Gambaran Asupan Amonia (NH3) Pada Masyarakat Dewasa di Kawasan Sekitar Pemukiman PT. PUSRI Palembang Tahun 2015

GAMBARAN ASUPAN AMONIA (NH3) PADA MASYARAKAT
DEWASA DI KAWASAN SEKITAR PEMUKIMAN PT. PUSRI
PALEMBANG TAHUN 2015

SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH:

CHANDRA PERDANA
1111101000127

PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PERNYATAAN


Dengan

ini saya menyatakan bahwa

:

l. Skripsi ini rnerupakan hasil karya asli

saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata satu di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

dengan ketentuan yang berlaku


di

ini telah saya canfumkan sesuai

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
J.

Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Hidayatullah Jakarta.

Chandra Perdana

Of$

Syarif


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Skripsi, 2 Oktober 2015
Chandra Perdana, NIM : 111101000127
GAMBARAN ASUPAN AMONIA (NH3) PADA MASYARAKAT DEWASA
DI KAWASAN SEKITAR PEMUKIMAN PT. PUSRI PALEMBANG
TAHUN 2015
(xi +  halaman, 2 bagan, 3 gambar, 15 tabel, 2 grafik, 14 lampiran.)
ABSTRAK
Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan yang harus dilindungi
untuk kelangsungan hidup. Pencemaran udara menimbulkan penyakit yang
berkaitan dengan pernafasan dan kardiovaskular hingga mengakibatkan perubahan
fungsi fisiologis pada organ tersebut. Salah satu gas pencemar udara adalah gas
amonia (NH3). Penggunaan amonia sebagian besar digunakan pada industri pupuk.
Salah satu industri pupuk di Indonesia adalah Perseroan Terbatas (PT) Pupuk
Sriwidjaja (Pusri) Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan desain cross sectional yang menggambarkan asupan amonia pada
masyarakat dewasa di sekitar pemukiman PT. Pusri Palembang. Pengumpulan data

dilakukan dengan kuesioner, penimbangan berat badan sebanyak 309 responden
dan pengukuran langsung udara ambien menggunakan impinger di pemukiman
sekitar PT. Pusri Palembang yang masuk dalam radius 800 meter, 1050 meter, dan
1300 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai konsentrasi amonia ratarata dalam udara ambien di sekitar pemukiman PT. Pusri Palembang terletak antara
0,0275 mg/m3 sampai 0,032 mg/m3, nilai laju asupan terletak antara 0,5991 m3/jam
sampai 0,6089 m3/jam, nilai lama pajanan terletak antara 21 jam/hari sampai 24
jam/hari, nilai frekuensi pajanan terletak antara 354 hari/tahun sampai 359
hari/tahun, nilai durasi pajanan terletak antara 29 tahun sampai 33 tahun, nilai berat
badan terletak antara 56,48 kg sampai 58,99 kg, nilai asupan pajanan amonia
terletak antara 0,0061 mg/kg/hari sampai 0,0076 mg/kg/hari. Terdapat perbedaan
yang bermakna nilai asupan dari ketiga cluster berdasarkan jarak tempat tinggal
dengan sumber emisi amonia dengan nilai p =0,000 (P-value < 0,05).
Kata Kunci : Asupan Amonia, Pemukiman Sekitar PT. Pusri Palembang
Daftar Bacaan : 56 (1986-2015)

ii

PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
DEPARTEMEN OF ENVIRONMENTAL HEALTH
Undergraduated Thesis, 2 October 2015

Chandra Perdana, NIM: 1111101000127
OVERVIEW OF INTAKE AMMONIA ( NH3 ) TO THE COMMUNITY
ADULT IN THE REGION AROUND SETTLEMENT PT .PUSRI
PALEMBANG 2015.
(xi +  pages, 2 charts, 3 pictures, 15 tables, 2 graph, 14 attachment )
ABSTRACT
The Air is important factor in the life which is to protect the survival.
Contaminated air cause a disease related to cardiovascular and respiration until the
occurrence of physiological changes as pulmonary function and blood pressure.
One of the gas that role in inflicting air pollution is ammonia gas ( NH3 ). The use
of ammonia is largely used in the fertilizer .One of fertilizer industry in indonesia
is PT. Pusri Palembang. The research is research quantitative with the design cross
sectional describing intake ammonia on the community adult around settlement PT
.Pusri Palembang. The data collection was done with the questionnaire , weighing
weight as many as 309 respondents and measurement of direct ambient air use
impinger in the area around PT .Pusri Palembang in radius 800 meters , 1050
meters, and 1300 meters.This research result indicates that the total amount of the
concentration of ammonia average in ambient air in residential areas PT .Pusri
Palembang situated between 0,0275 mg/m3 until 0,032 mg/m3 , the value of the rate
of intake situated between 0,5991 m3/hours till 0,6089 m3 /hour , the value of long

exposure situated between 21 hours/day to 24 hours/day , the value of the frequency
of exposure situated between of 354 days/year until 359 days/year , the value of the
duration of exposure situated between 29 years until 33 years , the value of weight
situated between 56,48 kg until 58,99 kg , the value of intake exposure ammonia
situated between 0,0061 mg /kilogram/day until 0,0076 mg/ kilogram/day .There
are significant differences intake value of the three clusters based on the distance
between their houses to the source of the emission of ammonia (p-value < 0,05).
Keyword

: Intake ammonia , settlements around PT.Pusri palembang

Reading List : 56 (1986-2015)

iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.

Data Pribadi
1. Nama Lengkap


: Chandra Perdana

2. Tempat Tanggal Lahir

: Lubuklinggau, 15 april 1994

3. Alamat Asal

: perumnas nikan blok EI no 11,
Lubuklinggau,
sumatera selatan

4. Alamat Domisili

: Jl. Kertamukti, kelurahan cireunde. RT.02
RW. 09. No.20

5. Agama


: Islam

6. Jenis kelamin

: Laki-laki

7. Golongan darah

:O

8. Status

: Belum Menikah

9. Program Studi

: Kesehatan Masyarakat

10. Nomor Telepon


: 085758604120

11. Email

: cperdana91@yahoo.co.id /
chaper007@gmail.com

II.

