Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu dengan minat belajar siswa pada Bidang Studi IPS di SMPN 3 Tangerang Selatan
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SOLAHUDIN
NIM: 104015000598
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/ 1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS
DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”. Telah diujikan pada sidang munaqosyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Strata (S1)
pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jakarta, 09 Januari 2009
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal dan tanda tangan
Drs. H. Nurochim, MM
NIP. 195907151984031003
09-12-2009 …………………….
Penguji I
Drs. H. Nurochim, MM
NIP. 195907151984031003
Penguji II
Drs. Syarifullah, M.Si.
09-12-2009……………………..
09-12-2009……………………...
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Dede Rosyada,M.A.
NIP. 19571005 198703 1 003
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada jenjang Strata Satu (S1)
Oleh:
Solahudin
NIM. 104015000598
Di bawah bimbingan
Drs. H. Nurochim MM.
NIP. 195907151984031003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TABIYAH & KEGURUAN
UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1431 H
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
: Solahudin
: Bogor, 11 Januari 1983
: 104015000598
: Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
: “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3
TANGERANG SELATAN”
: Drs. H. Nurochim, MM.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salas satu syarat menempuh Ujian Munaqosah
Jakarta, 31 Desember 2009
Solahdin
NIM 104015000598
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sykur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah dan iradah-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya
serta seluruh umatnya yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan yang akan disajikan di akhir masa
perkuliahan sebagai salah satu prosedur untuk memenuhi program Strata 1 (S.Pd)
pada jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam Proses pembuatannya penulis menyadari bahwa skripsi dapat
terselesaikan bukan semata-mata karean penulis sendiri, melainkan karena adanya
dukungan dan bantuan materil maupun moral serta doa yang datang dari berbagai
pihak. Untuk itu sebagai rasa hormat yang sedalam-dalamnya, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi yang
banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang amat
berharga dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Supervisi Pendidikan (Jurusan
penulis terdahulu) dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Jurusan Penulis yang baru) yang telah mendidik dan memberikan bekal
berupa Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Statistik,
Evaluasi Pendidikan dan Seminar Proposal yang telah mengajar dan
mendidik penulis dengan begitu baiknya sehingga penulis mengetahui dan
memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan dengan skripsi yang
penulis susun. Dari mulai prosedur penelitian dan teknik penulisan skripsi.
vi
5. Terlebih khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang yang paling penulis cintai dan sanjungi di dunia, ialah
Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semua hal yang dimiliki
untuk penulis dari mulai memberikan nasehat-nasehat dan contoh yang
baik serta memenuhi semua kebutuhan materil sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Kakak dan kedua adik tersayang yang telah memberikan doa dan selalu
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan kuliah sehingga penulis
termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang telah mengisi hati, Seorang manusia
yang telah menghiasi Nurani, dan seorang Hawa yang telah Membelenggu
Hati Nurani. Dia adalah seorang wanita yang penulis cintai dan sayangi,
“Vie-vie” Nur Alfi Laili, yang telah menemani selama proses penyusunan
skripsi dan membantu penulis dalam semua hal yang berkaitan dengan
skripsi, terutama motivasi dan nasehat sehingga meyakinkan hati penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Serta kepada
siswa kelas VIII SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga
penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik.
9. Kawan-kawan IPS angkatan 2004: Adi Abdul Hadi, Bambang Sidik
Priyanto (yang baru saja melangsungkan pernikahannya), Haris, Hardi,
Dede Darmawan, Dwi, Faisal, Imanul Haq, Mahfud, Sarah Maria, Reni
Anggraeni, Tarminah “uci”, Siam Suani, Khasanah, Mariam Niswan, Yuli
Metri, dan Zahratun Na’imah (yang sudah menjadi seorang ibu), yang
lebih dahulu telah menyelesaikan kuliahnya sehingga membuat penulis
termotivasi untuk segera menyusul mereka. Lukman Hakim, Ade Husni
Mubarok, Soeharto, Saeful Makmur “Iphey”, Gilang Seno Aji, Ahmad
Fadhil, Ari, Umayah dan Euis Azizah yang masih menyelesaikan kuliah
vii
dan penggarapan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk mendahului
mereka.
10. Temen-temen Kosan Pak Usman: Suratno “Ano”, Ahmad Syafei”Feul”,
Ristiandi”Andi”, Ii Khoerul Sidik”Ii”, Agus Hermawan,
Yang selalu
menyinggung dan memberikan sindiran tentang skripsi, sehingga membuat
semangat penulis muncul untuk segera menyeselesaikan penyusunan
skripsi ini.
11. Dan kepada sahabat-sahabat tidak tercantum namanya tapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis akan kontribusi yang paling kecil maupun
besar sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon dan berdoa, semoga
jasa baik yang telah diberikan dan disumbangkan kepada penulis menjadi amal
soleh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan
ang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima
kritikdan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan
skripsi ini, serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat benar-benar
menjadi tangga awal bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.
Jakarta 04 Desember 2009
Penulis
Solahudin
NIM. 104015000598
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
DAFTAR ISI.................. .............................................................................ix
DAFTAR TABEL.... ..... .............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN... ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Masalah Penelitian ...........................................................................5
1. Identifikasi Masalah ....................................................................5
2. Pembatasan Masalah ...................................................................5
3. Perumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
1. Tujuan Penelitian........................................................................6
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu...........................................7
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu ....................................10
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................12
2. Hakikat IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15
b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .................................17
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ...........................................18
3. Pembelajaran IPS Terpadu
a. Pengertian IPS Terpadu.........................................................20
b. Konsep Pembelajaran IPS Terpadu.......................................21
4. Hakikat Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar.......................................................22
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ...............29
c. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ........................................31
C. Kerangka Berpikir.......................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian ........................................................36
B. Metode dan variabel Penelitian….................................................36
C. Populasi dan Sample…. ................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data….. ......................................................39
E. Anallisis dan interpretasi data ........................................................42
F. Hipotesis Statistik...........................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 3 TANGSEL........................................46
B. Deskripsi Data... ............................................................................50
C. Analisis Data ..... ............................................................................67
D. Interpetasi Data . ............................................................................69
BAB V PENUTUP
B. Kesimpulan.... ... ............................................................................71
A. Saran.... ............ ............................................................................72
DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................73
LAMPIRAN..……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia……………………………….17
Tabel 2: Populasi Dan Sampel……………………………………………………38
Tabel 3: Kisi-kisi Angket Pembelajaran Terpadu………………………………...39
Tabel 4: Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa…………………………………...40
Tabel 5: Skala Prosentase…………………………………………………………42
Tabel 6: Interpretasi Kasar atau Sederhana……………………………………….43
Tabel 7: Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan……………………………..46
Tabel 8: Jenjang Pendidikan dan Status Guru…………………………………….47
Tabel 9: Data Jumlah Guru……………………………………………………….48
Tabel 10: Sarana dan Prasarana…………………………………………………...48
Tabel 11: Kesesuaian Tema Dengan Suatu Peristiwa……………………………..51
