Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama Terhadap Anak Tuna Grahita di Sekolah Luar Biasa (SLB) Nur Abadi Jagakarsa Jakarta Selatan

J(OMUNIIUSI INSTRUl(SIONAL DALAM
PENGAJARAN AGAMA TERHADAP ANAI(
TUNA GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA
(SLB) NUR ABADI JAGAl(ARSA
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh
MAHYUDI

204051002836

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 HJ 2008 M

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PELAJARAN AGAMA

TERHADAP ANAK TUNA GRAHITA
DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NUR ABADI
JAGAKARSAJAKARTASELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

Mahyudi

204051002836

DiBawah

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA


1429 H/2008 M

PENGESAHANPANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul "KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM
PENGAJARAN AGAMA TERHADAP ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH
LUAR BIASA (SLB) NUR ABADI JAGAKARSA JAKARTA SELATAN" telah

diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 19 Juni 2008.
Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sa1jana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.

Jakarta, 19 Juni 2008
Sidang Muuaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota,


"\

Dr.
1ef Subhan, M.A
NIP : 150 262 442

ra. Hj. Musfirah
NIP : 150 299 324

urlaily, M.A

Anggota,
Penguji I

Penguji II,

Dra. Armawati Arbi, M.Si
NIP: 150 246 288


Dra. H' s ati Jamil M.Hum.
NIP : 150 244 766

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang maha pengasih
lagi maha penyayang, sehingga penyusun skripsi ini dapat di selesaikan, shalawat
se11a salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
yang membawa Visi dan Misi, ajaran islam sehingga mengantarkan kita kepada
nalar islam yang di Ridhai Allah SWT, beserta para sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.l). satu Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
pada Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakaita.
Selanjutnya kami dalam proses penyusunan skripsi banyak masalah yang dihadapi
penulis, namlijl dengan adanya bimbingan dan motivasi serta, berbagai pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu izinkanlah penulis
pada kesempatan ini menghaturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya,
kepada semua pihak yang telah membatu dalain penyelesaian skripsi ini baik
langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada:


1.

Bapak Dr. H. Murodi. M.A. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi

2.

Pudek l. Pudek II, Pudek III

3.

Ibu Ketua Jurusan KP! Non Reguler !bu Hj. Asriati Jamil, M.Hum, dan
Sekertaris !bu Hj. Musfirah Nurlaily, M.A

4.

Bapak Ketua Jurusan KP! Bapak Wahidin Saputra, M.A dan Sekertaris
Jurusan KPI !bu Umi Musyarofah, M.A, sekaligus Dosen Pembimbing

Skripsi Bapak Drs. Masran, M.A, terima kasih saran dan petunjuknya,

semoga Allah memabalas dengan kebaikan berlimpah.
5.

Kepada Seluruh Dosen-dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah
mengajarkan penulis dengan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.

6.

Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidatullah Jakarta, Perpustakaan
Dakwah dan Komunikasi telah mendirikan Fasilitas Perpustakaan kepada
penulis sebagai reperensi dalam penulisan skripsi.

7.

Kepada Pimpinan Yayasan dan Kepala Sekolah SLB Nur Abadi , !bu Hj.
Syilvia Djumnadijaja. Dan ibu Syamhartati, serta !bu Umi Martina selaku
guru agama, yang telah meluangkan waktunya dan membantu penulis
mencari data didalam penulisan skripsi.


8.

Seluruh Keluarga, khususnya Ayahanda H, Muhammad. H.A, dan Ibunda
Tercinta Maimunah yang telah mendo'a kan penulis dan memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Abang Dodi, Abang Rusdian, S.T,
Kakak Meli, Kakak Neneng, dan keponakan Ku Ihsam Sarni Rabbani, yang
selalu memberikan motivasi, semoga Allah membalas pahala yang berlipat
ganda.

9.

Teman-teman Mahasiswa UIN, Abay, Andiaz, Agin, Agus, Bastian, Bang
Sanif, Culo, Dado, Eni, Eti, Dimas, Haris, Ika, Koneng, Imam, Irul
(Lempong), Roby, Rona!, Tedi, Umar, dan semuanya yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan.

I 0.

Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
akhimya penulis hanya bisa berdo'a agar apa yag telah di berikan kepada

penulis, mendapat balasan disisi Allah .. Amien ........ .

Jakarta, Juni 2008

Penulis

DAFTARISI
ABSTRAK ................................................................................... .i
KATA PENGANTAR..................................................................... .ii
DAFTAR ISL ................................................................................. v
BAR I

: PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah ....................................................... I
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 2
C. Tujuan Penelitian............................................................. .3
D. Manfuat Penelitian ............................................................ 4
E. Metode Penelitian ............................................................. 4
F. Tinjauan Pustaka ...............................................................5
G. Sistematika Penulisan ......................................................... 7


BAB II : KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL
A. Komunikasi Instruksional.. .................................................. 9
B. Komunikasi Instruksional Dalam Kegiatan Belajar Mengajar ........ .13
1. Pengertian Akhlak ........................................................ 13
2. kondisi Psikologis Anak Tuna Grahita ................................ .17
C. Penerapan Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Anak Tuna
Grahita ........................................................................ 22

BAB III : GAMBARAN UMUM SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NUR
ABADI
A. Sejarah Berdirinya Sekolah Luar Biasa Nur Abadi. .................... 23
B. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa Nur Abadi.. ......................... 27
C. Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa Nur Abadi.. .................. .39

BAB IV: ANALISA DATA DAN KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL
DALAM PENGAJARAN AGAMA TERHADAP ANAK TUNA
GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NUR ABADI
A. Komunikasi lnsruksional Dalam Pengajaran Agama Terhadap SiswaSiswi Kelas IV SLB Nur Abadi, ......................................... .31
B. Faktor Pendukung Dalam Penyampaian Pesan Dikelas IV Terhadap

Anak Tuna Grahita .......................................................... 55
C. Faktor Penghambat Dalam Penyampaian Pesan Di Kelas IV terhadap
Anak Tuna Grahita .......................................................... 56

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................... 57
B. Saran-saran ................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 59
LAMPIRAN ................................................................................. 60

BABI
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, disadari atau tidak berkomunikasi adalah
bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Karena sejak manusia lahir sudah
berkomunikasi dengan lingkungannya. Gerak dan tangis pertama pada saat di
lahirkan adalah suatu tanda komunikasi. 1
Secara sempit komunikasi diartikan sebagai pesan yang dikirimkan
seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan maksud sadar untuk

mengetahui tingkah laku si penerima pesan. Dalam setiap bentuk komunikasi
setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang-lambang yang memilki
makna tertentu lambang-lambang tertentu bisa bersifat Verbal berupa katakata, atau bersifat Non Verbal berupa ekpresi atau ungkapan tertentn dan gerak
tubuh.2
Perlu disadari bahwa pesan komunikasi sangat diperlukan dalam
kehidupan bersosialisasi, bahkan pada bidang pendidikan. Seseorang Guru
harus dibekali dengan Ilmu komunikasi agar apa yang disampaikan dapat
menjadi efektif dan murid dapat memahami pelajaran dengan mudah.
Komunikasi dalam dunia pendidikan sebagai komunikasi Instruksional
salah satunya untuk meningkatkan kualitas berpikir pada pelajar (murid) dalam
situasi Instruksional Terterkondisi. Misalnya disamping guru sanggup