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 47 Kota Lubuklinggau
2. SMP Negeri 2 Kora lubuklinggau
3. MA Negeri 1 (model) Kota Lubuklinggau
4. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah s.w.t. yang atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“GAMBARAN ASUPAN AMONIA (NH3) PADA MASYARAKAT DEWASA DI
KAWASAN SEKITAR PEMUKIMAN PT. PUSRI PALEMBANG TAHUN 2015”
Pada penulisan VNULSVL ini, penulis merasa masih banyak kekurangan baik
teknis maupun materi mengingat akan kemampuan penulis yang belum mencapai
kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan bagi
penulis demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini,
khususnya kepada :
1. Bapak DR. H. Arif Sumantri, SKM, M.KES selaku dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dewi Utami Iriani, PhD selaku dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Raihana Nadra Al Kaff, SKM, M.MA selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam proses penyusunan skripsi ini
4. Bapak dan Mamak serta adik-adik ku tercinta yang selalu mendukung,
mendoakan dan kasih sayang kepada penulis untuk lancarnya proses
penyusunan skripsi ini ini,

5. Teman-teman seperjuangan Rois Solichin, Muslim bahori, Sugiarto, Hidayat,
Tri bayu, Hidrial Liza, Mahmud Badarudin.

vii

6. Rekan-rekan Peminatan Kesehatan Lingkungan Rois, Ibnu, Almen, Hari,
Pewe, onoy, ayu, efri, shela, ila, tika, beti, niken, fiya, rahma, ika, manyun, lifi,
awal, sarjeng, sitepu, fella, cepol,
7. Rekan- rekan mahasiswa kesehatan masyarakat UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Semoga skripsil ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
serta pencerahan khususnya bagi penulis, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, amien.

Jakarta, 2 Oktober 2015

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................................. i
ABSTRAK .......................................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP............................................................................................vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ........................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1.

Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2.

Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

1.3.

Pertanyaan Penelitian .............................................................................................. 5

1.4.

Tujuan Penelitian .................................................................................................... 6

1.4.1.

Tujuan Umum Penelitian ................................................................................ 6

1.4.2.

Tujuan Khusus Penelitian ............................................................................... 6

1.5.

Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

1.5.1.

Manfaat Untuk Peneliti ................................................................................... 7

1.5.2.

Manfaat Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat ................................... 7

1.5.3.

Manfaat Untuk Pemerintah dan PT Pusri Palembang ..................................... 7

1.6.

Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 9
2.1.

Udara ....................................................................................................................... 9

2.1.1.

Pengertian ....................................................................................................... 9

2.1.2.

Komposisi Udara............................................................................................. 9

2.1.3.

Jenis-Jenis Udara........................................................................................... 10

2.2.

Pencemaran Udara ................................................................................................ 10

2.2.1.

Pengertian ..................................................................................................... 10

2.2.2.

Dampak Pencemaran Udara .......................................................................... 11

2.3.

Amonia.................................................................................................................. 12

2.3.1.

Sifat Fisika Amonia ...................................................................................... 13

ix

2.3.2.

Sifat Kimia Amonia ...................................................................................... 13

2.3.3.

Sumber Amonia ............................................................................................ 14

2.3.4.

Pajanan Amonia ............................................................................................ 15

2.3.5.

Dampak Gas Amonia Terhadap Kesehatan Manusia .................................... 17

2.4.

Asupan/Intake ....................................................................................................... 19

2.5.

Teknik Pengambilan Sampel Udara ...................................................................... 21

2.6.

Kerangka Teori ..................................................................................................... 23

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ............................ 24
3.1.

Kerangka Konsep .................................................................................................. 24

3.2.

Definisi Operasional ............................................................................................. 26

3.3.

Uji Hipotesa .......................................................................................................... 27

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 28
4.1

Desain Penelitian .................................................................................................. 28

4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 28

4.3.

Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 30

4.3.1.

Populasi ......................................................................................................... 30

4.3.2.

Sampel........................................................................................................... 30

4.3.2.1. Responden ................................................................................................. 30
4.3.2.2. Udara ......................................................................................................... 30
4.3.3.

Pengambilan dan Perhitungan Sampel .......................................................... 31

4.3.4.

Metode Pengukuran Konsentrasi Amonia .................................................... 34

4.3.5.

Metode Penimbangan Berat Badan ............................................................... 38

4.4.

Pengolahan dan Penyajian Data ............................................................................ 39

4.5.

Analisis Data ......................................................................................................... 40

4.5.1.

Analisis Univariat ......................................................................................... 40

4.5.2.

Analisis Bivariat............................................................................................ 41

BAB V HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 42
3.1.

Profil Lokasi Penelitian......................................................................................... 42

3.2.

Karakteristik Responden ....................................................................................... 42

1.1.1.

Umur ............................................................................................................. 42

1.1.2.

Jenis Kelamin ................................................................................................ 43

1.1.3.

Jenis Pekerjaan .............................................................................................. 44

1.2.

Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................................... 44

1.2.1.

Konsentrasi Amonia ...................................................................................... 44

x

1.2.2.

Laju Asupan .................................................................................................. 45

1.2.3.

Lama Pajanan ................................................................................................ 46

1.2.4.

Frekuensi Pajanan ......................................................................................... 46

1.2.5.

Durasi Pajanan .............................................................................................. 47

1.2.6.

Berat Badan ................................................................................................... 47

1.2.7.

Asupan Amonia............................................................................................. 48

BAB V1 PEMBAHASAN ................................................................................................ 52
6.1.

Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 52

6.2.

Konsentrasi Amonia di udara ................................................................................ 52

6.3.

Laju Asupan ...................................................................................................... 54

6.4.

