PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI SEI KEPAYANG ASAHAN.

(1)

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM

DI SEI KEPAYANG ASAHAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

FITRI ANDRIANI

NIM. 3113321009

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIMED

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

Fitri Andriani. NIM 3113321009. Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan. Skripsi. Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan. Metode yang digunakan adalah metode penelitian Sejarah dengan teknik heuristik. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, interview dan studi pustaka. Untuk menganalisis data maka di lakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber baik primer maupun skunder, selanjutnya melakukan verifikasi sumber yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan dari sumber yang diperoleh dengan cara melakukan kritik eksternal dan internal, kemudian menyusun hasil-hasil data penelitian berupa data primer dan skunder yang telah diseleksi. Tahap akhir dari metode penelitian ini adalah historiografi dengan menghubungkan data primer dan sekunder dan menyusun hasil penelitian berdasarkan fakta dalam menganalisis pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa Agama Islam masuk ke Sei Kepayang pada abad ke-15, seiring dengan kedatangan suku Batak Toba ke Sei Kepayang. Tujuan kedatangan suku Batak Toba ke Sei Kepayang adalah marsira. Marsira dapat diartikan

sebagai “mencari garam”. Islam masuk ke Sei Kepayang melalui cara politik dari pihak Kesultanan Asahan, selain itu jalur tasawuf dan dakwah banyak memberikan dampak dalam perkembangan Islam pada tahun 1900-an sehingga Islam mengalami perkembangan yang dapat dibuktikan dengan banyaknya bangunan masjid, dan peninggalan sejarah Islam tertua di Sei Kepayang adalah Masjid Raya Datuk Bandar Sei Pasir berdiri pada tahun 1718 M. Yang didirikan oleh Datuk Syah Bandar Sakar. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan agama Islam di Sei Kepayang terjadi pada abad ke-15, sementara perkembagannya terjadi pada tahun 1900-an dan membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Batak Toba, yaitu hidup layaknya seperti orang Melayu.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan”. Dan do’a beriring salam penulis tidak lupa pula mengirimkan kepada

junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam gelap gulita ke alam yang terang menderang dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan seperti yang telah kita rasakan saat sekarang ini.

Penulisan skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S1 pada program studi pendidikan sejarah di Universitas Negeri Medan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak dapat berjuang sendiri tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari segi materil maupun spiritual. Di kesempatan ini ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bapak Prof.Dr.Ibnu Hajar, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Flores Tanjung, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.


(7)

iii

4. Bapak Drs. Yushar Tanjung, M. Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

5. Ibu Dra. Hj. Hafnita SD Lubis, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan banyak masukan, waktu dan tenaga kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

6. Ibu Ika Purnama Sari, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis dan telah bersedia meluangkan waktunya dalam membimbing penulis selama menjalani perkuliahan pada setiap semester hingga selesainya skripsi ini.

7. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa dan dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua penulis, Ayahanda H. Arsyad Manurung dan Ibunda Hj. Rusdah atas segala kasih sayang, motivasi, doa, perhatian serta dukungan moril dan material yang senantiasa diberikan dengan tulus dan penuh kasih sayang kepada penulis.

9. Kepada seluruh narasumber dalam penelitian penulis yang telah memberikan banyak informasi, yaitu Bapak Prof. Ramli Abdul Wahid, Bapak Dr. Azhar, Bapak Dr. Ihwan Azhari, Bapak Drs. Syu’aibun, Bapak Abu Shohir, S.Pd.I, dan seluruh narasumber dan pihak yang terlibat dalam penelitian ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala informasi yang telah diberikan.


(8)

iv

10.Kepada pihak kantor Camat Sei Kepayang dan Badan Pusat Statistik Kab. Asahan terimakasih atas segala data yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

11.Buat sahabatku Fadlah, Lia, Gadis dan Dayah dan buat seluruh teman-teman seperjuanganku Ekstensi Pendidikan Sejarah 2011, serta buat teman-teman yang tergabung dalam Community 07 A, dan tidak lupa buat teman-teman PPLT SMP N 3 Kisaran 2014 terimakasih untuk segala motivasi dan dukungannya.

