Analisis Loan To Deposit Ratio (LDR) Dan Fee Based Income Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank OCBC NISP Tbk

(1)

TO DEPOSIT RATIO (LDR) AND FEE BASED INCOME

EFFECT ON PROFITABILITY AT PT BANK OCBC NISP Tbk.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh :

HERU SANTOSA MARBUN 21107073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Penelitian ini dilakukan pada PT Bank OCBC NISP Tbk. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income serta

Profitabilitas (ROA), serta besarnya pengaruh Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income terhadap Profitabilitas (ROA).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif dan metode analisisi statistik. Untuk mengetahui Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income

serta Profitabilitas (ROA) menggunakan teknik sampling purposive yaitu data dari laporan perhitungan neraca dan laba rugi PT Bank OCBC NISP Tbk. Kemudian Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income Profitabilitas (ROA) dianalisis dengan pendekatan kuantitatif yaitu regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruhnya baik secara simultan maupun secara parsial.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diketahui Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Namun secara simultan Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income

memiliki hubungan yang kuat dengan profitabilitas.


(3)

The Research held in PT Bank OCBC NISP Tbk. The aim of the research is to know the Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income and Profitability (ROA) and how large the influence of Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income towards Profitability (ROA).

This research uses descriptive analytical method verifikatif and statistical methods. To determine the Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income and Profitability (ROA) using purposive sampling technique in that the data from the report the calculation at the PT Bank OCBC NISP Tbk. balance sheet and income statement. Then the Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income and Profitability (ROA) were analyzed with quantitative approach the multiple linear regression to determine the influence either simultaneously or partially.

Based on the results of descriptive statistical analysis known to the Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income no significant effect on Profitability (ROA). But simultaneously the Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income have a strong relationship on profitability.


(4)

iii

karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN FEE BASED INCOME PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT BANK OCBC NISP Tbk”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya bahkan jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengalaman dan pengetahuan penulis, baik dalam hal penyajian maupun dalam penggunaan tata bahasa. Tetapi penulis berupaya menyusun sebaik mungkin dengan harapan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa petunjuk, bimbingan, pengarahan, maupun bantuan moril dan materil. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan doa dengan penuh ketulusan dan kasih sayang, keikhlasan, kesabaran serta pengorbanan yang tiada henti mendorong dan selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.


(5)

iv

dan Dosen Wali Kelas Akuntansi-2 serta Selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk yang sangat berharga demi selesainya penyusunan skripsi.

4. Lilis Puspitawati SE., M.Si. dan Surtikanti SE., M.Si selaku penguji skripsi.

5. Staff Kesekretariatan Program Studi Akuntansi (Mbak Senny dan Mbak Dona serta A gugun) makasih banyak untuk pelayanan dan informasinya. 6. Seluruh Staff Dosen Pengajar UNIKOM yang telah membekali penulis

dengan pengetahuan.

7. Adiku Nova, Resinda, si kembar Andre dan Daniel yang telah memberikan doa, dorongan, semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Untuk sahabat-sahabatku terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 9. Semua teman-temanku kelas Akuntansi-2 terima kasih atas dukungan dan

bantuannya.

10.Seluruh pihak-pihak yang telah membantu penyusunan usulan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(6)

v

Bandung, Juli 2011 Penulis,

HERU SANTOSA MARBUN Nim : 21107073


(7)

1

1.1Latar Belakang Penelitian

Dewasa ini dalam era globalisasi, seiring dengan adanya krisis multidimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat yang telah menghancurkan sendi–sendi ekonomi yang termasuk pada sektor perbankan, krisis moneter yang berkepanjangan mengakibatkan krisis kepercayaan akibatnya banyak bank dilanda penyakit yang sama. Hal ini mengakibatkan banyak bank yang lumpuh karena dihantam kredit macet, kredit macet ini muncul diakibatkan karena adanya kredit yang tidak tertagih, sehingga banyak perbankan yang gulung tikar. Yang paling besar terkena dampak yang luar biasa akibat adanya krisis moneter ini adalah perbankan.

Menurut Undang–undang No. 7 Tahun 1992 dan dipertegas lagi dengan keluarnya Undang – undang RI. Nomor 10 Tahun 1998 maka jenis Bank terdiri dari Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Yang dimaksud dengan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering disebut dengan bank komersil (commercial bank).


(8)

Sebagai lembaga keuangan, bank dalam kegiatan sehari–harinya tidak akan terlepas dari bidang keuangan. Sama seperti halnya dengan kegiatan pihak perbankan yang secara sederhana dapat kita katakan yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat umum. Kegiatan yang dilaksanakan bank dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat (BPR). Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat, artinya produk yang ditawarkan bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan karena bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk dan jasanya. Sedangkan bank perkreditan rakyat mempunyai keterbatasan tertentu maksudnya dalam kegiatannya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran tidak seperti Bank Umum, sehingga kegiatannya lebih sempit.

Adapun kegiatan–kegiatan perbankan yang sering dilakukan adalah menghimpun dana dari masyarakat (simpanan giro, simpanan tabungan, simpanan deposito), menyalurkan dana ke masyarakat (kredit investasi, kredit modal kerja, kredit perdagangan), memberi jasa–jasa bank lainnya (transfer, inkaso, kliring, safe deposit box, bank card, bank notes, bank garansi, refrensi bank, bank draft, letter of credit), menerima setoran–setoran (pembayaran pajak, tlp, air, listrik dan uang kuliah), melayani pembayaran–pembayaran (gaji, pembayaran dividen, kupon, pemberian bonus/hadiah), dan jasa–jasa lainnya.

Untuk dapat terus melayani nasabahnya perbankan nasional harus meningkatkan profesionalisme kerjanya untuk menghadapi persaingan yang ada yang semakin lama semakin ketat. Untuk menghadapi perbankan asing nanti pada


(9)

pasar bebas dan perkreditan maupun pelayanan jasa–jasa perbankan, para perbankan nasional harus lebih bersungguh-sungguh dan berusaha dengan keras supaya tetap bisa beroperasi.

Akibat adanya krisis moneter maka, dari sejumlah Bank yang beroperasi di Indonesia ada beberapa bank yang dapat bertahan secara sehat dan dapat mengembangkan dirinya tetapi, tidak sedikit bank yang mengalami kesulitan sehubungan dengan adanya krisis moneter yang berkepanjangan ini, bank yang dapat bertahan secara sehat dan mengembangkan dirinya yaitu bank yang mempunyai kinerja dan kepercayaan diri yang cukup besar dan untuk meningkatkan pendapatannya perbankan menawarkan produk–produk dan jasa– jasa kepada masyarakat yang menjadi nasabah mereka dan menggiatkan pemasarannya dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah, swasta maupun universitas dalam jangka panjang, sehingga sampai saat ini mereka masih bisa memperoleh laba dari pendapatan bunga kredit.

