Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG
PERSALINAN DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA
DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN
SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT
SKRIPSI
OLEH :
PRIHATINI
NIM : 111121094
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
(3)
JUDUL : Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat
Nama : PRIHATINI
Nim : 111121094
Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013
ABSTRAK
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga, dimana peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 45 responden. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi 88,9%, faktor sosial budaya 52,4%, faktor dukungan suami dan keluarga 88,4%, dan faktor jarak layanan kesehatan 53,3%. Sehingga disarankan kepada kepala desa Pasar 4 Namotrasi agar menempatkan bidan di Dusun Ujung Payung Lama, peningkatan akses pelayanan kesehatan, peningkatan penyuluhan kesehatan, dan perlu dilakukannya pembinaan dan pelatihan terhadap dukun bersalin.
(4)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada ALLAH SWT atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan judul
”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih
Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa pasar 4 Namotrasi
Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat”. Dapat diselesaikan yang merupakan
syarat untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan Fakultas
Keperawatan Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak kesulitan yang dihadapi
penulis, namun karena Rahmat Allah serta bimbingan, bantuan, dan motivasi
dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasi kesulitan tersebut.
Berkenaan dengan hal itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada Dekan Fakultas Keperawatan Universits Sumatra Utara
Bapak dr. Ardinata, M.Kes dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, ibu Reni Asmara Ariga Skp MARS selaku Ketua
Departemen Keperawatan Anak Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara dan Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku pembimbing yang
telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi
penelitian ini.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak kepala Desa Pasar 4
Namotrasi yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan Bidan Ralisasi
(5)
Teristimewa kepada kedua orangtua saya tercinta, Ayahanda Gelora
Tarigan dan Ibunda Almh.Hadijah Ginting atas segala do´a dan motivasinya.
Terimakasih juga buat saudara-saudariku tercinta abang, kakak saya yang
telah memberi motivasi, dukungan baik dalam material maupun do’a kepada
saya. Terimakasih juga buat teman-teman seperjuangan di S1 Keperawatan
jalur B tahun 2011,terutama Suryanti, Sherly Aditia, dan Sri wahyuni yang
selalu memberikan inspirasi dan motivasi untuk terus maju serta teman-teman
saya dimanapun berada yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah
membantu penulis. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan keperawatan. Penulis
sangat mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Medan, 11 februari 2013
(6)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL... ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
ABSTRAK ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.4.1 Tujuan Umum ... 5
1.4.2 Tujuan Khusus ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ... 7
2.1 Konsep Persalinan ... 7
2.1.1 Pengertian persalinan ... 7
2.1.2 Kala-kala persalinan ... 7
2.1.3 Faktor-faktor persalinan ... 8
2.1.4 Tanda-tanda mulainya persalinan ... 8
2.2 Pemilihan penolong persalinan ... 9
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan PenolongPersalinan... ... 14
2.4 Pengambilan Keputusan... 17
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 17
3.1 Kerangka Konseptual ... 17
3.2 Definisi Operasional ... 18
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 21
4.1 Desain Penelitian ... 21
4.2 Populasi Dan Sampel ... 21
4.2.1 Popilasi ... 21
4.2.2 Sampel ... 22
4.3 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 22
4.4 Pertimbangan Etik ... 22
4.5 Instrumen Penelitian ... 23
4.6 Pengumpulan Data ... 24
(7)
BAB VHASIL PENELITIAN ... . 26 5.1 Hasil
penelitian... ... 26 5.1.1 Karakteristik Responden ... .. 27 5.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan memilih penolong persalinan... ... 30 5.2 Pembahasan... 31
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... ... 36 6.2. Saran
... ... 37 DAFTAR PUSTAKA
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional.
Tabel 5. 1 Karakteristik responden berdasarkan data demografi ibu yang
melahirkan.
Tabel 5.2 Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan
faktor sosial ekonomi.
Tabel 5.3. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan
faktor suku/budaya.
Table 5.4. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan
faktor dukungan suami dan keluarga.
Table 5.5. Distribusi frekwensi hasil penilaian jawaban ibu berdasarkan
(9)
LAMPIRAN
1. Pernyataan Sebagai Responden
2. Instrumen Penelitian
3. Hasil Reabilitas
4. Hasil Kuesioner Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan
5. Jadwal entative penelitian
6. Taksasi Dana
7. Curiculum Vitae
8. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas
(10)
JUDUL : Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat
Nama : PRIHATINI
Nim : 111121094
Jurusan : S1 Keperawatan Tahun akademik : 2012 - 2013
ABSTRAK
Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga, dimana peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling yaitu sebanyak 45 responden. Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi 88,9%, faktor sosial budaya 52,4%, faktor dukungan suami dan keluarga 88,4%, dan faktor jarak layanan kesehatan 53,3%. Sehingga disarankan kepada kepala desa Pasar 4 Namotrasi agar menempatkan bidan di Dusun Ujung Payung Lama, peningkatan akses pelayanan kesehatan, peningkatan penyuluhan kesehatan, dan perlu dilakukannya pembinaan dan pelatihan terhadap dukun bersalin.
(11)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin merupakan
masalah yang besar dinegara miskin dan berkembang seperti Indonesia.
Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil,
bersalin dan nifas. Namun demikian banyak faktor yang membuat teknologi
kesehatan kurang dapat diterapkan ditingkat masyarakat diantaranya
ketidaktahuan, kemiskinan, rendahnya status sosial ekonomi perempuan,
terbatasnya kesempatan memperoleh informasi dan kelangkaan pelayanan
kesehatan yang peka terhadap kebutuhan perempuan juga berperan terhadap
situasi ini, sedangkan pengetahuan baru, hambatan membuat keputusan,
terbatasnya akses memperoleh pendidikan yang tidak memadai.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal
dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi
ibu dan keluarga. Dimana peranan ibu adalah mnelahirkan bayinya, sedangkan
peranan keluarga adalah memberikan bantuan dan dukungan pada ibu ketika
terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah
penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh
rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman baik bagi ibu maupun
(12)
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu
target yang telah ditentukan untuk mencapai sasaran Millenium Development
Goals (MDGs) yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 102/100.000
Kelahiran Hidup (KH) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23/1.000
Kelahiran Hidup (KH) pada 2015. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian
wanita usia subur disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas. WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya
lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalinan (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan hasil SDKI Tahun 2007 derajat kesehatan ibu dan anak di
Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai oleh Angka Kematian Ibu (AKI)
(KH) dan Tahun 2008, 4.692 jiwa ibu melayang dimasa kehamilan, persalinan,
dan nifas. Kementrian kesehatan telah melakukan berbagai upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
antara lain mulai Tahun 2010 meluncurkan Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) ke Puskesmas di Kabupaten Kota yang di fokuskan pada kegiatan
preventif dan promotif dalam program kesehatan ibu dan anak. Kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (Eklamsia),
infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab
langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan
kekurangan Oksigen (akfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan
bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial
ekonomi, dan budaya. Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang
(13)
Menteri kesehatan menambahkan salah satu upaya terobosan dan terbukti
mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga kesehatan)
dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) adalah Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K). Sedangkan data Riskesdes 2010 memperlihatkan bahwa persalinan di
fasilitas 55,4% dan masih ada persalinan yang dilakukan dirumah (43,2%).
Pada kelompok ibu yang melahirkan dirumah ternyata baru 51,9% persalinan
ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2%
(Depkes RI, 2010).
