MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 - Test Repository

  

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI

PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

DWI ISNAINI

11108087

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2015

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertandatangan di bawahini: Nama : Dwi Isnaini NIM : 11108087 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam JudulSkripsi : MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012 Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 14 Maret 2015 Penulis

  Dwi Isnaini NIM: 11108087

  

SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA

ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI

PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012

DISUSUN OLEH

DWI ISNAINI

NIM : 11108087

  Telah dipertahan di depan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 11 September 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Siti Rukhayati, M. Pd.

  ……………….. Sekretaris Penguji : Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si.

  ……………….. Penguji I : Drs. Bahroni, M. Pd.

  ……………...... Penguji II : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

  ……………….

  Salatiga, 29 Agustus 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M. Pd.

  NIP. 19670121 199903 1 002

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Lamp : 3 Ekslempar Hal : PengajuanSkripsi Kepada Yth.Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

  Assalamu’alaikum. Wr. Wb

  Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersamaini kami kirimkan naskah Skripsi mahasiswi: Nama : Dwi Isnaini NIM : 11108087 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI Judul : MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA

  ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA DISEKOLAH LUAR BIASA NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA TAHUN 2013 Telah kami setujui untuk dimunaqasyah.

  Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

  Salatiga,..Maret 2015 Pembimbing

  Dra.Hj. Lilik Sriyanti, M.Si NIP: 199608141991032003

  

MOTTO

“Sukses tidaknya seseorang tergantung atas keseriusan pribadi masing-

masing

  

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, aku persembahkan skripsi ini untuk:

Orang tuaku tercinta bapak Budi Wiyono & Ibu Muahniati, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doanya yang tak pernah putus

bagi putrinya. Kakakku mbak Olif, Mas Pendi terimakasih atas motivasinya.

  

Pendamping hidupku, mas Akbar dan anakku azra alwa dzakiya kau lah

semangat hidupku.

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, tempat memohon pertolongan

  dan ampunan, tempat berlindung dari segala kejahatan diri dan keburukan amal perbuatan. Barang siapa diberi petunjuk oleh-Nya, maka tidak akan ada yang mampu menyesatkan dan barang siapa disesatkan-Nya, maka tidak ada yang mampu member petunjuk.

  Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah diutus untuk membawa risalah dan membebaskan umat Islam dari belenggu kebodohan.

  Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah berjasa dan senantiasa memberikan dukungan, bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terimakasih, terutama kepada:

  1. Bapak ibu tercinta yang senantiasa merelakan seluruh jiwa raga nya kepada ku.

  2. Bapak Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

  3. Bapak Suwardi, M. Pd, selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  4. Bapak Dr. Adang Kuswaya, M. Ag. Selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan pengarahanya.

  5. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  6. Dosen Pembimbing Ibu Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. atas bimbingan, arahan, dan motivasi yang diberikan.

  7. Bapak Rejokirono, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SLB Negeri Pembina Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

  8. Ibu Neti Herawati, S.Ag, M.S.I selaku guru Pendidikan Agama Islam Negeri Yogyakarta, terimasih atas bimbinganya sehingga penelitian ini dapat penulis selesaikan.

  9. Mbk olif,mz pendi, rara arin, mbk roh, mbk hida, ibuk tarmi, bapak eko,simbah, muslim, mz sigit, mz iyan, mz gogon dan semua keluarga, terimakasih atas dukunganya.

  10. Pendamping hidupku mz Muhammad jihad akbar dan anakku azra yang telah memberikan dukungan awal hingga akhir terselesaikanya skripsi ini.

  11. Semua teman-teman PAI C yang telah mendahului aku, tapi tetap menberikan semangat kepadaku, puput, halimah, heri, ranita afah mia, afika , arista, yuni yang telah memberikan motivasi kepada penulis.

  12. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga semua amal dan kebaikan semua pihak dapat diterima dan dicatat disisi Allah sebagai amal yang sholeh dan mendapatkan balasan sebaik-baiknya. Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga semua amal dan kebaikansemua pihak dapat diterima dan dicatat disisi Allah sebagai amal yang sholeh dan mendapatkan balasan sebaik-baiknya.

  Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan pada semua pihak untuk memberikan saran dan kritik dalam penulisan skripsi ini. Dan penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga, Februari 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Isnaini, Dwi. 2015. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak

  Tunagrahita Di Sekolah Negeri Pembina Yogyakarta Tahun 2012 . Skripsi

  Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Institud Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :Dra. Hj. LilikSriyanti, M.Si.