Tidak jarang bank-bank menetapkan suku bunga terselubung, yaitu suku bunga simpanan yang diberikan lebih tinggi dari yang diinformasikan secara resmi melalui media massa dengan harapan tingkat suku bunga yang dinaikkan akan menyebabkan jumlah uang yang beredar akan berkurang karena orang lebih senang menabung daripada memutarkan uangnya pada sektor-sektor produktif atau menyimpannya dalam bentuk kas dirumah. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga terlalu rendah, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah karena orang akan lebih senang memutarkan uangnya pada sektor-sektor yang dinilai produktif. Suku bunga yang tinggi akan mendorong investor untuk


(10)

menanamkan dananya di bank daripada menginvestasikannya pada sektor produksi atau industri yang memiliki tingkat risiko lebih besar. Sehingga dengan demikian, tingkat inflasi dapat dikendalikan melalui kebijakan tingkat suku bunga.

Informasi yang dapat digunakan oleh investor dalam menilai kinerja perusahaan adalah dengan menganalisa tingkat likuiditas, solvabilitas, serta tingkat profitabilitas perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu maka dikatakan dalam keadaan likuid. Dalam penelitian ini, tingkat likuiditas diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR). Semakin tinggi tingkat LDR, berarti banyak dana yang disalurkan dalam perkreditan sehingga perbankan akan memperoleh laba dari bunga kredit.

Pada saat ini seharusnya perbankan tidak mengandalkan pendapatan yang hanya dihasilkan dari bunga kredit saja, apabila perbankan hanya mengandalkan pendapatan yang dihasilkan dari bunga kredit maka, profitabilitas perbankan tidak akan meningkat. Untuk meningkatkan profitabilitas maka, perbankan harus pintar atau jeli dengan mencari sumber–sumber atau produk-produk diluar dari kegiatan perkreditan, seperti dari jasa–jasa perbankan yang diberikan atau yang lebih dikenal dengan Fee Based Income. Dengan adanya fee based income maka pendapatan akan naik sehingga laba pun ikut naik.

Dengan potensi Fee Based di Indonesia yang sangat besar maka, masih banyak yang dapat dikembangkan sejalan dengan berkembangnya perekonomian yang ada di Indonesia maka, kegiatan ini dianggap sangat prosfektif. Dengan


(11)

adanya Fee Based Income ini pendapatan perbankan nasional bisa semakin meningkat dan sudah merupakan keharusan perbankan nasional berkiprah atau terjun secara langsung dalam persaingan global.

Setiap tindakan yang dilakukan oleh perusahaan atau badan usaha tentu mengandung suatu maksud dan tujuan. Kondisi inipun terjadi pada bank , penetapan tujuan ini disesuaikan dengan keinginan pihak manajemen bank itu sendiri. Perusahaan atau bank dalam menetapakan tujuan yang hendak dicapai dapat dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang matang, kemudian ditetapkan cara–cara untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh bank adalah laba dan dalam prakteknya bank untuk memperoleh laba adalah bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang. Dalam jangka pendek biasanya hanya bersifat sementara dan juga dilakukan sebagai langkah untuk mencapai tujuan jangka panjang. Secara singkat laba adalah merupakan selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian. Laba merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung berdasarkan atas dasar akuntansi akrual.

Kemampuan bank untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektifitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi, dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam neraca. Yang dimaksud dengan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah


(12)

kebijakan dan kepuasan yang dilakukan oleh perusahaan. Salah satu ukuran untuk melihat laba adalah profitabilitas.

PT Bank OCBC NISP merupakan salah satu bank yang telah berdiri lama sehingga PT Bank OCBC NISP menyalurkan dana pihak ketiga yang diperolehnya untuk kegiatan kredit dan jasa bank lainnya seperti kliring dan safety box. Hal ini disebabkan karena penempatan dalam bentuk jasa-jasa bank tersebut dapat memberikan kontribusi berupa keuntungan.

Tabel 1.1

Perkembangan Pemberian Kredit dan Laba Sebelum Pajak PT. Bank OCBC NISP

Tahun 2004-2010

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Pemberian Kredit Laba Sebelum Pajak

2004 9.898.915 395.085

2005 12.242.905 290.803

2006 15.663.314 332.878

2007 19.113.922 351.893

2008 20.679.315 454.228

2009 21.886.527 612.115

2010 27.956.914 428.316

Sumber : Laporan keuangan PT Bank OCBC NISP

Dari data di atas dapat dilihat kredit yang diberikan oleh PT Bank OCBC NISP semakin meningkat dari tahun ke tahunnya, demikian pula laba sebelum pajak yang diperolehnya. Namun pada tahun 2005 Laba sebelum pajak yang diterima oleh PT Bank OCBC NISP menurun menjadi Rp 290.803 dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 395.085. Hal yang serupa terjadi pula pada tahun 2010, PT Bank OCBC NISP mengalami penurunan laba sebelum pajak. Pada tahun 2009 laba sebelum pajak yang diperoleh PT Bank OCBC NISP sebesar Rp 612.115 sementara pada tahun 2010 laba sebelum pajak yang diperolehnya sebesar RP 428.316. Penurunan laba yang terjadi pada PT Bank OCBC NISP


(13)

karena laba yang ada digunakan untuk membiayai merger. Laba sebelum pajak adalah salah satu elemen yang digunakan untuk mengetahui tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Peningkatan Loan to Deposit Ratio sejalan dengan meningkatnya profitabilitas. Teori ini didukung oleh penelitan Pompong B. Setiadi (2010) bahwa Loan to Deposit Ratio searah dengan profitabilitas yang diperoleh.

Dari data tabel diatas penulis dapat memperkirakan penurunan dan kenaikan

Fee Based Income berdasarkan pada laba tahun 2004-2010. Penulis memperkirakan laba Fee Based Income pada tahun 2004, 2006, 2007, 2008, 2009 mengalami kenaikan sesuai dengan laba yang mengalami kenaikan juga. Sedangkan pada tahun 2005 dan 2010 Fee Based Income mengalami penurunan dikarenakan laba pada tahun 2005 dan 2010 mengalami penurunan. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Eva Fujianti Yunus (2008) yang menyatakan bahwa Fee Based Income naik maka labanya pun ikut naik.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan hasil penelitiannya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Fee Based Income pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP Tbk”.

1.2 Identifikasi Masalah Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(14)

1. Terjadinya penurunan laba di tahun 2005 dan 2010 akibat dari biaya merger.

2. Loan to Deposit Ratio mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif.

3. Fee Based Income mengalami perkembangan dan peningkatan kinerja yang sejalan dengan strategi yang didukung oleh ekspansi produk dan jasa.

1.2.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Fee Based Income pada PT Bank OCBC NISP.