1

Wic\jaja, komunikasi dan hubungan masyarakat, (Jakarta: sinar Grafika Offset, 1993). Cet. Ke-3,
h. I).
2
Dr. A. Supratiknya, Komunikasi Antar Pribadi, (Yogyakarta: Kanisius, 1995). Cet. Ke-I, h. 30)

2

mengajar atau memberikan lnstruksi kepada pelajar, juga memiliki metode
dalam penyampaian pesan kepada pelajar (murid).
Komunikasi lnstruksional ini lebih mengarah kepada Pendidikan dan
Pelajaran, bagaimana seorang Guru (pengajar) memiliki kerja sama kepada
muridnya sehingga pesan atau lnstruksi yang disampaikan dapat diterima
dengan baik oleh komunikan (murid) fungsi komunikasi selain mendidik juga
membimbing. 3
Dan menanamkan nilai-nilai agama pada anak, karena setiap Orang Tua
pasti menginginkan anaknya shaleh dan shaleha yang bisa memberikan
kebahagian dunia dan akhirat.
Oleh karena itu Penedidikan sangat penting, untuk mengubah sikap dan
tingkah laku seorang anak yang mengalami Gangguan Saraf (saldt mental),
karena orang yang mengalami cacat mental (Tuna grahit) akan sulit berpikir
tentang kemungkinannya.4
Dengan demikian penulis mengangkat sebuah Judul "KOMUNIKASI
INSTRUKSIONAL DALAM PELAJARAN AGAMA TERHADAP ANAK
TUNA GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) NUR ABADI
JAGAKARSA JAKARTA SELATAN".

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka peneliti membatasi dalam
permasalahan penelitian ini terhadap Anak Tuna grahita kelas IV, Dalam Mata
3

Sutaryo, Sosiofogi Komunikasi, (Yogyakarta: PT. Arti lntaran, 2005), cet. Ke-I, h,26)
Cindy Singer dan Sheryl Gurrentz, Menangani Gangguan Manik-Depresit Pada Anak, (Jakarta:
PT: Buana llmu Populer kelompok Gramedia, 2007). Cet. Ke-I, h. 10).

4

3

Pelajaran Pendidikan Agama, Yang melalui Saluran Verbal dan Non Verbal
dan Peneliti Tidak Meneliti Efek Komunikan dan peneliti tidak meneliti
Khalayak (Komunikan). tetapi peneliti hanya meneliti Komunikator (Guru).
Sesuai dengan fokus dan pembatasan diatas, maka untuk lebih
Sistematisnya Permasalahan dapat pula dirumuskan sebagai berikut :
I. Bagaimana pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pengajaran agama
terhadap siswa-siswi kelas IV SLB Nur Abadi di Kelas
2. Faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan komunikasi instruksional
dalam pengajaran agama siswa-siswi tuna grahita kelas IV
3. Faktor apa saja yang menghambat komunikasi instruksional dalam
penyampaian pesan pengajaran agama terhadap siswa-siswi kelas IV

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, malrn ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu:
I. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pengajaran
agama terhadap siswa IV tuna grahita di SLB Nur Abadi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung komunikasi
instruksional dalam pengajaran agama terhadap anak tuna grahita kelas IV
di sekolah luar biasa Nur Abadi
3. Untuk mengetahui faktor penghambat komunikasi guru dengan murid
dalam menyampaikan pesan pelajaran agama terhadap siswa kelas IV SLB
di sekolah luar biasa Nur Abadi

4

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis untuk memenuhi persyaratan penulisan skripsi, guna
mencapai gelar Saijana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I)
2. Secara Praktis selain untuk mengetahui komunikasi instruksional di sekolah
luar biasa nur abadi jagakarsa, peneliti juga berharap dapat memberikan
masukan kepada tenaga pengajar (guru) agar komunikasi instruksional
yang dilakukan berjalan dengan baik dan efektif

E. Metode Penelitian
Adapun metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah Kualitatif
Deskriftif, yaitu: Suatu penelitian yang dilakukan secara langsung, berupaya
mencari data berupa kata-kata baik tulisan maupun lisan. Data-data yang sudah
terkumpul dianalisa secara mendalam.
1. Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran
agama kelas IV sekolah luar biasa Nur Abadi dan yang menjadi Objek
dalam penelitian ini adalah cara guru menerapkan komunikasi instruksional
terhadap anak tuna grahita Kelas IV SLB Nur Abadi
2. Tahap Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena yang di selidiki, 50bservasi dilakukan untuk
memperoleh data tentang komunikasi instruksional dalam pengajaran

5

Hadi Sutrisno, Metodologi Research 11, (Yogyakarta: Andi Offset, 1992), Cet ke-21, h.136

5

agama didalam kelas, selama delapan kali pertemuan di sekolah luar
biasa Nur Abadi Jagakarsa Jakarta Selatan.
b. Interview
Interview dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Faktorfaktor yang berkaitan dengan komunikasi instruksional yang te1jadi
didalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolab luar biasa
khususnya didalam mengajarkan pengajaran agama terhadap anak kelas
IV penyandang cacat mental.(Tuna grabita) dan untuk memperoleh
imformasi yang dibutuhkan untuk mengumpulkan

data , peneliti

memeberikan beberapa pertanyaan yang sudah dipersiapkan. interview
yang dilakukan kepada guru bidang study pelajaran agama.
c. Dokumentasi.
Dokumentasi dilakukan guna mencari data yang berkaitan dengan
penelitian

komunikasi

instruksional

didalam

pembinaan akhlak

disekolah luar biasa (SLB) Nur Abadi Jagakarsa, seperti buku-buku dan
arsip-arsip lainnya yang ada disekolah tersebut.
3. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang terkumpul akan dianalisa dan dianalisis dengan cara
mengunakan tabel, yang menggambarkan hasil penelitian baik secara
tulisan maupun lisan.

