Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

PERSEPSI SISWA TERHADAP MAHASISWA PRAKTIK
PROFESI KEGURUAN TERPADU (PPKT) DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 10 KOTA
TANGERANG SELATAN

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
ARISTIANA INDAH KUMALASARI
NIM. 1111015000027

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

PERSEPSI SISWA TERIIADAP MAHASISWA PRAKTIK PROFESI KEGIIRUAIY

TERPADU (PPKT) DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 10
KOTA TAI\IGERANG SELATAI\I

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas rlmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk memenuhi
persyaratan mencapai gelar Sarjana pendidikan (S.pd)
Oleh

Aristiana Indah Kumalasari

flIM:

1111015000027

Dr.Iwan Pulvanto. M.Pd
fuP. 19730424 200801 I 012

JURUS$I ILMU PENGETAIIUAI\I SOSIAL

FAKT'LTAS ILMU TARBIYAII DAI\[ KEGURUAI\I
T"]NTYERSITAS ISLAM I\IEGERI SYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "persepsi Siswa Terhadap Malrasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu
Selatan"
tpPffl Dalam Pelaksanaan Pembelajaran IFS di SMpN 10 Kota Tangerang
Aiuj"t* kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah, 13 O*xober 2015 dihadapan
dewan penguji. Ikrena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang
pendidikan IPS.

Jakarta 13 Oktober 2015
Panitia Uj ian Munaqasah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPS)

Dr. Iwan P, urwanto. M.Pd

NIP. 1973042420AU | 012

7e - Lo-Toti

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS)

Drs. Syarioulloh. M.Si
NrP. 19670909 200701 1 033
Penguji

ro-ro

-e,o(5G

I

s4-to-^uG

Drp. Syaripulloh. M.Si
NIP. 19670999 200701 1 033


Penguji 2

Tri Harjawati. M.Si

H.:.!1...:*6

NIDN.20l4lt8001

Mengetahui,

UJI RETERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul'Persepci Siswa

Terhadap Mahasi$wa Prakti Profesi Keguruan Teryadu
Pembetajaran IPS Di SMPN

l0 Kotr


(pPlff) Dalam Pehksrnaan

Tanereng Selrtan'yang disusun oleh Aristiana Indatt

Kumalasari, NI}vl I I I1015000027 Program Studi Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial, Fakulas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakart4 telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi padatanggal September 20i5

Jakarta" September20l5
DosenPembimbing Slri

v
Dr. Iwan Puwanto, M.Pd
NrP. 19730424 200841

t Al2

JI.Ir.


H.J@No9,Ctpfi

,t1I2

-:
Tgt.Terbit :
No. Revisi: :
No.

KEMENTERIAI\T AGAMA
UIN JAKARTA
STTI(

FORM (X'R)

Ltusb

Dokumen

Hal


FITK-FR-AKD-089

lMaret20l0
0l

vt

SURAT PNR}TYATAAI\T KARYA SAIYDIRI

Saya yang bsrtanda tangan di bawah

Nama

ini,

Aristiana Indah Kumalasari

TempUTgl.Lahir Sernparu


12

November 1993

NIM

I 1 I 1015000027

Jurusan / Prodi

Pendidikan Ilmu Pengetahtran Sosial / Ekonomi

Judul Skripsi

Persepsi Siswa Terhadap Mahasaiswa Praktik Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

Dosen


dengan

Pemhimbing : l. Dr.IwanPurwanto,

ini menyatakan batrwa skripsi yang

M.Pd

saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab s€cara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakart4 30 September 201 5

Aristiana Indsh Kumalasari

NIM. 1111015000027


ABSTRAK

Aristiana Indah Kumalasari (1111015000027) Persepsi Siswa Terhadap
Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran IPS Di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan. Skripsi ini dibawah
bimbingan Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Jurusan Pendidikan IPS, program
studi IPS Ekonomi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Permasalahan yang diteliti adalah bagaimana persepsi siswa terhadap
mahasiswa PPKT dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Penulis hanya membatasi
penelitian yang terkait dengan kurangnya kemampuan praktikan dalam
pengelolaan kelas dam adanya persepsi yang kurang baik dari siswa terhadap
mahasiswa praktikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi siswa terhadap
Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) di SMPN 10 Kota
Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
Juni 2015.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif-kuantitatif,
yaitu memberikan gambaran persepsi siswa mengenai persepsi terhadap
mahasiswa praktikan PPKT dalam pelaksanaan pembelajaran IPS. Dalam

pengumpulan data, teknik yang digunakan yaitu angket, wawancara dan
observasi. Angket diajukan kepada siswa di kelas yang mengikuti pembelajaran
bersama praktikan. sedangkan wawancara yang peneliti buat adalah wawancara
tertutup dan secara tertulis sebanyak 15 item yang harus di jawab oleh siswa.
Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar dan mengajar antara guru dan
siswa di sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa
Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS
menunjukkan persepsi yang baik terkait dengan guru melaksanakan pembelajaran
yang aktif dan partisipati (sebanyak 80,8%). Meskipun demikian, penulis
memberikan saran kepada pihak sekolah agar kiranya memberikan fasilitas berupa
buku yang cukup dalam pembelajaran agar memudahkan siswa dalam belajar.
Kepada mahasiswa praktikan agar selalu meningkatkan kreatifitas dan
kompetensinya dalam mengajar agar menjadi tenaga pendidik yang profesional.