2. Bagaimana tingkat Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP.

3. Seberapa besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas.

4. Seberapa besar pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas.

5. Seberapa besar pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Fee Based Income terhadap Profitabilitas secara parsial dan simultan.


(15)

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

Loan to Deposit Ratio (LDR) dan tingkat Fee Based Income terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Loan to Deposi Ratio (LDR) dan Fee Based Income

pada PT Bank OCBC NISP.

2. Untuk mengetahui Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP.

3. Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposi Ratio (LDR) terhadap Profitabilitas.

4. Untuk menganalisis pengaruh Fee Based Income terhadap Profitabilitas. 5. Untuk menganalisis pengaruh Loan to Deposi Ratio (LDR) dan Fee Based

Income terhadap Profitabilitas secara parsial dan simultan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis mengenai analisis laporan keuangan yang merupakan tolak ukur kinerja bank selama periode tertentu.


(16)

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, umumnya mengenai dunia perbankan, khususnya mengenai loan to deposit ratio, fee based income dan tingkat profitabilitas pada Bank serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT Bank OCBC NISP Tbk, yang beralamat di Jl. Ujung Berung 144 Bandung.


(17)

1.5.2 Waktu Penelitian

Adapun jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Oktober 2011 berdasarkan tabel berikut:

Tabel 1.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Prosedur

Bulan Fe

b Mar Ap

r M ei

Ju

n Jul Agst Sept okt

2010

I

Tahap Persiapan: 1.Membuat outline dan Proposal Usulan penelitian

2.Pengambilan formulir dan penyusunan UP 3.Menentukan tempat penelitian

II

Tahap Pelaksanaan: 1.membuat outline dan Proposal UP 2.Meminta surat pengantar

keperusahaan

3.Penelitian di perusahaan

4.Penyusunan UP dan bimbingan UP 5.Seminar sidang UP 6.Revisi UP setelah seminar sidang UP 7.Bimbingan Skripsi. 8.pendaftaran sidang skripsi.

9. Sidang skripsi. III Tahap akhir:

1.Revisi setelah sidang skripsi.

2.Penggandaan Skripsi. 3.Wisuda.


(18)

12

LDR = t t r t y r

III x 100%

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Nilai LDR dapat ditentukan melalui suatu formula yang ditentukan oleh Bank Indonesia melalui SE BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

Jumlah kredit yang diberikan dalam arti kredit yang telah direalisir atau dicairkan, tetapi tidak termasuk kredit yang diberikan kepada bank lain. Dana pihak ketiga meliputi giro, tabungan dan deposit. Tetapi tidak termasuk giro dan deposito antar bank. Modal inti yang dimaksud adalah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang terdiri atas modal disetor pemilik bank, agio saham, berbagai cadangan, laba ditahan dan laba tahun berjalan. Selanjutnya, BI juga menetapkan batas maksimum rasio pemberian kredit terhadap dana yang terhimpun adalah maksimal sebesar 102 %. Pembatasan maksimum ditentukan BI karena bank yang sehat tidak akan terlalu besar LDR nya. Karena jika LDR terlalu besar, berarti bank terlalu banyak melakukan penyaluran kredit ke debitur. Akibatnya bank tersebut memiliki kemungkinan untuk mengalami kesulitan likuiditas yang lebih besar.


(19)

Loan to Deposit Ratio umumnya digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas sebuah bank. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Angka Loan to Deposit Ratio yang rendah menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang rendah dibandingkan dana yang diterima maka dapat diketahui bahwa bank masih jauh dari maksimal dalam melaksanakan fungsi intermeditasi. Dengan rendahnya ekspansi kredit maka kemungkinan sebagian besar deposito nasabah masih berupa uang tunai. Sehingga dari keadaan itulah dikatakan jika suatu bank memiliki angka Loan to Deposit Ratio yang rendah berarti bank tersebut belum melaksanakan fungsi intermeditasinya dengan maksimal. Dimana standar besar tingkat LDR yanng optimal adalah 75%-102%.

Semakin besar LDR berarti semakin besar profitabilitas bank. Dengan semakin besar LDR berarti semakin besar ekspansi kredit yang dilakukan oleh bank. Dengan semakin besar ekspansi kredit, maka akan semakin besar pula profibilitas bank karena pendapatan yang berasal dari kredit, yaitu pendapatan bunga, akan semakin besar pula.

Menurut Kasmir (2003: 272)pengertian Loan to Deposit Ratio,adalah : “Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang disalurkan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan”.


(20)

Sedangkan menurut Dendawijaya (2000: 118) :

“Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas bank.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Loan to Deposit Ratio

adalah rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang disalurkan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

2.1.2 Fee Based Income

Kalau kita mengikuti perkembangan neraca rugi/laba bank–bank di Indonesia pendapatan utama dari hasil operasional bank–bank itu terutama masih cenderung tergantung pada pendapatan hasil bunga kredit. Bank juga dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil pemberian jasa–jasa perbankan yang dapat ditawarkan kepada nasabahnya atau yang lebih dikenal dengan fee based income.

Fee Based Income menurut N. Lapoliwa ( 2000:195)adalah :

“Tujuan dari pemberian jasa–jasa ini selain untuk mengembangkan pangsa pasar bank juga untuk meningkatkan pendapatan bank dalam bentuk komisi”.

Sedangkan Fee Based Income menurut Kasmir (2004:136) adalah :

”Keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa–jasa bank lainnya atau spread based (selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman)”.


(21)

Dari beberapa pengertian diatas dapat digambarkan bahwa kegiatan perbankan adalah selain menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa–jasa lainnya. Tujuannya adalah mendukung dan memperlancar kedua kegiatan tersebut. Semakin lengkap jasa bank yang ditawarkan maka semakin baik, hal ini disebabkan jika nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup berhenti disatu bank saja.

2.1.2.1Fee Based Income dan Aktivitasnya

Dalam operasinya bank selain melakukan penanaman dalam aktiva produktif, seperti kredit dan surat-surat berharga juga memberikan komitmen dan jasa-jasa lain yang digolongkan sebagai ”fee based operation” atau ”off balance

sheet activities”.

Menurut”PSAK No. 31” (2004;23.1)adalah :

“Pemberian jasa pelayanan Bank dengan imbalan yang diperoleh Bank”. Jika pengertian diatas dihubungkan dengan kutipan yang terdapat pada buku Widjanarto (2000:72)adalah sebagai berikut :

”Kalau kita mengikuti neraca Rugi/Laba bank-bank di Indonesia, pendapatan utama dari hasil operasional bank-bank tersebut cenderung masih tergantung pada pendapatan hasil bunga kredit. Seyogianya bank juga dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil pemberian jasa-jasa perbankan yang dapat ditawarkan kepada nasabahnya atau yang lebih dikenal dengan fee based income”.