Dan akhir kata penulis mengucapkan terimakasih atas semua dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sehingga mampu memperkaya ilmu pengetahuan.

Medan, Desember 2014 Penulis,

Fitri Andriani NIM. 3113321009


(9)

ii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Pembatasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... 4

F. Manfaat Penelitian... 5

BAB II : KAJIAN PUSTAKA... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Kerangka Berfikir... 14

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN... 16

A. Metode Penelitian... 16

B. Lokasi Penelitian... 17

C. Sumber Data... 17

D. Teknik Pengumpulan Data... 18

E. Teknik Analisis Data... 21

BAB IV : PEMBAHASAN... 23

A.Gambaran Lokasi Penelitian... 23


(10)

iii

2. Kondisi Sosial... 24

B. Periode Awal Kedatangan Suku Batak Toba Ke Sei Kepayang... 26

1. Periode Awal ... 27

2. Periode Kedua ... 31

C. Pertumbuhan Agama Islam di Sei ke Sei Kepayang Asahan... 32

D. Perkembangan Agama Islam di Sei Sei Kepayang Asahan... 42

E. Dampak Masuknya Agama Islam di Sei Sei Kepayang Asahan... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 72

A. Kesimpulan... 72

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN I (PEDOMAN WAWANCARA) ... 77

LAMPIRAN II (DAFTAR INFORMAN) ... 78

LAMPIRAN III PETA LOKASI PENELITIAN (ASAHAN) ... 82

LAMPIRAN IV PETA LOKASI PENELITIAN (SEI KEPAYANG) ... 83


(11)

iv

DAFTAR TABEL

TABEL I : KOMPOSISI PENDUDUK SEI KEPAYANG MENURUT AGAMA... 25


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah adalah dialog yang berkelanjutan antara masa kini dan masa lampau untuk memahami dan merencanakan masa yang akan datang. Sejarah juga merupakan suatu kajian aktivitas manusia yang terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan masalah politik, militer, sosial, agama, dan ilmu pengetahuan. Sejarah memiliki hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu bantu lain dalam menganalisis sebuah kejadian atau peristiwa untuk dijadikan sebuah penelitian ilmiah yang tertuang dalam tulisan. Walaupun demikian ternyata masih ada sejarah atau kejadian masa lalu yang sepenuhnya masih tersimpan erat dari lisan-kelisan. Begitulah halnya dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Islam di Sei Kepayang Asahan yang belum pernah mendapatkan sentuhan dari peneliti sejarah karena kurangnya perhatian dari para tokoh masyarakat sebagai pemilik sejarah itu sendiri.

Sei Kepayang merupakan perkampungan yang mayoritas dihuni oleh masyarakat Batak Toba, pada awalnya kampung ini diretas oleh suku Batak Toba yang bermigrasi dari daerah Toba Samosir dengan mengikuti alur Sungai Asahan ke arah timur dan melewati kuala-kuala dan anak sungai hingga akhirnya mereka sampai dan membentuk perkampungan di seberang Tanjungbalai. Diawal kedatangannya, etnis Toba ini masih membawa dan mempercayai ajaran yang


(13)

2

mereka bawa dari daerah asalnya, yaitu kepercayaan masyarakat Batak yang lazim

disebut “Pelebegu”.

Berdasarkan cerita rakyat penamaan kampung ini menjadi “Sei Kepayang” diberikan berkaitan dengan perjalanan seorang Syekh yang memacakkan tongkatnya di sebuah perkampungan (sekarang Sei Bakung), kemudian tongkat itu tumbuh menjadi sebuah pohon kayu di tepi sungai yang bermuara ke Sungai Asahan yang buahnya dapat memabukkan apabila dimakan. Kata “Sei” sendiri pada umumnya oleh masyarakat Sei Kepayang diartikan sebagai sungai, sedangkan kata “Kepayang” adalah istilah yang digunakan untuk menamakan pohon kayu yang buahnya bersifat memabukkan yang terdapat ditepi sungai di Sei Bakung. Jadi karena itulah akhirnya kampung ini dinamakan Sei Kepayang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa migrasi yang dilakukan oleh Suku Batak Toba ke Sei Kepayang adalah bertujuan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik yang berhubungan erat dengan faktor alam, sebab setelah mereka menetap di sana mereka mulai mengembangkan pertanian dan perkebunan.