Beberapa hal tersebut mengakibatkan 3 kondisi terlambat yaitu
(terlambat mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat sampai
ditempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat)
dan 4 kondisi terlalu muda (dibawah 20 tahun), terlalu tua (diatas 35 tahun),
terlalu dekat (jarak melahirkan kurang dari 2 tahun), terlalu banyak (lebih dari
4 kali). Keterlambatan pengambilan keputusan ditingkat keluarga dapat
dihindari apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan
persalinan SERTA tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya
ditingkat keluarga (Menkes RI, 2011).
Di lingkungan masyarakat Minangkabau misalnya, mamak (saudara
laki-laki ibu dalam suatu klen matrilineal) bisa merupakan salah seorang
pengambilan keputusan utama, sedangkan di Jawa pengambilan keputusan
terletak pada ibu, ibu mertua atau bibi (kakak perempuan ibu) dari seorang
wanita melahirkan. Ada kalanya tokoh pengambilan keputusan tersebut adalah
(14)
Foster dan Andersn (1986) melukiskan tentang masalah klasik yang
masih selalu ditemukan dalam kehidupan berbagai kelompok masyarakat,
betapa sosial sering mengalahkan pemanfaatan optimal dari sarana kesehatan
yang tersedia. Pasangan suami-istri lebih rela untuk memutuskan tidak
menggunakan sarana pertolongan persalinan dari puskesmas atau rumah
bersalin, atas pertimbangan bahwa konflik dengan kerabat tidak menggunakan
jasanya dari pada biaya bersalin di rumah sakit atau puskesmas (Meutia, 1998).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan
meneliti tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan
Keputusan Memilih Penolong Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa
Pasar 4 Namotrasi kecamatan Seibinge Kabupaten langkat Tahun 2012”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian tersebut yaitu apakah Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan di Dusun
Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten
langkat Tahun 2012
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong
Persalinan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Kecamatan Seibinge
(15)
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi
ibu tentang memilih penolong persalinan.
1.3.2.2Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sosial budaya ibu
tentang memilih penolong persalinan.
1.3.2.3Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami
dan keluarga ibu tentang memilih penolong persalinan.
1.3.2.4Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jarak pelayanan
kesehatan ibu tentang memilih penolong persalinan.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi praktik keperawatan
Hasil penelitian di harapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan
asuhan keperawatan maternitas, dalam mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan
di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge
Kabupaten Langkat.
1.4.2 Bagi pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini memberikan informasi tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan
di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge
(16)
1.4.3 Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini di harapkan pada masyarakat khususnya pada seorang
ibu, dapat digunakan sebagai tambahan informasi, tentang apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
(17)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Persalinan
2.1.1 Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 1998)
Persalinan normal yaitu : terjadi pada kehamilan aterm (bukan premature
atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah
4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (nukan partus presipitatustus atau
partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak
kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artifisial
(seperti forseps), tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat) dan
mencakup pelahiran plasenta yang normal (Helen, 2001).
2.1.2 Kala-Kala Persalinan
Persalinan dibagi menjadi tiga kala yaitu (1) Kala satu yang merupakan
stadium dilatasi serviks, kala satu berlangsung mulai dari onset persalinan hingga
dilatasi serviks yang lengkap, (2) Kala dua yang merupakan stadium ekspulsi kala
dua berlangsung mulai dari dilatasi lengkap serviks hingga pelahiran bayi, (3)
Kala tiga yang merupakan stadium pelepasan dan pelahiran plasenta, kala tiga
berlangsung dari saat pelahiran bayi hingga pelahiran plasenta dan selaput
(18)
Pada sebagian rumah sakit, atau 2 jam sesudah persalinan selesai di sebut
sebagai kala “empat” (pembagian persalinan menjadi kala satu sampai empat juga
digunakan di Indonesia). Periode persalinan ini merupakan salah satu perubahan
dramatis yang terjadi pada tubuh seorang wanita. Ketika berbagai komplikasi dari
persalinan atau pelahiran cenderung terjadi. Komplikasi yang paling sering
ditemukan pada stadium ini adalah perdarahan akibat relaksasi uterus. Komplikasi
emerjensi lainnya dapat timbul pada wanita hamil yang tampak sehat, seperti
reaksi terhadap obat yang diberikan. (Helen, 2001)
2.1.3 Faktor-Faktor Persalinan
Faktor-faktor yang terlibat dalam persalinan adalah : (1) Power: Kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim plus kerja otot-otot volunter dari ibu, yaitu kontraksi
otot perut dan diafragma sewaktu ibu mengejan atau meneran, (2) Pasagge:
Bagian tulang panggul, serviks, vagian dan dasar panggul (displacement), (3)
Passenger: Terutama janin (secara khusus, bagian kepala janin) plus plasenta, selaput dan cairan ketuban/amnion. (Helen, 2001)
2.1.4 Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan adalah : (1) lightening:
Sebenarnya kepala janin ke dalam rongga panggul karena berkurangnya tempat
didalam uterus dan sedikit melebarnya simfisis, keadaan ini sering meringankan
keluhan pernafasan serta heartbuntn dan pada primigravida akan terlihat pada
kehamilan 36 minggu sementara pada multipara baru tampak setelah persalinan
dimulai mengingat otot-otot abdomennya lebih kendor, (2) Sering buang air kecil
yang disebabkan oleh tekanan kepala janin pada kandung kemih, (3) Kontraksi
(19)
distensi dinding abdomen sehingga dinding abdomrn menjdi lebih tipis dan kulit
menjadi lebih peka terhadap rangsangan (Helen, 2001).
2.2 Pemilihan Penolong Persalinan
Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama
proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan
(Gaskin, 2003).
1. Definisi
Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong
persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan.
2. Macam – macam Penolong Persalinan
Menurut Syafrudin (2009) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal
beberapa jenis tenaga yang memberi pertolongan kepada masyarakat. Adapun
jenis tenaga kesehatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Dokter Spesialis Kandungan
Dokter spesialis kandungan adalah dokter yang mengambil spesialis
kandungan. Pendidikan yang mereka jalanin difokuskan untuk mendeteksi dan
menanganin penyakit yang terkait dengan kehamilan, terkadang yang terkait
dengan proses melahirkan, seperti halnya Dokter ahli bedah. (Gaskin, 2003)
Dokter spesialis kandungan dilatih untuk mendektesi patologi. Ketika
mereka mendektesinya, seperti mereka yang sudah pelajari, mereka akan
memfokuskan tugasnya untuk melakukan intervensi medis. Dokter spesialis
kandungan menanganin wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil
yang sakit dan resiko tinggi. Ketika mereka menanganin wanita hamil yang
(20)
dilakukan pada wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. Disebagian
besar Negara dunia, tugas Dokter kandungan adalah untuk menanganin wanita
hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. (Gaskin, 2003)
Baik Dokter spesialis kandungan maupun Bidan bekerja lebih higienis
dengan ruang lingkup hampir mencakup seluruh golongan masyarakat.
Umumnya, mereka hanya dapat mengulangin kasus – kasus fisiologis saja,
walaupun Dokter spesialis secara teoritis telah di persiapkan untuk menghadapi
kasus patologis. Jika mereka sanggup, harus segera merujuk selama pasien
masih dalam keadaan cukup baik. (Syafrudin, 2009)
Walaupun mereka dapat mengulangin semua kasus, tetapi hanya
sebagian kecil saja masyarakat yang dapat menikmatinya. Hal ini disebabkan
karena biaya yang terlalu mahal, jumlah yang terlalu sedikit dan pembayaran
yang tidak merata. Dilihat dari segi pelayanan, tenaga ahli ini sangat terbatas
kegunaannya. Namun, sebetulnya mereka dapat memperluas fungsinya dengan
bertindak sebagai konseptor program obstetri yang pelaksanaannya dapat
dilakukan oleh Dokter spesialis atau Bidan. (Syafrudin, 2009).
b. Bidan
Definisi bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan 2007 adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di
negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi
untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik bidan.
