Pemberdayaan ekonomi pedagang sembako di kelurahan Cipare Kebon jahe Serang melalui pinjaman modal bergnlir BAZDA Kabupaten Serang

PEMBERDAYAANEKONOMIPEDAGANGSEMBAKO
DI KELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG
MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR BAZDA
KABUPATEN SERANG

Disusun Oleh :

SUBAHRI
NIM 103053028726

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2007

PEMBERDAYAANEKONOMIPEDAGANGSEMBAKO
DI KELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG
MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR BAZDA
KABUPATEN SERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh
Subahri
NIM: 103053028726

Di Bawah Bimbingan

Drs.Cecep Castrawijaya, M.A.
NIP: 150287029

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1728 HI 2007

PENGESAHAN PANITIA UJIAN


Skripsi yang be1:judul "PEMBERDA Y AAN EKONOMI PEDAGANG SEMBAKO
DIKELURAHAN CIPARE KEBON JAHE SERANG MELALUI PINJAMAN
MODAL

BERGULIR

BAZDA

KABUPATEN

SERANG"

telah

diujikan

dalamsidang 11111naqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 16 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Saciana Program Strata I (SI) pada jurusan
Manf\jemen Dakwah.

Jakarta, I 6 agustus 2007

Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota

Sekretaris Merangkap Anggota

Qta...

Dr.H.Murodi, MA
NIP. 150 254 102

NIP. 150 234 867

MA
NIP. 150 270 815

. Dv . Su
P. 150 277 690


Pembimbing

Drs. Cecep Castrawijaya,MA
NIP. 150287029

ABSTRAK
Subahri
Pemberdayaau Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare Kebon
jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergnlir BAZDA Kabupaten Serang
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib atas
setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu zakat termasuk dalam
kategori ibadah (seperti shalat, haj i dan puasa ) yang telah diatur secara rinci dan
paten berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial
kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan ummat manusia. Dalam kehidupan tatanan sosial manusia banyak
memiliki keanekaragaman ada masyarakat atau individu yang hidup dengan
perekonomian yang cukup atau bahkan lebih tetapi ada juga masyarakat atau
individu yang serba kekurangan dalam materinya (masyarakat miskin).
Dilematika kemiskinan juga menjadi sorotan bagi Agama Islam orangorang miskin harus dibantu dalam pemecahan kebutuhan dalam perekonomian

sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Upaya pengembangan
dan pemberdayaan perekonomian rakyat perlu diarahkan untuk mendorong
terjadinya perubahan struktur yang meliputi proses perubahan dari pola ekonomi
lemah ke ekonomi tangguh, dari ketergantungan kepada kemandirian dan dari
konglomerat ke rakyat. Dalam pendayagunaan zakat, infak dan sedekah BAZDA
Kabupaten Serang mempunyai banyak program terutama bagi kepentingan
ummat, kehidupan keagamaan, dan sosial kemasyarakatan seperti upaya
mengatasi kemiskinan, bantuan sarana dan prasarana tempat ibadah, bantuan
langsung kepada muallaf, gharimin, ibnu sabil, peningkatan SDM, perbaikan
lingkungan kumuh dan bantuan bencana alam.
Adapun tujuan penelitian ini, untuk mengetahui pola pengumpulan dana
bergulir, distribusi dan pendayagunaan dan peran modal bergulir terhadap
pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode
deskriptif sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tehnik
observasi dan wawancara menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan skripsi ini
dan pengolahan serta analisis data.
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program BAZDA
Kabupaten Serang sudah lebih dari cukup dan setidaknya berhasil dengan apa
yang telah direncanakan jika melihat kriteria dan realita yang ada sudah banyak

orang-orang miskin dan pedagang kecil khususnya pedagang sembako terbantu
dengan adanya program bantuan pinjaman modal bergulir BAZDA Kabupaten
Serang bahkan diantara mereka banyak yang sudah berhasil dan sukses yang
tadinya miskin menjadi yang serba kekurangan sekarang sudah lebih dari cukup
sehingga mereka menjadi seorang mustahik.

KATA PENGANTAR

Dengan membaca Basmallah, penulis mulai menyusun skripsi ini yang
berjudul "Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare
Kebon Jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergulir BAZDA Kabupaten
Serang." Puji dan Syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial
Islam.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, para tabi'in dan kita

sebaglai pengikut Nabi Muhammad SAW mudah-mudahan mendapat syafaat di
akhir kiamat kelak.
Penulis menyadarari bahwa penulisan skripsi bukanlah hal yang mudah,
karena untuk menyelesaikannya diperlukan persiapan yang matang baik pisik,
materi maupun mental spiritual. Namun dengan niat, doa serta semangat yang
tinggi serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulisan skripsi ini dapat
diselesaikan.
Selain itu penulis juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besamya,
serta rasa hormat yang tak terhingga kepada :
I. Bapak Dr. Murodi M.A., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
beserta para pembantu dekan, yang telah banyak membantu dalam proses
belajar mengajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

2. Bapak Ors. Hasanuddin Ibnu Hibban M.A., selaku Ketua Jurusan
Manajemen Oakwah dan Bapak Ors. Cecep Castrawijaya M.A., selaku
Sekertaris Jurusan sekaligus dosen pembimbing skripsi ini yang dengan
sabar meluangkan waktunya untuk membaca, mengoreksi skripsi ini,
sehingga penulis terasa terbimbing.
3. Bapak Prof.Or.H. Suparman Usman selaku Ketua Badan Pelaksana
BAZOA Kabupaten Serang dan Bapak Ors.H. Makmun lsro selaku Wakil