Pada mulanya masyarakat Toba yang datang ke Sei Kepayang yang masih membawa dan meyakini kepercayaan dari nenek moyangnya hidup dan berinteraksi dengan sesama kelompoknya, sebab keluarga dan keturunan mereka terus berdatangan dari daerah Toba karena mendengar kabar bahwa di Sei Kepayang bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik, yaitu dengan memancang atau memberi batas-batas tanah yang masih hutan menjadi hak milik pribadi dan selanjutnya digunakan untuk bercocok tanam.


(14)

3

Namun pada saat ini dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat Batak Toba yang bermukim di Sei Kepayang telah menganut agama Islam bahkan yang hidup saat ini adalah generasi keempat atau kelima yang nenek moyangnya sudah menganut agama Islam. Meskipun suku Batak Toba yang menjadi mayoritas penduduk di Sei Kepayang, namun banyak budaya yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-harinya adalah budaya Melayu, mereka juga telah menganut agama Islam sebagai agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat setempat pada saat ini.

Selain itu dapat dilihat bahwa masyarakat Batak Toba yang tinggal di Sei Kepayang telah menggunakan adat-istiadat Melayu seperti halnya dalam upacara pernikahan, namun yang menarik perhatian dari peneliti adalah masyarakat Batak Toba yang hidup di Sei Kepayang yang telah beragama Islam masih tetap menggunakan Marga sebagai identitas dari suku mereka, namun sebagian Suku Batak Toba yang telah menjadi Muslim tidak dapat lagi berbahasa Toba, mereka

lebih dominan menggunakan bahasa melayu pesisir yang bervokal “O”. Bahkan

saat ini sering kali dijumpai suku Batak Toba yang tidak mengerti asal-usul

marganya. Bahkan kata “Batak” sendiri mengandung makna sebutan dari orang

-orang Muslim Batak Toba untuk menandai -orang--orang non Muslim, Loeb (2013:21).

Berdasarkan pada latarbelakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul penelitian ini adalah: “Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan”.


(15)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan beberapa identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang 2. Tumbuhnya agama Islam di Sei Kepayang Asahan 3. Berkembangnya agama Islam di Sei Kepayang Asahan. 4. Dampak masuknya agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi pembatasan masalah adalah: “Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang

Asahan”.

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, peneliti merasa perlu merumuskan masalah untuk memperoleh jawaban terhadap permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Dengan demikian yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang ? 2. Bagaimana pertumbuhan agama Islam di Sei Kepayang Asahan ? 3. Bagaimana Perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan ? 4. Bagaimana dampak masuknya agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

E. Tujuan Penelitian

Penentuan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat mendasar sehingga kegiatan penelitian dilakukan akan lebih terarah dan akan memberikan


(16)

5

gambaran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan agama Islam di Sei Kepayang Asahan. 3. Untuk mengetahui perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan 4. Untuk mengetahui dampak masuknya agama Islam di Sei Kepayang

Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap melalui penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang sejarah migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang .

2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

3. Menjadi bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan membahas mengenai permasalahan yang sama.

4. Menambah sumber kajian mahasiswa pendidikan sejarah sehubungan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

5. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan UNIMED, terlebih bagi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah.