  

Kata Kunci : Model Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Anak

Tunagrahita

  Pendidikan Agama Islam adalah sarana untuk menumbuh kembangkan kepribadian anak, baik secara fisiologis maupun psikologis, hal tersebut tidak terkecuali bagi anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunagrahita, faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung dalam memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunagrahita, serta bagaimana tingkat keberhasilan model pembelajaran Pendidikanan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif analisis Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, dan penelaahan dokumen. Sedangkan data penelitian dianalisis menggunakanan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Model Pembelajaran PAI di SLB Negeri Pembina Yogyakarta menerapkan model pembelajaran PAI Adaftif, dengan menggunakan metode praktik, ceramah, pembiasaan, dan demontrasi. Sedangkan Materi Pembelajaran Agama Islam disederhanakan oleh pembimbing PAI sesuai prinsip-prinsip pembelajaran tanpa mengabaikan standar kompetensi, yaitu shalat, wudhu, hafalan surat pendek dan membaca iqro’. Adapun faktor penghambat dan pendukung Model pembelajaran PAI adalah kelas yang majemuk, inteligensi anak, PAI yang tidak diawasi oleh kemenag, bahkan tenaga pengajar masih kurang. Adapun faktor pendukung diantaranya, semangat guru yang tinggi, fasilitas sekolah yang dimaksimalkan, serta kemauan keluarga untuk selalu mendampingi anaknya dalam mengikuti pembelajaran.

  Keberhasilan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Yogyakarta disimpulkan bahwa tingkat keberhasilan mengenai Pendidikan Agama Islam pada anak tunagrahita mengalami perkembangan yang baik, artinya ada perbedaan perilaku yang awalnya masih perlu arahan dalam melakukan shalat, wudhu sekarang mampu melakukan sendiri, dan perilaku anak tidak mengganggu orang lain lagi. Saran penulis dari sehubungan dengan hasil penelitian diharapkan SLB Negeri Pembina Yogyakarta dapat mengatur jadwal pembelajaran khusus untuk studi pembelajaran agama Islam diperbanyak, Guru Pendidikan Agama Islam supaya memberikan pembelajaran yang lebih kreatif lagi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami agama Islam. Adapun untuk orangtua harus lebih sabar dan telaten dalam mendampingi dan membimbing.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................

  1 B. Fokus Penelitian ........................................................................

  6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................

  6 D. Kegunaan Penelitian ..................................................................

  7 E. Penegasan Istilah .......................................................................

  8 F. Metode Penelitian ...................................................................... 11 G.

  Sistematika Penulisan ................................................................ 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................

  20 A. Pendidikan Agama Islam ........................................................... 20 B.

  Pembelajaran Adaptif ............................................................... 28 C. Anak Tunagrahita ...................................................................... 34

  D.

  Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam......................... 45 BAB III PAPARAN DATA PENELITIAN ..................................................

  54 A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.................................................................................

  54 B. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta ............................................

  66 C. Materi Pembelajaran Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.................................................................................

  69 D. Faktor Penghambat dan pendukung Model Pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.................................................................................

  71 E. Tingkat Keberhasilan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta ...............................

  72 BAB IV PEMBAHASAN ..............................................................................

  73 A. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta ............................................

  73 B. Materi Pembelajaran Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.................................................................................

  75 C. Faktor Penghambat dan pendukung Model Pembelajaran

  Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.................................................................................

  79 D. Keberhasilan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta .........................................

  81

  BAB V PENUTUP .......................................................................................

  84 A. Kesimpulan ............................................................................... 84 B.

  Saran .......................................................................................... 87 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

  Riwayat Hidup Lampiran 2. Daftar Nilai SKK Lampiran 3. Permohonan Ijin Lampiran 4. Foto Kegiatan belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SLB

  Negeri Yogyakarta Lampiran 5.

  VERBALTIM Lampiran 6. Pedoman Wawancara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk hidup

  yang memiliki kemampuan untuk berfikir, berkreasi dan juga beragama serta beradaptasi dengan lingkunganya. Untuk itu manusia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengembangkan beberapa potensi yang dimilikinya agar berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara.

