Perancangan Kampanye Sosial Program harian Kota Bandung: Rebo Nyunda.

(1)

ABSTRAK

Rebo Nyunda merupakan salah satu dari serangkaian program harian yang ada di kota Bandung. Program ini diprakarsai oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil, dengan tujuan agar kota Bandung yang berkembang menjadi kota metropolitan kelak tidak akan kehilangan identitas budaya aslinya, budaya Sunda. Tetapi tidak seluruh warga kota Bandung terutama kalangan menengah ke atas, tahu dan mengikuti Rebo Nyunda ini. Hal ini dikarenakan mereka tidak tahu tujuan dari diadakannya program ini, dan tidak tahu banyak mengenai budaya dan bahasa Sunda yang benar.

Maka dari itu, tujuan dari perancangan ini adalah untuk memberi tahu masyarakat khususnya remaja mengenai program Rebo Nyunda dan mengajarkan bahasa Sunda yang benar bagi mereka yang tidak tahu. Manfaat dari perancangan ini adalah agar para remaja tertarik untuk menggunakan bahasa Sunda yang benar dalam kehidupan sehari-hari dan turut menjaga budaya Sunda dengan berpartisipasi di program Rebo Nyunda.

Metode yang digunakan adalah dengan membuat gambar-gambar yang akan diunggah di media sosial oleh pemrakarsa dan mandatari kampanye Rebo Nyunda ini: Ridwan Kamil. Didukung dengan website, flyer sticker, dan publikasi melalui media website kaskus. Melalui perancangan kampanye Rebo Nyunda ini, diharapkan para remaja akan dapat tetap menghargai dan menjaga kebudayaan Sunda dan ikut berpartisipasi dalam program Rebo Nyunda.


(2)

iii

ABSTRAK

Rebo Nyunda is one of daily program series in Bandung. This programs is initiated by Bandung’s city major, Mr Ridwan Kamil, with the purpose of making Bandung become a metropolitan city that still upholds its cultural identity, Sundanese culture. Through this program, Bandung citizens are expected to speak Sundanese and wear Sundanese clothes like totopong or Sundanese headband every Wednesday. Yet, not all Bandung citizens particular in middle high class people know and participated in Rebo Nyunda. This happen because they are unaware of the purposed of this program and have little knowledge about the appropiate Sundanese culture and language.

Therefore, the purpose of this scheme is to tell Bandung citizens, in particular youth about Rebo Nyunda and became educate the appropiate Sundanese language. The benefits of this design are that the youth became interested to use appropiate Sundanese language in their daily lives and preserve Sundanese culture by participating in Rebo Nyunda.

The method is to create pictures to be uploaded in social media by the initiator and mandatory of this program, Mr Ridwan Kamil. Supported the social media are website, flyer sticker, and publication by kaskus. Through the design of this campaign, the youth are expected to appreciate and preserve Sundanese culture, and also participate in Rebo Nyunda.


(3)

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA DAN LAPORAN ... v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ... 2

1.3 Tujuan Perancangan ... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ... 3


(4)

v

BAB II : LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Kampanye ... 6

2.1.1 Jenis-Jenis Kampanye ... 6

2.1.2 Elemen Penting Kampanye ... 8

2.1.3 Target Kampanye ... 9

2.1.4 Media Kampanye ... 9

2.2 Tentang Promosi Kampanye ... 10

2.3 Teknik Periklanan yang Digunakan ... 11

BAB III : DATA DAN ANALISIS MASALAH ... 13

3.1 Data dan Fakta ... 13

3.1.1 Mandatori: Pemerintahan Kotamadya Bandung ... 13

3.1.2 Tinjauan terhadap Proyek / Persoalan Sejenis ... 24

3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta ... 25

BAB IV : PEMECAHAN MASALAH ... 31

4.1 Konsep Komunikasi ... 31

4.2 Konsep Kreatif ... 31

4.2.1 Warna ... 31

4.2.2 Tipografi ... 32


(5)

vi

4.2.4 Logo ... 34

4.2.5 Tagline ... 35

4.2.6 Fotografi ... 35

4.2.7 Verbal ... 35

4.3 Konsep Media ... 36

4.3.1 Media Primer ... 37

4.3.2 Media Sekunder ... 39

4.3.3 Budgeting ... 39

4.4 Hasil Karya ... 40

BAB V : PENUTUP ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(6)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Logo Kota Bandung ... 13

