Perancangan Kampanye Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Fadlan Azhari Setianto Nama Panggilan : Fadlan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 24 Maret 1994 Umur : 22 Tahun

Jenis Kelamin : Laki- Laki Agama : Islam

Alamat : Jln. Mayang Asih No 4. Cijambe, Ujungberung, Bandung E- mail : Fadlanazhari@gmail.com

DATA PENDIDIKAN FORMAL:

SD : Tahun 2000 – 2006 : SDN Andir Kidul I SMP : Tahun 2006 – 2009 : SMP Al-Ghifari

SMA : Tahun 2010 – 2012 : SMK Teknik Informatika


(5)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA JARAK DEKAT

KOTA BANDUNG

DK 38315 / Tugas Akhir Semester II 2015-2016

Oleh:

Fadlan Azhari Setianto NIM. 51912009

Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Perancangan Kampanye Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung. Perancangan ini disusun dengan tujuan memenuhi syarat untuk memperoleh nilai mata pelajaran Tugas Akhir. Tugas Akhir merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa khususnya di jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Perancangan Kampanye bersepeda kota Bandung merupakan judul perancangan yang dikerjakan penulis. penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materil, khususnya kepada Allah SWT yang telah memberikan ridho-Nya dan Orang tua yang selalu mendukung baik moril dan materil.

Dalam penulisan dan penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan yang dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon kritik dan saran dari berbagai pihak untuk hasil yang lebih sempurna. Akhir kata penulis berharap semoga perancangan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, Amin.

Bandung, 3 Agustus 2016 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... . iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

I.6 Manfaat Perancangan ... 4

BAB II . PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BERSEPEDA ... 5

II.1 Kondisi Lingkungan Kota Bandung ... 5

II.2 Kondisi Udara Kota Bandung ... 6

II.2.1 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)... 7

II.3 Program Bersepeda Kota Bandung ... 9

II.3.1 Jumat Bersepeda ... 10

II.3.2 Bike Sharing ... 10

II.4 Sepeda... 11

II.4.1 Perkembangan Sepeda di Indonesia ... 11

II.4.2 Jenis-Jenis Sepeda ... 12

II.4.3 Fungsi Sepeda ... 13


(8)

II.5 Data Lapangan ... 15

II.6 Analisis ... 21

II.7 Solusi Permasalahan ... 22

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA ... 23

III.1 Strategi Perancangan ... 23

III.1.2 Strategi Komunikasi ... 27

III.1.3 Mandatory ... 28

III.1.4 Strategi Kreatif ... 28

III.1.5 Strategi Media ... 30

III.1.6 Strategi Distribusi... 33

III.2 Konsep Desain ... 34

III.2.1 Format Desain ... 34

III.2.2 Tata Letak... 35

III.2.3 Huruf ... 35

III.2.4 Warna ... 36

III.2.5 Illustrasi ... 36

III.2.6 Audio ... 37

BAB IV. MEDIA & TEKNIS PRODUKSI ... 38

IV.1 Media Utama ... 38

IV.2 Media Pendukung ... 43

DAFTAR PUSTAKA ………. ... 49


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Kurnia, Rohmat. (2014). Let’s Gowes & Fun, Bandung: Satu Nusa.

Kurnia, Rohmat. (2015). Mountain Bikes serba-serbi sepeda gunung, Bandung: Satu Nusa.

Mulyana, B dan Giriwijoyo, D. (2012). Ilmu kesehatan olahraga, Bandung: Rosdakarya.

Elvinaro. (2009). Public Relations, Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Yasni. (1998). Perancangan Sistem Informasi. Jakarta: AMIK BSI.

Wawancara

Eka, 2015. Bike sharing. Bandung.

Sumber Artikel Internet

PPID Kota Bandung, (2014) Profil Kota Bandung. Diambil dari: http://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung (10 Febuari 2016).

Sigit Yulianto, (2015) Menuju kota industri. Diambil dari: http://humas.kota.go.id/2016/02/10/menuju-kota-industri-indonesia-yang-berkelanjutan/ (10 Febuari 2016).

Sudarna, (2015) Kualitas Udara Kota Bandung Semakin Buruk. Diambil dari: http://jabar.tribunnews.com/2015/05/25/kualitas-udara-kota-bandung-semakin-buruk-terutama-akhir-pekan (10 Febuari 2016).

Wojo Wasitu, (1997) sejarah animasi indonesia. Diambil dari: https://kelompokkami.wordpress.com/3d-animation/ (1 Juni 2016).


(10)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tumbuhnya kota industri merupakan sebuah keniscayaan pada era industrialisasi sekarang, (seperti dikutip Yulianto, 2009) idealnya sebuah kota industri adalah sebuah kota yang susunan lingkungan fisiknya teratur,indah, dan harmonis, salah satu langkah yang diperlukan agar menjadi kota industri yang ramah adalah kota yang kesadaran masyarakatnya menjalankan program pemerintah yang telah dirancang untuk mewujudkan kota industri yang ideal. Sebuah kota industri yang ideal atau ramah terhadap warga dan lingkungan harus memiliki sistem tata kota yang baik. Seiring perkembangan jaman, salah satu kota industri di Indonesia adalah kota Bandung.

Kota Bandung kini telah berkembang menjadi sebuah kota besar. Kota Bandung merupakan salah satu kota industri di Indonesia, karena kota industri, maka Kota Bandung menghadapi berbagai masalah, salah satunya pertumbuhan dan perkembangan kota berakibat pada kondisi lalu lintas Kota Bandung. Kondisi lalu lintas yang kini dipenuhi dengan kendaraan bermotor menyebabkan kemacetan terjadi dimana-mana, dan peningkatan pencemaran udara.

Kondisi udara yang ideal bisa di ukur melalui alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang di tempatkan di sejumlah wilayah Kota Bandung. Tingkat pencemaran yang ditampilkan mulai dari kualitas udara yang baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Sehingga masyarakat dapat melihat sendiri kualitas udara yang terukur di wilayah tersebut. Menurut kementrian lingkungan hidup rata-rata kualitas udara di Kota Bandung pada tanggal 02 februari 2016 mencapai angka PM10 dengan nilai 82.84 dalam status sedang namun bisa juga naik melebihi nilai 110, dan merubah status menjadi tidak sehat. Dari data tersebut hanya butuh 30 point menjadi status tidak sehat. dengan demikian adanya upaya agar tidak mencapai ke tahap tidak sehat, bahkan harus diturunkan, dalam rangka untuk meningkatanan kualitas udara, makan pemerintah Kota Bandung mengadakan program agenda harian.


(11)

Salah satu program Pemerintah Kota Bandung dalam menangani masalah polusi udara yaitu dengan mengadakan kampanye agenda harian, dari hari senin hingga minggu, salah satunya Jumat Bersepeda merupakan gagasan dalam mensukseskan kampanye bersepeda di hari Jumat setiap minggunya di Kota Bandung. Kampanye ini digunakan untuk semakin banyak warga Bandung yang beraktivitas menggunakan sepeda baik ke sekolah, kampus maupun tempat kerja. Bersepeda adalah sebuah kegiatan rekreasi atau olahraga, serta merupakan salah satu moda transportasi darat yang ramah lingkungan, dan bertujuan untuk mengurangi polusi udara yang di sebabkan oleh kendaraan.

Pemerintah pun telah menggagaskan program bike sharing yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat dan bebas polusi. bike sharing merupakan tahap kemajuan pelayanan kebutuhan warga untuk bersepeda. Karena dengan program ini siapapun bisa menyewa sepeda di shelter-shelter yang telah dibangun di beberapa ruas jalan Kota Bandung. sebagian besar respon masyarakat setuju dengan program bersepeda, namun masih kurangnya fasilitas bagi para pengguna sepeda di Kota Bandung, dan masih kurangnya ketertarikan warga menggunakan sepeda untuk kegiatan sehari-hari. Data menunjukan warga lebih senang menggunakan sepeda hanya sekedar untuk berolah raga.

Dampak dari perkembangan teknologi membuat persepsi masyarakat mulai meninggalkan sepeda. Dengan alasan efisiensi dan kepraktisan masyarakat memilih menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transportasi, baik untuk jarak dekat apalagi jarak jauh. Masyarakat lebih memilih mengendarai sepeda motor daripada menggunakan sepeda ataupun jalan kaki. Kemudahan mendapat sepeda motor juga menjadi salah satu alasan dipenuhinya jalanan oleh sepeda motor.

Sepeda dapat menjadi sebuah solusi sederhana yang dapat menjadikan alternatif bagi para masyarakat untuk menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan.


