xvii
I.6. Lokasi Studi
Saluran Medan Floodway yang akan mengalirkan banjir dari sungai Deli ke Sungai Percut, Titi Kuning ke Tembakau sepanjang 3,8 Km.
Gbr.1.3. General Map
xviii
Gbr.1.4. Lokasi Floodway
xix
I.7. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan Bab ini meliputi tinjauan latar belakang, permasalahan, tujuan studi, Pembatasan
masalah, metode pembahasan, lokasi studi, sistematika penulisan yang digunakan dalam tulisan ini.
BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini meliputi tinjauan umum, debit rencana, ketinggian muka air disaluran yang
metode perhitungannya antara lain : metode tahapan step method , metode integrasi langsung direct integration method , metode tahapan standar standar
step method , bangunan pengaman sungai dan saluran yang meliputi : tanggul, perkuatan lereng, bendung.
BAB III Metodologi Penelitian Bab ini meliputi gambaran umum lokasi floodway, desain awal floodway, perubahan
desain floodway selama konstruksi, dan metode penentuan muka air di floodway dengan metode tahapan standar.
BAB IV Analisa Pembahasan Bab ini membahas debit didalam floodway, penentuan muka air pada pertemuan
floodway dan sungai Percut, perhitungan ketinggian muka air pada floodway, evalusai ketinggian muka air pada floodway.
xx
BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini menyampaikan kesimpulan dari hasil peninjauan evaluasi perencanaan
hidrolik floodway untuk keperluan banjir kota Medan yang dilanjutkan dengan penyusunan rekomendasi, serta saran-saran.
xxi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Umum
Banjir merupakan salah satu masalah lingkungan yang sering terjadi di lingkungan daerah sekitar hilir Sungai. Banjir yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian.
Diakibatkan karena keadaan alur sungai yang belum stabil, bahkan ada beberapa alur yang dipersempit, pendangkalan dasar sungai dan kelongsoran tebing sungai, hal ini
mengakibatkan berkurangnya kapasitas sungai untuk menampung air sehinga terjadilah banjir.
Setiap sungai akan mengalami banjir yang dapat terjadi secara berkala. Sehingga diperlukan adanya suatu untuk meminimalisasi terjadinya banjir dan dampak negatif yang
ditimbulkan dari banjir tersebut. Untuk meminimalisasi terjadinya banjir tersebut, maka dibutuhkanlah adanya suatu perencanaan floodway saluran banjir yang mampu mengatur
ketinggian muka air sungai, sehingga banjir yang terjadi dapat diatasi dengan baik tanpa adanya kerugian yang ditimbulkan dan sungai dapat berfungsi dengan baik untuk
menampung curah hujan dan mengalirkannya ke laut. Floodway adalah saluran baru yang dibuat untuk mengalirkan ir secara terpisah dari sungai utamanya. Saluran banjir
floodway ini dapat mengalirkan sebagian atau bahkan seluruh debit banjir. Saluran banjir floodway dibuat dalam keadaan berbagai kondisi, tetapi tujuan utamanya
adalah untuk menghindarkan pekerjaan sungai didaerah pemukiman yang padat atau untuk memperpendek salah satu ruas sungai. Biasanya saluran banjir floodway dilengkapi
dengan pintu atau bendung untuk membagi debit sesuai dengan rencana. Penelitian yang
xxii
seksama perlu dilakukan untuk rencana floodway, terutama untuk floodway yang besar, karena floodway ini dapat mengubah resim bagian hilir sungai yang sudah ada dan daerah
pantai yang akan menjadi muara banjir kanal. Perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai diadakan, agar disesuaikan dengan tingkat
perkembangan suatu lembah sungai serta kebutuhan masyarakat. Sungai diperbaiki dan diatur sedemikian rupa, sehingga dapat diadakan pencegahan terhadap bahaya banjir dan
sedimentasi serta mengusahakan agar alur sungai senantiasa dalam keadaan stabil, sehingga memudahkan pemanfaatan air yang akan memberikan kemudahan dalam
penyadapannya, pelestarian lingkungan dan menjamin kelancaran serta keamanan lalu- lintas sungai.
Perencanaan pengamanan terhadap banjir disebut juga perencanaan pengendalian banjir yang akan digunakan sebagai landasan yang penting dalam menetapkan berbagai
pekerjaan sipil yang harus dilaksanakan dalam rangka usaha pengamanan terhadap bencana banjir tersebut.
Pekerjaan-pekerjaan pokok dalam rangka pengamanan banjir secara umum dapat dibagi menjadi:
1. Pembangunan sistem pengamanan dan pengendalian banjir seperi bendung,
floodway, tanggul, dan lain-lain. 2.
Pekerjaan non-sipil.
Pekerjaan sipil adalah usaha pencegahan bahaya banjir dengan suatu sistem pengaman banjir yang terdiri dari normalisasi alur sungai seperti perencanaan floodway .
Sebaliknya pekerjaaan non-sipil adalah usaha pencegahan banjir dengan pengaturan- pengaturan yang dilandasi undang-undang, guna mengurangi tingkat kerugian yang
xxiii
mungkin terjadi, apabila teradi banjir, antara lain pengaturan penggunaan tanah didaerah bantaran sungai, mendrikan bangunan yang tahan terhadap genangan air, asuransi banjir
dan kegiatan-kegiatan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya bencana banjir. Dalam perencanaan perbaikan dan pengaturan sungai yang diutamakan adalah konsep
pengaliran banjir sungai secara aman, guna mencegah terjadinya luapan-luapan yang dapat menyebabkan terjadinya bencana banjir. Dengan demikian usaha yang penting
adalah membuat dan kemudian mempertahankan penampang basah yang cukup memadai sesuai dengan kapasitas pengaliran rencananya, yakni dengan konsep pencegahan
sedimentasi didasar sungai dan mengatur alur sungai agar senantiasa dalam keadaan stabil.
II.2. Penentuan Debit dan Elevasi Muka Air di Saluran II.2.1. Debit Banjir Rencana