Tabel 12: Kesesuaian Tema Dengan Tingkat Kemampuan Siswa………………...51
Tabel 13: Keterkaitan Tema Dengan Suatu Tema Lain……………………………52
Tabel 14: Pemahaman Siswa Terhadap Tema……………………………………..52
Tabel 15: Tema Mudahkan Siswa Untuk Belajar Tema Selanjutnya……………...53
Tabel 16: Kesulitan Dalam Memahami Tema……………………………………..53
Tabel 17: Kesesuaian Tema Dengan Sumbel Belajar……………………………...54
Tabel 18: Dominasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar………………………..54
Tabel 19: Siswa Mencari Materi Sendiri…………………………………………...55
Tabel 20: Siswa Mengkaji Materi Sendiri………………………………………….55
Tabel 21: Guru Membimbing Siswa Dalam Pencarian dan Pengkajian Tema…….56
Tabel 22: Siswa Mempresentasikan Materi………………………………………..56
xi
Tabel 23: Guru Memberikan Waktu Siswa Untuk Bertanya…………………….57
Tabel 24: Guru Dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama………………57
Tabel 25: Guru Memberikan Tugas Di akhir Jam Pelajaran……………………..58
Tabel 26: Siswa Mempunyai Keinginan Kuat Untuk Belajar……………………58
Tabel 27: Kehadiran Siswa Dalam Belajar………………………………………59
Tabel 28: Siswa Hadir Tepat Waktu Dalam Mengikuti Pelajaran……………….59
Tabel 29: Antusias Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran…………………………..60
Tabel 30: Siswa Merasa Bosan Dalam Mengikuti Pelajaran…………………….60
Tabel 31: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru………………………………..61
Tabel 32: Siswa Mencatat Materi Yang Dipelajari………………………………61
Tabel 33: Siswa Membaca Materi Yang Dicatat Di Papan Tulis………………..62
Tabel 34: Siswa Bertanya Saat Pembelajaran……………………………………62
Tabel 35: Siswa Menjawab Pertanyaan…………………………………………..63
Tabel 36: Siswa Menunda Tugas…………………………………………………63
Tabel 37: Siswa Mengunjungi Perpustakaan……………………………………..64
Tabel 38: Siswa Berkonsultasi Dengan Orang Yang Lebih Dewasa……………..64
Tabel 39: Siswa Berdiskusi……………………………………………………….65
Tabel 40: Siswa Memiliki Minat Dalam Meningkatkan Pengetahuan……………65
Tabel 41: Koefisien Korelasi Variable X dan Variabel Y………………………...66
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran secara substansial dapat dimaknai sebagai suatu proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai
interaksi edukatif dan pengalaman belajar. Namun demikian pada tataran
implementasinya, proses pembelajaran masih banyak yang mengabaikan aktivitas
dan kreativitas siswa tersebut. Fenomena seperti ini, antara lain disebabkan oleh
penerapan dan sistem pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada
penguasaan kemampuan intelektual (cognitive) saja, serta proses pembelajaran
terpusat pada aktivitas guru (teacher centered learning) dikelas sehingga
keberadaan siswa di kelas hanya menjadi objek, menunggu uraian dan penjelasan
guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya.
Gaya dan model pembelajaran seperti tersebut di atas tentu saja akan
menciptakan suasana kelas statis, menoton, membosankan, bahkan yang
lebih memperihatikan akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa di
kelas. Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan
Banking concept learning, dimana siswa menjadi penampung pengetahuan
dan informasi guru, sementara aktivitas dan kreativitas siswa tidak tersentuh
dalam proses pembelajaran di kelas. 1
1 Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,
Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114.
1
2
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Selain itu model pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai
kerangka
konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematik
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Arends (1997), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan
dua alasan penting yaitu: pertama, istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua,
model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah
yang di bicarakan tentang mengajar dikelas atau praktek mengawasi anakanak. Dan model pembelajaran juga mempunyai empat ciri khusus yang
membedakan dengan metode, strategi dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
(1) rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau
pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil;dan (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. 2
Sejalan dengan adanya reformasi pendidikan, serta diberlakukannya
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka model dan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas
siswa ini mulai dan “harus” ditinggalkan, karena selain akan menciptakan suasana
kelas yang menoton juga akan mengurangi kualitas lulusan(outcome) dan tidak
memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan sistem dan model pembelajaran yang mengedepankan
aktivitas dan kreativitas siswa di kelas(students active learning) yang dapat
merangsang keterlibatan aktif siswa dan mengurangi hegemoni guru di kelas.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI), sampai tingkat sekolah
,menengah atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. 3
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 128.
3
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. dengan demikian
peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif.
Salah satu arti penting dari pembelajaran terpadu dalam kegiatan belajar
mengajar ialah memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga
ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap(jujur, teliti, tekun, terbuka
terhadap gagasan ilmian), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan
memilih infomasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan
ranah kognitif (pengetahuan). Selain itu, pembelajaran terpadu memberikan
hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 4
Dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan baik
dalam pemahaman berpikir, dan keingintahuan terhadap suatu pembelajaran, di
pandang perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
karena minat siswa yang tinggi akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam
mengikuti porses pembelajaran. dan minat itu sendiri adalah salah satu faktor
endogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih suskses dalam studi.
menurut William James dalam Mustaji bahwa “minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi minat merupakan
faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif dalam belajar”. 5
Tumbuhnya minat belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
ialah guru, bahan pelajaran, dan situasi belajar. Ketiga faktor tersebut berinteraksi
dalam suatu moment yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran, ke tiga faktor
tersebut saling melengkapi satu sama lain, guru sebagai pendidik atau pengajar
harus bisa mengetahui minat-minat siswa yang diajarnya, dan juga dalam
prakteknya seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yang harus di
4
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 13.
Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”,
dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
4
kuasai, seperti, kompetensi profesional, sosial dan kepribadian.
Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat memudahkan dalam guru dalam
mengenal minat siswa dan bagaimana menumbuhkan minat itu sendiri. Selain hal
itu, biasanya seorang anak berminat kepada suatu pelajaran, dengan didahului
menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut. Suka atau tidaknya siswa
terhadap seorang guru tergantung pada kompetensi yang di punyai guru itu
sendiri, seperti: bagaimana dia menyampaikan materi dan memberikan
bimbingan, kepribadian di luar kelas atau di luar sekolah dan lain-lain.
Ketertarikan (minat) siswa kepada suatu pelajaran di tentukan oleh bagaimana
pelajaran itu di sajikan, penyajian yang menyenangkan dan menarik akan
menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan begitu, minat siswa akan
tumbuh dengan sendirinya seiring dengan kemauan siswa untuk belajar. hal lain
yang mempengaruhi minat ialah situasi belajar yang di alami siswa. Situasi di saat
siswa belajar juga menentukan minat siswa itu ada, situasi itu memungkinkan
konsentrasi siswa dalam belajar dan tidak terganggu oleh hal lain di luar belajar.
Oleh karena situasi belajar yang nyaman, tenang dan tentram akan akan sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Atas dasar itu semua maka penulis ingin mengetahui pengaplikasian, Model
Pembelajaran IPS terpadu Yang kemudian penulis akan membahas permasalahan
itu semua dalam skripsi dengan judul: “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran
IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS (Studi Kasus
di SMPN 3 Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Banyak diantara Guru yang masih belum mengetahui dengan benar
tentang model pembelajaran terpadu
b. Banyak para Guru yang masih menganggap model pembelajaran
terpadu merupakan hal yang baru.
c. Kurangnya pengetahuan guru tentang sistem tindakan yang ditekankan
5
pada aktivitas guru, seperti : mendiagnosis, mengatur, mengelompokan
dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman
belajar.
d. Proses dan pelaksanaan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah
selama ini masih banyak yang kurang efektif, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan masih terkesan formalitas.
f. Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka untuk
lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah ke
dalam hal berikut ini:
a. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Proses Belajar Mengajar.
b. Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan ini
yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3
TANGERANG SELATAN.
b. Bagaimana Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 TANGERANG
SELATAN.