Gambar 3.2 Walk to School Week ... 24

Gambar 4.1 Color Chart Logo ... 32

Gambar 4.2 Logo Rebo Nyunda ... 35

Gambar 4.3 Timeline Kampanye ... 36

Gambar 4.4 Layout Kampanye ... 38

Gambar 4.5 Gambar Ngabasa ... 40

Gambar 4.6 Gambar Totopong ... 41

Gambar 4.7 Gambar Miluan ... 42

Gambar 4.8 Gambar Sampurasun ... 43

Gambar 4.9 Gambar Rampes ... 44

Gambar 4.10 Gambar Hatur Nuhun ... 45

Gambar 4.11 Gambar Sawangsulna ... 46

Gambar 4.12 Gambar Hampura ... 47

Gambar 4.13 Gambar Neda Hapunten ... 48

Gambar 4.14 Gambar Punten ... 49

Gambar 4.15 Gambar Sumuhun ... 50

Gambar 4.16 Flyer Sticker Sampurasun ... 51


(7)

viii

Gambar 4.18 Flyer Sticker Hatur Nuhun ... 52

Gambar 4.19 Flyer Sticker Sawangsulna ... 52

Gambar 4.20 Flyer Sticker Hampura ... 53

Gambar 4.21 Flyer Sticker Neda Hapunten ... 53

Gambar 4.22 Flyer Sticker Punten ... 54

Gambar 4.23 Flyer Sticker Sumuhun ... 54

Gambar 4.24 Page Home Website “Rebo Nyunda” ... 55

Gambar 4.25 Page Tata Cara Nyunda Website “Rebo Nyunda” ... 56

Gambar 4.26 Page Gambar Website “Rebo Nyunda” ... 56

Gambar 4.27 Page Komunitas Sunda Website “Rebo Nyunda” ... 57

Gambar 4.28 Promosi di bagian hot review Kaskus.com ... 57

Gambar 4.29 Promosi di homepage Kaskus.com ... 58

Gambar 4.30 Thread di website Kaskus.com ... 59


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Diagram tentang program yang diketahui responden ... 17 Tabel 3.2 Diagram tentang program yang dihafal responden ... 17 Tabel 3.3 Diagram tentang program yang responden paling tidak tertarik ... 18 Tabel 3.4 Diagram tentang program yang paling diketahui maksud dan tujuannya oleh responden ... 18 Tabel 3.5 Diagram tentang kepedulian responden untuk mengikuti jalannya program ini ... 19 Tabel 3.6 Diagram tentang pengetahuan mengenai program-program oleh responden ... 19 Tabel 3.7 Diagram tentang perlukan dibuat 1 istilah sebagai tema untuk keseluruhan program ini agar lebih mudah diingat ... 20 Tabel 3.8 Diagram tentang nama yang akan lebih menarik sebagai tema untuk keseluruhan program ini ... 20 Tabel 3.9 Diagram tentang memulai kebiaasan baru ... 21 Tabel 3.10 Diagram tentang ketertarikan responden untuk mengajak kenalan untuk mengikuti program yang sedang diikuti ... 21 Tabel 3.11 Diagram tentang promosi program yang lebih menarik perhatian

responden dalam kegiatan sehari-hari. ... 22 Tabel 3.12 Diagram profesi responden ... 22


(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN


(10)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budaya, menurut Luke Eric Lassiter dalam bukunya Invitation to Anthropology

adalah sebuah pengetahuan yang diketahui dan disepakati bersama oleh masyarakat, yang kemudian dipelajari, dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi sebuah kebiasaan (Lassiter, 2006: 45)

Saat ini, kota Bandung memiliki walikota baru yang bernama Ridwan Kamil. Sebagai salah satu program untuk mewujudkan “Bandung Juara”, beliau mensosialisasikan pada masyarakat tentang kebiasaan yang sebaiknya diikuti pada setiap harinya.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut berbeda-beda tiap harinya, antara lain: “Senin Damri gratis untuk pelajar”, “Selasa tanpa rokok”, “Rabu Nyunda”, “Kamis Inggris”, dan “Jumat sepeda”.