(12)

Sepeda merupakan alat transportasi alternatif yang baik untuk kesehatan, dan juga baik untuk kenyamanan kota dan pemeliharaan lingkungan. Sepeda tidak menghasilkan karbon monoksida maupun karbon dioksida, tidak mencemari udara maupun lingkungan serta menyebabkan kemacetan arus lalulintas. Karena sepeda dioprasikan oleh otot tubuh manusia, maka tidak diperlukan kosumsi bahan bakar berupa bensin ataupun solar.

Penggunaan kembali sepeda perlu disosialisasikan kepada masyarakat, terutama kepada kalangan masyarakat yang menggunakan sepeda motor secara berlebihan. Menyikapi permasalahan yang sudah diuraikan di atas. Maka perlu diadakanya suatu kampanye kendaraan ramah lingkungan dengan bersepeda bagi masyarakat, dan juga banyaknya manfaat yang diperoleh dengan mengendarai sepeda.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

 Kurangnya respon dari masyarakat untuk menjalankan program pemerintah yang bertujuan mengurangi polusi udara.

 Masyarakat masih menggunakan kendaraan bermotor secara berlebihan.

 Kurangnya ketertarikan masyarakat menggunakan sepeda.

 Sepeda hanya menjadi sarana olahraga bukan sebagai alat transportasi sehari-hari.

 Sebagaian masyarakat belum merespon program pemerintah.

 Masyarakat masih menggunakan kendaraan motor secara berlebihan.

 Sarana umum bersepeda sudah ada tapi perlu dikembangkan. 1.3 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada dalam identifikasi masalah, untuk lebih memberikan penjelasan terhadap masalah ini, sehingga dapat diambil satu permasalahan utama, yaitu:


(13)

1.4 Batasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas pada permasalahan, maka ditentukan batasan masalah ini terfokus pada penggunaan sepeda untuk mendukung kegiatan sehari-hari di Kota Bandung.

1.5 Tujuan

Perancangan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat sadar akan pentingnya menjaga lingkungan, agar masyarakat menyadari pentingnya bersepeda sebagai andil dalam menjaga lingkungan.

1.6 Manfaat

Manfaat dari perancangan kampanye bersepeda adalah untuk membantu menurunkan polusi udara di Kota Bandung, terbangunya sebuah sikap hidup sehat dengan kendaraan ramah lingkungan yaitu dengan bersepeda.


(14)

BAB II. PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG BERSEPEDA

II.1 Kondisi Lingkungan Kota Bandung

Kota Bandung terletak diantara 107 0 Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan. Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Selain itu, Kota Bandung juga merupakan kota terbesar di wilayah Pulau Jawa bagian selatan. Sedangkan wilayah Bandung Raya (Wilayah Metropolitan Bandung) merupakan metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jabodetabek dan Gerbangkertosusila di jawa timur.

Gambar II.1 Peta Kota Bandung Sumber:http:

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil.kota.bandung/BDO_BaseMap.jpg (Diakses pada 01/04/2016)

Secara topografis Kota Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan laut, titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian 1.050 meter dan terendah di sebelah Selatan adalah 675 meter di atas permukaan laut, di wilayah Kotamadya Bandung bagian Selatan permukaan tanah relatif datar, sedangkan di


(15)

wilayah kota bagian Utara berbukit-bukit sehingga merupakan panorama yang indah. (http://ppid.bandung.go.id/profil-kota-bandung/).

II.2 Kondisi Udara di Kota Bandung

Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat, sekalugus menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat, Menurut Sudarna (2015), pada 2013 lalu, Kota Bandung mendapat rangking 1 sebagai kota dengan polutan rendah di Jawa Barat. Namun, setahun kemudian kondisi udara di Kota Bandung menjadi urutan ke 6. Artinya polusi udaranya semakin buruk, terutama pada saat

week end dikarenakan banyaknya kendaraan yang masuk ke Kota Bandung membuat polusi udara semakin tinggi.

Gambar II.2 Pencemaran udara melalui kendaraan. Sumber: https://statik.tempo.co/data/id_128673/128673_620.jpg

(Diakses pada 01/04/2016)

Kondisi udara yang ideal bisa diukur melalui alat indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang di tempatkan di sejumlah wilayah Kota Bandung. Tingkat pencemaran yang ditampilkan mulai dari kualitas udara yang baik, sedang, tidak sehat, sangat tidak sehat, dan berbahaya. Sehingga masyarakat dapat melihat sendiri kualitas udara yang terukur di wilayah tersebut. Menurut kementrian lingkungan hidup rata-rata kualitas udara di Kota Bandung pada tanggal 02 februari 2016 mencapai angka PM10 dengan nilai 82.84 dalam status sedang namun bisa juga naik melebihi nilai 110, dan merubah status menjadi tidak sehat, dari data tersebut hanya butuh 30 point menjadi status tidak sehat.


(16)

II.2.1 Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU)

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan setelah menghirup udara tersebut selama beberapa jam/hari/bulan. Penetapan ISPU ini mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, bangunan dan nilai estetika.

Gambar II.3. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

ISPU Ditetapkan Berdasarkan 5 Pencemar  Karbon Monooksida (CO)

 Sulfur Dioksida (SO2)

 Nitrogen Dioksida (NO2)

 Ozon Permukaan (O3)


(17)

ISPU dan Dampak Kesehatan

Tabel I.1 nilai ISPU dan dampak kesehatan Sumber:

http://www.cets-uii.org/BML/Udara/ISPU/ISPU%20(Indeks%20Standar%20Pencemar%20 Udara).html

(Diakses pada 01/04/2016)

ISPU

Tingkat Pencemaran

Udara Dampak Kesehatan

0–50 Baik Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika

51–100 Sedang Kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika

101–199 Tidak Sehat Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika

200–299 Sangat Tidak Sehat

Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar

300–500 Berbahaya Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi


(18)

Menurut Drejana (2014) selain pendekatan teknologi ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor di perkotaan, salah satunya tidak menggunakan kendaraan bermotor dengan rute jarak pendek. Lalu memilih rute perjalanan yang efisien, selain itu ada hal yang paling penting yaitu menggunakan kendaraan umum transportasi publik salah satunya dengan bersepeda, Namun, hingga kini moda transportasi umum tersebut masih kalah populer dengan kendaraan pribadi. Soal kepadatan arus lalu lintas dan polusi udara tak hanya menjadi urusan pemerintah, masyarakat juga harus berperan aktif mendukung program yang disediakan pemerintah untuk mengatas polusi.

II.3 Program Bersepeda Kota Bandung

Tentunya hal ini menyebabkan pemerintah turun tangan untuk menghadapi permasalahan polusi udara di Kota Bandung dengan cara mengadakan program-program untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu dengan menyediakan taman kota, car free day, bus gratis bagi pelajar, dan salah satunya dengan mengadakan program kampanye bersepeda di hari Jumat setiap minggunya di Kota Bandung, atau lebih dikenal dengan program Jumat Bersepeda, tentunya kampanye ini bertujuan untuk mengajak masyarakat beraktifitas menggunakan sepeda baik ke sekolah, kampus, maupun tempat kerja.

Gambar II.4. Logo gerakan bersepeda Sumber:

https://statik.tempo.co/data/2012/07/01/id_128673/128673_620.jpg (Diakses pada 01/04/2016)

menggunakan sepeda adalah alternatif dalam mengurangi kemacetan yang kerap terjadi dan juga bisa mengurangi polusi udara yang berdampak buruk.


(19)

II.3.1 Jumat Bersepeda

Pada hari Jumat, Warga Bandung dianjurkan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan sepeda oleh warga dan mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi. Himbawan baik pelajar, mahasiswa, karyawan atau siapapun untuk berpartisipasi dalam Bandung Bike Day, dengan menggunakan sepeda di hari Jumat.

Gambar II.5. Sosialisasi kampanye bersepeda Sumber:

https://statik.tempo.co/data/2012/07/01/id_128673/128673_620.jpg (Diakses pada 01/04/2016)

Menurut Ridwan Kamil Walikota Bandung, hari Jumat dipilih karena pada hari Jumat masih hari kerja dan biasanya kalau hari Jumat itu ada TGIF (thanks god its Friday) jadi mood di hari Jumat sangat bagus untuk menjalankan program ini, diharapkan banyak orang yang bersepeda di hari Jumat, bisa mengurangi populasi kendaraan di Kota Bandung. Harapanya setiap hari bagi yang mampu bersepeda, bagi yang tidak memiliki sepeda, sudah dipersiapkan adanya tempat penyewaan sepeda, jadi harapannya bersepeda ini menjadi budaya, bukan sekedar hobi untuk olah raga.