i

ABSTRACT
Aristiana Indah Kumalasari (1111015000027) Persepsi Siswa
Terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran IPS Di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan.
This Skripsi is under advice by Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Social
Science Education, Economy Studies, Faculty of Tarbiyah and
Teacher’s Training, State Islamic UniversitySyarif Hidayatullah
Jakarta.
Problems studied is how students' perceptions of student learning
PPKT in the implementation of IPS. Author only limits the research
related to the lack of ability of the practitioner in the management of dams
class unfavorable perception of students towards students praktikan.
This study aimed to describe students' perception of Student
Practice Integrated Teaching Profession (PPKT) in SMPN 10 South
Tangerang City. This study was conducted from April to June 2015.
Desciptive-quatitative was used in this study— the study which
give detail explanation about students’ perspective towards Studentteacher when giving the lesson. In collecting the data, the writer used
questioners, interviews and observation. Questioners were given to the
students taught by Student-teacher. On the other hand, the close interviews
were used by the writer which included 15 questions. Furthermore,
observation was conducted during the learning process.
The results showed that the perception of Students Against
Students Practice Integrated Teaching Profession (PPKT) in Learning
Implementation IPS shows good perception associated with teachers to
implement an active and participatory learning (as much as 80.8%).
However, the writer suggests to the school’s stakeholder to help the
Student-teacher improving her skill by giving them complete facility.
Furthermore, for the Student-teacher herself, she need to improve her
teaching method, creativity and competency in order to be a professional
teacher.

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang penulis
rasakan

sehingga

mendapatkan

kekuatan,

kemudahan,

kesabaran,

serta

pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Siswa
Terhadapa Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam
Pelaksanaan Pembelajaran IPS”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya
bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu
maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas
dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Kepada Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Kepada Bapak Iwan Purwanto, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.
3. Kepada Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahua Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang banyak membantu kami selama perkuliahan.
4. Kepada Bapak Moch. Noviadi Nugroho, M.Pd. Selaku Dosen penasehat
Akademik yang telah banyak memberikan arahan selama kuliah.
5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

iii

Jakarta yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepada Bapak Drs. H. Rohidi, MA. selaku kepala Sekolah SMPN 10 Kota
Tagerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis dalam
melakukan PPKT dan sekaligus penelitian skripsi di SMPN 10 Kota
Tangerang Selatan.
7. Kepada Ujianto, S.Pd. selaku guru pamong penulis selama melakukan
PPKT di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan
bimbingan selama masa PPKT.
8. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Abdul Rasid dan Ibunda Asna yang
telah memberikan kasih sayang dan tanpa letih mendoakan penulis serta
memberikan dukungan moril maupun materil kepada penulis.
9. Kepada Adikku Janurita Siami Astuti yang selalu memberikan keceriaan
disaat dekat maupun jauh.
10. Kepada seluruh keluarga besar di Bangka dan Keluarga besar di
Probolinggo terimakasih atas dukungan dan doa sehingga dapat
memberikan energi tambahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
11. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2011 terkhusus
untuk Anita, Julian, Muslih, Annisa Wihastin, Afaf, Dae, Ela yang selalu
menemani di saat susah maupun senang.
12. Kepada Keluarga Besar Al Barqah 3 (Rena, Rita, Ica, Dinda, Hasna, Kris,
Hilda, lili, Tika) yang telah menjadi bagian dari penyemangat baik dalam
suka maupun duka.
13. Kepada teman-teman Bangka (Eli, Ak Renny, Kiki) yang selalu memberi
dukungan dan doa walaupun dari jauh.
14. Kepada seluruh Siswa-siswi SMPN 10 Kota Tangerang Selatan yang telah
banyak pengalaman dalam mengajar sekaligus memberikan inspirasi untuk
selalu menjadi guru yang berguna untuk anak didiknya.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk
mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya

iv

berbagai pihak sebagai

tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.
Jakarta, 26 September 2015
Penulis

Aristiana Indah Kumalasari

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH
LEMBAR UJI REFERENSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ......................................................................................... 10
D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Persepsi Siswa ................................................................................................... 12
1. Pengertian Persepsi ...................................................................................... 12
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ............................................... 14
3. Persepsi Siswa .............................................................................................. 15
4. Manfaat Persepsi Siswa ............................................................................... 17
B. Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) ....................................................... 19
1. Pengertian dan Ruang Lingkup PPKT ....................................................... 19
2. Tujuan dan Manfaat PPKT .......................................................................... 20
3. Kompetensi PPKT ...................................................................................... 22
C. Pembelajaran IPS ............................................................................................... 24
1. Keterampilan Membuka Pembelajaran IPS ............................................... 26

vi

2. Keterampilan dalam Memproses Kegiatan Inti Pembelajaran IPS ............ 26
3. Keterampilan Menutup Pembelajaran IPS ................................................. 40
D. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) ..................................................... 42
1. Pengertian Pendidikan IPS ........................................................................... 42
2. Tujuan Pendidikan IPS ................................................................................. 43
E. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................................... 44
1. Ekonomi ........................................................................................................ 44
2. Geografi ........................................................................................................ 44
3. Sosiologi ....................................................................................................... 45
4. Sejarah .......................................................................................................... 45
F. Penelitian Relevan ............................................................................................. 46
G. Kerangka Berfikir .............................................................................................. 49

BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat Penelitian ............................................................................. 51
B. Metode Penelitian .............................................................................................. 51
C. Populasi ............................................................................................................. 52
D. Variabel Penelitian ............................................................................................ 53
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 53
1. Angket ........................................................................................................ 54
2. Wawancara ................................................................................................. 55
3. Observasi .................................................................................................... 56
F. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................................... 56
1. Angket ........................................................................................................ 56
2. Wawancara ................................................................................................. 58
3. Observasi .................................................................................................... 61
G. Validitas dan Reliabilitas ................................................................................... 62
1. Angket ........................................................................................................ 62
2. Wawancara ................................................................................................. 64
3. Observasi .................................................................................................... 64
H. Teknik Analisis Data ......................................................................................... 65

vii

1. Angket ........................................................................................................ 65
2. Wawancara ................................................................................................. 66
3. Observasi .................................................................................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................................................... 67
B. Pembahasan hasil Penelitian .............................................................................. 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 107
B. Saran .................................................................................................................. 107

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Pengelompokan Media oleh Anderson ................................................ 37

Tabel 2.2

Penelitian Relevan ............................................................................... 46

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian ................................................................................ 50

Tabel 3.2

Kelas Populasi...................................................................................... 52

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Persepsi Siswa Terhadap Mahasiswa PPKT ........ 55

Tabel 3.4

Pedoman Wawancara Siswa SMPN 10 Kota Tangsel ........................ 57

Tabel 3.5

Instrumen Observasi Aktivitas Belajar Siswa ..................................... 60

Tabel 3.6

Kriteria Alpha ..................................................................................... 62

Tabel 4.1

Guru mengkondisikan ruangan kelas ................................................... 68

Tabel 4.2

Guru memeriksa kehadiran siswa ....................................................... 69

Tabel 4.3

Guru menyampaikan tujuan pencapaian pembelajaran ...................... 69

Tabel 4.4

Guru mengajukan pertanyaan mengenai materi yang akan
disampaikan ........................................................................................ 70

Tabel 4.5

Guru menyiapkan media pembelajaran .............................................. 71

Tabel 4.6

Guru menerangkan kembali materi yang belum dimengerti siswa ..... 71

Tabel 4.7

Guru membiarkan siswa ribut di kelas ................................................ 72

Tabel 4.8

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan yang
akan dicapai ........................................................................................ 72

Tabel 4.9

Saya kadang tidak mengerti apa yang guru ucapkan .......................... 73

Tabel 4.10

Guru mengelola kelas dengan baik ...................................................... 74

Tabel 4.11 Saya merasa kesulitan dalam belajar IPS ........................................... 74
Tabel 4.12 Guru melaksanakan pembelajaran yang aktif dan partisipatif ............ 75

ix

Tabel 4.13 Guru tidak pernah menanyakan kepada siswa apakah mereka sudah
mengerti atau belum ............................................................................. 76
Tabel 4.14 Guru menunjukkan keterampilan dalam menggunakan sumber
belajar/media belajar ............................................................................ 76
Tabel 4.15 Saya merasa antusias dalam belajar IPS .............................................. 77

x

Tabel 4.16 Saya merasa ada peningkatan hasil belajar setelah diadakannya game
pada saat pembelajaran ....................................................................... 78
Tabel 4.17 Guru melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber/media belajar .... 78
Tabel 4.18 Saya lebih sering bertanya kepada guru PPKT saat belum memahami
materi pembelajaran ............................................................................ 79
Tabel 4.19 Saya dapat memahami penjelasan yang disampaikan guru PPKT ...... 80
Tabel 4.20 Guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran ....................... 80
Tabel 4.21 Guru membantu siswa dalam membentuk skap cermat dan positif .... 81
Tabel 4.22 Saya kurang semangat belajar jika saya tidak memahami materi ....... 82
Tabel 4.23 Guru memberikan contoh materidenga kenyataan yang ada di
kehidupan sehari-hari .......................................................................... 82
Tabel 4.24 Saya dan teman-teman mengerjakan tugas dengan baik ..................... 83
Tabel 4.25 Saya dan teman-teman mengumpulkan tugas sesuai dengan yang
ditugaskan guru ................................................................................... 83
Tabel 4.26 Guru memberikan Ulangan Harian pada setiap akhir materi .............. 84
Tabel 2.27 Saya mendapatkan nilai yang baik pada saat Ulangan Harian ............ 85
Tabel 4.28 Saya mencontek jawaban teman saat ulangan harian dilakukan .......... 85
Tabel 4.29 Saya tidak pernah mengerjakan tugas yag diberikan guru .................. 86
Tabel 4.30 Guru membuat rangkuman materi dengan melibatkan siswa pada
akhir pembelajaran .............................................................................. 86
Tabel 4.31 Saya tidak pernah memperbaiki kesalahan dalam menjawab soal
ulagan harian ....................................................................................... 87
Tabel 4.32 Belajar dikelas tidak banyak berpengaruh terhadap peningkatan

