Isolat bakteri salmonella dan leukosit dari anak-anak penderita diare di puskesmas Sindang Barang Bogor

(1)

Dari Anak-Anak Penderita Diare di Puskesmas Sindang Barang Bogor.

Dibimbing oleh SRI BUDIARTI dan TRI HERU WIDARTO.

Diare merupakan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak di

negara-negara berkembang. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri

Salmonella sp.

. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi

bakteri

Salmonella sp.

dari sampel feses anak-anak penderita diare di Puskesmas

Sindang Barang Bogor. Terdapat 100 sampel feses yang diambil dengan metode

rectal swab

dan disimpan di dalam cairan buffer saline steril sebanyak 1ml

kemudian di isolasi selama 24

48 jam pada media SSA (Salmonella Shigella

Agar) .Sampel darah diambil dari jari kemudian dihitung leukositnya dengan

metode Simmon. Dari hasil isolasi terdapat 8 isolat yang diduga bakteri

Salmonella sp..

Uji biokimia yang dilakukan diantaranya yaitu uji Methyl red, uji

Voges Proskauer, uji urease, uji H2S, uji KCN, uji indol dan pewarnaan gram

negatif. Hasil uji biokimia menunjukkan 5 isolat yang menunjukkan tanda-tanda

fisiologis bakteri

Salmonella sp.

Jumlah leukosit yang diperoleh bervariasi dari

leukopenia hingga normal.

ABSTRACT

LESTARI APRILIANTY HAKIM. Isolate of

Salmonella sp.

Bacteria and

Leucocyte in Patients With Diarrhea in Puskesmas Sindang Barang, Bogor.

Taught by SRI BUDIARTI and TRI HERU WIDARTO.

Diarrhea is a disease that can cause death to children in developing

countries. One of the bacteria which can cause diarrhea is

Salmonella

bacteria.

This research intend to isolate and identify

Salmonella sp.

bacteria from faeces

samples children diarrhea in Puskesmas Sindang Barang, Bogor. There are about

100 samples of faeces was taken with rectal swab method and saved in 1ml sterile

buffer saline then isolated 24

48 hours in SSA. Blood samples were taken from

finger then count the leucocytes with the Simmon method. From isolation method

there are about eight isolates of

Salmonella sp.

bacteria suspects. Biochemical

tests which are performed on this method are Metyl Red test, Voges Proskauer

test, Urea test, H2S test, KCN test, citrate test, Indole test and gram stain. From

biochemical test there are about five isolates which showed sign of physiological

of

Salmonella sp.

bacteria. The leucocytes count varied from leucopenia to

normal.


(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia khususnya negara berkembang. Masalah tersebut dapat terlihat dengan meningkatnya angka penderita dan kematian akibat diare (Adisasmito 2007). Kejadian diare di Indonesia mulai dari tahun 2002 adalah sebesar 1,62% , tahun 2003 sebesar 2,77% , tahun 2004 sebesar 1,60%, tahun 2005 sebesar 2,51%, tahun 2006 sebesar 2,52% (DEPKES RI 2007) tahun 2007 sebesar 1,3% (DEPKES RI 2008). Kasus diare dinegara berkembang lainnya di Turki yaitu sebesar 1,6% (Al-Gallas et al. 2009). Data tersebut menunjukkan bahwa angka penderita diare di Indonesia masih tinggi khususnya untuk daerah kota Bogor. Tahun 2005 terdapat 98 anak meninggal dan pada tahun 2007 sebanyak 23,416% dari jumlah 74.880 anak di kota Bogor meninggal akibat diare (Bappeda kota Bogor 2005). Hal tersebut menunjukkan masih lemahnya data mikrobiologi bagi penderita diare khususnya yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, sehingga penelitian ini harus dilakukan.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Eppy 2009). Bakteri Salmonella merupakan anggota famili Enterobacteriaceae, bakteri gram negatif, anaerob fakultatif, tidak berspora dan berbentuk batang. Habitat normalnya adalah didalam saluran pencernaan. Lebih dari 2000 serotip Salmonella adalah patogen, salah satunya yaitu penyebab gastroenteritis atau lebih dikenal dengan diare. Secara patologi, bakteri Salmonella

dibagi menjadi dua yaituSalmonellathypoid danSalmonellanon-thypoid (Madiganet al.

2009). Bakteri Salmonella memiliki dosis infektif 104 sampai 108 sel dengan lama inkubasi 5-72 jam, normal 12-36 jam (Sørensen 2006). Sebagian orang yang terinfeksi Salmonella enteritidis umumnya menderita diare (Blackburn & McClure 2003).

Infeksi bakteri Salmonella sp. pada manusia dapat mengakibatkan penyakit dengan gangguan pada bagian saluran pencernaan atau gastroenteritis dan penyakit akibat infeksiSalmonelladisebut

salmonellosis (Marriot 1999). Salmonellosis menyebabkan berbagai gejala seperti gastroenteritis, demam enterik, septikemia, dan infeksi fokal. BakteriSalmonellamasuk melalui makanan yang dicerna dalam lambung dan berkoloni di ileum dan kolon, kemudian masuk kedalam epitel usus dan terjadi proliferasi epitel (Gianella 2001).

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo 2004). Uji biokimia dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi bakteri. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam media sfelektif dinyatakan

Salmonella sp. jika memberikan reaksi positif pada hasil uji H2S, uji Metil Red (MR), dan

memberikan reaksi negatif untuk uji Kalium Sianida (KCN), uji Indol, uji Voges Proskauer

(VP) dan uji Urea (Madigan et al. 2009). Infeksi dapat menyebabkan kenaikan jumlah leukosit. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan infeksi . Jumlah normal sel darah putih adalah 4000-10000/mm3(Aryoseto 2009).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Salmonella sp

pada penderita diare serta melihat jumlah sel darah putih di Puskesmas Sindang Barang, Bogor.

METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Oktober tahun 2010. Pengambilan sampel bertempat di Puskesmas Sindang Barang Bogor, kegiatan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan penghitungan darah dilakukan di laboratorium Biosistematika dan Ekologi Hewan Departemen Biologi IPB Bogor.

Probandus

Pengambilan sampel dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2010. Sampel feses dan darah diambil dari 100 pasien diare anak-anak mulai usia 2 bulan sampai 11 tahun.


(3)

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia khususnya negara berkembang. Masalah tersebut dapat terlihat dengan meningkatnya angka penderita dan kematian akibat diare (Adisasmito 2007). Kejadian diare di Indonesia mulai dari tahun 2002 adalah sebesar 1,62% , tahun 2003 sebesar 2,77% , tahun 2004 sebesar 1,60%, tahun 2005 sebesar 2,51%, tahun 2006 sebesar 2,52% (DEPKES RI 2007) tahun 2007 sebesar 1,3% (DEPKES RI 2008). Kasus diare dinegara berkembang lainnya di Turki yaitu sebesar 1,6% (Al-Gallas et al. 2009). Data tersebut menunjukkan bahwa angka penderita diare di Indonesia masih tinggi khususnya untuk daerah kota Bogor. Tahun 2005 terdapat 98 anak meninggal dan pada tahun 2007 sebanyak 23,416% dari jumlah 74.880 anak di kota Bogor meninggal akibat diare (Bappeda kota Bogor 2005). Hal tersebut menunjukkan masih lemahnya data mikrobiologi bagi penderita diare khususnya yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, sehingga penelitian ini harus dilakukan.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Eppy 2009). Bakteri Salmonella merupakan anggota famili Enterobacteriaceae, bakteri gram negatif, anaerob fakultatif, tidak berspora dan berbentuk batang. Habitat normalnya adalah didalam saluran pencernaan. Lebih dari 2000 serotip Salmonella adalah patogen, salah satunya yaitu penyebab gastroenteritis atau lebih dikenal dengan diare. Secara patologi, bakteri Salmonella

dibagi menjadi dua yaituSalmonellathypoid danSalmonellanon-thypoid (Madiganet al.

2009). Bakteri Salmonella memiliki dosis infektif 104 sampai 108 sel dengan lama inkubasi 5-72 jam, normal 12-36 jam (Sørensen 2006). Sebagian orang yang terinfeksi Salmonella enteritidis umumnya menderita diare (Blackburn & McClure 2003).

Infeksi bakteri Salmonella sp. pada manusia dapat mengakibatkan penyakit dengan gangguan pada bagian saluran pencernaan atau gastroenteritis dan penyakit akibat infeksiSalmonelladisebut

infeksi fokal. BakteriSalmonellamasuk melalui makanan yang dicerna dalam lambung dan berkoloni di ileum dan kolon, kemudian masuk kedalam epitel usus dan terjadi proliferasi epitel (Gianella 2001).

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo 2004). Uji biokimia dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi bakteri. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam media sfelektif dinyatakan

Salmonella sp. jika memberikan reaksi positif pada hasil uji H2S, uji Metil Red (MR), dan

memberikan reaksi negatif untuk uji Kalium Sianida (KCN), uji Indol, uji Voges Proskauer

(VP) dan uji Urea (Madigan et al. 2009). Infeksi dapat menyebabkan kenaikan jumlah leukosit. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan infeksi . Jumlah normal sel darah putih adalah 4000-10000/mm3(Aryoseto 2009).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Salmonella sp

pada penderita diare serta melihat jumlah sel darah putih di Puskesmas Sindang Barang, Bogor.

METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Oktober tahun 2010. Pengambilan sampel bertempat di Puskesmas Sindang Barang Bogor, kegiatan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan penghitungan darah dilakukan di laboratorium Biosistematika dan Ekologi Hewan Departemen Biologi IPB Bogor.

Probandus

Pengambilan sampel dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2010. Sampel feses dan darah diambil dari 100 pasien diare anak-anak mulai usia 2 bulan sampai 11 tahun.


(4)

2

Pengambilan Sampel A. Feses

Pengambilan sampel feses dilakukan dengan menggunakan metode rectal swab (Funk et al. 2000) yaitu mengambil feses dari anus pasien dengan cotton bud steril kemudian dimasukkan kedalam 0,9 ml larutan buffer saline steril (PBS) untuk dilakukan isolasi bakteriSalmonella. B. Darah

Pengambilan darah dilakukan dengan membersihkan jari tengah pasien dengan alkohol 70% kemudian ditusuk dengan lanset pen. Darah yang keluar ditampung oleh hematokrit (Marienfeld).

Perhitungan Sel Darah Putih

Darah yang berada dalam tabung hematokrit dikeluarkan dengan menggunakan kikir dan ditempatkan dalam tabung ependof. Darah diambil dengan pipet leukosit sampai sampai batas kurang lebih 0,5 dan dicampur dengan larutan Turk sampai batas 11. Kocok dengan gerakan membentuk angka delapan selama 12 kali kemudian diteteskan pada kaca hemasitometer dan tutup dengan kaca penutup. Sel leukosit yang dihitung dengan

counter pada hemasitometer yaitu empat kotak terbesar terletak pada tiap sudut hemasitometer. Penentuan jumlah total leukosit dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

V= p l t V= 1 * 1 * 1/10

V untuk 4 kotak = 4 * 1/10mm3 1 mm3= 10/4 *Σbutir darah yang dihitung

Faktor pengenceran = 20 * 10/4 * Σ butir darah yang dihitung

(Simmon 1976) Isolasi bakteri

Sampel yang diduga bakteri Salmonella sp. diinkubasi pada media cawan SSA (Criterion) selama 24 jam didalam inkubator (Gemmyco IN-010). Koloni yang telah murni dipindahkan kedalam media SSA miring.