Tujuan dari kebiasaan-kebiasaan baru tersebut adalah untuk mewujudkan Bandung yang lebih baik. Dengan “Senin Damri gratis untuk pelajar”, diharapkan kemacetan di kota Bandung berkurang, karena pelajar akan lebih memilih untuk naik bis,daripada memakai kendaraan pribadi. Melalui “Selasa tanpa rokok”, diharapkan Bandung kelak dapat menjadi kota yang terbebas dari asap rokok. Melalui “Rabu nyunda”, Bandung tidak akan kehilangan identitas dan budaya aslinya. Melalui “Kamis Inggris”, Bandung akan siap untuk bersaing di dunia internasional. Dan melalui “Jumat sepeda”, diharapkan kemacetan di Bandung berkurang, sekaligus membudayakan gaya hidup sehat.

Kebiasaan-kebiasaan ini, sudah didengungkan oleh Ridwan Kamil sendiri melalui akun sosial twitter dan facebook miliknya. Gagasan beliau ini mendapat banyak respon positif dari masyarakat Bandung. Tetapi, tidak seluruh penduduk mengetahui


(11)

Universitas Kristen Maranatha 2 dan melakukan kebiasaan-kebiasaan baru ini. Hal ini dikarenakan, tidak seluruh lapisan masyarakat mengetahui mengenai gagasan ini. Tujuan dan manfaat dari program ini juga tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat cenderung tidak tertarik dan malas untuk mengikuti jalannya program ini. Media visual yang bertujuan untuk sosialisasi program ini juga belum dibuat atau diluncurkan ke masyarakat. Berdasarkan masalah di atas, perlu dibuat suatu kampanye untuk memperkenalkan program ini kepada masyarakat, sehingga tidak hanya mereka yang mengikuti, tetapi setiap penduduk Bandung dapat mengetahui dan diharapkan melakukan kebiasaan ini.

Langkah utama untuk memperkenalkan kebiasaan-kebiasaan ini ke masyarakat adalah dengan membuat sebuah kampanye sosial  untuk  Rebo  Nyunda agar tujuan program ini lebih dikenal masyarakat. Hal ini dikarenakan ketidak tertarikan masyarakat yang tinggi terhadap program ini. Kampanye sosial ini ditujukan kepada masyarakat kalangan menengah ke atas, karena pada kalangan menengah ke atas, penggunaan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari sudah jarang dan kalangan menengah ke atas juga tidak begitu tertarik untuk mengikuti program-program ini. Selain itu kalangan menengah ke atas dapat memberi pengaruh yang berarti kepada kalangan masyarakat lainnya. Kampanye sosial untuk Rebo Nyunda ini dipilih menjadi topik yang akan dibahas karena berkorelasi dan relevan dengan tema tugas akhir pada semester ini, yaitu Seni dan Budaya Indonesia. Di samping itu, kampanye sosial untuk Rebo Nyunda ini diharapkan agar masyarakat dapat lebih menghargai dan memelihara budaya Sunda sehingga kota Bandung tidak akan kehilangan identitas budaya aslinya.

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Berdasarkan fenomena yang telah diperoleh, berikut identifikasi masalah yang disimpulkan oleh penulis.


(12)

Universitas Kristen Maranatha 3 (2) Bagaimana membuat strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mengajak

masyarakat mengikuti Rebo Nyunda?

1.3 Tujuan Perancangan

(1) Memperkenalkan budaya Sunda melalui memperkenalkan bahasa Sunda yang baik dan benar kepada target utama kampanye yaitu penduduk usia 16-22 tahun dan merupakan kelompok siswa SMA sampai mahasiswa yang mempunyai potensi sebagai agen perubahan.

(2) Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk masyarakat kota Bandung lainnya.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan informasi masalah dan jenis data yang dikumpulkan, dalam perancangan karya desain ini dikategorikan dua kelompok data, yaitu sebagai berikut:

(1) Dalam proses perancangan ini digunakan data primer berupa wawancara dan kuesioner dari masyarakat sebagai responden untuk menentukan masalah dan solusi kampanye sosial yang harus dibuat.

(2) Dalam proses perancangan ini digunakan data sekunder berupa buku-buku mengenai teknik-teknik periklanan dan kampanye untuk pengerjaan media visual agar menarik.