xi

pemahaman saya terhadap materi ....................................................... 88
Tabel 4.33 Saya tidak bisa mengerjakan soal Ulangan Harian yang diberikan
Guru .................................................................................................... 88
Tabel 4.34 Tanggapan cara mengajar praktikan ................................................... 89
Tabel 4.35 Keterampilan penggunaan media ........................................................ 90
Tabel 4.36 Minat belajar siswa ............................................................................. 91
Tabel 4.37 Belajar dengan praktikan ..................................................................... 92
Tabel 4.38 Interaksi dengan siswa ........................................................................ 93
Tabel 4.39 Penampilan praktikan .......................................................................... 93
Tabel 4.40 Metode pembelajaran .......................................................................... 94
Tabel 4.41 Memotivasi siswa ................................................................................ 95
Tabel 4.42 Penggunaan bahasa lisan ..................................................................... 96
Tabel 4.43 Suasana belajar .................................................................................... 97
Tabel 4.44 Bertanya kepada praktikan .................................................................. 97
Tabel 4.45 Penilaian sesuai kemampuan siswa ..................................................... 98
Tabel 4.46 Penguasaan materi praktikan ............................................................... 99
Tabel 4.47 Hadiah dan hukuman ........................................................................... 100
Tabel 4.48 Belajar IPS menyenangkan ................................................................. 101

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lembar Uji Referensi

Lampiran 2

Gambaran Umum SMPN 10 Kota Tangerang Selatan

Lampiran 3

Lembar Observasi Guru

Lampiran 4

Lembar Aktivitas Belajar Siswa

Lampiran 5

Angket Penelitian Siswa (Sebelum Uji Validitas)

Lampiran 6

Perhitungan Validitas SPSS

Lampiran 7

Perhitungan Validitas Excel

Lampiran 8

Tabel Reliabilitas

Lampiran 9

Angket Penelitian Siswa (Setelah Validitas)

Lampiran 10 Perhitungan Angket Rata-rata
Lampiran 11 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 13 Surat Bimbingan Skripsi

xiii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang diperlukan bagi setiap
Individu. Setiap orang membutuhkan pendidikan agar mampu berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan dibuat agar masyarakat
terbebas dari ketidaktahuan akan ilmu pengetahuan

yang terus

berkembang dari zaman ke zaman.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. 1
Menurut Ki Hadjar Dewantara dalam Kongres Taman Siswa yang
pertama pada tahun 1930 ia menyebutkan bahwa, “pendidikan umumnya
berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti
(kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek), dan tubuh anak”. 2 Sedangkan
menurut Driyarkara, “pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia
muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut
mendidik”. 3 Berbeda dengan pendapat Driyarkara, Crow and Crow
mendefinisikan “pendidikan sebagai proses yang berisi berbagai macam
kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan

1

Departemen Agama RI, undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang
Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 5
2
Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 33
3
Ibid, h. 33

1

2

membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari
generasi ke generasi”. 4
Dari beberapa definisi tentang pendidikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan suatu proses, yaitu proses

pertumbuhan secara sadar ataupun tidak sadar yang harus dilalui setiap
individu, yang berfungsi untuk mengembangkan dan menumbuhkan
potensi-potensi yang ada pada setiap anak dalam menghadapi proses
perubahan zaman yang pasti akan terjadi dan juga sebagai landasan ilmu
bagi setiap orang untuk menjalankan kehidupan dengan sempurna seiring
dengan perubahan zaman yang selalu menyertai baik pendidikan yang
didapat secara formal maupun non formal.
Pada

hakikatnya

pembelajaran

adalah

proses

komunikasi

transaksional antara guru dan siswa dimana dalam proses tersebut bersifat
timbal balik, proses transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa.
Proses transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat diterima,
dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran. 5 Proses pembelajaran yang ada dalam suatu pendidikan
diselenggarakan

secara

edukatif,

inspiratif,

efektif

dan

efisien,

menyenangkan, memotivasi peserta didik agar turut aktif di dalam
pembelajaraan, serta memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik
untuk menumbuhkan kreativitas dan kemandirian anak sesuai dengan
bakat yang dimiliki peserta didik. Selain itu, sebagai seorang pendidik
harus memberikan contoh dan keteladanan bagi anak didiknya. Setiap
satuan pendidikan harus mempunyai perencanaan dalam

proses

pelaksanaan pembelajaran.
Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat
khusus. Untuk mengajar ia dibekali dengan berbagai ilmu keguruan
sebagai dasar, disertai pula seperangkat latihan keterampilan keguruan.
Begitupula dengan mahasiswa praktikan yang nantinya akan menjadi
4

Ibid, h. 34
Asep Herry Herawan dan Asra, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung:
Gedung Penerbit dan Percetakan UPI, 2007) h. 3
5

3

seorang calon guru, harus mencerminkan sikap guru yang sesungguhnya
walaupun masih dalam proses pelatihan.
Sebagai mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT)
atau mahasiswa praktikan tentunya haruslah mempunyai kompetensi dan
kinerja yang baik dalam melaksanakan tuganya sebagai guru praktikan
yang akan mengajar selama beberapa waktu di sekolah yang di praktikan.
Mahasiswa praktikan harus mempunyai standar yang sama dengan
kompetensi guru sesungguhnya yang mana merupakan langkah awal
dalam mencapai standar kualifikasi guru yang berkualitas.
Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan
personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara khusus
membentuk kompetensi standar profesi guru,

yang mencangkup

penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. 6
Ada beberapa kompetensi utama yang harus diketahui mahasiswa
praktikan dalam menghasilkan kinerja yang baik selama mengajar yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi

profesional.

