Komariyah Aida, 2012 Efektivitas Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
64
D. Instrumen penelitan
Pengumpulan data seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono 2009:137 dapat dilakukan dalam berbagai seting, sumber, dan cara. Bila dilihat dari setingnya, data
dapat dikumpulkan pada seting alamiah natural setting, pada laboratorium dengan metode ekseperimen, dirumah dengan berbagai repsonden, pada suatu seminar,
diskusi, diajalan dan lain lain. Pengumpulan data menggunakan data sumber primer dan data sumber sekunder. Selain itu jika dilihat dari segi atau cara pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview wawancara, kuestioner angket observasi pengamatan dan gabungan dari ketiganya.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian berikut
menggunakan sumber data yang berupa kata-kata lisan maupun tulisan, tindakan dan sekaligus data tertulis berupa dokumen, Sumber data kata-kata digali dengan
menggunakan wawancara mendalam. Sumber data tindakan diperoleh dari observasi terhadap anak didik dan fasilitator outdoor, juga dari dokumentasi foto. Sedangkan
data tambahan berupa dokumen dilakukan dengan melakukan telaah pada silabus pembelajran TK pada Taman Kanak-kanak yang terdiri dari Silabus, RKM Rencana
Kerja Mingguan dan RKH Rencana Kerja Harian, serta laporan hasil belajar siswa.
1. Observasi
N asution 1988 menyatakan bahwa observasi adalah “Dasar semua ilmu
Komariyah Aida, 2012 Efektivitas Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
65
p engetahuan”, Marshall 1995 menyatakan bahwa “Through observation, the
researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior ”.
Melalui observasi, dapat di pelajari tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut, dan Sanafiah Faisal 1990 mengklasifikasikan observasi yang secara
terang-terangan dan tersama, dan observasi yang tak terstruktur. Alwasilah 2008:213 mengatakan bahwa data observasi dapat dianggap sebagai jendela
untuk mengintip sistem dan nilai budaya yang terbatinkan pada responden. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono 2009:145 mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yng kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan. Pedoman observasi yang akan dibuat bersifat umum, sedangkan rincian
yang di observasi akan berkembang di lapangan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasi dimana peneliti terlibat dalam kegiatan
outdoor learning yang dilakukan yang pada akhirnya akan berfungsi sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi ini, maka diharapkan data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan
samapi mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.
2. Wawancara
Esterberg 2002 mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu :
Komariyah Aida, 2012 Efektivitas Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
66
Wawancara terstruktur, semi-terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur, selain harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara,
maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara
menjadi lancar, berbeda dengan wawancara semiterstruktur yang mana dalam pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur, maksud
dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam
wawancara tidak terstruktur peniliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman
yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Untuk menjelaskan arti wawancara, Fraenkel 1993:385 mengatakan bahwa:
Interviewing is very important method used by qualitative researcher. Interviewing i.e., the careful asking of relevant questions is an important
way for researcher to check the accuracy of- to verify or refute. The purpose of inteviewing people is to find out what is on their mind-what they think
or how they feel about something.
Teknik wawancara yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan wawancara berdasarkan pada pedoman umum Poerwandari, 2001:76. Sebelum memulai
kegiatan wawancara, peneliti telah menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang berisi garis besar pokok-pokok masalah yang disusun berdasarkan kajian teori.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecek apakah - relevan tersebut telah dibahas
Komariyah Aida, 2012 Efektivitas Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
67
atau ditanyakan. Wawancara dilakukan secara terfokus, artinya wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-hal tertentu dari pengalaman subjek yang
diharapkan peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian. Selama proses wawancara tersebut akan direkam dengan menggunakan recorder dan dicatat pada
notes. Suatu instumen harus bisa mengungkapkan apa yang akan diteliti, sehingga
hasil yang diharapkan akan memberikan data yang sebenarnya. Sama halnya seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Ibrahim 1989:97
: “ Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan dat a empiris sebagaimana adanya.”
Seperti di ungkapakan oleh Sugiyono 2009:113 bahwa dalam menyusun item-item instrumen, maka indikator dari variabel yang akan diteliti dijabarkan
menjadi item-item instrumen. Item-item instrumen harus disusun dengan bahasa yang jelas sehingga semua pihak yang berkepentingan tahu apa yang dimaksud dalam item
instrumen tersebut. Indikator- indikator variabel itu sering disebut suatu “construct”
dari suatu instrumen, yang dalam membuatnya diperlukan berbagai konsep dan teori serta hasil penelitian yang memadai.
Komariyah Aida, 2012 Efektivitas Outdoor Learning Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu
68
Tabel 3.2
Instrumen Data
No. Sumber
data Jenis data
Teknik Pengumpulan
data Instrumen
1. Anak
Tes Observasi social sensitivity,
social insight, dan Social
communication Observasi
Butir Pernyataan observasi untuk melihat
social sensitivity, social insight, dan Social
communication anak
2. Anak
Pembelajaran dengan
menggunakan Outdoor Learning
Perlakuan Pembelajaran dengan
menggunakan metode Outdoor Learning
3. Anak
Tingkat social sensitivity, social
insight, dan Social communication
Observasi postest
Butir pernyataan observasi untuk melihat
social sensitivity, social insight, dan Social
communication anak
4. Guru
Rencana pelaksanaan
pembelajaran Studi
dokumentasi Perencanan
Pembelajaran
E. Validitas Instrumen