Lama Pajanan .................................................................................................... 56

6.5.

Frekuensi Pajanan ............................................................................................. 57

6.6.

Durasi Paparan .................................................................................................. 58

6.7.

Berat Badan....................................................................................................... 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 64
7.1.

Kesimpulan ........................................................................................................... 64

7.2.

Saran ..................................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 66

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pencemar Udara dan Dampak Kesehatan ....................................... 13
Tabel 2.2 Sifat Fisika Amonia ........................................................................ 16
Tabel 2.3 Keterangan Perhitungan Intake Non Karsinogenik Pada
Jalur Inhalasi ................................................................................... 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 32
Tabel 5.1 Gambaran Usia Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman PT. Pusri
Palembang Tahun 2015 .................................................................................... 42
Tabel 5.2 Gambaran Jenis Kelamin Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman
PT. Pusri Palembang Tahun 2015 .................................................................... 43
Tabel 5.3 Gambaran Jenis Pekerjaan Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman
PT. Pusri Palembang Tahun 2015 .................................................................... 44
Tabel 5.4 Gambaran Konsetrasi Amonia Di Sekitar Pemukiman PT. Pusri
Palembang Tahun 2015 .................................................................................... 45
Tabel 5.5 Gambaran Laju Asupan Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman PT.
Pusri Palembang Tahun 2015........................................................................... 45
Tabel 5.6 Gambaran Lama Pajanan Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman
PT. Pusri Palembang Tahun 2015 .................................................................... 46
Tabel 5.7 Gambaran Frekuensi Pajanan Masyarakat Dewasa Di Sekitar
Pemukiman PT. Pusri Palembang Tahun 2015 ................................................ 46
Tabel 5.8 Gambaran Durasi Pajanan Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman
PT. Pusri Palembang Tahun 2015 .................................................................... 47
Tabel 5.9 Gambaran Berat Badan Masyarakat Dewasa Di Sekitar Pemukiman PT.
Pusri Palembang Tahun 2015........................................................................... 47
Tabel 5.10 Gambaran Asupan Amonia Masyarakat Dewasa Di Sekitar
Pemukiman PT. Pusri Palembang Tahun 2015 ................................................ 48
Tabel 5.11 Tabel Perbedaan Rata-Rata Nilai Asupan Masyarakat Sekitar
Pemukiman PT. Pusri Palembang pada Cluster 1, Cluster 2, Cluster 3
Tahun 2015 ...................................................................................................... 48

xii

DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................... 
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 

xiii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 
Gambar 4.2 cluster sampling ........................................................................... 
Gambar 4.3 Titik Pengambilan Sampel Udara ................................................ 

xiv

DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1 gambaran Nilai Konsentrasi Amonia dan Asupan Amonia Masyarakat
Sekitar Pemukiman PT. Pusri Palembang Tahun 2015 ....................................... 49
Grafik 5.2 Gambaran Nilai Berat Badan dan Asupan Amonia Masyarakat Sekitar
Pemukiman PT. Pusri Palembang Tahun 2015 ....................................................50

xv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udara merupakan faktor penting dalam kehidupan yang harus dilindungi
untuk kelangsungan hidup. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya
pembangunan, kualitas udara mengalami perubahan. Oleh karena itu jika
pembangunan di berbagai bidang tidak diiringi dengan upaya pengelolaan
lingkungan yang baik, maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran
udara baik secara langsung maupun tidak langsung (Wardhana, 2004).
Pada umumnya bahan pencemar udara adalah berupa gas-gas beracun dan
partikel-partikel zat padat. Gas-gas beracun ini berasal dari pembakaran bahan
bakar kendaraan, dari rumah tangga dan juga dari industri. Bahan pencemar
udara ini terdispersi dalam udara, sehingga pada kadar tertentu polusi udara
tidak dapat dihindarkan lagi (Sugiarti 2009 ).
Menurut penilaian World Health Organization (WHO) polusi udara
menimbulkan penyakit yang terkait respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular,
terganggunya aktivitas harian akibat sakit, gejala batuk, sesak, dan infeksi
saluran pernapasan, hingga terjadinya perubahan fisiologis seperti fungsi paru
dan tekanan darah. Polusi udara diperkirakan memberi kontribusi bagi 2 juta
kematian di seluruh dunia setiap tahun. Lebih dari setengah kematian tersebut
terjadi di negara berkembang (WHO, 2005).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Indonesia meningkat dari 24% pada

1

2

tahun 2007 menjadi 25% pada tahun 2013. Prevalensi ISPA di Provinsi
Sumatera Selatan mengalami peningkatan dari 17,5% pada tahun 2007 menjadi
20% pada tahun 2013. Prevalensi ISPA di Kota Palembang pada tahun 2007
sebesar 6,8% meningkat pada tahun 2014 menjadi 13,8% dan prevalensi ISPA
di pemukiman sekitar PT Pusri sebesar 11,47% pada tahun 2014 yang
menunjukkan angka tersebut masih belum mencapai indikator yang ditetapkan
yaitu 10% (Dinkes Kota Palembang 2014).
Salah satu gas yang berperan dalam menimbulkan pencemaran udara adalah
gas amonia (NH3). Udara yang tercemar gas amonia dapat menyebabkan
gangguan saluran pernafasan. Pada kadar 5-50 ppm gas amonia menyebabkan
hidung kering, kelelahan syaraf, pada kadar 1000-1500 ppm dapat
menyebabkan dyspnea, nyeri dada, kejang pada saluran pernafasan dan
tertundanya edema paru yang berakibat fatal (SIKERNAS, 2012) . Kematian
mendadak akibat pemaparan amonia secara akut terjadi diakibatkan karena
adanya penyumbatan saluran pernafasan, dan adanya infeksi atau komplikasi
lainnya. Hal ini merupakan faktor yang dapat menyebabkan kematian pada
orang-orang yang bertahan selama beberapa hari ataupun seminggu setelah
terpapar amonia (Hutabarat, 2007).
Kadar amonia yang tinggi dapat menjadi indikasi adanya pencemaran bahan
organik yang berasal dari limbah domestik, limpasan pupuk pertanian dan
limbah industri (Sihaloho, 2009). Limbah dengan kandungan amonia sebagian
besar bersumber dari sekresi mamalia dalam bentuk urin (peternakan), pabrik
asam nitrat, dan pabrik pupuk (Brigden dan Stringer, 2000). Menurut Agency

3

For Toxic Subtances and Disease Registry (2004) penggunaan amonia
sebagian besar digunakan pada industri pupuk.