Teknik pengumpulan data dalam proses perancangan branding dan promosi program harian kota Bandung ini menggunakan teknik:


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4 (1) Observasi

Observasi adalah pengamatan atas fenomena yang terjadi di masyarakat, misalnya “Rebo Nyunda” yang baru dilaksanakan oleh anak SD dan pegawai negeri, tetapi belum oleh masyarakat lain.

Penulis juga melakukan observasi langsung di lapangan sekaligus sebagai partisipan aktif, misalnya dengan memakai iket kepala Sunda di hari Rabu.

(2) Wawancara

Teknik wawancara dilakukan secara tidak terstruktur kepada staf pemkot Bandung sebagai narasumber mengenai program harian kota Bandung.

(2) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data secara akurat dari buku dan sumber internet yang terpercaya.

(3) Kuesioner

Kuesioner ditujukan kepada responden berusia 16-22 tahun yang berdomisili di Bandung untuk menentukan masalah, solusi, dan media visual kampanye yang harus dibuat.


(14)

Universitas Kristen Maranatha 5 1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

1. Tidak seluruh masyarakat mengetahui program-program ini, hanya mereka yang mengikuti berita dan perkembangan program pemerintah Bandung saja yang mengetahuinya.

2. Tujuan dan manfaat dari program ini juga tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat cenderung tidak tertarik dan malas untuk mengikuti jalannya program ini.

3. Media visual yang bertujuan untuk sosialisasi program ini juga belum dibuat atau diluncurkan ke masyarakat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana memperkenalkan budaya Sunda yang baik kepada masyarakat?

2. Bagaimana membuat strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mengajak masyarakat mengikuti Rebo Nyunda?

Kuesioner

Terhadap 100 orang penduduk berusia 16 –

22 tahun

Observasi

Pengamatan akan sikap dan

perilaku masyarakat

Studi Pustaka

Pencarian data dari buku di Universitas Kristen Maranatha dan

sumber internet yang terpercaya

Konsep Komunikasi Konsep Media Konsep Visual

Tujuan Perancangan

1. Memperkenalkan budaya Sunda melalui bahasa Sunda yang baik dan benar kepada target utama kampanye yaitu penduduk usia 16-22 tahun dan merupakan kelompok siswa SMA sampai mahasiswa yang mempunyai potensi sebagai agen perubahan.

2. Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk masyarakat kota Bandung lainnya.budaya Indonesia dengan menggunakan media yang paling tepat sasaran.

Wawancara

Wawancara kepada staf

pemkot Bandung


(15)

Universitas Kristen Maranatha 61

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Rebo Nyunda” ini ditujukan kepada semua orang yang tinggal dan berada di kota Bandung, tidak hanya kepada mereka yang suku Sunda saja. Sehingga kota Bandung juga dapat dikenal dengan identitas kebudayaan aslinya yaitu budaya Sunda.

Dalam sebuah kebudayaan di masyarakat, ada 4 identitas etnik yang harus dipertahankan untuk mempertahankan budaya tersebut, yaitu: bahasa, pakaian, makanan, dan agama. Dalam kasus “Rebo Nyunda” ini, bahasa dan pakaian merupakan pintu masuk yang tepat untuk mempertahankan kebudayaan Sunda di lingkungan masyarakat kota Bandung yang semakin multi kultural. Maka kampanye “Rebo Nyunda” ini, mengkomunikasikan dimulai dengan bagaimana berbahasa Sunda yang benar dalam kehidupan sehari-hari, dan memperkenalkan identitas pakaian Sunda yaitu totopong atau iket kepala Sunda.

Pembuatan kampanye sosial program harian kota Bandung, “Rebo Nyunda” ini adalah pembuatan sebuah kampanye dengan budget yang murah, dimana media sosial menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Hal ini dikarenakan target audience yang dalam rentang usia 16 – 22 tahun sangat aktif dalam media sosial.

Diharapkan melalui kampanye Rebo Nyunda ini, masyarakat kota Bandung dapat memandang budaya Sunda sebagai sebuah budaya yang luhur, sopan, dan harus dipertahankan, sehingga dimulai dengan “nyunda” setiap hari Rabu, kelak budaya Sunda yang ada di kota Bandung tidak akan hilang.