Ketua Badan Pelaksana sekaligus Ketua Tim Pelaksana Program Bantuan
Pinjaman Modal Bergulir yang telah membantu dalam pelaksanaan
penelitian serta memberikan informasi data-data yang tertulis maupun
tidak tertulis yang sangat diperlukan oleh penulis dalam pembuatan skripsi
ini.
4. Bagian perpustakaan Fakultas Oakwah dan Komunikasi VIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Umum yang telah membantu
penulis menyediakan berbagai referensi yang sangat dibutuhkan dalam
pembuatan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Fakultas Oakwah dan Komunikasi VIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama di bangku
perkuliahan.
6. Ayahanda H. Marjuki dan ibunda Hj. Suemi tercinta hanya ini yang bisa
ananda berikan untuk saat ini. Mereka berdua yang telah mendidik dan
membesarkan penulis, serta memberikan segala yang terbaik dalam
kehidupan ini. Untuk itu penulis hanya bisa berdoa semoga segala apa

yang mereka berikan dan lakukan menjadi amal baik yang selalu mengalir
hingga akhirat, serta mendapat ridho Allah SWT.
7. Kakak dan adik-adikku tercinta Teh Holiyah, Jrwan, Ahmad dan Najib

yang selalu menghibur penulis terimakasih banyak.
8. Teman-teman jurusan MD angkatan 2003, Iroel, Nanang, Jamhur, Fikri,
Hilaliyah, Hadi, ari dll, yang telah memberikan motifasi dan masukkan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Khususon Buat anak-anak Dukuh Manggah, Adung, Asril, Eman, Yani,
Asep, Cepot, de Burhan, Kodon dll, yang selalu mendoakan, mendukung
dan memotifasi penulis hanya terima kasihlah yang dapat penulis ucapkan.
I 0. Maskuroh "Imas" yang tersayang, tercinta dan teristimewa tunanganku
yang selalu di sampingku, mendoakan, memotifasi, yang sabar menunggu,
serta perhatian semoga Allah selalu melapangkan langkahmu.
Akhimya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang
setimpal atas jasa dan bantuan serta pegorbanan yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya. Apabila terdapat kekurangan dan kesalahan adalah
semata karena kekurangan yang penulis miliki.

Jakarat, Agustus 2007

Penulis


DAFTARISI
ABSTRAK ............................................................................................................
KATAPENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISi ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

A. Latarbelakang Masalah .......................... ...................... ........................
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................................
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................
D. Metodologi Penelitian .................................................. ........................
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................
F. Sistematika Penulisan ..........................................................................

1
5

6
7
9
10

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN
EKONOMI PEDAGANG SEMBAKO .................................................. 12

A. Konsep Pemberdayaan Ekonomi .........................................................
1. Pengertianpemberdayaan ekonomi .................................................
2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi .....................................................
3. Punfgsi Penberdayaan Ekonomi .....................................................
4. Langkah-langkah Perberdayaan Ekonomi .......................................
5. Bentuk Pemberdayaan Ekonomi .....................................................
B. Konsep Pedagang Sembako .................................................................
I. Pengertian Pedagang Sembako ................ ,......................................
2. Karakteristik Pedagang ..................................................................
3. Macam-macam Pedagang ................................................................
4. Tujuan Pengembangan Usaha .........................................................
C. Konsep Pinjaman Modal Bergulir .........................................................
I. Penertian Pinjaman dan Modal Bergulir .........................................
2. Sumber-sumber Modal Bergulir .....................................................
3. Distribusi Modal Bergulir ...............................................................
4. Peran Bazda Dalam Memberikan Modal Bergulir ...........................

12
12
15
17
18
19
21
21
22
26
26
29
29
31
31
32

BAB III GAMBARAN UMUM BAZDA KABUTEN SERANG DAN
KONDISI OBJEKTIF MASYARAKAT KELURAHAN CIPARE
KEBON JAHE SERANG ...................................................................... 33

A. Gambaran Umum Bazda Kabupaten Serang ........................................
I. Latar Belakang Berdirinya Bazda Kabupaten Serang ......................
2. Visi, Misi dan Tujuan ......................................................................
3. Struktur Organisasi dan Pengrus Bazda Kabupaten Serang .............
4. Program Kerja Bazda Kabupaten Serang ........................................
B. Kondisi Objektif Masyarakat Kelurahan Ci pare Kebon Jahe Serang ....

33
33
35
36
40
41

1. Keadaan Umum Wilayah ............................................................... 41
2. Kondisi Sosial Keagamaan Masyarakat .......................................... 41
3. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat ............................................. 43
BAB IV ANALISIS DAN PENELITIAN ............................................................ 46

A. Pola Pengumpulan Dana Bergulir ............................................. ........... 46
B. Distribusi dan Pendaya Gunaan ........................................................... 50
C. Pengaruh Modal Bergulir Terhadap Pemberdayaan Ekonomi
Pedagangan Sembako ............................................ ............................... 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 62

A. Kesimpulan ........................................................................................ 62
B. Saran ................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

agama penduduk Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang ................. 42
Sarana ibadah Kelurahan Cipare Kebon Jahe Serang ...................... 43
Mata pencaharian pokok masyarakat Kelurahan Cipare Kebon
Status Jahe Serang ......................................................................... 44
IV. Rekapitulasi penerimaan dana Zakat, Infaq dan Sedekah Bazda
KabupatenSerang ............................................................... 48
V. Rekapitulasi pengeluaran dana Zakat Infaq dan sedekah Bazda
Kabupaten Serang ........................................................... 49
VI. Nama-nama responden penerima bantuan pinjamanmodal
bergulir Bazda Kabupaten Serang di Kelurahan Cipare Kebon
Jahe Serang .................................................................... 53
VII. Motifasi para Pedagang meminjam bantuan modal bergulir ........... 55
VIII. Perasaan penerima bantuan pinjaman dana dengan adanya
Pinjaman Moda bergulir Bazda Kabuten Serang ............................. 56
IX. Pendapat para Pedagang sembako mengenai persyaratan yang
ditetapkan Bazda Kabupaten Serang .............................................. 56
X. Pendapat para Pedagang sembako tentang prosedur
pembayaran
pokok dan bagi basil yang ditetapkan oleh Bazda Kabupaten
Serang ............................................................................................ 57

l.TABEL I.
2.
II.
III.
3.
4.

5.

6.
7.

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam

kehidupan

tatanan

sosial

keanekaragaman. Ada masyarakat atau

manusia

banyak

memiliki

individu yang hidup dengan

perekonomian yang cukup atau bahkan lebih, tetapi ada juga masyarakat atau
individu yang serba kekurangan dalam materinya (masyarakat miskin)
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh
manusia. Permasalahannya dapat dilibatkan keseluruhan aspek kehidupan
manusia, walaupun seringkali tidak disadari kehadirannya sebagai masalah
oleh manusia yang bersangkutan. Bagi mereka yang tergolong miskin,
kemiskinan merupakan suatu ha! yang nyata dalam kehidupan mereka, karena
mereka merasakan dan menjalani bagaimana mereka hidup dalam kemiskinan,
pada dasamya kemiskinan merupakan salah satu bentuk problema yang
muncul dalam kehidupan masyarakat, khususnya di Negara-negara yang
sedang berkembang. Masalah kemiskinan ini dikatakan sebagai suatu
problema karena masalah kemiskinan menuntut adanya suatu upaya
pemecahan masalah segara berencana, terintegrasi dan menyeluruh dalam
waktu singkat. Upaya pemecahan masalah tersebut sebagai upaya untuk
mempercepat proses pembangunan yang selama ini sedang dilaksanakan.
Problem kemiskinan yang dimaksud biasanya dipandang dalam artian