Salah satu industri pupuk di Indonesia adalah Perseroan Terbatas (PT)
Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang yang telah berdiri lebih dari 50 tahun di
Indonesia dalam memproduksi amonia. PT. Pusri Palembang menghasilkan
amonia dengan nilai produksi yang meningkat dari 1.381.150 ton pada tahun
2007 menjadi 1.980.020 pada tahun 2013. Bahan baku pembuatan amonia di
PT. Pusri Palembang berasal dari gas bumi yang diperoleh dari Pertamina
dengan komposisi utama metana (CH4) sekitar 70% dan karbon dioksida (CO2)
sekitar 10% (Pusri, 2014).

Pada proses pembuatan pupuk urea PT. Pusri Palembang, limbah yang
dikeluarkan mengandung amonia dalam bentuk gas dapat terdispersi hingga
1300 meter dari tangki amonia (Novrikasari, 2014). Apabila limbah ini dibuang
langsung ke udara ambien dan langsung dimanfaatkan oleh manusia untuk
bernafas maka hal ini akan mempengaruhi kualitas udara ambien dan
mengurangi derajat kesehatan manusia, tidak hanya akan memberikan potensi
bahaya terhadap pekerja, melainkan juga terhadap masyarakat yang tinggal di
sekitar pabrik (Dwirani,2004).

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan asupan amonia di
udara antara masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar industri dengan yang
jauh dari industri. Seperti pada hasil penelitian Haryoto, dkk (2014), ada
perbedaan besar risiko gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal di TPA
Putri Cempo terhadap pajanan amonia. Penelitian Daud, dkk

(2012)

4

menunjukkan bahwa responden yang melakukan aktifitasnya masih dalam
lokasi sekitar penelitian menunjukkan tingkat laju asupan yang tinggi sehingga
makin besar juga risiko responden untuk terpapar udara yang tercemar. Laju
asupan pada jalur inhalasi juga dipengaruhi dengan usia karena perbedaan
Kapasitas Volum Paru (KVP) dimana KVP orang dewasa lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak (Syaifudin,1997). Penelitian Juniarto (2011),
menunjukkan semakin lama durasi responden terpajan amonia yang terjadi
maka frekuensi kejadian gangguan kesehatan yang terjadi akan semakin
bertambah.

Berdasarkan hasil pengukuran dari Badan Lingkungan Hidup (BLH)
Palembang di udara ambien sekitar PT. Pusri Palembang tahun 2014
menunjukkan rata-rata konsentrasi gas amonia sebesar 0,327 ppm/24 jam.
Konsentrasi tersebut menurut Irianto (2014) melebihi komposisi udara bersih
dan kering yaitu sebesar 0,01 ppm serta bertambahnya pabrik pembuatan
pupuk urea di PT. Pusri serta kegiatan produksi yang dilakukan setiap hari
(Pusri, 2015), memungkinkan konsentrasi amonia itu meningkat. Hal ini
diperkuat dengan keluhan masyarakat di pemukiman sekitar PT. Pusri
Palembang yang selalu mencium bau amonia yang berasal dari limbah gas PT.
Pusri Palembang.

Maka berdasarkan pernyataaan di atas maka peneliti tertarik untuk melihat
gambaran asupan amonia pada masyarakat dewasa yang tinggal di sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang.

5

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan data kesehatan, konsentrasi amonia dan keluhan masyarakat
yang tinggal di pemukiman sekitar PT. Pusri Palembang, yang terpajan udara
mengandung amonia secara terus-menerus sehingga berpotensi menyebabkan
gangguan kesehatan pada masyarakat seperti gangguan saluran pernafasan di
pemukiman sekitar PT Pusri Palembang. Oleh karena itu, rumusan masalah
penelitian ini akan dilihat gambaran asupan amonia pada masyarakat dewasa
di pemukiman sekitar PT Pusri Palembang.
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Berapa nilai konsentrasi amonia dalam udara ambien di sekitar pemukiman
PT. Pusri Palembang 2015 ?
2. Berapa nilai laju asupan amonia pada masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015 ?
3. Berapa nilai lama pajanan masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015 ?
4. Berapa nilai frekuensi pajanan masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015 ?
5. Berapa nilai berat badan masyarakat dewasa di kawasan sekitar pemukiman
PT. Pusri Palembang 2015 ?
6. Berapa nilai asupan amonia pada masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015 ?
7. Apakah ada perbedaan asupan amonia masyarakat berdasarkan jarak tempat
tinggal dari sumber emisi amonia ?

6

1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan asupan amonia pada
masyarakat dewasa di kawasan sekitar pemukiman PT. Pusri
Palembang tahun 2015.
1.4.2. Tujuan Khusus Penelitian
1. Diketahui nilai konsentrasi amonia dalam udara ambien di sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015
2. Diketahui nilai laju asupan amonia masyarakat dewasa di kawasan
sekitar pemukiman PT. Pusri Palembang 2015
3. Diketahui nilai lama pajanan masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015
4. Diketahui nilai frekuensi pajanan masyarakat dewasa di kawasan
sekitar pemukiman PT. Pusri Palembang 2015
5. Diketahui nilai berat badan masyarakat dewasa di kawasan sekitar
pemukiman PT. Pusri Palembang 2015 setiap hari
6. Diketahui nilai asupan amonia masyarakat dewasa di kawasan
sekitar pemukiman PT. Pusri Palembang 2015
7. Diketahui perbedaan asupan amonia masyarakat berdasarkan jarak
tempat tinggal dari sumber emisi amonia ?