(17)

72

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan-permasalahan yng diteliti, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kedatangan suku Batak Toba ke Sei Kepayang terjadi dalam dua periode, periode pertama terjadi pada abad ke-15, dipengaruhi oleh faktor alam, sementara periode kedua dipengaruhi oleh keinginan untuk medapatkan kesejahteraan kehidupan. Periode pertama datang ke Sei Kepayang dengan mengikuti alur sungai Asahan menuju kearah Timur yang mengantarkan mereka hingga sampai ke Asahan, khusunya ke Sei Kepayang dengan rute dari Tobasa menuju Pahallung kemudian mereka sampai di desa Tangga, setelah itu mereka sampai di Labuhan dan terus menyeberang ke Sei Paham dan ketika sampai di Sei Paham, berarti mereka telah sampai di Sei Kepayang. 2. Islam masuk pada abad ke-15 dan mengalami pertumbuhan yang dipengaruhi

oleh kedatangan suku Batak Toba, dan ketangan orang-orang Aceh yang kemudian pada tahun 1600-an mendirikan kerajaan Kesultanan Asahan. Sehingga Suku Batak Toba harus masuk Islam untuk mengamankan posisi atau keberadaan mereka di tanah melayu.

3. Islam masuk ke Sei Kepayang melalui beberapa jalur, yaitu politik, tasawuf, dakwah yang merupakan jalur paling berpengaruh, sehingga pertumbuhan Islam di Sei Kepayang terus mengalami perkembangan.


(18)

73

4. Peninggalan Islam tertua di Sei Kepayang dapat dilihat melalui wujud sebuah Masjid Raya Datuk Bandar Sei Pasir berdiri pada tahun 1718 M. Yang didirikan oleh seorang pejabat Kesultanan Asahan yang bertempat tinggal di Sei Kepayang, yaitu Datuk Syah Bandar Sakar.

5. Proses pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan adalah diawali dengan proses penetrasi yang dilakukan secara damai. Proses tersebut terjadi karena didasari oleh faktor ekonomi, ajaran-ajaran Islam diawal pertumbuhannya berasal dari Aceh (Kesultanan Asahan), kemudian disusul oleh kedatangan ajaran agama Islam dari Panti. Sehingga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ajaran agama Islam di Sei Kepayang. 6. Secara kuantitas perkembangan agama Islam di Sei Kepayang tergolong

kedalam perkembangan sangat pesat, dimana ajaran agama Islam cepat mengalir kedalam setiap sudut-sudut kehidupan masyarakat. Sehingga saat ini dapat terlihat banyak bangunan yang bercorak Islam seperti masjid, Taman Pendidikan Al-Qur’an yang merupakan wujud perkembangan agama Islam di Sei Kepayang, selain itu perkembangan agama Islam di Sei Kepayang juga terlihat dari perayaan hari-hari besar di Sei Kepayang.

7. Dampak masuknya agama Islam bagi kehidupan masyarakat Sei Kepayang terlihat dari setiap kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Sei Kepayang. Jika dilihat dari konteks budaya, pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang memberikan corak baru dalam ragam budaya sebab mereka yang sebenarnya Suku Batak Toba telah melebur kedalam budaya Melayu.


(19)

74

B. Saran

1. Diharapkan kepada pemuka agama di Sei Kepayang agar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam agar dapat memberikan solusi terbaik dalam menjaga serta meningkatkan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang.

2. Kepada para pemuka adat di Sei Kepayang agar memberikan kejelasan budaya terhadap generasi muda Sei Kepayang, agar tidak terjadi kebingungan dalam hal budaya, sebab generasi muda merupakan generasi yang paling berpengaruh untuk masa depan.

3. Dan khususnya kepada generasi muda agar bersama-sama menghidupkan kembali budaya-budaya yang sudah lama terkubur masa lalu, khususnya penggunaan marga.

4. Perlunya diadakan penelitian lanjutan guna dijadikan masukan dan saran yang konstruktif terhadap kesempunaan hasil penelitian ini.


(20)

75

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Arruz Media.

Azra, Azyumardi. 2005. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan

Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana.

Bs. Rokan, Syekh Musthofa. 2001. Sejarah Ringkas Peribadahan Madrasah

Jam’iyatul Ibadah dan Rumah Ibadah Suluk Baitul Khalil. Sei Paham.

