama ini.
6. Seluruh keluarga BEM KM Generasi Inspirasi, Soskemas Inspirasi dan
AGH’43 atas kebersamaannya dalam suka duka, doa, nasehat dan bantuan
selama penelitian berlangsung.
7. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian dan penyusunan

skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi pengembangan
khasanah ilmu pengetahuan khususnya tentang pertanian. Kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan untuk kedepannya.
Bogor, April 2011

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................ 2
Hipotesis ..................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3
Botani .......................................................................................................... 3
Syarat Tumbuh ............................................................................................ 4
Hidroponik ................................................................................................. 4
Greenhouse .................................................................................................. 5
Pupuk Kandang............................................................................................ 5

Arang Sekam ............................................................................................. 6
Kompos daun bambu .................................................................................. 7
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 8
Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 8
Bahan dan Alat ........................................................................................... 8
Metode Penelitian ....................................................................................... 8
Bahan dan Alat ........................................................................................... 9
Pelaksanaan ............................................................................................... 10
Pengamatan ............................................................................................... 11
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 12
Hasil........................................................................................................... 12
Pembahasan .............................................................................................. 21
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 24
Kesimpulan .............................................................................................. 24
Saran ......................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 25
LAMPIRAN ....................................................................................................... 27

DAFTAR TABEL
Nomor


Halaman

1. Volume dan Jadwal Penyiraman Tanaman Mentimun ................................ 10
2. Kelas Buah Mentimun Gherkin ................................................................... 11
3. Suhu dan Kelembaban Rata-Rata Bulan Mei-Juni 2010 di Dalam
Greenhouse pada pukul 07.00, 13.00 dan 16.00. ......................................... 13
4. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Tinggi Tanaman
Mentimun Gherkin...................................................................................... 14
5. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Jumlah Ruas Jantan
Mentimun Gherkin ..................................................................................... 15
6. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Panjang Ruas Rata-Rata
Mentimun Gherkin....................................................................................... 16
7. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Jumlah Bunga Jantan
Mentimun Gherkin....................................................................................... 17
8. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Jumlah Bunga Betina
Mentimun Gherkin....................................................................................... 18
9. Pengaruh Interaksi Antara Varietas dan Jenis Media Tanam terhadap
Jumlah Bunga Betina Mentimun Gherkin................................................. .. 18
10. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Parameter Pasca Panen

Mentimun Gherkin....................................................................................... 19
11. Pengaruh Varietas dan Media Tanam terhadap Bobot dan Jumlah Buah
per Tanaman Mentimun Gherkin............................................................... ..20
12. Jumlah Buah Keseluruhan Tanaman contoh Mentimun Gherkin pada
Masing-Masing Kelas .................................................................................. 21

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Media Pembibitan........................................................................................... 12
2. Penyemaian Mentimun Gherkin .................................................................... 12

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1.


Kondisi Tanaman di dalam Greenhouse ...................................................... 28

2.

Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Mentimun Gherkin........... 29

3.

Pengelompokan Kelas Buah ........................................................................ 30

4.

Hasil Panen Mentimun Gherkin................................................................... 31

5.

Data Suhu Harian didalam Greenhouse Bulan Mei-Juni 2010 .................... 32

6.

Data Kelembaban Harian didalam Greenhouse Bulan Mei-Juni 2010 ........ 32

7.

Tabel Data Analisis Pupuk Kandang Ayam ................................................ 32

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki keragaman jenis buah-buahan dan sayuran. Berbagai
jenis komoditas hortikultura dapat tumbuh di Indonesia. Menurut data
Departemen Pertanian, volume ekspor komoditas hortikultura Indonesia tahun
2006 sebesar 236 225 ton, sedangkan volume impor komoditas hortikultura tahun
2006 sebesar 550 437 ton. Oleh karena itu perlu adanya upaya untuk mendorong
peningkatan produksi komoditas hortikultura.
Mentimun adalah salah satu jenis sayuran yang digemari masyarakat.
Tanaman ini termasuk dalam keluarga Cucurbitacae. Tanaman ini dapat tumbuh
baik diberbagai tipe tanah. Mentimun termasuk tanaman herbacius dan tanaman
tahunan. Gherkin adalah salah satu jenis kultivar mentimun yang berbeda dari
lainnya. Jenis kultivar ini mempunyai bentuk kecil, oval dan berduri (Kovact,
2003). Menurut data FAO, produksi Gherkin di Indonesia tahun 2005 masih
mencapai 423 333 ton sedangkan di China produksi Gherkin dapat mencapai 26
559 600 ton. Perlu adanya teknik budidaya yang tepat dalam meningkatkan
produksi hasil mentimun Gherkin di Indonesia.
Peningkatkan produksi tanaman memerlukan teknologi tepat guna, salah
satu teknologi yang digunakan adalah teknologi hidroponik. Hidroponik adalah
suatu teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya
dan tanaman mengambil unsur hara mineral sebagai nutrisi yang dilarutkan dalam
air (Perez, 2008). Pada hidroponik agregat, media tanam harus mampu sebagai
penyangga tubuh tanaman, bersifat inert atau tidak mengandung unsur hara,
memiliki aerasi yang baik dan tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman
(Morgan and Lennard, 2000).
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setiap jenis media memiliki
karakteristik sifat yang berbeda sehingga penggunaan media pada hidroponik
akan berpengaruh terhadap hasil. Media tanam dalam hidroponik dapat
menggunakan bahan organik maupun anorganik. Setiap jenis tanaman
memerlukan unsur hara yang lengkap, bahkan untuk setiap fase pertumbuhan dan