(16)

Universitas Kristen Maranatha 62

5.2 Saran

Perancangan ini akan dapat lebih menarik, bila dilengkapi dengan media audio visual yang lebih seperti video. Penulis menyarankan agar dalam tugas akhir, peserta tugas akhir diberi kesempatan untuk dapat lebih mengeksplor media-media lainnya selain media-media cetak saja, seperti video dan web design, karena media-media seperti itu dapat mengkomunikasikan dengan efektif kepada masyarakat luas dengan biaya yang lebih sedikit.

Saran dari penguji terhadap perancangan ini adalah agar gambar-gambar yang ada di websie akan lebih baik bila dibuat dalam tiga bahasa juga, sehingga pembaca yang dari berbagai kalangan akan dapat mengerti. Selain itu, gestur pada beberapa gambar juga akan lebih baik bila diperjelas dan tidak tertutup oleh tulisan.


(17)

Universitas Kristen Maranatha  

63

DAFTAR PUSTAKA

Asumpta Maria, 2002. Dasar – Dasar Public Relations, Grasindo : Jakarta. Bensley Robert J. & Brookins-Fisher Jodi, 2003. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

D’Zousa Alan, Shah Kruti, 2009. Advertising and Promotions, Tata McGraw-Hill: New Delhi

Ensiklopedia Encarta, 2004.

Herijulianti, Eliza, Drg. Tati Svasti Indriani & Drg. Sri Artini, M.Pd, 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC :Jakarta

Iwan, Binarto 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya, Penerbit ANDI: Yogyakarta

Lassiter Luke Eric, 2006. Invitation to Anthropology, AltaMira Press: Lanham Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung.


(1)

(2) Bagaimana membuat strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mengajak masyarakat mengikuti Rebo Nyunda?

1.3 Tujuan Perancangan

(1) Memperkenalkan budaya Sunda melalui memperkenalkan bahasa Sunda yang baik dan benar kepada target utama kampanye yaitu penduduk usia 16-22 tahun dan merupakan kelompok siswa SMA sampai mahasiswa yang mempunyai potensi sebagai agen perubahan.

(2) Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk masyarakat kota Bandung lainnya.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan informasi masalah dan jenis data yang dikumpulkan, dalam perancangan karya desain ini dikategorikan dua kelompok data, yaitu sebagai berikut:

(1) Dalam proses perancangan ini digunakan data primer berupa wawancara dan kuesioner dari masyarakat sebagai responden untuk menentukan masalah dan solusi kampanye sosial yang harus dibuat.

(2) Dalam proses perancangan ini digunakan data sekunder berupa buku-buku mengenai teknik-teknik periklanan dan kampanye untuk pengerjaan media visual agar menarik.

Teknik pengumpulan data dalam proses perancangan branding dan promosi program harian kota Bandung ini menggunakan teknik:


(2)

(1) Observasi

Observasi adalah pengamatan atas fenomena yang terjadi di masyarakat, misalnya “Rebo Nyunda” yang baru dilaksanakan oleh anak SD dan pegawai negeri, tetapi belum oleh masyarakat lain.

Penulis juga melakukan observasi langsung di lapangan sekaligus sebagai partisipan aktif, misalnya dengan memakai iket kepala Sunda di hari Rabu.

(2) Wawancara

Teknik wawancara dilakukan secara tidak terstruktur kepada staf pemkot Bandung sebagai narasumber mengenai program harian kota Bandung.

(2) Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan data secara akurat dari buku dan sumber internet yang terpercaya.

(3) Kuesioner

Kuesioner ditujukan kepada responden berusia 16-22 tahun yang berdomisili di Bandung untuk menentukan masalah, solusi, dan media visual kampanye yang harus dibuat.


(3)

1.5 Skema Perancangan

Latar Belakang Masalah

1. Tidak seluruh masyarakat mengetahui program-program ini, hanya mereka yang mengikuti berita dan perkembangan program pemerintah Bandung saja yang mengetahuinya.

2. Tujuan dan manfaat dari program ini juga tidak diketahui oleh masyarakat, sehingga masyarakat cenderung tidak tertarik dan malas untuk mengikuti jalannya program ini.

3. Media visual yang bertujuan untuk sosialisasi program ini juga belum dibuat atau diluncurkan ke masyarakat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana memperkenalkan budaya Sunda yang baik kepada masyarakat?