F. Tinjauau Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti telah melakukan penelusuran
terhadap judul-judul yang ada di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,

6
l l\

khususnya di perpustakaan dakwah. Adapun Judul-judul yang ada di
perpustakaan dakwah sebagai berikut:
1. Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Bahasa Asing Di Pondok
Pesantren Daarul Mutaqin Tanggerang" Dengan peneliti ISKANDAR
dari Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun 2007, adapun yang
menjadi pennasalahan didalam Penelitiannya adalah berfokus pada
komunikasi instruksional dalam pengajaran bahasa asing yaitu bahasa arab
dan bahasa inggris di pondok pesantren darul muttaqin tanggerang
2. Komunikasi Instuksional Di Lembaga Pendidikan Mubaligb Al-Azbar.
Dengan peneliti ERIC SAPUTRA, Jurusan komunikasi dan Penyiaran Islam
tahun 2006. Adapun peneliti membatasi penelitian pada komunikasi
instruksional dilembaga pendidikan muballigh al-azhar ajaran 2006-2007,
yang menjadi Subjek Penelitianya adalah Pendidikan Mubaligh Al-Azhar,
dan sedangkan yang menjadi Objek penelitiannya adalah komunikasi
lnstruksional Dilembaga Pendidikan Al-Azhar.
3. Pengarub Komunikasi Instruksional Terbadap Keberbasilan Belajat Di
Mts Al-Ihwaniyah Pondok Aren Tanggerang. Dengan Nama Peneliti
HELMI FIRDAUS, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam tahun 2007
Didalam

penelitian

tersebut,

penulis

membatasi

pada

pelaksanaan

komunikasi yang dilakukan Oleh Guru terhadap murid dalarn proses belajar
mengajar pada nata pelajaran ppkn di Mts Al-Ihwaniyah
4. komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama Islam Di Sekolab
Dasar Al-lkhlas Cipete Jakarta Selatan. Dengan nama peneliti AHMAD
FALIH tahun 2007. penulis membatasi masalah pada komunikasi

7

instruksional yang dilakukan oleh dua guru, pada mata pelajaran Agama
Islam di SDI AL-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan.
Walaupun yang diteliti hampir sama tetapi peneliti mencoba melakukan
pada sasaran penelitiannya yang berbeda, yaitu pada penulisan skripsi ini
penulis membatasinya pada "Kom1111ikasi Instruksional Dalam Pelajaran
Agama Terhadap Anak Tuna grahita Di Sekolah Luar Biasa Nur Abadi
Jagakarsa". Dengan menggunakan metode kualitatifDeskriftif.

G. Sistematika Penulisau
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan kedalam
lima Bab. Dimana masing-masing bab dibagi kedalam sub-sub dengan
penulisan sebagai berikut:
BABI

:Pendahuluan Memuat: Latar Belakang Masalah, Tujuan Penelitia,
Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka, Dan
Sistematika Penulisan

BAB II

:Komunikasi

Instruksional

Memuat

Pengertian

Komunikasi

Instruksional, Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama
Dikelas IV, Penerapan Komunikasi Jnstruksional dalam Pengajaran
Agama Terhadap Anak Tuna grahita
BAB II

:Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa (SLB), Memuat: Sejarah
Berdirinya Sekolah Luar Biasa, Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa
Nur Abad,i dan Struktur Organisasi Sekolah Luar Biasa

8

BAB IV

:Analisa Data Komunikasi Instruksional TerhadapSiswa-siswi Tuna
grahita, Memuat: Komuniksi Instruksional Dalam Pelajaran agama
Terhadap Anak Dikelas IV, Dan Faktor Pendukung Dalam
Penyampaian Pesan dikelas IV Terhadap Anak Tuna grahita, Dan
Faktor Penghambat Dalam Penyampaian Pesan dikelas IV Terhadap
Anak Tuna grahita

BABV

:Penutup: Memuat: Kesimpulan Dan Saran

BABU
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL

A. Pe11gertia11 Komu11ikasi Instruksio11al
Komu11ikasi

Instruksional terdiri

dari

dua kata

yang Pertama

Komunikasi dan yang kedua lnstruksional.
lsttilah Komunikasi secara bahasa berasal dari bahasa Inggris yaitu
Communication yang diambil dari akar kata bahasa latin Communicare yang
berartti "Pemberitahuan" atau "Pertukaran Pikiran". Kata tersebut mempunyai
tunman kata Communis yang mempunyai arti "sama" artinya "Sama arti" dan
"Sama Makna". Komunikasi juga bisa diartikan sebagai pengumuman,
penerang, penjelas, Penyuluhan,

lnstruksi, Perintah, Nasihat, Bujukan,

Rayuan, dan sebagainya. 1
Wilbur Schramm, dalam urainya mengatakan bahwa sebenarnya,
Definisi Komunikasi berasal dari bahasa latin "Communis, Common",
bilamana kita mengadakan komunikasi, itu artinya kita mencoba berbagi
informasi, Ide, atau Sikap jadi Esensi dari Komunikasi itu adalah menjadikan si
pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima, guna menyampaikan
isi pesan.2
Sedangkan Komunikasi menurut Terminologi adalah suatu proses
penyampaian

peryataan

oleh

seseorang

kepada

orang

lain

untuk

memberitahukan atau untuk merubah sikap, pendapat, serta prilaku, baik yang

1

Onong Uchjana Effendy, Hubungan masyarakat Suatu Studi Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya. 2002), Cet. Ke-6. h. 48
2
T. A. LatihiefRosyidi, Dasar-dasar Retorika Komunikasi dan leformasi, (Medan; 1985), h.48

10

secara langsung maupun yang tidak langsung, atau secara Verbal Atau
Non Verbal. 3
Si Geml Berry, mengatakan bahwa Komunikasi adalah perundingan.
Dengan

komunikasi

orang

memperoleh

Pengetahuan,

Informasi

dan

Pengalaman.4
Dan menurut Suharsiui Arikunto, Komunikasi adalah " Suatu Proses
dimana pesan disampaikan oleh penyampaian pesan kepada penerima pesan. 5
Pesan tersebut dapat berupa perasaan atau berupa pengajaran yang bertujuan
untuk mengubah dan mempengaruhi Pengetahuan, Pemikiran serta penanpilan
dan tingkah laku Komunikan (Penerima Pesan).
Untuk lebih memahami pengertian komunikasi, tepatlah apa yang
dikatakan Harold Lasswel dalam karyana " The Structure and Function Of
Communication In Society", bahwa cara yang baik untuk menjawab pertanyaan

sebagai berikut: "who sqys what in which cainel whom with what Eeffect?"
Pradigma lasswel diatas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima
Unsur sebagai jawaban dari pertannya tersebut, yakni; Komunikator, pesan,
komunikan, media dan Efek.
Jadi pada dasarnya lasswel menyatakan bahwa Komunikasi adalah Proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek.6

3

Onong Uchjana Effendy, Komunikasi teri dan Praktek, (Banadung: PT. Remaja Rosdakarya.
2001), Cet. Ke-15, h. 6
4
H.A. W Widjaja, I/mu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-2, h.
!5

5

Suharsini AriKunto, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Tegno/ogi dan Kejujuran (Jakarta:

PT. Raja Grafindo, 1992), Cet. Ke-2, h. 207.
6
Onong Uchjana Effendy, //mu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: PT:Rosdakarya, 2001). Cet.
Ke-14, h.10

12

Istilah pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan. Dari penge1tian diatas dapat disimpulkan kegiatan pengajaran,