2

perkembangan tanaman, sedangkan harga pupuk anorganik yang digunakan dalam
hidroponik sebagai sumber unsur hara semakin tinggi. Ada berbagai cara dalam
melengkapi dan meningkatkan kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman
salah satunya dengan pemberian bahan organik.
Bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan beberapa unsur hara dan
efisiensi penyerapanya, perombakan bahan organik akan melepaskan unsur hara
seperti N, P, K dan S (Sudiarto dan Gusmaini, 2004). Salah satu bahan organik
yang dapat digunakan adalah kompos daun bambu. Kompos daun bambu dapat
menjadi alternatif media tanam pada hidroponik. Kompos daun bambu sebagai
media pertumbuhan hidroponik mempunyai aerasi, menyerap dan menahan air
dengan baik (Asrodiah, 2005).
Budidaya mentimun Gherkin perlu dikembangkan dengan tepat dan
berkelanjutan. Kandungan unsur hara yang lengkap dan efisien diperlukan dalam
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan mentimun Gherkin. Oleh karena
itu penggunaan teknologi hidroponik dan bahan organik diharapkan dapat
meningkatkan hasil mentimun Gherkin dan kandungan unsur hara tanaman.

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan
varietas terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun Gherkin (Cucumis anguria L.)
pada sistem hidroponik.

Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah :
1. Terdapat perbedaan dalam pertumbuhan dan hasil mentimun Gherkin
varietas Vlasset dan Calypso dalam budidaya hidroponik.
2. Terdapat pengaruh tambahan bahan organik terhadap pertumbuhan dan
hasil mentimun Gherkin.
3. Terdapat interaksi varietas dan media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil mentimun Gherkin.

3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani
Tanaman mentimun berasal dari kaki pegunungan Himalaya. Domestikasi
dari tanaman liar ini berasal dari India utara dan mencapai Mediterania pada 600
SM. Tanaman ini dapat tumbuh hingga mencapai panjang 5 meter. Mentimun
memiliki sulur hingga panjangnya 30 cm dan sistem perakaran yang luas serta
dangkal. Bagian tanaman yang digunakan adalah buahnya. Tanaman mentimun
Gherkin termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, kelas
Dicotyledonae, famili Cucurbitaceae (Grubben dan Denton, 2004).
Berdasarkan penggunaanya mentimun dibedakan menjadi dua jenis yaitu
digunakan untuk konsumsi segar (slicing) dan untuk bahan dasar acar atau asinan
(pickling). Jenis mentimun yang digunakan untuk slicing adalah memiliki kulit
hijau gelap dan lebih panjang sedangkan jenis mentimun yang digunakan untuk
pickling adalah memiliki kulit hijau terang dan lebih pendek. Penggunaan
mentimun Gherkin umumnya digunakan sebagai bahan dasar acar atau asnian
(pickling) (Acquaah, 2009).
Mentimun Gherkin adalah tanaman setahun menjalar. Batangnya
berbentuk persegi dengan bulu kaku dan sulur kecil, tunggal dan keriting. Daunya
berbentuk segitiga dan tumbuh dengan tangkai daun panjang mirip daun
semangka, panjang 4-5 cm, berlekuk dalam 3-5 buah dengan sudut bundar. Bunga
jantan bewarna kuning, kecil serta terbentuk secara berkelompok. Mentimun ini
tergolong tanaman menyerbuk silang yang umumnya memiliki jumlah bunga
betina lebih banyak dibandingkan dengan bunga jantan. Bunga betina tunggal
dengan tangkai panjang, ramping dan berbulu serta tumbuh pada cabang
sekunder. Buah tumbuh pada tangkai buah panjang dan ramping berbentuk bulat
telur hingga lonjong dengan ciri permukaan kulit yang kasar dan berbintil-bintil
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1999).

4

Syarat Tumbuh
Tanaman mentimun Gherkin dapat tumbuh baik pada suhu berkisar 18°C30°C. Namun demikian tanaman ini termasuk jenis tanaman yang sensitif
terhadap kondisi lingkungan terutama suhu udara diatas 30°C dan intensitas
cahaya tinggi (Jones dan Benton, 2005). Mentimun Gherkin dapat tumbuh baik
pada pH 6.0-6.5 dan dapat tumbuh dengan baik diberbagai tipe tanah. Mentimun
Gherkin dapat dipanen setelah berumur 50-70 hari setelah tanam, tergantung dari
jenis varietas yang ditanam (Westerfield, 2007).
Perkecambahan biji mentimun terjadi selama 3 hari. Tanaman ini mulai
berbunga pada umur 40-50 hari setelah tanam. Bunga jantan dapat tumbuh lebih
cepat dibandingkan bunga betina. Perbandingan bunga betina dan bunga jantan
dapat dipengaruhi berbagai faktor seperti suhu,

panjang hari, cara bercocok

tanam. Mentimun dapat tumbuh pada ketinggian hingga mencapai 2000 meter.
Keadaan lingkungan yang kurang mendukung seperti terlalu lembab atau terlalu
panas akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga menyebabkan adanya
pengaruh pada hasil tanaman. salah satu dampaknya tanaman akan mudah
terserang berbagai hama dan penyakit. Keadaan lingkungan yang terlalu lembab
akan menyebabkan berbagai penyakit seperti powdery mildew, layu fusarium dan
lainnya (Grubben dan Denton, 2004).