II.1.3.2 Bike Sharing

Program Bike Sharing atau penyewaan sepeda bertujuan untuk memberikan fasilitas penyewaan sepeda, menurut (Eka,2016) setiap shelter-nya akan terdapat 15 hingga 20 sepeda, jumlah ini memang disesuaikan dengan luas dan posisi tempat. Masyarakat sudah bisa melakukan pendaftaran dengan biaya Rp75.000 untuk bergabung menjadi anggota dan akan mendapatkan paket 20 jam gratis


(20)

sewa sepeda. Setiap sepedanya, setiap shelter mematok harga sewa mulai Rp2000 hingga Rp5000 per-jam, tergantung dengan jenis sepeda, mulai dari mountain bike, city bike, dan sepeda lipat.

Gambar II.6 Fasilitas Bike-Sharing Dago Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Melalui program yang digagas pemerintah, Eka berharap masyarakat memiliki kesadaran terlebih dahulu sebelum terbangunnya infrastruktur. Sebelumnya sudah tersedia fasilitas jalan khusus pengguna sepeda. Akan tetapi, dengan adanya sarana yang menunjang diharapkan bisa melatih masyarakat begitupun pemerintah. Dengan adanya Bike-Sharing di Bandung ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi permasalahan transportasi di Kota Bandung. Selain berdampak baik untuk mengurai kemacetan, penggunaan sepeda juga mengurangi polusi dan sehat.

II.4 Sepeda

Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakan kaki untuk menjalankannya. Sepeda merupakan salah satu alat transportasi yang paling penting di dunia, karena selain ramah lingkungan, sepeda juga menjadi tonggak munculnya kendaraan-kendaraan lainya (Kurnia, 2015, h2).


(21)

II.4.1 Perkembangan Sepeda di Indonesia

Kurnia (2015) menjelaskan awal popularitas sepeda di Indonesia adalah pada masa kolonial Belanda. Orang belanda membawa sepeda buatan Eropa sebagai alat transportasi pada masa pendudukan mereka di Indonesia. Pada masa itu rakyat jelata belum bisa menikmati sepeda, hanya para penguasa dan bangsawan yang bisa. Hampir semua orang mengakui bahwa sepeda, yang umumnya buatan Belanda dan Inggris, merupakan alat transportasi bergengsi. Pada tahun 1960-an, seiring perkembangan teknologi transportasi, kedudukan sepeda sebagai kendaraan kelas atas perlahan tergeser oleh popularitas motor dan mobil. Sepeda buatan 1930-an sampai 1950-an segera menjadi barang lama yang mudah ditinggalkan.

II.4.2 Jenis-Jenis Sepeda

Kini sepeda mempunyai beragam nama dan model. Kurnia (2015) menjelaskan bahwa pengelompokan biasanya berdasarkan fungsi dan ukurannya. Pengelompokan sepeda diantaranya adalah:

 Sepeda gunung, digunakan untuk lintasan off-road dengan rangka yang kuat, memiliki suspensi, dan kombinasi kecepatan sampai 27 km/jam.

 Sepeda jalan raya. Digunakan untuk balap jalan raya, bobot keseluruan yang ringan, ban halus untuk mengurangi gesekan dengan jalan, kombinasi kecepatan sampai 27 km/jam.

 Sepeda BMX, BMX merupakan kependean dari Bicycle Moto-cross, banyak digunakan untuk atraksi.

 Sepeda kota (citybike), adalah sepeda yang biasa dipakai di perkotaan dengan kondisi jalan yang baik. Sepeda jenis ini sangat menekankan aspek fungsional. Biasanya memiliki sebuah boncengan dan keranjang.

 Sepeda mini, termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda anak-anak, baik beroda dua maupun beroda tiga.

 Sepeda angkut atau sepeda yang berdisain klasik (tua), termasuk dalam kelompok ini adalah sepeda kumbang, sepeda pos dan sepeda ontel yang memiliki besi kuat dan berdiameter roda yang besar mampu untuk keperluan berboncengan dan membawa barang.


(22)

 Sepeda lipat, merupakan jenis sepeda yang bisa dilipat dalam hitungan detik, sehingga bisa di bawa ke mana-mana dengan mudah.

 Sepeda Balap, sepeda yang model pegangannya setengah lingkaran dan digunakan untuk balapan.

II.4.3 Fungsi Sepeda

Dengan bersepeda secara otomatis tubuh melakukan aktivitas fisik dan berolahraga sehingga membuat tubuh menjadi lebih segar dan sehat. Menurut Kurnia (2015) Ada banyak kegunaan terkait dengan bersepeda yaitu:

 Transportasi

Sepeda menjadi alat transportasi utama pada abad 18, seiring perkembangan teknologi kini sepeda hanya digunakan sebagai alat transportasi sekunder.

 Olahraga dan perlombaan (balap sepeda)

Selain digunakan sebagai alat transportasi sepeda juga digunakan untuk kegiatan rekreasi atau olahraga, banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di berbagai macam medan dengan tujuan berolahraga. Olahraga bersepeda profesional dinamakan balap sepeda. Balap sepeda merupakan kompetisi yang masuk dalam salah satu cabang olahraga dalam olipiade. Salah satu perlombaan balap sepeda yang terkenal di dunia adalah Tour de France.

 Atraksi

Sepeda yang sering digunakan untuk atraksi antara lain : sepeda roda satu dan BMX. Sepeda roda satu biasanya diguanakan untuk sirkus atau pertunjukan lainnya, sedangkan sepeda BMX sering digunakan untuk free style yang biasa ditemui di tempat-tempat umum seperti di jalan atau di taman.

II.4.4 Manfaat Beraktifitas Dengan Sepeda

Bersepeda merupakan salah satu jenis olahraga yang menarik dan dapat dilakukan oleh siapa saja, tanpa memandang satutus usia dan jenis kelamin. Selain sebagai


(23)

adalah salah satu syarat penting untuk menjaga kualitas kesehatan. Bersepeda sendiri, jika dilakukan minimal 2,5 jam seminggu secara rutin memiliki dampak positif bagi kesehatan tubuh. (Mulyana & Giriwijoyo, 2012, h27).

 Manfaat bagi kesehatan

Ada beberapa sejumlah keutnungan dari aktivitas bersepeda sederhana ini sebagai alat untuk mempromosikan kesehatan secara keseluruhan. bersepedamemiliki banyak manfaat untuk kesehatan, antara lain:

 Bersepeda baik untuk jantung : Olahraga bersepeda erat hubungannya dengan peningkatan kebugaran kardiovaskular atau kesehatan pembuluh dara dan jauntung, serta penurunan resiko penyakit jantung coroner.

 Bersepeda baik untuk otot-otot: mengendari sepeda sangant baik untuk mengencangkan dan membangun otot terutama di bagian bawah tubuh seperti betis, paha dan bagian belakang.

 Menjaga ukurang pinggang tetap ideal: pembakaran kalori dapat terjadi saat bersepeda ketika menggowes lebih cepat daripada biasanya, bersepeda tidak hanya efektif dalam membantu menurunkan berat badan, tetapi juga meningkatkan metabolisme tubuh.

 Baik utnuk kesehatan mental : bersepeda telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan mental.

 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh : Bersepeda dapat memperkuat kekebalan tubuh, sekaligus menjadi alat proteksi terhadap jenis penyakit kanker tertentu.

 Manfaat bagi lingkungan

Tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan, bersepeda juga sangat bermanfaat bagi lingkungan diantaranya:

 Sepeda tidak memerlukan lahan parkir yang luas.

 Tidak mencemari lingkungan.


(24)

 Memberikan kesempatan berinteraksi yang lebih leluasa, baik dengan sesama pemakai jalan, maupun dengan warga masyarakat di sekitarnya.

Gambar II.7 Pembakaran energi saat bersepeda

Sumber : http://www.fatsecret.co.id/kebugaran/bersepeda-(sedang) (Diakses pada 01/6/2016)

II.5 Data Lapangan

Pemerintah Kota Bandung membuat beberapa solusi untuk menghadapi permasalahan polusi udara di Kota Bandung dengan cara mengadakan program-program kampanye untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu salah satunya dengan mengadakan program bersepeda untuk mengurangi kemacetan dan polusi. Kampanye yang dilakukan termasuk kedalam jenis Kampanye ideologi atau misi sosial, kampanye tersebut bersifat khusus, berdimensi sosial, atau perubahan sosial, yang bertujuan untuk mengajak masyarakat lebih menjaga lingkunganya. Terutama pada permasalahan polusi udara. Namun peran warga dalam nenyikapi program pemerintah masih minim. Kurangnya sosialisasi dan fasilitas bersepeda yang baik menjadi permasalahan utama yang di hadapi oleh pemerintah. Maka dari itu telah dilakukan penyebaran kuesioner di media online pada tanggal 8 April 2016 untuk mengetahui data yang dihasilkan oleh responden terkait kondisi lingkungan Kota Bandung, program pemerintah Kota Bandung kususnya


(25)

yang dihasilkan dengan cara pengisian kuesioner, dimana kuesioner diberikan kepada 57 orang yaitu:

Gambar II.8. Kondisi udara di Kota Bandung Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data di atas menunjukan kualitas polusi udara di Kota Bandung, menurut responden kualitas udara di Kota Bandung sebanyak (71,4%) responden menyatakan udara sudah tercemar, lalu sebanyak 28.6%) responden menyatakan mulai tercemar.