2

ekonomi yaitu keadaan serba kekurangan yang ditinjau dari segi material
(segi ekonomi). 1
Dilematika kemiskinan ini juga menjadi sorotan dalam Agama Islam,
orang-orang yang miskin harus dibantu dalam pemecahan kebutuhan dalam
perekonomiannya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka,
kemiskinan tidak dengan sendirinya menimbulkan keresahan. Kemiskinan
meresahkan bila secara kontras berhadapan dengan kemewahan. Para ilmuwan
sosial menyebut situasi seperti ini sebagai "Deprivasi". Deprivasi seialu
menimbulkan keresahan sosial atau Sosial Unrest, yang pada gilirannya
menimbulkan disintegrasi sosial.2
Upaya pengembangan dan pemberdayaan perekonomian rakyat perlu
diarahkan untuk mendorong terjadinya perubahan struktur yang meliputi
proses perubahan dari pola ekonomi lemah ke ekonomi tangguh, dari
ketergantungan kepada kemandirian, dan dari konglomerat kerakyat. Upaya
untuk memperkuat posisi rakyat atas Negara tidak saja membutuhkan peran
pemerintah tetapi juga dari peran aktif masyarakat itu sendiri3
Wacana zakat, infak dan sedekah sebagai sarana pemberdayaan
ekonomi rakyat dan pencapaian keadilan sosial ini sudah lama menjadi agenda
pemikiran terutama dikalangan ahli ekonomi Islam. Telah banyak kegiatan

1

M.Arifin Noor, I/mu Sosia/ Dasar, (Bandung: Pustaka Selia, 1997), Hal. 288

2

Jalaludin Rahmat, Islam Aktual Reflcksi-Sosial Seorang Cendikiawan Muslim,
(Bandung: Mizan, 1999). Cet. Ke- I I, Hal. 232-332.
3

Dra. Nanih Machendrawaty, M.Ag dan Agus Ahmad Safei, M.Ag, Pengembangan
Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 200 I), Hal. 70

3

yang dilakukan baik yang berhubungan dengan program pengumpulan zakat,
infak, sedekah maupun program pendayagunaannya.
Menurut Agus Sumarno dan Karnaen A. Perwatatmadja yang Dikutip
oleh Lili Bariadi, Dkk. Dalam bukunya Zakat dan Wirausaha adalah sebagai
berikut:
"Dalam Prakteknya, keberpihakan LPZ terhadap ekonomi kerakyatan dapat
dilihat dari perjalanan perkembangan LPZ di Indonesia. Zakat diantaranya
bertujuan antara lain:
a) Merubah posisi dari muzakki ke posisi mustahik, menumbuh kembangkan
sumberdaya manusia dan sumberdaya ekonomi rakyat kecil, pengusaha
kecil bawah, berjiwa wirausaha serta lembaga-lembaga pendukung
perkembangannya.
b) Terwujudnya penguasaan dan pengelolaan sumberdaya yang adil, merata
dan berkelanjutan, dalam suasana damai, maju, pesat dan damai "
"Keberpihakan pemberdayaan dana zakat terhadap pelaku wirausaha
khususnya dalam penyaluran dananya, sangat memungkinkan. LPZ dapat
menyalurkan bantuan kreditnya kepada siapapun tanpa dibatasi oleh
kemampuan wirausaha untuk membayar" .4
Dalam pendayagunaan zakat, infak dan sedekah BAZDA Kah. Serang
mempunyai banyak program terutama bagi kepentingan ummat, kehidupan
keagamaan dan sosial kemasyarakatan, seperti upaya mengatasi kemiskinan
bantuan sarana dan prasarana tempat ibadah, bantuan langsung kepada
4
Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005),
Cet kc-I, Hal. 215.

4

mu'allaf, gharimin, ibnu sabil, peningkatan sumber daya manusia, perbaikan
lingkungan kumuh dan bantuan bencana alam.
Dalam penyaluran dana untuk fakir miskin BAZDA Kab. Serang
membagi kepada dua pengelompokan dana yaitu dana produktif dan dana
konsumtif, melalui dana produktif BAZDA Kab. Serang mengambil peran
dalam ikut memberdayakan ekonomi pedagang kecil. Dalam sebuah bulletin
yang dikeluarkan oleh BAZDA Kab. Serang No. 14-15/ Th III-IV/ April 2005
s/d Februari 2006 I Rabiul Awai 1426 H s/d Muharram 1427 H. Menyebutkan
dari Bulan Februari 2002 sampai dengan Bulan Februari 2006 dana yang
sudah disalurkan baru bisa membantu permodalan sekitar 230 orang
pedagang.
Langkah yang dilakukan BAZDA Kab. Serang tersebut sangat tepat
sebab,

disamping

membebaskan

pedagang

kecil

dari

rentenir juga

mengembangkan pedagang yang mempunyai jiwa enter-preneurship di
kalangan masyarakat muslim. Dan juga sebagai implementasi dari ajaran AlQur' an surat Al-asyr ayat 7 yang berbunyi:

Artinya: '" ... Supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya saja
diantara kamu ... '".(QS.59( Al-Hasy); 7)

Kemiskinan yang melilit seseorang harus diputus habis sehingga ia
bisa berkembang dari miskin menjadi kaya, dari penerima menjadi pemberi.
Dari sinilah peran BAZDA Kab. Serang sangat diperlukan dalam mengatasi

5

masalah ekonomi masyarakat kecil yakni dengan memberdayakan mereka
melalui program-program yang ada dalam BAZDA Kab Serang seperti dalam
pengembangan usaha kecil yang tujuannya selain memberikan keterampilan
dan keraj inan juga bisa memberikan perubahan keadaan hidup mereka
menjadi lebih baik dan terarah.
Berorientasi dari ha! tersebut di atas, penulis tertarik untuk
mengangkat

kajian

ini

menjadi

sebuah

penelitian

dengan

judul

"Pemberdayaan Ekonomi Pedagang Sembako di Kelurahan Cipare Kebon
Jahe Serang Melalui Pinjaman Modal Bergulir BAZDA Kah Serang".
Mengingat pentingnya permasalahan tersebut diteliti sebagai lembaga yang
berada dibawah naungan pemerintahan seperti BAZDA Kab Serang memiliki
kekuatan dan kepedulian dalam mengatasi social-ekonomi dan membela
kepentingan rakyat khususnya dalam membenahi keterpurukan masyarakat
kecil (miskin).
B. Pembatllsan dan Pernmusan Masalah
1. Pembatasan Masalah

Melihat pada latar belakang di atas, banyak sekali masalah yang
masih memerlukan kajian secara luas karena itu, untuk lebih jelasnya
penulis akan membatasi ruang lingkup pembahasan pada pelaksanaan
program dana pinjaman modal bergulir bagi pedagang sembako yang
dilaksanakan oleh BAZDA Kab Serang.