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting
(21)
menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir (prenatal care) (Wiknjosastro, 2005). Asuhan ini
termasuk tindakan pencegahan deteksi kondisi abnormal ibu dan anak, usaha
mendapatkan bantuan medis dan melaksanakan tindakan kedaruratan dimana
tidak ada tenaga bantuan medis. Dia mempunyai tugas penting dalam
pendidikan dan konseling, tidak hanya untuk klien tetapi juga untuk keluarga
dan masyarakat (Notoatmodjo, 2003).
Pada saat ini, ada dua jenis bidan, yaitu mereka yang mendapat
pendidikan khusus selama tiga tahun dan perawat yang kemudian dididik
selama satu tahun mengenai kebidanan dan disebut sebagai perawat bidan
(Syafrudin, 2009). Salah satu tempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak adalah BPS (Bidan Praktek Swasta).
Menurut Meilani dkk (2009) BPS adalah satu wahana pelaksanaan
praktik seorang bidan di masyarakat. Praktik pelayanan bidan perorangan
(swasta), merupakan penyediaan pelayanan kesehatan, yang memiliki
kontribusi cukup besar dalam memberikan pelayanan, khususnya dalam
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak. Setelah bidan melaksanakan
pelayanan di lapangan, untuk menjaga kualitas dan keamanan dari layanan
bidan, dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan kewenangannya.
Penyebaran dan pendistribusian badan yang melaksanakan praktik perlu
pengaturan agar dapat pemerataan akses pelayanan yang sedekat mungkin
dengan masyarakat yang membutuhkannya. Tarif dari pelayanan bidan praktik
(22)
masyarakat tidak ragu untuk datang ke pelayanan Bidan Praktik Perorangan
(swasta).
Layanan kebidanan dimaksudkan untuk sebisa mungkin mengurangi
intervensi medis. Bidan memberikan pelayanan yang dibutuhkan wanita hamil
yang sehat sebelum melahirkan. Cara kerja mereka yang ideal adalah
bekerjasama dengan setiap wanita dan keluarganya untuk mengidentifikasi
kebutuhan fisik, sosial dan emosional yang unik dari wanita yang melahirkan.
Layanan kebidanan terkait dengan usaha untuk meminimalisir episiotomy,
penggunaan forcep, epidural dan operasi sesar (Gaskin, 2003).
c. Dukun Bersalin
Pengertian dukun biasanya seorang wanita sudah berumur ± 40 tahun ke
atas, pekerjaan ini turun menurun dalam keluarga atau karena ia merasa
mendapat panggilan tugas ini. (Wiknjosastro, 2007).
Menurut Syafrudin (2009), jenis dukun terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh
tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.
2) Dukun tidak terlatih adalah dukun yang belum pernah dilatih oleh
tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum
dinyatakan lulus.
Penolong persalinan oleh dukun mengenai pengetahuan tentang fisiologis
dan patologis dalam kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh
karena atau apabila timbul komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya,
bahkan tidak menyadari akibatnya, dukun tersebut menolong hanya
(23)
menimpa seorang ibu atau bayi sampai pada kematian ibu dan anak
(Wiknjosastro, 2005).
Seperti diketahui, dukun bayi adalah merupakan sosok yang sangat
dipercayai di kalangan masyarakat. Mereka memberikan pelayanan khususnya
bagi ibu hamil sampai dengan nifas secara sabar. Apabila pelayanan selesai
mereka lakukan, sangat diakui oleh masyatakat bahwa mereka memiliki tarif
pelayanan yang jauh lebih murah dibandingkan dengan bidan. Umumnya
masyarakat merasa nyaman dan tenang bila persalinannya ditolong oleh dukun
atau lebih dikenal dengan bidan kampung, akan tetapi ilmu kebidanan yang
dimiliki dukun tersebut sangat terbatas karena didapatkan secara turun
menurun (tidak berkembang) (Meilani, dkk, 2009).
Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan anak
maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan
pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong
persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
dan persalinan, selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dan persalinan dan segera minta pertolongan pada bidan. Dukun
yang harus ada ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat
bekerjasama dengan dukun dalam mengurangi angka kematian dan angka
(24)
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan
Pemilihan penolong selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas bukanlah
suatu proses yang sederhana. Ada banyak faktor yang berkontribusi dalam proses
pengambilan keputusan tersebut, hal ini terjadi pada perempuan yang baru
pertama kali hamil. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah kemampuan seseorang untuk mampu menempatkan
diri dalam lingkungannya sehingga dapat menentukan sikap berdasarkan atas
apa yang dimilikinya dan kemampuan mengenai keberhasilan menjalankan
usaha sehingga berhasil mencukupinya. Dalam memenuhi kebutuhan pokok
(primer) maupun kebutuhan (sekunder) keluarga dengan status ekonomi baik
akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah.
Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan.
Hal ini menjadi alasan perempuan untuk memilih dukun sebagai
penolong, karena mereka beralasan bahwa dukun lebih murah disbanding
tenaga kesehatan lainnya. Mereka menganggap dukun lebih murah karena
mereka dapat membayarnya dengan beras, kelapa atau ayam yang tersedia
dirumah mereka, mereka tidak ingin memilih bidan karena mereka harus
membayar bidan dengan uang yang kadang – kadang tidak tersedia dirumah
mereka. Sebaliknya perempuan yang menganggap bahwa biaya kedukun sama
dengan ke bidan, hanya cara pembayarannya yang berbeda cenderung akan
memilih bidan. Mereka berpendapat bahwa, jika memilih bidan mereka harus
(25)
memilih dukun, mereka harus membayar secara berkesinambungan sampai
periode nifas (Juariah, 2009).
2. Sosial Budaya
Sosial budaya adalah nilai-nilai atau pola kebiasaan yang dimiliki
seseorang dalam berperilaku dalam kelompok masyarakat. Keyakinan dan
kepatuhan mengikuti adat istiadat selama masa kehamilan, persalinan, dan
nifas mempengaruhi perempuan dalam memilih penolong. Dimasyarakat,
selain dipercaya memiliki kemampuan untuk memeriksa, dan sering diminta
untuk memimpin upacara- upacara selamatan seperti empat bulanan dan tujuh
bulanan. Hal ini berbeda dengan bidan. Asumsi di masyarakat, bidan adalah
hanya memiliki keahlian dalam memeriksakan kehamilan, persalinan dan nifas,
tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan tentang keharuan dan larangan adat
istiadat selama kehamilan, persalinan dan nifas. Oleh karena itu perempuan
yang masih taat dan patuh mengikuti adat istiadat akan lebi memilih dukun dari
pada bidan atau kalau pun mereka memilih memeriksakan kehamilannya ke
bidan mereka juga akan meminta dukun untuk memimpin upacara tujuh
bulanan dan sebagainya atau meminta saran dan dukun berkaitan dengan
keharusan dan pantangan selama masa kehamilan, persalinan, dan nifas.
(Juariah, 2009)
3. Dukungan suami dan keluarga
Dukungan keluarga dan suami adalah suatu hubungan antara keluarga
dengan orang yang merasa memperoleh duungan merasa lega karena
diperhatikan, mendpat saran dan nasehat yang menyenangkan pada dirinya.
(26)
selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Hal ini terutama terjadi pada
perempuan yang relative muda usianya sehingga kemampuan mengambil
keputusan secara mandiri masih rendah. Mereka berpendapat bahwa pilihan
orang yang lebih tua adalah yang terbaik karena orang tua lebih berpengalaman
dari pada mereka. Selain itu, kalau mereka mengikuti saran orang tua, jika
terjadi sesuatu yang buruk, maka seluruh keluarga dan terutama orang tua akan
ikut bertanggung jawab. Oleh karena itu ketika orang tua menyarankan
memilih dukun, mereka akan memilih dukun ataupun sebaliknya.