Dari kutipan tersebut diatas dapat disimpulakan bahwa fee based income

adalah pendapatan operasional non bunga yang diperoleh bank sebagai imbalan/fee/komisi atas jasa-jasa keuangan yang telah diberikan kepada nasabah.


(22)

2.1.2.2Produk Jasa Perbankan yang Menghasilkan Fee Based Income

Berikut ini akan dibahas beberapa produk jasa perbankan yang menghasilkan fee based income dan pengrtiannya berdasarkan literatur yang diperoleh, yaitu :

a. Transfer

Transfer Menurut N. Lapoliwa/Kusnadi (2000:196)adalah :

”Suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer

(beneficiery)”.

Jenis-jenis alat transfer adalah sebagai berikut : 1. Wesel

2. Surat bukti pengiriman uang, yang terdiri dari :

a. Surat bukti pengiriman uang dengan surat/mail transfer.

b. Surat bukti pengiriman uang dengan surat telegram. c. Surat bukti pengiriman uang dengan surat telepon/telex.

Dengan adanya alat transfer yang bermacam-macam tersebut dan mengingat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat bank berusaha menawarkan fasilitas yang lebih luas kepada nasabah dan calon nasabahnya dalam hal pengiriman uang. Fasilitas tersebut menjadi semakin luas dengan tesedianya pula jasa


(23)

b. Inkaso (Collection ) adalah merupakan jasa bank untuk menagihkan warkat-warkat yang berasal dari luar negeri.

c. Safe Defosit Box adalah merupakan jasa-jasa bank yang diberikan kepada para nasabahnya. Jasa ini dikenal juga dengan nama safe loket.

d. Kliring (Clearing) adalah merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan cara menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring.

e. Letter of credit (L/C) adalah suatu fasilitas atau jasa yang diberikan kepada nasabah dalam rangka mempermudah dan memperlancar transaksi jual beli barang terutama yang berkaitan dengan transaksi internasional.

f. Credit card adalah alat pembayaran pengganti uang tunai atau cek. Kartu ini memberikan fasilitas penggunaan ung sampai dengan pagu/batas tertentu yang didasarkan pada pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh bank, biasanya berdasarkan pada tingkat pendapatan dan kedudukan/reputasi nasabah.

g. Dana Pembayaran Rekening Titipan (payment point) adalah pembayaran dari masyarakat yang ditujukan untuk keuntungan pajak tertentu, biasanya giro milik perusahaan yang pembayarannya dilakukan melalui bank.

h. Garansi Bank adalah semua bentuk garansi yang tau jaminan yang diterima atau diberikan oleh bank yang mengakibatkan pembayaran kepada pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin wanprestasi atau cidera janji.


(24)

i. Jual Beli atau Perdagangan Valuta Asing

Untuk melakukan transaksi valuta asing harus memelihara rekening giro pada bank koresponden di luar negeri dan dalam pelaksanaannya transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan melalui dua cara :

a. Tunai (Spot), penyelesaian dalam beberapa hari (biasanya 2-7 hari) b. Berjangka (forward), penyelesaian pada saat jatuh tempo yang disepakati

(biasanya lebih 7 hari).

j. Commercial Paper adalah promes yang tidak disertai dengan jaminan (unsecured promissory) yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor yang melakukan investasi dalam instrumen pasar uang. Sampai saat ini semua jenis-jenis perbankan diatas merupakan sumber fee based income yang cukup potensial.

2.1.2.3Unsur-unsur Fee Based Income dalam Laporan Laba Rugi Bank

Oleh karena pengertian fee based income merupakan pendapatan operasionalnya non bunga maka unsur-unsur pendapatan operasional yang masuk kedalamnya adalah :

1. Pendapatan provisi dan komisi

2. Pendapatan dari hasil transaksi valuta asing/devisa 3. Pendapatan operasional lainnya.


(25)

Akan tetapi jika merujuk kepada format laporan laba rugi standar terbaru menurut IAI (2004;31.17) yang dijelaskan dalam “PSAK No. 31” yang menyatakan bahwa fee based income disusun sebagai bagian dari “pendapatan

dan beban lainnya” dengan pos-pos :

a. Provisi dan komisi yang diterima selain dari pemberian kredit b. Pendapatan lain.

c.Pendapatan Bunga d.Beban bunga

e.Keuntungan atau kerugian penjualan efek f. Keuntungan atau kerugian investasi efek

g.Keuntungan atau kerugian kegiatan valuta asing h.Pendapatan dividen

i. Beban penyisihan kerugian kredit dan aktiva produkif lainnya j. Beban administrasi umum

2.1.2.4 Beberapa Keuntungan Meningkatkan Aktivitas Fee Based

Keuntungan meningkatkan aktivitas fee based menurut Kasmir (2004;120) adalah sebagai berikut :

”Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kredit. Disamping faktor risiko ragam paenghasilan dari jasa ini pun cukup banyak, sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa banknya dan yang paling penting justru jasa-jasa bank ini sangat bereperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan yang ada didunia perbankan”.

Dari gambaran beberapa keuntungan diatas, kiranya cukup bahwa strategi peningkatan pendapatan dari fee based income harus segera dilaksanakan terutama dalam kondisi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.


(26)

2.1.3 Pengertian Profitabilitas

Kemampuan bank untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi dan efektifitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk melakukannya. Karena itu, analisis profitabilitas secara umum memfokuskan pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba/rugi, dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam neraca. Dan yang dimaksud dengan profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan kepuasan yang dilakukan oleh perusahaan.

Profitabilitas menurut Brigham & Houston (2006;107)yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto adalah :

”Hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan”.

Sedangkan yang dimaksud Profabilitas menurut Mamduh Hanafi dan Abdul (2003;159)adalah sebagai berikut :

”Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.


(27)

2.1.3.1Analisis Rasio Profitabilitas

Analisis profitabilitas adalah alat untuk menganalisis atau laporan keuangan dan analisis pemgembalian.

Rasio Profitabilitas menurut James C. Horne dan John M. Wachoeicz Jr (2005;222) yang diterjemahkan oleh Dewi fitriasari dan Deny Arnos Kwary adalah :

”Rasio yang menghubungkanlaba dari penjualan dan investasi”. Sedangkan menurut Sutrisno (2007;254)Rasio Profitabilitasadalah : ”Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan”.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio Profitabilitas

memiliki peranan yang sangat penting dalam menganalisis laporan keuangan khususnya bagi investor untuk menilai atau mengukur kinerja suatu perusahaan dalam menanamkan investasinya dan seberapa besar tingkat keuntungannya.

Adapun rasio yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) menurut Sutrisno (2007;254) adalah :

“ROA juga sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan”.