Identifikasi Bakteri

Sampel yang diduga bakteri Salmonella sp.dilakukan dua tahap uji yaitu pewarnaan gram dan uji biokimia.

A. Pewarnaan gram

Pewarnaan gram dimulai dengan mengambil satu ose biakan yang didugaSalmonella sp.lalu dicampur dengan air steril kemudian dilakukan fiksasi panas. Kaca objek yang telah berisi bakteri Salmonella sp. diberikan kristal violet sampai menggenangi kaca objek dan dibiarkan selama satu menit lalu dibilas dengan air akuades. Pewarna selanjutnya yaitu iodin selama dua menit kemudian bilas dengan air akuades. Proses dekolorisasi dilakukan dengan menambahkan alkohol 90% beberapa saat kemudian dibersihkan dengan air akuades. Tahap terakhir yaitu pemberian safranin selama 30 detik, dibilas kembali dengan air akuades. Kelebihan air diserap oleh kertas serap. Pewarnaan selesai dan diamati di mikroskop cahaya perbesaran 1000 x menggunakan minyak imersi.

B. Uji Biokimia (Madiganet al. 2009) Uji biokimia untuk bakteri yang diduga

Salmonella sp. dilakukan uji Metil Red (MR), uji Voges Proskauer (VP), uji Urease, uji H2S,

uji KCN, uji Indol dan uji Sitrat. Media yang digunakan pada uji MR dan VP adalah sama yaitu dengan memakai media MRVP.

1. Uji MR (Metil Red)

Bakteri yang diduga Salmonella sp.

diinokulasikan pada media MRVP (Difco) dan inkubasi (Gemmyco IN-010) selama 24 jam pada suhu 370C. Uji MR dilakukan dengan menambahkan 10 tetes indikator metil red. Hasil positif dinyatakan dengan berubahnya warna media menjadi warna merah setelah ditetesi indikator merah metil. Medium yang tidak berubah warna dinyatakan negatif. 2. Uji VP

Sebanyak satu lup bakteri dimasukkan kedalam media MRVP (Difco) kemudian dilakukan inkubasi selama 96 jam. Uji VP dilakukan penambahan indikator α-naphtol 5% sebanyak 5 tetes dan larutan KOH 40% 5 tetes dan dibiarkan selama dua jam untuk dilihat perubahan warna media dari warna kuning menjadi warna kemerahan. Hasil negatif tidak merubah warna media.

2.Uji Urease

Bakteri yang didugaSalmonella sp.diisolasi kedalam media urea (Difco) secara aseptik lalu diinkubasi selama 96 jam dengan pengamatan tiap 24 jam pada suhu 370C. Warna merah violet akan ditunjukkan jika reaksinya positif dan tidak terjadi perubahan warna media.


(5)

3.Uji KCN

Dua lup bakteri yang didugaSalmonella sp. diisolasi pada media KCN kemudian diinkubasi selama 96 jam dengan pengamatan tiap 24 jam pada suhu 370C . Warna keruh pada media dinyatakan reaksi positif, warna bening dinyatakan hasil negatif.

4.Uji Indol

Bakteri yang diduga Salmonella sp.

diisolasi pada media tripton (Oxoid) dan dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Bakteri Salmonella sp. pada media tripton ditambahkan reagen Kovac sebanyak 3 tetes sampai berubah menjadi warna merah pada permukaan media, hasil tersebut dinyatakan positif. Hasil negatif dinyatakan dengan tidak timbulnya warna merah pada permukaan media.

5.Uji Sitrat

Media yang digunakan adalah media agar Simmons sitrat (Oxoid) . Bakteri yang diduga Salmonella sp. diisolasi dan diinkubasi selama 24 jam. Warna hijau pada media akan dirubah menjadi warna biru dengan adanya indikator warna bromtimol blue(BTB). Warna biru adalah reaksi positif dari uji ini.

6. Uji H2S

Bakteri yang didugaSalmonella diisolasi dalam media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) selama 24 jam pada suhu 370C. Reaksi positif diberikanSalmonella sp.pada uji H2S

ini adalah terbentuknya gas disertai dengan berubahnya media menjadi warna hitam atau berubahnya warna media menjadi kuning pada bagian dasar media dan permukaan miring media yang menunjukkan adanya proses fermentasi yang terjadi.

HASIL

Dari 100 sampel feses penderita diare di Puskesmas Sindang Barang Bogor terdapat 43 sampel perempuan dan 57 sampel laki-laki (Lampiran 1). Sampel tersebut terdapat delapan isolat (8%) yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA (Tabel 1). Koloni bakteri Salmonella sp. ditunjukkan oleh warna hitam pada pusatnya dan warna kusam pada pinggirannya (Gambar 1).

Delapan isolat yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA telah dilakukan pewarnaan gram. Hasil yang ditunjukkan setelah isolat bakteri Salmonella sp diwarnai adalah warna merah muda dan tiap sel berbentuk batang (Gambar 2).

Uji biokimia dilakukan untuk mengidentifikasi dugaan isolat bakteri

Salmonella sp.. Delapan sampel bakteri yang didugaSalmonella sp. yaitu nomor 15, 19, 33, 38, 43, 58, 84, dan 87 (Tabel 2) dilakukan uji biokimia dengan mengacu pada metode dalam buku Brock Biology of Microorganism (2009). Hasil uji MR pada delapan isolat yang diduga

Salmonella ditunjukkan dengan reaksi positif (Gambar 3).

Hasil uji VP pada delapan isolat menunjukkan hasil yang negatif karena tidak terbentuk warna merah pada media MRVP. (Gambar 4).

Gambar 2 Hasil pewarnaan gram perbesaran 1000x

Gambar 3 Uji Meti Red A : reaksi negatif B : reaksi positif

Gambar 4 Uji Voges Proskauer A : reaksi negatif B : reaksi positif Gambar 1 Biakan murniSalmonella sp.


(6)

4

Uji Urea menunjukkan reaksi yang negatif pada isolat nomor 15, 19, 43, 84, dan 87 karena tidak terjadi perubahan pada warna media (Gambar 5A). Tiga isolat lainnya yaitu nomor 33, 58 dan 87 menunjukkan reaksi yang positif dengan berubahnya warna media menjadi merah violet (Gambar 5B).

Hasil uji pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) pada kedelapan isolat ditunjukkan dengan hasil positif.. Isolat yang menghasilkan gas H2S yaitu isolat nomor 33, 58 dan 87. Isolat

yang tidak menghasilkan gas H2S namun warna

media berubah menjadi kuning pada bagian dasar media dan permukaan miring media yaitu isolat nomor 15, 19, 38, 43 dan 84 (Gambar 6). Isolat 33, 58 dan 87 menunjukkan perubahan media menjadi warna hitam pada bagian dasar media dan merah pada bagian permukaan miring.

No

Isolat Usia

Jenis Kelamin

Lama diare

Jenis

Feses Demam

Jumlah Leukosit/ml

15 5 tahun L 2 hari Lunak - 1250

19 2 bulan P 3 hari Cair + 2150

33 5 bulan L 4 hari Lunak - 2250

38 1 tahun 1 bulan L 7 hari Cair + 8300

43 2 tahun 2 bulan P 7 hari Cair + 3600

58 5 tahun L 1 hari Cair + 4100

84 4 bulan L 4 hari Lunak - 5050

87 3 tahun P 3 hari Cair + 1850

UJI BIOKIMIA No

Isolat

Gram

Stain MR VP Urea TSIA KCN Indol Sitrat

15 -* + - - + kuning - - +

19 -* + - - + kuning - - +

33 -* + - + + H2S - - +

38 -* + - - + kuning - - +

43 -* + - - + kuning - - +

58 -* + - + +H2S - - +

84 -* + - - + kuning - - +

87 -* + - + +H2S - - +

Gambar 5 Uji Urease A : reaksi negatif B : reaksi positif

Tabel 1 Daftar keadaan pasien yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA

Keterangan : L : Laki-laki ; P : Perempuan + : demam ; - : tidak demam

Tabel 2 Hasil Uji Biokimia Isolat-isolat yang didugaSalmonella

Keterangan : -* : gram negatif - : reaksi negatif, + : reaksi positif, MR : Metil Red VP : Voges Proskauer


(7)

Uji KCN yang telah dilakukan pada delapan sampel yang diduga bakteri

Salmonella sp. menunjukkan reaksi yang negatif pada semua isolat. Setelah dilakukan inkubasi selama 76 jam semua isolat tidak menunjukkan perubahan warna media (Gambar 7) .

Uji Indol yang telah dilakukan pada semua isolat menunjukkan reaksi yang negatif dengan tidak berubahnya warna media menjadi warna merah setelah ditetesi Reagen Kovac (Gambar 8).

Uji Sitrat yang telah dilakukan pada delapan isolat menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna agar dari hijau menjadi warna biru (Gambar 9).

PEMBAHASAN

Sampel yang berhasil diambil dari pasien diare anak menunjukkan jumlah lelaki lebih banyak dari jumlah perempuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dari sampel sampel penderita diare anak menunjukkan persentase yang lebih besar pada laki-laki dibanding pada pasien perempuan (Rahaman et al. 1982 ; Molbak et al. 1997 ; Wilunda & Panza 2009). Jenis feses yang diambil dari pasien diare anak yaitu lunak dan cair. Pasien penyakit diare akan mengalami peningkatan frekuensi pengeluaran feses dan kekentalan feses yang abnormal, yaitu lebih encer (70%-95% air terkandung dalam feses dan berat feses >200 g). Enterotoksin yang dimiliki Salmonella dapat merusak mukosa yang dapat menyebabkan ulkus sehingga feses yang dihasilkan tidak hanya lebih encer tetapi disertai dengan darah (Eppy 2009). Beberapa pasien diare yang dicurigai terinfeksi bakteri

Salmonella mengalami demam. Hal ini disebabkan karena ketika PMN (polimorfonukleus) teraktivasi dan memfagosit bakteri Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang menimbulkan gejala reaksi inflamasi seperti demam (Aulia & Widianto 2010)

Delapan isolat yang diduga bakteri

Salmonella dilakukan pewarnaan gram terlebih dahulu untuk mengetahui sifat dasar dari bakteri

Salmonella sp. yaitu bakteri gram negatif. Sel bakteri yang telah terwarnai dengan kristal violet dan iodin akan membentuk kompleks

crystal violet-iodine (CV-I). Tahap selanjutnya Gambar 6 Uji H2S

A: H2S positif , B: Fermentasi

glukosa, laktosa dFe an atau sukrosa, C : rmentasi glukosa, D: tidak ada reaksi fermentasi

Gambar 7 Uji KCN A: hasil positif B: hasil negatif

Gambar 8 Uji Indol A: hasil negatif B: hasil positif

Gambar 9 Uji Sitrat A: hasil negatif B: hasil positif


(8)

5

Uji KCN yang telah dilakukan pada delapan sampel yang diduga bakteri

Salmonella sp. menunjukkan reaksi yang negatif pada semua isolat. Setelah dilakukan inkubasi selama 76 jam semua isolat tidak menunjukkan perubahan warna media (Gambar 7) .

Uji Indol yang telah dilakukan pada semua isolat menunjukkan reaksi yang negatif dengan tidak berubahnya warna media menjadi warna merah setelah ditetesi Reagen Kovac (Gambar 8).

Uji Sitrat yang telah dilakukan pada delapan isolat menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna agar dari hijau menjadi warna biru (Gambar 9).