Hal ini agak berbeda dengan perempuan yang lebih dewasa usianya,
mereka lebih mampu mengambil keputusan sendiri dalam memilih penolong
persalinan. Sebagai contoh, dalam penelitian yang penulis lakukan, ada
perempuan yang meskipun mendapat saran dari ibunya untuk memilih dukun
tetapi memutuskan untuk memilih bidan karena dia fikir jika terjadi satu
masalah muncul, dia dan bayinya yang akan terjadi “korban”. (Juariah, 2009)
4. Jarak Pelayanan Kesehatan
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh jarak yang
ditempuh dari tempat tinggal ke pelayanan kesehatan. Jarak (fisik dan sosial)
dapat menjadi faktor yang mempengaruhi seorang perempuan dalam memilih
penolong persalinan selama masa kehamilan,persalinan dan nifas. Perempuan
yang memilih dukun beralasan pertama karena dukun tinggal dekat dengan
rumah mereka jadi walaupun dikampung yang sama juga ada bidan, mereka
tetap memilih dukun sebagai penolong, sebalinya perempuan yang memilih
(27)
karena sejak hamil mereka sudah memeriksakan kehamilanya ke bidan
(Juariah, 2009).
2.4 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan yang optimal menurut Robins (2001) adalah
rasional. Artinya, dia membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten
dalam batas-batas tertentu. Pilihan-pilihan dibuat mengikuti model pengambilan
keputusan rasional ada enam langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan masalah
2. Mengidentifikasikan kriteria keputusan
3. Mengalokasikan bobot pada kriterianya
4. Mengembangkan alternative
5. Mengevaluasi alternative
6. Memilih alternatif yang terbaik
Tanda-tanda umum dari penetapan keputusan (Decision Making) adalah :
(1) Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, (2) Keputusan
selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif, (3) Keputusan selalu melibatkan
tindakan nyata, walaupun pelaksananya boleh ditangguhkan atau dilupakan.
Menurut Rahmat, meskipun masih belum banyak yang dapat diungkapkan tentang
proses penetapan keputusan. Tapi telah disepakati, bahwa lain kognisi, motif dan
sikap. Kognisi artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki. Motif
amat mempengaruhi pengambilan keputusan. Sikap merupakan faktor penentu
(28)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara suatu konsep
dengan konsep yang lain dari masalah yang diteliti. (Setiadi, 2007).
Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel
yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada
skema kerangka konseptual dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini
adalah ibu – ibu yang melahirkan dimana peneliti akan mengidentifikasi faktor –
faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong
persalinan berdasarkan sosial ekonomi, suku/budaya, dukungan suami atau
keluarga, dan jarak pelayanan kesehatan.
Berdasarkan dari tujuan penelitian ini, maka skema penelitian adalah :
Gambar 3.1.1 : Kerangka Konseptual Faktor-faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan.
- Sosial Ekonomi - Sosial Budaya
- Dukungan suami dan keluarga
- Jarak Pelayanan Kesehatan
(29)
3.2 Defenisi Operasional
Tabel 3.2.1: Defenisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Defenisi
Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1 2 3 4 - Sosial ekonomi Sosial Budaya Dukungan suami dan keluarga Jarak pelayanan kesehatan
Adalah suatu keadaan atau dapat menentuan sikap berdasarkan atas apa yang dimilikinya dan kemampuan
mengenal keberhasilan.
Adalah segala hal yang diciptakan oleh manusia dalam pola kebiasaan, pemikiran dan budi nuraninya dalam kehidupan masyarakat.
Adalah suatu hubungan antara
keluarga dengan yang membutuhkan
dukungan karena ingin diperhatikan, mendapat saran dan
nasehat yang menenangkan pada dirinya.
Adalah angka yang menunjukkan
seberapa jauh tempat tinggal ke pelayanan kesehatan, dapat menjadi faktor yang mempengaruhi seorang perempuan dalam memilih penolong persalinan selama masa kehamilan,persalinan dan nifas. Kuesioner berdasarkan Sosial ekonomi sebanyak 5 pernyataan
Sosial Budaya sebanyak 5 pernyataan Dukungan suami dan keluarga sebanyak 5 pernyataan. Jarak Pelayanan Kesehatan sebanyak 5 pernyataan dengan jawaban pilihan “Ya” dan “Tidak”, untuk jawaban Ya bernilai 1, dan untuk jawaban tidak bernilai 0
1.Mempengaruhi : 3-5 2. Tidak mempengaruhi : 1-2 1. Mempengaruhi : 3-5 2. Tidak mempengaruhi : 1-2
1. Mempengaruhi : 3-5
2.Tidak
mempengaruhi : 1-2
1. Mempengaruhi : 3-5 2. Tidak mempengaruhi : 1-2 Nominal Nominal Nominal Nominal
(30)
BAB 4
METODEOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
yang bertujuan untuk memperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan memilih penolong persalinan Di Dusun Ujung Payung
Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat Tahun
2012.
4,2 Populasi dan sampel 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti (Setiadi,
2007). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang sudah melahirkan dari bulan
januari – Desember Tahun 2012 sebanyak 45 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang akan diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007). Pengambilan sampel
dilakukan dengan cara total sampling yaitu tehnik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel, dengan kriteria sampel ibu yang
melahirkan dari bulan Januari – Desember tahun 2012 sebanyak 45 Orang.
4.3 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan Di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4
Namotrasi, waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013. penelitian
(31)
dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan memilih penolong persalinan. Karena ibu-ibu di
lingkungan tersebut masih ada yang tidak melakukan pertolongan persalinan
ketenaga kesehatan, dan jumlah ibu – ibu yang memadai untuk mendapatkan
sampel penelitian.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Dekan
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan dan
Kepala Desa Pasar 4 Namotrasi. Setelah mendapat persetujuan tersebut, kemudian
peneliti melakukan penelitian dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian
yang dilakukan Di Wilayah Dusun Ujung Payung Lama. Serta dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika ada ibu - ibu yang di
jadikan sampel menolak untuk di teliti, maka peneliti tidak memaksa dan tetap
menghormati hak – haknya.
Dalam penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan
kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur
pelaksana penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden
dipersilahkan untuk menandatangani informed consent, tetapi jika calon
responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan
mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini
tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik
maupun psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara
(32)
memusnahkan instrumen penelitian setelah proses penelitian selesai. Data-data
yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Kuesioner faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan
keputusan memilih penolong persalinan pada ibu yang melahirkan pada bulan
Januari 2013 sebanyak 20 pernyataan. Terdiri dari sosial ekonomi berisi 5
pernyataan, budaya berisi 5 pernyataan, dukungan suami dan keluarga berisi 5
pernyataan dan jarak berisi 5 pernyataan, dengan dua pilihan jawaban Ya ( 1 )
dan Tidak ( 0 ). Skala yang di gunakan adalah skala Guttman.
4.6 Uji validitas dan Reliabilitas 4.6.1 Uji Validitas
Uji Validitas ini dilakukan dengan mengguakan content validity yaitu
dengan mengkonsultasikan kepada dosen yang ahli dalam bidang keperawatan
maternitas di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.6.2 Uji Reabilitas
Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas internal yang di peroleh
dengan cara menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan. Uji relibilitas pada
penelitian ini yaitu di lakukan dengan 10 orang ibu di wilayah yang sama yaitu di
Dusun Ujung Payung Lama. (Nursalam, 2001). di uji dengan menggunakan
Cronbach Alpha, Untuk kuesioner di dapatkan nilai α > 0,70 ( Burns & grove,2001 ).