10

perbuatan apapun metode yang digunakan dalam pengajaran juga diartikan
suatu usaha yang bersifat sadar atau t1tjuan sistematis terarah pada perubahan
tingkah laku menuju kedewasaan anak didik, tingkah laku.
Arti belajar lebih menitik beratkan bahan belajar atau materi yang akan
disampaikan atau diajarka oleh guru. Dengan Pengertian lain, informasi yang
mengandung pesan belajar itulah yang diutamakan . namun, apabila diamati
lebih jauh, disampaikan atau tidak oleh guru, yang dinamakannya pembelajaran
tetap, karena sebenarnya ia adalah benda mati, berupa sederatan informasi yang
bisa berarti apabila digunakan. 11
K.H. Dewntarn juga menjelaskan bahwa pengajaran itu adalah bagian
dari pendidikan dan menyatakan pengajaran Onder Wijs itu tidak lain dan tidak
bukan ialah salah satu bagian dari pendidikan. Jelasnya bahwa pengajaran
adalah bagian dari pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan.
Para ahli pendidikan telah mencoba merumuskan batasan pengertian
tentang pengajaran, diantaranya seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. Hasan
Langgulung bahwa pengajaran adalah Pemindahan pengetahuan dari
seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain yang belum
mengetahui. 12

io

Departmen Pndidikan clan kebudayan, Ka1nus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1995), Cet. Ke-7. h.7
11
Mudhofir, Telmologi Intruksional, (Bandung: PT. Rosdakarya, 1990), Cet. Ke-.h. 9
12
Hasan Lnggulung, Pendidilwn dan Peradaban Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983). Cet>
Ke-#, h. 3

13

Jadi Komunikasi lnstruksional dalam bentuk ini Komunikasi yang
dibangun oleh guru dalam suatu proses pengajaran dan pembelajaran artinya
yaitu Kemampuan tenaga pengajar dalam menggambarkan, menerangkan
materi-materi atau pesan didalam kelas terhadap peserta didik, dengan maksud
untuk mempengaruhi tingkah laku peserta didiknya.

B. Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama Terbadap Anak
Tuna grabita Kelas IV Di SLB Nur Abadi .•
1. Pe11gertia11 Akblak

Akhlak Secara Etimologi adalah Bentuk Jama dari "Khuluk" yang
berarti Bu di Pekerti, Perangai, Tingkah laku atau Tabiat. 13 •
Sedangkan Akhlak secara terminologi ada beberapa pendapat yang
memberikan pengertian Diantaranya:
I. Men11rut Zakiyab Daradjat "Akhlak adalah kelakuan yang timbul dari

hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, Perasan, Bawan dan kebiasan
yang menyatu, yang membentuk suatu kesatuan tindakan Akhlak yang di
taati dalam kenyataan hidup sehingga dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang buruk.

13

14

Louis Ma'ruf, Al-Munjid Fi'al-Lughah wa a/-1'/am, (Beirut: Baral-Masrif, 1989), Cet. Ke-28, h.
164
14
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Seka/ah, (Jakarta: Ruhama, 1995), Cet.
Ke-2. h. IO

14

2. Meuurt Ibuu Maskawih yang di kutip dari Drs. Sudarsouo mengatakan
"Akhlak adalah suatu kondisi jiwa yang memberikan dorongan perbuatanperbuatan yang sebelum melakukan tanpa pikiran dan tanpa perhitungan.

15

3. Dan Menurut Istilah banyak di kemukakan Oleh para ulama Antara lain
yang dikemukakan oleh Imam Al-Ghazali. "Akhlak adalah suatu sifat
yang tertanan dalam jiwa (Manusia). Maka jika sifat tersebut melakukan
tindakan atau perbuatan yang gampang, tanpa melalui maksud untuk
memikirkan (lebih Lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan tindakan
yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama Maka Akhlak
tersebut dinamakan Akhlak yang baik dan terpuji. Dan akan tetapi jika
mana kala Ia melahirkan tindakan yang jahat, maka Akhlak tersebut
dinamakan Akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk.

16

Jadi, Pengertian- pengertian Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam
didalam diri kita , yang menjadikan Kepribadian atau tingkah laku Seseorang
didalam melakukan suatu tindakan Baik atau Buruk maka Itu Dinamakan
Akhlak.
Pendidikan

untuk

anak-anak

yang

dengan

kebutuha

khusus

membutuhkan suatu pola layanan tersendiri, khususnya bagi anak-anak dengan
hendaya perkembangan. Hendaya perkembangan mengacu pada suatu kondisi
te1tentu adanya hendaya intelegensi dan fungsi adaftif, menunjukan bagi
masalah dengan kasus-kasus dapat disebabkan oleh adanya keabnomalan

15

Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenkalan Remqja, (Jakarta: Sima Aksara, 1989), Cet. Ke- l,h.
129
16
Wahyudin, Akhiok don Tasawuj, (Jakarta: Kokom Mulia, 1999), Cet. Ke- 3, h. 4

15

genetik, kerusakan pada otak sebelum atau saat dilahirkan, atau kemunduran
fungsi otak pada kanak-kanak usia dini
Setiap pembelajaran dikelas ideal bersifat individual, namun pada
umumnya hat tersehut berkaitan dengan dua hat yaitu, kesulitan menyusun
program pembelajaran yang sesuia dengan kebutuhan"setiap peserta didik
dan'kebutuhan"setiap peserta didik."sebenamya dapat dilihat dari melalui
observasi guru kelas secara langsung atau dari hasil asesmen yang berkaitan
dengan karakteristik khusus tersebut seorang guru dapat mencari dan
menyusun strategi pembelajaran dengan mengunakan intervensi khusus
sehingga kegiatan belajar-mengajar tidak mengalami kejenuhan dan kehilangan
bentuk sasaran akhir.
Pengetahuan guru tentang perkembangan, kemampuan, dan kelemahan
fungsional peserta didiknya mengharuskan seorang guru untuk mempu
menyususn progran1 kegiatan belajar-mengajar yang bersifat individual,
terutama dengan memanfaatklan media pola Gerak Irama yang disesuaikan
dengan kondisi dan karakteritik khusus peserta didik. Dengan gerak Irama ini,
diharapkan pembelajaran mengarah pada hal-hal yang menyenangkan dan tidak
menjenuhkan. Selain itu dengan program pembelajaran berbasis Gerak Irama,
pembelajaran dapat lebih diarahkan pada pemberian treatment atau Intervensi
khusus, sehingga dapat lebih memanipulasi alat atau media, sumber bahan,
serta situasi lingkungan sekolah ..
Program pembelajaran yang berisiskan intenvensi khusus berupa pola gerak
irama diharapkan dapat memberikan penguatan atau penurunan suatu prilaku
tertentu sebagai sasaran utama, karena gerak irania dapat dipakai sebagai

16

wahana guru kelas dalam upaya menjembatani kesulitan-kesulitan peserta
didik, penguasan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui kegiatankegiatan kreatifitas yang esensial yang berkaitan dengan pola gerak dan olah
tubuh secara alami. Oleh karena itu, gerak irama merupakan:
1.

Alat bagi perkembangan fisik dan gerak peserta didik yang mempunyai
hendaya gerak, emosi atau daya nalar,

2.

Alat

yang

dapat

dipakai

sebagai"pelicin"saat

pembelajaran

mengalami')alan buntu"atau tidak berjalan sesuai dengan harapan dan
tujuan pembelajaran,
3.

llmu

gerak

irama

menyajikan

dapat''menyatukan"secara

berbagai

sistematis

bentuk

dalam

kegiatan

seluruh

yang

kegiatan

pembelajaran, tidak terkecuali terhadap peserta didik yang berkesulitan
belajar, serta.
4.