  Salah satu bentuk bantuan yang bisa diperoleh adalah melalui proses pendidikan, karena dengan pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab IV pasal 5ayat 1 yang berbunyi: Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Maka setiap anak berhak memperoleh pendidikan. Melalui pendidikan itulah diharapkan setiap anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya.

  Fitrah disini adalah faktor kemampuan dasar perkembangan manusia yang terbawa sejak lahir yang berpusat pada potensi dasar untuk berkembang.

  Manusia diberi kelebihan berupa akal yang tidak dimiliki oleh mahluk lain. Dengan akal itu manusia dapat mengembangkan potensinya, dapat berfikir, dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

  Potensi-potensi dasar atau fitrah manusia tersebut harus diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan secara optimal dan terpadu dalam kehidupan nyata melalui melalui proses pendidikan sepanjang hayat. Sehingga kelak dapat dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

  Pendidikan adalah sarana untuk menumbuh kembangkan kepribadian anak, baik secara fisiologis maupun psikologis. Pendidikan artinya memberi pembelajaran kepada anak didik, yang mencakup fungsi kognitif (pengetahuan), afektif (perasan), dan psikomotorik (perubahan tingkah laku).

  Hal tersebut tidak terkecuali bagi anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental atau Tunagrahita. Dimana anak Tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasanya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti progam pendidikan di sekolah biasa secara klasikal. Anak Tunagrahita mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Karena kekurangan itulah sehingga anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental memerlukan perhatian khusus.

  Anak Tunagrahita memiliki kecerdasan dibawah rata-rata sedemikian rupa dibandingkan dengan anak normal pada umumnya, adanya keterbatasan dalam perkembangan tingkah laku pada masa pekembangan, terlambat atau terbelakang dalam perkembangan mental dan sosial, mengalami kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar sehinga menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi.

  Anak Tunagrahita mengalami masalah persepsi yang menyebabkan kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda, keterlambatan yang dialami Tunagrahita menyebabkan mereka tidak dapat berperilaku sesuai dengan usianya.

  Sebagaimana yang tercantum dalam Undang- undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada Bab IV pasal 5 ayat 2 yang berbunyi: Warga yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan / atau sosial berhak berhak memperoleh pendidikan khusus. Ketetapan dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tersebut bagi anak penyandang kelainan sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa anak berkelainan perlu memperoleh kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan anak normal lainya dalam pendidikan dan pengajaran.

  Selain itu dalam

  • QS. Al Hujurat ayat 13 : ِ َّاللَّ َدْنِع ْمُكَمَرْكَأ َّنِإ اىُفَراَعَتِل َلِئاَبَقَو اًبىُعُش ْمُكاَنْلَعَجَو ىَثْنُأَو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ اَي

  ٌريِبَخ ٌميِلَع َ َّاللَّ َّنِإ ْمُكاَقْتَأ artinya :

  “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

  • dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

    Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal

    .

  Dalam ayat di atas disebutkan bahwa Allah menciptakan manusia dan menjadikannya dalam berbagai suku bangsa agar manusia tersebut saling mengenal. Potongan ayat tersebut bermakna bahwa manusia dianjurkan untuk dapat saling mengenal dan bergaul dengan manusia lain dengan tidak mem beda-bedakan satu dengan lainnya. Dalam potongan ayat tersebut tidak dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia dan menjadikan manusia tersebut dalam berbagai suku dan bangsa untuk saling mengenal, kecuali yang buta, tuli, atau jenis kecacatan lainnya. Tak ada istilah diskriminasi dalam potongan ayat tersebut. Potongan ayat selanjutnya adalah bahwa sesungguhnya manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia yang paling bertaqwa. Tidak pula dikatakan dalam potongan ayat tersebut bahwa manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah manusia yang baik rupanya atau hal-hal yang bersifat inderawi lainnya. Artinya bahwa setiap orang baik yang berkebutuhan khusus maupun tidak berkebutuhan khusus harus senantiasa meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

  Sama halnya sebagai warga negara, seseorang yang mengalami kelainan cacat fisik maupun mental (abnormal), tidak didiskriminasikan untuk memperoleh pendidikan. Kelainan ini menjadi penting untuk diperhatikan dalam pemberian layanan pendidikan dan pengajarannya, oleh karena itu sangat dibutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB) yang disesuaikan dengan kondisi objektivitasnya.