Hasil reliabilitas terhadap 10 orang responden di Dusun Tanjung Pamah
pada bulan Januari 2013. Hasil analisa reabiltas diperoleh bahwa kuesioner in
(33)
4.7 Pengumpulan data
Pada awal penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin pelaksanaan
peneliti pada instansi pendidikan (Dekan Keperawatan Fakultas Keperawatan ),
kemudian permohonan di ajukan ke tempat penelitian yaitu Kepala Desa Pasar 4
Namotrasi.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan datang
kemasing – masing rumah responden dan pembagian kuesioner kepada responden
dengan cara memberikan kuesioner kepada ibu. Selanjutnya peneliti menjelaskan
tujuan dan manfaat cara penelitian serta proses pengisian kuesioner. Kemudian
calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan
sebagai responden dalam penelitian ini. Setelah itu responden diminta untuk
mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Responden diberi kesempatan
untuk bertanya selama pengisian kuesioner bila ada yang tidak dimengerti
sehubungan dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Setelah semua
responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data di kumpulkan untuk
dianalisis.
4.8 Analisa data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data
melalui beberapa tahap dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan
identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi,
kemudian mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan,
tabulasi dilakukan dengan memberi skor pada item-item pernyataan yang
mendapatkan skor dan memberi kode terhadap item-item yang tidak diberi skor
(34)
penyusunan data kedalam master tabel supaya mudah dijumlah, disusun dan
didata untuk disajikan dan dianalisa.
Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan
statistik deskriptif yaitu dengan membuat distribusi frekuensi. Metode statistik
untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat.
Statistik univariat adalah suatu prosedur untuk menganalisa data dari satu variabel
(35)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
5.1 HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi bu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan di Dusun Ujung Payung Lama melalui proses pengumpulan
data yang telah dilaksanakan dari bulan Januari – Februari 2013 sebanyak 45
orang ibu Yang melahirkan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4
Namotrasi Kecamatan seibinge Kabupaten Langkat. Penyajian data hasil
penelitian meliputi data demografi dan kuisioner pernyataan yang bertujuan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan
memilih penolong persalinan.
5.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik respoden dalam penelitian ini mencakup umur responden
terbanyak berada pada rentang 20-35 tahun sebanyak 22 responden (48,9%),
Agama respoden terbanyak yaitu islam sebanyak 27 responden (60,0%), Suku
responden terbanyak yaitu karo sebanyak 20 responden (44,4%), Pendidikan
responden terbanyak yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 21
responden (46,7%) dan pekerjaan responden terbanyak yaitu ibu rumah tangga
(IRT) sebanyak 22 responden (48,9%), penghasilan responden yaitu <Rp 780.000
sebanyak 22 responden (48,9%), Tempat persalinan yaitu Bidan sebanyak 39
(36)
Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Karateristik Ibu yang melahirkan di Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge Kabupaten Langkat.
Karateristik Frekuensi
(F)
Persentase (%) Umur
-<20 Tahun -20-35 Tahun ->35 Tahun Agama -Islam -Kristen Suku -Jawa -Batak -Karo Pendidikan -Tidak Sekolah -SD -SMP -SMA Pekerjaan -IbuRumahTangga -Petani -Wiraswasta Penghasilan keluarga -<Rp. 780.000
-Rp.780.000- 1.500.000 - >Rp. 1.500.000 Tempat Persalinan -Dokter
-Bidan -Dukun Jumlah anak -1 anak -2 anak -3 anak
16 22 7 27 18 8 17 20 5 8 11 21 22 3 20 22 20 3 3 39 3 17 18 10 35,6 48,9 15,6 60,0 40,0 17,8 37,8 44,4 11,1 17,8 24,4 46,7 48,9 6,7 44,4 48.9 44,4 6,7 6,7 86,7 6,7 37,8 40,0 22,0
(37)
5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih penolong persalinan
Berdasarkan penelitian dari faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
pengambilan keputusan memilih penolong persalinan dapat dilihat dari penjelasan
pada tabel, sebagai berikut:
Tabel 5.1.1 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Sosial Ekonomi.
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor sosial ekonomi
yang mempengaruhi yaitu 40 responden (88,9%), dan tidak mempengaruhi yaitu 5
responden (11,1%)
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Sosial Budaya.
No Faktor Sosial Budaya Frekwensi ( f ) Persentasi(%)
1. 2 Ya Tidak 22 23 44,9 51,1
Total 45 100
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor sosial budaya
yang mempengaruhi yaitu 22 responden (44,9%), dan Tidak mempengaruhi yaitu
23 responden (51,1%)
No Faktor Sosial Ekonomi Frekwensi ( f ) Persentasi(%)
1. 2. Ya Tidak 40 5 88,9 11,1
(38)
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Dukungan Suami Dan Keluarga.
No Faktor Dukungan Suami
Dan keluarga
Frekwensi ( f )
Persentasi (%) 1. 2. Ya Tidak 38 7 84,4 15,6
Total 45 100
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor dukungan suami
dan keluarga yang mempengaruhi yaitu 38 responden (84,4%), dan tidak
mempengaruhi yaitu 7 responden (15.6%).
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekwensi Hasil Penilaian Jawaban Ibu Berdasarkan Faktor Jarak Pelayanan Kesehatan.
No Faktor Jarak
PelayananKeshatan
Frekwensi ( f )
Persentasi (%) 1. 2. Ya Tidak 24 21 53,3 46,7
Total 45 100
Berdasarkan tabel diatas mayoritas responden pada faktor jarak pelayanan
kesehatan yang mempengaruhi yaitu 24 responden (53,3%), dan tidak
mempengaruhi yaitu 21 responden (46,7%).
5.2 Pembahasan
5.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan
1. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi adalah mempunyai kegiatan atau aktivitas yang
(39)
(Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Ujung
Payung Lama mayoritas responden pada ibu sebanyak 22 orang (48.9 %)
memiliki penghasilan <Rp780.000 dan tidak semua ibu memilih penolong
persalinan kebidan karena dilihat dari faktor biaya. Menurut Wiludjeng (2005)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa memilih penolong persalinan dan
melahirkan dirumah merupakan pilihan utama. Kondisi ini berkaitan dengan
faktor ekonomi, karena sebagian besar ibu tidak berpenghasilan dan rata-rata
pekerjaan ibu yaitu ibu rumah tangga.
2. Sosial Budaya
Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor sosial budaya terhadap memilih
penolong persalinan digunakan 5 kuesioner yang meliputi adanya menurut
kepercayaan, kebudayaan, pantangan dan kebiasaan untuk tidak menggunakan
pelayanan kesehatan. Menurut Foster & Anderson (1998), yang merupakan ahli
antropologi mengatakan bahwa dari segi budaya dalam kehidupan berbagai
kelompok masyarakat masalah budaya masih sering mengalahkan pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan secara optimal. Pasangan suami istri lebih rela
memutuskan untuk tidak menggunakan sarana pelayanan kesehatan atas
pertimbangan berbagai hal, disamping biaya yang harus dikeluarkan dan
kurangnya alat transfortasi yang digunakan. Di masyarakat suku karo dalam
memilih penolong persalinan sudah mulai bagus ini dikarenakan pelayanan
kesehatan pada saat ini sudah semakin baik dilihat dari sebagian ibu sudah
memilih penolong persalinan adalah bidan. Ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Boyce, (2008) menyatakan bahwa sosial budaya merupakan kelompok
(40)
dimana masyarakat suku karo dalam memilih penolong persalinan masih
mempercayai dukun atau obat-obatan tradisional, tetapi semakin tingginya
pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan seseorang dalam
menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mengambil keputusan dalam
memilih penolong persalinan.