6

2. Perumusau Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
masalah pokok dalam penelitian ini adalah:
I. Bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam pengumpulan dan
pendistribusian dana ZIS untuk pemberdayaan ekonomi pedagang
sembako
2. Bagaimana pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan ekonomi
pedagang sembako
Masalah pokok tersebut akan ditelusuri melalui jawaban terhadap
pertanyaan upaya apa yang dilakukan BAZDA Kab Serang dalam ikut
serta memberdayakan pedagang sembako di Kab Serang.

C. Tujuau dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitiao

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah penulis rumuskan di atas,
maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian. Tujuan
tersebut dapat diperinci dengan:
I. Untuk mengetahui bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam
pengumpulan dan pendistribusian dana ZIS untuk pemberdayaan
ekonomi pedagang sembako
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh modal bergulir terhadap
pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

7

2. Maofaat Penelitiao

Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
I. Dapat mengetahui bagaimana pola BAZDA Kabupaten Serang dalam
pengumpulan dan pendisrtibusian dana ZIS untuk pemberdayaan
ekonomi pedagang sembako.
2. Dapat mengetahui bagaimana pengaruh modal bergulir terhadap
pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

D. Metodologi Peoelitian

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan beberapa tahapantahapan sebagai berikut:
1. Metode peoelitiao

Dalam penel itian ini penulis menggunakan metode deskiriptif
kualitatif dan kuantitatif melalui penelitian lapangan dengan cara
menganalisa data dan menggambarkan realita objektif dari fakta yang
penulis dapati di BAZDA Kabupaten Serang dan Kelurahan Cipare Kebon
Jahe Serang.
2. Subjek dau Objek Peoelitian

a. Subjek penelitiannya adalah pemberdayaan ekonomi bagi pedagang
sembako di kelurahan Kebon Jahe dalam memanfaatkan pinjaman
modal bergulir untuk sebuah usaha.
b. Objek penelitiannya adalah badan amil zakat kab serang bagaimana
pola pengumpulan modal bergulir, distribusi dan pendayagunaan dan

8

sejauh mana pengaruh modal bergulir terhadap pemberdayaan
ekonomi pedagang sembako.

3. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian, peneliti langsung mendatangi lembaga
yang terkait guna mendapatkan informasi-informasi yang aktual dan
kongkret mengenai judul skripsi ini pada tanggal 20 Pebruari 2007,
sebelum pra skripsi sampai dengan bulan Juni 2007 hingga selesai skripsi
ini.

4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengunjungi BAZDA Kab Serang
untuk

mendapatkan

data tentang

pedagang

kecil

yang telah

mendapatkan dana bantuan dan juga untuk mendapatkan penjelasan
yang diperlukan.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pihak-pihak terkait maupun tidak
terkait guna mendapatkan informasi yang lebih akurat mengenai
BAZDA Kab Serang dan pedagang sembako yang menjadi responden
penelitian.

5. Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskiptif
analisis yaitu suatu tehnik analisis data dimana penulis terlebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara

9

sistematis, lalu diklasifikasikan untuk kemudian dianalisis sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk selanjutnya disajikan dalam
bentuk laporan ilmiah.

E. Tinjauau Pustaka
I. Djuhaeriyah, Pemanfaatan dan Pendistribusian Dana ZIS Melalui Badan
Amil Zakat Infak Sedekah (BAZIS) Dalam Upaya Pengembangan
Masyarakat Islam di Jakarta Barat. Skripsi mahasiswi Fakultas Dakwah
dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
2. Eneng Ulfatullailah, Analisis Manajemen Zakat Pada Badan Amil Zakat
Nasional

Dalam

Upaya Pemberdayaan Ekonomi Ummat.

Skripsi

Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Manajemen
Dakwah (MD), disusun pada tahun 2006/1427 H, berisi tentang:
Bagaimana manajemen zakat pada program pemberdayaan ekonomi
dengan pendekatan metode POAC.
3. Rachmawati, Peran Pendampingan LP3ES Dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Miskin di Kelurahan Gelora Jakarta Pusat Melalui Dana
Bergulir. Skripsi mahasiswi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PM!), disusun pada tahun 2006, berisi
tentang: Bagaimana peran LP3 ES dalam Pelaksanaan pendampingan
PPMK di kelurahan Gelora, dan bagaimana tahap-tahap pendampingan
PPMK dilakukan oleh LP3ES.

IO

4. Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri, Zakat dan Wirausaha. Dalam
buku ini membahas tentang: zakat dan pemberdayaan wirausaha pola
penyaluran zakat, profil lembaga pengelola zakat diantaranya BAZIS DK!
Jakarta Dan Dompe! Dhuafa, rise! pemberdayaan wirausaha dan realitas
implementasi zakat dan wirausaha.
Sekilas tanpak sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi
pada kali ini peneliti lebih terfokus membahas tentang pemberdayaan ekonomi
pedagang sembako melalui pinjaman modal bergulir BAZDA Kab Serang.

F. Sistem Penulisan
Dalam rangka melakukan pembahasan yang sistematika dan terarah,
penulis menyusun skripsi ini kedalam lima bab dengan sub-sub judul masingmasing adapun sistematikanya sebagai berikut:
BAB I

Pendahuluan yang didalamnya membahas latar belakang masalah,
pembatasan

dan

perumusan

masalah,

tujuan

dan

manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
BAB II

Merupakan tinjauan teori dan konsep pemberdayaan ekonomi,
konsep pedagang sembako meliputi : Pengertian pemberdayaan
ekonomi, tujuan pemberdayaan ekonomi, furlgsi pemberdayaan
ekonomi, langkah-langkah pemberdayaan ekonomi dan pentuk
pemberdayaan ekonomi. Konsep pedagang sembako meliputi :

11

pengertian pedagang sembako, karakteristik pedagang, macammacam pedagang dan tujuan pengembangan usaha.
BAB III

Merupakan gambaran umum tentang BAZDA Kabupaten Serang
dan kondisi objektif masyarakat Kelurahan Cipare Kebon Jahe
Serang yang meliputi latar belakang berdirinya, Visi, Misi, Fungsi
dan tujuan, Struktur organisasi dan pengurus BAZDA Kabupaten
Serang, program kerja BAZDA Kabupaten Serang, Keadaan umum
wilayah, kondisi social keagamaan masyarakat, keadaan social
ekonomi masyarakat

BAB IV

Merupakan hasil penelitian yaitu meliputi : pola pengumpulan dana
bergulir, distribusi dan pendayagunaan, pengaruh modal bergulir
terhadap pemberdayaan ekonomi pedagang sembako.

