UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF (PDTO) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK SWASTA PELITA BULU CINA TAHUN PELAJARAN 2014/201

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STAD PADA SISWA KELAS X TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK

PELITA BULU CINA TAHUN AJARAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

FRITZ AGUSTIAN

5103321011

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Fritz Agustian. NIM. 5103321011 : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran PDTO pokok bahasan menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina T.P 2014/2015. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek dalam penelitian ini siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 25 orang siswa. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan satu kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa 73,6 dengan ketuntasan belajar siswa sebanyak 12 orang (48%) sedangkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh rata-rata 69,6% tergolong rendah. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 84,8 dengan ketuntasan belajar sebanyak 20 orang (80%) yang telah tuntas dan 5 orang (20%) masih belum tuntas, sedangkan hasil observasi aktivitas siswa diperoleh rata-rata 80% tergolong tinggi. Disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswapada mata pelajaran PDTO pokok bahasan menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) dari tindakan pada siklus I rata-rata hasil belajar 73,6 kemudian dilakukan tindakan pada siklus II rata-rata hasil belajar 84,8.

Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Hasil Belajar, Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (K3L)


(6)

ii ABSTRACT

Fritz Agustian. NIM. 5103321011 : Improving Students’ Learning Outcomes in Basic Job of Automotif Enginering by Using Cooprative Larning Models Type of STAD At Tenth Grade of SMK Pelita Bulu Cina Academic Years 2014/2015.Scription.Technical Faculty of Engineering, State University Of Medan. 2015.

This research was aimed to improve students’ learning outcomes in Mechanical Technology in the main subject of implementing safety, ocupational health and environment by using cooperative learning models type of STAD at tenth grade in technical machinery of SMK Pelita Bulu Cina in the academic years 2014/2015. This research was conducted by using Classrom Action Reserach (CAR), subject of this research was students of tenth grade in Light Vehicle Engineering of SMK Pelita Bulu Cina in the academic years 2014/2015 and total number of students was 25. In this research the action was done in two cycles, where in every cycle was done with one meeting. In every cycle was done by using four steps those are planning,action, observation and reflection. The instrument of this research were test and observation sheet. In the first cycle, the mean of the first cycle was 73,6. The precentage of students who passed were 12 students (48%) while the result of observation activity was 69,6% it was still low. In the second cycle the mean of second cycle was 82,8 by the precentage of students who passed were 20 (80%) with 5 students who did not pass (20%). While the result of observation activity was got 80% and it was high.The conclusion of this research is the using of cooperative learning models type of STAD could improve students’ learning outcomes in the subject of mechanical thecnology to implement safety,ocupational health and environment, from the action of first cycle with the mean of result was 73,6%. Then the mean of result in the socond cycle was 82,8.

Keywords : Cooperative Learning Models Type Of STAD, Learning Outcomes, Safety, Ocupational Health And Environment.


(7)

v DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 9

A. Kerangka Teoritis ... 9

1. Belajar ... 9

2. Hasil Belajar ... 10

3. Model Pembelajaran... 14

a. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ... 16

1) Model Pembelajaran Langsung ... 16

2) Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

3) Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

b. Model Pembelajaran Kooperatif ... 17


(8)

vi

1) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran STAD ... 25

2) Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 27

3) Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 29

4) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 31

5) Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 31

B. Kerangka Berpikir ... 32

C. Pengajuan Hipotesis ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35

C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian ... 35

D. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 36

E. Desain Penelitian ... 36

F. Prosedur Penelitian ... 37

1. Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)... 37

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action) ... 38

3. Tahap Pengamatan (Observation) ... 38

4. Tahap Refleksi (Reflection) ... 38

5. Rincian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 39

G. Instrumen Penilaian ... 44

1. Perangkat Pembelajaran ... 44

2. Alat Pengumpul Data ... 44

a. Tes ... 44

b. Observasi ... 45


(9)

vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 50

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 50

Siklus I 1. Perencanaan Siklus I ... 50

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 50

3. Observasi Siklus I ... 54

4. Refleksi Siklus I ... 56

Siklus II 1. Perencanaan Siklus II ... 57

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 57

3. Observasi Siklus II ... 61

4. Refleksi Siklus II ... 63

B. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ... 72

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 74

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 84

Lampiran 4. Materi Ajar ... 91

Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Tes I dan Soal Tes II ... 121