Gambar II.9 Penyebab utama polusi udara menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data dari diagram diatas menunjukkan bahwa sumber utama polusi udara di Kota Bandung yaitu melalui pertumbuhan kendaraan bermotor yang sangat pesat. hal ini dilihat dari responden yang menjawab pertumbuhan jumlah kendaraan yang sangat pesat sebanyak (85,7%), dan responden yang menjawab kurangnya pepohonan di perkotaan sebesar (14,3%).


(26)

Gambar II.10 Kendaraan responden sehari-hari Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan kendaraan yang digunakan responden sehari-hari, (57,1%) responden menggunakan sepeda motor, (14,3%) responden menggunakan sepeda, (14,3%) responden menggunakan mobil, (14,3%) responden menggunakan transportasi umum.

Gambar II.11 Program bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan pendapat responden tentang program bersepeda yang disosialisasikan ke publik oleh pemerintah yang pernah dilihat di media masa. 57,1% responden tidak pernah melihat langsung kampanye bersepeda, (14,3%) responden melihat langsung di tempat, seperti kegiatan di Car Free Day (CFD), dan (28.6%) responden melihat dari internet.


(27)

Gambar II.12 Pengetahuan responden tentang Jumat Bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan pengetahuan program Jumat Bersepeda, (42,9%) responden menjawab tidak tahu, (28.6%) responden menyatakan cukup tahu atau pernah dengar. (14,3%) mengatakan sangat tahu, dan (14,3%) mengatakan tahu.

Gambar II.13 Keikutsertaan masyarakat dalam Program Jumat Bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data dari diagram diatas menunjukkan bahwa keikutsertaan responden dalam Program Jumat sepeda yang dilakukan oleh pemerintah masih minim. Data menunjukan (85,7%) responden tidak menjalankan program Jumat Bersepeda, dan (14.3%) responden menjawab terkadang mengikuti program Jumat Bersepeda.


(28)

Gambar II.14 Kelebihan sepeda menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan kelebihan utama sepeda menurut responden jika digunakan di perkotaan, (57,1%) responden menyimpulkan bahwa sepeda adalah kendaraan yang menyehatkan, (14,3%) responden menyatakan kendaraan yang ramah lingkungan. (14,3%) mengatakan kendaraan yang mengasyikan, dan (14,3%) mengatakan kendaraan yang praktis untuk dipakai jarak dekat.

Gambar II.15 kekurangan sepeda menurut responden Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan kekurangan utama sepeda menurut responden jika digunakan di perkotaan, (42,9%) responden menyimpulkan bahwa sepeda adalah kendaraan yang sulit mendapat ruang di jalan, (28,6%) responden menyatakan kendaraan yang tidak praktis. (28,6%) mengatakan kendaraan yang melelahkan.


(29)

Gambar II.16 Responden yang memiliki sepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan jumlah responden yang memiliki sepeda, (57.1%) responden menggunakan sepeda, (42.9%) responden tidak menggunakan sepeda.

Gambar II.17 tujuan penggunaan sepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan penggunaan jumlah responden jika memiliki sepeda, (85,7%) responden menggunakan sepeda untuk berolahraga, , (14,3%) responden menggunakan sepeda untuk alat transportasi utama, seperti kegiatan ke sekolah, kampus dan tempat kerja.


(30)

Gambar II.18 Pendapat responden mengenai kegiatan bersepeda Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data menunjukan ketertarikan penggunaan sepeda dikalangan masyarakat, (42.9%) responden menjawab biasa saja, (28.6%) responden tertarik menggunakan sepeda, (28.6%) responden sangat menyukai kegiatan bersepeda.

Gambar II.19 Fasilitas bersepeda di Kota Bandung Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Data diatas menunjukan pendapat responden mengenai fasilitas bersepeda yang di sediakan oleh pemerintah, (71,4%) responden menyatakan masih kurangnya fasilitas bersepeda di Kota Bandung, dan (28,6%) responden menyatakan fasilitas bersepeda di Kota Bandung sangat kurang.

II.6 Analisis

Dalam perancangan ini masyarakat sebagai pengguna jalan akan menjadi subjek dari penelitian, berhubungan dengan program pemerintah yang diberlakukan bagi


(31)

diberlakukan oleh Pemerintah yang mengadakan program-program kampanye untuk mengatasi permasalahan polusi yaitu salah satunya dengan mengadakan program bersepeda untuk mengurangi kemacetan dan polusi.

Berdasarkan hasil kuesioner yang didapat kecenderungan responden mengangap sepeda hanya sebagai alat untuk olah raga saja. Dapat dilihat dari bermacam-macam jawaban para responden yang ada, pengaruh jawaban responden dapat menjadi referensi kebenaran atau penolakan atas jawaban dari responden sendiri. Maka dapat disimpulkan bahwa, persepsi negatif masyarakat tentang sepeda adalah:

 sepeda merupakan kendaraan yang sulit mendapat ruang di jalan.

 sepeda merupakan kendaraan yang tidak peraktis.

 sepeda merupakan kendaraan yang tidak aman.

 sepeda merupakan kendaraan yang melelahkan. II.7 Solusi Permasalahan

Tujuan dari penelitian adalah untuk memecahkan atau menemukan jawaban terhadap suatu objek permasalahan. Oleh karena itu, pemilihan dan analisa masalah adalah sebuah tahap awal yang harus dilakukan. Masyarakat umum beranggapan bahwa kegunaan sepeda hanya untuk olah raga saja, namun fungsi utama sepeda adalah alat transportasi, masyarakat kini menggangap bersepeda itu tidak praktis, melelahkan, sulit mendapatkan ruang di jalan. Sementara itu banyak manfaat menggunakan sepeda, mulai dari manfaat untuk kesehatan dan lingkungan bagi masyarakat umum khususnya di perkotaan, Dengan demikian dapat untuk mengatasi masalah, belumnya sepeda menjadi alat transportasi, maka perlu dilakukan serangkaian kegiatan kampanye bersepeda.


(32)

BAB III. STRATEGI PERANCANGAN KAMPANYE BERSEPEDA

III.1 Strategi Perancangan

Dalam perancangan media persuasi yaitu kampanye sosial, hal yang dilakukan adalah mengkomunikasikan pesan yang akan disampaikan kepada audiens. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau prilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. Untuk membuat suatu komunikasi yang baik dalam sebuah kampanye dibutuhkan suatu komunikasi yang mampu menyampaikan pesan yang dapat dimengerti oleh target audiens. Komunikasi yang akan digunakan dalam kampanye ini adalah persuasif, sebab kampanye ini dimaksudkan untuk mengajak kepada masyarakat. Dengan penyampaian pesan yang sederhana diharapkan dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara yang sederhana. Ada beberapa cara yang dapat meningkatkan mood

seseorang dengan berbagai cara sesuai dengan ilmu pengetahuan yang ingin disampaikan pada kampanye ini sebagai pesan utama untuk mengajak orang bersepeda yaitu:

• Tersenyum. • Olahraga.

• Menikmati alam.

• Berkumpul bersama teman atau keluarga.

• Pola hidup yang sehat.

Pesan tersebut sebagai salah satu langkah mengajak masyarakat melakukan kegiatan bersepeda.

III.1.1 Target Audiens

Segmentasi dari target audiens yang dituju dalam perancangan kampanye ini meliputi beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut:

Demografis

 Target Primer


(33)

kondisi fisik dari masyarakat yang terbilang remaja akhir masih memiliki kondisi fisik yang baik, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.

 Target Sekunder

Golongan, remaja, dewasa, yang berada di daerah perkotaan khususnya di Kota Bandung, umumnya masyarakat beranggapan bahwa bersepeda adalah alat untuk sarana olahraga saja, bukan sebagai alat transportasi.