  Disamping hak-hak yang dimiliki oleh seseorang yang memiliki kecenderungan abnormal dalam memperoleh layanan pendidikan dan pengajaran, juga sebagai anggota masyarakat yang hidup dan berinteraksi dengan lingkungan, keluarga dan sosial kemasyarakatan. Untuk itu sangat diperlukan adanya adaptasi sosial sebagai konsekuensi logis dari masing- masing individu sebagai makhluk sosial.

  Anak luar biasa pada dasarnya mempunyai kebutuhan yang sama dengan anak-anak normal pada umumnya. Anak luar biasa hanya sedikit berbeda dari anak normal. Pendidikan luar biasa, bertujuan membantu peserta didik yang menyandang kelainan fisik atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan ketrampilan sebagai pribadi, maupun sebagai anggota masyarakat dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau dapat mengikuti pendidikan lanjutan.

  Tujuan pendidikan anak berkelainan adalah bagaimana anak berkelainan tersebut menentukan tempat mereka dimasyarakat berdasarkan kemampuan dan ketrampilan yang ada pada mereka (Sapariadi,1982:18).

  Pendidikan luar biasa merupakan salah satu lembaga pendidikan, maka mata pelajaran Pendidikan Agama Islam juga diajarkan pada peserta didik yang beragama Islam. Dengan tujuan menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dan untuk kepentingan dunia kini dan di akhirat nanti.

  Pendidikan luar biasa adalah pendidikan dengan cara yang khusus yang disesuaikan dengan jenis dan taraf kelainannya, dengan demikian “dalam mengajar pendidikan Agama Islam, pendidikan dan guru Pendidikan Agama Islam menggunakan metode khusus, dan kurikulum yang khusus pula

  ”(Fuad, 2001:128) terutama dalam proses pembelajaran terhadap anak berkebutuhan khusus, para pengajar kemungkinan besar akan menghadapi banyak masalah. Hal ini menarik untuk di teliti lebih lanjut, agar berbagai permasalahan yang timbul dapat diatasi, sehingga pendidikan Agama Islam bagi anak Tunagrahita dapat terlaksana secara maksimal dan tepat guna. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang,

  “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta Tahun 2012 ”.

B. Fokus Penelitian

  Dari uraian latar belakang masalah diatas, dapatlah penulis rumuskan beberapa masalah yaitu

1. Bagaimana model pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak

  Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta? 2. Materi-materi apa yang diberikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam pada anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta? 3. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung dalam memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita di Sekolah

  Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta? 4. Bagaimana tingkat keberhasilan model pembelajaran Pendidikan Agama

  Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1.

  Model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  2. Materi-materi yang diberikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  3. Faktor-faktor penghambat dalam memberikan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  4. Tingkat keberhasilan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Yogyakarta.

D. Kegunaan Penelitian

  Ada beberapa hal yang membuat penelitian ini menjadi cukup signifikan untuk dilakukan yaitu:

1. Bagi Penulis

  Guna memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana strata satu (S1) pada program Studi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Negeri Islam Salatiga dan menambah pengetahuan diri sendiri tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita disekolah luar biasa negeri Pembina Yogyakarta 2. Bagi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

  Memperkaya khasanah pustaka ilmu tentang pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita.

3. Bagi Orang tua

  Mengetahui cara memberikan pendidikan Agama pada anaknya yang berkebutuhan khusus.

E. Penegasan Istilah

  Perbedaan persepsi pasti akan selalu ada, maka untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterprestasikan makna kata-kata maka yang terdapat dalam judul diatas kiranya perlu penulis berikan batasan dan arah yang jelas, sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh para pembaca sesuai dengan pengertian dan pemahaman penulis baik dari sudut pandang maupun makna tulisan.

1. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

  Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar utuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Ahmadi, 2011:8).

  Pendidikan agama Islam adalah suatu Usaha untuk membina dan pengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup (Daradjat, 1987:87).

  Dalam buku model pembelajaran pendidikan luar biasa yang dikeluarkan oleh direktorat pembinaan sekolah luar biasa mengatakan bahwa Model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang ditunjukan untuk menciptakan situasi belajar berdasakan teori-teori dan cara mengorganisasi pembelajaran yang digunakan (Diretorat pembinaan SLB, 2008:7).

  Dari definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran pendidikan agama Islam adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis sebagai pedoman dalam melakukan upaya membelajarkan peserta didik agar dapat belajar, terdorong untuk belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari Agama Islam.