PEMBAHASAN

Sampel yang berhasil diambil dari pasien diare anak menunjukkan jumlah lelaki lebih banyak dari jumlah perempuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dari sampel sampel penderita diare anak menunjukkan persentase yang lebih besar pada laki-laki dibanding pada pasien perempuan (Rahaman et al. 1982 ; Molbak et al. 1997 ; Wilunda & Panza 2009). Jenis feses yang diambil dari pasien diare anak yaitu lunak dan cair. Pasien penyakit diare akan mengalami peningkatan frekuensi pengeluaran feses dan kekentalan feses yang abnormal, yaitu lebih encer (70%-95% air terkandung dalam feses dan berat feses >200 g). Enterotoksin yang dimiliki Salmonella dapat merusak mukosa yang dapat menyebabkan ulkus sehingga feses yang dihasilkan tidak hanya lebih encer tetapi disertai dengan darah (Eppy 2009). Beberapa pasien diare yang dicurigai terinfeksi bakteri

Salmonella mengalami demam. Hal ini disebabkan karena ketika PMN (polimorfonukleus) teraktivasi dan memfagosit bakteri Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang menimbulkan gejala reaksi inflamasi seperti demam (Aulia & Widianto 2010)

Delapan isolat yang diduga bakteri

Salmonella dilakukan pewarnaan gram terlebih dahulu untuk mengetahui sifat dasar dari bakteri

Salmonella sp. yaitu bakteri gram negatif. Sel bakteri yang telah terwarnai dengan kristal violet dan iodin akan membentuk kompleks

crystal violet-iodine (CV-I). Tahap selanjutnya Gambar 6 Uji H2S

A: H2S positif , B: Fermentasi

glukosa, laktosa dFe an atau sukrosa, C : rmentasi glukosa, D: tidak ada reaksi fermentasi

Gambar 7 Uji KCN A: hasil positif B: hasil negatif

Gambar 8 Uji Indol A: hasil negatif B: hasil positif

Gambar 9 Uji Sitrat A: hasil negatif B: hasil positif


(9)

adalah pemberian alkohol 95% pada bakteri yang dimaksudkan untuk menghilangkan zat warna yang telah diberikan. Bakteri gram positif memiliki peptidoglikan yang lebih tebal dibanding gram negatif. Ketika diberikan kristal violet dan iodine maka sel akan bergabung dengan kompleks CV-I sehingga bakteri gram positif yang mempunyai lapisan peptidoglikan yang lebih tebal akan sulit dihilangkan dengan alkohol 95% dan bakteri gram negatif yang dinding selnya hanya terdiri dari lipopolisakarida akan kehilangan zat warnanya. Tahap dekolorisasi membuat bakteri gram negatif menjadi tak berwarna, oleh karena itu diberikan zat pewarna tandingan yaitu safranin agar lebih mudah diamati dibawah mikroskop (Tortora 2007).

Uji yang pertama dilakukan adalah uji MR dan uji VP. Uji MR dan VP ini menggunakan medium yang sama yaitu media MRVP. Kedua uji ini dilakukan pada dasarnya untuk melihat kemampuan bakteri dalam memfermentasikan asam campuran yang merupakan karakteristik dari

Enterobacteriaceae. Uji MR (Metil Red) yang dilakukan pada kedelapan isolat menunjukkan hasil yang positif. Medium MRVP memiliki pH 6,9 (Difco), ketika indikator metil red diberikan maka akan terjadi perubahan pH menjadi lebih rendah yaitu sekitar 4,4. Bakteri Salmonella sp.

berkemampuan untuk memfermentasikan glukosa yang akan menghasilkan produk berupa asam. Metil red merupakan zat warna yang akan aktif pada suasana asam sehingga warna medium glukosa yang telah ditetesi metil red akan berubah menjadi merah (Madiganet al.2009).

Uji selanjutnya yaitu uji VP (Voges Proskauer). Uji ini dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam melakukan fermentasi dengan hasil akhir 2,3 butanadiol. Penambahan 5% α-naphtol dan 40% KOH

dilakukan untuk menentukan adanya acetoin (asetil metil karbinol) yang merupakan senyawa dalam sintesis 2,3 butanadiol. Keberadaan oksigen dan penambahan 40% KOH akan merubah acetoin menjadi diasetil. Penambahan 5% α-naphtol

membuat kompleks warna merah terbentuk dalam media yang menunjukkan reaksi yang positif (Brynet al. 1973).

Kemampuan bakteri dalam memecah urea menjadi amoniak dan CO2dengan aksi

enzim urease dapat dilakukan uji Urease. Urease menunjukkan reaksi positif jika produksi amoniak mengarah ke alkalinitas

dalam media dan akan menyebabkan media berubah merah violet karena adanya phenol red. Bakteri Salmonella sp.dalam media urea tidak dapat memecah urea menjadi amonia dan karbon dioksida oleh aksi dari enzim urease (Gohet al.1994). Hasil penelitian Farmeret al

(1975) telah ditemukan bakteriSalmonellayang menunjukkan reaksi yang positif pada uji Urease yaitu Salmonella cubana. Hal ini berhubungan dengan penelitian sebelumnya dari Lewis & Rosen (1973) yang menyebutkan bahwa Proteus rettgeri dapat memproduksi urease kedalam plasmid bakteri Salmonella typhi dan S.typhimurium. Media SSA yang dipakai dapat menumbuhkan berbagai bakteri dari famili Enterobacteriaceae sehingga dimungkinkan terjadi pertumbuhan Proteus rettgerididalamnya.

Uji H2S dilakukan untuk menentukan adanya

fermentasi karbohidrat dan produksi H2S dalam

media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Hasil yang diberikan pada kedelapan isolat tiga diantaranya menghasilkan gas H2S yaitu isolat

nomor 33, 58 dan 87. Kerberadaan gas H2S

dilihat dari berubahnya warna media menjadi warna hitam pada bagian dasar media. Warna hitam terjadi karena media TSIA mengandung komposisi sulfur sehingga hanya bakteri yang mengandung sulfur yang dapat memecah asam-asam amino seperti lisin dan metionin. Sulfur dilepaskan dari asam amino tersebut kemudian bereaksi dengan air membentuk gas H2S dengan

adanya logam Fe maka H2S akan bereaksi

membentuk garam FeS yang mengendap. Bakteri yang berada dalam medium kemudian menghidrolisis garam FeS yang mengakibatkan warna hitam terbentuk didalam media. Produksi H2S merupakan karakteristik dari kebanyakan

bakteri Salmonella. Lima isolat lain menunjukkan warna kuning pada bagian dasar dan bagian permukaan miring asam.Salmonella

dapat memfermentasikan glukosa tetapi tidak membentuk gas, umumnya tidak memfermentasikan laktosa (Labbe & Gracia 2001). Terdapat spesies Salmonella yang tidak menghasilkan H2S yaitu Salmonella tuebingen

(Dube 1983), S. typhi dan S. paratyphi B . Reaksi lain yang ditunjukkan pada media TSIA yaitu perubahan warna menjadi warna merah pada bagian permukaan media dan warna kuning pada permukaan dasar. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya terjadi fermentasi glukosa saja didalamnya. Media TSIA mengandung tiga jenis gula yaitu glukosa, sukrosa dan laktosa. Konsentrasi glukosa pada media TSIA adalah satu per sepuluh dari konsentrasi sukrosa dan laktosa sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit pada bagian dasar


(10)

7

media, sedangkan bagian permukaan miring media tetap berwarna merah.

Uji KCN dilakukan untuk membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri

Citrobacter freundii karena semua uji biokimia pada kedua bakteri ini menunjukkan hasil yang hampir sama. Satu perbedaan yang dapat ditunjukkan pada kedua bakteri ini adalah ketahanan terhadap larutan potassium sianida. Citrobacter freundii dapat hidup dalam media kaldu KCN, sedangkan Salmonella tidak dapat bertahan hidup pada larutan potassium sianida. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tidak semua bakteri Salmonella sp.

menunjukkan reaksi negatif terhadap uji KCN (Munson 1974). Berdasarkan penelitian Edwards & Mary (1955) menyebutkan bahwa terdapat sampel bakteri

Salmonella yang ditunjukkan dengan reaksi positif pada media KCN yaitu S. glostrup

danS. kralendyk.

Uji Indol dilakukan untuk melihat kemampuan organisme khususnya

Enterobacteriaceae dalam memecah indol (benzoyrrole) dari molekul triptopan oleh aksi dari enzim triptopanase. Indol adalah senyawa yang mengandung nitrogen yang dapat dibentuk dari degradasi oleh bakteri tertentu. Tripton digunakan sebagai substrat karena mengandung banyak senyawa triptopan (Akhtar 2008). Hasil uji indol negatif apabila tidak terbentuk lapisan berwarna merah muda pada permukaan media, artinya bakteri tidak membentuk indol dari triptopan sebagai sumber karbon yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan Kovac. Asam amino triptopan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Indol yang terbentuk akan berwarna merah dengan penambahan reagen Kovac yang mengandung p-dimetilbenzaldehid. Reaksi positif ditunjukkan dengan warna merah apabila p-dimetilbenzaldehid menghasilkan senyawa para amino benzaldehid yang tidak larut dalam air. Uji Indol yang telah dilakukan pada delapan isolat menunjukkan reaksi yang negatif dengan tidak terbentuknya cincin merah dipermukaan media.

Simmons sitrat merupakan media yang telah dimodifikasi dari Koser sitrat agar untuk uji sitrat bakteri gram negatif. Media ini mengandung Na sitrat sebagai sumber karbon, NH4+ sebagai sumber nitrogen dan

indikator BTB (brom timol blue) sebagai indikator pH. Uji sitrat dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi. Semua isolat menunjukkan perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang terbentuk dan pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Warna tetap hijau seperti kontrol menunjukkan tidak terjadi penggunaan sitrat oleh bakteri (Chun & Vidaver 2001). Bromthymol blue

merupakan indikator pada media sitrat, sehingga pada keadaan basa indikator ini akan berubah dari warna hijau menjadi biru. Komponen sitrat dari media akan mengeluarkan ion basa bikarbonat yang menyebabkan kenaikan pH dalam media sampai diatas 7,4. BakteriSalmonella sp.merupakan bakteri yang dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya. Isolat yang telah diuji menunjukkan hasil yang positif terhadap uji ini.

Hasil identifikasi menunjukkan, lima isolat yaitu nomor 15, 19, 38, 43 dan 84 memenuhi syarat uji biokimia untuk bakteri genus

Salmonella, tiga diantaranya yaitu nomor 33, 58, dan 87 belum dapat dipastikan karena terdapat hasil uji biokimia yang tidak lazim yang ditemukan pada kebanyakan Salmonella. Diperkirakan tiga isolat tersebut merupakan

Salmonella cubana (Farmer et al. 1975) dan

Citrobacter spp. Citrobacter spp. ditemukan didalam media SSA dengan membentuk koloni hitam dengan pinggiran kusam dan mengeluarkan gas H2S persis seperti

penampakan Salmonella pada media SSA (Milleret al.2010).