3. Dukungan suami dan keluarga
Keluarga berperan sebagai sistem pendukung yang kuat bagi
anggota-anggota keluarga khususnya dalam penanganan masalah keluarga. Elisenbeng
(2004) mengatakan bahwa dukungan dan saran-saran sangat penting dalam
proses memilih penolong persalinan untuk melahirkan. Ibu didampingi sepanjang
persalinannya, hal ini mungkin tidak ditemukan dipelayanan kesehatan, dimana
pergantian shift kerja, jadi otomatis penolong persalinan berganti-ganti. Menurut
Bobak (2005), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mayoritas responden
mendapatkan dukungan keluarga baik dalam bentuk materi maupun
nasehat-nasehat. Hal ini akan dapat mengurangi kebingungan pada ibu yang akan
melahirkan dalam memilih penolong persalinan. Dalam penelitian Kartini (2001)
menyatakan bahwa Dukungan yang penuh dari anggota keluarga lebih penting
artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan suami sehingga memberikan
support moril perhatian terhadap ibu terutama pada saat memilih penolong
persalinan.
4. Jarak pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui adanya pengaruh faktor jarak pelayanan kesehatan dari
rumah ibu yang akan melahirkan. Digunakan 5 kuesioner, sebagian ibu masih
(41)
yaitu 37 responden (82,2%), karena masih kurangnya alat transfortasi yang akan
digunakan, Menurut Enjund (2002), bahwa hal yang mempengaruhi ibu dalam
pemilihan penolong persalinan salah satunya ada faktor jarak. Pendapat lain juga
menambahkan bahwa faktor jarak juga harus dipertimbangkan saat menentukan
penolong persalinan jauh. hal ini sesuai dengan penelitian Amiruddin (2005),
menyatakan kemudahan jarak pelayanan kesehatan merupakan salah faktor yang
membuat ibu bersalin tidak memilih penolong persalinan ke petugas kesehatan.
Hasil penelitian ini juga dikukung oleh Marthalena Barus (2003), dalam
penelitiannya yang berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam
memilih penolog persalinan ke dukun bayi”. Yang mengatakan bahwa ada 6 hal
yang harus dipertimbangkan ibu dalam pemilihan penolong persalinan yang salah
(42)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2013 di
Dusun Ujung Payung Lama Desa Pasar 4 Namotrasi Kecamatan Seibinge
Kabupaten Langkat terdapat 45 responden, dapat disimpulkan bahwa ada 4 faktor
yang mempengaruhi ibu memilih penolong persalinan sebagai penolong
persalinan, yaitu:
6.1.1 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan yaitu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi 40
responden (88,9%), dan yang tidak mempengaruhi 5 responden (11,1%).
6.1.2 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan yaitu faktor dukungan suami dan keluarga yang
mempengaruhi 38 responden (84,4%), dan yang tidak mempengaruhi 7
responden (15,6%).
6.1.3 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan yaitu faktor dukungan suami dan keluarga yang
mempengaruhi 38 responden (84,4%), dan yang tidak mempengaruhi 7
responden (15,6%).
6.1.4 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan yaitu faktor jarak pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi 24 responden (53,3%), dan yang tidak mempengaruhi 21
(43)
6.1.5 Faktor yang mempengaruhi ibu dalam pengambilan keputusan memilih
penolong persalinan yaitu faktor sosial budaya yang mempengaruhi 22
responden (44,9%), dan yang tidak mempengaruhi 23 responden (51,1%).
6.2 Saran
6.2.1 Kepada Kepala Daerah
Agar melakukan pengembangan wilayah yang terisolir guna memudahkan
akses informasi khususnya informasi kesehatan, agar masyarakat yang terisolir
tersebut dapat menerima tenaga medis dan memanfaatkannya dalam segala
tindakan medis termasuk penolong persalinan, dan menggunakan jam persal.
6.2.2 Penelitian Keperawatan
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti faktor-faktor apa
saja yang paling dominan sehingga dapat memprioritaskan tindakan berdasarkan
pertimbangan yang utama atau yang paling mempengaruhi.
6.2.3 Pendidikan Keperawatan
Informasi yang didapat dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi
tambahan dalam pendidikan keperawatan khususnya mata kuliah keperawatan
(44)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, & suharsimi. (2010). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Bruns, N Grove & Gove, S. (2001). The Practice Of Nursing Research : Conduct, Critique & Utilization. Philadelphia : Wb, Sounders Co
Demsey, P, A. (2002). Riset Keperawatan 1 Buku Ajar & Latihan. Edisi Empat. Jakarta : EGC
Depkes-RI. Rencana Strategi Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2010.
Jakarta
Maret 2012)
--- Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami Siaga. Jakarta
(diakses tanggal 20 Maret 2012)
... Untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu, Kematian Bayi Perlu Kerja Keras. Jakart
Elisenbeng. (2000). Dukungan Dan Kenyamanan Saat Persalinan. Jakarta : EGC Enjund. (2002) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan
Keputusan Memilih Tempat Persalinan. Skripsi Sarjana Keperawatan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Foster, & Anderson. (1998). Buku Antropologi Dari Segi Budaya. Jakarta : UI press
Helen Farrer. (2001). Perawatan Maternitas. Edisi Dua. Jakarta : EGC
Juariah, R, & Yuswanto, T. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika
Marthalena. (2003). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan Kedukun Bayi. Skripsi Diploma Kebidanan. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Meutia, F, S. (1998). Kehamilan, Kelahiran, Perawatan Ibu dan Bayi Dalam Konteks Budaya. Jakarta : UI press
(45)
Setiadi. (2007). Konsep dan Riset Keperawatan. Edisi Satu. Jilid Satu. Yogyakarta
Sumarah, Yani, W, & Nining, W. (2009). Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
(46)
Lampiran 1
Faktor Sosial Ekonomi ( f ) (%)
1. Apakah ibu, suami dan keluarga menganggap 36 80,0
biaya melahirkan kedukun lebih murah dari
pada kepetugas kesehatan.
2. Apakah ibu mendapat dukungan dari keluarga 34 75,6
berupa materi untuk biaya melahirkan?
3. Apakah pada saat ibu melahirkan menggunakan
banyak biaya? 37 82,2
4. Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan
berasal dari ibu? 24 53,3
5. Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan
berasal dari suami? 32 71,1
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih
tempat persalinan dengan alasan pada saat ibu melahirkan menggunakan banyak
biaya yaitu sebanyak 37 responden (82,2%), suami dan keluarga menganggap
biaya melahirkan kedukun lebih murah dari pada kepetugas kesehatan yaitu
sebanyak 36 responden (80,0%), ibu mendapat dukungan dari keluarga berupa
materi untuk biaya melahirkan yaitu sebanyak 34 responden (75,6%), sumber
dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari suami sebanyak 32 responden
(71,1%) dan sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari ibu yaitu
(47)
Faktor Sosial Budaya Frekwensi (F) Persentasi(%)
1. Apakah di dalam keluarga ibu ada kepercayaan atau 23 51,1
kebudayaan yang ibu anut, sehingga hal itu membuat
ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan
(Dokter, Bidan)?
2. Apakah didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang 24 53,3
ibu anut, supaya pertolongan persalinan dilakukan
oleh dukun bayi?
3. Apakah didalam keluarga ibu ada pantangan dalam 27 60,0
pemilihan penolong persalinan?
4. Apakah ada upacara – upacara atau adat istiadat 28 62,2
dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan?