2. Anak Tunagrahita

  Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk anak yang memiliki perkembangan inteligensi yang terlambat. Setiap klasifikasi selalu diukur dengan tingkat IQ mereka, yang terbagi menjadi tiga kelas yakni Tunagrahita ringan, Tunagrahita sedang dan Tunagrahita berat.

  Tunagrahita atau keterbelakangan mental merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasanya mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal (Somantri, 2006:105) . Anak Tunagrahita atau dikenal juga dengan istilah keterbelakangan mental karena keterbatasan kecerdasanya mengakibatkan dirinya sukar untuk mengikuti program pendidikan disekolah biasa, oleh karena itu anak keterbelakangan mental membutuhkan layanan pendidikan secara khusus yakni disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut (Somantri, 2006:103).

  Jadi dapat disimpulkan bahwasanya Anak Tunagrahita adalah anak-anak dengan keterbatasan mental atau intelektual, keterbatasan tersebut menyebabkan mereka kesulitan memahami informasi dari luar sehingga mereka sering gagal dalam bidang akademik pada pembelajaran konvensional. Termasuk dalam pembelajaran agama Islam mereka juga sering mengalami kegagalan yang mendasar, baik untuk mengerti ataupun untuk menghafalkan sehingga mendemonstrasikan apa yang telah diajarkan.

3. Sekolah luar biasa

  Sekolah Luar Biasa (SLB) Yaitu sekolah yang di rancang khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus dari satu jenis kelainan http://Zalfabio.wordpress.com/2010/01/14.

  Di Indonesia kita mengenal bermacam-macam SLB,antara lain: a. SLB bagian A (Khusus untuk anak Tunanetra) b. SLB bagian B (Khusus untuk anak Tunarungu) c. SLB bagian C (Khusus untuk anak Tunagrahita)

  Penulis meneliti anak Tunagrahita jadi penulis mengabil lokasi penelitian pada SLB bagian C. di SLB Negeri Pembina yang penulis teliti terdapat banyak jenjang pendidikan, maka penulis memilih meneliti pada jengjang pendidikan SMP nya.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Sekolah luar biasa merupakan sekolah yang menangani anak yang mengalami penyimpangan dalam segi fisik, sosial, dan emosional sehingga tidak mampu memanfaatkan program sekolah biasa.

F. Metode Penelitian 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan Analisis kualitatif yang pada umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen studi documenter yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi, memperkuat, dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2005:108). Lebih spesifiknya penelitian ini mengadopsi pendekatan Grounded Teory, menurut (Daimon dan Holloway, 2008:180-181) yaitu sebuah pendekatan yang refleksif terbuka dimana pengumpulan data, pengembangan konsep teoritis serta ulasan literature berlangsung dalam proses berkelanjutan. Dalam laporan ini data memungkinkan berasal dari naskah wawancara, cacatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainya.

2. Kehadiran Peneliti

  Penelitian dan pengumpulan data-data di SLBN Pembina Yogyakarta dimulai dari pada pembuatan Proposal sampai dengan selesainya penelitian yang disertai dengan kegiatan akhir berupa penyusunan skripsi.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian ini dilakukan di Sekolah luar Biasa Negeri

  Pembina Yogyakarta yang berada di Jl. Imogiri Timur 224 Giwangan Umbulharjo, Yogyakarta. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta adalah karena disekolah tersebut merupakan sekolah yang menjadi tolak ukur dari sekolah-sekolah luar biasa di Yogyakarta.

  4. Sumber Data Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari objek yang diteliti. Menurut Lofland dalam Moleong, (2007:157) sumber data utama dalam kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data atau tambahan seperti dokumen dan sumber data tertulis, foto dan statistik. Sumber data dibedakan menjadi 2 (dua) a.

  Data Primer Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interprestasi data. Data atau informasi tersebut diperoleh secara langsung dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan.

  Adapun dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Guru Agama Islam, dan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah wali murid SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  b.

  Data Sekunder Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber selain data data primer. Diantaranya buku-buku reference, internet, majalah atau journal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

5. Prosedur pengumpulan data

  Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode sebagai berikut : a.

  Metode Wawancara Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lesan dari seorang sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap dengan orang tersebut (Notoatmodjo, 2002: 102).

  Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang model pembelajaran pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita di lokasi penelitian, jadi dari data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau percakapan. Objek yang diwawancari dalam penelitian ini adalah Guru Agama Islam, Wali murid dan siswa-siswi SMP SLB Negeri Pembina Yogyakarta. b.

  Metode Observasi Metode observasi adalah tekhnik pengumpulan data dengan pengamatan langsung kepada objek penelitian (Surakhmad, 1994:

  164). Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan SLB Negeri Pembina Yogyakarta baik keadaan bagi penyandang Tunagrahita serta proses pembelajaran Agama Islam.

  Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun langsung diperoleh dari data (Moleong, 2007:174).

  Dalam bukunya “Metodologi Research”, Sutrisno Hadi, (1989:136) mengatakan bahwa observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

  Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data mengenai kondisi sekolah, letak geografisnya, sarana dan prasarana di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  c.

  Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini dapat diperoleh catatan atau arsip yang berhubungan dengan penelitian (Rumidi, 2004:131). Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai informasi sekolah yang meliputi data Sejarah SLB

  Negeri Pembina Yogyakarta, Struktur Organisasi, keadaan para guru, keadaan siswa, dan kegiatan pembelajaran pendidikan Agama Islam serta macam-macam layanan yang dimiliki SLB Negeri Pembina Yogyakarta dan data-data dan informasi lain yang menunjang.

  6. Metode Analisis Data Menurut Bogden & Biklen dalam Moleong, (1989:248) Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, menggorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskanya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

  Maka dalam hal ini penulis menggunakan analisi data kualitatif, dimana data dialasis dengan metode deskriptif analisis nonstatistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu penulis berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian secara umum.

  7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam hal pengecekan keabsahan data penelitian terhadap beberapa kriteria keabsahan data yang nantinya akan dirumuskan secara tepat, teknik pemeriksaanya yaitu dalam penelitian ini harus terdapat adanya kredibilitas yang dibuktikan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi, pengecekan sejawat kecukupan referensi, adanya kriteria kepastiandengan teknik uraian rinci dan audit kepastian.

  Untuk mengetaui apakah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian memiliki tingkat kebenaran atau tidak, maka dilakukan pengecekan data yang disebut dengan validitas data. Untuk menjamin validitas data akan dilakukan trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330).

  Validitas data akan membuktikan apakah data yang diperoleh sesuai dengan apa yang ada dilapangan atau tidak. Dengan demikian data yang diperoleh daari suatu sumber akan dikontrol oleh data yang sama dari sumber yang berbeda.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan ini mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak

  Tunagrahita.

  b.

  Pengembangan Desain Setelah mengetahui banyak hal tentang model pembelajaran

  PAI pada anak Tunagrahita, kemudian penulis melakukan Observasi ke objek penelitian untuk melihat secara langsung model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Tak lupa peneliti juga wawancara langsung terhadap guru Pendidikan Agama Islam. c.

  Penelitian Sebenarnya Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku mengenai Model pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan data yang diperoleh di lapangan.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan dan mencerna masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Perlu dibuat urutan-urutan pembahasan yang sistematis. Oleh karena itu, peneliti mengetengahkan sistematika penelitian ini sebagai berikut: 1.

BAB I Pendahuluan Meliputi: Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan.

2. Bab II Kajian Pustaka Meliputi : a.

  Pendidikan Agama Islam yang meliputi: 1) Pengertian Pendidikan Agama Islam. 2)

  Tujuan Pendidikan Agama Islam 3) Peran dan fungsi Pendidikan Agama Islam. 4) Metode Pendidikan Agama Islam.

  b.

  Anak Tunagrahita 1) Pengertian Tunagrahita (Gangguan mental). 2)

  Klasifikasi Tunagrahita 3) Karakteristik Tunagrahita. 4) Faktor penyebab KeTunagrahitaan.

  5) Masalah Anak Tunagrahita.

  e.

  Tingkat Keberhasilan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  h.

  Faktor Penghambat Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  g.

  Faktor Pendukung Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  f.

  Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Pembina Yogyakarta.

  c.

  d.

  Gambaran umum Objek Penelitian c. Gambaran Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Yogyakarta.

  b.

  Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  3. Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian: Paparan Data: a.

  Model pembelajaran Pendidikan Agama 3) Faktor-faktor dalam memilih model pembelajaran. 4) Model pembelajaran Pendidikan Agama.