Alat belajar yang mampu mengembangkan potensi kemampuan,
membebaskan kesulitan peserta didik, mengabtarasikan, serta membentuk
pengalama-pengalaman baru atau wawasan diri yang bersifat positif
setiap peserta didik.
Dan selain itu juga seorang Komunikator harus mempunyai tahapan-

tahapan dalam Proses mengajar, harus memiliki hubungan serat dengan
Strategi mengajar. Maksudnya setiap pengguna strategi dengan pengguna
strategi mengajar merupakan suatu rangkaian yang utuh dalam tahapan-tahapan
mengajar.
I.

Adapun Tahapan dalam Proses Belajar Mengajar Guru (Komunikator),
Yaitu: Tahap Prainstruksional Yaitu: langkaha persiapan yang ditempuh

17

guru pada saat mulai memasuki kelas hendak mengajar. Pada tahap ini
Guru dianjurkan untuk memeriksa kehadiran sswa, kondisi elas dan
kondisi peralatan.
2.

Tahap Instruksional Yaitu tahap inti dalam proses belajar. Pada tahap ini
guru menyampaikan pelajaran ( pokok bahasan) yang sudah sudah
disusun lengkapdengan persiapan model, metode dan strategi yang cocok.

3.

Tahap Evaluasi dan tahap lanjut yaitu tahap terakhir proses belajar
mengajar, tahap ini mereupakan tahap guru melakukan penilaian
keberhasilan belajar siswa yang berlangsung, pada saat Instruksional
berlangsung. Tujuannnya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan
siswa atas materi yang telah diajarkan. Guru ini dianjurkan Untuk
memberitahukan pokok bahasan yang akan diajarkan kepada siswa pada
pertemuan berikutnya. 17

Jadi, didalam proses belajar mengajar guru harus bisa menguasai kondisi
didalam kelas agar didalam kegiatan belajat mengajar dapat berjalan dengan
baik dan sesuai dengan baik. 18

2. Kondisi Psikologis Anak Tuna Grahita

Secara etimologi, tuna berarti "kurang, tidak memiliki, rugi"sedangkan
grahita adalah "cacat pikiran, Iemah daya tanggapnya." 19

17

Muhibbin Syah, Psyko/ogi Pendidikan dengan Pendidikan Baru, (Bandung: PT. Rcmaja
Rosdakarya, 1995). Cet 1. hal, 218
18
Prof. Dr. Bandi Delphic, MA.,S.E. Pembeljaran Anak Tunagrahita, (Bandung, PT. Refika
Aditama 2006), Cet. Ke-1, h. 7-9

18

Dan secara terminology istilah yang digunakan untuk menyebutkan anak
yang

mempunyai

kemampuan

intelektual

dibawah

rata-rata.

Dalam

kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally
retarded, mental deficiency, mental delektive.

Istilah tersebut sesungguhnya memiliki arti yang sama yang menjelaskan
kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata dan ditandai oleh
keterbatasan inteligensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sociat.20

Singgih D. Gnnarsa mengemukakan bahwa"kemampuan intelek yang
kurang dari pada anak lainnya seiring disebut dengan istilah lemah Otak.
Sebaliknya istilah lemah otak diganti dengan Retardasi Mental atau
Perkembnagn Mental yang terhambat.21
Retardasi mental adalah fungsi intelektual umum dibawah rata-rata
disertai dengan ketidak mampuan beradaptasi dengan tuntutan lingkungan,
dengan muncul selama masa pertumbuhan ..22
Diantara klasikal subnonnal dan nmmal masih terdapat kategori tingkat
intelegensi yang disebut sebagai Borderline atau garis-garis (IQ antara 66 - 79
menurut Wechsler atau IQ antara 70 - 80 menurut Terman), diatas klasikasi
borderline adalah kelompok induvidu yang dikategorikan sebagai"anak bodoh"

atau agak normal", dan kelompok normal sampai selanjutnya pada batas
intelegensi superior.
19

Syamsul Nizar, Pengantar d。ウイセ@

Pe111ikiran Penidikan lslnza, (Jakarta, Gaya Media

Pratama, 2001) H.121-122
19
Dra. Hj. T. Sutjihati Somantri, M.Si.,psi. Psikologi Anak Luar biasa. (Bandung, PT.Rafika
Aditama.2006). Cet. Ke-2.h. 103
21
Singgi D.Gunarsa, Psikologi Anak Bermasa/ah, (Jakarta, Gunung Mulia, 1998) Cet.Ke-8. h. 133
22
A. Supratiknya, Mengenal Prilaku Abnormal. (Yogyakarta: Kanisius, 2000).h. 76.

19

Dalam kelompok fungsi intelektual subnormal terdapat gradasi atau
tingkatan-tingkatannya. Terman membagi tingkat intelegensi subnormal yang
lebih rendah dari pada borderline kedalam tiga gradasi, yaitu:
Moron (moronO

IQ antara 50 - 70

Imbesi! (Imbecile)

IQ antara 25 - 50

Idiot (Idiot)

IQ di bawah 25

Kecendrungan untuk meninggalkan garadasi semacam itu (Kolb, 1968)
dan menggunakan system gradasi yang dianut oleh APA (America
Psyikologycal Association) yang menempatkan tingkat retardasi mental mulai

dari borderline sampai pada yang paling parah, yaitu propound (Coleman &
Bruen, Jr., 1972). Secara lebih lengkap gradasi tersebut diuraikan berikut:

a. Retardasi Mental Borderline (IQ: 68- 83)
Memiliki tingkat Intelegensi yang kurang normal dibandingkan dengan
umumnya tingkat intelektual individu lain dan memiliki kemmpuan
terbatas untuk dapat memahami kemampuan ide-ide yang kompleks serta
mengeneralisasikan apa yang telah mereka pelajari. Kekurangan mereka
biasanya tampak pada performansi motorik. Dalam hal ini mereka tampak
normal dan kebanyakan mampu memyesesuaikan diri dengan baik dalam
masyarakat.
b.. Retardasi Mental Ringan (IQ : 52-67)
Klasifikasi mental ringan (mild) diberikan kepada orang dewasa yang
tingkat intelektual setara dengan tingkat anak-anak usia sampai 11 tahun.
Bila dilihat dari penyesesuian sosialnya mereka masih tampak normal akan
tetapi mereka tidak punya daya imajinasi dan daya pertimbangan
sebagaimana yang seharusnya dimiliki oleh seorang dewasa pada umumnya
c. Retardasi mental menengah (IQ : 36-51)
Mereka akan mengalami kesulitan berfikir dalam menghadapi sesuatu, baik
mempelajari kecakap-cakapan dasar maupun mempelajari keterampilan
khusus. Daya abstraksinya dan imajimasinya sangat terbatas. Secara fisik
biasanya mereka mempunya cacat tnbuh dan koordinasinya geraknya
sangat buruk sehingga tampak dengan kaku dalam melakukan segala
sesuatu.
d. Retardasi Mental Berat (IQ 20-35)
Penderita Retardasi Mental Berat (severe), yang tingkat intelegensinya
berada antara IQ = 20 dan IQ = 35 hidupnya sangat bergantungan pada
orang lain. Mereka mengalami hambatan dalam perkembangan kemampuan