BAB V

Penutup, berisi kesimpulan dan saran

BAB II
KONSEP PEMBERDAYAAN EKONOMI PED A GANG SEMBAKO
MELALUI PINJAMAN MODAL BERGULIR

A. Konsep pemberdayaan ekonomi

I. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata pemberdayaan berasal dari
kata dasar daya yang berarti kemampuan melakukan sesuatu atau
kemam puan bertindak. 1
Jadi kata pemberdayaan ekonomi adalah suatu usaha yang
dilakukan bertujuan agar seseorang menjadi berdaya dalam meningkatkan
ekonomi, atau usaha yang dilakukan agar seseorang lebih meningkatkan
kesejahteraannya. Adapun sejahtera dapat diartikan suatu

kondisi

masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasamya. Kebutuhan dasar
tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainnya seperti
lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi
dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa.2
Secara etimologis,

ekonomi

berasal

dari

bahasa

Yunani.

"Oikonomia" berasal dari dua kata: "oikos" yang berarti rumah tangga dan
"nomos" yang berarti aturan. Sehingga ilmu ekonomi dapat diartikan
1

Departemen Pendidikan dan Kcbudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 241.

2

http./w\v\v.komitcpkri.org.

13

sebagai ilmu yang mengatur rumah tangga. Adapun secara terminologis,
menurut Grardo P. Sicat dan H. W Arndt, ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan yang berkenaan dengan perilaku manusia dalam memenuhi
segala kebutuhannya dengan sumberdaya yang terbatas, baik untuk
sekarang maupun akan datang yang mempengaruhi produk barang
distribusi imbalan yang timbul dari produktif tersebut. 3 Secara kategoris,
yang disebut ekonomi rakyat adalah usaha dan kegiatan ekonomi, yang
dikembangkan oleh mereka yang berasal dari lapisan masyarakat bawah.
Biasanya mereka adalah kelompok pengusaha kecil dan lemah, karena
berbagai macam keterbatasan: modal, keterampilan, tehnologi, manajemen
dan sumberdaya. Ekonomi rakyat memiliki beberapa ciri khusus
diantaranya adalah, (I) usaha yang dikembangkan bersifat tradisional, (2)
bersekala kecil dan (3) kegiatan ekonomi hanya sekedar untuk
mempertahankan hidup. 4
Dalam rangka mengatasi kesenjangan serta upaya menciptakan
keadilan sosial, maka kita harus mencegah terjadinya konsentrasi modal
dan aset ekonomi produktif disegelintir orang saja, modal dan aset
ekonomi perlu disebarkan secara lebih merata, khususnya kepada
kelompok-kelompok pengusaha kecil dan lemah. 5

3

Taqyuddin An-Nabhani, Membayar Sistem Ekonon1i Alternatif Islam, (Surabaya: risalah
Gusti, 1990), Cet. ke-1, hal. 47.
4

Nurhayati Djamas dan M. Nur A. Latif, Pengembangan SDM Bagi Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat, (Jakarta: Depag RI 1997), hal. 34.
5

!hid, hal. 35.

14

Adapun ekonomi masyarakat yang akan dituju memiliki ciri
sebagai berikut:
I. Pembangunan ekonomi yang partisipatif dan menempatkan ekonomi
masyarakat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluasluasnya dan didukung dengan pemihakan pada pelaku ekonomi
masyarakat sehingga dapat mengulirkan keseimbangan peran antar
pelaku ekonomi dimasa yang akan datang.
2. Penyebaran dan perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif
ketangan rakyat agar dapat dimiliki oleh sebagian besar rakyat.
3. Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujud ekonomi kesetaraan
dan pengembangan secara total bagi pengusaha kecil, menengah dan
koprasi yang mempunyai potensi.
4. Menyebarnya kesempatan berusaha kepada ekonomi usaha kecil
menengah, yang dalam proses kelanjutan proses produksinya dapat
menciptakan inovasi, kretifitas, produktifitas dan penerapan teknologi
dari yang paling sederhana hingga penciptaan nilai tambah yang
berarti dan berdaya saing kuat.
5. Kemandirian ekonomi yang kokoh dan tangguh serta mengurangi

ketergantungan terhadap sumber-sumber dana atau pinjaman dana
produk, barang modal hingga bantuan dari luar negeri.
6. Upaya kemitraan, kebersamaan, kekompakan serta kesetiakawanan
antar pelaku ekonomi untuk penguatan dan penajaman daya saing
dalam menyongsong era globalisasi ekonomi.

15

7. Kebijaksanaan

industri pemerintah

lebih

menitikberatkan

pada

pengembangan dan kekuatan industri rakyat yang saling mempunyai
keterkaitan dan ketergantungan dengan industri besar. Dimana
kekuatan industri rakyat ditempatkan pada posisi sentral dalam skala
usaha nasional.
8. Kebijakan pengembangan industri dapat beriringan dari kawasan
sekitar perkotaan dengan daerah pedesaan yang berbasis pada sumber
daya daerah yang bersangkutan untuk semua sektor ekonomi potensial
yang ada, sehingga dapat memperkuat kegiatan usaha ekonomi rakyat
disegala kawasan dan daerah.
9. Kebijakan dan ketenaga kerjaan yang dinamis, berorientasi pada
pengembangan kewirausahaan yang tangguh dan berpihak pada rakyat
banyak sehingga akan melahirkan usahawan yang akan mengendalikan
dan menggerakan ekonom i rakyat.
I 0. Kedudukan ekonomi rakyat pada akhimya merupakan salah satu
kancah berwirausaha dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang

luar biasa banyaknya sehingga dapat memberikan manfaat secara luas
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.b
2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi
Tujuan

pemberdayaan

ekonomi

adalah

mengarahkan

dan

mendorong perubahan dengan memperkuat kedudukan dan peran ekonomi

6

Baihaqi Abd. Madjid dan Saefudin A. Rasyad (ed), Paradigma Barn Ekonomi
Kerakyatan Sistem syari 'ah: Perjalanan Gagasan dan Gerakan BMT di Indonesia,
(Jakarta: Pinbuk, 2000), Cet. ke-1, hal. 46-47.