Jumlah leukosit pasien diare rata-rata pada Tabel 1 menunjukkan keadaan yang abnormal, yaitu jumlah leukosit dibawah 5000/mm3. Hal tersebut berarti pasien diare mengalami leukopenia. Leukopenia disebabkan oleh jumlah jenis keukosit yang menurun maupun meningkat. Biasanya leukopenia terjadi karena jumlah neutrofil yang menurun, sel agranulosit yang meningkat dan jumlah limfosit meningkat. Terdapat dua tipe leukosit yaitu granulosit polimorfonukleus dan agranulosit mononukleus. Tipe leukosit yang tergolong dalam granulosit polimorfonukleus adalah neutrofil, eosinofil dan basofil. Tipe leukosit yang tergolong dalam agranulosit mononukleus adalah limfosit dan monosit. Neutrofil memiliki jumlah 60 – 70% dari leukosit yang berperan

dalam memfagosit benda-benda asing yang berukuran kecil. Limfosit berfungsi membentuk antibodi dan sel plasma. Monosit berperan untuk memakan benda-benda asing yang berukuran besar. Monosit memiliki jumlah


(11)

2-7% dari leukosit. Faktor lain yang menyebabkan penurunan leukosit adalah infeksi virus (Gidaliet al.1964) atau karena kekurangan nutrisi makanan (Nassar et al. 2009)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Bakteri Salmonella yang diisolasi dari feses diare anak di Puskesmas Sindang Barang Bogor diduga merupakan bakteri yang menyebabkan diare. Jumlah isolat bakteri Salmonella yang didapat dari 100 sampel feses adalah sebanyak 5%. Isolat tersebut memberikan reaksi positif terhadap uji MR, uji Sitrat, uji H2S serta memberikan

reaksi negatif terhadap uji VP, Indol, dan Urease dan uji KCN. Jumlah leukosit yang didapat bevariasi dari normal hingga leukopenia.

Saran

Perlu dilakukan identifikasi bakteri yang lebih spesifik dengan menggunakan teknik molekuler 16S rRNA.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia : Systematic Review Penelitian Bidang Akademik Kesehatan Masyarakat. Makara, Kesehatan. 11(1): 1-12 Al-Gallas, Bahri O, Bouratbeen A, Assian

Ben Haasen, Ridha Ben Aissa. 2007. Etiology of acute diarrhea in children and adults in Tunis, Tunisia, with emphasis on diarrheagenic Escherichia coli: prevalence, phenotyping, and molecular epidemologi. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene77(3): 571-582.

Akhtar, F. 2008. Epidemiology and Immunoprophylaxis of Salmonella enteritidis in Laying Hens in Relation to Zoonis [disertasi]. Faisalabd : Departement of Microbiology. University of Agriculture Faisalabd. Aryoseto L. 2009.Hubungan antara Jumlah

Leukosit dengan Morfologi

Spermatozoa pada Pasien Infertilitas di Rumah Sakit Dokter Kariadi

[tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro.

Aulia DD, Widiyanto T. 2010. Demam Tifoid

[terhubung berkala].

http://www.exomedindonesia.com/refere

nsi-kedokteran/artikel-ilmiah- kedokteran/penyakit-tropik-infeksi- penyakitdalam/2010/11/13/demam-tifoid/ [15 Desember 2010]

Bappeda kota Bogor. 2005. Profil Kesehatan kota Bogor [terhubung berkala]. www.bappeda.bogorcity.net [20 November 2010]

Blackburn CW, McClure PJ. 2003.Foodborne Pathogens-Hazards, Risk Analysis and Control. Cambridge England : Woodhead Publishing Limited

Bryn J, Ulstrup JC, Stormer FC. 1973. Effect of Acetate upon the Formation of Acetoin in Klebsiella and Enterobacter and its Possible Practical Application in a Rapid Voges-Proskauer Test. Appl Microbiol

25(3): 511-512

Chun W , Vidaver AK. 2001. Gram Positive Bacteria: Bacillus. In: Schaad, N. W., J. B. Jones. And W. Chun (Eds).

Laboratory Guide for Identification of Plant Pathogenic BacteriaEd ke-3. APS Press. St. Paul. Minnesota. 250–260.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan 2007 [terhubung berkala]. www.depkes.go.id (6 Juli 2010)

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan 2006 [terhubung berkala]. www.depkes.go.id (6 Juli 2010)

Dube. 1983. Outbreak of Food Poisoning Caused by Lactose Fermenting :

Salmonella tuebingen. J Clinical Microbiol 17(4) : 698-699

Edwards P R , Mary AF. 1955. Cyanide Media in the Differentiation of Enteric Bacteria.

Appl Microbiol.(4):46-48

Eppy. 2009. Diare Akut. Medicinus22(3): 91-98

Farmer J.J et al. 1975. Unsual


(12)

ISOLAT BAKTERI

Salmonella

DAN LEUKOSIT DARI ANAK-ANAK

PENDERITA DIARE DI PUSKESMAS SINDANG BARANG BOGOR

LESTARI APRILIANTY HAKIM

G34061696

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(13)

7% dari leukosit. Faktor lain yang menyebabkan penurunan leukosit adalah infeksi virus (Gidaliet al.1964) atau karena kekurangan nutrisi makanan (Nassar et al. 2009)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Bakteri Salmonella yang diisolasi dari feses diare anak di Puskesmas Sindang Barang Bogor diduga merupakan bakteri yang menyebabkan diare. Jumlah isolat bakteri Salmonella yang didapat dari 100 sampel feses adalah sebanyak 5%. Isolat tersebut memberikan reaksi positif terhadap uji MR, uji Sitrat, uji H2S serta memberikan

reaksi negatif terhadap uji VP, Indol, dan Urease dan uji KCN. Jumlah leukosit yang didapat bevariasi dari normal hingga leukopenia.

Saran

Perlu dilakukan identifikasi bakteri yang lebih spesifik dengan menggunakan teknik molekuler 16S rRNA.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Faktor Resiko Diare Pada Bayi dan Balita di Indonesia : Systematic Review Penelitian Bidang Akademik Kesehatan Masyarakat. Makara, Kesehatan. 11(1): 1-12 Al-Gallas, Bahri O, Bouratbeen A, Assian

Ben Haasen, Ridha Ben Aissa. 2007. Etiology of acute diarrhea in children and adults in Tunis, Tunisia, with emphasis on diarrheagenic Escherichia coli: prevalence, phenotyping, and molecular epidemologi. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene77(3): 571-582.

Akhtar, F. 2008. Epidemiology and Immunoprophylaxis of Salmonella enteritidis in Laying Hens in Relation to Zoonis [disertasi]. Faisalabd : Departement of Microbiology. University of Agriculture Faisalabd. Aryoseto L. 2009.Hubungan antara Jumlah

Leukosit dengan Morfologi

Spermatozoa pada Pasien Infertilitas di Rumah Sakit Dokter Kariadi

[tesis]. Semarang : Universitas Diponegoro.

Aulia DD, Widiyanto T. 2010. Demam Tifoid

[terhubung berkala].

http://www.exomedindonesia.com/refere

nsi-kedokteran/artikel-ilmiah- kedokteran/penyakit-tropik-infeksi- penyakitdalam/2010/11/13/demam-tifoid/ [15 Desember 2010]

Bappeda kota Bogor. 2005. Profil Kesehatan kota Bogor [terhubung berkala]. www.bappeda.bogorcity.net [20 November 2010]

Blackburn CW, McClure PJ. 2003.Foodborne Pathogens-Hazards, Risk Analysis and Control. Cambridge England : Woodhead Publishing Limited

Bryn J, Ulstrup JC, Stormer FC. 1973. Effect of Acetate upon the Formation of Acetoin in Klebsiella and Enterobacter and its Possible Practical Application in a Rapid Voges-Proskauer Test. Appl Microbiol

25(3): 511-512

Chun W , Vidaver AK. 2001. Gram Positive Bacteria: Bacillus. In: Schaad, N. W., J. B. Jones. And W. Chun (Eds).

Laboratory Guide for Identification of Plant Pathogenic BacteriaEd ke-3. APS Press. St. Paul. Minnesota. 250–260.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan 2007 [terhubung berkala]. www.depkes.go.id (6 Juli 2010)

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan 2006 [terhubung berkala]. www.depkes.go.id (6 Juli 2010)

Dube. 1983. Outbreak of Food Poisoning Caused by Lactose Fermenting :

Salmonella tuebingen. J Clinical Microbiol 17(4) : 698-699

Edwards P R , Mary AF. 1955. Cyanide Media in the Differentiation of Enteric Bacteria.

Appl Microbiol.(4):46-48

Eppy. 2009. Diare Akut. Medicinus22(3): 91-98

Farmer J.J et al. 1975. Unsual


(14)

9

that is Urease Positive. Journal of Clinical Microbiology1(1) : 106-107 Funk JA, Davies PR, Nichols MA. 2000.

The effect of fecal sample weight on detection of Salmonella enterica in swine feces. J Vet Diagn Invest 12 (5):412–418

Gianella RA. 2001. Salmonella [terhubung berkala].

http:/gsbs.utmb.edu/microbook.ch200 1.html (21 Oktober 2010)

Gidali J, Imre F, dan Julia O. 1964. Some Data on Mechanism of Leukopenia and Leukocytosis Following Irradiation.Blood23(1):27-37 Goh KL, N Parasakhi, SC Peh, SD

Puthucheary, NW Wong. 1994. The rapid urease test in the diagnosis of

Helicobacter pylori infection.

Singapore Med J35:161-162

Labbe RG, Garcia S. 2001. Guide to Foodborne Pathogens. Canada : A. Jhon Wiley & Sons, Inc

Lewis AD, Rosen IG. 1973.

Characterization of aProteus rettgeri

that transfers genes for urease production and lactose fermentation [abstrak]. Di dalam : Annual Meeting of the American Society for

Microbiology, Miami Beach, Fla, 6-11 Mei. Washington: American Society for Microbiology. hlm 62, Abstr no G218

Madigan MT, Brock T. 2009. Biology of Miroorganism. Perason/ James Cummings. San Francisco : CA Marriot, NG. 1999. Principle of Food

Sanitation. Gaithersburg, Maryland : Aspen Publisher Inc.

Miller RG, Mallinson ET. 2010. An Improved Medium for the Detection of Salmonella and Shigella Species.

Clinical Microbiology Newsletter

32:5

Molbak K, Jensen H, Ingholt L, Aaby P. 1997. Risk Factors for Diarrheal Disease Incidence in Early Childhood: A Community Cohort

Study from Guinea-Bissau. American Journal of Epidemiology. 146(3):273-282

Munson ET. 1974. Improved KCN Medium.

Applied Microbiology. 27(1):262-263 Nassar MF, SR El-Batrawy, NM Nagy. 2009.

CD95 Expression in White Blood Cells of Malnourshed Infant During Hospitalization and Catch-up Growth.

Eastern Mediterranean Heal Journal

15(3): 574-583

Rahaman MS, Azis KMS, Munshi MH, Patwari Y, Rahman M. 1982. A Diarrhea Clinic in Rural Bangladesh: Influence of Distance, Age, and Sex On Attendance and Diarrheal Mortality. American Journal of Public Health.72(10): 1124 -1128

Simmons A. 1976.Technical Hematology. Ed ke-2. Toronto : J.B Lippincott Co Sørensen. LB. 2006. Food Safety. [terhubung

berkala].

http://www.iifiir.org/en/doc/1071.pdf (11 november 2010)

Tortora GJ, Funke, Case. 2007. Microbiology

Ed ke-9. San Francisco: Pearson Education, Inc.

Waluyo. 2004. Mikrobiology Umum.