Standar

seorang

praktikan

harus

bisa

menyamakan dengan standar guru oleh karena itu mahasiswa praktikanpun
harus bisa mencapai standar kompetensi tersebut.
Dari keempat kompetensi tersebut, perlu dilatih agar dapat
mencapai standar yang dimaksud. Dengan begitu baru bisa dikatakan
sebagai mahasiswa praktikan yang mempunyai kinerja yang baik dalam
bidang ajarnya. Sekaligus untuk melatih keprofesionalan menjadi seorang
kader bagi generasi pendidik selanjutnya.
“Menurut legeveld dalam tulisan H. M. Alisuf sabri, anak didik
adalah anak atau orang yang belum dewasa atau belum
memperoleh kedewasaan atau seseorang yang masih menjadi
tanggung jawab seorang pendidik tertentu, anak didik tersebut
adalah anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada
pendidiknya itu, karena ia secara alami tidak berdaya ia sangat
6

E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009) Cet ke 4, h .26

4

memerlukan
bantuan
pendidikannya
untuk
menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik
jasmaniah maupun rohaniah”. 7

dapat
secara

Anak didik atau peserta didik merupakan seseorang yang akan
ditanamkan data-data mengenai konsep-konsep pendidikan yang berlaku
dalam pengajaran. Seorang guru praktikan harus memahami hakikat
pendidikan dan konsep yang terkait dengan pengajaran peserta didik,
mereka juga harus sadar bagaimana harus bersikap di sekolah dan
masyarakat, dan bagaimana cara memenuhi kualifikasi statusnya.
Guru praktikan harus mengenal dan memahami siswa dengan baik,
memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya,
keunggulannya dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor
dominan yang mempengaruhinya. 8 Pada dasarnya peserta didik itu penuh
dengan keingintahuan, tugas sebagai guru praktikan adalah membantu
perkembangan keingintahuannya tersebut dan membuat mereka lebih
ingin tahu. Dengan membiarkan mereka berperan aktif di kelas berarti
guru praktikan membiarkannya untuk mencari bagaimana cara yang baik
untuk mengembangkan keingintahuan peserta didiknya tersebut.
“Menurut Schumuck dan Schmuck suasana kelas yang positif
memiliki suasana sebagai berikut:
1. Murid-murid menginginkan hasil yang terbaik sesuai dengan
kemampuan masing-masing dan saling memberi dukungan.
2. Murid-murid saling memberi pengaruh positif.
3. Kegembiraan muncul di sekolah secara umum dan di kelas secara
khusus.
4. Peraturan sekolah diikuti secara tertib tanpa paksaan, sehingga
tugas-tugas dapat dikerjakan dengan baik.
5. Komunikasi anatar warga sekolah bersifat terbuka dan diwarnai
dengan dialog akrab
6. Proses bekerja dan berkembang bersama sebagai suatu kelompok
dipandang cocok untuk belajar”. 9

7

Alisuf Sabri, “Pengantar Ilmu Pendidikan”, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h 15
Jejen Musfah, “Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan dan Sumber Belajar
Teori dan Praktik”, (Jakarta: Kencana, 2011) h 31
9
Darmiyati Zuchdi, “Humanisasi Pendidikan”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009) h 134
8

5

Suasana seperti ini merupakan suasana yang diharapkan guru
sebagai suasana yang sempurna untuk belajar. Walaupun tentunya peserta
didik mempunyai berbagai macam karakter yang berbeda dan pastinya
dalam dunia nyata kondisi tersebut tidak semuanya berjalan sesuai
keinginan. Tapi, sebagai guru praktikan haruslah mampu memunculkan
keadaan positif yang mana sesuai dengan harapan para peserta didik.
Mahasiswa praktikan tentunya sudah dibekali dengan ilmu yang
matang sebelum mereka di lepaskan mengajar di sekolah yang di tentukan
untuk mengetahui seberapa besar kemampuan teori dan praktik yang telah
di ajarkan. Tugas dari guru praktikan adalah membuat peserta didik
merasa puas dengan cara pengajaran yang dilakukannya di dalam kelas
karena tentunya ilmu yang di pelajari adalah ilmu terbaru dari sebuah
metode pengajaran yang disesuaikan dengan perkembangan zamannya.
Bagi guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Soaial (IPS), keterampilan
mengajar seorang praktikan sangatlah diperlukan. Mahasiswa praktikan
haruslah mengajarkan pelajaran yang terkait dengan wawasan luas tentang
sosial dan dunia karena cagkupan dalam mata pelajaran IPS itu sangatlah
luas. Maka, praktikan pendidikan IPS dituntut harus menguasai semua
mata pelajaran IPS dan mempunyai keterampilan yang baik dalam
menyampaikan materinya kepada peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Seperti yang kita ketahui, mahasiswa praktikan pada saat sebelum
mengajar di sekolah sudah diajarkan mengenai ilmu keguruan yang
didapat di Universitas dimana mereka belajar. Pada mata kuliah Micro
Teaching atau mata kuliah praktik mengajar, para mahasiswa sudah
terlebih dahulu di bimbing oleh Dosen di dalam kelas khusus pelatihan
praktik mengajar, sebelum mereka benar-benar mengajar dihadapan para
peserta didik yang sesungguhnya. Para mahasiswa dilatih untuk mengajar
Peer Teaching atau teman sebaya dengan porsi guru yang sebenarnya.
Para mahasiswa diaggap seperti mengajar peserta didik sesungguhnya
sehingga mereka memang benar-benar siap mengajar ketika sudah lulus