20

gerak dan bicara serta mengalami cacat indra. Mereka masih mungkin
dilatih menguasai keterampilan sederhana guna menolong diri sendiri
namun hasilnya Tidak akan banyak, dalam melakukan tugasnya yang
sederhanapun mereka masih perlu diawasi.
e. Retardasi Mental Parah (IQ < 20)
Penderita retardasi parah biasanya mempunyai kemampuan yang sangat
terbatas, sehingga mereka sangat sulit untuk mengemukakan perasaan dan
berkomunikasi dengan orang Iainsecra baik, dan biasanya mereka hanya
berdiam diri.23
Tuna grahita, atau keterbelakangan mental , atau lemah pikiran
sebenarnya bisa disebabkan oleh factor-faktor tertentu. Faktor-faktor terjadinya
Tuna grahita itu diantaranya sebagai berikut:
I. Faktor Genetic Kromosom

Yaitu kelainan kromosom tertentu yang mengakibatkan kelainan metabolik yang
selanjutnya mempengaruhi perkembnagna otak secara negative dan melahirkan
retardasi mental
2. Faktor Infeksi dan Keracunan
Faktor ini bisa terjadi pada waktu bayi dalam kandungan maupun sesudah
dilahirkan. Juga dikarenakan Obat-obatan yang dikonsumsi oleh ibu yang tidak
sesuai dan berakibat buruk bagi cabang si bayi.
3. Prematuritas dan Trauma Fisik
Bayi yang lahir secara prematur yang dengan berat badan yang ringan/kurang,
biasanya memiliki gangguang pada syaraf dan otak. Cedera fisik pada bayi saat
dilahirkan bisa menyebabkan gangguan pada otak.24
4. Kekurangan pada protein pada bayi dalam kandungan maupun sesudab
melahirkan dapat mengakibatkan retardasi mental, dan radiasi otak.

23

Drs. Saifuddin Azwar, MA, Psyiko/ogi Intelegensi, (Yogyakarta: Pustaka Pclajar Offset, 1996),
Cet. Ke- l, ha!. 145-148
24
A. Supratiknya, Mengenal Prilaku Abnormal, (yogyakarta:
. 200010. h. 79

22

pada dua factor, yang pertarna factor dari dalarn (Keluarga), dan yang kedua
factor dari luar (lingkungan)

C. Penerapan

Komuuikasi

Instruksional

Dalam

Pengajarau

Dikelas

Terhadap Anak T1111a grahita
Dalarn penerapan Kornunikasi Instruksional dalarn kelas guru harus
rnengetahui

"keberadaan" peserta didik, yang diperlukan suatu asesmen

dengan menggunakan

lntrurnen

Observasi tertentu,

Misalnya dengan

menggunakan Intrurnen Observasi yang disusun oleh Geddes Dolores dengan
nama Geddes Psychomotor Inventary (GP!). Hal ini bertujuan untuk
rnengetahui

"keberadaan"

peserta

didik

bersangkutan

agar

program

pembelajaran yang rnenitik beratan pada kegiatan dapat disusun sesuai dengan
"kemampuan" setiap peserta didik.
Setelah "keberadaan" peserta didik diketahui, maka guru kelas
menyususun program pembelajaran yang dapat menjadikan wahana bagi
"Penyembuhan"

kelainan

prilaku

peserta

didik.

Sehingga

didalam

pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan, yaitu adanya
perubahan didalam prilaku kearah positif dari setiap prilaku peserta didik atau
murid.26
Oleh

karena

itu,

Penerapan

Komunikasi

lnstruksional

didalam

pembelajaran akan melibatkan program pembelajaran yang lebih menekankan
pada perubahan, fungsi pembelajaran dan kebutuhan setiap individu. Model
Penerapan semacam ini dikenal dengan Model Pembel(\jaran Secara Alami.
26

Prof. Dr. Bandi Delphie, MA.. SE.Op. cit,. h. 22-23

23

Penerapan model ini dapat meningkatkan kompetensi di beberapa segi,
melipui; kemampuan bekerja, dan dapat mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi, mampu menata rumah tangga,
mampu memanfaatkan waktu yang luang, kesehatan fisik dan mental, dan
hubungan pribadi dengan pribadi lainnya (Cronin & Patton, 1993 dalam
Smith, et al, 2002:265).
Para ahli pendidikan menyebutkan model pembelajaran secara alami akan
lebih

komprehensif,

mempersiapkan
keterampilan

karena

kecakapan

social

ini
hidup

membuat kegiatan
(like

skills

berkaitan dengan

preparation).

(social Skills Training), dan

latihan

Latihan
fokasional

(Vocasional Training), Smith, et al, 2002:265).27
Jadi: Penerapan komunikasi Instruksinal didalam pengajaran, Seorang
Guru harus lebih mengetahui keadan lingkungan didalam kelas karena seorang
guru harus harus mampu mngetahuan kemampuan setiap murid, agar didalam
proses kegiatan belajar mengajar berlangsung murid (Komunikan) mampu
menerima dan mengerta pesan yang di sampaikan oleh guru (Komunikator)
agar pesan yang disampaikan berjalan dengan apa tujuan yang diharapakan.

27

Ibid. h.70

BABIIl
GAMBARAN UMUM SLB NUR ABADI
JAGAKARSA

A. Sejarah Berdirinya Sekolah Lna Biasa (SLB) Nur Abadi

1. Latarbelakang Berdirinya SLB Nur Abadi
Sekolah Luar Biasa (SLB) Nur Abadi adalah salah satu sekolah yang
berada di sekitar Jagakarsa Jakaita selatan, yang mambantu memperhatikan
pendidikan bagi Anak Tuna Grahita yang berada di lingkungan jagakarsa..
Anak penyandang cacat mental atau Tuna Grahita sudah ada sejak lama.
Meskipun demikian. Selama bertahun-tahun fakta tersebut hanya menjadi
perhatian Individu dan kelompok-kelompok kecil dan belum menjadi perhatian
public.
Munculnya

Pemahaman

akan

keseriusan

masalah

tentang

anak

penyandang cacat Mental juga di ikuti berkembangnya pemahaman mengenai
kenyataan masih sangat lemahnya pendidikan Di Indonesia. Apa lagi bagi anak
Tuna Grahita. kualitas pendidikan bagi bangsa hams segera tewujud, secara
bertahap dilaksanakan mengacu pada undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 Tentang system pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional yang mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) jenjang pendidikan yang menengah di susun oleh satuan Pendidikan
dengan mengacu pada Standar isi (S 1) dan dan Standar Kompetensi kelulusan
(SKL) serta berpanduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