Universitas Muhammadiyah : Malang Wilunda C, Panza A. 2009. Factor Associated

With Diarrhea Among Children Less Than 5 Years Old In Thailand : A Secondary Analysis Thailand Multiple Indicator Cluster Survey 2006. J Health Res .23 : 17-22.


(15)

LESTARI APRILIANTY HAKIM

G34061696

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(16)

ABSTRAK

LESTARI APRILIANTY HAKIM. Isolat Bakteri

Salmonella sp

. dan Leukosit

Dari Anak-Anak Penderita Diare di Puskesmas Sindang Barang Bogor.

Dibimbing oleh SRI BUDIARTI dan TRI HERU WIDARTO.

Diare merupakan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak di

negara-negara berkembang. Salah satu bakteri penyebab diare adalah bakteri

Salmonella sp.

. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi

bakteri

Salmonella sp.

dari sampel feses anak-anak penderita diare di Puskesmas

Sindang Barang Bogor. Terdapat 100 sampel feses yang diambil dengan metode

rectal swab

dan disimpan di dalam cairan buffer saline steril sebanyak 1ml

kemudian di isolasi selama 24

48 jam pada media SSA (Salmonella Shigella

Agar) .Sampel darah diambil dari jari kemudian dihitung leukositnya dengan

metode Simmon. Dari hasil isolasi terdapat 8 isolat yang diduga bakteri

Salmonella sp..

Uji biokimia yang dilakukan diantaranya yaitu uji Methyl red, uji

Voges Proskauer, uji urease, uji H2S, uji KCN, uji indol dan pewarnaan gram

negatif. Hasil uji biokimia menunjukkan 5 isolat yang menunjukkan tanda-tanda

fisiologis bakteri

Salmonella sp.

Jumlah leukosit yang diperoleh bervariasi dari

leukopenia hingga normal.

ABSTRACT

LESTARI APRILIANTY HAKIM. Isolate of

Salmonella sp.

Bacteria and

Leucocyte in Patients With Diarrhea in Puskesmas Sindang Barang, Bogor.

Taught by SRI BUDIARTI and TRI HERU WIDARTO.

Diarrhea is a disease that can cause death to children in developing

countries. One of the bacteria which can cause diarrhea is

Salmonella

bacteria.

This research intend to isolate and identify

Salmonella sp.

bacteria from faeces

samples children diarrhea in Puskesmas Sindang Barang, Bogor. There are about

100 samples of faeces was taken with rectal swab method and saved in 1ml sterile

buffer saline then isolated 24

48 hours in SSA. Blood samples were taken from

finger then count the leucocytes with the Simmon method. From isolation method

there are about eight isolates of

Salmonella sp.

bacteria suspects. Biochemical

tests which are performed on this method are Metyl Red test, Voges Proskauer

test, Urea test, H2S test, KCN test, citrate test, Indole test and gram stain. From

biochemical test there are about five isolates which showed sign of physiological

of

Salmonella sp.

bacteria. The leucocytes count varied from leucopenia to

normal.


(17)

LESTARI APRILIANTY HAKIM

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(18)

Judul Skripsi

: Isolat Bakteri

Salmonella

dan Leukosit dari Anak-anak

Penderita Diare di Puskesmas Sindang Barang Bogor

Nama

: Lestari Aprilianty Hakim

NIM

: G34061696

Menyetujui

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr.dr. Sri Budiarti

Ir. Tri Heru Widarto, M.Sc

NIP. 19580813 199303 2 001 NIP. 19620513 198703 1 002

Mengetahui

Ketua Departemen Bilologi

Tanggal lulus :

Dr.Ence Darmo Jaya Supena, M.S

NIP 196410021989031002


(19)

pertama dari Bapak Nasrul Hakim, BE dan Ibu Tuty Hartati, Amd.

Tingkat Pendidikan dimulai dari Taman Kanak-Kanak Kenari tahun 1994,

lulus SDN Cibatu 1 Kabupaten Sukabumi tahun 2000, lulus SLTPN 1 Kota

Sukabumi tahun 2003, dan lulus SMAN 1 Kota Sukabumi tahun 2006. Tahun

yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui

jalur USMI. Setahun kemudian penulis diterima di departemen Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Semasa kuliah di IPB, penulis pernah

menjadi asisten praktikum Mikrobiologi Dasar periode 2010.


(20)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berju

dul

”Isolasi

dan Identifikasi Bakteri

Salmonella sp.

Pada Penderita Diare di Puskesmas

Sindang Barang Bogor”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.dr.Sri Budiarti Poerwanto

sebagai pembimbing I yang selalu membimbing, memberikan nasehat dan

dorongan positif selama penelitian berlangsung. Ucapan terima kasih kepada Ir.

Tri Heru Widarto sebagai pembimbing kedua yang telah membantu dan

memberikan saran kepada penulis hingga skripsi ini berhasil disusun.

Kepada kepala Puskesmas Sindang Barang dr. Erna Nuraena dan Dian

Sapriani Mahbub, AmdAk yang telah memerikan izin dan membantu dalam

pengambilan sampel.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

yang telah banyak berkorban dan memberikan doa yang tidak pernah putus selama

ini.

Ucapan terima kasih kepada Sira, Ega dan Firda sebagai rekan

sepenelitian. Bu Heni dan Pak Jaka sebagai laboran yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada seluruh teman-teman

yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Terima kasih kepada Bujas Hamzah yang telah setia dan banyak

memberikan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi ini dengan baik.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, November 2010


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

... viii

DAFTAR GAMBAR

... viii

PENDAHULUAN...1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian... 1

Waktu dan Tempat Penelitian ... 1

METODE...1

Probandus... 1

Pengambilan Sampel ... 2

A. Feses... 2

B. Darah ... 2

Identifikasi ... 2

A. Pewarnaan gram... 2

B. Uji Biokimia ... 2

HASIL ...3

PEMBAHASAN ...5

SIMPULAN DAN SARAN...8

Simpulan ... 8

Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA...8


(22)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Daftar keadaan pasien yang menunjukkan koloni hitam pada SSA ...3

2 Hasil uji biokimia ...5

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Biakan murni

Salmonella sp.

...3

2 Hasil pewarnaan gram ...3

3 Uji MR ...3

4 Uji VP ...4

5 Uji urease ...4

6 Isolat hasil uji H2S pada delapan isolat ...4

7 Uji KCN ...4

8 Uji indol ...5

9 Uji sitrat ...5

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar kondisi pasien diare ...12


(23)

Diare merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia khususnya negara berkembang. Masalah tersebut dapat terlihat dengan meningkatnya angka penderita dan kematian akibat diare (Adisasmito 2007). Kejadian diare di Indonesia mulai dari tahun 2002 adalah sebesar 1,62% , tahun 2003 sebesar 2,77% , tahun 2004 sebesar 1,60%, tahun 2005 sebesar 2,51%, tahun 2006 sebesar 2,52% (DEPKES RI 2007) tahun 2007 sebesar 1,3% (DEPKES RI 2008). Kasus diare dinegara berkembang lainnya di Turki yaitu sebesar 1,6% (Al-Gallas et al. 2009). Data tersebut menunjukkan bahwa angka penderita diare di Indonesia masih tinggi khususnya untuk daerah kota Bogor. Tahun 2005 terdapat 98 anak meninggal dan pada tahun 2007 sebanyak 23,416% dari jumlah 74.880 anak di kota Bogor meninggal akibat diare (Bappeda kota Bogor 2005). Hal tersebut menunjukkan masih lemahnya data mikrobiologi bagi penderita diare khususnya yang disebabkan oleh bakteri Salmonella, sehingga penelitian ini harus dilakukan.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair, kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml. Buang air besar encer tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Eppy 2009). Bakteri Salmonella merupakan anggota famili Enterobacteriaceae, bakteri gram negatif, anaerob fakultatif, tidak berspora dan berbentuk batang. Habitat normalnya adalah didalam saluran pencernaan. Lebih dari 2000 serotip Salmonella adalah patogen, salah satunya yaitu penyebab gastroenteritis atau lebih dikenal dengan diare. Secara patologi, bakteri Salmonella

dibagi menjadi dua yaituSalmonellathypoid danSalmonellanon-thypoid (Madiganet al.

2009). Bakteri Salmonella memiliki dosis infektif 104 sampai 108 sel dengan lama inkubasi 5-72 jam, normal 12-36 jam (Sørensen 2006). Sebagian orang yang terinfeksi Salmonella enteritidis umumnya menderita diare (Blackburn & McClure 2003).

Infeksi bakteri Salmonella sp. pada manusia dapat mengakibatkan penyakit dengan gangguan pada bagian saluran pencernaan atau gastroenteritis dan penyakit akibat infeksiSalmonelladisebut

infeksi fokal. BakteriSalmonellamasuk melalui makanan yang dicerna dalam lambung dan berkoloni di ileum dan kolon, kemudian masuk kedalam epitel usus dan terjadi proliferasi epitel (Gianella 2001).

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Selain itu dilihat kemampuannya menggunakan senyawa tertentu sebagai sumber karbon dan sumber energi (Waluyo 2004). Uji biokimia dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi bakteri. Bakteri yang telah ditumbuhkan dalam media sfelektif dinyatakan

Salmonella sp. jika memberikan reaksi positif pada hasil uji H2S, uji Metil Red (MR), dan

memberikan reaksi negatif untuk uji Kalium Sianida (KCN), uji Indol, uji Voges Proskauer

(VP) dan uji Urea (Madigan et al. 2009). Infeksi dapat menyebabkan kenaikan jumlah leukosit. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh melawan infeksi . Jumlah normal sel darah putih adalah 4000-10000/mm3(Aryoseto 2009).

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Salmonella sp

pada penderita diare serta melihat jumlah sel darah putih di Puskesmas Sindang Barang, Bogor.

METODE Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan Oktober tahun 2010. Pengambilan sampel bertempat di Puskesmas Sindang Barang Bogor, kegiatan laboratorium dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi dan penghitungan darah dilakukan di laboratorium Biosistematika dan Ekologi Hewan Departemen Biologi IPB Bogor.

Probandus

Pengambilan sampel dilakukan mulai bulan Februari sampai Juni 2010. Sampel feses dan darah diambil dari 100 pasien diare anak-anak mulai usia 2 bulan sampai 11 tahun.


(24)

2

Pengambilan Sampel A. Feses

Pengambilan sampel feses dilakukan dengan menggunakan metode rectal swab (Funk et al. 2000) yaitu mengambil feses dari anus pasien dengan cotton bud steril kemudian dimasukkan kedalam 0,9 ml larutan buffer saline steril (PBS) untuk dilakukan isolasi bakteriSalmonella. B. Darah

Pengambilan darah dilakukan dengan membersihkan jari tengah pasien dengan alkohol 70% kemudian ditusuk dengan lanset pen. Darah yang keluar ditampung oleh hematokrit (Marienfeld).

Perhitungan Sel Darah Putih

Darah yang berada dalam tabung hematokrit dikeluarkan dengan menggunakan kikir dan ditempatkan dalam tabung ependof. Darah diambil dengan pipet leukosit sampai sampai batas kurang lebih 0,5 dan dicampur dengan larutan Turk sampai batas 11. Kocok dengan gerakan membentuk angka delapan selama 12 kali kemudian diteteskan pada kaca hemasitometer dan tutup dengan kaca penutup. Sel leukosit yang dihitung dengan

counter pada hemasitometer yaitu empat kotak terbesar terletak pada tiap sudut hemasitometer. Penentuan jumlah total leukosit dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

V= p l t V= 1 * 1 * 1/10

V untuk 4 kotak = 4 * 1/10mm3 1 mm3= 10/4 *Σbutir darah yang dihitung

Faktor pengenceran = 20 * 10/4 * Σ butir darah yang dihitung

(Simmon 1976) Isolasi bakteri

Sampel yang diduga bakteri Salmonella sp. diinkubasi pada media cawan SSA (Criterion) selama 24 jam didalam inkubator (Gemmyco IN-010). Koloni yang telah murni dipindahkan kedalam media SSA miring.