6

dalam mata kuliah ini dan melanjutkan ke program PPKT pada tahap
selanjutnya.
Program PPKT telah diujicobakan sejak tahun 2004 dengan peserta
sebanyak 30 orang dari berbagai jurusan yang ada di FITK dan hasilnya
cukup baik sehingga mulai tahun akademik 2005/2006 PPKT menjadi
program FITK yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa dan
dilaksanakan pada semester VII.
Dengan adanya PPKT, para dosen berarti sudah siap melepas
mahasiswa praktikan ke dunia sekolah setelah melihat proses micro
teaching dan lulus dalam mata kuliah tersebut.

Mahasiswa praktikan

berarti sudah siap untuk mengajar di kelas yang sebenarnya dengan
melanjutkan ke progran Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) pada
semester VIII untuk jurusan IPS dan lainnya. Dengan demikian, berarti
mahasiswa tersebut sudah bisa dikatakan sebagai seorang guru praktikan.
Walaupun sudah dianggap siap dalam mengajar, tetap saja guru
praktikan harus melihat dirinya seperti apa di hadapan peserta didik
dengan berbagai macam sudut pandang yang berbeda. Ada yang
mengatakan baik dan ada juga yang mengatakan bahwa guru praktikan
masih kurang dalam pengajarannya.
Dari hasil observasi pendahuluan, guru praktikan masih harus
banyak beradaptasi dengan peserta didik. Kompetensi praktikan juga
belum terlatih karena masih ada siswa yang belum mengerti ketika
diajarkan praktikan. Sebagai pendatang baru tentunya belum bisa
mengkomunikaskan segala hal yang menyangkut pembeajaran kepada
peserta didik yang belum dikenal sehingga terlihat masih kaku dan belum
mampu mengelola kelas dengan baik. Terlihat dari adanya siswa yg masih
mengobrol pada saat pembelajaran dan berjalan kesana kemari saat guru
praktikan menerangkan pelajaran.
Guru praktikan masih harus belajar bagaimana mengatur peserta
didik agar dapat menerima guru baru yang akan mengajarkan mereka
selama beberapa bulan. Sedangkan praktikan sebagai sosok yang masih

7

muda dalam mengajar belum terbiasa mengatur sekaligus mengelola kelas
dengan

baik

sehingga

peserta

didik

mengobrol

dengan

teman

sebangkunya, ketika praktikan belum mampu berinteraksi dengan baik
terhadap peserta didik. Untuk itulah pentingnya melihat persepsi siswa
terhadap guru praktikan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru
praktikan dan siswa agar siswa dapat menumbuhkan persepsi yang baik
kepada praktikan IPS pada saat pembelajaran di kelas.
Menurut Bimo Walgito, Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses
sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. 10
Sedangkan menurut Carole Wade dan Carol Tavris menerjemahkan
persepsi sebagai sekumpulan tindakan mental yang mengatur implusimplus sensorik menjadi suatu pola bermakna. 11 Dari penjelasan tersebut
kita dapat mengambil kesimpulan jika persepsi sangat penting bagi guru
dalam proses pembelajaran yaitu untuk menerjemahkan pandangan siswa
kepada seorang guru melalui indera pendengaran dan penglihatannnya
guna untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi guru.
Pada awal permulaan mengajar, seorang praktikan harus dapat
menarik simpati peserta didik dan kemampuan beradaptasi sangatlah
penting pada proses awal. Apalagi bagi guru praktikan yang belum pernah
sama sekali mengajar di kelas, harus berusaha dengan baik menunjukkan
kompetensinya sebagai seorang guru agar peserta didik menghargai guru
praktikan. Sebagai proses awal, guru praktikan harus melihat kondisi kelas
seperti apa, karena ini penting untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) pada pertemuan selanjutnya. Terkadang, ada kondisi kelas yang
tidak terkendali, dimana peserta didik tidak mau mendengarkan perintah
dari guru praktikan karena menganggap praktikan hanya sebagai guru
10
11

193

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andy, 2004), Cet. IV, h. 87-88
Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi jilid 1, (PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h.

8

pengganti. Untuk itu, kemampuan praktikan dalam bersosialisasi dan
beradaptasi sangat diperlukan mengingat praktikan melakukan pengajaran
dalam waktu yang cukup lama.
Di kelas, banyak sekali hal-hal yang akan terjadi dalam proses
pembelajaran.