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Model Pembelajaran IPS Terpadu dalam
Proses Belajar Mengajar di SMP N 3 Tangerang Selatan
b. Untuk Mengetahui Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP
N 3 Tangerang Selatan
c. Untuk Mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Model Pembelajaran
Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3
Tangerang Selatan
2. Manfaat Penelitian
Merupakan harapan penulis apabila penelitian ini bisa bermanfaat baik
secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, sehingga menjadi sebuah
sumbangsih
gagasan
dan
tawaran
solusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang selama ini masih dianggap oleh sebagian
besar guru sebagai sesuatu yang baru. Selain itu juga penelitian ini
diharapkan bisa meningkatkan daya berfikir dan daya nalar mengenai
masalah pembelajaran ke depan.
b. Manfaat praktis dari penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk para
guru, dalam memilih/menyusun model pembelaran yang lebih bagus dan
baik, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu, Terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dari pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
”Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan”. 1
Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam
situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya
menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan
kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci tentang pengertian
pembelajaran itu sendiri telah banyak di jelaskan oleh para ahli. Antara lain
sebagai berikut;
1
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2007), Cet. III, h. 255
7
8
Dimyati dan Mudjiono ” pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan
untuk
membelajarkan
siswa”. 2
Dan
Iskandar
mengartikan
”pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.3
Pendapat lain yang diungkapkan oleh arief. S. Sadiman. Menyatakan bahwa
”pembelajaran adalah usaha-usaha yang terrencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”.4
Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran adalah
suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada
tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah pada
terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan pembelajaran
adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang,
yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah diprogramkan. 5
Gagne dan Briggs mengartikan ”instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal ”. 6
Sudjana mendefinisikan pembelajaran adalah ”penyiapan suatu kondisi agar
terjadinya belajar”. Sedangkan Mariana menyatakan pembelajaran adalah ”upaya
logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan belajar anak. pembelajaran
sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta
atau sasaran belajar”. 7
Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip oleh Abdul Majid menerangkan
bahwa, Proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu :
1) Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik;
2
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press,
2007). Cet. II, h. 49.
3
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
4
Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November 2009
5 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
cet. IV, h. 14
6 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November2009
7 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari
http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
9
2) Variabel konteks (contex variables ) berupa peserta didik;
3) Variabel proses (process variables)
4) Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 8
Dari beberapa pengertian yang telah di jelaskan oleh para ahli diatas dapat
dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan usahausaha terrencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar sehingga dapat
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna
karena adalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang mereka pahami.
Menurut
Joni.T.R
pembelajaran
terpadu
merupakan
”suatu
sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik”. 9
Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema
tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu
dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau
direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam
pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. 10
Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk. Pengajaran terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai ”kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar
8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007),
Cet. Ke-3, h. 111-112
9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h.
128
10
mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi
pelajaran disajikan tiap pertemuan”. 11
Collinsdan Dixon menyatakan bahwa ”Integrated learning occurs when an
authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak
berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses
dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama”. 12
Dari penjelasan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran terpadu akan
terjadi jika ada kejadian yang wajar dan eksplorasi suatu topik merupakan inti
dalam pengembangan kurkulum. Dengan berperan secara aktif di dalam
eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar
beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik
diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar
tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam
tema.
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang
mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat
mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran terpadu tidak boleh
bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya
pembelajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang
termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7
12
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ .
09 November 2009
11
tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Prinsip Penggalian Tema
a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
b) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak.
d) Tema harus dikembangkan untuk mewadahi sebagian besar minat
anak.
e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Prabowo bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah
guru berlaku sebagai berikut:
a) Guru hendaknya tidak hanya menjadi single aktor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b) Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
3. Prinsip Evaluasi
Dalam hal ini untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran
terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara
lain:
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri(self evaluation/ self assessment) di samping bentuk evaluasi
lainnya.
b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum
tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai
secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
12
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan
aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan
bermakna. 13
Melihat dari beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu di atas bisa di
tarik kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan suatu tema yang tidak terlalu luas akan tetapi dapat
memadukan beberapa mata pelajaran, selain itu tema yang dibahas dalam
pembelajaran terpadu adalah tema yang memerhatikan tingkat minat siswa dan
disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan siswa.
Dalam segi proses pembelajaran terpadu ialah suatu pembelajaran dimana
siswalah yang menjadi aktor utama dalam mencari dan mengkaji materi karena
dalam pembelajaran terpadu siswa mencari dan mengkaji materi sendiri. Dan
dalam pembelajaran terpadu siswa dapat mengevaluasi hasil dari apa yang telah di
pelajarinya bersama-sama dengan guru yang mengajar.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat
siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang
dijelaskan di atas memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langusng prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
13
belajar secara langsung, mereka memahami dari hasil belajarnya
sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru
memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan
fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional
guna
tercapainya
hasil
belajar
yang
optimal
dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian
pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitasaktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. 14
Sesuai dengan pendapat Depdikbud tentang karakteristik pembelajaran
terpadu, dalam keterangan lain di jelaskan sebagai suatu proses pembelajaran
terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan
pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa
dapat aktif mencari. Menggali, dan menemukan konsep serta prinsipprinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam
aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki
oleh siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep
yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa
untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan
masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14
14
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa
secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan
memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara
langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara
langsung. dan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,
bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak
sebagai fasilitator yang membimbing kearah tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi
untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery
inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan
melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran
dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih
arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada. 15
Dari beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yang telah di jelaskan di
atas, dalam prosesnya pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa untuk
belajar, dan dalam hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik, bahwa kreativitas dapat dikembangkan
dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat.
15
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/
09 November 2009
15
Dan proses belajar dalam pembelajaran terpadu ialah pembelajaran langsung
karena dengan begitu siswa akan lebih memahami apa yang sedang di pelajarinya
dan hal ini menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang
tidak hanya menekankan hasil semata, tapi proses juga di perhatikan.
Selain itu karakteristik pembelajaran terpadu mempunyai kemiripan dengan
komponen-komponen
kunci
dalam
model
pembelajaran
konstruktivisme,
komponen tersebut sebagai berikut:
a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil belajarnya, bukan
karena disampaikan atau diajarkan.
b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya.
c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial
d. Penugasan-penugasan
dalam
belajar
dapat
meningkatkan
kebermaknaan proses pembelajaran. 16
Dari
komponen
pembelajaran
konstruktivisme
di
atas
bisa
dilihat
kesamaannya dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran
terpadu salah satu karakteristiknya ialah aktif, hal ini sesuai dengan komponen
pembelajaran konstruktivisme nomor 1 (satu), selanjutnya di nomor 3 (tiga) sesuai
dengan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran langsung.
2. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Ilmu pengetahuan sosial dalam sistem pendidikan di indonesia baru
di kenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. sebelumnya, pembelajaran
ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang
berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya
kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan. Ada dua
kelompok mata pelajaran, aialah keolmpok dasar yang teridiri atas sejarah
Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan civics dan
kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia. 17
16 Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,
Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115
17 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
16
Ilmu pengetahuan sosial adalah ”salah satu mata pelajaran yang di ajarkan
disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah
atas, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan
untuk membekali siswa dengan pengetahuan dana kemampuan praktis, agar
mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta
masalah sosial yang ada di sekitar mereka”. 18
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan
Budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu sosial.
Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meliputi bahan kajian:
Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ips bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial
yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang menjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa kehidupan masyarakat. 19
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara
manusia menggunakan usaha memenuhi keutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
Suwarma menjelaskan bahwa pendidikan IPS adalah program pendidikan
yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 20
Berdasarkan uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimaksud
dalam studi ini adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
18
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22
19
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121
20
Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang
Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
17
bahannya didasarkan pada suatu kajian Sejarah, Geografi, Ekonomi/Akutansi,
Sosiologi, Antropologi, PPKN dan Tata Negara.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut:
1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum Politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu.
3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
penemnuahn kebutuhan,kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
5) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8)ketiga dimensi
tersebut disajikan di tabel berikut ini: 21
Tabel 1
Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia
Dimensi dalam
kehidupan
manusia
Area dan
substansi pelajaran
21
Ruang
Alam sebagai
tempat dan
penyedia potensi
sumber daya
Waktu
Nilai /
Norma
Alam dan
kehidupan yang
selalu
berproses, masa
lalu, saat ini,
dan yang akan
datang
Kaidah atau
aturan yang
menjadi
perekat dan
menjamin
keharmonisa
n kehidupan
manusia dan
alam
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 126
18
Contoh kompetensi
dasar yang
dikembangkan
Adaptasi spasial
dan eksploratif
Berpikir
kronologis,
prospektif,
antisipatif
Altenatif penyajian
dalam mata
pelajaran
Geografi
Sejarah
Konsisten
dengan
aturan yang
disepakati
dan kaidah
alamian
masingmasing
disiplin ilmu
Ekonomi,
Sosiologi/Ant
ropologi
Sumber : Trianto. ”Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial
budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, sering dijumpai bahwa para ahli
merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan murid
atau peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Dari rumusan
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
19
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
membangun masyarakat.22
Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran ilmu
pengetahuan sosial kepada siswa adalah untuk dapat memahami bahwa
masyarakat itu merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalaahannya
bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbaga
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
SOLAHUDIN
NIM: 104015000598
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009 M/ 1431 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS
DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN”. Telah diujikan pada sidang munaqosyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Januari 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Strata (S1)
pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Jakarta, 09 Januari 2009
Panitia Ujian Munaqosyah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal dan tanda tangan
Drs. H. Nurochim, MM
NIP. 195907151984031003
09-12-2009 …………………….
Penguji I
Drs. H. Nurochim, MM
NIP. 195907151984031003
Penguji II
Drs. Syarifullah, M.Si.
09-12-2009……………………..
09-12-2009……………………...
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. H. Dede Rosyada,M.A.
NIP. 19571005 198703 1 003
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS
TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3 TANGERANG SELATAN
Skripsi ini diajukan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Guna memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Pada jenjang Strata Satu (S1)
Oleh:
Solahudin
NIM. 104015000598
Di bawah bimbingan
Drs. H. Nurochim MM.
NIP. 195907151984031003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TABIYAH & KEGURUAN
UIN SYARIF HIDYATULLAH JAKARTA
2009 M / 1431 H
SURAT PENYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Judul Skripsi
Dosen Pembimbing
: Solahudin
: Bogor, 11 Januari 1983
: 104015000598
: Pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
: “HUBUNGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
IPS TERPADU DENGAN MINAT BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI IPS DI SMP N 3
TANGERANG SELATAN”
: Drs. H. Nurochim, MM.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salas satu syarat menempuh Ujian Munaqosah
Jakarta, 31 Desember 2009
Solahdin
NIM 104015000598
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sykur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah dan iradah-Nya. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya
serta seluruh umatnya yang selalu mengikutinya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan yang akan disajikan di akhir masa
perkuliahan sebagai salah satu prosedur untuk memenuhi program Strata 1 (S.Pd)
pada jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam Proses pembuatannya penulis menyadari bahwa skripsi dapat
terselesaikan bukan semata-mata karean penulis sendiri, melainkan karena adanya
dukungan dan bantuan materil maupun moral serta doa yang datang dari berbagai
pihak. Untuk itu sebagai rasa hormat yang sedalam-dalamnya, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Merangkap sebagai dosen pembimbing skripsi yang
banyak memberikan bimbingan dan arahan serta saran-saran yang amat
berharga dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Supervisi Pendidikan (Jurusan
penulis terdahulu) dan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(Jurusan Penulis yang baru) yang telah mendidik dan memberikan bekal
berupa Ilmu Pengetahuan kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian, Statistik,
Evaluasi Pendidikan dan Seminar Proposal yang telah mengajar dan
mendidik penulis dengan begitu baiknya sehingga penulis mengetahui dan
memahami dengan jelas semua hal yang berkaitan dengan skripsi yang
penulis susun. Dari mulai prosedur penelitian dan teknik penulisan skripsi.
vi
5. Terlebih khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang yang paling penulis cintai dan sanjungi di dunia, ialah
Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan semua hal yang dimiliki
untuk penulis dari mulai memberikan nasehat-nasehat dan contoh yang
baik serta memenuhi semua kebutuhan materil sehingga penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Kakak dan kedua adik tersayang yang telah memberikan doa dan selalu
mengingatkan penulis untuk segera menyelesaikan kuliah sehingga penulis
termotivasi untuk menyelesaikan penulisan skripsi.
7. Seorang makhluk ciptaan Tuhan yang telah mengisi hati, Seorang manusia
yang telah menghiasi Nurani, dan seorang Hawa yang telah Membelenggu
Hati Nurani. Dia adalah seorang wanita yang penulis cintai dan sayangi,
“Vie-vie” Nur Alfi Laili, yang telah menemani selama proses penyusunan
skripsi dan membantu penulis dalam semua hal yang berkaitan dengan
skripsi, terutama motivasi dan nasehat sehingga meyakinkan hati penulis
untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Kepala Sekolah dan Guru-guru SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian. Serta kepada
siswa kelas VIII SMP N 3 Tangerang Selatan yang telah bersedia untuk
menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan sehingga
penyelesaian skripsi ini berjalan dengan baik.
9. Kawan-kawan IPS angkatan 2004: Adi Abdul Hadi, Bambang Sidik
Priyanto (yang baru saja melangsungkan pernikahannya), Haris, Hardi,
Dede Darmawan, Dwi, Faisal, Imanul Haq, Mahfud, Sarah Maria, Reni
Anggraeni, Tarminah “uci”, Siam Suani, Khasanah, Mariam Niswan, Yuli
Metri, dan Zahratun Na’imah (yang sudah menjadi seorang ibu), yang
lebih dahulu telah menyelesaikan kuliahnya sehingga membuat penulis
termotivasi untuk segera menyusul mereka. Lukman Hakim, Ade Husni
Mubarok, Soeharto, Saeful Makmur “Iphey”, Gilang Seno Aji, Ahmad
Fadhil, Ari, Umayah dan Euis Azizah yang masih menyelesaikan kuliah
vii
dan penggarapan skripsi sehingga penulis termotivasi untuk mendahului
mereka.
10. Temen-temen Kosan Pak Usman: Suratno “Ano”, Ahmad Syafei”Feul”,
Ristiandi”Andi”, Ii Khoerul Sidik”Ii”, Agus Hermawan,
Yang selalu
menyinggung dan memberikan sindiran tentang skripsi, sehingga membuat
semangat penulis muncul untuk segera menyeselesaikan penyusunan
skripsi ini.