Identifikasi Bakteri

Sampel yang diduga bakteri Salmonella sp.dilakukan dua tahap uji yaitu pewarnaan gram dan uji biokimia.

A. Pewarnaan gram

Pewarnaan gram dimulai dengan mengambil satu ose biakan yang didugaSalmonella sp.lalu dicampur dengan air steril kemudian dilakukan fiksasi panas. Kaca objek yang telah berisi bakteri Salmonella sp. diberikan kristal violet sampai menggenangi kaca objek dan dibiarkan selama satu menit lalu dibilas dengan air akuades. Pewarna selanjutnya yaitu iodin selama dua menit kemudian bilas dengan air akuades. Proses dekolorisasi dilakukan dengan menambahkan alkohol 90% beberapa saat kemudian dibersihkan dengan air akuades. Tahap terakhir yaitu pemberian safranin selama 30 detik, dibilas kembali dengan air akuades. Kelebihan air diserap oleh kertas serap. Pewarnaan selesai dan diamati di mikroskop cahaya perbesaran 1000 x menggunakan minyak imersi.

B. Uji Biokimia (Madiganet al. 2009) Uji biokimia untuk bakteri yang diduga

Salmonella sp. dilakukan uji Metil Red (MR), uji Voges Proskauer (VP), uji Urease, uji H2S,

uji KCN, uji Indol dan uji Sitrat. Media yang digunakan pada uji MR dan VP adalah sama yaitu dengan memakai media MRVP.

1. Uji MR (Metil Red)

Bakteri yang diduga Salmonella sp.

diinokulasikan pada media MRVP (Difco) dan inkubasi (Gemmyco IN-010) selama 24 jam pada suhu 370C. Uji MR dilakukan dengan menambahkan 10 tetes indikator metil red. Hasil positif dinyatakan dengan berubahnya warna media menjadi warna merah setelah ditetesi indikator merah metil. Medium yang tidak berubah warna dinyatakan negatif. 2. Uji VP

Sebanyak satu lup bakteri dimasukkan kedalam media MRVP (Difco) kemudian dilakukan inkubasi selama 96 jam. Uji VP dilakukan penambahan indikator α-naphtol 5%

sebanyak 5 tetes dan larutan KOH 40% 5 tetes dan dibiarkan selama dua jam untuk dilihat perubahan warna media dari warna kuning menjadi warna kemerahan. Hasil negatif tidak merubah warna media.

2.Uji Urease

Bakteri yang didugaSalmonella sp.diisolasi kedalam media urea (Difco) secara aseptik lalu diinkubasi selama 96 jam dengan pengamatan tiap 24 jam pada suhu 370C. Warna merah violet akan ditunjukkan jika reaksinya positif dan tidak terjadi perubahan warna media.


(25)

3.Uji KCN

Dua lup bakteri yang didugaSalmonella sp. diisolasi pada media KCN kemudian diinkubasi selama 96 jam dengan pengamatan tiap 24 jam pada suhu 370C . Warna keruh pada media dinyatakan reaksi positif, warna bening dinyatakan hasil negatif.

4.Uji Indol

Bakteri yang diduga Salmonella sp.

diisolasi pada media tripton (Oxoid) dan dilakukan inkubasi selama 24 jam pada suhu 370C. Bakteri Salmonella sp. pada media tripton ditambahkan reagen Kovac sebanyak 3 tetes sampai berubah menjadi warna merah pada permukaan media, hasil tersebut dinyatakan positif. Hasil negatif dinyatakan dengan tidak timbulnya warna merah pada permukaan media.

5.Uji Sitrat

Media yang digunakan adalah media agar Simmons sitrat (Oxoid) . Bakteri yang diduga Salmonella sp. diisolasi dan diinkubasi selama 24 jam. Warna hijau pada media akan dirubah menjadi warna biru dengan adanya indikator warna bromtimol blue(BTB). Warna biru adalah reaksi positif dari uji ini.

6. Uji H2S

Bakteri yang didugaSalmonella diisolasi dalam media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) selama 24 jam pada suhu 370C. Reaksi positif diberikanSalmonella sp.pada uji H2S

ini adalah terbentuknya gas disertai dengan berubahnya media menjadi warna hitam atau berubahnya warna media menjadi kuning pada bagian dasar media dan permukaan miring media yang menunjukkan adanya proses fermentasi yang terjadi.

HASIL

Dari 100 sampel feses penderita diare di Puskesmas Sindang Barang Bogor terdapat 43 sampel perempuan dan 57 sampel laki-laki (Lampiran 1). Sampel tersebut terdapat delapan isolat (8%) yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA (Tabel 1). Koloni bakteri Salmonella sp. ditunjukkan oleh warna hitam pada pusatnya dan warna kusam pada pinggirannya (Gambar 1).

Delapan isolat yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA telah dilakukan pewarnaan gram. Hasil yang ditunjukkan setelah isolat bakteri Salmonella sp diwarnai adalah warna merah muda dan tiap sel berbentuk batang (Gambar 2).

Uji biokimia dilakukan untuk mengidentifikasi dugaan isolat bakteri

Salmonella sp.. Delapan sampel bakteri yang didugaSalmonella sp. yaitu nomor 15, 19, 33, 38, 43, 58, 84, dan 87 (Tabel 2) dilakukan uji biokimia dengan mengacu pada metode dalam buku Brock Biology of Microorganism (2009). Hasil uji MR pada delapan isolat yang diduga

Salmonella ditunjukkan dengan reaksi positif (Gambar 3).

Hasil uji VP pada delapan isolat menunjukkan hasil yang negatif karena tidak terbentuk warna merah pada media MRVP. (Gambar 4).

Gambar 2 Hasil pewarnaan gram perbesaran 1000x

Gambar 3 Uji Meti Red A : reaksi negatif B : reaksi positif

Gambar 4 Uji Voges Proskauer A : reaksi negatif B : reaksi positif Gambar 1 Biakan murniSalmonella sp.


(26)

4

Uji Urea menunjukkan reaksi yang negatif pada isolat nomor 15, 19, 43, 84, dan 87 karena tidak terjadi perubahan pada warna media (Gambar 5A). Tiga isolat lainnya yaitu nomor 33, 58 dan 87 menunjukkan reaksi yang positif dengan berubahnya warna media menjadi merah violet (Gambar 5B).

Hasil uji pada media TSIA (Triple Sugar Iron Agar) pada kedelapan isolat ditunjukkan dengan hasil positif.. Isolat yang menghasilkan gas H2S yaitu isolat nomor 33, 58 dan 87. Isolat

yang tidak menghasilkan gas H2S namun warna

media berubah menjadi kuning pada bagian dasar media dan permukaan miring media yaitu isolat nomor 15, 19, 38, 43 dan 84 (Gambar 6). Isolat 33, 58 dan 87 menunjukkan perubahan media menjadi warna hitam pada bagian dasar media dan merah pada bagian permukaan miring.

No

Isolat Usia

Jenis Kelamin

Lama diare

Jenis

Feses Demam

Jumlah Leukosit/ml

15 5 tahun L 2 hari Lunak - 1250

19 2 bulan P 3 hari Cair + 2150

33 5 bulan L 4 hari Lunak - 2250

38 1 tahun 1 bulan L 7 hari Cair + 8300

43 2 tahun 2 bulan P 7 hari Cair + 3600

58 5 tahun L 1 hari Cair + 4100

84 4 bulan L 4 hari Lunak - 5050

87 3 tahun P 3 hari Cair + 1850

UJI BIOKIMIA No

Isolat

Gram

Stain MR VP Urea TSIA KCN Indol Sitrat

15 -* + - - + kuning - - +

19 -* + - - + kuning - - +

33 -* + - + + H2S - - +

38 -* + - - + kuning - - +

43 -* + - - + kuning - - +

58 -* + - + +H2S - - +

84 -* + - - + kuning - - +

87 -* + - + +H2S - - +

Gambar 5 Uji Urease A : reaksi negatif B : reaksi positif

Tabel 1 Daftar keadaan pasien yang menunjukkan koloni hitam pada media SSA

Keterangan : L : Laki-laki ; P : Perempuan + : demam ; - : tidak demam

Tabel 2 Hasil Uji Biokimia Isolat-isolat yang didugaSalmonella

Keterangan : -* : gram negatif - : reaksi negatif, + : reaksi positif, MR : Metil Red VP : Voges Proskauer


(27)

Uji KCN yang telah dilakukan pada delapan sampel yang diduga bakteri

Salmonella sp. menunjukkan reaksi yang negatif pada semua isolat. Setelah dilakukan inkubasi selama 76 jam semua isolat tidak menunjukkan perubahan warna media (Gambar 7) .

Uji Indol yang telah dilakukan pada semua isolat menunjukkan reaksi yang negatif dengan tidak berubahnya warna media menjadi warna merah setelah ditetesi Reagen Kovac (Gambar 8).

Uji Sitrat yang telah dilakukan pada delapan isolat menunjukkan reaksi positif dengan perubahan warna agar dari hijau menjadi warna biru (Gambar 9).

PEMBAHASAN

Sampel yang berhasil diambil dari pasien diare anak menunjukkan jumlah lelaki lebih banyak dari jumlah perempuan. Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dari sampel sampel penderita diare anak menunjukkan persentase yang lebih besar pada laki-laki dibanding pada pasien perempuan (Rahaman et al. 1982 ; Molbak et al. 1997 ; Wilunda & Panza 2009). Jenis feses yang diambil dari pasien diare anak yaitu lunak dan cair. Pasien penyakit diare akan mengalami peningkatan frekuensi pengeluaran feses dan kekentalan feses yang abnormal, yaitu lebih encer (70%-95% air terkandung dalam feses dan berat feses >200 g). Enterotoksin yang dimiliki Salmonella dapat merusak mukosa yang dapat menyebabkan ulkus sehingga feses yang dihasilkan tidak hanya lebih encer tetapi disertai dengan darah (Eppy 2009). Beberapa pasien diare yang dicurigai terinfeksi bakteri

Salmonella mengalami demam. Hal ini disebabkan karena ketika PMN (polimorfonukleus) teraktivasi dan memfagosit bakteri Salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi yang menimbulkan gejala reaksi inflamasi seperti demam (Aulia & Widianto 2010)

Delapan isolat yang diduga bakteri

Salmonella dilakukan pewarnaan gram terlebih dahulu untuk mengetahui sifat dasar dari bakteri

Salmonella sp. yaitu bakteri gram negatif. Sel bakteri yang telah terwarnai dengan kristal violet dan iodin akan membentuk kompleks

crystal violet-iodine (CV-I). Tahap selanjutnya Gambar 6 Uji H2S

A: H2S positif , B: Fermentasi

glukosa, laktosa dFe an atau sukrosa, C : rmentasi glukosa, D: tidak ada reaksi fermentasi

Gambar 7 Uji KCN A: hasil positif B: hasil negatif

Gambar 8 Uji Indol A: hasil negatif B: hasil positif

Gambar 9 Uji Sitrat A: hasil negatif B: hasil positif


(28)

6

adalah pemberian alkohol 95% pada bakteri yang dimaksudkan untuk menghilangkan zat warna yang telah diberikan. Bakteri gram positif memiliki peptidoglikan yang lebih tebal dibanding gram negatif. Ketika diberikan kristal violet dan iodine maka sel akan bergabung dengan kompleks CV-I sehingga bakteri gram positif yang mempunyai lapisan peptidoglikan yang lebih tebal akan sulit dihilangkan dengan alkohol 95% dan bakteri gram negatif yang dinding selnya hanya terdiri dari lipopolisakarida akan kehilangan zat warnanya. Tahap dekolorisasi membuat bakteri gram negatif menjadi tak berwarna, oleh karena itu diberikan zat pewarna tandingan yaitu safranin agar lebih mudah diamati dibawah mikroskop (Tortora 2007).