(28)

Sedangkan menurut Boy Loen & Sonny Ericson (2008;120) Return On Asset (ROA) adalah :

“Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA, semakin besarnya tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.”

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Return On Asset adalah merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan harta atau aktiva dalam menghasilkan laba. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Sumber : Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa; Boy loen dan Sony Ericson; 2008

Semakin besar ROA maka, semakin besarnya tingkat keuntungan yang dicapai bank dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset.

2. Return On Equty (ROE)

Merupakan indikator yang mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih. ROE amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan

Laba Sebelum Pajak

ROA = X 100% Total Aktiva


(29)

memperoleh deviden yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan harga saham.

Sumber : Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa; Boy loen dan Sony Ericson; 2008

3. Rasio Biaya Operasional / Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

Sumber : Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa; Boy loen dan Sony Ericson; 2008

2.1.4 Hubungan Loan To Deposite Ratio (LDR) Dengan Profitabilitas

Bank merupakan suatu bentuk badan usaha yang aktivitas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk pinjaman. Karena bank merupakan badan usaha profit oriented, maka bank akan berusaha menyalurkan kredit dalam jumlah yang besar dengan tujuan untuk memperoleh laba yang besar. Di lain pihak kemampuan bank dalam menyalurkan kredit ini akan sangat bergantung kepada sumber dana yang dimiliki bank untuk menyalurkan kredit. Dana yang dapat dihimpun oleh bank akan melibatkan beban yang cukup berat bagi bank itu

Laba Bersih

ROE = X 100%

Modal sendiri

Biaya (beban) Operasional

BOPO = X 100%


(30)

sendiri dengan biaya modal atau bunga untuk memberikan jasa dari dana yang terkumpul. Rasio yang memperlihatkan perbandingan antara kredit yang dimiliki bank dikenal dengan istilah Loan to Deposits Ratio (LDR). Pengelolaan kredit harus dilakukan dengan benar sehingga terhindar dari kredit bermasalah.

Loan to Deposit Ratio ini memperlihatkan tingkat kredit yang diberikan oleh suatu bank dalam usaha meningkatkan profitabilitasnya yang dapat terlihat dari ROA yang diperolehnya. ROA merupakan kemampuan manajemen bank, sejauh mana manajemen mampu menjalankan operasional bank secara efisien dan efektif dalam menggunakan sumber-suber (resources) untuk mengembangkan usaha yang menciptakan pendapatan bank secara optimal.

Secara konsep teori, LDR berpengaruh terhadap ROA, apabila LDR besar maka ROA besar. Namun LDR bergantung pada management bank dan besarnya LDR bank tidak sama,oleh karena itu hubungan LDR dengan ROA bersifat bebas dan tidak autokorelasi. Semakin besar LDR semakin besar potensi mencapai ROA, sejauh NPL – Non Permorming Loan bisa ditekan. Oleh karena itu hubungan antara LDR dan EAT bersifat bebas bergantung pada hasil manajemen kredit bank (Muljono, 1999).

Peningkatan LDR berarti penyaluran dana ke pinjaman semakin besar sehingga laba akan meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan kinerja bank yang diukur dengan ROA semakin tinggi. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk LDR yang baik adalah 75% sampai dengan 102%. Apabila LDR suatu bank berada di atas atau di bawah dari batas yang ditetapkan oleh BI,


(31)

maka bank dalam hal ini dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik.

Gibson (1992) dalam bukunya financial statement analysis menyatakan pengertian LDR dan hubungannya dengan resiko yang harus ditanggung oleh bank atas kegiatannya sebagai berikut:

“ Loan to deposit ratio is a type of asset to liability ratio. Loans comprise

a large portion of the bank’s assets, and its principal obligations are the

deposits that can be withdrawn on request within time limitation. This is a type of debt coverage ratio, and it measures the positive of the bank with

regard to taking risks.”

Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa dalam usahanya menghimpun dana dan menyalurkannya dana tersebut kepada sektor riil, bank harus dapat mengelola tingkat rasio likuiditasnya yang diukur oleh Loan to Deposit Ratio. Rasio ini mengindikasikan mengenai jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Jadi dengan adanya rasio ini, pengguna laporan keuangan dapat mengetahui keadaan likuiditas bank. Dengan adanya Loan to Deposit Ratio yang besar, berarti dana nasabah yang digunakan oleh bank dalam bentuk penyaluran kredit besar pula.

2.1.5 Hubungan Fee Based Income Dengan Profitabilitas

Jika Fee Based Income pada Bank dapat terpenuhi dengan baik, yaitu pemberian jasa pelayanan bank kepada nasabah, seperti : transfer, inkaso, letter of credit, safe deposit box, credit card, dana pembayaran rekening titipan, garansi bank, jual beli atau perdagangan valuta asing, commercial paper, maka yang


(32)

diperoleh bank adalah berupa imbalan/fee/komisi atas jasa–jasa keuangan yang telah diberikan kepada nasabah.

Menurut Panutomo yang dikutip dalam Buku ”Kelembagaan Perbankan” adalah :

”Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan kegiatan fee based income

akan makin berkembang dan akan membuat laba Bank melonjak naik, yang pada akhirnya akan menambah modal bank sehingga lebih leluasa dalam melakukan ekspansi”.

Selanjutnya menurut Kasmir (2005;31)adalah sebagai berikut :

”Dari kegiatan jual beli inilah bank akan memperoleh keuntungan yaitu dari selisih harga beli (bunga simpanan) dengan harga jual (bunga pinjaman). Disamping itu, kegiatan bank lainnya dalam mendukung kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana adalah memberikan jasa– jasa lainnya”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan dari kegiatan pemberian jasa-jasa atau fee based income diharapkan dapat pendapatan akan bertambah sehingga laba perusahaanpun akan naik.

Begitu juga dengan profitabiitas jika terpenuhi dengan baik, yaitu mengukur kemampuan bank dalam mengelola asset yang dikuasainya, maka bank akan memperoleh pendapatan (income), profitabilitas dapat dihitung dengan jalan membagi laba sebelum pajak dengan rata – rata volume usaha.

Dengan Fee Based Income dan profitabilitas yang baik, dan sama–sama bertujuan menghasilkan pendapatan bagi bank, maka Fee Based Income

mempunyai pengaruh terhdap profitabiitas. Peningkatan Fee Based Income


(33)

perusahaan, khususnya profitabilitas menjadi semakin baik. Dengan kata lain peningkatan Fee Based Income dapat mengakibatkan meningkatnya profitabilitas.

2.1.6 Hubungan Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income dengan Profitabilitas

Sumber utama pendapatan bank sebagai financial intermediary adalah selisih bunga dari dana yang dihimpun dengan pinjaman yang diberikan. Bank sebagai perantara keuangan selalu dihadapkan pada situasi dilematis, antara lain : resiko besar–pendapatan besar atau high risk–high return yang berupa kredit macet yang setiap saat dapat terjadi dalam dunia perbankan.