16

umat dalam perekonomian nasional. Dengan demikian, pelaku ekonomi
umat mampu menikmati yang dihasilkannya dan seterusnya mampu
menghasilkan dan bermanfaat secara berkelanjutan.7 Dalam hal ini
pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi: (a) menciptakan
suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.
Sikap manusia memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan
mendorong,

memotivasi

dan

membangkitkan

kesadaran

untuk

membangun daya yang dimiliki. Tujuan dari pemberdayaan ini adalah
untuk memajukan diri kearah yang lebih baik secara berkesinambungan.
(b) memberdayakan juga memperkuat potensi daya yang dimiliki oleh
masyarakat. (c) sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang
tidak seimbang serta kemungkinan terjadinya eksploitasi yang kuat atas
yang lemah.
Dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat diperlukan adanya
percepatan proses perubahan structural yang meliputi: I) perubahandari
ekonomi tradisional ke ekonomi modern. 2) dari ekonomi yang lemah ke
ekonomi yang tangguh. 3) dari ekonomi subsistem ke ekonomi pasar. 4)
dari ketergantungan kepada kemandirian. Perubahan struktural tersebut
mensyaratkan langkah-langkah mendasar yang meliputi pengalokasian

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Mempertajam Pemulihan
Gunawan sオュッ、ゥョァイ。セ@
Ekonomi, Sarana Kajian lnformasi, 08,(November-Desember, 1999), ha!. 37.

7

17

sumber

daya,

penguatan

kelembagaan

peningkatan kualitas sumberdaya.

serta

pemberdayaan

dan

8

3. Fungsi Pemberdayaan Ekonomi
Fungsi pemberdayaan ekonomi adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan

ekonomi

umat,

mengatasi

kesenjangan

yang

ada

dimasyarakat.9 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar berada pada
tingkat yang layak sebagai manusia sehingga tidak terjadi lagi kemiskinan,
kemelaratan, dan ketidakberdayaan dan tingkat kesejahteraan yang harus
dimiliki tentunya cukup sandang, pangan, papan dan mampu memberikan
pendidikan kepada anaknya ke tingkat yang lebih tinggi, juga dapat
meningkatkan kehidupan ekonominya seperti pengusaha kecil, petani,
buruh, nelayan dan lain sebagainya, sehingga kegiatan ekonominya
semakin lama semakin kuat, mandiri, produktif, dengan demikian semakin
.
. pu 1a aset usahanya. io
tmgg1

Membangkitkan kesadaran masyarakat terutama umat Islam akan
pentingnya penghidupan nilai Islam kedalam tata perekonomian riil, untuk

8

Dra. Nanih Machendrawaty, M.Ag, dan Agus Ahmad Safei, M.Ag. Pengembangan
Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 200 I), hal. 70
9

Rustam Ibrahim, Agenda LSM Menyongsong Tahun 2000, (Jakarta: LP3ES), Cct. ke-1,

hal. 52
10

Josep Manurung, S. lndrotjahjono (ed), Reorientasi dan Reformasi Menuju Ekonomi

Kerakyatan (Jakarta: IEAPED, 1996), Cet. ke-1, hal.17

18

menggugah kesadaran umat Islam yang kaya (agniya) untuk menyisihkan
sebagian hartanya guna kepentingan kaum miskin (dhuafa).

11

4. Langkah-Langkah Pemberdayaan Ekonomi
Dalam memberdayakan ekonomi tentu harus ada langkah-langkah
strategis,

agar

semua

upaya

yang

dilakukan

strategis

dalam

memberdayakan ekomoni, di antaranya adalah: Pertama, peningkatan
akses seluruh kedalam akses produksi yaitu harus ada permodalan pada
saat diperlukan dan dalam jangkaun untuk memanfaatkannya. Kedua,
teknologi yang aplikasinya dapat meningkatkan produktifitas dan segera
memberi hasil berupa pmingkatan pedapatan serta informasi sebagian
syarat untuk mempunyai akses dalam proses pembangunan. Ketiga,
meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan dalam meningkatkan
sumber daya manusia. Keempat, penguatan industri berbasis pertanian
(agro based industry), proses industi harus mengarah kepedesaan dalam
memanfaatkan ekonomi setempat yang umumnya adalah agroindustri.
Ke/ima, menciptakan dan merangsang tumbuhnya tenaga kerja mandiri

dan jiwa pedagang atau wirausaha. Keenam, mengembangkan dan
menegakkan perangkat kelembagaan

(industri) termasuk peraturan

perundang-undangan untuk kepentingan umat secara konsekuen. 12

11

Tareeh Rasyid, Menyoroti Ekonomi Rakyat (Palembang: Pusat Pengembangan Bisnis
dan Manajcmen Univ IBA, 1996) Cet. ke-1, hal. 45
12
Baihaki Abd Majid dan Sacpudin A Rasyid, Paradigma Baru Ekonomi l(erakyatan
Sistem Syariah : Perjalanan dan Gagasan BMT di Indonesia (Jakarta : Pinbuk, 2000), Cet. Ke-I.
hal. 78

19

Adapun selain dari langkah-langkah yang sudah dipaparkan di atas
tentu harus adanya identifikasi kelemahan sekaligus jalan keluar, yakni
dengan cara menggerakan ekonomi masyarakat setidaknya melalui :
Pertama, system informasi yang handal dan mencakup daerah yang luas.
Kedua, aksesbilitas modal. Biasanya ini menjadi kendala utama para
pengusaha mikro. Ketiga, infrastruktur baik hardware maupun software. 13
Setelah langkah dan masalah diatas sudah teratasi, baru kemudian urusan
pemerintah yang perlu dipresser supaya peduli akan kesejahteraan rakyat
melalui program pemberdayaan ekonomi.