Uji yang pertama dilakukan adalah uji MR dan uji VP. Uji MR dan VP ini menggunakan medium yang sama yaitu media MRVP. Kedua uji ini dilakukan pada dasarnya untuk melihat kemampuan bakteri dalam memfermentasikan asam campuran yang merupakan karakteristik dari

Enterobacteriaceae. Uji MR (Metil Red) yang dilakukan pada kedelapan isolat menunjukkan hasil yang positif. Medium MRVP memiliki pH 6,9 (Difco), ketika indikator metil red diberikan maka akan terjadi perubahan pH menjadi lebih rendah yaitu sekitar 4,4. Bakteri Salmonella sp.

berkemampuan untuk memfermentasikan glukosa yang akan menghasilkan produk berupa asam. Metil red merupakan zat warna yang akan aktif pada suasana asam sehingga warna medium glukosa yang telah ditetesi metil red akan berubah menjadi merah (Madiganet al.2009).

Uji selanjutnya yaitu uji VP (Voges Proskauer). Uji ini dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam melakukan fermentasi dengan hasil akhir 2,3 butanadiol. Penambahan 5% α-naphtol dan 40% KOH

dilakukan untuk menentukan adanya acetoin (asetil metil karbinol) yang merupakan senyawa dalam sintesis 2,3 butanadiol. Keberadaan oksigen dan penambahan 40% KOH akan merubah acetoin menjadi diasetil. Penambahan 5% α-naphtol

membuat kompleks warna merah terbentuk dalam media yang menunjukkan reaksi yang positif (Brynet al. 1973).

Kemampuan bakteri dalam memecah urea menjadi amoniak dan CO2dengan aksi

enzim urease dapat dilakukan uji Urease. Urease menunjukkan reaksi positif jika produksi amoniak mengarah ke alkalinitas

dalam media dan akan menyebabkan media berubah merah violet karena adanya phenol red. Bakteri Salmonella sp.dalam media urea tidak dapat memecah urea menjadi amonia dan karbon dioksida oleh aksi dari enzim urease (Gohet al.1994). Hasil penelitian Farmeret al

(1975) telah ditemukan bakteriSalmonellayang menunjukkan reaksi yang positif pada uji Urease yaitu Salmonella cubana. Hal ini berhubungan dengan penelitian sebelumnya dari Lewis & Rosen (1973) yang menyebutkan bahwa Proteus rettgeri dapat memproduksi urease kedalam plasmid bakteri Salmonella typhi dan S.typhimurium. Media SSA yang dipakai dapat menumbuhkan berbagai bakteri dari famili Enterobacteriaceae sehingga dimungkinkan terjadi pertumbuhan Proteus rettgerididalamnya.

Uji H2S dilakukan untuk menentukan adanya

fermentasi karbohidrat dan produksi H2S dalam

media TSIA (Triple Sugar Iron Agar). Hasil yang diberikan pada kedelapan isolat tiga diantaranya menghasilkan gas H2S yaitu isolat

nomor 33, 58 dan 87. Kerberadaan gas H2S

dilihat dari berubahnya warna media menjadi warna hitam pada bagian dasar media. Warna hitam terjadi karena media TSIA mengandung komposisi sulfur sehingga hanya bakteri yang mengandung sulfur yang dapat memecah asam-asam amino seperti lisin dan metionin. Sulfur dilepaskan dari asam amino tersebut kemudian bereaksi dengan air membentuk gas H2S dengan

adanya logam Fe maka H2S akan bereaksi

membentuk garam FeS yang mengendap. Bakteri yang berada dalam medium kemudian menghidrolisis garam FeS yang mengakibatkan warna hitam terbentuk didalam media. Produksi H2S merupakan karakteristik dari kebanyakan

bakteri Salmonella. Lima isolat lain menunjukkan warna kuning pada bagian dasar dan bagian permukaan miring asam.Salmonella

dapat memfermentasikan glukosa tetapi tidak membentuk gas, umumnya tidak memfermentasikan laktosa (Labbe & Gracia 2001). Terdapat spesies Salmonella yang tidak menghasilkan H2S yaitu Salmonella tuebingen

(Dube 1983), S. typhi dan S. paratyphi B . Reaksi lain yang ditunjukkan pada media TSIA yaitu perubahan warna menjadi warna merah pada bagian permukaan media dan warna kuning pada permukaan dasar. Hal ini dapat diartikan bahwa hanya terjadi fermentasi glukosa saja didalamnya. Media TSIA mengandung tiga jenis gula yaitu glukosa, sukrosa dan laktosa. Konsentrasi glukosa pada media TSIA adalah satu per sepuluh dari konsentrasi sukrosa dan laktosa sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit pada bagian dasar


(29)

media, sedangkan bagian permukaan miring media tetap berwarna merah.

Uji KCN dilakukan untuk membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri

Citrobacter freundii karena semua uji biokimia pada kedua bakteri ini menunjukkan hasil yang hampir sama. Satu perbedaan yang dapat ditunjukkan pada kedua bakteri ini adalah ketahanan terhadap larutan potassium sianida. Citrobacter freundii dapat hidup dalam media kaldu KCN, sedangkan Salmonella tidak dapat bertahan hidup pada larutan potassium sianida. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa tidak semua bakteri Salmonella sp.

menunjukkan reaksi negatif terhadap uji KCN (Munson 1974). Berdasarkan penelitian Edwards & Mary (1955) menyebutkan bahwa terdapat sampel bakteri

Salmonella yang ditunjukkan dengan reaksi positif pada media KCN yaitu S. glostrup

danS. kralendyk.

Uji Indol dilakukan untuk melihat kemampuan organisme khususnya

Enterobacteriaceae dalam memecah indol (benzoyrrole) dari molekul triptopan oleh aksi dari enzim triptopanase. Indol adalah senyawa yang mengandung nitrogen yang dapat dibentuk dari degradasi oleh bakteri tertentu. Tripton digunakan sebagai substrat karena mengandung banyak senyawa triptopan (Akhtar 2008). Hasil uji indol negatif apabila tidak terbentuk lapisan berwarna merah muda pada permukaan media, artinya bakteri tidak membentuk indol dari triptopan sebagai sumber karbon yang dapat diketahui dengan menambahkan larutan Kovac. Asam amino triptopan merupakan komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Indol yang terbentuk akan berwarna merah dengan penambahan reagen Kovac yang mengandung p-dimetilbenzaldehid. Reaksi positif ditunjukkan dengan warna merah apabila p-dimetilbenzaldehid menghasilkan senyawa para amino benzaldehid yang tidak larut dalam air. Uji Indol yang telah dilakukan pada delapan isolat menunjukkan reaksi yang negatif dengan tidak terbentuknya cincin merah dipermukaan media.

Simmons sitrat merupakan media yang telah dimodifikasi dari Koser sitrat agar untuk uji sitrat bakteri gram negatif. Media ini mengandung Na sitrat sebagai sumber karbon, NH4+ sebagai sumber nitrogen dan

indikator BTB (brom timol blue) sebagai indikator pH. Uji sitrat dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi. Semua isolat menunjukkan perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang terbentuk dan pertumbuhan bakteri menunjukkan bahwa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Warna tetap hijau seperti kontrol menunjukkan tidak terjadi penggunaan sitrat oleh bakteri (Chun & Vidaver 2001). Bromthymol blue

merupakan indikator pada media sitrat, sehingga pada keadaan basa indikator ini akan berubah dari warna hijau menjadi biru. Komponen sitrat dari media akan mengeluarkan ion basa bikarbonat yang menyebabkan kenaikan pH dalam media sampai diatas 7,4. BakteriSalmonella sp.merupakan bakteri yang dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbonnya. Isolat yang telah diuji menunjukkan hasil yang positif terhadap uji ini.

Hasil identifikasi menunjukkan, lima isolat yaitu nomor 15, 19, 38, 43 dan 84 memenuhi syarat uji biokimia untuk bakteri genus

Salmonella, tiga diantaranya yaitu nomor 33, 58, dan 87 belum dapat dipastikan karena terdapat hasil uji biokimia yang tidak lazim yang ditemukan pada kebanyakan Salmonella. Diperkirakan tiga isolat tersebut merupakan

Salmonella cubana (Farmer et al. 1975) dan

Citrobacter spp. Citrobacter spp. ditemukan didalam media SSA dengan membentuk koloni hitam dengan pinggiran kusam dan mengeluarkan gas H2S persis seperti

penampakan Salmonella pada media SSA (Milleret al.2010).

Jumlah leukosit pasien diare rata-rata pada Tabel 1 menunjukkan keadaan yang abnormal, yaitu jumlah leukosit dibawah 5000/mm3. Hal tersebut berarti pasien diare mengalami leukopenia. Leukopenia disebabkan oleh jumlah jenis keukosit yang menurun maupun meningkat. Biasanya leukopenia terjadi karena jumlah neutrofil yang menurun, sel agranulosit yang meningkat dan jumlah limfosit meningkat. Terdapat dua tipe leukosit yaitu granulosit polimorfonukleus dan agranulosit mononukleus. Tipe leukosit yang tergolong dalam granulosit polimorfonukleus adalah neutrofil, eosinofil dan basofil. Tipe leukosit yang tergolong dalam agranulosit mononukleus adalah limfosit dan monosit. Neutrofil memiliki jumlah 60 – 70% dari leukosit yang berperan dalam memfagosit benda-benda asing yang berukuran kecil. Limfosit berfungsi membentuk antibodi dan sel plasma. Monosit berperan untuk memakan benda-benda asing yang berukuran besar. Monosit memiliki jumlah


(1)

13

No

Sampel Usia Sex

Berat

badan (kg) Alamat (RT / RW) Demam Tipe diare

42 1 tahun L 9 Bubulak 3/1 + cair

43 2 tahun 2 bulan P 11 Sindang Barang 3/1 + cair 44 1 tahun 4 bulan L 10 Bubulak 7/1 + berlendir 45 1 tahun 7 bulan P 10 Sindang Barang 1/6 + cair

46 11 bulan L 7.5 Bubulak 3/1 + cair

47 3 tahun 6 bulan L 14 Marga Jaya 5/2 - cair

48 7 bulan L 7 Sindang Barang 3/8 + cair

49 5 bulan P 6 Sindang Barang 3/8 - cair

50 10 bulan L 8 Bubulak 4/9 + cair

51 1 tahun 2 bulan L 9 Situ Gede 1/6 - cair 52 3 tahun 4 bulan L 13 Situ Gede 3/2 + cair 53 1 tahun 9 bulan L 10 Marga Jaya 5/2 + cair