24

Tujuan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

yang

neragam dan telah disesuaikan dengan keadaan sekolah diharapkan akan
mencapai tujuan pendidikan nasional, karena sekolah akan berusaha
semaksimal mungkin untuk de bekali peserta didik.
Akhirnya ada seorang Ibu yang bertempat di jagakarsa yang mempunyai
anak Tuna Grahita yang memikirkan akan pendidikan bagi anaknya, akhirnya
Beliu bermintat mendirikan sekolahan yang khususnya untuk mendidik anakanak yang memiliki kekurangan. Akhirnya

pada minat tersebut tercapai

tanggal, 20 januari 1988, Sekolah Luar Biasa didirikan dan yang diberi Nama
SLB Nur Abadi. Dan kata Nur Abadi tersebut berasal dari nama Anaknya yang
meninggal di waktu masih dalam kandungan.
Diatas Tanah seluar 1.400 M, Sekolah Luar Biasa Nur Abadi di bangun
seperti sekolah pada Umumnya yang memiliki 14 Kelas, Satu Ruang Kantor
Yayasan dan Satu Ruang Kepala Sekolah, Satu Ruang Guru, Satt1 Ruang
Mushalah, Satu Ruang AuLa yang berfimgsi melatih keterampilan yang cukup
Mulai dari diajarkan Menjahit, menari hingga diajarkannya membuat bungabungaan dan membuat barang-barang antik dan lain sebagainya, guna
membantu anak agar terampil, Satu Ruang Bina diri yang berfungsi Membina
dan Merawat Tubuh Seperti dari Mengajarkan cara-cara mamakai baju yang
benar hingga merawat dan membersihkan tubuh, Satu Ruang Khusus yang
berfungsi melatih pendengaran bagi anak yang memiliki kekurangan didalam
pendengaran (Tuna Rungu), dan Satu Ruang Perpustakaan. 1

1

Dra. Syan1hartati, Kepala sekolah, Wawancara Pribadi, j。ォセ@

2008

25

Sekolah luar Biasa Nur Abadi mempunyai Struktur Kurikulum akan
tetapi ada perbedaan yang bersifat spesifik dengan sekolah Dasar rsguler yaitu
ditambahkan dengan Program Khusu Yaitu Program Bina diri. Dan pada pada
struktur kurikulum terdiri dari mata pelajaran yang harus ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan SDLB-C selam 8 tahun.
Sekolah Luar Biasa Nur Abadi memeliki Kriteria dalam kenaikan kelas
apabila sekolah dalam suatu rapat dewan Guru berdasrkan pengamatan
Standart Ketuntasan Belajar, Sikap/Budi pekerti, disiplin.. dan bagi peserta
didil yang tidak naik harus mengulang dikelas nya. Ketentuan tersebut di
perhalus agar anak tidak berkecil hati dengan cara menulis naik kelas yang
sama dengan tanda tertentu, Misalnya dari tingkat 5 ke tingkat 6.

2. Tnjnan Berdirinya Sekolah Luar Biasa (SLB) Nur Abadi Jagakarsa
I. tujuan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pngetahuan, kepribadian,
Akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mendiri dan mengikuti
pendidikan lebih laajut.
2. Untuk Memajukan Mutu Pendidikan dan Perluasan Kesempatan Belajar
Bagi Anak Tuna Grahita sehingga mereka dapat membekali diri untuk
dapat mandiri dan partisipasi dalam proses Pembangunan Bangsa dan
Negara
3. Untuk Membantu Masyarakat yang ada disekitamya Khususnya bagi para
Orang tua yang Mempunyai Anak Tuna Grahita

27

11

Ruang Tata Usaha

! Ruang

12

Dapur

1 Ruang. >

B. Visi dan Misi Sekolah Luar Biasa (SLB) NUR ABADi

a. Visi
Menjadikan SLB B-C yang Dipercaya Masyarakat Untuk Melayani

).>

Pendidikan Bagi Anak Tuna Grahita (Keterbelakangan Mental)

J.> lngin Menghasilkan Lulusan Yang Berkepribadian dan dapat Mandiri
di Masyarakat
b. Misi
l>- Menyiapkan anak didik menjadi generasi yang memiliki Iman dan

Taqwa kepada truhan yang maha essa
).>

Meningkatkan Sumber Daya Anak Didik Yang Berpengetahuan dan
Berkepribadian Mandiri dan Bermasa Depan Yang Baik.

).>

Menjadikan

Anak Didik Yang

Mampu

Bersosialisasi

Dengan

Masyarakat Sesuai Dengan Kemampuan.
).>

Dengan Propesional kita Didik dan Kembangkan Kemampuan Anak
Secara Optimal .4

,.__ h _, ,'\

'

3

Ibid ..

4

Somber, Brosur SLB Nur Abadi Jagakarsa. Jakarta, 2008

-

'"\

30

Keterangan :
I.

Pimpinan Yayasan

Hj. SYLVIA DJUMNADIJAJA

2.

Kepala Sekolah

Dra. SYAMHARTATI

3

Wakil Kepa;a Sekolah

Drs. SUGIMEN

4

Managemen SLB

Dra. SYAMHARTATI

5

Komite SLB

Drs. SARNO

6

Managemen Kelas

Drs. SUGIMEN

7

Tata Usaha

ERLISA NURYANTI

8

Kesiswaan

B. Dra. PURWANINGSIH
C. SUTARTINI. S.Pd.

9

Humas

B. ANA SUPRIANTI
C.NAFSIAH

10

Program Khusus

B. RUM ASTIN!
C. WIDI ASTUTI

11

Program Pilihan

B. Dra. ARISTINA
C.MARIATU

12

Guru-guru

13

Murid

BAB IV
ANALISIS DATA
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PELAJARAN AGAMA
TERHADAP ANAK TUNA GRAffiTA DISEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
NURABADI

Bab lni Merupakan Bab Pembahasan Mengenai Pelaksanaan Kmunikasi
lnstruksional Dalam Pengajaran Agama disekolah luar biasa (SLB) Nur Abadi
jagakarsa Jakarta selatan. Dalam penulisan bab ini. Merupakan basil penelitian
langsung,

penulis

menemukan

data-data

tentang

pelaksanaan

kmunikasi

lnstruksional dalam pengajaran agama disekolah luar bisa nur abadi dalam
pembinaan akhlak anak tuna grahita kelas IV

A. Komunikasi Instruksional Dalam Pengajaran Agama Terliadap Anak
Kelas IV SLB Nur Abadi.
Pengajaran agama di SLB Nur Abadi, adalah untuk membina akhlak anak
Tuna grahita. Pengajaran agama di Sekolah Luar Biasa Nur Abadi
menggunakan metode klasikal dan Individual.
Metode pengajaran klasikal adalah menjelaskan materi pembelajaran
dengan cara penyampaian pelajaran di depan kelas atau dengan cara
berceramah. metode yang digunakan sama dengan metode pengajaran yang
diterapkan disekolah pada umumnya, akan tetapi di dalam penyampaiannya
yang berbeda-beda. Kalau di sekolah umum lain. Guru menjelaska materi
pelajaran hanya satu atau dua kali penyampaian, akan tetapi di sekolah luar