2. Bagaimana membuat strategi kreatif kampanye yang tepat untuk mengajak masyarakat mengikuti Rebo Nyunda?

Kuesioner Terhadap 100

orang penduduk berusia 16 –

22 tahun

Observasi Pengamatan akan sikap dan

perilaku masyarakat

Studi Pustaka Pencarian data dari buku di Universitas Kristen Maranatha dan

sumber internet yang terpercaya

Konsep Komunikasi Konsep Media Konsep Visual

Tujuan Perancangan

1. Memperkenalkan budaya Sunda melalui bahasa Sunda yang baik dan benar kepada target utama kampanye yaitu penduduk usia 16-22 tahun dan merupakan kelompok siswa SMA sampai mahasiswa yang mempunyai potensi sebagai agen perubahan.

2. Membuat sebuah kampanye yang menarik secara visual, sarat makna, dan efektif kepada target kampanye, dan berdampak untuk masyarakat kota Bandung lainnya.budaya Indonesia dengan menggunakan media yang paling tepat sasaran.

Wawancara Wawancara kepada staf

pemkot Bandung


(4)

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Kampanye “Rebo Nyunda” ini ditujukan kepada semua orang yang tinggal dan berada di kota Bandung, tidak hanya kepada mereka yang suku Sunda saja. Sehingga kota Bandung juga dapat dikenal dengan identitas kebudayaan aslinya yaitu budaya Sunda.

Dalam sebuah kebudayaan di masyarakat, ada 4 identitas etnik yang harus dipertahankan untuk mempertahankan budaya tersebut, yaitu: bahasa, pakaian, makanan, dan agama. Dalam kasus “Rebo Nyunda” ini, bahasa dan pakaian merupakan pintu masuk yang tepat untuk mempertahankan kebudayaan Sunda di lingkungan masyarakat kota Bandung yang semakin multi kultural. Maka kampanye “Rebo Nyunda” ini, mengkomunikasikan dimulai dengan bagaimana berbahasa Sunda yang benar dalam kehidupan sehari-hari, dan memperkenalkan identitas pakaian Sunda yaitu totopong atau iket kepala Sunda.

Pembuatan kampanye sosial program harian kota Bandung, “Rebo Nyunda” ini adalah pembuatan sebuah kampanye dengan budget yang murah, dimana media sosial menjadi kekuatan utama untuk komunikasinya. Hal ini dikarenakan target audience yang dalam rentang usia 16 – 22 tahun sangat aktif dalam media sosial.

Diharapkan melalui kampanye Rebo Nyunda ini, masyarakat kota Bandung dapat memandang budaya Sunda sebagai sebuah budaya yang luhur, sopan, dan harus dipertahankan, sehingga dimulai dengan “nyunda” setiap hari Rabu, kelak budaya Sunda yang ada di kota Bandung tidak akan hilang.


(5)

5.2 Saran

Perancangan ini akan dapat lebih menarik, bila dilengkapi dengan media audio visual yang lebih seperti video. Penulis menyarankan agar dalam tugas akhir, peserta tugas akhir diberi kesempatan untuk dapat lebih mengeksplor media-media lainnya selain media-media cetak saja, seperti video dan web design, karena media-media seperti itu dapat mengkomunikasikan dengan efektif kepada masyarakat luas dengan biaya yang lebih sedikit.

Saran dari penguji terhadap perancangan ini adalah agar gambar-gambar yang ada di websie akan lebih baik bila dibuat dalam tiga bahasa juga, sehingga pembaca yang dari berbagai kalangan akan dapat mengerti. Selain itu, gestur pada beberapa gambar juga akan lebih baik bila diperjelas dan tidak tertutup oleh tulisan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Asumpta Maria, 2002. Dasar – Dasar Public Relations, Grasindo : Jakarta. Bensley Robert J. & Brookins-Fisher Jodi, 2003. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat, Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta

D’Zousa Alan, Shah Kruti, 2009. Advertising and Promotions, Tata McGraw-Hill: New Delhi

Ensiklopedia Encarta, 2004.

Herijulianti, Eliza, Drg. Tati Svasti Indriani & Drg. Sri Artini, M.Pd, 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi, EGC :Jakarta

Iwan, Binarto 2010. Multimedia Digital – Dasar Teori dan Pengembangannya, Penerbit ANDI: Yogyakarta

Lassiter Luke Eric, 2006. Invitation to Anthropology, AltaMira Press: Lanham Venus, Antar, 2004. Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatana Media: Bandung.