7

1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Untuk Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahun dan
keterampilan peneliti tentang gambaran asupan amonia pada
pemukiman sekitar PT. Pusri Palembang. Selain itu dapat juga
menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari khususnya bidang
kesehatan lingkungan
1.5.2. Manfaat Untuk Program Studi Kesehatan Masyarakat
Informasi dari penelitian ini dapat menjadi bahan tambahan ilmu
untuk pengembangan kemampuan mahasiswa. Selain itu juga dapat
sebagai bahan yang dapat dikembangkan untuk penelitian berikutnya
dalam melihat hubungan asupan amonia dengan kesehatan.
1.5.3. Manfaat Untuk Pemerintah dan PT Pusri Palembang
Memberikan masukan mengenai gambaran konsentrasi amonia dan
risiko terhadap masyarakat yang ada di pemukiman sekitat PT. Pusri
Palembang sehingga dapat dibentuk program preventif yang sesuai.
1.6. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional yang menggambarkan asupan amonia secara inhalasi pada masyarakat
dewasa pemukiman sekitar PT. Pusri Palembang. Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswa peminatan Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilaksanakan pada Januari sampai September

8

2015. Adapun masyarakat pemukiman yang dimaksud adalah masyarakat
dewasa yang tinggal menetap di pemukiman sekitar PT. Pusri Palembang
dengan radius 800, 1050, dan 1300 meter dari PT. Pusri Palembang dimana
populasi tersebut relatif lama dan sering terpajan oleh polusi akibat limbah
amonia dari PT Pusri Palembang.
Data konsentrasi amonia didapatkan dari pengukuran langsung di udara
ambien di titik yang ditentukan peneliti dengan menggunakan impinger.
Pengumpulan data laju asupan, lama pajanan, frekuensi pajanan masyarakat
sekitar PT. Pusri didapatkan dengan menggunakan kuesioner dan data berat
badan didapatkan dengan pengukuran langsung dengan timbangan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Udara
2.1.1. Pengertian
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu
konstan. Udara juga merupakan atmosfer yang berada di sekekliling
bumi yang fungsinya sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia
ini (Fardiaz, 1992).
Udara di alam tidak pernah ditemukan bersih tanpa polutan. Namun,
kualitas udara yang baik sangat diperlukan oleh manusia, karena dapat
mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri. Menurunnya kualitas
udara akibat terjadinya pencemaran di suatu wilayah seringkali baru
dirasakan setelah dampaknya menyebabkan gangguan kesehatan pada
mahluk hidup, termasuk pada manusia (Fardiaz, 1992).
2.1.2. Komposisi Udara
Udara terdiri

dari campuran beberapa macam

gas

yang

perbandingannya tidak tetap , namun tergantung pada keadaan suhu
udara, tekanan udara dan lingkungan disekitarnya. Komposisi normal
udara terdiri atas gas nitrogen 78,08%, oksigen 20,9%, karbon dioksida
0,03% dan selebihnya terdiri dari gas argon, neon, kripton, xenon dan
helium (Sumantri, 2010).

9

10

Menurut Irianto (2014) komposisi udara bersih dan kering pada
umumnya tersusun sebagai berikut nitrogen (780,900 ppm), oksigen
(209,400 ppm), argon (9,300 ppm), karbon dioksida (318 ppm), karbon
monoksida (0,1 ppm), helium (5,2 ppm), kripton (1 ppm), xenon (0,008
ppm), nirogen oksida (0,25 ppm), nitrogen oksida (0,0001 ppm),
hidrogen (0,5 ppm), metana, (1,5 ppm), ozon (0,02 ppm), neon (18
ppm), sulfur dioksida (0,0002 ppm), amonia (0,01 ppm).
2.1.3. Jenis-Jenis Udara
Menurut Peraturan Pemerintah RI NO. 41 tahun 1999 tentang
pengendalian pencemaran udara, udara terbagi menjadi udara ambien
dan udara emisi. Udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi
pada lapisan troposfer yang berada di dalam wilayah yuridiksi Republik
Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia,
makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya. Sedangkan udara
emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar.
2.2. Pencemaran Udara
2.2.1. Pengertian
Berdasarkan keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup RI. No.KEP-03/MENKLH/II/1991, pencemaran
udara adalah masukan atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses

11

alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.
Polusi udara terdiri atas polusi udara dalam ruang (PUDR), polusi
udara luar ruang (PULR) dan polusi udara akibat dari lingkungan kerja
(Hidayat dkk, 2012 ). Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana,
misalnya di dalam rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut
sebagai pencemar dalam ruang. Selain itu, gejala secara akumulatif juga
terjadi di luar ruang mulai dari tingkat lingkungan rumah, perkotaan,
hingga ke tingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global
(Ali ,2008).
2.2.2. Dampak Pencemaran Udara
Pencemaran

udara

menimbulkan

dampak

buruk

terhadap

lingkungan maupun kesehatan diantaranya adalah (Sumantri, 2010):
1.

2.

Lingkungan
a.

Menyebabkan terjadinya hujan asam

b.

Menyebabkan efek rumah kaca

c.

Kerusakan lapisan ozon

Kesehatan
a.

Menyebabkan terjangkitnya penyakit pernafasan, seperti ISPA

b.

Memicu terjadinya stress

c.