11. Dan kepada sahabat-sahabat tidak tercantum namanya tapi tidak
mengurangi rasa hormat penulis akan kontribusi yang paling kecil maupun
besar sehingga membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon dan berdoa, semoga
jasa baik yang telah diberikan dan disumbangkan kepada penulis menjadi amal
soleh dan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan
ang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis menerima
kritikdan saran yang sifatnya membangun, sangat diharapkan demi kesempurnaan
skripsi ini, serta besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat benar-benar
menjadi tangga awal bagi kelahiran keilmuan yang lebih baik.
Jakarta 04 Desember 2009
Penulis
Solahudin
NIM. 104015000598
viii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................vi
DAFTAR ISI.................. .............................................................................ix
DAFTAR TABEL.... ..... .............................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN... ......................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Masalah Penelitian ...........................................................................5
1. Identifikasi Masalah ....................................................................5
2. Pembatasan Masalah ...................................................................5
3. Perumusan Masalah ................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 6
1. Tujuan Penelitian........................................................................6
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu...........................................7
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu ....................................10
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu .....................................12
2. Hakikat IPS
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)............................15
b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial .................................17
c. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial ...........................................18
3. Pembelajaran IPS Terpadu
a. Pengertian IPS Terpadu.........................................................20
b. Konsep Pembelajaran IPS Terpadu.......................................21
4. Hakikat Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar.......................................................22
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar ...............29
c. Peranan dan Fungsi Minat Belajar ........................................31
C. Kerangka Berpikir.......................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu penelitian ........................................................36
B. Metode dan variabel Penelitian….................................................36
C. Populasi dan Sample…. ................................................................37
D. Teknik Pengumpulan Data….. ......................................................39
E. Anallisis dan interpretasi data ........................................................42
F. Hipotesis Statistik...........................................................................45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP N 3 TANGSEL........................................46
B. Deskripsi Data... ............................................................................50
C. Analisis Data ..... ............................................................................67
D. Interpetasi Data . ............................................................................69
BAB V PENUTUP
B. Kesimpulan.... ... ............................................................................71
A. Saran.... ............ ............................................................................72
DAFTAR PUSTAKA .... ............................................................................73
LAMPIRAN..……………………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia……………………………….17
Tabel 2: Populasi Dan Sampel……………………………………………………38
Tabel 3: Kisi-kisi Angket Pembelajaran Terpadu………………………………...39
Tabel 4: Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa…………………………………...40
Tabel 5: Skala Prosentase…………………………………………………………42
Tabel 6: Interpretasi Kasar atau Sederhana……………………………………….43
Tabel 7: Jumlah Siswa SMP N 3 Tangerang Selatan……………………………..46
Tabel 8: Jenjang Pendidikan dan Status Guru…………………………………….47
Tabel 9: Data Jumlah Guru……………………………………………………….48
Tabel 10: Sarana dan Prasarana…………………………………………………...48
Tabel 11: Kesesuaian Tema Dengan Suatu Peristiwa……………………………..51
Tabel 12: Kesesuaian Tema Dengan Tingkat Kemampuan Siswa………………...51
Tabel 13: Keterkaitan Tema Dengan Suatu Tema Lain……………………………52
Tabel 14: Pemahaman Siswa Terhadap Tema……………………………………..52
Tabel 15: Tema Mudahkan Siswa Untuk Belajar Tema Selanjutnya……………...53
Tabel 16: Kesulitan Dalam Memahami Tema……………………………………..53
Tabel 17: Kesesuaian Tema Dengan Sumbel Belajar……………………………...54
Tabel 18: Dominasi Guru Dalam Proses Belajar Mengajar………………………..54
Tabel 19: Siswa Mencari Materi Sendiri…………………………………………...55
Tabel 20: Siswa Mengkaji Materi Sendiri………………………………………….55
Tabel 21: Guru Membimbing Siswa Dalam Pencarian dan Pengkajian Tema…….56
Tabel 22: Siswa Mempresentasikan Materi………………………………………..56
xi
Tabel 23: Guru Memberikan Waktu Siswa Untuk Bertanya…………………….57
Tabel 24: Guru Dan Siswa Menyimpulkan Materi Bersama-sama………………57
Tabel 25: Guru Memberikan Tugas Di akhir Jam Pelajaran……………………..58
Tabel 26: Siswa Mempunyai Keinginan Kuat Untuk Belajar……………………58
Tabel 27: Kehadiran Siswa Dalam Belajar………………………………………59
Tabel 28: Siswa Hadir Tepat Waktu Dalam Mengikuti Pelajaran……………….59
Tabel 29: Antusias Siswa Dalam Mengikuti Pelajaran…………………………..60
Tabel 30: Siswa Merasa Bosan Dalam Mengikuti Pelajaran…………………….60
Tabel 31: Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru………………………………..61
Tabel 32: Siswa Mencatat Materi Yang Dipelajari………………………………61
Tabel 33: Siswa Membaca Materi Yang Dicatat Di Papan Tulis………………..62
Tabel 34: Siswa Bertanya Saat Pembelajaran……………………………………62
Tabel 35: Siswa Menjawab Pertanyaan…………………………………………..63
Tabel 36: Siswa Menunda Tugas…………………………………………………63
Tabel 37: Siswa Mengunjungi Perpustakaan……………………………………..64
Tabel 38: Siswa Berkonsultasi Dengan Orang Yang Lebih Dewasa……………..64
Tabel 39: Siswa Berdiskusi……………………………………………………….65
Tabel 40: Siswa Memiliki Minat Dalam Meningkatkan Pengetahuan……………65
Tabel 41: Koefisien Korelasi Variable X dan Variabel Y………………………...66
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran secara substansial dapat dimaknai sebagai suatu proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas dan kreativitas siswa melalui berbagai
interaksi edukatif dan pengalaman belajar. Namun demikian pada tataran
implementasinya, proses pembelajaran masih banyak yang mengabaikan aktivitas
dan kreativitas siswa tersebut. Fenomena seperti ini, antara lain disebabkan oleh
penerapan dan sistem pembelajaran yang lebih banyak menekankan pada
penguasaan kemampuan intelektual (cognitive) saja, serta proses pembelajaran
terpusat pada aktivitas guru (teacher centered learning) dikelas sehingga
keberadaan siswa di kelas hanya menjadi objek, menunggu uraian dan penjelasan
guru, kemudian mencatat dan menghafalkannya.
Gaya dan model pembelajaran seperti tersebut di atas tentu saja akan
menciptakan suasana kelas statis, menoton, membosankan, bahkan yang
lebih memperihatikan akan mematikan aktivitas dan kreativitas siswa di
kelas. Model pembelajaran ini dalam paradigma Paulo Friere dikenal dengan
Banking concept learning, dimana siswa menjadi penampung pengetahuan
dan informasi guru, sementara aktivitas dan kreativitas siswa tidak tersentuh
dalam proses pembelajaran di kelas. 1
1 Wahdi Sayuti, ”Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,
Jakarta, Vol. VI No. 01/ Juni/ 2005, h. 114.
1
2
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Selain itu model pembelajaran juga bisa dikatakan sebagai
kerangka
konseptual
yang
menggambarkan
prosedur
sistematik
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Arends (1997), memilih istilah model pembelajaran berdasarkan
dua alasan penting yaitu: pertama, istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur. Kedua,
model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah
yang di bicarakan tentang mengajar dikelas atau praktek mengawasi anakanak. Dan model pembelajaran juga mempunyai empat ciri khusus yang
membedakan dengan metode, strategi dan prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
(1) rasional teoritik logis yang di susun oleh para pencipta atau
pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil;dan (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. 2
Sejalan dengan adanya reformasi pendidikan, serta diberlakukannya
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka model dan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada guru dan mengabaikan aktivitas dan kreativitas
siswa ini mulai dan “harus” ditinggalkan, karena selain akan menciptakan suasana
kelas yang menoton juga akan mengurangi kualitas lulusan(outcome) dan tidak
memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan sistem dan model pembelajaran yang mengedepankan
aktivitas dan kreativitas siswa di kelas(students active learning) yang dapat
merangsang keterlibatan aktif siswa dan mengurangi hegemoni guru di kelas.