54 1 tahun 1 bulan P 8 Bubulak 2/5 + cair

55 6 bulan L 6 Sindang Barang 3/6 + berlendir 56 1 tahun 8 bulan P 11 Situ Gede 3/9 + cair

57 5 tahun L 20 Situ Gede 3/4 - cair

58 5 tahun P 23 Sindang Barang 1/3 + cair

59 3 tahun P 11 Situ Gede 2/3 + berlendir

60 11 Bulan P 6.5 Bubulak 3/5 - cair

61 2 tahun P 10 Sindang Barang 5/6 + berlendir 62 3 tahun 1 bulan L 12.5 Sindang Barang 5/6 - berlendir 63 1 tahun 1 bulan L 10 Sindang Barang 2/8 + cair 64 9 bulan L 8.5 Sindang Barang + berlendir 65 1 tahun 5 bulan P 9 Sindang Barang 2/6 + cair 66 6 tahun 5 bulan P 22 Sindang Barang 3/5 - berlendir

67 10 bulan L 6 Ciomas 2/10 + cair

68 2 tahun L 11.5 Situ Gede 2/3 - lunak

69 6 Bulan L 7.5 Sindang Barang 3/7 + cair 70 3 tahun 3 bulan L 12 Situ Gede 2/10 + berlendir

71 5 tahun L 19 Bubulak 3/1 + berlendir

72 5 bulan L 7 Sindang Barang 3/6 + cair

73 2 Tahun P 8.5 Marga Jaya 3/1 + cair

74 3 Bulan L 4 Bubulak 3/8 + cair

75 1 tahun 5 bulan L 10.5 Sindang Barang 4/5 - cair 76 1 tahun 6 bulan L 11 Sindang Barang 1/1 + cair

77 7 bulan L 5 Sindang Barang 3/8 + lunak

78 1 tahun 4bulan P 13 Loji 2/8 + berlendir 79 1 tahun 3 bulan P 14 Balumbang Jaya 4/5 - cair 80 8 bulan L 5 Sindang Barang 6/4 - berlendir

81 4 tahun P 10 Sindang Barang 6/4 + cair

82 1 tahun 8 bulan P 9 Balumbang Jaya 4/5 + berlendir 83 2 tahun 4 bulan P 9 Sindang Barang 4/4 + cair

84 4 bulan L 4 Sindang Barang 4/2 - lunak


(2)

14

No

Sampel Usia Sex

Berat

badan (kg) Alamat (RT / RW) Demam Tipe diare

85 3 tahun L 12.4 Bubulak 5/6 - cair

86 2 tahun L 10 Sindang Barang 4/4 - cair

87 3 tahun P 11 Bubulak 2/7 + cair

88 1 tahun 6 bulan L 12 Sindang Barang 3/1 + cair 89 1 tahun 6 bulan L 13 Sindang Barang 3/1 + berlendir

90 11 tahun L 30 Bubulak 1/6 - berlendir

91 1 tahun 9 bulan L 8 Sindang Barang 3/1 + cair 92 1.3 Tahun L 12.5 Sindang Barang 2/9 - berlendir 93 1.2 Tahun L 13 Sindang Barang 2/3 + cair

94 5 tahun L 18 Bubulak 4/7 + berlendir

95 2 Tahun L 9.5 Sindang Barang 2/5 + cair 96 1 Tahun 1 Bulan P 9 Situ Gede 3/4 - cair

97 2 tahun P 7 Marga Jaya 3/1 - cair

98 3 tahun 1 bulan L 11 Sindang Barang 4/5 - cair 99 4 tahun 5 bulan L 13 Sindang Barang 3/7 + cair

100 3 tahun P 9 Bubulak 2/8 - berlendir


(3)

(4)

No

Sampel Usia Sex

Berat

badan (kg) Alamat (RT / RW) Demam Tipe diare 1 3 tahun 6 bulan L 13 Sindang Barang 5/5 - cair 2 1 tahun 5 bulan P 8 Sindang Barang 3/6 - cair

3 7 Bulan L 7.5 Bubulak 3/2 - cair

4 6 tahun L 20 Sindang Barang 5/6 - cair

5 1 tahun 5 bulan L 10 Sindang Barang 3/1 - berlendir 6 1 tahun 2 bulan P 8.5 Situ Gede 1/3 - cair 7 1 tahun 1 bulan P 9 Situ Gede 4/7 + cair

8 2 tahun L 11 Sindang Barang 5/5 - cair

9 1 tahun 8 bulan P 10.5 Sindang Barang 1/5 - cair

10 11 bulan L 7.5 Bubulak 2/4 + cair

11 2 tahun 5 bulan P 12 Marga Jaya 5/2 - berlendir

12 7 bulan P 7 Situ Gede 3/9 - cari

13 5 bulan P 7.5 Sindang Barang 2/5 - berlendir

14 11 bulan L 8.5 Bubulak 3/9 - cair

15 5 tahun L 19 Bubulak 3/9 - lunak

16 1 tahun 6 bulan P 10.5 Situ Gede 3/2 - cair 17 3 tahun P 13 Sindang Barang 1/4 + berlendir

18 5 tahun P 20.5 Bubulak 3/5 + berlendir

19 2 bulan P 5 Sindang Barang 4/4 + cair

20 1 tahun 6 bulan L 10 Sindang Barang 4/4 - cair

21 2 tahun P 11 Sindang Barang 32 - cair

22 5 bulan P 7 Bubulak 2/7 + cair

23 1 tahun 3 bulan L 10.5 Bubulak + berlendir

24 1 tahun 6 bulan L 9 Bubulak 3/6 - cair

25 2 tahun L 12.5 Bubulak 4/4 - cair

26 8 tahun L 21 Situ Gede 1/4 + berlendir

27 4 tahun P 15 Sindang Barang 4/2 + cair

28 10 bulan P 7 Sindang Barang 2/7 - cair

29 1 tahun 5 bulan P 8.5 Sindang Barang 3/7 + berlendir 30 8 bulan L 7.5 Sindang Barang 3/6 - cair

31 2 bulan L 5 Bubulak 3/6 + berlendir

32 1 tahun P 8 Sindang Barang 4/4 - berlendir

33 5 bulan P 6.6 Situ Gede 2/3 - lunak

34 8 bulan L 8 Bubulak + cair

35 1 tahun 6 bulan P 10 Bubulak 1/9 - cair 36 1 tahun 2 bulan L 8 Bubulak 3/6 + berlendir 37 2 tahun 2 bulan P 11.5 Sindang Barang 6/4 + berlendir 38 1 tahun 1 bulan L 8 Bubulak 3/6 + cair 39 7 bulan L 7 Sindang Barang 5/5 + berlendir 40 2 tahun 4bulan P 11 Sindang Barang 1/6 + cair 41 10 tahun P 28 Sindang Barang 4/6 + berlendir Lampiran 1 Daftar kondisi pasien penderita diare


(5)

13

No

Sampel Usia Sex

Berat

badan (kg) Alamat (RT / RW) Demam Tipe diare

42 1 tahun L 9 Bubulak 3/1 + cair

43 2 tahun 2 bulan P 11 Sindang Barang 3/1 + cair 44 1 tahun 4 bulan L 10 Bubulak 7/1 + berlendir 45 1 tahun 7 bulan P 10 Sindang Barang 1/6 + cair

46 11 bulan L 7.5 Bubulak 3/1 + cair

47 3 tahun 6 bulan L 14 Marga Jaya 5/2 - cair

48 7 bulan L 7 Sindang Barang 3/8 + cair

49 5 bulan P 6 Sindang Barang 3/8 - cair

50 10 bulan L 8 Bubulak 4/9 + cair

51 1 tahun 2 bulan L 9 Situ Gede 1/6 - cair 52 3 tahun 4 bulan L 13 Situ Gede 3/2 + cair 53 1 tahun 9 bulan L 10 Marga Jaya 5/2 + cair

54 1 tahun 1 bulan P 8 Bubulak 2/5 + cair

55 6 bulan L 6 Sindang Barang 3/6 + berlendir 56 1 tahun 8 bulan P 11 Situ Gede 3/9 + cair

57 5 tahun L 20 Situ Gede 3/4 - cair

58 5 tahun P 23 Sindang Barang 1/3 + cair

59 3 tahun P 11 Situ Gede 2/3 + berlendir

60 11 Bulan P 6.5 Bubulak 3/5 - cair

61 2 tahun P 10 Sindang Barang 5/6 + berlendir 62 3 tahun 1 bulan L 12.5 Sindang Barang 5/6 - berlendir 63 1 tahun 1 bulan L 10 Sindang Barang 2/8 + cair 64 9 bulan L 8.5 Sindang Barang + berlendir 65 1 tahun 5 bulan P 9 Sindang Barang 2/6 + cair 66 6 tahun 5 bulan P 22 Sindang Barang 3/5 - berlendir

67 10 bulan L 6 Ciomas 2/10 + cair

68 2 tahun L 11.5 Situ Gede 2/3 - lunak

69 6 Bulan L 7.5 Sindang Barang 3/7 + cair 70 3 tahun 3 bulan L 12 Situ Gede 2/10 + berlendir

71 5 tahun L 19 Bubulak 3/1 + berlendir

72 5 bulan L 7 Sindang Barang 3/6 + cair

73 2 Tahun P 8.5 Marga Jaya 3/1 + cair

74 3 Bulan L 4 Bubulak 3/8 + cair

75 1 tahun 5 bulan L 10.5 Sindang Barang 4/5 - cair 76 1 tahun 6 bulan L 11 Sindang Barang 1/1 + cair

77 7 bulan L 5 Sindang Barang 3/8 + lunak

78 1 tahun 4bulan P 13 Loji 2/8 + berlendir 79 1 tahun 3 bulan P 14 Balumbang Jaya 4/5 - cair 80 8 bulan L 5 Sindang Barang 6/4 - berlendir

81 4 tahun P 10 Sindang Barang 6/4 + cair

82 1 tahun 8 bulan P 9 Balumbang Jaya 4/5 + berlendir 83 2 tahun 4 bulan P 9 Sindang Barang 4/4 + cair

84 4 bulan L 4 Sindang Barang 4/2 - lunak


(6)

14

No

Sampel Usia Sex

Berat

badan (kg) Alamat (RT / RW) Demam Tipe diare

85 3 tahun L 12.4 Bubulak 5/6 - cair

86 2 tahun L 10 Sindang Barang 4/4 - cair

87 3 tahun P 11 Bubulak 2/7 + cair

88 1 tahun 6 bulan L 12 Sindang Barang 3/1 + cair 89 1 tahun 6 bulan L 13 Sindang Barang 3/1 + berlendir

90 11 tahun L 30 Bubulak 1/6 - berlendir

91 1 tahun 9 bulan L 8 Sindang Barang 3/1 + cair 92 1.3 Tahun L 12.5 Sindang Barang 2/9 - berlendir 93 1.2 Tahun L 13 Sindang Barang 2/3 + cair

94 5 tahun L 18 Bubulak 4/7 + berlendir

95 2 Tahun L 9.5 Sindang Barang 2/5 + cair 96 1 Tahun 1 Bulan P 9 Situ Gede 3/4 - cair

97 2 tahun P 7 Marga Jaya 3/1 - cair

98 3 tahun 1 bulan L 11 Sindang Barang 4/5 - cair 99 4 tahun 5 bulan L 13 Sindang Barang 3/7 + cair

100 3 tahun P 9 Bubulak 2/8 - berlendir