Hidroponik
Hidroponik adalah suatu metode cocok tanam dimana kebutuhan unsur
hara tanaman disediakan oleh larutan nutrisi yang dilarutkan kedalam air. Sistem
hidroponik diklasifikasikan kedalam dua jenis yaitu sistem substrat dan sistem
tanpa substrat (Arteca, 2006). Media yang digunakan dalam hidroponik adalah
media organik dan media anorganik. Media organik memiliki struktur fisik dan
kimia yang berbeda dibandingkan dengan media anorganik. Media ini memiliki
daya tahan sebagai penyangga yang kuat dimana berpengaruh baik untuk tanaman
seperti sebagai tempat penyimpanan unsur hara yang baik (Jones dan Benton,
2005).
Karakteristik media hidroponik harus bersifat inert dimana tidak
mengandung unsur hara mineral. Media tanam hidroponik harus bebas dari

5

bakteri, racun, jamur, virus, spora yang dapat menyebabkan patogen bagi tanaman
(Perez, 2008). Fungsi utama media hidroponik adalah untuk menjaga kelembaban,
dapat menyimpan air dan bersifat kapiler terhadap air. Media yang baik bersifat
ringan dan dapat sebagai penyangga tanaman (Zulfitri, 2005).
Sistem hidroponik memiliki banyak kelebihan diantaranya meminimalisir
serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, larutan
nutrisi tanaman dapat diatur sesuai dengan tingkat kebutuhan tanaman. Selain itu
budidaya hidroponik dapat diusahakan di lahan tidak subur maupun di lahan yang
sempit, kebersihan lingkungan dapat lebih terjaga. Pada sistem hidroponik pula
budidaya tanaman dapat dilakukan tanpa bergantung musim (Suhardiyanto, 2006).
Kelebihan lainnya adalah dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan faktor
lingkungan dapat terkontrol dengan baik (Jones dan Benton, 2005).

Greenhouse
Greenhouse adalah bangunan dengan struktur khusus untuk pertumbuhan
tanaman dalam kondisi yang terkontrol. Atap bangunan ditutupi dari bahan
transparan sehingga cahaya dapat masuk kedalam bangunan. Greenhouse berbeda
dalam bentuk, rancangan, dan kondisi lingkungan. Penggunaan greenhouse
memiliki berbagai keuntungan diantaranya dapat melakukan budidaya tanaman
secara terus menerus, dapat digunakan dalam skala besar atau kecil dan dapat
menghasilkan kualitas panen tinggi dikarenakan kondisi lingkungan yang terjaga
(Acquaah, 2009).
Faktor lingkungan yang berpengaruh didalam greenhouse diantaranya
suhu, cahaya dan kelembaban udara. Kualitas air yang baik juga dibutuhkan untuk
meminimumkan terjadinya kontaminasi yang dapat menyebabkan masalah ketika
tanaman tumbuh. Pembuatan greenhouse disyaratkan mempunyai ventilasi yang
baik dan efisien, konstruksi dan struktur bangunan yang kuat serta transmisi
cahaya yang tinggi (Arteca, 2006).

Pupuk Kandang
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan
atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos baik yang

6

berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan
hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak.
Pupuk organik memiliki fungsi sebagai sumber nitrogen tanah yang utama, selain
itu berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah
serta lingkungan. (Balai Penelitian Tanah, 2005). Fungsi penting lainnya adalah
memperbaiki daya simpan air, meningkatkan kapasitas tukar kation dan daya ikat
hara (Syukur dan Harsono, 2008).
Bahan organik sangat berperan pada pembentukan struktur tanah yang
baik dan stabil dalam infiltrasi dan kemampuan menyimpan air. Menurut
Simatupang (2005) pemberian pupuk kandang dengan nyata menurunkan
besarnya aliran permukaan karena pupuk kandang memperbaiki sifat tanah
terutama struktur sehingga permeabilitas tinggi. Penggunaan pupuk kandang
merupakan

suatu

siklus

unsur

hara

yang

sangat

bermanfaat

dalam

mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang terbarukan kemudian di sisi
lain penggunaan pupuk kandang dapat mengurangi unsur hara yang bersifat racun
bagi tanaman. Menurut Ghaffoor et al. (2005) Penggunaan pupuk kandang ayam
baik untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat
biologis tanah seperti meningkatkan jumlah aktifitas metabolik organisme tanah.

Arang sekam
Media arang sekam tidak mudah lapuk dan menyimpan air dengan baik.
Media ini juga tidak mempengaruhi pH dan struktur larutan hara dan tidak mudah
ditumbuhi lumut atau jamur. Media ini adalah bahan ringan yang memungkinkan
sirkulasi udara dan kapasitas menahan air tinggi serta dikarenakan berwarna
kehitaman dapat mengabsorpsi sinar matahari dengan efektif (Hardjanti, 2005).
Arang sekam berasal dari pembakaran sekam yang tidak sempurna yang berwarna
hitam dan telah banyak digunakan sebagai media tanam secara komersial pada
sistem hidroponik. Berdasarkan hasil analisis kimia media , arang sekam memiliki
pH sebesar 6.92 (Yanti, 2004).
Arang sekam memiliki porositas yang baik bagi perkembangan akar dan
memiliki daya pegang air yang tinggi. Media ini memiliki kadar C-organik dan N
berturut-turut adalah 15.23% dan 1.08%. sekam padi yang dibakar dapat menekan

7

pertumbuhan bakteri pembusuk dan pada tahap ini sudah tidak terjadi proses
dekomposisi. Arang sekam dapat meningkatkan permeabilitas udara dan perkolasi
air (Nurbaity et al., 2009). Menurut Perez (2008) Arang sekam merupakan
substrat yang baik dan terdapat ruang untuk

komponen-komponen lain dari

substrat seperti akar tanaman.

Kompos Daun Bambu
Media kompos daun bambu potensial digunakan sebagai media tanam
hidroponik. Kompos daun bambu digunakan untuk campuran bahan organik
sebagai media tanam. Media ini mempunyai sifat tidak mengikat dan
menyumbang hara selama belum melapuk (Susanto et al., 2005).
Kompos daun bambu sebagai media pertumbuhan hidroponik mempunyai
aerasi, menyerap dan menahan air dengan baik karena mempunyai pori yang
banyak. Kompos daun bambu memiliki berat jenis yang lebih kecil dibandingkan
dengan media lain yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam sistem
hidroponik seperti pasir, kerikil, zeolit dan lainnya (Asrodiah, 2005). Kelemahan
dari kompos daun bambu ini hanya dapat digunakan satu kali periode tanam
(Murniarti, 2005).