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang
pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar (SD/MI), sampai tingkat sekolah
,menengah atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta
didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik. 3
2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), Cet. I, h. 5.
3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 128.
3
Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman
langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan
memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya. dengan demikian
peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai konsep yang
dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif.
Salah satu arti penting dari pembelajaran terpadu dalam kegiatan belajar
mengajar ialah memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan tiga
ranah sasaran pendidikan itu meliputi sikap(jujur, teliti, tekun, terbuka
terhadap gagasan ilmian), keterampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan
memilih infomasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan
ranah kognitif (pengetahuan). Selain itu, pembelajaran terpadu memberikan
hasil yang dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. 4
Dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai hasil yang memuaskan baik
dalam pemahaman berpikir, dan keingintahuan terhadap suatu pembelajaran, di
pandang perlu menumbuhkan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
karena minat siswa yang tinggi akan mempengaruhi keaktifan siswa dalam
mengikuti porses pembelajaran. dan minat itu sendiri adalah salah satu faktor
endogen yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar.
Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih suskses dalam studi.
menurut William James dalam Mustaji bahwa “minat siswa merupakan faktor
utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa, jadi minat merupakan
faktor yang menentukan keterlibatan siswa secara efektif dalam belajar”. 5
Tumbuhnya minat belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
ialah guru, bahan pelajaran, dan situasi belajar. Ketiga faktor tersebut berinteraksi
dalam suatu moment yaitu pembelajaran. Dalam pembelajaran, ke tiga faktor
tersebut saling melengkapi satu sama lain, guru sebagai pendidik atau pengajar
harus bisa mengetahui minat-minat siswa yang diajarnya, dan juga dalam
prakteknya seorang guru harus mempunyai beberapa kompetensi yang harus di
4
5
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu...., h. 13.
Mustaji, “Mengembangkan Minat Belajar Melalui Kegiatan Instruksional Pendahuluan”,
dalam Wahana Jakarta, Vol. V, No. 03/ Desember/ 2005, h. 104.
4
kuasai, seperti, kompetensi profesional, sosial dan kepribadian.
Kompetensi yang dimiliki guru akan sangat memudahkan dalam guru dalam
mengenal minat siswa dan bagaimana menumbuhkan minat itu sendiri. Selain hal
itu, biasanya seorang anak berminat kepada suatu pelajaran, dengan didahului
menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut. Suka atau tidaknya siswa
terhadap seorang guru tergantung pada kompetensi yang di punyai guru itu
sendiri, seperti: bagaimana dia menyampaikan materi dan memberikan
bimbingan, kepribadian di luar kelas atau di luar sekolah dan lain-lain.
Ketertarikan (minat) siswa kepada suatu pelajaran di tentukan oleh bagaimana
pelajaran itu di sajikan, penyajian yang menyenangkan dan menarik akan
menimbulkan motivasi siswa untuk belajar. Dengan begitu, minat siswa akan
tumbuh dengan sendirinya seiring dengan kemauan siswa untuk belajar. hal lain
yang mempengaruhi minat ialah situasi belajar yang di alami siswa. Situasi di saat
siswa belajar juga menentukan minat siswa itu ada, situasi itu memungkinkan
konsentrasi siswa dalam belajar dan tidak terganggu oleh hal lain di luar belajar.
Oleh karena situasi belajar yang nyaman, tenang dan tentram akan akan sangat
berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Atas dasar itu semua maka penulis ingin mengetahui pengaplikasian, Model
Pembelajaran IPS terpadu Yang kemudian penulis akan membahas permasalahan
itu semua dalam skripsi dengan judul: “Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran
IPS Terpadu Dengan Minat Belajar Siswa pada Bidang Studi IPS (Studi Kasus
di SMPN 3 Tangerang Selatan)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah sebagai berikut :
a. Banyak diantara Guru yang masih belum mengetahui dengan benar
tentang model pembelajaran terpadu
b. Banyak para Guru yang masih menganggap model pembelajaran
terpadu merupakan hal yang baru.
c. Kurangnya pengetahuan guru tentang sistem tindakan yang ditekankan
5
pada aktivitas guru, seperti : mendiagnosis, mengatur, mengelompokan
dan mengimplementasikan aktivitas pembelajaran dan pengalaman
belajar.
d. Proses dan pelaksanaan pembelajaran yang dilangsungkan di sekolah
selama ini masih banyak yang kurang efektif, tidak sesuai dengan
kebutuhan dan masih terkesan formalitas.
f. Hubungan pelaksanaan pembelajaran IPS terpadu dengan minat belajar
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka untuk
lebih memfokuskan penelitian ini, maka penulis hanya membatasi masalah ke
dalam hal berikut ini:
a. Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dalam Proses Belajar Mengajar.
b. Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Dengan Peningkatan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS.
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas penulis merumuskan permasalahan ini
yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu di SMP N 3
TANGERANG SELATAN.
b. Bagaimana Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bidang Studi IPS
c. Bagaimana Hubungan Pelaksanaan Pembelajaran IPS Terpadu dengan
Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3 TANGERANG
SELATAN.
6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Model Pembelajaran IPS Terpadu dalam
Proses Belajar Mengajar di SMP N 3 Tangerang Selatan
b. Untuk Mengetahui Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS di SMP
N 3 Tangerang Selatan
c. Untuk Mengetahui Hubungan antara Pelaksanaan Model Pembelajaran
Terpadu dengan Minat Belajar Siswa Pada Bidang Studi IPS Di SMP N 3
Tangerang Selatan
2. Manfaat Penelitian
Merupakan harapan penulis apabila penelitian ini bisa bermanfaat baik
secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:
a. Manfaat teoritis untuk khazanah intelektual, sehingga menjadi sebuah
sumbangsih
gagasan
dan
tawaran
solusi
terhadap
pelaksanaan
pembelajaran terpadu yang selama ini masih dianggap oleh sebagian
besar guru sebagai sesuatu yang baru. Selain itu juga penelitian ini
diharapkan bisa meningkatkan daya berfikir dan daya nalar mengenai
masalah pembelajaran ke depan.
b. Manfaat praktis dari penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk para
guru, dalam memilih/menyusun model pembelaran yang lebih bagus dan
baik, serta sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
1. Pembelajaran Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembelajaran terpadu, Terlebih
dahulu akan dijelaskan tentang pengertian dari pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
”Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal
yang datang dari lingkungan”. 1
Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk
mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam
situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya
menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan
kurikulum dan tujuan yang hendak di capai. Secara rinci tentang pengertian
pembelajaran itu sendiri telah banyak di jelaskan oleh para ahli. Antara lain
sebagai berikut;
1
Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
2007), Cet. III, h. 255
7
8
Dimyati dan Mudjiono ” pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang
ditujukan
untuk
membelajarkan
siswa”. 2
Dan
Iskandar
mengartikan
”pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa”.3
Pendapat lain yang diungkapkan oleh arief. S. Sadiman. Menyatakan bahwa
”pembelajaran adalah usaha-usaha yang terrencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa”.4
Sementara Zurinal dan Sayuti mendefinisikan kegiatan pembelajaran adalah
suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada
tujuan (pembentukan kompetensi). Yang dengan sistematik dan terarah pada
terwujudnya tingkah laku. Sedangkan Aminudin mengatakan pembelajaran
adalah proses yang terjadi yang membuat seseorang atau sejumlah orang,
yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah diprogramkan. 5
Gagne dan Briggs mengartikan ”instruction atau pembelajaran ini adalah suatu
sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi
serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat
internal ”. 6
Sudjana mendefinisikan pembelajaran adalah ”penyiapan suatu kondisi agar
terjadinya belajar”. Sedangkan Mariana menyatakan pembelajaran adalah ”upaya
logis yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan belajar anak. pembelajaran
sangat tergantung kepada pemahaman guru tentang hakikat anak sebagai peserta
atau sasaran belajar”. 7
Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip oleh Abdul Majid menerangkan
bahwa, Proses pembelajaran berada dalam empat variabel interaksi, yaitu :
1) Variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik;
2
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press,
2007). Cet. II, h. 49.