Penilaian kesehatan bank dapat dilihat dari salah satu rasio likuiditas yaitu rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2008:290). Rasio ini dikenal dengan sebutan Loan to Deposit Ratio atau dapat disingkat dengan LDR.

Dengan memperhatikan jumlah kredit yang diberikan sebagai salah satu indikator yang dapat mempengaruhi loan to deposit ratio (LDR), maka semakin banyak jumlah kredit yang diberikan semakin tinggi pula LDR, dan begitu sebaliknya. Hal ini dapat pula menunjukkan bahwa pada saat jumlah kredit yang diberikan dan LDR tinggi maka laba yang diperoleh bank melalui pndapatan bunga pun akan tinggi.

Sinungan (1994:295), menyatakan bahwa pendapatan yang berasal dari


(34)

dalam bisnis perbankan dewasa ini. Dengan demikian bank harus meningkatkan kemampuan manajemen sumber daya manusia yang ditunjang dengan jaringan distribusi serta teknologi yang canggih agar dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap setiap nasabah sehingga bank mampu meningkatkan pendapatan dari fee-based services.

2.2Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kelangsungan usaha suatu bank sangat tergantung pada bagaimana bank tersebut menghimpun dana dan memanfaatkan atau memutar dana yang diperolehnya dalam bentuk usaha bank yang bersangkutan, baik dalam bentuk pinjaman yang diberikan (loan) maupun dalam bentuk penempatan di usaha unit lain. Sehubungan dengan terjadinya krisis perekonomian yang melanda negara–negara Asia khususnya Negara Indonesia yang sejak pertengahan bulan juli 1997, hampir semua perbankan di Indonesia mengalami kerugian yang disebabkan oleh terjadinya negatif spread antara pendapatan bunga dengan biaya bunga. Persaingan yang semakin ketat, dan kondisi industri perbankan yang yang sangat terpuruk yang dibuktikan dengan adanya sejumlah bank yang di BBO (Bank Beku Operasi) dan BTO (Bank Take Over), maka bank tidak lagi dapat mengandalkan usahanya hanya dari pinjaman yang diberikan atau penempatan saja akan tetapi harus memanfaatkan strategi usaha lain untuk menghindari ketergantungan dari kedua bentuk usaha tersebut diatas.

Salah satu strategi usaha yang menjadi sasaran perbankan nasional dan menjadi usaha yang cukup trend saat ini adalah strategi meningkatkan aktivitas


(35)

fee based income. Secara singkat fee based income adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil pemberian atau penjualan jasa–jasa perbankan seperti komisi atau fee transaksi valuta asing, bank garansi, biaya sewa safe deposit box, biaya

transfer atau inkaso dan lain segalanya. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas lagi aktivitas fee based dapat disimpulkan sebagai usaha–usaha yang berkaitan dengan kegiatan pemberian berbagai jasa keuangan selain pemberian kredit oleh bank, dan secara umum di istilahkan sebagai fee base operation.

Karena bank akan mengusut jasa pelayanan yang dinikmati nasabah sebagai fee based income. Keuntungan lain yang diperoleh dari bisnis fee based ini adalah dituntutnya kesiapan bank dalam hal pemanfaatan teknologi dan faktor profesionalisme sumber daya manusianya, yang secara keseluruhan akan menandakan semakin survive industri perbankan di Indonesia. Kecenderungan semakin berkembangnya kegiatan fee based dapat diketahui dari pendapat berbagai pihak yang secara umum telah dipublikasikan.

Fee Based Income Menurut Y. Sri Susilo, Sigit Triandaru dan A. Totok Budi Santoso (2000;86) adalah :

“Penerimaan atau income yang berasal dari pemberian jasa-jasa”.

Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan tergantung pada permintaan atas produk-produknya atau aturannya, semakin tinggi nilai penjualannya semakin besar keuntungan yang didapatnya dan didukung pula dengan aktivitasnya.


(36)

Untuk melakukan transaksi valuta asing harus memelihara rekening giro pada bank koresponden di luar negeri dan dalam pelaksanaannya transaksi jual beli valuta asing dapat dilakukan melalui dua cara :

1.Tunai (Spot), penyelesaian dalam beberapa hari (biasanya 2-7 hari)

2.Berjangka (forward), penyelesaian pada saat jatuh tempo yang disepakati (biasanya lebih 7 hari).

Sampai saat ini semua jenis-jenis perbankan diatas merupkan sumber fee based income fee based income yang cukup potensial.

Adapun beberapa keuntungan-keuntungan yang dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas fee based income. Keuntungan meningkatkan aktivitas fee based

menurut Kasmir (2004;120)adalah sebagai berikut:

”Perolehan keuntungan dari jasa-jasa bank ini walaupun relatif kecil, namun mengandung suatu kepastian, hal ini disebabkan resiko terhadap jasa-jasa bank ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kredit. Disamping faktor risiko ragam paenghasilan dari jasa ini pun cukup banyak, sehingga pihak perbankan dapat lebih meningkatkan jasa-jasa banknya dan yang paling penting justru jasa-jasa bank ini sangat bereperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan yang ada didunia perbankan”.

Dari gambaran beberapa keuntungan diatas, kiranya cukup bahwa strategi peningkatan pendapatan dari fee based income harus segera dilaksanakan terutama dalam kondisi persaingan industri perbankan yang semakin ketat.

Dalam menilai kinerja suatu perusahaan kita biasanya menggunakan berbagai macam indikator, salah satunya dengan menggunakan analisis laporan keuangan melalui analisis rasio. Analisis rasio merupakan salah satu cara pemrosesan dan penginterprestasian informasi akuntansi yang terdapat dalam


(37)

laporan keuangan sehingga dengan analisis rasio ini dapat diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan di bidang keuangan

Menurut Erich A. Helfert (2007:112) yang dimaksud dengan Profitabilitas adalah :

“ Hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang di investasikan ”.

Analisis profitabilitas penting dalam analisis laporan keuangan. Analisis

profitabilitas lebih dari ukuran akuntansi seperti penjualan, harga pokok penjualan, seta beban operasi dan beban non operasi untuk menilai sumber, daya tahan (persistence), pengukuran dan hubungan ekonomi utamanya. Hasil penilaian ini memungkinkan kita untuk mengestimasi pengembalian dan karakteristik risiko perusahaan dengan lebih baik. Analisis profitabilitas juga memungkinkan kita untuk membedakan antara kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dam kinerja yang terkait dengan kaeputusan pendapaan dan investasi.

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan keuntungan (profitabilitas) sangat penting bagi perusahaan, rasio ini juga mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas)


(38)

Adapun teori penghubung yang dikemukakan menurut IAI (2007;23.6) yang dijelaskan dalam “PSAK No. 23” adalah :

”Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali”.