Seperti,

murid

yang

mengobrol

pada

saat

guru

menerangkan, makan dan minum di kelas, memukul-mukul meja di jam
pelajaran, murid yang tidur saat pembelajaran, bahkan ada juga yang
bernyanyi pada saat KBM di laksanakan. Melihat kejadian ini, guru
praktikan tidak boleh menyerah dengan apa yang peserta didik lakukan,
karena hal-hal ini memang sering di alami oleh guru manapun yang
mengajar.
Sebagai guru praktikan, belajar adalah hal yang penting sebelum
masuk ke kelas dan kemudian menyampaikan materi. Jika ada murid yang
bertanya dan meminta jawaban, tetapi guru praktikan tidak bisa menjawab
pertanyaan tersebut, maka hal tersebut dapat menurunkan kompetensinya
sebagai seorang guru. Guru praktikan harus dapat mengendalikan keadaan
kelas dengan baik dan harus pandai mencari cara agar peserta didik
menghargai guru praktikan dan menghormati guru praktikan. Adakalanya
ketika seorang praktikan yang kurang mampu menghadapi hal-hal tersebut
akan merasa terbebani dengan keadaan seperti itu. Hal itu terjadi karena
belum terbiasanya praktikan dalam mengajar di kelas.
Praktikan akan menghadapi banyak rintangan selama proses
pengajaran dilaksanakan. Ketika praktikan kurang mampu mengolah dan
mengatur kelas dengan baik, hal-hal yang tidak terbayangkan sebelumnya
akan terjadi di kelas. Dengan adanya manajemen atau pengaturan kelas
yang baik, maka peserta didik akan menghargai guru praktikan. Yang
terpenting bagi guru praktikan adalalah kemampuan beradaptasi dan
mengatur kelas pada awal pelaksanaan PPKT, karena pertemuan awal
akan mempengaruhi pandangan peserta didik kedepannya. Jika kurang
baik di awal, para peserta didik menganggap bahwa praktikan adalah

9

orang yang belum mampu mengatur mereka secara baik dan menganggap
belum mampu mengajari mereka secara profesional.
Dengan adanya persepsi, maka guru praktikan dapat melihat
kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya, karena kendala yang
dihadapi oleh guru praktikan masih sering terjadi. Seperti, kurangnya
wawasan pada saat mengajar, kurang percaya diri ketika berada di depan
peserta didik, suara guru praktikan yang terlalu kecil pada saat
menerangkan materi, dan banyak lagi hal lainnya. Ini disebabkan karena
masih rendahnya pengetahuan seorang praktikan serta kurang profesional
ketika menyampaikan materi ajar, sehingga membuat mata pelajaran IPS
terkesan kurang diminati.
Berkaitan dengan masalah ini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), memiliki pengaruh
yang sangat besar dalam menghasilkan tenaga pendidik yang profesional.
Untuk itu kepada Mahasiswa diberikan seperangkat pengetahuan dan
pelatihan kependidikan melalui mata kuliah Praktik Profesi Keguruan
Terpadu (PPKT).
Program PPKT ini sangat menarik untuk dikaji sebagai
kepenulisan skripsi sehingga penulis mengajukan judul penyususnan
skripsi yang terkait dengan PPKT tersebut dengan judul “Persepsi Siswa
Terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam
Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP 10 Kota Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang telah di jelaskan, dibuatlah
Identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Masih rendahnya kompetensi yang dimiliki mahasiswa PPKT saat
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. Kurangnya

kemampuan

pembelajaran.

beradaptasi

Praktikan

dalam

proses

10

3. Kurangnya kemampuan Praktikan dalam pengelolaan kelas.
4. Adanya persepsi yang kurang baik dari siswa terhadap mahasiswa
Praktikan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi di atas, maka penelitian ini di batasi
pada:
1. Kurangnya kemampuan Praktikan dalam pengelolaan kelas.
2. Adanya persepsi yang kurang baik dari siswa terhadap mahasiswa
Praktikan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan sebagaimana telah
dijelaskan, maka dibuatlah perumusan sebagai berikut: Bagaimanakah
persepsi siswa terhadap Mahasiswa Praktik Profesi Keguruan Terpadu
(PPKT) dalam Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota
Tangerang Selatan?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui Persepsi Siswa terhadap mahasiswa PPKT dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS di SMPN 10 Kota Tangerang Selatan kelas VIII.

F. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
Mahasiswa PPKT dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam
belajar mengajar.
2. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
terutama bagi kemajuan ilmu pendidikan, khususnya sebagai
sumbangan bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK).

11

3. Sebagai masukan bagi sekolah yang di Praktikan dalam mengetahui
kemampuan mahasiswa PPKT.
4. Untuk mengetahui apakah proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
yang dilakukan mahasiswa PPKT sudah terlaksana dengan baik atau
belum.