3
Sobri Sutikno, Menggagas Pembelajaran… (Mataram: NTT Press, 2007). Cet. II, h. 49.
4
Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November 2009
5 Aminudin Rasyad. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Uhamka Press, 2003),
cet. IV, h. 14
6 Http://www.smu net.com/main.php?mode=1&act=pb&xkd=2(sumber: www.ut.ac.id),
19 November2009
7 Isjoni. Model Pembelajaran yang Efektif Pendidikan Anak Usia Dini. Yang dikutip dari
http://www.isjoni.net/web//content/view/44/4
9
2) Variabel konteks (contex variables ) berupa peserta didik;
3) Variabel proses (process variables)
4) Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 8
Dari beberapa pengertian yang telah di jelaskan oleh para ahli diatas dapat
dipahami bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
untuk membelajarkan siswa. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan usahausaha terrencana dengan menggunakan sumber-sumber belajar sehingga dapat
terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pembelajaran terpadu adalah sebagai suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik. Dikatakan bermakna
karena adalam pengajaran terpadu, anak akan memahami konsep-konsep yang
mereka pelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang mereka pahami.
Menurut
Joni.T.R
pembelajaran
terpadu
merupakan
”suatu
sistem
pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun
kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan
secara holistik, bermakna, dan otentik”. 9
Senada dengan pendapat diatas menurut Hadisubroto pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema
tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu
dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau
direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam
pengalaman belajar anak, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. 10
Adapun menurut Ujang Sukandi, dkk. Pengajaran terpadu pada dasarnya
dimaksudkan sebagai ”kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa
mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan belajar
8 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2007),
Cet. Ke-3, h. 111-112
9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 128
10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu... (Jakarta: Prestasi Pustaka 2007), Cet. 1, h.
128
10
mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajar beberapa materi
pelajaran disajikan tiap pertemuan”. 11
Collinsdan Dixon menyatakan bahwa ”Integrated learning occurs when an
authentic event or exploration of a topic in the driving force in the curriculum.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak
berpartisipasi aktif dalam mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses
dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama”. 12
Dari penjelasan diatas bisa di katakan bahwa pembelajaran terpadu akan
terjadi jika ada kejadian yang wajar dan eksplorasi suatu topik merupakan inti
dalam pengembangan kurkulum. Dengan berperan secara aktif di dalam
eksplorasi tersebut, siswa akan mempelajari materi ajar dan proses belajar
beberapa bidang studi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam pernyataan tersebut jelas bahwa sebagai pemacu dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu adalah melalui eksplorasi topik. Dalam eksplorasi topik
diangkatlah suatu tema tertentu. Kegiatan pembelajaran berlangsung di seputar
tema kemudian baru membahas masalah konsep-konsep pokok yang terkait dalam
tema.
b. Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Pengajaran terpadu perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang
mungkin dan saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat
mengungkapkan tema secara bermakna. Pengajaran terpadu tidak boleh
bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya
pembelajaran terpadu harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang
termuat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 7
12
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/ .
09 November 2009
11
tema harus mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan, dan pengetahuan awal.
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Prinsip Penggalian Tema
a) Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat
digunakan untuk memadukan banyak mata pelajaran.
b) Tema harus bermakna, maksudnya ialah tema yang dipilih untuk
dikaji harus memberikan bekal bagi siswa untuk belajar
selanjutnya.
c) Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis
anak.
d) Tema harus dikembangkan untuk mewadahi sebagian besar minat
anak.
e) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwaperistiwa otentik yang terjadi di dalam rentang waktu belajar.
f) Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang
berlaku serta harapan masyarakat (asas relevansi).
g) Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan
ketersediaan sumber belajar.
2. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran
Menurut Prabowo bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah
guru berlaku sebagai berikut:
a) Guru hendaknya tidak hanya menjadi single aktor yang
mendominasi pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
b) Pemberian tanggung-jawab individu dan kelompok harus jelas
dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
c) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama
sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
3. Prinsip Evaluasi
Dalam hal ini untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran
terpadu, maka diperlukan beberapa langkah-langkah positif antara
lain:
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri(self evaluation/ self assessment) di samping bentuk evaluasi
lainnya.
b) Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan
pencapaian tujuan yang akan dicapai.
4. Prinsip Reaksi
Dampak pengiring yang penting bagi perilaku secara sadar belum
tersentuh oleh guru dalam KBM. Karena itu guru dituntut agar mampu
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga tercapai
secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
12
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan
aspek yang sempit melainkan ke suatu kesatuan yang utuh dan
bermakna. 13
Melihat dari beberapa prinsip-prinsip pembelajaran terpadu di atas bisa di
tarik kesimpulan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu pembelajaran
yang menggunakan suatu tema yang tidak terlalu luas akan tetapi dapat
memadukan beberapa mata pelajaran, selain itu tema yang dibahas dalam
pembelajaran terpadu adalah tema yang memerhatikan tingkat minat siswa dan
disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar lingkungan siswa.
Dalam segi proses pembelajaran terpadu ialah suatu pembelajaran dimana
siswalah yang menjadi aktor utama dalam mencari dan mengkaji materi karena
dalam pembelajaran terpadu siswa mencari dan mengkaji materi sendiri. Dan
dalam pembelajaran terpadu siswa dapat mengevaluasi hasil dari apa yang telah di
pelajarinya bersama-sama dengan guru yang mengajar.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Menurut Depdikbud pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa karakteristik atau ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
1. Holistik
Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat
siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang
dijelaskan di atas memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan
berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara
langusng prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan
13 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 9-11
13
belajar secara langsung, mereka memahami dari hasil belajarnya
sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru. Informasi dan
pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Guru
memberikan bimbingan ke arah mana yang dilalui dan memberikan
fasilitas seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional
guna
tercapainya
hasil
belajar
yang
optimal
dengan
mempertimbangkan hasrat, minat dan kemampuan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk terus-menerus belajar. Dengan demikian
pembelajaran terpadu bukan semata-mata merancang aktivitasaktivitas dari masing-masing mata pelajaran yang saling terkait. 14
Sesuai dengan pendapat Depdikbud tentang karakteristik pembelajaran
terpadu, dalam keterangan lain di jelaskan sebagai suatu proses pembelajaran
terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran terpusat pada anak
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang
berpusat pada anak, karena pada dasarnya pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan
pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa
dapat aktif mencari. Menggali, dan menemukan konsep serta prinsipprinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan
perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam
aspek yang membentuk semacam jalinan antar skemata yang dimiliki
oleh siswa,sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi
yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep
yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang
dipelajari dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa
untuk dapat menerapkan perolehan belajarnya pada pemecahan
masalah-masalah yang nyata dalam kehidupannya.