 Sasaran : Masyarakat umum

Gender : Laki-laki dan Perempuan

 Usia :

- Target Primer : 17- 25 tahun - Target Sekunder : 25 – 35 tahun

 Pendidikan : Pelajar, Mahasiswa, pekerja - Target Primer : SMA, Perguruan Tinggi - Target Sekunder : SMA, Perguruan Tinggi

 Agama : Semua golongan

 Kelas Sosial : Menengah ke atas

Psikografis

- Target Primer : Memiliki rasa ingin tahu, stylish, dapat dipengaruhi. - Target Sekunder : update, open minded, stylish, berani melakukan

perubahan,

Geografis

Target Audiens meliputi daerah perkotaan khususnya Kota Bandung, umumnya seluruh Wilayah Indonesia dengan iklim pegunungan tropis. Bandung juga ramai penduduk dan produk teknologi sudah biasa, bukan merupakan hal yang mewah.

Insight

Untuk kampanye bersepeda target audiens adalah remaja dewasa kelas menengah dan menengah keatas. Audiens yang dituju adalah yang menggunakan kendaraan transportasi secara berlebihan. Dengan prilaku seperti ini, respon masyarakat masih kurang ketertarikan menggunakan sepeda.

Berikut insight dari target audiens:


(34)

 Adanya kebanggan karena memiliki kendaraan tarnsportasi pribadi.

 Senang atau hobi terhadap sesuatu yang menyehatkan.

 Senang melakukan kegiatan yang mudah dan cepat.

 Berani melakukan perubahan.

Dengan target audiens yang bekerja di perkantoran, mahasiswa di kampus dan pelajar di sekolah. Maka insight dari target yaitu seseorang yang tidak ingin disibukan dengan hal-hal di luar kegiatan rutin sehari-hari dan tidak mempedulikan hal-hal sekitar, maka kampanye bersepeda dibuat dengan tidak melibatkan target audiens secara langsung, dengan arti kata media ataupun pesan yang ditujukan dengan media yang tanpa disadari digunakan oleh target audiens.

Journey

Target Primer

Tabel III.1 Target primer Sumber: Pribadi (2016)

Suasana Kegiatan Tempat Point Of Contact

Pagi

Bangun tidur, mandi, siap-siap ke sekolah, kampus, kantor, sarapan, nonton tv, kemudian dianter orang tua menuju sekolah

Kamar tidur, kamar mandi, ruang tv, ruang makan, halaman rumah, dirumah, jalan raya

ponsel, internet handuk, baju, iklan televisi, piring, mug, poster, billboard, gantungan kunci, stiker.

Siang

Belajar, Istrahat dan makan, Pulang sekolah, kerja kelompok,

Sekolah, rumah teman, jalan raya, rumah

Poster, buku, tempat pensil, stiker, billboard, iklan majalah,

Sore

jalan – jalan, bermain gadget

Di halaman rumah, ruang tamu, jalan raya

Stiker, billboard, iklan majalah, gantungan kunci, kalender.


(35)

Malam

Makan malam, nonton tv, belajar, bermain Ponsel, Tidur

Ruang makan, ruang tamu, tempat belajar, kamar tidur.

piring, mug, poster belajar, gadget, internet (youtube,sosmed)

wall sticker.

Target Sekunder

Tabel III.2 Target sekunder Sumber: Pribadi (2016)

Suasana Kegiatan Tempat Point Of Contact

Pagi

Bangun tidur, beres – beres tempat tidur, mandi, ngopi, sarapan, nonton tv, mengantar anak ke sekolah, pergi ke kantor, berangkat sekolah, kuliah.

Kamar tidur, kamar mandi, ruang tv, ruang makan, halaman rumah, di rumah, jalan raya, sekolah,

universitas, kantor.

internet

(youtube,sosmed), bermain game, handuk, baju, iklan tv, piring, mug, poster,

billboard, Koran, iklan majalah, gantungan kunci, stiker, kalender.

Siang

Belajar, Istrahat dan makan, Pulang sekolah, kerja kelompok, nongkrong, Tidur siang

Sekolah, rumah teman, jalan raya, kantin, kafe.

Poster, buku, tempat pensil, sticker, billboard, iklan majalah, mug, poster,

Sore

Jalan – jalan, nongkrong, makan sore, pulang kuliah/kerja.

Jalan raya, kafe, kantin.

Stiker, billboard, iklan majalah, gantungan kunci, poster, mug.


(36)

Malam

Makan malam, nonton tv, belajar, bermain ponsel, berkumpul,

Ruang makan, ruang tamu, tempat belajar, kamar tidur, kafe, kantin.

piring, mug, iklan tv, poster belajar, gadget,

internet/browsing (youtube,sosmed)

wall sticker.

III.1.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang akan dilakukan pada target audiens, diharapkan dapat memahami isi pesan yang akan disampaikan bahwa dalam akifitas sehari-haripun dapat memberikan informasi mengenai manfaat bersepeda. Pendekatan komunikasi dapat dilakukan dengan dilakukan dengan pendekatan verbal maupun pendekatan visual.

Pendekatan Visual

Citra yang timbul dari program bersepeda Kota Bandung yang lebih mendekatkan kearah gaya hidup, sesuai dengan karakter masyarakat perkotaan yang cenderung lebih suka berinteraksi dan bepergian, maka pendekatan visual yang menyenangkan, seru dan stabil dapat dilihat dari visual yang menampilkan rasa tersebut.

Gambar III.1 Bersepeda Sumber:

http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/04/11/175279/540x270/ketahu i-9-manfaat-kesehatan-dari-bersepeda.jpg


(37)

Pendekatan Verbal

Dalam menyampaikan pesan kapanye bersepeda, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia digunakan untuk menyapaikan pesan agar lebih efektif dan dimengerti. Semua data yang didapat dirangkum menjadi informasi yang jelas agar mudah tersampaikan maksud dan tujuannya, serta memperkuat visual yang ditampilkan. Menggunakan bahasa yang terkesan santai namun dapat mempengaruhi target audiens untuk melakukan kegiatan bersepeda.

III.1.3 Mandatory

Kampanye ini diperintahkan oleh Pemerintah Kota Bandung dan berkerja sama dengan Dinas Perhubungan Kota Bandung, untuk memberitahukan informasi tentang sepeda dan mengajak masyarakat agar menggunakan kendaraan sepeda pada jarak dekat.

III.1.4 Strategi Kreatif

Kampanye bersepeda yang ditujukan kepada masyarakat pengguna kendaraan bermotor, yang menempuh jarak dekat maksimal 2 kilometer secara berlebihan menggunakan sepeda motor, hal ini sebaiknya masyarakat menempuh jarak dekat menggunakan sepeda atau berjalan kaki, hasil wawancara dengan Zeni, anggota sepeda Koskas Bandung, menurutnya katagori jarak dekat maksimal untuk bersepeda santai yaitu 2 kilometer, sehingga solusi dari kampanye bersepeda sepeda jarak dekat ini, diberikanya himbauan kepada masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor secara berlebihan, sebaiknya menggunakan kendaraan ramah lingkungan salah satunya dengan bersepeda di jarak radius 2 kilometer, jika jarak tujuan di dalam radius jarak tersebut, karena bersepeda merupakan kegiatan yang ramah lingkungan dan menyehatkan.

III.1.4.1 Cara Penyampaian Pesan

Pendekatan yang digunakan adalah informatif dan persuasif. Dimana pendekatan informatif lebih memperlihatkan informasi dan sebuah pendekatan rasional yang menekankan analisis permasalahan secara sistematis dan mengungkapkan fakta


(38)

yang terjadi mengenai manfaat dan dampak yang terjadi ketika bersepeda. Fungsinya yaitu untuk memudahkan penyampaian informasi atau pengetahuan kepada target audiens sehingga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.

III.1.4.2 Rasionalisasi Visual

Pendekatan visual yang akan dilakukan pada program ini adalah:

 Menggunakan logo, sebagai identitas yang akan digunakan pada media, sehingga media tersebut memiliki identitas yang jelas.

 Tipografi yang dipakai adalah font-font sans serif. Digunakan karena jelas dan mudah terbaca.

 Ilustrasi dan warna yang sesuai dengan identitas Kota Bandung.

 Menggunakan slogan atau tagline yang mudah diingat dan dimengerti oleh khalayak sasaran.

III.1.4.3 Copywriting

Elvinaro (2009) menyebutkan “Copywriting adalah sebuah teknik menghasilkan tulisan yang membuat pembaca memberikan respon yang diinginkan tulisan ini disebut copy. Copy dibuat agar pembaca mulai membeli, mendaftar, mengingat,

atau melakukan tujuannya” (h.28).

Headline

 Ayo bersepeda. Tagline

 Ga mau polusi? Jangan bikin polusi!

 Kalau bisa hemat kenapa tidak?