8

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB unit
lapangan Cikabayan. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 250 m diatas
permukaan laut (dpl). Penelitian ini dilaksanakan mulai April sampai Juli 2010.

Bahan dan Alat
Bahan tanaman yang digunakan adalah benih mentimun Gherkin hibrida
varietas Vlasset dan varietas Calypso. Larutan hara berupa larutan AB Mix yang
terdiri dari pupuk stok A (KNO3, Ca(NO3)2 dan FeEDTA) dan pupuk stok B
(KNO3, K2SO4, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CUSO4, (NH4)S04. Na2HBO3, ZnSO4
dan NaMoO4). Komposisi hara yang digunakan yaitu: K+ 210 ppm, PO4- 60 ppm,
NO3- 233 ppm, NH4+ 25 ppm, Ca2+ 177 ppm. Mg2+ 24 ppm, SO4-113 ppm, Fe 2.14
ppm, B 1.2 ppm, Zn 0.26 ppm, Cu 0.048 ppm, Mn 0.18 ppm dan Mo 0.046 ppm.
Media arang sekam, pupuk kandang ayam, kompos daun bambu. Insektisida yang
digunakan berbahan aktif Deltamethrin dan Imidacloprid.
Peralatan yang digunakan adalah tray semai, instalasi drip irigation, gelas
ukur 1000 ml dan 100 ml, kontainer 100 liter, EC dan pH meter, Termohygrometer (0C,%), hand refracktometer (%Brix), hand penetrometer(kg/cm2),
Munsell color chart, jangka sorong, ember, benang ajir, kawat ajir, label, alat tulis,
alat ukur, timbangan kasar, polybag ukuran 35 cm x 35 cm sebanyak 140 lembar.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Split Plot dengan petak utama
adalah varietas Vlasset dan Calypso, sedangkan anak petaknya adalah media
tanam yang terdiri dari tiga jenis yaitu media arang sekam, media arang sekam
dicampur dengan kompos daun bambu, dan media arang sekam dicampur dengan
pupuk kandang ayam. Perbandingan volume media yang digunakan adalah 1:1.
Dengan demikian terdapat 6 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi terdiri dari
empat ulangan sehingga ada 24 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri

9

dari 8 tanaman sehingga secara keseluruhan terdapat 192 tanaman. Analisis data
menggunakan uji F dengan taraf 5% dan apabila hasilnya berbeda nyata dilakukan
uji lanjut DMRT pada taraf 5%.

Model rancangan yang digunakan adalah :
Yij = μ+Kk+αiδik+ βj +(αβ)ij+ijk

; (i=1,....t, j=1,....r)

Keterangan :
Yijk =nilai pengamatan pada petak utama ke-i dan anak petak ke-j dan
ulangan ke k
μ = rataan umum
i = pengaruh petak utama ke-i
βj = pengaruh anak petak ke-j
Kk = pengaruh kelompok ke-k
(αβ)ij = komponen interaksi antara petak utama ke-i dengan anak petak ke-j
δik = komponen acak dari petak utama yang menyebar normal
ijk = pengaruh acak dari anak petak yang menyebar normal

Pelaksanaan
Persiapan penelitian dilakukan dengan persiapan alat dan bahan yang
digunakan dan pembersihan greenhouse. Pembuatan pupuk ABmix dilakukan
dengan melarutkan kedalam dua kontainer, tiap kontainer berkapasitas 90 liter.
Kemudian masing-masing larutan hara stok A dan B diambil sebanyak 10 liter
dan diencerkan menjadi 2000 liter dalam container kapasitas 2000 l. Selanjutnya
dilakukan pengecekan pengukuran pH larutan dan EC dengan nilai pH 6.5-6.8 dan
nilai EC 2.1-2.5 mS/cm.
Penyemaian benih mentimun Gherkin dilakukan dengan media kasting
selama 3 minggu. Kemudian dilakukan pindah tanam menggunakan polybag
dengan satu bibit per polybag. Sebelum penanaman polybag diisi media tanam
dan disiram dengan air hingga lembab. Polybag disusun dalam dua baris secara
zigzag dengan jarak 50 cm. Pada tiap polybag ditancapkan dripper stick sebagai
jalur fertigasi.

10

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman rutin, pembersihan
greenhouse, pengendalian hama dan penyakit. Fertigasi dilakukan tiap harinya
dengan sistem otomatis menggunakan drip irigation dengan frekuensi penyiraman
dan banyaknya aplikasi disesuaikan dengan umur tanaman. Berikut ini Tabel 1,
volume dan jadwal penyiraman tanaman mentimun.

Tabel 1. Volume dan Jadwal Penyiraman Tanaman Mentimun
Umur
Tanaman

Frekuensi
Penyiraman

1 MST
2-5 MST
5-9 MST

3x
3x
4x

Volume
Penyiraman
(ml/tanaman)
250 ml
150 ml
250 ml

EC
(mS/cm)
2.0
2.0
2.2

Pembersihan greenhouse dilakukan dengan penyiraman lantai greenhouse
dan pembersihan gulma. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan
aplikasi insektisida berbahan aktif Deltamethrin dan Imidacloprid dan konsentrasi
2 cc/liter. Pada awal perkembangan tanaman hingga masa vegetatif dilakukan
penyemprotan insektisida setiap tiga hari sekali.