Lampiran 6. Validasi Soal ... 122

Lampiran 7. Soal Tes Siklus I ... 128

Lampiran 8. Soal Tes Siklus II ... 132

Lampiran 9. Rekapitulasi Hasil Belajar ... 136

Lampiran 10. Tabulasi Nilai ... 137

Lampiran 11. Lembar Observasi Guru... 139

Lampiran 12. Lembar Observasi Siswa ... 142

Lampiran 13. Daftar Nama Siswa ... 148


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif (PDTO) merupakan salah satu mata pelajaran yang penting terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan, keahlian dan teknologi. Dikatakan penting, karena mata pelajaran ini merupakan gabungan dari beberapa pokok bahasan seperti ilmu keagamaan, alat tangan dan lain sebagainya. Dalam penerapan pembelajarannya, PDTO dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan tidaklah menarik di mata peserta didik. Pada akhirnya anggapan tersebut berpengaruh pada minat peserta didik dalam belajar PDTO yang akibatnya prestasi belajar menjadi menurun.

Dalam permasalahan pembelajaran PDTO ini, tampaknya peran guru sebagai penyampai pengetahuan dapat menjadi kunci utama sebagai problem solver dengan kemampuan dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran PDTO di sekolah. Pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.

Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif, yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif peserta didik dalam membangun


(12)

2

makna atau pemahaman. KBM perlu mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada peserta didik lain, guru, atau pihak-pihak lain. Dengan demikian, KBM memungkinkan peserta didik bersosialisasi dengan menghargai pendapat, perbedaan sikap, perbedaan kemampuan, perbedaan prestasi dan berlatih untuk bekerja sama. Seringnya rasa takut peserta didik yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru, membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga kembali pada rendahnya prestasi belajar peserta didik. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengandalkan komunikasi yaitu antara guru dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik.

Metode mengajar merupakan cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada peserta didik. Oleh karenanya guru sebagai pendidik berperan penting dalam proses pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berdampak positif pada hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

SMK Swasta Pelita Bulu Cina merupakan sekolah yang ada di Hamparan Perak yang menghadapi permasalahan terkait dengan pembelajaran di sekolah. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode ceramah secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan


(13)

3

kaku dan didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana peserta didik hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi peserta didik untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga peserta didik menjadi pasif.

Melalui observasi yang peneliti lakukan ke sekolah, cenderung bertolak belakang dengan tujuan tentang proses belajar di atas. Pada sistemnya pembelajaran masih cenderung bersifat berpusat pada guru. Terlihat suasana kelas yang cenderung kaku dan para siswa pasif, sehingga terkadang siswa tertidur dalam penjelasan materi pembelajaran, dan lambat dalam menyerap konsep yang disampaikan guru, dan juga guru hanya menerapkan metode pembelajaran ceramah yang tidak mengkombinasikan dengan model pembelajaran yang lain. Pembelajaran yang monoton dan penerapan sistem hapalan kerap membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak memiliki pertanyaan dan juga tidak tertarik pada materi pembelajaran yang diajarkan, kondisi yang seperti ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan ada kemungkinan juga dapat digolongkan menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO. Hal ini dapat dilihat melalui data perolehan nilai mata pelajaran PDTO siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan di SMK Swasta Pelita Bulu Cina dari tahun 2010 – 2013


(14)

4

Tabel 1. Data Nilai Mata Pelajaran PDTO Kelas X Tahun Ajaran Standart

Penilaian

Kategori Jumlah siswa

% Jumlah Siswa Keseluruhan 2010/2011

<70

7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 - 10

Kurang Cukup Baik Sangat Baik 20 11 8 51,3 28,2

20,5 39

2011/2012

<70

7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 - 10

Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2 32 5 1 5 80 12,5 2,5 40 2012/2013 <70

7,00 – 7,90 8,00 – 8,90 9,00 – 10

Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2 26 17 2 4,25 55,31 36,17 4,25 47

Sumber: Daftar Nilai Guru SMK Swasta Pelita Bulu Cina

Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata siswa selama tiga tahun terakhir tergolong masih rendah yaitu pada tahun 2010/2011 sebanyak 20 siswa atau 51,3 % dari 39 siswa, tahun 2011/2012 sebanyak 32 siswa atau 80 % dari 40 siswa, dan tahun 2012/2013 sebanyak 26 siswa atau 55,31 % dari 47 siswa. Nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi dengan standart ketuntasan minimal, sedangkan standart ketuntasan minimal yang diterapkan oleh SMK Swasta Pelita Bulu Cina adalah 75. Menurut Bloom (1968) pembelajaran tuntas merupakan satu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari.