 Tujuan dekat dan ga bikin macet

 Dimulai dari yang terdekat

Tagline & Headline diambil dari kalimat yang mengajak masyarakat untuk menggunakan sepeda.


(39)

III.1.4.4 Storyline

Menceritakan kondisi Kota Bandung mengenai permasalahan penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan, yang berdampak pada polusi, kemacetan dan pemborosan. Selanjutnya ditampilkan solusi yang ramah lingkungan untuk mengurangi masalah tersebut dengan cara bersepeda dimulai dari jarak yang terdekat.

III.1.5 Strategi Media 1. Media Utama

Pendekatan yang akan dilakukan untuk perancangan video sebagai media informasi adalah dengan cara melakukan studi terhadap masyarakat remaja dan dewasa. Media utama yang akan digunakan adalah berupa video motion graphic

mengenai bersepeda di Kota Bandung, dengan dibuatnya video ini maka diharapkan akan menambah pengetahuan dan ketertarikan target audiens mengenai kegiatan bersepeda di Kota Bandung, karena target dekat sekali dengan media digital dan elektronik.

Strategi kreatif dalam media kampanye Program Bersepeda jarak dekat, dituju maka strategi kreatif yang akan dipakai adalah membuat sebuah animasi berjenis

motion graphic karena film animasi mempunyai daya tarik tersendiri yang terdiri dari gambar, suara, dan mempunyai gerakan, sehingga masyarakat lebih banyak merespon dan mengerti. Animasi yang akan dibuat berjenis motion graphic.

Dengan motion graphic, gerakan-gerakan yang akan dihasilkan akan sangat sederhana dengan menggerakkan sebagian objek yang dibutuhkan, tidak terlalu luwes seperti film-film animasi lain contohnya SpongeBob SquarePants, gaya

motion graphic ini terinspirasi dari sikap kesederhanaan. Video motion graphic

yang dijadikan sebagai media utama, dikemas dengan menggabungkan informasi tentang kegiatan bersepeda, Selain itu, akan dimunculkan karakter-karakter tokoh yang menarik, sebagai identitas Kota Bandung seperti Walikota M.Ridwan Kamil serta masyarakat Kota Bandung, agar ciri khas Kota Bandung mengisi di video animasi ini, Maka dari itu penyampaian kampanye ini harus dilakukan dengan seefektif dan sekreatif mungkin, dengan tujuan informasi yang diberikam mampu diterima masyarakat sebagai khalayak sasaran dengan baik.


(40)

2. Media Pendukung

Media pendukung merupakan media pelengkap atau tambahan bagi media utama untuk membantu menginformasikan, agar menjadi rangsangan target audiens untuk menonton video informasi mengenai bersepeda.

Billboard

Billboard adalah bentuk promosi iklan luar ruang dan memiliki ukurang yang cukup besar. Dalam arti yang sebenarnya billboard adalah bentuk poster dengan ukurang yang cukup besar dan diletakan tinggi di tempat yang ramai dilalui orang.

Banner digital/web banner

Media banner digunakan unuk mengarahkan target untuk membuka dan menonton video informasi ini, banner ini dipasang pada media internet seperti jejaring sosial.

Poster

Poster digunakan pada tempat tempat tertentu, dimana untuk mengarahkan ke situs youtube facebook dan vimeo.

Stiker

Stiker dibuat karena sifatnya individu dan stiker dikenal sangat praktis dan efektif, dapat ditempelkan dimana saja sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan. stiker ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk bersepeda.

III.1.5.1 Pemilihan Media

Media dipilih untuk menyampaikan pesan terhadap target audiens secara informatif dan persuasif, yang bertujuan untuk memudahkan penyampaian pesan kepada target khalayak. Merancang kampanye untuk masyarakat Kota Bandung pengguna jalan dengan menggukan teori AISAS. Menurut Andrias (2008),AISAS adalah model proses pembelian konsumen yang dikembangkan oleh agen periklanan Dentsu pada tahun 2005, konsumen mengikuti proses. Pertama, mereka menjadi sadar akan produk (Attention), mendapatkan tertarik (Interest) mencari informasi yang relevan melalui internet (Search), membeli produk


(41)

(Aksi), dan mengirimkan ulasan melalui internet setelah menggunakan produk (Share).

Attention:

Tahap pertama kampanye yaitu Attention akan diisi dengan aplikasi media yang mampu membangkitkan kesadaran target sasaran akan isu yang diangkat. Media yang digunakan pada tahap ini adalah media-media yang dekat dengan target yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu target audiens.

Interest:

Pada tahap ini kampanye berfokus pada peningkatan ketertarikan target sasaran terhadap isu (setelah sadar akan isu yang diangkat). Tahap ini sangat bersifat informatif namun target sasaran masih pasif. Media di tahap ini adalah media yang mengakomodasi rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang sudah dibangun di tahap Attention.

Search:

Pada tahap ini kampanye berfokus pada memudahkan target sasaran dalam mencari informasi lebih dalam mengenai isu. Media yang digunakan dalam tahap ini adalah media informatif karena target sasaran akan aktif mencari tahu lebih banyak. Media tahap ini menyediakan informasi yang dicari oleh target sasaran.

Action:

Pada tahap ini kampanye berfokus untuk meningkatkan aksi atau perilaku yang diharapkan dari target sasaran. Maka media yang digunakan adalah media yang mampu membangkitkan aksi.

Share:

Dalam tahap ini, kampanye berbagi informasi sambil memfasilitasi target sasaran untuk berbagi pengalamannya tentang kampanye untuk memperluas jangkauan kampanye.


(42)

Tabel III.3 Media AISAS kampanye bersepeda jarak dekat Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

III.1.6 Strategi Distribusi

Berdasarkan pemilihan media yang telah dijabarkan diatas, dikategorikan pertimbangan dalam beberapa bagian yaitu :

Secara Geografis atau Wilayah

Penyebaran media-media kampanye ditujukan pada daerah perkotaan Bandung sesuai dengan segmentasi demografis dari kampanye bersepeda jarak dekat.

Lokasi Penyebaran

Dengan melakukan pendekatan dengan berbagai pihak seperti memutarkan video ini televisi, layar LED di jalan, yang memiliki layar digital video dan tempat dimana biasa dikunjungi oleh target. Untuk menjadikan dokumentasi dalam jangka panjang maka diunggah di situs penyimpanan video seperti

youtube dan vimeo. Sedangkan untuk media pendukung akan diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki mobilitas masyarakatnya tinggi atau padat, seperti persimpangan jalan, dan beberapa media lain disebar di tempat-tempat yang sesuai dengan kampanye sepeda seperti di komunitas-komunitas sepeda di Bandung, tempat penyewaan sepeda, dan dalam acara Car free day.

Jadwal Penyebaran Media

Kampanye ini dilakukan selama empat bulan, dan dimulai dari bulan Agustus sampai Oktober. Berikut adalah jadwal penyebaran media selama kampanye


(43)

Gambar III.2 Jadwal penyebaran media Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) III.2 Konsep Desain

III.2.1 Format Desain

Format desain yang digunakan disesuaikan dengan media yang akan dipakai salah satunya media utama yaitu video animasi motion graphic sebagai media utama dengan menggunakan format wide screen 1280x720px dan format audio visual menggunakan format AVI , format desain digunakan audio visual dengan tambahan animasi teks didalamnya dan telah mengalami proses pengeditan.

Gambar III.3 Ukuran format layar wide screen


(44)

III.2.2 Tata Letak

Dilihat dari target Masyarakatnya adalah masyarakat yang merupakan warga dengan usia 17 sampai 25 tahun. Maka perancangan konsep visual pada pemberian informasi tentang kampanye bersepeda jarak dekat ini cenderung menggunakan tata letak yang sederhana, tegas, dan mudah untuk pahami. Dengan konsep perancangan yang sederhana, diharapkan masyarakat dapat mengolah informasi didalamnya dengan cepat dan tepat.

Menurup Elvinaro (2009) hal-hal yang diperhatikan dalam tata letak perancangan konsep media kampanye ini adalah sebagai berikut:

 Proporsi

Proporsi disini menjelaskan kesesuaian antara ukuran halaman dengan konten didalamnya baik tulisan ataupun gambar.

 Kesatuan

Kesatuan adalah terhubungnya elemen-elemen desain yang berbeda dan mempunyai karakter tersendiri, menjadi sebuah kesatuan baru yang menghasilkan fungsi baru yang utuh.

 Kontras

Kontras adalah menonjolkan suatu fokus objek dalam sebuah media sehingga objek tersebut menjadi fokus perhatian dalam sebuah media utuh.