Oleh karena itu aktivitas fee based yang ditingkatkan secara optimal, diharapkan akan menghasilkan pendapatan maksimal sehingga pendapatan operasional perbankan semakin meningkat, dan kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba yang diukur dengan tingkat Profitabilitas, misalnya diukur dari

return on asset semakin baik.

Return On Asset yang sehat merupakan salah satu tujuan setiap perbankan karena rentabilitas digunakan sebagai alat untuk mengukur seberapa besar kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba atas penggunaan asset–asset

yang ditanamkan dalam perusahaan tersebut dan kemampuan manajemen dalam menekan biaya operasionalnya. Ukuran Profitabilitas lebih penting daripada ukuran pendapatan atau laba karena sesungguhnya walaupun perusahaan memperoleh laba yang besar akan tetapi belum tentu perusahaan menunjukan prestasi kerja yang efektif dan efisien.

Dari sudut pandang perbankan di Indonesia, dalam hal ini ROA (Return On Asset) merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan suatu bank. Adapun keseluruhan unsur penilaian tingkat kesehatan tersebut dikenal dengan sebutan CAMEL.


(39)

Menurut Kasmir (2004;47)CAMELadalah :

1. CAR (Capital Adequaci Ratio) yaitu rasio modal. 2. Asset yaitu kualitas aktiva produktif.

3. Management yaitu kualitas manajemen. 4. Earning/ Rentabilitas.

5. Liquidity.

Menurut Boy loen dan Sonny Ericson (2008;120) Bank yang sehat dapat dilihat dari dua rasio yaitu :

”Bank yang sehat adalah bank diukur secara rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan dua rasio, yaitu :

1.Rasio laba terhadap Total asset (ROA) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemapuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

2.Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO) yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya”.

Dari penjelasan diatas, jadi pihak manajemen sangat berkepentingan dalam pengelolaan aktivitas fee based dan peningkatan fee based income karena secara langsung berkaitan dengan tingkat kesehatan bank dan fee based income


(40)

Tabel 2.1

Penelitian Sebelumnya

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

Rosy Mustika Maharani (2007)

Pengaruh CAR, LDR,

NPL, NIM, BOPO Terhadap profitabilitas

Berdasarkan hasil dari penelitian, menunjukkan bahwa ada

hubungan signifikan antara LDR, NIM dan BOPO terhadap ROA, namun CAR dan NPL tidak berhubungan signifikan terhadap ROA.

Eva Fujianti Yunus

(2008)

Pengaruh fee based

income terhadap

Profitabilitas pada PT. Bank BNI Tbk

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa fee based income

berpengaruh terhadap


(41)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Aktivitas Perbankan

Penjualan jasa-jasa (fee based income)

a. Menerima Setoran-setoran :

o Pembayaran pajak. Tlp,

air, listrik, uang kuliah. b. Melayani

pembayaran-pembayaran :

o Gaji, deviden, kupon,

bonus/hadiah.

c. Transfer (kiriman uang) d. Inkaso (collection)

e. Kliring (clearing)

f. Safe Deposit Box

g. Bank Card

h. Bank Notes (valas)

i. Bank garansi

LaporanKeuangan Pendapatan Profitabilitas Analisis laporan keuangan Penyauran Dana

Loan Deposit to Ratio (LDR)

Pemberian Kredit

Loan to Deposiit Ratio (LDR) dan Fee Based Income secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC


(42)

2.3 Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata “hipo” yang artinya lemah dan “tesis

berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, disebut demikian karena masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya.

MenurutSugiyono (2010:64), hipotesis penelitian adalah:

“Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Selanjutnya hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

H0 : Loan to Deposiit Ratio (LDR) dan Fee Based Income tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP secara parsial dan simultan.

H1 : Loan to Deposiit Ratio (LDR) dan Fee Based Income secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP. H2 : Loan to Deposiit Ratio (LDR) dan Fee Based Income secara parsial


(43)

37

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2004:58) mendefinisikan objek penelitian sebagai berikut:

“Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan guna tertentu tentang sesuatu hal atau objektif, valid dan reliabel tentang sesuatu hal (variabel tertentu).”

Objek dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income serta Profitabilitas.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono(2010:2), menjelaskan bahwa:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan sistematis”.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan, atau


(44)

mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang dapat digunakan untuk keperluan menyusun karya ilmiah dan kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan didapat kebenaran atas data yang diperoleh.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2009:14), pengertian metode deskriptif analisis adalah: ”Statistika yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya”.

Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan rumusan masalah satu sampai tiga. Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga data dapat dikumpulkan, dianalisis, dan ditarik kesimpulan dengan teori-teori yang telah dipelajari.

Sedangkan menurut Mashuri (2009:45) pengertian Metode verifikatif adalah sebagai berikut :

“Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.


(45)

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif merupakan:

”Metode yang bertujuan menggambarkan benar tidaknya fakta – fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik”.

Dalam penelitian ini, metode deskriptif verifikatif tersebut digunakan untuk menguji Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income terhadap Profitabilitas PT. Bank OCBC NISP Tbk serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian terlebih dahulu agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

Menurut Jonathan Sarwono (2006:27) bahwa:

“Desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya”.


(46)

Lebih jelasnya lagi Jonathan Sarwono (2006:79), mengibaratkan bahwa: ”Desain penelitian, seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut Imam Fachruddin (2009), pengertian desain penelitian, yaitu:

“Desain penelitian merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja yang akan dilakukan pada waktu meneliti, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam melaksanakan penetian tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah jadi atau selesai penelitian tersebut diberlakukan”.

Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut :

“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.

Menurut Sugiyono (2008:13) :

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:


(47)

1. Sumber Masalah

Membuat identifikasi masalah berdasarkan latar belakang penelitian sehingga mendapatkan judul sesuai dengan masalah yang ditemukan. Identifikasi masalah diperoleh dari adanya fenomena yang terjadi yaitu adanya peningkatan kredit tetapi tidak disertai dengan peningkatan laba.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. rumusan masalah dalam penelitian ini telah dipaparkan dalam latar belakang penelitian dan diperinci dalam identifikasi masalah dan perumusan masalah.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah penelitian (hipotesis).

4. Pengajuan hipotesis

Jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian secara


(48)

empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis. Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah Analisis Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income berpengaruh terhadap Profitabilitas.

5. Metode penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun instrumen penelitian

Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. instrument pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari data Laporan Keuangan PT Bank OCBC NISP Tbk . Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.