5. Apakah ada upacara – upacara atau adat istiadat 37 82,2
di keluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan
harus meminta pendapat orang yang dituakan ?
Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih
tempat persalinan berdasarkan faktor budaya dengan alasan ada adat istiadat
dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan harus memilnta pendapat
orang yang dituakan yaitu 37 responden (82,2%), ada upacara-upacara dikeluarga
ibu sebelum memilih penolong persalinan yaitu 28 responden (62,2%), didalam
keluarga ibu ada pantangan dalam memilih penolong persalinan yaitu sebanyak 27
responden (60,0%), didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang ibu anut, supaya
pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi yaitu sebanyak 24 responden
(48)
membuat ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan)
yaitu sebanyak 23 responden (51,1%).
Faktor Dukunagan Suami Dan Keluarga Frekwensi (F) Persentasi(%)
1. Apakah ibu mendapatkan dukungan dari suami 37 82,2
ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan
ke dukun bayi.
2. Apakah ibu memperoleh nasehat dari suami 39 86,7
ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke
petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
3. Apakah suami dan keluarga ibu mendukung dengan 35 77,8
keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalinan
pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
4. Apakah suami atau keluarga ibu mendukung 23 51,1
dengan keputusan yang ibu pilih tentang memilih
penolong persalinan pada dukun?
5. Apakah suami dan keluarga ibu memberikan 37 82,2
saran-saran untuk memilih penolong persalinan
pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
Berdasarkan table diatas mayoritas responden memilih tempat persalinan
berdasarkan faktor dukungan suami dan keluarga dengan alasan karena ibu
memperoleh nasehat dari suami dan keluarga supaya melakukan persalinan
kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan) yaitu 39 responden (86,7%), suami dan
(49)
keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalinan pada petugas kesehatan
yaitu 35 responden (77,8%), ibu mendapat dukungan suami dan keluarga supaya
melakukan persalinan kedukun bayi yaitu 26 responden (57,8%) dan pilihan ibu
tentang memilih penolong persalinan pada dukun bayi mendapat dukungan suami
dan keluarga yaitu 37 responden (82,2%).
Faktor Tentang Jarak Frekwensi (F) Persentasi(%)
1. Apakah ibu merasa jarak yang ibu tempuh dari 37 82,2
petugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat
ibu melahirkan ke dukun bayi.
2. Ibu memilih penolong persalinan ke dukun karena jarak 23 51,1
rumah ibu yang jauh dan tidak memiliki alat transfortasi
untuk kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan ).
3. Apakah ibu memilih dukun bayi beranggapan bahwa 32 71,1
tidak perlu adanya pelayanan medis dalam proses
persalinan ibu?
4. Apakah ibu memilih penolong persalinan ke petugas 31 68,9
kesehatan karena menurut ibu jarak rumah ibu dengan
petugas kesehatan lebih dekat dan lebih mengerti
tentang persalinan.
5. Apakah ibu melakukan pertolongan persalinan 37 82,2
kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan) karena
(50)
Berdasarkan table diatas mayoritas responden mengambil keputusan
memilih penolong persalinan berdasarkan persepsi tentang jarak dengan alasan
ibu melakukan pertolongan persalinan kepetugas kesehatan karena masih bisa
terjangkau dengan alat transfortasi yaitu 37 responden (82,2%), ibu memlih
penolong persalinan ke petugas kesehatan karena jarak rumah ibu dengan petugas
kesehatan lebih dekat dan mengerti tentang kesehatan 31 responden (68,9%), ibu
merasa jarak kepetugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat ibu melakukan
persalinan kedukun bayi yaitu 37 responden (82,2%) dan ibu memilih dukun bayi
karena beranggapan tidak perlunya pelayanan medis didalam proses persalinan
(51)
Lampiran 2
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG PERSALINAN
DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2012
Saya yang bernama Prihatini Nim 111121094 adalah mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur
B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini,
saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudari sebagai responden dalam
penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudari. Informasi yang
saya dapatkan dari saudari hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai
bukti shahih dalam penelitian.
Partisipasi saudari dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudari
tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudari berhak
menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudari bersedia
menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudari dipersilahkan
menandatangani formulir dibawah ini.
Tanda Tangan :
Tanggal :
(52)
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PENGAMBILANKEPUTUSAN MEMILIH PENOLONG
PERSALINAN DI DUSUN UJUNG PAYUNG LAMA DESA PASAR 4 NAMOTRASI KECAMATAN
SEIBINGE KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2012
Kode : Tanggal :
1. Data Demografi
Umur Ibu : ( ) <20 Tahun ( ) >35 Tahun ( ) 20 – 35 Tahun
Agama : ( ) Islam ( ) Kristen
Suku : ( ) Jawa ( ) Karo
( ) Batak
Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah ( ) SMP ( ) SD ( ) SMA
Pekerjaan : ( ) Ibu Rumah Tangga ( ) Wiraswasta ( ) Petani
Penghasilan Keluarga : ( ) < Rp 780.000,-
( ) Rp 780.000 – Rp 1.500.000,- ( ) > Rp 1.500.000,-
Tempat persalinan yang dipilih : ( ) Dokter Spesialis Kandungan : ( ) Bidan
: ( ) Dukun
Jumlah Anak : ( ) Anak
( ) Anak ( ) Anak
(53)
Petunjuk :
a. Di mohon kepada ibu untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk
b. Setiap pertanyaan di isi sesuai dengan petunjuk
c. Berikan tanda ceklis (√ ) terhadap jawaban yang ibu anggap benar Keterangan : Y = ya , T = tidak
1. Kuesioner
Berilah tanda ceklis (√) pada kolom yang menurut ibu benar!
No: Pernyataan YA TIDAK
Sosial Ekonomi
1 Apakah ibu, suami dan keluarga menganggap biaya melahirkan kedukun lebih murah dari pada kepetugas kesehatan?
2 Apakah ibu mendapat dukungan dari keluarga berupa materi untuk biaya melahirka?
3 Apakah pada saat ibu melahirkan menggunakan banyak biaya?
4 Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari ibu?
5 Sumber dana/biaya pada saat ibu melahirkan berasal dari suami?
Sosial Budaya
6 Apakah di dalam keluarga ibu ada kepercayaan atau kebudayaan yang ibu anut, sehingga hal itu membuat ibu tidak melakukan persalinan kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
7 Apakah didalam keluarga ibu ada kebudayaan yang ibu anut, supaya pertolongan persalinan dilakukan oleh dukun bayi?
(54)
pemilihan penolong persalinan?
9 Apakah ada kebiasaan atau adat istiadat dikeluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan?
10 Apakah ada kebiasaan atau adat istiadat di keluarga ibu sebelum memilih penolong persalinan harus meminta pendapat orang yang dituakan ? Dukungan Suami Dan keluarga
11 Apakah ibu mendapatkan dukungan dari suami ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke dukun bayi.
12 Apakah ibu memperoleh nasehat dari suami ataupun keluarga, supaya melakukan persalinan ke petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
13 Apakah suami dan keluarga ibu mendukung dengan keputusan yang ibu pilih tentang penolong persalin pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
14 Apakah suami atau keluarga ibu mendukung dengan keputusan yang ibu pilih tentang memilih penolong persalinan pada dukun?
15 Apakah suami dan keluarga ibu memberikan saran-saran untuk memilih penolong persalinan pada petugas kesehatan (Dokter, Bidan)?
Tentang Jarak
16 Apakah ibu merasa jarak yang ibu tempuh dari petugas kesehatan cukup jauh, sehingga membuat ibu melahirkan ke dukun bayi.