Pengamatan
Pengamatan

fase

vegetatif

dilakukan

terhadap

beberapa

peubah

diantaranya tinggi tanaman (cm), panjang ruas rata-rata (cm), jumlah buku (buah).
Pengamatan tinggi tanaman (cm) dilakukan dengan pengukuran dari buku
pertama hingga ujung titik tumbuh. Pengamatan panjang ruas rata-rata (cm)
dilakukan dengan perhitungan dari tinggi tanaman dibagi jumlah ruas.
Pengamatan jumlah buku (buah) dilakukan dari buku pertama hingga buku
terakhir.
Pengamatan fase generatif dilakukan terhadap beberapa peubah yaitu umur
berbunga jantan (HST), umur berbunga betina (HST), jumlah bunga jantan,
jumlah bunga betina dan umur panen. Pengamatan ini dilakukan satu minggu
sekali. Pengamatan umur berbunga jantan (HST) dilakukan mulai saat pindah
tanam hingga mekar bunga jantan pertama pada saat 50% bunga mekar dari
seluruh populasi. Pengamatan umur berbunga hermafrodit (HST) dilakukan mulai

11

dari pindah tanam hingga mekar bunga hermafrodit dan setelah 50% bunga mekar
dari seluruh populasi. Pengamatan jumlah bunga jantan dilakukan mulai saat
mekar bunga pertama hingga masa panen. Pengamatan jumlah bunga betina
dilakukan mulai saat mekar bunga pertama hingga masa panen. Pengamatan umur
panen (HST) dilakukan mulai awal pindah tanam hingga panen.
Pengamatan pasca panen dilakukan terhadap beberapa peubah diantaranya
bobot buah (gr), panjang buah (cm), Diameter buah (cm), kekerasan kulit buah
(kg/cm2), kandungan padatan terlarut total (%Brix). Bobot buah (gr) diukur
menggunakan timbangan. Panjang buah (cm) diukur dari pangkal hingga ujung
buah. Diameter buah (cm) diukur pada bagian tengah buah.
Tabel 2. Tabel Kelas Buah Mentimun Gherkin
Kelas Gherkin
E
B1
B
Oversize

Diameter Buah
< 3.3 cm
3.4 - 3.8 cm
3.9 - 4.2 cm
> 4.2 cm

Kekerasan kulit buah (kg/cm2) diukur menggunakan hand penetrometer
pada bagian pangkal-tengah-ujung. Kandungan padatan terlarut total (PTT) diukur
menggunakan hand refractometer pada bagian pangkal-tengah-ujung buah.

12

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kondisi Umum
Daya berkecambah dua varietas mentimun Gherkin secara berturut-turut
adalah varietas Calypso memiliki daya berkecambah 67.2% dan varietas Vlasset
memiliki daya berkecambah 97.7%. Tanaman mentimun Gherkin ditransplanting
sekitar umur 21 hari setelah tanam. Media tanam saat pembibitan dan hasil
penyemaian mentimun Gherkin dapat dilihat pada gambar 1.

(a)

(b)

Gambar 1. Media Pembibitan (a) dan Penyemaian Mentimun Gherkin (b)
Perkembangan masa vegetatif tanaman ini cepat dan baik, namun terdapat
beberapa kendala yang terjadi selama melakukan penelitian ini (Lampiran 1).
Adanya serangan hama kutu daun (Aphis sp.) pada masa pembibitan sehingga hal
ini terjadi pula pada saat fase generatif di dalam greenhouse. Hama lainnya yang
menyerang adalah embun tepung yang disebabkan oleh Pseudoperonospora
cubensis, belalang, dan kupu-kupu (Lampiran 2). Penyakit yang menyerang
tanaman adalah penyakit kerdil. Intensitas serangan hama dan penyakit ringan
sehingga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Suhu udara di dalam greenhouse berfluktuasi tiap harinya, secara umum
kisaran suhu antara 25OC–43OC . Suhu maksimum terjadi pada siang hari yaitu
43OC dan suhu minimum terjadi di pagi hari sekitar 24OC. Keadaan lingkungan
khususnya

suhu

udara

dapat

berpengaruh

perkembangan tanaman mentimun Gherkin.

terhadap

pertumbuhan

dan

13

Tabel 3. Suhu dan Kelembaban Rata-rata Bulan Mei-Juni 2010 di Dalam
Greenhouse pada pukul 07.00, 13.00, 16.00.

Standar
Max
Min

-----------------Suhu----------------------------Kelembaban-----------Pagi
Siang
Sore
Pagi
Siang
Sore
(07.00)
(13.00)
(16.00)
(07.00)
(13.00)
(16.00)
------------------0C------------------- ------------------%-----------------25.1
36.5
29.1
91
48
70
30.7
43.6
33.9
95
59
86
24.3
33.8
26.5
79
38
55

Kelembaban udara menjadi faktor penting pula pada keadaan suatu
lingkungan. Kelembaban udara (RH) di dalam greenhouse paling tinggi terjadi di
pagi hari berkisar antara 80%-95%. Kelembaban paling rendah terjadi pada siang
hari berkisar 38%-59%. Suhu udara dan kelembaban udara di dalam greenhouse
dapat lebih terjaga sehingga intensitas hama dan penyakit tanaman dapat ditekan.

Pertumbuhan Vegetatif
Tinggi tanaman
Tinggi tanaman menjadi salah satu parameter yang penting dalam
menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Berdasarkan Tabel 4, dari
kedua varietas yang digunakan tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman
mentimun Gherkin. Kedua varietas ini memiliki tinggi yang relatif sama.
Perlakuan pengaruh media tanam terhadap tinggi tanaman mentimun Gherkin
berbeda nyata pada 6, 7 dan 8 MST. Namun diantara ketiga jenis media tanam
tersebut tidak menunjukkan yang terbaik antara satu dengan yang lainnya. Tidak
terdapat interaksi antara varietas dan media tanam terhadap tinggi tanaman
mentimun Gherkin. Hal ini menunjukkan tidak adanya pengaruh yang terjadi
antara perlakuan varietas yang di uji dan media tanam yang digunakan terhadap
perkembangan tinggi tanaman mentimun Gherkin.