Selain hasil belajar yang masih rendah, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran juga masih rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti saat observasi, aktivitas belajar siswa pada pembelajaran mata pelajaran PDTO seperti bertanya atau mengemukakan pendapat atau bahkan beradu argument masih jarang terjadi. Siswa kurang dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik. Dalam hal ini siswa cenderung hanya menerima


(15)

5

pelajaran, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya jika ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan gagasan sendiri dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat kepada orang lain.

Pembelajaran kooperatif dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong-royong. Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik diberi kesempatan bekerja sama dengan kelompok-kelompok kecil dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan atau memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Pembelajaran kooperatif dalam PDTO akan dapat membantu peserta didik dalam belajar PDTO.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD (Student Team Achievement Divisions). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang menciptakan suasana kelas lebih santai dan menyenangkan dan juga merupakan suatu teknik pembelajaran kooperatif yang didasarkan pada mekanisme tukar menukar anggota kelompok. Dimana, setiap anggota saling bekerjasama dan mambantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran dan mengkomunikasikan hasil perolehannya kepada kelompok lain, sehingga dapat menghidupkan suasana kelas, memberdayakan siswa, berfokus pada siswa, dan menciptakan kelas yang produktif dan menyenangkan. Model pembelajaran STAD memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengekspresikan pengetahuannya melalui diskusi. Dengan model ini diharapkan peserta didik menjadi aktif.


(16)

6

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik Otomotif Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas X Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah diantaranya :

1. Mata Pelajaran PDTO dianggap sebagai sesuatu yang kurang menarik di mata peserta didik.

2. Masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PDTO

3. Peserta didik takut untuk melakukan komunikasi dengan guru sehingga membuat kondisi kelas yang tidak aktif.

4. Metode ceramah pada dasarnya hanya menempatkan siswa sebagai objek pembelajaran, bukan sebagai subjek pembelajaran.

5. Pemilihan Model Pembelajaran yang belum tepat.

6. Siswa masih belajar secara pasif dan informasi yang diterima kebanyakan dari guru.

7. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat membuat peserta didik menjadi aktif.


(17)

7

8. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik.

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitiaan ini. Adapun batasan masalah dalam penelitiaan ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 pada Mata Pelajaran PDTO.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitiaan ini adalah: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran PDTO pokok bahasan menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 ?

2. Bagaimanakah aktivitas Subjek (siswa) pada mata pelajaran PDTO kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran


(18)

8

2014/2015 selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran PDTO pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari data hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi Guru

Menjadikan salah satu teknik dari pendekatan kooperatif sebagai salah satu alternatif yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran PDTO.

2. Bagi Siswa

Menambah motivasi dalam pembelajaran dan menambah pemahaman siswa mengenai mata pelajaran PDTO.

3. Bagi Sekolah

Lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.

4. Bagi Peneliti

Mengetahui penggunaan dari model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar.


(19)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Kendaran Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina untuk kompetensi dasar menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).

2. Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa kelas X Teknik Kendaran Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina untuk kompetensi dasar menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) yaitu 73,6 pada siklus I dan meningkat menjadi 84,8 pada siklus II.

3. Jumlah siswa yang tergolong tuntas dari 12 orang (48%) pada siklus I menjadi 20 orang (80%) pada siklus II.

4. Aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkat dengan rata-rata 69, 6% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.