14
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu….. h. 13-14
14
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa
secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan
memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara
langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara
langsung. dan sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami,
bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak
sebagai fasilitator yang membimbing kearah tujuan yang ingin
dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi
untuk mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery
inquiry (penemuan terbimbing) yang melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan
sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan
melihat keinginan, minat, dan kemampuan siswa sehingga
memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan
pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran
dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih
arif dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada. 15
Dari beberapa karakteristik pembelajaran terpadu yang telah di jelaskan di
atas, dalam prosesnya pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa untuk
belajar, dan dalam hal ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan aktivitas peserta didik, bahwa kreativitas dapat dikembangkan
dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat.
15
http://rbaryans.wordpress.com/2007/04/19/mengapa-memilih-pembelajaran-terpadu/
09 November 2009
15
Dan proses belajar dalam pembelajaran terpadu ialah pembelajaran langsung
karena dengan begitu siswa akan lebih memahami apa yang sedang di pelajarinya
dan hal ini menunjukan bahwa pembelajaran terpadu ialah pembelajaran yang
tidak hanya menekankan hasil semata, tapi proses juga di perhatikan.
Selain itu karakteristik pembelajaran terpadu mempunyai kemiripan dengan
komponen-komponen
kunci
dalam
model
pembelajaran
konstruktivisme,
komponen tersebut sebagai berikut:
a. Siswa membangun pemahamannya sendiri dari hasil belajarnya, bukan
karena disampaikan atau diajarkan.
b. Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya.
c. Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial
d. Penugasan-penugasan
dalam
belajar
dapat
meningkatkan
kebermaknaan proses pembelajaran. 16
Dari
komponen
pembelajaran
konstruktivisme
di
atas
bisa
dilihat
kesamaannya dengan karakteristik pembelajaran terpadu. Dalam pembelajaran
terpadu salah satu karakteristiknya ialah aktif, hal ini sesuai dengan komponen
pembelajaran konstruktivisme nomor 1 (satu), selanjutnya di nomor 3 (tiga) sesuai
dengan karakteristik pembelajaran terpadu yaitu pembelajaran langsung.
2. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah Ilmu pengetahuan sosial dalam sistem pendidikan di indonesia baru
di kenal sejak lahirnya kurikulum tahun 1975. sebelumnya, pembelajaran
ilmu-ilmu sosial untuk tingkat persekolahan menggunakan istilah yang
berubah-rubah sesuai dengan situasi politik pada masa itu. Misalnya
kurikulum 1964 menggunakan istilah pendidikan kemasyarakatan. Ada dua
kelompok mata pelajaran, aialah keolmpok dasar yang teridiri atas sejarah
Indonesia dan Geografi Indonesia, Bahasa Indonesia dan civics dan
kelompok cipta yang terdiri atas Sejarah Dunia dan Geografi Dunia. 17
16 Wahdi Sayuti, “Model Pembelajaran Konstruktivisme”, dalam Didaktika Islamika,
Jakarta, Juni 2005, vol. VI, No. 1, hlm. 115
17 Sapriya, Pendidikan IPS “konsep dan pembelajaran”, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2009), Cet. Ke-1, h. 77
16
Ilmu pengetahuan sosial adalah ”salah satu mata pelajaran yang di ajarkan
disekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kependidikan menengah
atas, pada jenjang pendidikan ini, pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan
untuk membekali siswa dengan pengetahuan dana kemampuan praktis, agar
mereka dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta
masalah sosial yang ada di sekitar mereka”. 18
Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu
sosial seperti: Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi, Politik, Hukum, dan
Budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena
sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabangcabang ilmu sosial.
Pada tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama), meliputi bahan kajian:
Sosiologi, Sejarah, Geografi, Ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata pelajaran Ips bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap maslaah sosial
yang terjadi masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan
segala ketimpangan yang menjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah
yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang
menimpa kehidupan masyarakat. 19
Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang
melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhan. IPS berkenaan dengan cara
manusia menggunakan usaha memenuhi keutuhan kejiwaannya, pemanfaatan
sumber daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur serta mempertahankan
kehidupan masyarakat manusia.
Suwarma menjelaskan bahwa pendidikan IPS adalah program pendidikan
yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang
diorganisir dan di sajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. 20
Berdasarkan uraian diatas dapatlah dinyatakan bahwa IPS yang dimaksud
dalam studi ini adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang
18
Syafrudin Nurdin, Model Pembelajaran yang Memperhatikan Individu Siswa dalam
Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Quantum Teaching, 2005), Cet. I, h.22
19
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 121
20
Tanto Sukardi, Menggagas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Yang
Konstruksivis, dalam Kajian Ilmu Sosial, Jakarta Oktober 2007, Vol. 1, No. 02, h. 35
17
bahannya didasarkan pada suatu kajian Sejarah, Geografi, Ekonomi/Akutansi,
Sosiologi, Antropologi, PPKN dan Tata Negara.
b. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS di SMP/MTs memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut:
1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
Geografi, Sejarah, Ekonomi, Hukum Politik, kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.
2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur
keilmuan Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi, yang dikemas
sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik tertentu.
3) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
4) Standar kompetensi dan kompetensi dasar dapat menyangkut peristiwa
dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,
kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan
masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti
penemnuahn kebutuhan,kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
5) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS menggunakan tiga
dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta
kehidupan manusia secara keseluruhan (Puskur, 2007b: 8)ketiga dimensi
tersebut disajikan di tabel berikut ini: 21
Tabel 1
Dimensi IPS Dalam Kehidupan Manusia
Dimensi dalam
kehidupan
manusia
Area dan
substansi pelajaran
21
Ruang
Alam sebagai
tempat dan
penyedia potensi
sumber daya
Waktu
Nilai /
Norma
Alam dan
kehidupan yang
selalu
berproses, masa
lalu, saat ini,
dan yang akan
datang
Kaidah atau
aturan yang
menjadi
perekat dan
menjamin
keharmonisa
n kehidupan
manusia dan
alam
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka 2007), Cet. 1, h. 126
18
Contoh kompetensi
dasar yang
dikembangkan
Adaptasi spasial
dan eksploratif
Berpikir
kronologis,
prospektif,
antisipatif
Altenatif penyajian
dalam mata
pelajaran
Geografi
Sejarah
Konsisten
dengan
aturan yang
disepakati
dan kaidah
alamian
masingmasing
disiplin ilmu
Ekonomi,
Sosiologi/Ant
ropologi
Sumber : Trianto. ”Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek”.
c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial IPS bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
berfikir, sikap, dan nilai peserta didik sebagai individu maupun sebagai sosial
budaya. Kemudian dalam berbagai buku sosial, sering dijumpai bahwa para ahli
merumuskan tujuan IPS dengan mengaitkan pada usaha mempersiapkan murid
atau peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Selain itu Ilmu Pengetahuan Sosial juga bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum. Dari rumusan
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut.
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan
kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu mengunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat
keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di
masyarakat.
19
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta
mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil
tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab
membangun masyarakat.22
Melihat penjelasan di atas secara sederhana tujuan pengajaran ilmu
pengetahuan sosial kepada siswa adalah untuk dapat memahami bahwa
masyarakat itu merupakan suatu kesatuan (sistem) yang permasalaahannya
bersangkut paut dan pemecahannya memerlukan berbaga