14

Tabel 4. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Tinggi Tanaman
Mentimun Gherkin
Perlakuan

Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

Umur Tanam
4
5
6
7
8
MST MST
MST
MST
MST
-------------------------------cm------------------------3.56
7.32
44.64 103.85 162.33
2.79
9.75
44.85 106.69 155.62
tn
tn
tn
tn
tn
-------------------------------cm------------------------3.53
7.52
35.78b 84.31a 139.31b
3.00
9.67
51.22a 112.69a 170.31a
3.00
8.41
47.25a 84.31b 167.31a
tn
tn
**
**
*
tn
tn
tn
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5
%, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Jumlah Ruas
Berdasarkan Tabel 5, Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap
jumlah ruas tanaman mentimun Gherkin pada 8 MST. Diantara kedua varietas
yang di uji varietas Calypso memiliki jumlah ruas yang lebih banyak
dibandingkan dengan varietas Vlasset. Banyaknya jumlah ruas dapat berpengaruh
terhadap banyaknya bakal calon buah yang dihasilkan. Pada umumnya bakal
calon buah akan tumbuh pada ruas-ruas tanaman. Hal ini menandakan varietas
Calypso mempunyai peluang memiliki jumlah bakal calon buah lebih banyak
dibandingkan varietas Vlasset. Pengaruh jenis media tanam berpengaruh nyata
terhadap jumlah ruas tanaman mentimun Gherkin khususnya pada 5, 7 dan 8
MST. Jenis media tanam arang sekam di campur dengan kompos daun bambu
merupakan media tanam terbaik diantara lainnya terkecuali pada 8 MST. Interaksi
pengaruh varietas dan pengaruh media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah ruas tanaman mentimun Gherkin.

15

Tabel 5. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Jumlah Ruas Mentimun
Gherkin
Perlakuan
Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

Umur Tanam
4 MST 5 MST 6 MST 7 MST
2.38
2.04
tn

4.04
4.58
tn

2.00
24.37
21.87
tn
tn

3.62b
4.50a
3.87b
**
tn

7.91
8.71
tn

8 MST

14.29 21.04b
15.58 22.67a
tn
*

8.00 13.81b 20.37b
8.37 15.93a 22.75a
8.56 15.06ab 22.44a
tn
*
*
tn
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5
%, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Panjang Ruas Rata-Rata
Panjang ruas rata-rata didapatkan dari tinggi tanaman dibagi dengan
jumlah ruas. Ini dapat menunjukkan perkembangan panjang tiap ruas dari suatu
tanaman. Berdasarkan Tabel 6, panjang ruas rata-rata berpengaruh nyata terhadap
pengaruh varietas dan pengaruh media tanam. Pengaruh varietas berpengaruh
nyata pada 4, 7 dan 8 MST terhadap panjang ruas rata-rata. Pada 4 MST, varietas
Calypso memiliki panjang ruas rata-rata lebih tinggi dibandingkan varietas
Vlasset, sedangkan pada 7 dan 8 MST varietas Vlasset memiliki panjang ruas ratarata lebih tinggi dibandingkan varietas Calypso. Pengaruh media tanam
berpengaruh nyata pada 6, 7 dan 8 MST terhadap panjang ruas rata-rata.
Perlakuan media tanam arang sekam dicampur kompos daun bambu dan arang
sekam dicampur pupuk kandang ayam memberikan hasil lebih tinggi
dibandingkan media arang sekam. Interaksi pengaruh varietas dan pengaruh
media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap panjang ruas rata-rata tanaman
mentimun Gherkin.

16

Tabel 6. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Panjang Ruas Rata-Rata
Mentimun Gherkin
Perlakuan
Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
interaksi

Umur Tanam
4 MST 5 MST 6 MST 7 MST 8 MST
1.52b
2.08a
*

2.84
2.48
tn

5.37
4.96
tn

7.19a
6.80b
**

7.65a
6.84b
**

1.87
1.83
1.69
tn
tn

2.47
2.80
2.70
tn
tn

4.43b
5.57a
5.50a
**
tn

6.07b
7.42a
7.50a
**
tn

6.82b
7.44a
7.47a
**
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5
%, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Pertumbuhan Generatif
Jumlah Bunga Jantan
Berdasarkan Tabel 7, pengaruh varietas berpengaruh nyata terhadap
jumlah bunga jantan mentimun Gherkin pada saat 8 dan 9 MST. Pada 8 dan 9
MST varietas Calypso menghasilkan bunga jantan lebih banyak dibandingkan
varietas Vlasset. Perbedaan jumlah bunga jantan antara dua varietas ini berbeda
jauh. Pada umumnya bunga jantan tumbuh bergerombol pada ruas-ruas tanaman
mentimun Gherkin. Salah satu contoh pada 8 MST, rataan tiap tanaman jumlah
bunga jantan varietas Vlasset adalah 6.92 sedangkan varietas Calypso adalah
21.46. Pengaruh media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga
jantan mentimun Gherkin. Tidak ada interaksi antara pengaruh varietas dan media
tanam terhadap jumlah bunga jantan mentimun Gherkin. Hal ini menunjukkan
tidak terdapat pengaruh yang terjadi antara perlakuan varietas yang di uji dan
media tanam yang digunakan terhadap jumlah bunga jantan tanaman mentimun
Gherkin

17

Tabel 7. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Jumlah Bunga Jantan
Mentimun Gherkin
Perlakuan
Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