Menyebabkan efek toksik dan karsinogenik

12

Tabel 2.1 Pencemar Udara dan dampak kesehatan
No

Agent

Dosis Respon

Efek Kritis dan
Referensi
1
NH3
2,86E-2
Kenaikan keparahan
rintis dan pneumonia
dengan lesi pernafasan
pada uji hayati tikus
subkronik (Broderson
et.al. 1976)
2
H2S
5,71E-4
Lesi
nasal
lendir
offaktori pada uji
hayati tikus subkronik
(Brenneman
et.al
2000)
3
NO2
2E-2
Gangguan pernafasan
(EPA/NAAQS 1990)
4
TSP
2,42
Gangguan
saluran
pernafasan
Sumber: Rahman dalam Kemenkes, 2012
2.3. Amonia
Amonia adalah gas tajam yang tidak berwarna terdiri dari 1 unsur nitrogen
(N) dan tiga unsur hidrogen (H3) dengan titik didih -33,5oC cairannya
mempunyai panas penguapan yang bebas yaitu 1,37 Kj/g pada titik didihnya
(EPA, 2004).
Emisi NH3 utama mulai terjadi dari sumber peternakan, pertanian, industri
dan sangat dipengaruhi oleh kondisi meteorologi, dispersi dengan cepat di
atmosfer menyebabkan terjadinya pencampuran yang baik dengan udara.
Konsentrasi yang tinggi dapat terjadi pada sumber yang tertutup, hal ini
dikarenakan frekuensi amonia mempunyai kecepatan pengendapan yang besar
(pada tanah semi natural dan hutan), bergantung pada kondisi permukaan
tanah. Sebaliknya, aerosol NH4+ umumnya memiliki kecepatan pengendapan
yang kecil dan dengan mudah dapat terbawa udara dengan jangkauan jarak

13

tertentu tergantung pada kondisi angin dan suhu udara (Sutton dkk,1993). Pada
kondisi normal dengan kecepatan angin normal 3m/s dan suhu 350C jarak
dispersi amonia di atmosfir sejauh 866,2 meter (Hassan dkk, 2009).
Reaksi kimia melibatkan amonia untuk menghasilkan secondary PM2,5 hal
ini bergantung pada konsentrasi nitrat dan sulfat di atmosfer. Pada area dengan
konsentrasi NH3 dan asam nitrat tinggi, serta konsentrasi sulfat rendah, NH3
akan bereaksi sehingga membentuk ammonium sulphat (CENR, 2000).
2.3.1. Sifat Fisika Amonia
Tabel 2.2 Sifat Fisika Amonia
Sifat Fisika

Nilai

Massa jenis dan fasa

0,7710 g/L, gas

Kelarutan dalam air

89,9 g/100ml pada 0oC

Titik lebur
Temperatur autosulutan
Titik didih

-77,7 0C (195,42 K)
6500C
-33,340C (239,81 K)

Keasaman (pKa)

9,25

Kebasaan (pKb)

4,75

Sumber : Toxicological Profile For Ammonia, EPA.2004
2.3.2. Sifat Kimia Amonia
Amonia adalah gas yang mudah terbakar dan bereaksi dengan
oksigen membentuk nitrogen dan air atau nitrogen oksida dan air.
Oksidasi amonia yang baik terhadap hydrazin, bersifat korosif dan
oksidasi garam ammonium pada dicro-mate dan perchlorate dapat
meledak ketika dipanaskan (Lerner dan Lerner, 2008).
Dalam air, amonia mudah terdekomposisi menjadi ion amonium
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

14

NH3 + H2O

NH3H2O

NH4+ + OH

Amonia merupakan senyawa nitrogen yang mudah larut dalam air
dan bersifat basa sehingga dalam air akan membentuk ammonium
hidroksida. Pada air dengan termperatur 00C dan pH 10, sebanyak 89%
amonia berada dalam bentuk tak terionkan. Reaksi amonia dengan ozon
berlangsung sangat lambat, diperkirakan konstanta kecepatan reaksinya
dengan ozon sekitar

20M-1s-1 dengan t1/2 = 96 jam (pada pH 7;

konsentrasi ozon 1 mg/L) sedangkan proses oksidasi oleh OH radikal
dapat berlangsung lebih cepat yaitu 9.1 x 105 M-1s-1 (Gunten, 2003).
Berikut merupakan reaksi antara amonia dengan ozon :
4 O3 + NH3

NO3 + 4O2 + H2O+

2.3.3. Sumber Amonia
Secara alami amonia diproduksi oleh semua mamalia dalam
metabolisme tubuh. Amonia di produksi setiap hari di dalam tubuh
.Kebanyakan dari amonia diproduksi oleh organ dan jaringan , tapi ada
yang diproduksi oleh bakteri yang hidup di dalam usus (EPA, 2004).
Amonia di atmosfer berasal dari berbagai sumber, antara lain berasal
dari dekomposisi kotoran, industri pembuatan pupuk,proses pemurnian
minyak bumi, peternakan, dan penggunaan pupuk (CENR, 2000;
EPA,2004). Dari sumber tersebut amonia ditemukan di udara, tanah,
dan air. Amonia ditemukan berbentuk gas di dekat lokasi limbah
industri, di larutan air kolam atau badan air dekat limbah, dan amonia
juga ditemukan melekat pada partikel tanah di area pembuangan limbah
(EPA,2004).

15

2.3.4. Pajanan Amonia
Pajanan adalah pengalaman yang didapat populasi atau organisme
akibat terkena atau terjadinya kontak dengan suatu faktor agen potensial
yang berasal dari lingkungan. Faktor pajanan adalah faktor yang
berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia yang dapat
membuat populasi atau organisme terpajan suatu agen (EPA, 2011;
ATSDR, 2015). Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu jenis agen,
berapa banyak agen tersebut, berapa lama waktu terpajan, seberapa
sering organisme terpajan, darimana jalur agen memajani organisme
atau populasi, kondisi tubuh populasi atau organisme. Jenis paparan
dapat dilihat dari sifat pemapar dan sifat agen. Sifat pemapar seperti zat
kimiawi, fisis, biologis, atau campuran sedangkan sifat agen dibagi atas
2 yaitu :
1. Agen Sistemik
Agen yang apabila berhasil memasuki tubuh organisme, dapat
beredar dan menimbulkan efek di seluruh tubuh
2. Agen Lokal
Agen yang hanya memberi dampak lokal pada organisme di
bagian/organ target tertentu saja, yakni bagian tubuh yang
terpapar.
Menurut EPA (2004) dan Makarovsky dkk (2008) amonia dapat
masuk ke dalam tubuh melalui jalur inhalasi, ingesti, dan dermal.
Amonia dapat masuk ke dalam tubuh jika menghirup udara yang
mengandung amonia atau mengkonsumsi makanan yang mengandung