  Pengertian model pembelajaran 2)

  Model Pembelajaran 1)

  4. Bab IV Pembahasan yang berisi tentang: a.

  Kompetensi beragama yang ingin dicapai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Yogyakarta.

  b.

  Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

  c.

  Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

5. Bab V Penutup, meliputi:

  Bab ini merupakan bab penutup atau bab akhir dari penyusunan skripsi yang penulis susun. Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran ataupun rekomendasi dalam meningkatkan pelaksanaan pembelajaran baik sesuai dengan model metode yang telah diterapkan di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Yogyakarta.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:232) kata

  pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapatkan awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi pendidikan, yang artinya “ Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia, melalui upanya pengajaran dan pelatihan, atau proses perbuatan, cara mendidik”.

  Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam dalam (Kurikulum PAI, 3: 2002) seperti yang dikutip oleh Abdul Majid, (2004:9) mengatakan pengertian pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

  Menurut (Daradjat, 1987:87) pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan pengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh, lalu menghayati tujuan, yang pada akhirya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

  Sedangkan (Yusuf, 1986:35) mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT.

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk menyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran atau pelatian yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pembelajaran Penidikan Agama Islam

  Menurut (Daradjat, 2011:29) tujuan ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan telah selesai. Dalam (Kurikulum PAI : 2002) seperti yang telah dikutip oleh Abdul Majid dan Dian Adayani, pendidikan disekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaan, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjudkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  Ada beberapa tujuan pendidikan agama Islam yang dipaparkan oleh (Daradjat, 2011:30-33) a.

  Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik pengajaran, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain menuju menjadi Insan Kamil.

  b.

  Tujuan akhir adalah menjadi Insan Kamil yang mati dan akan menghadap Tuhanya.

  c.

  Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal.

  d.

  Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.

  Sedangkan Pendidikan Agama Islam di SMPLB bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Direktorat Pembinaan SLB 2003: 8).

  Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya tujuan pendidikan agama Islam adalah menghasilkan manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakat serta senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan dengan manusia sesamanya, dan untuk kepentingan dunia kini dan di akhirat nanti.

3. Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan agama dalam sekolah sangat penting untuk pembinaan dan penyempurnaan pertumbuhan kepribadian anak didik, sebagai penyempurna pendidikan agama yang telah diberikan oleh orangtuanya. Dengan pendidikan agama akan membentuk karakter akhlakul karimah bagi siswa sehingga mereka mampu memfilter mana pergaulan yang baik dan mana yang tidak baik. Khususnya terhadap para siswa, pendidikan agama sangat penting sebagai benteng sejak dini dari hal-hal yang tidak baik. Pendidikan agama yang diberikan sejak kecil, akan memberikan kekuatan yang akan menjadi benteng moral dan polisi yang mengawasi tingkah laku dan jalan hidupnya dan menjadi obat anti penyakit/ganguan jiwa (Daradjat, 2009:131).

  Pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, dengan kesopanan yang tinggi, rasa fadilah (keutamaan), mempersiapkan mereka untuk kehidupan yang seluruhnya ikhlas dan jujur. Pada akhirnya tujuan pendidikan Islam itu tidak terlepas dari tujuan nasional yang menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, seimbang kehidupan duniawi dan ukhrawi.

Dokumen yang terkait

TINDAK TUTUR MENOLAK PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA PKK SUKARAME BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 11 73

TINDAK TUTUR MENOLAK PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA PKK SUKARAME BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 22 67

TINDAK TUTUR MENOLAK PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS 6 SEKOLAH DASAR LUAR BIASA PKK SUKARAME BANDAR LAMPUNG SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH LUAR BIASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

7 95 69

MAKALAH PENDIDIKAN ANAK LUAR BIASA

7 80 11

KORELASI ANTARA PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN SIKAP TAWADU' SISWA PADA SEKOLAH DASAR NEGERI I PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 2 71

PROBLEMATIKA PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK AUTIS DI LEMBAGA PENDIDIKAN TALENTA KIDS SALATIGA TAHUN 2010 - Test Repository

0 0 86

KEMATANGAN KEPRIBADIAN MAHASISWA (SURVEI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANGKATAN 2006 YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2010) - Test Repository

0 0 133

METODE PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM PADA ANAK TUNAGRAHITA (STUDI PADA SLB NEGERI SALATIGA) TAHUN 2011 - Test Repository

0 0 101

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

MODEL PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS PADA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SE-KECAMATAN KEDU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 166