Darmawijaya. 2010. Kesultanan Islam Nusantara. Jakarta: Al- Kautsar

Guillot, Claude, 2002. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hasymy, A. 1989. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. Banda

Aceh: PT: Alma’arif.

Koestoro. Lucas Partanda. 2008. Mencegah Musnahnya Warisan Sejarah Kota

Medan. Disampaikan pada Seminar Internasional yang diselenggarakan

oleh: PUSIS- UNIMED.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang

Loeb, Edwin M. 2013. Sumatra Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta: Ombak.

Purba. O.H.S. 1997. Migrasi Spontan Batak Toba. Medan: Monora.

Ricklefs, M.c. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Jakarta: Kanisius. Suherman, Eman. 2012. Manajemen Masjid (Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas

SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul). Bandung: Alfabeta.

Tanggok, et.al. 2010. Menghidupkan Kembali Jalur Sutra Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(21)

76

Wawancara: Azhari, Phil Ichwan Haitami, Hubairah Harahap, Hermaini Husna

Ibrahim, Amin Iwan, Muhammad

Ja’far, Shohibun

Lubis, Syihabuddin Manurung, Arsyad Sirait, Hubban

Syu’aibun

Sitompul, Azhar Sitepu, Abu Shohir Wahid, Ramli Abdul zaliyah


(1)

gambaran terhadap penelitian yang akan dilakukan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang. 2. Untuk mengetahui pertumbuhan agama Islam di Sei Kepayang Asahan. 3. Untuk mengetahui perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan 4. Untuk mengetahui dampak masuknya agama Islam di Sei Kepayang

Asahan.

F. Manfaat Penelitian

Penulis berharap melalui penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang sejarah migrasi orang Batak Toba ke Sei Kepayang .

2. Memberikan informasi kepada pembaca mengenai pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

3. Menjadi bahan masukan dan perbandingan bagi peneliti lain yang akan membahas mengenai permasalahan yang sama.

4. Menambah sumber kajian mahasiswa pendidikan sejarah sehubungan dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Agama Islam di Sei Kepayang Asahan.

5. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan UNIMED, terlebih bagi Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah.


(2)

72 A. Kesimpulan

Setelah membahas permasalahan-permasalahan yng diteliti, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kedatangan suku Batak Toba ke Sei Kepayang terjadi dalam dua periode, periode pertama terjadi pada abad ke-15, dipengaruhi oleh faktor alam, sementara periode kedua dipengaruhi oleh keinginan untuk medapatkan kesejahteraan kehidupan. Periode pertama datang ke Sei Kepayang dengan mengikuti alur sungai Asahan menuju kearah Timur yang mengantarkan mereka hingga sampai ke Asahan, khusunya ke Sei Kepayang dengan rute dari Tobasa menuju Pahallung kemudian mereka sampai di desa Tangga, setelah itu mereka sampai di Labuhan dan terus menyeberang ke Sei Paham dan ketika sampai di Sei Paham, berarti mereka telah sampai di Sei Kepayang. 2. Islam masuk pada abad ke-15 dan mengalami pertumbuhan yang dipengaruhi

oleh kedatangan suku Batak Toba, dan ketangan orang-orang Aceh yang kemudian pada tahun 1600-an mendirikan kerajaan Kesultanan Asahan. Sehingga Suku Batak Toba harus masuk Islam untuk mengamankan posisi atau keberadaan mereka di tanah melayu.

3. Islam masuk ke Sei Kepayang melalui beberapa jalur, yaitu politik, tasawuf, dakwah yang merupakan jalur paling berpengaruh, sehingga pertumbuhan Islam di Sei Kepayang terus mengalami perkembangan.


(3)

4. Peninggalan Islam tertua di Sei Kepayang dapat dilihat melalui wujud sebuah Masjid Raya Datuk Bandar Sei Pasir berdiri pada tahun 1718 M. Yang didirikan oleh seorang pejabat Kesultanan Asahan yang bertempat tinggal di Sei Kepayang, yaitu Datuk Syah Bandar Sakar.