5. Bentuk Pemberdayaan Kegiatan Ekonomi
Secara umum bentuk-bentuk kegiatan pemberdayaan ekonomi
yang bisa dikembangkan pada saat sekarang ini adalah:
a. Pelatihan Wirausaha
Melaui pelatihan ini, setiap peserta diberikan pemahaman
terhadap penguasaan teknik kewirausahaan dalam berbagai bidang.
konsep-konsep kewirausahaan, dengan segala macam seluk-beluk
permasalahan yang ada didalamnya. Tujuan dari pelatihan ini adalah
untuk memberikan wawasan yang lebih menyeluruh dan aktual
sehingga dapat menumbuhkan motivasi terhadap peserta yang nantinya
di harapkan peserta memiliki pengetahuan teoritis dan penguasaan
teknik kewirausahaan dalam berbagai bidang.
b. Pemagangan dan Pelatihan

13

W\Vw.republika.co.id

21

B. Konsep Pedagang Sembako

1. Pengertian Pedagang dan Sembako
Secara sederhana arti pedagang atau untuk bahasa modemnya yang
sering kita sebut seperti sekarang ini adalah wirausaha, dapat diartikan
orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka dagang atau
berwirausaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa mengambil resiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa
takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti."
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan
dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikuti
dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam ha!
memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai
dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha
seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan, seperti minat, modal,
kemampuan

dan

pengalaman

sebelumnya.

Jika

belum

memiliki

pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari
orang lain.
Peter F. drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan
kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah
orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru,
berbeda dari yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda
dengan
15

yang

sudah

ada

sebelumnya.

Sementara itu,

Zimmerer

Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta, PT. Raja Grapindo Persada,2006), Cet. Ke-l,hal-16

22

mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas
dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (usaha)
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pedagang
atau wirausahawan, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam
hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan perlu adanya
kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu
yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya, kreativitas dan inovasi
tersebut pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat
banyak. 16
Pengertian dari sembako (sembilan bahan pokok) itu sendiri adalah
segala kebutuhan rumah tangga seperti: beras, minyak, terigu, telor,
daging, lauk, sayuran, kacang-kacangan, dan gula.
2. Karakteristik Pedagang
Ada beberapa karakteristik pedagang atau wirausahawan yang
terbentuk oleh dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan diantaranya
adalah:
a. Dorongan berprestasi, semua wirausahawan yang berhasil memiliki
keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi.
b. Bekerja keras, sebagian pedagang atau wirausahawan "mabuk kerja"
demi mencapai sasaran yang dicita-citakan.

16

Kasmir, Ke1virausahaan, (Jakarta, PT. Raja grapindo Persada, 2006), cet. ke-1, hal.16-18

23

c. Memperhatikan

kualitas,

pedagang

menangani

dan

menguasa1

bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia mulai dengan usaha baru lagi.
d. Bertanggung jawab, pedagang atau wirausahawan sangat bertanggung
jawab atas usaha mereka, baik secara modal, legal, maupun mental.
e. Berorientasi pada imbalan, wirausahawan mau berprestasi, bekerja
keras dan bertanggung jawab karena mereka mengharapkan imbalan
yang sepadan dengan usahanya. lmbalan itu tidak hanya berupa uang
tetapi juga pengakuan dan penghormatan.
f. Oftimis, wirausahawan hidup dengan doktrinsemua waktu baik untuk

bisnis dan segala sesuatu adalah mungkin.
g. Berorientasi pada has ii karya yang baik, (excellence oriented)
seringkali wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol, dan
menuntut segala yangfirst class.
h. Mampu mengorganisasikan, kebanyakan pedagang atau wirausahawan
mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam upaya
mencapai hasil maksimal bagi usahanya. Mereka umumnya diakui
sebagai "komandan" yang berhasil.
1.

Berorientasi pada uang, uang dikejar oleh para usahawan tidak sematamata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usahanya
saja,

tetapi juga

dilihat

sebagai

ukuran

prestasi

kerja

dan

keberhasilan. 17

17

Ensiklopedia Nasional lnndonesia, (Jakarta : PT Cipta Adi Pustaka, 1991), Jilid 17,
Cct. kc-I, ha!. 322

25

d. Disiplin, seorang entrepreneur tidak lain sebuah perjalanan dan itu
membutuhkan tingkat disiplin-diri

yang amat serius.

la juga

membutuhkan upaya-upaya terfokus dan itu memerlukan disiplin
dengan sumber daya-sumber daya manusia, fisik, financial, dan
waktu. 20
e. Pengambilan

resiko,

adalah

pengambilan

resiko

yang

sudah

diperhitungkan setelah dilakukan analisis secara hati-hati terhadap
factor-faktor yang terlibat dalam evaluasi atau pengukuran terhadap
peluang-peluang kesuksesan. Dalam setiap jengkal perkembangan
selalu mengandung resiko, tetapi telah diperhitungkan dengan cermat
sebagai resiko yang bisa diterima.2 1

f.

Kepedulian terhadap konsumen, tidak perlu diragukan lagi bahwa
tidak satupun konsumen yang tidak penting bagi bisnis apapun.
Organisasi-organisasi modem, sekalipun organisasi lokal yang sangat
kecil, harus bersaing untuk mempertahankan kepuasan konsumenkonsumen mereka. Jadikanlah setiap konsumen merasa seakan-akan
mereka adalah orang-orang paling penting dalam dunia anda. 22

g. Kretifitas,

seorang

pedagang

harus

melihat

kemungkinan-

kemungkinan dan menyusun strategi-strategi bagaimana mencapai
kesuksesan mereka. Memanfaatkan kesempatan harus menjadi atribut

20

Ibid., hal. 78

21

Ibid., hal. 85

22

Ibid., hal. 89

26

alami seorang pedagang atau wirausahawan, bagi seorang pedagang
incilividu, berfikir sama pentingnya dengan bertindak karena dengan
berfikir memungkinkan visi diuji dan diklarifikasi dalam tindakantindakan. Untuk melakukan itu seseorang harus kreatif.23
3. Macam-macam Pedagang
Berbagai

macam

pedagang

atau

wirausahawan

yang

ada

dimasyarakat dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Pedagang sembako
b. Peternak
c. Penjahit dan pedagang pakaian jadi
d. Pedagang makanan dan minuman
e. Pe1rcetakan
f.

Pedagang roti

g. Pedagang obat tradisional
h. Pedagang buah-buahan
1.

Pedagang sayuran

j.

Pedagang kosmetik

k. Pedagang material
I.