16

garam amonium. Jika amonia mengenai kulit, maka sejumlah kecil
amonia tersebut dapat masuk ke dalam tubuh. Dalam kehidupan seharihari umumnya amonia masuk lewat jalur inhalasi dan ingesti sedangkan
untuk jalur dermal jarang ditemukan. Rata-rata amonia yang masuk ke
tubuh bersumber dari 78,3% lewat jalur inhalasi dan 21,7% lewat jalur
ingesti ( IPCS, 1986 ). Namun amonia di perairan dapat menghilang
melalui proses volatilisasi tekanan parsial dalam larutan meningkat
dengan semakin semakin meningkatnya pH, sedangkan amonia di
dalam tanah akan di ubah menjadi nitrat dalam proses nitrifikasi atau
denitrifikasi oleh bakteri (Effendi, 2003). Sehingga jalur masuknya
amonia lewat jalur ingesti sangat kecil kemungkinannya.
Ketika amonia masuk saat bernafas maka sebagian masuk ke
dalam tubuh akan diserap oleh paru-paru kemudian amonia berikatan
dengan darah yang ada di dalam paru-paru. Darah yang berasal dari
paru-paru kemudian diedarkan ke jantung melalui pembuluh darah vena
pulmonalis. Kemudian darah diedarkan ke suluruh tubuh dan masuk ke
dalam ginjal melalui pembuluh darah arteri renalis. Amonia yang
masuk ke dalam ginjal akan diubah bentuk menjadi ion ammonium oleh
glutamin dengan cara deaminasi yang dikatalis oleh enzim glutaminase.
Ion ammonium disekresikan ke urin sehingga urin menjadi lebih asam,
sedangkan amonia yang tidak dikeluarkan melalui urin akan menumpuk
di dalam ginjal dan akan menyebabkan kerusakan ginjal. Kerusakan
ginjal dapat mengakibatkan hemoglobin dalam darah turun (anemia)

17

dan sesak nafas karena menurunnya daya perfusi pulmonal (Arisman,
2010).
2.3.5. Dampak Gas Amonia Terhadap Kesehatan Manusia
Penelitian yang dilakukan oleh Arwood dan Ward (1985)
menyatakan banyak terjadi kematian akibat menghirup amonia. Pada
umumnya kematian tersebut adalah akibat paparan akut gas amonia.
Suatu studi dilakukan oleh Hederik dkk (2000) pada petani yang
bekerja pada tempat penyimpanan ternak, pada penelitian ini dilakukan
pengukuran

kadar

amonia,

debu

total,

jamur

dan

bakteri,

karbondioksida, endotoxin total, endotoxin yang dapat dihirup. Dari
kesemua itu yang paling berhubungan dengan peningkatan ganngguan
pernafasan adalah amonia dan debu, dan gangguan pernafasan
berkurang pada saat pemaparan dihilangkan kadar amonia berkisar 1,60
mg/m3 dan debu 2,63 mg/m3. Efek pernafasan berupa reaktivitas
Bronchial, inflamasi, batuk-batuk, susah bernafas, sesak nafas,
berkurangnya fungsi paru.
Penelitian cross sectional yang dilakukan oleh Ballal dkk (1998),
pada pekerja laki-laki di dua pabrik pupuk di Saudi Arabia
menunjukkan adanya hubungan antara pemaparan gas amonia dengan
gejala gangguan pernafasan termasuk asma Bronchial. Pekerja pada
pabrik pertama terpapar pada kadar 2,82-183,86 ppm memiliki
gangguan pernafasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja
pada pabrik kedua terpapar pada kadar 0,03-9.87 ppm.

18

Pekerja dapat terpapar dengan amonia dengan cara terhirup gas
ataupun uapnya, tertelan, ataupun kontak dengan kulit, pada umumnya
adalah melalui pernafasan (dihirup). Amonia dalam bentuk gas sangat
ringan, lebih ringan dari udara sehingga dapat naik, dalam bentuk uap,
lebih berat dari udara, sehingga tetap berada dibawah. Gejala yang
ditimbulkan akibat terpapar dengan amonia tergantung pada jalan
terpaparnya, dosis, dan lama pemaparannya. Gejala-gejala yang dialami
dapat berupa mata berair dan gatal, hidung iritasi, gatal dan sesak, iritasi
tenggorokan, kerongkongan dan jalan pernafasan terasa panas dan
kering, batuk-batuk. Pada dosisi tinggi dapat mengakibatkan kebutaan,
kerusakan paru-paru, bahkan kematian, amonia juga dapat masuk ke
dalam tubuh melalui kulit (Hutabarat, 2007 ).
Penelitian De la Hoz dkk. (1996) menemukan dari 94 kasus,
terdapat 20 yang berakibat fatal dan memerlukan pengobatan selama 1
tahun atau lebih.
Efek yang ditimbulkan akibat pemaparan amonia bervariasi
bergantung kadarnya, yaitu (Makarovsky dkk, 2008) :
1. 50 ppm mengakibatkan iritasi ringan pada mata, hidung dan
tenggorokan, toleransi dapat terjadi dalam 2 jam pajanan.
2. 100 ppm, mengakibatkan iritasi tingkat menengah pada mata.
3. 250 ppm, berdampak pada kesehatan ketika terpajan lebih dari 60
menit
4. 500 ppm, merupakan kadar yang memberikan dampak bahaya
langsung pada kesehatan