Umur Tanam
7 MST
8 MST

9 MST

6.42
6.71
tn

6.92b
21.46a
*

5.25b
26.67a
*

7.12
7.06
5.50
tn
tn

10.56
14.86
17.12
tn
tn

10.00
17.25
20.62
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji
5 %, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Jumlah Bunga Betina
Berdasarkan Tabel 8, jumlah bunga betina mentimun Gherkin berpengaruh
nyata terhadap pengaruh varietas pada 7 dan 9 MST. Pada 7 dan 9 MST jumlah
bunga betina yang dihasilkan varietas Vlasset lebih banyak dibandingkan varietas
Calypso. Salah satu contoh dapat dilihat pada 7 MST jumlah bunga betina rataan
tiap tanaman varietas Vlasset adalah 7.29 sedangkan varietas Calypso adalah 1.96.
Jumlah bunga betina berpengaruh terhadap banyaknya calon buah yang
dihasilkan. Pada bunga betina terdapat bakal calon buah mentimun Gherkin. Oleh
karena itu varietas Vlasset mempunyai peluang menghasilkan bakal calon buah
lebih banyak dibandingkan varietas Calypso. Pengaruh media tanam tidak
berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina mentimun Gherkin. Hal ini
menunjukkan dari ketiga media tanam yang digunakan memberikan pengaruh
perlakuan yang sama terhadap jumlah bunga betina.

18

Tabel 8. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Jumlah Bunga Betina
Mentimun Gherkin
Perlakuan

Umur Tanam
7 MST
8 MST

Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+ Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

9 MST

7.29 a
1.96 b
*

13.92
7.54
tn

30.04 a
11.04 b
*

5.81
3.87
4.19
tn
*

9.00
12.37
10.81
tn
tn

18.69
20.69
22.25
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5
%, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Pada pengamatan jumlah bunga betina terdapat interaksi antara pengaruh
varietas dan pengaruh media tanam pada 7 MST. Berdasarkan Tabel 9, pada
varietas Vlasset media tanam arang sekam adalah media tanam terbaik pada 7
MST. Sedangkan pada varietas Calypso, dari ketiga jenis media tanam tidak
menunjukkan yang terbaik antara satu dengan yang lainnya.
Tabel 9. Pengaruh Interaksi Antara Varietas dan Jenis Media Tanam Terhadap
JumlahBunga Betina Mentimun Gherkin Pada 7 MST

Varietas
Vlasset

Respon
Clyppsa

Respon

Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang

Umur Tanam
(7MST)
9.25 a
7.87 ab
4.25 bc
**
3.75 bc
1.62 c
4.5 bc
**

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5
%, ** = Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

19

Pasca Panen
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat lingkar buah mentimun Gherkin tidak
berpengaruh nyata terhadap pengaruh varietas dan media tanam. Kemudian dapat
dilihat kekerasan mentimun Gherkin tidak berpengaruh nyata terhadap pengaruh
varietas dan media tanam. Hal tersebut terlihat pula pada padatan terlarut total
mentimun Gherkin yang tid ak berpengaruh nyata terhadap pengaruh varietas dan
media tanam.
Tabel 10. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Parameter Pasca
Panen Mentimun Gherkin
Perlakuan

Parameter
Lingkar Buah(cm) Kekerasan

Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

PTT

2.74
2.07
tn

9.51
11.29
tn

2.39
1.65
tn

1.54
3.06
2.62
tn
tn

5.63
15.25
10.32
tn
tn

1.41
2.34
2.31
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5%

Bobot dan Jumlah Buah per Tanaman
Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat pengaruh varietas tidak berpengaruh
nyata terhadap bobot buah per tanaman mentimun Gherkin. Pengaruh media
tanam tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman

mentimun

Gherkin. Bobot buah per tanaman berkisar antara 164.08–172.92 gr. Kemudian
dapat dilihat pula bahwa pengaruh varietas tidak berpengaruh nyata terhadap
jumlah buah per tanaman mentimun Gherkin. Hal tersebut juga terlihat pada
pengaruh media tanam yang tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah per
tanaman mentimun Gherkin. Jumlah buah per tanaman berkisar antara 2–3 buah
per tanaman.

20

Tabel 11. Pengaruh Varietas dan Media Tanam Terhadap Bobot dan Jumlah
Buah per Tanaman Mentimun Gherkin

Perlakuan
Varietas
Vlasset
Calypso
Uji F
Media
Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang
Uji F
Interaksi

Bobot Buah per Tanaman (gr)

Jumlah Buah
per Tanaman

172.92
169.68
tn

2.83
2.17
tn

164.08
173.20
172.69
tn
tn

3.50
2.17
2.50
tn
tn

Keterangan : tn = Tidak nyata pada taraf uji 5%, * = Berpengaruh nyata pada taraf uji 5 %, ** =
Berpengaruh sangat nyata pada taraf uji 1%

Pengelompokan Buah
Berdasarkan Tabel 12, terdapat jumlah buah keseluruhan berdasarkan grade
buah tanaman mentimun Gherkin. Ada 4 grade yang biasanya dipakai dalam
menentukan kelas buah tanaman mentimun Gherkin yaitu kelas B, B1, E, dan O.
Grade buah ini ditentukan berdasarkan diameter buah tanaman mentimun
Gherkin. Pada media tanam arang sekam, varietas Vlasset menghasilkan dua belas
buah grade B, empat buah grade B1 dan satu buah grade O, sedangkan varietas
Calypso menghasilkan enam buah grade B dan dua buah grade B1.
Pada media arang sekam di campur dengan kompos daun bambu, varietas
Vlasset menghasilkan 25 buah grade B, tujuh buah grade B1 serta empat buah
grade O. Sedangkan varietas Calypso menghasilkan delapan buah grade B, dua
buah grade B1 dan satu buah grade O. Selanjutnya pada media arang sekam
dicampur dengan pupuk kandang, varietas Vlasset menghasilkan delapan buah
grade B dan satu buah grade B1. Sedangkan varietas Calypso menghasilkan tujuh
buah grade B, tiga buah grade B1, serta tiga buah grade O (Lampiran 3).