Pedagang alat-alat listrik, dan lain sebaginya. 24

4. Tujuan Pengembangan Usaha
Tujuan

pengembangan

kembangkan jiwa

kemandirian

23

Ibid., ha! 90

24

Profil Bazda Kab Serang

usaha
dalam

adalah

untuk

semangat

menumbuh

berusaha

dalam

27

menggapai karunia Allah SWT. Yang terhampar dialam semesta ini agar
tidak bergantung pada satu sektor terutama sektor formal yang disediakan
oleh pemerintah.
Dalam ajaran Islam, manusia dengan fitrahnya selalu terdorong
untuk memenuhi keperluan hidupnya agar kehidupannya itu tetap
langgeng, manusia haruslah berusaha memenuhi kebutuhan hidup, baik
sandang, pangan, maupun papan. Bekerja selaras dengan fitrah manusia.
Islam mendorong, bahkan mewajibkan manusia untuk bekerja dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam dunia perekonomian seperti
sekarang ini, sebagian kaum muslim menjadi konsumen, bukan menjadi
produsen atau pemilik modal yang kuat, baik ditingkat lokal maupun
internasional. Hampir semua produksi berbagai macam komoditi barang
dan jasa dikuasai kaum barat (non-muslim). Merekalah yang menikmati
keuntungan terbesar dengan mengeruk setiap rupiah yang ada dikantong
orang-orang muslim.25 Padahal, Islam sangat mendorong penganutnya
untuk bekerja.

Sesuai dengan Firman Allah:

.:.._1 ⦅[]MNlセL@

25

WW\v.republika.co.id

'

-'
セZU@

' .

:

_⦅Nエセ@

28

Artinya:

Apabila telah ditunaikan so/at, maka bertebaranlah kamu dimuka
bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya
supaya kamu beruntung."(QS.62 (al-Jum'ah), 10)"
Jadi, budaya kerja bukan hanya kewajiban yang mesti ditunaikan
kaum muslim, akan tetapi merupakan budaya yang mesti dihidupsuburkan.
Budaya kerja tidak hanya untuk kepentingan mencari nafkah tapi juga
sebagai menifestasi rasa syukur kepada Allah SWT. Sebagai mana
Firmannya:

QセᄋヲN⦅Z[@

-'

セ@ _.; [セ@ セAi@

G W lセ@

J. _,.,.

Artinya:

Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah
(QS.34(Saba):13)
Umat Islam dituntut untuk melakukan usaha dalam berbagai
bidang diantaranya berdagang (wirausaha), Nabi Muhammad sebelum
diangkat menjadi seorang rosul telah dididik oleh seorang pamannya untuk
menjadi seorang wirausaha yang handal dan jujur sehingga dapat
dipercaya oleh semua lapisan masyarakat disekitar makkah beliau
merupakan cerminan bagi kita semua untuk dijadikan contoh yang baik.
Dengan membuka dan meenungi lebih jauh contoh tersbut diatas, niscaya
semakin banyak kita mendapati sinyal yang allah sampaikan kepada kaum
muslimin untuk terjun dan menguasai berbagai bidang perdagangan.

29

Misalnya, ayat yang menganjurkan untuk melakukan perdagangan atau
jual beli,

Artinya:
" ... Dan Allah menghalalkanjual beli dan mengharamkan riba ... " (QS: al(Baqarah) : 275).
Ayat
diatas mencerminkan sikap Islam yang sangat memperhatikan semangat
untuk wirausaha dan mendorong kaum muslimin untuk membangun jiwa
mandiri supaya bisa menjadi wirausahawan yang handal dan sekaligus
amanah.
C. Konsep Pinjaman Modal Bergnlir
I.

Pengertian Modal dan Pinjaman Bergulir
Modal secara luas dapat diartikan uang untuk memulai usaha
terlebih dahulu diperlukan sejumlah uang. Dalam arti sempit modal dapat
dikatakan sebagai keahlian seseorang dengan keahlian tertentu. Seseorang
dapat bergabung dengan mereka yang memiliki modal uang untuk
menjalankan usaha. 26
Untuk mendirikan atau menjalankan suatu usaha diperlukan
sejumlah modal (uang) dan tenaga (keahlian). Modal dalam bentuk uang
diperlikan untuk membiayayi segala keperluan usaha, mulai dari biaya

26

Kasmir S.E., M.M, Kewirausahaan, (Jakarta, Pl'. Raja Grapindo Persada 2006), Cet.

ke-1. ha!. 38

30

prainvestasi, pengurusan ijin-ijin, biaya investasi untuk pembelian aktiva
tetap, sampai dengan modal kerja. Sementara itu, modal keahlian adalah
keahlian dan kemampuan seseorang untuk mengelola atau menjalankan
suatu usaha.
Modal yang pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai
pendirian perusahaan (prainvestasi), mulai dari persiapan yang diperlukan
sampai perusahaan tersebut berdiri (memiliki badan usaha). Contoh biaya
awal yang harus dikeluarkan adalah biaya survei lapangan, biaya
pembuatan study kelayakan, ij in-ijin dan prainvestasi lainnya. Besamya
modal yang diperlukan tergantung dari jenis usaha yang akan digarap.
Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal adanya usaha kecil,usaha
menengah dan usaha besar masing-masing memerlukan modal dalam batas
tertentu. Jadi, jenis usaha menentukan besamya jumlah modal yang
diperlukan.

27

Sedangkan pinjaman bergulir adalah dana yang bersumber dari
pengumpulan uang sedekah dari masyarakat kemudian dipinjamkan
kembali kepada orang yang membutuhkan khususnya kepada orang yang
ingin mendirikan suatu usaha atau berdagang. (usaha kecil) Dengan tujuan
bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima pinjaman
pada suatu masa tidak lagi sebagai muzakki, bahkan diharapkan mereka
sebagai mustahik.
2. Sumber-sumber Modal Bergulir

27

ibid, ha!. 83-84

31

sumber modal

bergulir tidak lain dari masyarakat sendiri

khususnya dari uang sedekah yang dikumpulkan oleh UPZ yang tersebar
diseluruh kecamatan se-kabupaten serang dengan data kecamatan sebagai
berikut:
I. Kecamatan Serang

18. Kecamatan Binuang

2. Kecamatan Cipocok Jaya

19. Kecamatan Petir

3. Kecamatan Kasemen

20. Kecamatan Tunjung Teja

4. Kecamatan Taktakan

21. Kecamatan Curug

5. Kecamatan Keramat Watu

22. Kecamatan Baros

6. Kecamatan Waringin Kurung

23. Kecamatan Cikeusal

7. Kecamatan Bojonegara

24. Kecamatan Pamarayan

8. Kecamatan Pulo Ampel

25. Kecamatan Kopo

9. Kecamatan Ciruas

26. Kecamatan Jawilan

IO. Kecamatan Walantaka

27. Kecamatan ciomas

11. Kecamatan Kragilan

28. kecamatan Pabuaran

12. Kecamatan Pontang

29. Kecamatan Padarincang

13. Kecamatan Tirtayasa

30. _Kecamatan Anyer

14. Kecamatan Tanara

31. Kecamatan Mancak

15. Kecamata