5. Proses pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang Asahan adalah diawali dengan proses penetrasi yang dilakukan secara damai. Proses tersebut terjadi karena didasari oleh faktor ekonomi, ajaran-ajaran Islam diawal pertumbuhannya berasal dari Aceh (Kesultanan Asahan), kemudian disusul oleh kedatangan ajaran agama Islam dari Panti. Sehingga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ajaran agama Islam di Sei Kepayang. 6. Secara kuantitas perkembangan agama Islam di Sei Kepayang tergolong

kedalam perkembangan sangat pesat, dimana ajaran agama Islam cepat mengalir kedalam setiap sudut-sudut kehidupan masyarakat. Sehingga saat ini dapat terlihat banyak bangunan yang bercorak Islam seperti masjid, Taman Pendidikan Al-Qur’an yang merupakan wujud perkembangan agama Islam di Sei Kepayang, selain itu perkembangan agama Islam di Sei Kepayang juga terlihat dari perayaan hari-hari besar di Sei Kepayang.

7. Dampak masuknya agama Islam bagi kehidupan masyarakat Sei Kepayang terlihat dari setiap kebiasaan dalam kehidupan masyarakat Sei Kepayang. Jika dilihat dari konteks budaya, pertumbuhan dan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang memberikan corak baru dalam ragam budaya sebab mereka yang sebenarnya Suku Batak Toba telah melebur kedalam budaya Melayu.


(4)

B. Saran

1. Diharapkan kepada pemuka agama di Sei Kepayang agar memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan agama Islam agar dapat memberikan solusi terbaik dalam menjaga serta meningkatkan perkembangan agama Islam di Sei Kepayang.

2. Kepada para pemuka adat di Sei Kepayang agar memberikan kejelasan budaya terhadap generasi muda Sei Kepayang, agar tidak terjadi kebingungan dalam hal budaya, sebab generasi muda merupakan generasi yang paling berpengaruh untuk masa depan.

3. Dan khususnya kepada generasi muda agar bersama-sama menghidupkan kembali budaya-budaya yang sudah lama terkubur masa lalu, khususnya penggunaan marga.

4. Perlunya diadakan penelitian lanjutan guna dijadikan masukan dan saran yang konstruktif terhadap kesempunaan hasil penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Arruz Media.

Azra, Azyumardi. 2005. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Jakarta: Kencana.

Bs. Rokan, Syekh Musthofa. 2001. Sejarah Ringkas Peribadahan Madrasah Jam’iyatul Ibadah dan Rumah Ibadah Suluk Baitul Khalil. Sei Paham. Darmawijaya. 2010. Kesultanan Islam Nusantara. Jakarta: Al- Kautsar

Guillot, Claude, 2002. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Hasymy, A. 1989. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia. Banda Aceh: PT: Alma’arif.

Koestoro. Lucas Partanda. 2008. Mencegah Musnahnya Warisan Sejarah Kota Medan. Disampaikan pada Seminar Internasional yang diselenggarakan oleh: PUSIS- UNIMED.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang

Loeb, Edwin M. 2013. Sumatra Sejarah dan Masyarakatnya. Yogyakarta: Ombak.

Purba. O.H.S. 1997. Migrasi Spontan Batak Toba. Medan: Monora.

Ricklefs, M.c. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi.

Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.

Soekmono. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Jakarta: Kanisius. Suherman, Eman. 2012. Manajemen Masjid (Kiat Sukses Meningkatkan Kualitas

SDM Melalui Optimalisasi Kegiatan Umat Berbasis Pendidikan Berkualitas Unggul). Bandung: Alfabeta.

Tanggok, et.al. 2010. Menghidupkan Kembali Jalur Sutra Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


(6)

Wawancara: Azhari, Phil Ichwan Haitami, Hubairah Harahap, Hermaini Husna

Ibrahim, Amin Iwan, Muhammad Ja’far, Shohibun Lubis, Syihabuddin Manurung, Arsyad Sirait, Hubban Syu’aibun Sitompul, Azhar Sitepu, Abu Shohir Wahid, Ramli Abdul zaliyah