19

5. 700 ppm,berdampak langsung pada mata dan tenggorokan
6. >1500 ppm, mengakibatkan laryngospasm
7. 2500 – 4500 ppm, berakibat fatal setelah pernaparan selama
setengah jam
8. >5000 ppm, berakibat fatal dapat menyebabkan kematian mendadak
2.4. Asupan/Intake
Asupan/intake adalah jumlah asupan risk agent yang diterima rata-rata
sampel per berat badan rata-rata sampel per hari (Kemenkes, 2012). Untuk
menghitung intake digunakan persamaan atau rumus. Data yang digunakan
untuk melakukan perhitungan dapat berupa data primer (hasil pengukuran
konsentrasi agen risiko pada media lingkungan yang dilakukan sendiri) atau
data sekunder (pengukuran konsentrasi agen risiko pada media lingkungan
yang dilakukan oleh pihak lain yang dipercaya seperti BLH, Dinas
Kesehatan, LSM, dll), dan asumsi yang didasarkan pertimbangan
yang

logis

atau menggunakan nilai default yang tersedia. Data yang

digunakan untuk melakukan perhitungan intake yaitu:
1. Konsentrasi agen risiko
2. Laju asupan atau banyaknya volume udara yang masuk setiap jamnya.
Oleh karena laju asupan berhubungan dengan berat badan, berdasarkan
data yang tersedia oleh Abrianto (2004) merumuskan hubungan berat
badan dengan laju asupan dengan persamaan regresi linier y= 5,3 Ln(x) –
6,9. Dengan y = R (m3/hari) dan x = Wb (kg). Persamaan tersebut telah
digunkan dalam penelitian Rahman, dkk (2008) yang menghasilkan laju
asupan sebesar 0,6 m3/jam.

20

3. Lamanya atau jumlah jam terpajan setiap harinya
4. Lamanya atau jumlah hari terpajan setiap tahun
5. Lamanya atau jumlah tahun terjadinya pajanan
6. Berat badan
Adapun rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut :
� =

Keterangan :

� �� ��
� � �



Tabel 2.3 Keterangan Perhitungan Intake Non Karsinogenik Pada
Jalur Inhalasi

Notasi
I (Intake)

Arti Notasi

Satuan

Nilai default

Jumlah konsentrasi agen
risiko (mg) yang masuk ke
dalam
tubuh
manusia
dengan
berat badan
tertentu (kg) setiap harinya
konsentrasi agen risiko

mg/kg x hari

Tidak ada nilai
default

mg/m3

Tidak ada nilai
default

m3/jam

Dewasa (>13
tahun) : 0,83 m3
/jam
Anak – anak (6 –
12 tahun) : 0,5 m3
/jam

pada media udara (udara
C
(Concentration) ambien)

R (Rate)

tE (time of
exposure)
Notasi

Laju
asupan
atau
banyaknya
volume
udara yang masuk setiap
jamnya dihitung dengan
persamaan y = 5,3 Ln(x) –
6,9 (Abrianto, 2004)

Lamanya atau jumlah
jam terjadinya pajanan
setiap harinya

Jam/hari

Pajanan pada
pemukiman :
24 jam/hari
-Pajanan pada
lingkungan
kerja : 8 jam/hari
- Pajanan pada
sekolah dasar :
6 jam/hari

21

Notasi

Arti Notasi

Satuan

fE (frecuency
of
exposure)

Lamanya atau jumlah
hari terjadinya pajanan
setiap tahunnya

Hari/tahun

Dt (duration
time)

Lamanya atau jumlah
tahun terjadinya pajanan

Wb (weight of
body)

Berat badan manusia /
populasi / kelompok
populasi

Kg

tavg(nk)
(time average)

Periode waktu rata –
rata untuk efek non
karsinogen

Hari

Tahun

Nilai default
- Pajanan pada
pemukiman :
350 hari/tahun
- Pajanan pada
lingkungan
kerja : 250
hari/tahun

Residensial
(pemukiman)
/pajanan seumur
hidup : 30
tahun
- Dewasa asia /
Indonesia : 55 Kg
Anak – anak : 15 Kg
30 tahun x 365
hari/tahun =
10.950 hari

2.5. Teknik Pengambilan Sampel Udara
Penentuan jumlah titik sampling dilakukan menggunakan kurva
aproksimasi. Jumlah titik yang ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di
suatu wilayah dan level pencemaran (Soedomo, 2001). Jumlah penduduk di
lokasi penelitian ini adalah 5165 jiwa dan tingkat pencemaran tergolong
rendah karena terdapat satu sumber potensial. Berdasarkan kategori tersebut
dengan jumlah penduduk di bawah 1 juta jiwa dan tingkat pencemaran rendah
maka diperlukan 10 titik pemantauan udara (Soedomo, 2001). Pengukuran
konsentrasi udara akan dilakukan di pagi, sore, dan malam hari. Dalam SNI
19-7119.6-2005 mengenai penentuan lokasi pengambilan contoh uji
pemantauan kualitas udara ambien, yaitu pengukuran konsentrasi amonia
dilakukan di titik sampling menghadap ke arah angin dominan dimana arah

22

angin dominan dapat berasal dari data badan meteeorologi dan geofisika
(BMKG) . Penentuan lokasi pengambilan sampel objek juga ditetapkan
dengan mempertimbangkan faktor meteorologi, geografi dan tata guna lahan.

23

2.6.Kerangka Teori

Bagan 2.1 kerangka teori

Sumber : Sutton dkk (1993), (2011), EPA(2004), Makarovsky dkk (2008)

24

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Potensi negatif yang dihasilkan oleh industri pupuk yaitu pencemaran
udara oleh gas amonia dimana pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat
mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan
manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan (MENKLH,
1991).
konsentrasi gas amonia di udara dipengaruhi oleh jarak sumber pencemar
dengan lokasi sampel dimana dalam penelitian ini akan diambil sampel
berjarak 800, 1050, dan 1300 meter dari sumber penc