17 Ibu memilih penolong persalinan ke dukun karena jarak rumah ibu yang jauh dan tidak memiliki alat transfortasi untuk kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan ).
(55)
18 Apakah ibu memilih dukun bayi beranggapan bahwa tidak perlu adanya pelayanan medis dalam proses persalinan ibu?
19 Apakah ibu memilih penolong persalinan ke petugas kesehatan karena menurut ibu jarak rumah ibu dengan petugas kesehatan lebih dekat dan lebih mengerti tentang persalinan.
20 Apakah ibu melakukan pertolongan persalinan kepetugas kesehatan (Dokter, Bidan) karena masih bisa terjangkau dengan alat transfortasi.
(56)
Data relliabel faktor – faktor yang mempenngaruhi ibu dalam mengambil keputusan memillih penolong persalinan
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 10 P11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19 2 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 19 6 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
(57)
Data Reliabel Faktor - Fakto Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pengambilan Keputusan Memilih Penolong Persalinan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 90,9
Excludeda 1 9,1
Total 11 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,718 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
k1 17,60 3,822 ,647 ,669
k2 17,60 4,044 ,454 ,690
k3 17,60 3,822 ,647 ,669
k4 17,60 4,044 ,454 ,690
k5 17,60 3,822 ,647 ,669
k6 17,60 4,044 ,454 ,690
k7 17,60 3,822 ,647 ,669
k8 17,60 4,044 ,454 ,690
k9 17,50 4,722 ,000 ,720
k10 17,60 4,044 ,454 ,690
k11 17,60 3,822 ,647 ,669
k12 17,50 4,722 ,000 ,720
k13 17,60 3,822 ,647 ,669
k14 17,60 4,933 -,221 ,756
k15 17,60 4,933 -,221 ,756
k16 17,60 4,933 -,221 ,756
k17 17,50 4,722 ,000 ,720
k18 17,60 4,933 -,221 ,756
k19 17,50 4,722 ,000 ,720
(58)
(59)
Frequencies
umur responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 21-25 22 48,9 48,9 48,9
26-30 16 35,6 35,6 84,4
31-35 7 15,6 15,6 100,0
Total 45 100,0 100,0
agama responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid islam 27 60,0 60,0 60,0
kristen 18 40,0 40,0 100,0
Total 45 100,0 100,0
suku responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid jawa 8 17,8 17,8 17,8
batak 17 37,8 37,8 55,6
karo 20 44,4 44,4 100,0
Total 45 100,0 100,0
pendidikan responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak sekolah 5 11,1 11,1 11,1
sd 8 17,8 17,8 28,9
smp 11 24,4 24,4 53,3
sma 21 46,7 46,7 100,0
(60)
pekerjaan responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid ibu rumah tangga 22 48,9 48,9 48,9
wiraswasta 3 6,7 6,7 55,6
petani 20 44,4 44,4 100,0
Total 45 100,0 100,0
p.keluarga responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <Rp780.000 20 44,4 44,4 44,4
Rp780.000 - Rp1.500.000 22 48,9 48,9 93,3
>Rp1.500.000 3 6,7 6,7 100,0
Total 45 100,0 100,0
t.persalinan responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Dokter 3 6,7 6,7 6,7
Bidan 39 86,7 86,7 93,3
Dukun 3 6,7 6,7 100,0
Total 45 100,0 100,0
j.anak responden ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1 anak 17 37,8 37,8 37,8
2 anak 18 40,0 40,0 77,8
3 anak 10 22,2 22,2 100,0
(61)
(62)
JADWAL DEFENITIF PENELITIAN
No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan judul
2 Menetapkan judul penelitian
3 Menyusun Bab 1
4 Menyusun Bab 2
5 Menyesun Bab 3
6 Menyusun Bab 4
7
Menyerahkan proposal penelitian
8 Mengajukan sidang proposal
9 Sidang proposal
10 Revisi proposal penelitian
11 Mengajukan izin penelitian
12 Pengumpulan data
13 Analisa data
14 Penyusunan laporan/skripsi
15 Pengajuan sidang skripsi
16 Ujian sidang
17 Revisi
18 Mengumpulkan skripsi
(63)
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI
N a m a : PRIHATINI
Tempat / Tgl. Lahir : Binjai, 21 Mei 1988
Alamat : Binjai
Status Keluarga : Belum Menikah
Alamat Institusi : Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318
Nama Ayah : Gelora Tarigan
Nama Ibu : Alhm.Hadijah Ginting
Hp : 081361176719
Email : prihatini_04@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus TK Permata Bunda Binjai Tahun 1994
2. Lulus SDN 1 Perumnas Berngam Binjai Tahun 2000 3. Lulus SMP Taman Siswa Binjai Tahun 2003
4. Lulus SMA Taman Siswa Binjai Tahun 2006
(64)
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
1. PROPOSAL
a. Print proposal Rp. 100.000
b. Biaya internet Rp. 50.000
c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000
d. Penggandaan kuesioner Rp. 50.000
e. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000
f. CD Rp. 10.000
2. PENGUMPULAN DATA
a. Surat Izin penelitian Rp. 50.000
b. Transportasi Rp. 200.000
c. Fotocopy lembar ceklis dan persetujuan penelitian Rp. 30.000
d. Pulpen Rp. 50.000
3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
a. Biaya rental dan print Rp. 100.000
b. CD Rp. 40.000
c. Penjilidan Rp. 150.000
d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000
4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 300.000
___________
(65)
(66)
(67)
(1)
JADWAL DEFENITIF PENELITIAN
No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari Februari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan judul
2 Menetapkan judul penelitian
3 Menyusun Bab 1
4 Menyusun Bab 2
5 Menyesun Bab 3
6 Menyusun Bab 4
7
Menyerahkan proposal penelitian
8 Mengajukan sidang proposal
9 Sidang proposal
10 Revisi proposal penelitian
11 Mengajukan izin penelitian
12 Pengumpulan data
13 Analisa data
14 Penyusunan laporan/skripsi
15 Pengajuan sidang skripsi
16 Ujian sidang
17 Revisi
18 Mengumpulkan skripsi
(2)
CURICULUM VITAE
DATA PRIBADI
N a m a : PRIHATINI
Tempat / Tgl. Lahir : Binjai, 21 Mei 1988
Alamat : Binjai
Status Keluarga : Belum Menikah
Alamat Institusi : Jl. Prof. Ma’as No. 3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318
Nama Ayah : Gelora Tarigan
Nama Ibu : Alhm.Hadijah Ginting
Hp : 081361176719
Email : prihatini_04@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Lulus TK Permata Bunda Binjai Tahun 1994
2. Lulus SDN 1 Perumnas Berngam Binjai Tahun 2000 3. Lulus SMP Taman Siswa Binjai Tahun 2003
4. Lulus SMA Taman Siswa Binjai Tahun 2006
(3)
RENCANA ANGGARAN PENELITIAN
1. PROPOSAL
a. Print proposal Rp. 100.000
b. Biaya internet Rp. 50.000
c. Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 30.000
d. Penggandaan kuesioner Rp. 50.000
e. Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000
f. CD Rp. 10.000
2. PENGUMPULAN DATA
a. Surat Izin penelitian Rp. 50.000
b. Transportasi Rp. 200.000
c. Fotocopy lembar ceklis dan persetujuan penelitian Rp. 30.000
d. Pulpen Rp. 50.000
3. ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
a. Biaya rental dan print Rp. 100.000
b. CD Rp. 40.000
c. Penjilidan Rp. 150.000
d. Fotocopy laporan penelitian Rp. 50.000
4. BIAYA TAK TERDUGA Rp. 300.000
___________
Total Rp.1.260.000
(4)
(5)
(6)