(20)

69

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukaan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk dapat melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperlukan pemahaman yang komperhensif untuk guru bidang study PDTO, baik dari segi persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

2. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif, berfikir kreatif dalam setiap pembelajaran, khususnya bidang study PDTO agar diperoleh prestasi belajar yang lebih baik

3. Pengamatan terhadap aktivitas siswa sebaiknya dilakukan dengan perlakuan penuh dan pengamatnya lebih dari satu orang.


(21)

70

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT Bumi Aksara. Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Yrama Widya.

Dewi, R. (2010). Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Lie, Anita. (2002). Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo. Muhibbinsyah. (2007). Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Erlangga.

Muhibbinsyah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Rusman, M.Pd. (2012). Model-Model Pembelajaran (Edisi Kedua). Bandung: Rajagrafindo Persada.

Sabri. A. (2010). Strategi Belajar dan Micro Teaching. Quantum Teaching. Jakarta: PT Ciputat Press.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2010). Stratregi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


(22)

71

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Yudhistira.

Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryadi. (1999). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Rajawali. Trianto.(2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka

Yamin dan Maisah (2009). Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta : GP Press.


(1)

8. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 pada Mata Pelajaran Pekerjaan Dasar Teknik.

C. Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan peneliti maka perlu dibatasi masalah dalam penelitiaan ini. Adapun batasan masalah dalam penelitiaan ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan pembelajaran adalah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 pada Mata Pelajaran PDTO.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitiaan ini adalah: 1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran PDTO pokok bahasan menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015 ?

2. Bagaimanakah aktivitas Subjek (siswa) pada mata pelajaran PDTO kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran


(2)

8

2014/2015 selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran PDTO pada siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari data hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi Guru

Menjadikan salah satu teknik dari pendekatan kooperatif sebagai salah satu alternatif yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap pelajaran PDTO.

2. Bagi Siswa

Menambah motivasi dalam pembelajaran dan menambah pemahaman siswa mengenai mata pelajaran PDTO.

3. Bagi Sekolah

Lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya.

4. Bagi Peneliti

Mengetahui penggunaan dari model pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar.


(3)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Teknik Kendaran Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina untuk kompetensi dasar menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L).

2. Dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa kelas X Teknik Kendaran Ringan SMK Swasta Pelita Bulu Cina untuk kompetensi dasar menerapkan keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) yaitu 73,6 pada siklus I dan meningkat menjadi 84,8 pada siklus II.

3. Jumlah siswa yang tergolong tuntas dari 12 orang (48%) pada siklus I menjadi 20 orang (80%) pada siklus II.

4. Aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkat dengan rata-rata 69, 6% pada siklus I menjadi 80% pada siklus II.


(4)

69

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukaan di atas, diajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk dapat melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diperlukan pemahaman yang komperhensif untuk guru bidang study PDTO, baik dari segi persiapan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi.

2. Bagi siswa diharapkan untuk lebih aktif, berfikir kreatif dalam setiap pembelajaran, khususnya bidang study PDTO agar diperoleh prestasi belajar yang lebih baik

3. Pengamatan terhadap aktivitas siswa sebaiknya dilakukan dengan perlakuan penuh dan pengamatnya lebih dari satu orang.


(5)

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta: PT Bumi Aksara. Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Yrama Widya.

Dewi, R. (2010). Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kunandar. (2009). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Lie, Anita. (2002). Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo. Muhibbinsyah. (2007). Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Erlangga.

Muhibbinsyah. (2012). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Rusman, M.Pd. (2012). Model-Model Pembelajaran (Edisi Kedua). Bandung: Rajagrafindo Persada.

Sabri. A. (2010). Strategi Belajar dan Micro Teaching. Quantum Teaching. Jakarta: PT Ciputat Press.

Sagala, Syaiful. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. (2010). Stratregi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali


(6)

71

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Yudhistira.

Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryadi. (1999). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta : Rajawali. Trianto.(2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka

Yamin dan Maisah (2009). Manajemen Pembelajaran Kelas Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta : GP Press.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I PALEMBANG

1 5 115

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 5 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 15 50

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII.H SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 79

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 5 67

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VIII.1 SEMESTER GENAP PADA SMP NEGERI 2 SUMBEREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

0 12 65

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS VIII D SEMESTER GENAP SMP NEGERI 3 GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGS A W PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI 1 JEMBRANA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 7 54

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 61

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 60

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PENENGAHAN BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 40