 Keseimbangan

Keseimbangan dalam tata letak sebuah media terletak pada penempatan elemen-elemen yang terdapat dalam media tersebut. Seperti header, body text,

foto, dan footer. Selain elemen-elemen tersebut, keseimbangan juga terjadi dalam pemberian ukuran pada masing-masing elemen dalam sebuah media.

 Irama

Irama merupakan sebuah makna dari kata pengulangan. Dalam sebuah tata letak, ritme sangat diperhatikan agar terjadinya kesinambungan antara halaman, media, dan kesan yang terlihat dalam bentuk utuh.

III.2.3 Huruf

Pemilihan jenis huruf adalah salah satu faktor penting dalam media Informasi. Untuk dapat menyampaikan pesan Informasi dengan baik, maka pemilihan huruf


(45)

disampaikan dalam medianya dapat menciptakan kesan yang sesuai dengan konsep rancangannya. Adapun jenis huruf yang digunakan dalam media ini adalah: BEBAS

Gambar III.4 Bebas font

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) III.2.4 Warna

Warna memiliki daya tarik yang kuat dan menciptakan makna tersendiri. Warna juga dapat mengurangi rasa bosan, ataupun membangkitkan semangat pada objek.

Gambar III.5 Warna

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Dengan mempertimbangkan keharmonisan warna-warna yang digunakan adapun warna-warna yang digunakan dalam perancangan kampanye bersepeda adalah warna menggunakan dengan warna cerah dan sederhana.

III.2.5 Ilustrasi

Gaya ilusrasi yang digunakan dalam perancangan Kampanye Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung berupa gambar vektor dengan menggunakan warna-warna yang solid, selain itu dilihat dari karakter tokoh yang menunjukan Kota Bandung, sehingga dapat di ambil gaya ilustrasi berupa vektor yang sederhana agar penyampaian informasi jelas.


(46)

Gambar III.6 konsep ilustrasi Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)

Gambar III.7 Karakter

Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) Konsep karakter yang digunakan seperti gambar di atas yaitu:

 Pelajar mewakilkan target audiens berusia 17 tahun mewakilkan target premier.

 Orang dewasa berusia 25 tahun mewakilkan target sekunder.

 Ilustrasi karakter M.Ridwan Kamil sebagai Walikota Kota Bandung. III.2.6 Audio

Pemilihan jenis latar musik adalah salah satu faktor penting dalam media video. Untuk dapat menyampaikan pesan Informasi dengan baik, maka pemilihan musik harus sesuai dengan target Masyarakat itu tersendiri. Sehingga pendengar akan nyaman mendengarkan musik yang tersedia dalam video. Adapun musik yang digunakan dalam media ini adalah sebuah lagu yang dimainkan oleh grup musik depapepe Hi-D.


(47)

BAB IV. MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

IV.1. Media utama

IV.1.1 Animasi motion graphic Kampanye Bersepeda Kota Bandung

Animasi adalah suatu kegiatan seolah-olah menghidupkan, menggerakan benda mati dan memberikan dorongan, kekuatan, semangat, dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak. Dengan kemajuan zaman serta berkembangnya dunia digital, industri film animasi mengalami perkembangan pesat di Indonesia dan mulai banyak diminati oleh masyarakat.

Teknis produksi animasi di komputer tidak hanya terdiri dari teknis 2 dimensi dan 3 dimensi. Ada juga teknis motion graphic frame by frame, yaitu membuat sebuah ilusi pergerakan dari sebuah gambar atau objek yang diam (still image) seolah gambar tersebut hidup dan bergerak. Teknis yang digunakan dalam pembuatan animasi motion graphic frame by frame berupa teknis animasi yang menggunakan perubahan bentuk pada setiap frame-nya agar hasil gambar lebih halus dan realistis. (Yasni, 2010)

Tahapan yang perlu dilakukan dalam pembuatan animasi motion graphic adalah :

Gambar IV.1 Tahap pembuatan motion graphic


(48)

Pra Produksi

Praproduksi merupakan tahap awal dari pembuatan motion graphic kampanye bersepeda jarak dekat Kota Bandung yang didalamnya terdiri dari empat langkah kegiatan yaitu :

Identifikasi

Dalam identifikasi berisi tentang gagasan informasi motion graphic yang akan di buat seperti judul, jenis, isi, dan durasi.

Judul : Gerakan Bersepeda Jarak Dekat Kota Bandung Jenis : Persuasi

Isi : Ajakan kepada pengguna kendaraan bermotor agar beralih untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan di jarak dekat.

Durasi : 2 menit

Sinopsis

Sinopsis merupakan gambaran secara ringkas mengenai tema atau judul.

Motion graphic ini menggambarkan permasalahan perkotaan yaitu, kemacetan dan polusi di Kota Bandung.

Ide Cerita

Dari sinopsis yang telah di buat akan dikembangkan menjadi cerita yang lebih jelas dan deskriptif, di mana akan terdapat alur atau jalan cerita. Berikut ini adalah isi cerita dalam pembuatan motion graphic :

Animasi diawali dengan menampilkan permasalahan, prilaku masyarakat tentang penggunaan sepeda motor secara berlebihan. Setelah itu menceritakan secara solusi yang ada untuk menangani masalah tersebut, dengan sebuah gerakan kampanye bersepeda jarak dekat di Kota Bandung. Terakhir menampilkan ajakan kepada target audiens untuk melakukan gerakan tersebut.

Produksi

Proses produksi merupakan tahap dimana motion graphic di buat sesuai dengan

storyboard yang telah dibuat. Dalam pembuatan animasi motion graphic

diperlukan penekanan khusus pada saat melakukan komposisi di perangkat lunak yang membantu proses pembuatan animasi dan komposisi karena bahan yang digunakan adalah gambar diam. Perangkat lunak yang digunakan untuk


(49)

menggerakan stok gambar diantaranya adalah Addobe After Effect dan Addobe Premiere.

Video

Sebelum pembuatan video di mulai, dilakukan pengelompokan scene

berdasarkan software yang akan di buat. Setelah itu akan digabungkan dengan menggunakan teknik frame by frame sesuai dengan storyboard dengan menggunakan aplikasi Adobe After Effect.

Gambar IV.2 Tahap pengelompokan scene

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)

Audio

Audio di ambil dari file yang sudah ada. Audio digabungkan dengan file video yang sudah selesai digabungkan dengan aplikasi Adobe Premier Pro untuk menyesuaikan keserasian dan durasi dari video.

Gambar IV.3 Tahap penggabungan suara Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(50)

Pasca produksi

Dalam pasca produksi akan dilakukan proses editing kembali untuk mengoptimalkan hasil akhir dari motion graphic tersebut. Setelah editing akhir selesai, selanjutnya masuk kedalam proses rendering untuk menyesuaikan format

file agar sesuai dengan yang dibutuhkan.

Konsep Logo

Mengambil bentuk sepeda yang berarti logo menunjukan tentang suatu kegiatan bersepeda. Pada bagian tengah dalam lingkaran terdapat logo Kota Bandung yang menunjukan kegiatan ini diturunkan langsung oleh pemerintah Kota Bandung kepada masyarakat.

Gambar IV.4 Logo Kampanye Sumber: Dokumentasi pribadi (2016) Warna

Kesan yang ingin disampaikan yaitu ajakan kepada masyarakat agar menggunakan sepeda di Kota Bandung. Warna hitam diartikan sebagai warna memberi ketegasan, Sedangkan warna utama yaitu warna biru memberikan kesan komunikatif, tenang dan dinamis, sedangkan warna kuning hijau dan putih mewakili logo identitas Kota Bandung.

Gambar IV.5 Warna Logo Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)


(51)

Arti warna

Kuning

Warna kuning menunjukan pengingat dan menarik perhatian, di tempatkan dibagian kepala pengguna sepeda, agar diingat dan dijalankannya kegiatan bersepeda.

Hijau

Warna hijau menunjukan sehat dan kebugaran, sehingga warna hijau di tempatkan dibagian badan kare

na mewakilkan kebugaran tubuh.

Biru

Warna biru menunjukan arti damai, komunikatif, dan santai, mewakilkan warna

background, yang berarti sepeda merupakan kendaraan yang ramah lingkungan dan santai.

Hitam

Warna hitam menujukan sifat positif, seperti kokoh tegas, formal, struktur yang kuat, dan penjelas, sehingga digunakan agar memperjelas dan memperkokoh menjadi kesatuan logo kampanye bersepeda jarak dekat.

Putih

Warna yang berarti suci dan bersih, sehingga warna putih digunakan di roda sepeda yang melambangkan bersepeda adalah kendaraan yang ramah lingkungan.