32

biasa Nur Abadi mempunyai perberbeda dengannya. Disekolah luar biasa ini
seorang guru menjelaskan pelajaran tidak cukup untuk satu atau dua kali
menjelaskan tetapi berulang-ulang kali menjelaskan, dan dipertegas dengan alat
Bantu ketika menjelaskannya, agar apa yang di sampaikan komunikator (guru
bisa dipahami dan dimengerti oleh komunikan atau anak didik).
Kurikulum yang digunakan disekolah luar biasa menggunakan kurikulum
yang sama dengan sekolah setingkat pada umumnya yaitu kurikulum 1994,
akan tetapi ada perbedaan di saat penyampaian pelajaran yaitu gaya bahasa
penyampaiannya. Di dalam penyampaian pesan, seorang komunikator (Guru)
SLB menggunakan tata bahasa yang sederhana bahasa yang bisa di mengerti
oleh anak tuna grahita, agar apa yang dijelaskan bisa dipahami dan di mengerti.
Dan disamping itu juga seorang guru harus pandai mengguasai kondisi sikis
dan pisikis anak tuna grahita dan harus pandai menguasai kelas agar di dalam
proses kegiatan pembelajaran, bisa terkendali sesuai dengan tujuan
Dan yang kedau yaitu dengan cara Individual, metode pengajaran dengan
cara Individual. Adalah Mengajarkan anak didik dengan cara perorangan,yaitu
untuk mengetahui tingkat kemampuan, dan kelemahan anak didik, tingkat
Intelegensi anak Tuna grahita. Karena itu sangat mempengaruhi untuk
menaikan atau tidaknya seorang anak didik tersebut kedalam tingkat yang lebih
tinggi, seorang guru (komunikator) mengetahuainya dengan cara memberikan
ulangan atau Tes harian atau semesteran dengan cara individual, karena
kemampuan anak tuna grahita yang satu dengan yang lain mempunyai
perbedaan dalam tingkat Intelegensi. Oleh karena itu pada saat ulangan seorang
guru memberikan Soal yang berbeda-beda dengan yang lain .

34

Pesan

Verbal

disampaikan

yang Sifat-sifat terpuji yang pertama:
Hidnp Bersih
Sebagai seorang muslim laki-laki dan muslim
perempuan di

hamskan untuk me1tjaga

kebersihan, karena menurut agama islam
kebersihan mempakan bagian dari Iman. Jika
kita

menjaga

kebersihan

temtama

kita

menjaga kebersihan diri kita masing-masing
(tubuh kita), contohnya menggosok Gigi,
rajin mandi maka itu berarti kita punya Iman.
Orang yang punya iman maka ia akan
disayang Allah. "Gum bertanya Kepada
Siswa" Siapa yang mau di sayang Allah ?
kalau kamu mau di sayang Allah berarti
hams menjaga kebersihan. Contohnya tidak
boleh duduk dan tiduran di atas lantai kelas ..
kan kata Allah barang siapa yang menjaga
kebersihan maka ia akan di sayang-Nya.

Dan yang kedua sifat terpnji yaitu Jujnr.
Jujur adalah kebenaran atau suatu kebenaran.
Kebenaran itu suatu kebaikan. Jika kita jujur
kepada orang Tua, guru, dan Teman-teman.
Maka orang yang berada di dekat kita akan
sayang kepada kita. Dan yang paling sayang
kepada kita adalah Allah. "kemudian Gum
Agama bercerita Nabi Muhammad SAW"

Yang ketiga, kasih Sayang
Kasih sayang adalah Suka kepada orang lain,
temtama, kita hams sayang kepada Kedua

36

cara penyampaian isi materi dengan cara berceramah (klasikal), dan di samping
itu juga di dalam proses penyampaiaan pesan, seorang gum harus mempertegas
penjelasannya, dengan menggerakan tangannya, agar apa yang di sampaikan
guru bisa di pahami oleh anak didik.

2

Sebelum guru memulai pelajaran semua murid di suruh untuk membaca
do'a terlebih dahulu, dan setelah selesai membaca do'a, guru mengabsen siswa
satu persatu. Dan setelah itu gurupun langsung menerangkan pelajaran didepan
kelas dan semua siswa harus memperhatikan, dan dalam kegiatan belajar
mengajar berlangsung anak ada salah seorang anak yang buang air besar di
celana, akhirnya pelajaran berhenti sejenak dan guru pun langsung membawa ke
kamar mandi. Dan setelah selesai merapihkan, guru pun langsung melajutkan
pelajaran. Dan pelajaranpun berakhir setelah terdengar suara bel berbunyi
pergantian jam pelajaran selanjutnya, sebelum guru meninggal kan kelas, guru.
mengucapkan salam kepada anak-anaknya

Tabel 2
Hasil Observasi Didalam Kcgiatan Belajar Mengajar
Di SLB Nor Abadi

Hari/ Tauggal : 4 April 2008
Waktu
Pcmbukaan

Materi : Akblak Sifat-sifat Terpuji

: 07-00_ 09-30

a. assalamu' alaikum ..
b. selamat pagi anak-anak

2

Umi Martina, Guru Agama SLB. Wa1vancara Pribadi Nj。ォセ@

28 Maret 2008

39

Di dalam kegiatan belajar menegajar, seorang guru harus mempunyai
taktik untuk menyampaikan pelajaran kepada Anak tuna grahita contonya,
harus bisa mengemas pesan yang dapat dipahami anak didik oleh karena itu di
dalam menjelaskan materi guru harus mempertegas dengan komunikasi Non
Verbal yaitu dengan menggerakkan tangannya dan tingkah laku guru harus bisa
membuat nyaman kondisi Komunikan (Murid) agar ia tetap semangat
mendengarkan pelajaran.3
Didalam kegiatan belajar mengajar di tabel ke 3 adalh mengulang
pelajaran minggu kemrin, gurupun menerangkan kembali pelajaran tersebut,
dan disaat guru sedang menerangkan pelajaran adalah dari salah seorang anak
yang bercekcok omong, dan guru pun langsung memarahinya dan mereka pun
langsung saling menyalah-nyalahi, setelah itu guru langsung menerangkan
kembali. Dan bunyi belpun sudah terdengar gurupun langsung bersiap-siap
menyuruh anak-anak untuk merapihkan buku pelajaran agama. Dan taklupa
seorang guru menyuruh menbaca do' a.

Tabel3
Hasil Observasi Didalam Kegiatan Belajar Mengejar
Di SLB Nnr Abadi

Pembukaan

a. Assalamu'alaikum
b. Ayo duduk yang mpih
karena kita mau berdo'a.

3

Umi Marlina, Guru agama SLB. Wawancara Pribadi. Jakarta, 4 April 2008

40

Hari/tanggal

:Jnm'at, 11 April Materi: Akhlak Sifat-sifat Terpnji
2008

Waktu

: 07-00_09-30

Pesan Verbal didalam menjelaskan
pelajaran

l.Hidup Bersih
Hidup bersih adalah orang yang selalu
menjaga

kebersihan,

kebersihahan

menjaga

diperuntukkan

untuk

menjaga tubuh kita agar tetap bersih dan
terhindar

dari

penyakit,

menjaga

kebersihan contohnya: terutama yang
ada didalam diri kita adalah menjaga
kebersihan tubuh. Dengan cara rajin
mandi yang teratur, menggosok gigi,
dan tidak boleh main kotor-kotoran
contohnya tidak bol