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Persepsi Siswa
1. Penegertian Persepsi
Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan atau bagaimana
cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas adalah
pandangan sesorang mengenai bagaimana ia mengartikan dan menilai
sesuatu. 1 “Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan,
memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterprestasi
disebut persepsi. Persepsi berlangsung saat seseorang menerima
stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya
yang kemudian masuk kedalam otak. Di dalamnya terjadi proses
berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman.
Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi”. 2
Menurut Bimo Walgito, “Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului

oleh

proses

pengindraan,

yaitu

merupakan

proses

diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga
disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja,
melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya
merupakan proses persepsi”. 3
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa persepsi merupakan penilaian seseorang terhadap apa yang
mereka lihat, dengar dan rasakan. Persepsi tidak terlepas dari panca
indra kita yang mana memberikan stimulus terhadap apa yang
sesorang lihat, rasakan, dengar, dan kemudian hal-hal tersebut dicerna

1

Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju, 2004), h. 107
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2010), h. 86
3
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andy, 2004), Cet. IV, h. 8788
2

12

13

oleh otak sehingga menghasilkan sebuah opini atau pendapat mengenai
sesuatu.
Persepsi merupakan hal yang penting bagi seseorang terutama
untuk guru sebagai tenaga pendidik. Manusia memiliki indera-indera
seperti indera penglihatan (mata), pendengaran (telinga), pengecapan
(lidah), perabaan (kulit), dan indera pembau (hidung), masing-masing
indera mempunyai sensor yang dapat menghasilkan persepsi kemudian
diterjemahkan oleh otak. Bagi guru, persepsi merupakan hal yang
paling mendasar untuk memperoleh kerjasama yang baik anatara guru
dan siswa. Siswa akan menyukai seorang guru jika mereka mempunyai
persepsi yang baik dan menerima guru tersebut untuk mengajarkan
mereka.
Dalam mendidik siswa, perilaku guru merupakan hal yang
menyebabkan timbulnya persepsi dari siswa, karena seorang guru tidak
akan pernah terhindar dari persepsi. Oleh karena itu, penting
menciptakan persepsi yang selaras antara siswa dan guru untuk
menciptakan rasa suka terhadap guru berikut pelajaran yang di ajarkan.
Seorang guru harus mengetahui bagaimana persepsi siswa
terhadap dirinya karena tidak semua yang guru persepsikan baik akan
sama dengan yang siswa persepsikan dalam proses pembelajaran.
Sebagai contoh, ketika guru ingin mengajarkan sebuah materi yang
mungkin dia menganggap materi tersebut cocok dipadukan dengan
salah satu metode pembelajaran, tetapi bisa saja siswa tersebut akan
mempersepsikannya berbeda dengan guru yang menganggap metode
seperti itu sama sekali tidak cocok untuk dirinya bahkan tidak sesuai
dengan yang mereka butuhkan.
“Menurut Carole Wade dan Carol Tavris menerjemahkan
persepsi sebagai sekumpulan tindakan mental yang mengatur implusimplus sensorik menjadi suatu pola bermakna”. 4 Dari penjelasan
tersebut kita dapat mengambil kesimpulan jika persepsi sangat penting
4

Carole Wade dan Carol Tavris, Psikologi, (PT Gelora Aksara Pratama, 2007), h. 193

14

bagi guru dalam proses pembelajaran yaitu untuk menerjemahkan
pandangan siswa kepada seorang guru melalui indera pendengaran dan
penglihatannnya guna untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna
bagi guru. Sehingga persepsi berguna sebagai pendekatan antara guru
dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi seseorang terhadap sesuatu objek-objek tidak
berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Menurut Muh. Said
dan Junimar Affan ada beberapa faktor yang membentuk persepsi:
a. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan seseorang menjadi salah satu faktor untuk
pembentukan persepsi. Kalau seseorang semenjak kecil dikatakan
bahwa ia akan melihat “orang di bulan”, maka persepsinya ialah
orang yang di bulan. Tetapi anak yang di besarkan dalam
kebudayaan lain, mungkin di ajarkan melihat “wanita di bulan”
atau “orang membawa kayu di bulan”, dan akan mempersepsikan
apa yang telah di ajarkan.
b. Faktor bakat dan lingkungan
Selain dari pada itu, faktor bakat dan lingkungan juga ada
pengaruhnya biarpun pendapat ahli berbeda-beda. Dari salah satu
cabang psikologi perbandingan ternyata, bahwa anak tikus yang di
lahirkan dan di besarkan dalam gelap beberapa waktu lamanya
setelah di lepaskan ke tempat yang terang ternyata langsung dapat
mengenal bentuk sesuatu. Inilah alasan bagi pandangan nativisme
dalam masalah persepsi. Tetapi binatang yang lebih tinggi kelasnya
seperti anak simpanse yang di besarkan beberapa bulan dalam
gelap, mula-mula tidak memperlihatkan kesanggupan melihat, yang
membuktikan kebenaran pendapat empirisme.
c. Faktor Perhatian
Pengaruh faktor perhatian pada pembentukan persepsi nyata sekali
waktu kita masuk gedung bioskop yang sudah mulai main. Pada
permulaan hanya persepsi visual saja yang bekerja, yang kelihatan
hanya apa yang ada di layar putih, selebihnya gelap. Pun tidak
kedengaran suara penonton dekat kita berbicara. jadi pintu masuk
ke panca indera yang lain-lain seolah-olah tertutup karena perhatian
kita tertuju pada layar putih. 5