21

Tabel 12. Tabel Jumlah Buah Keseluruhan Tanaman Contoh Mentimun Gherkin
Pada Masing-Masing
Varietas Media
B
Vlasset

Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang

Clyppsa Arang sekam
Arang sekam+Kompos daun bambu
Arang sekam+Pupuk kandang

12
(70.59%)
25
(69.44%)
8
(88.88%)
6
(75%)
8
(72.72)
7
(53.84%)

Grade Buah
B1
O
4
1
(23.53%) (5.88%)
7
4
(19.44%) (11.12%)
1
0
(11.11%)
(0%)
2
0
(25%)
(0%)
2
1
(18.18%) (9.1%)
3
3
(23.08%) (23.08%)

Keterangan Grade Buah :
B 1 : Diameter Buah 3.4 cm-3.8 cm
B : Diameter Buah 3.9 cm-4.2 cm
O : Diameter Buah >4,2 cm

Pembahasan
Parameter pertumbuhan vegetatif yang diamati dalam penelitian ini
menghasilkan hasil uji F yang berbeda-beda. Tidak ada interaksi antara pengaruh
varietas dan pengaruh media tanam terhadap tinggi tanaman mentimun Gherkin
sehingga dilihat dari tinggi tanaman perlakuan varietas tidak berpengaruh secara
nyata. Namun pengaruh media tanam berbeda nyata terhadap tinggi tanaman
pada 6,7 dan 8 MST. Jenis media tanam arang sekam dicampur kompos daun
bambu menghasilkan nilai tinggi tanaman lebih besar diantara media tanam
lainnya. Media tanam kompos daun bambu dapat menyerap dan menahan air
dengan baik serta memiliki porositas yang baik (Asrodiah, 2005).
Perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah ruas tanaman
mentimun Gherkin pada 5 MST, 7 MST dan 8 MST. Jenis media tanam arang
sekam dicampur kompos daun bambu memberikan hasil lebih baik diantara media
tanam lainnya. Ini menunjukkan campuran media arang sekam dan kompos daun

22

bambu dapat mempengaruhi banyaknya ruas yang dapat tumbuh pada tanaman
mentimun Gherkin. Banyaknya ruas tanaman mentimun dapat mempengaruhi
banyaknya calon buah yang dihasilkan. Calon buah mentimun Gherkin tumbuh
pada ruas tanaman. Media tanam kompos daun bambu sebagai bahan organik
mempunyai kelebihan diantaranya ringan dan aerasi baik (Asrodiah, 2005).
Perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap panjang ruas rata-rata
pada 6 MST, 7 MST dan 8 MST. Jenis media tanam arang sekam dicampur
kompos daun bambu dan arang sekam dicampur pupuk kandang ayam
menghasilkan data yang hampir sama. Campuran media arang sekam dan pupuk
kandang ayam juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap panjang
ruas rata-rata. Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap panjang ruas ratarata pada 4 MST, 7 MST dan 8 MST. Varietas Vlasset menghasilkan panjang
ruas rata-rata lebih tinggi dibandingkan varietas Calypso. Ini menunjukkan
varietas Vlasset memiliki keadaan tiap ruas tanaman dan ruang tumbuh buah lebih
renggang sehingga perkembangan buah dapat lebih baik.
Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga jantan pada 8
MST dan 9 MST. Tanaman Gherkin varietas Calypso memiliki laju pertumbuhan
bunga jantan lebih tinggi dibandingkan varietas Vlasset. Perlakuan varietas juga
berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga betina pada 7 MST. Varietas Vlasset
memiliki laju pertumbuhan bunga betina lebih tinggi dibandingkan varietas
Calypso. Berdasarkan hasil tersebut dapat menunjukkan varietas Vlasset lebih
banyak memproduksi bunga betina dibandingkan bunga jantan. Varietas Calypso
lebih banyak memproduksi bunga jantan dibandingkan bunga betina. Hal ini dapat
mempengaruhi tingkat produksi dan panen buah mentimun Gherkin dari tiap
varietas (Lampiran 4).
Bunga betina mempunyai bakal buah dan dapat diprediksikan menjadi
buah yang akan dipanen. Jumlah buah per tanaman akan mempengaruhi dalam
total produksi yang dihasilkan. Banyaknya buah per tanaman yang dihasilkan
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan bunga betina. Semakin meningkat laju
pertumbuhan bunga betina dari tiap minggunya semakin besar peluang tumbuh
dan berkembangnya bakal buah. Namun tidak seluruhnya bunga betina berhasil
mempunyai bakal buah dikarenakan gugurnya bunga sebelum terjadi penyerbukan

23

atau dapat pula dikarenakan faktor lingkungan yang kurang mendukung seperti
suhu yang terlalu panas.
Berdasarkan tabel 12, terlihat varietas Vlasset menghasilkan jumlah buah
lebih banyak dibandingkan varietas Calypso. Jenis media tanam arang sekam
dicampur kompos daun bambu menhasilkan jumlah buah lebih banyak
dibandingkan media tanam lainnya baik pada varietas Vlasset maupun varietas
Calypso.
Jumlah buah keseluruhan yang dihasilkan tanaman contoh mentimun
Gherkin kurang optimal, hal ini diduga dikarenakan adanya pengaruh faktor
lingkungan. Jika dilihat dari data suhu harian didalam greenhouse, suhu
maksimum didalam greenhouse mencapai 43°C (Lampiran 5). Hal ini
mengakibatkan tergangggunya pertumbuhan

dan

perkembangan

tanaman

mentimun Gherkin yang berdampak pada kurang maksimal jumlah buah yang
dihasilkan. Menurut Jones dan Benton (2005), tanam