Gambar IV.6 Regulasi Logo Sumber: Dokumentasi pribadi (2016)


(52)

Gambar di atas menunjukan contoh penggunaan logo yang salah, Dilarang mengubah, dan memanipulasi logo. Penggunaan logo hanya boleh diproduksi dari digital master artwork. Logo gerakan kapanye berseapeda jarak dekat berbentuk simbol. Logo ini yang berbentuk lingkaran yang mengambil dari tema sepeda seperti roda yang berputar.

IV.2 Media pendukung IV.2.1 Poster

Proses pembuatan media poster menggunakan aplikasi Adobe Illustrator CS6, berisi tentang ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung. Ukuran poster 21 cm x 30 cm, oleh karena ukurannya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu banyak, jadi dalam satu poster terdapat satu tema. Tujuan poster adalah untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu. Tiga konsep yang dipakai dalam poster ini mewakilkan dari permasalahan yaitu:

 Kemacetan : diwakilkan oleh ilustrasi oleh pria dewasa. karena dapat memberikan contoh bagi keluarga, karena timbulnya pemborosan dan polusi dari kemacetan.

 Polusi : diwakilkan oleh ilustrasi remaja, karena remaja aktif di luar ruangan, tentu saja lebih sering berhadapan langsung dengan kondisi udara di luar.

 Hemat : diwakilkan oleh ilustrasi wanita dewasa, karena wanita dewasa mengatur keuangan keluarga.

Gambar IV.7 Poster


(53)

Spesifikasi :

Ukuran : 21 cm x 30 cm

Bahan material : Art paper 210gr Teknik : Print offset

IV.2.2 Billboard

Fungsi dari Billboard ini digunakan di ruang terbuka, agar masyarakat Kota Bandung sebagai pengguna jalan dapat melihat Billboard ini.

Gambar IV.8 Billboard

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 2 meter x 4 meter Bahan material : Kain, Glossy Teknik : Print offset

IV.2.3 Stiker

Stiker merupakan media yang sangat fleksibel baik dalam bentuk, ukuran, dan penempatan. Stiker sering kali digunakan sebagai media komunikasi. Dalam tahap ini stiker nantinya ditempatkan di objek yang sering ditemui oleh target audiens, adanya penggunaan bahasa Inggris digunakan di stiker agar mudah di ingat, dikarenakan menyesuaikan bunyi konsonan dan vokal bahasa Inggris yang pas.


(54)

Gambar IV.9 Stiker

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 8 cm x 8 cm

Bahan material : Stiker Vynil Teknik : Print Offset

IV.2.4 Pin

Pin dibuat karena sifatnya individu dan Pin dikenal sangat praktis dan efektif, di gunakan oleh pemakainya sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan. Pin ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk bersepeda.

Gambar IV.10 Pin

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 6cm x 6cm


(55)

IV.2.4 Mug

Mug digunakan sebagai media pengingat kampanye bersepeda jarak dekat Kota Bandung

Gambar IV.11 Mug

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 10 cm x 20 cm Teknik : Press Mug

IV.2.5 Ambient media

Penambahan Ambient media di jalur sepeda menggambarkan karakter dengan bertemakan pahlawan lingkungan yang menggunakan sepeda, sehingga simbol ini dapat menarik perhatian pengguna jalan. Gambar yang digunakan dalam penempatan ambient media di ambil dari simbol logo kampanye bersepeda jarak dekat, agar menampilkan ciri identitas kampanye bersepeda jarak dekat.

Gambar IV.12 Ambient Media


(56)

Spesifikasi :

Ukuran : 1 meter x 1 meter Bahan material : Cat jalan

IV.2.6 Infografis

Digunakan pada tempat-tempat tertentu, berisi tentang informasi mengenai kampanye bersepeda dan ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung, agar mengarahkan target audiens ke situs Youtube Facebook dan Instagram.

Gambar IV.13 Infografis Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(57)

Spesifikasi :

Ukuran : 30cm x 42cm Bahan material : Art papper Teknik : Printoffset

IV.2.7 Sosial Media

Tampilah halaman kampanye bersepeda jarak dekat di Facebook, Instagram, Youtube. Disinilah target audiens mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kampanye bersepeda jarak dekat.

Gambar IV.14 Tampilan sosial media Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(1)

Gambar di atas menunjukan contoh penggunaan logo yang salah, Dilarang mengubah, dan memanipulasi logo. Penggunaan logo hanya boleh diproduksi dari digital master artwork. Logo gerakan kapanye berseapeda jarak dekat berbentuk simbol. Logo ini yang berbentuk lingkaran yang mengambil dari tema sepeda seperti roda yang berputar.

IV.2 Media pendukung IV.2.1 Poster

Proses pembuatan media poster menggunakan aplikasi Adobe Illustrator CS6, berisi tentang ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung. Ukuran poster 21 cm x 30 cm, oleh karena ukurannya yang terbatas, maka tema dalam poster tidak terlalu banyak, jadi dalam satu poster terdapat satu tema.Tujuan posteradalah untuk mengingatkan kembali dan mengarahkan pembaca ke arah tindakan tertentu. Tiga konsep yang dipakai dalam poster ini mewakilkan dari permasalahan yaitu:

 Kemacetan : diwakilkan oleh ilustrasi oleh pria dewasa. karena dapat memberikan contoh bagi keluarga, karena timbulnya pemborosan dan polusi dari kemacetan.

 Polusi : diwakilkan oleh ilustrasi remaja, karena remaja aktif di luar ruangan, tentu saja lebih sering berhadapan langsung dengan kondisi udara di luar.  Hemat : diwakilkan oleh ilustrasi wanita dewasa, karena wanita dewasa

mengatur keuangan keluarga.

Gambar IV.7 Poster


(2)

Spesifikasi :

Ukuran : 21 cm x 30 cm

Bahan material : Art paper 210gr Teknik : Print offset

IV.2.2 Billboard

Fungsi dari Billboard ini digunakan di ruang terbuka, agar masyarakat Kota Bandung sebagai pengguna jalan dapat melihat Billboard ini.

Gambar IV.8 Billboard

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 2 meter x 4 meter Bahan material : Kain, Glossy Teknik : Print offset

IV.2.3 Stiker

Stiker merupakan media yang sangat fleksibel baik dalam bentuk, ukuran, dan penempatan. Stiker sering kali digunakan sebagai media komunikasi. Dalam tahap ini stiker nantinya ditempatkan di objek yang sering ditemui oleh target audiens, adanya penggunaan bahasa Inggris digunakan di stiker agar mudah di ingat, dikarenakan menyesuaikan bunyi konsonan dan vokal bahasa Inggris yang pas.


(3)

Gambar IV.9 Stiker

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 8 cm x 8 cm

Bahan material : Stiker Vynil Teknik : Print Offset

IV.2.4 Pin

Pin dibuat karena sifatnya individu dan Pin dikenal sangat praktis dan efektif, di gunakan oleh pemakainya sehingga memperluas jangkauan dari pesan yang ingin disampaikan. Pin ini bertujuan agar target lebih mudah untuk mengajak masyarakat untuk bersepeda.

Gambar IV.10 Pin

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 6cm x 6cm

Bahan material : Stiker Vynil Teknik : Press Print


(4)

IV.2.4 Mug

Mug digunakan sebagai media pengingat kampanye bersepeda jarak dekat Kota Bandung

Gambar IV.11 Mug

Sumber : Dokumentasi pribadi (2016) Spesifikasi :

Ukuran : 10 cm x 20 cm Teknik : Press Mug

IV.2.5 Ambient media

Penambahan Ambient media di jalur sepeda menggambarkan karakter dengan bertemakan pahlawan lingkungan yang menggunakan sepeda, sehingga simbol ini dapat menarik perhatian pengguna jalan. Gambar yang digunakan dalam penempatan ambient media di ambil dari simbol logo kampanye bersepeda jarak dekat, agar menampilkan ciri identitas kampanye bersepeda jarak dekat.

Gambar IV.12 Ambient Media Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(5)

Spesifikasi :

Ukuran : 1 meter x 1 meter Bahan material : Cat jalan

IV.2.6 Infografis

Digunakan pada tempat-tempat tertentu, berisi tentang informasi mengenai kampanye bersepeda dan ajakan untuk bersepeda di Kota Bandung, agar mengarahkan target audiens ke situs Youtube Facebook dan Instagram.

Gambar IV.13 Infografis Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)


(6)

Spesifikasi :

Ukuran : 30cm x 42cm Bahan material : Art papper Teknik : Print offset

IV.2.7 Sosial Media

Tampilah halaman kampanye bersepeda jarak dekat di Facebook, Instagram, Youtube. Disinilah target audiens mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kampanye bersepeda jarak dekat.

Gambar IV.14 Tampilan sosial media Sumber : Dokumentasi pribadi (2016)