(49)

7. Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

Dengan demikian desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:38) , menjelaskan bahwa:

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Loan to Deposit Ratio (X1) (Variabel Independen)

Fee Based Income (X2) (Variabel Independen)

Profitabilitas (Y) (Variabel Dependen)


(50)

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel – variabel yang terkait dalam penelitian. Variabel –variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (variabel X)

Variabel independen atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya dan merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya

variable dependent (terikat).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau variabel bebas (X1) dan (X2) adalah Loan to Deposit Ratio dan Fee based income maka indikator yang digunakan untuk menghitung Loan to Deposit Ratio adalah sebagai berikut: Menurut (Kasmir 2003:272)

Sedangkan indikator yang digunakan untuk Fee Based Income yaitu keseluruhan dari total pendapatan operasional.

2. Variabel Dependen (variabel Y)

Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang

LDR = � ℎ � � �


(51)

menjadi variabel dependen atau variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah Profitabilitas. Dan indikator yang digunakan untuk menghitung Profitabilitas dapat dilihat dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio, berikut ini penjelasan mengenai rasio.

Menurut Moh. Nazir (2003:132) menjelaskan bahwa:

“Ukuran Rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang di ukur”.

Sedangkan menurut Supangat (2007:12), mengemukakan bahwa:

“Skala rasio adalah merupakan skala dengan hierarki yang paling tinggi dibandingkan dengan skala-skala lainnya”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa skala rasio adalah angka nol yang mempunyai makna, sehingga angka nol dalam skala ini diperlukan sebagai dasar dalam perhitungan dan pengukuran terhadap objek yang diteliti.

Maka dengan demikian, operasionalisasi variabel merupakan definisi yang dinyatakan dengan cara menentukan pemikiran atau gagasan berupa kriteria-kriteria yang dapat diuji secara khusus bagi suatu penelitian menjadi variabel-variabel yang dapat diukur.

ROA = � �


(52)

Secara lebih jelas mengenai ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Variabel (X1)

Loan to Deposit Ratio

(LDR)

Loan to Deposit Ratio

(LDR) merupakan rasio

untuk mengukur

komposisi jumlah kredit

yang disalurkan

dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan”.

(Kasmir 2003: 272)

LDR=

(Bank Indonesia melalui SE BI No.

3/30/DPNP)

RASIO

Variabel (X2)

Fee Based Income

Keuntungan yang

didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya atau spread based

(selisih antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman). (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya; Kasmir; 2004;136)

Pendapatan Operasional Lainnya yaitu : Keuntungan Selisih Kurs, Provisi dan Komisi atas transaksi ekspor impor, Rugi/Laba Surat Berharga, Provisi pengelolan rekening nasabah dan lain-lain

(Bank dan Lembaga Keuanagan

Lainnya;Kasmir;2004;138)

RASIO

Variabel Y Profitabilitas (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan dari suatu kesatuan usaha (entitas) untuk memperoleh laba. ROA adalah rasio yang menggambarkan

kemampuan bank dalam mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset yang menghasilkan

ROA =

x

100%

(Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa;Boy Loen & Sonny Ericson;2008;120)


(53)

keuntungan. (Frederic Mishkin 305: 2008)

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Dalam melaksanakan penelitian ini, terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan mempelajari mengenai populasi yang akan diteliti. Apakah populasi tersebut memerlukan sampel atau tidak dan bagaimana cara pengambilan sampel tersebut.

3.2.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono(2010:80) dalam bukunya mengemukakan mengenai populasi yaitu:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan tahunan PT OCBC NISP periode 1940 – 2010 selama 70 tahun.

3.2.3.2 Sampel

Dengan meneliti secara sampel, diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan gambaran sesuai dengan karakteristik populasi.


(54)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis yaitu dengan menggunakan teknik nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2010:84), memaparkan bahwa:

Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak member peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel”.

Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive.

Menurut Sugiyono (2010:85), menjelaskan bahwa:

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data yang diambil merupakan Neraca, Laporan Laba Rugi dan Catatan atas Laporan Keuangan PT OCBC NISP merupakan data keuangan terbaru.

2. Data yang diambil pada keuangan PT OCBC NISP dalam kurun waktu selama tujuh tahun yaitu dari tahun 2004 sampai tahun 2010, dimana selama kurun waktu tersebut yaitu pada tahun 2005 dan 2010 terjadi fenomena dimana


(55)

Jumlah Kredit yang diberikan meningkat sedangkan laba perusahaan mengalami penurunan.

3. Data yang diambil ada yang sudah di audit.

4. Data yang diolah merupakan data selama tahun 2004-2010.

5. Sampel yang diambil sebanyak tujuh tahun karena sudah dianggap

representatif (mewakili) untuk dilakukan penelitian.

3.2.4 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.4.1 Sumber Data

Menurut Arikunto (2006:129), mengemukakan bahwa:

“ Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka yang menunjukkan nilai dari besaran atau variabel yang mewakilinya.

Jenis data dalam penelitian dibagi dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Data Primer

Menurut Sugiyanto (2010:137), memaparkan bahwa:


(56)

pengumpul data”.

Sedangkan menurut Supangat (2007:2), menjelaskan bahwa:

“Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, baik dari objek individual (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan dirinya sendiri”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti baik dari pribadi (responden) maupun dari suatu instansi yang mengolah data untuk keperluan penelitian, seperti dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Data primer diperoleh dengan mengadakan penelitian dan kuesioner.

2) Data Sekunder

Menurut Jogiyanto(2010:137) menjelaskan bahwa :

”Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”.

Supangat (2007:2) juga menjelaskan bahwa:

”Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan) objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh daritangan kedua baik dari objek secara individual (responden) maupun dari suatu badan (instansi) yang dengan sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya untuk keperluan penelitian dari para pengguna”.


(57)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, biasanya dari pihak kedua yang mengolah data keperluan orang lain. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder, di mana data yang diperoleh penulis merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data primer yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data-data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank OCBC NISP Tbk.

3.2.4.2Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik dokumentasi. Sedangkan data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dari PT Bank OCBC NISP Tbk. Teknik pengumpulan data ini merupakan pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan penelitian ini


(58)

diharapkan akan memperoleh data mengenai besarnya Loan to Deposit Ratio, Fee Based Income, Return On Asset dan informasi-informasi lain yang diperlukan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan ini ialah pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai literatur, buku, hasil penelitian yang sejenis dan media lain yang mempunyai kaitan dengan masalah yang akan di teliti. Dalam hal ini penulis menggunakan buku yang berkaitan dengan Metodologi Penelitian, dan sebagainya. Selain itu, penulis juga menggunakan media internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian yang dilakukan.

3.2.5 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Metode Analisis

Rancangan analisis merupakan sebuah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.


(59)

a. Analisis Kualitatif

Menurut Sugiyono (2010:14) analisis kualitatif adalah sebagai berikut:

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

b. Analisis Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2010:31) analisis kuantitatif adalah sebagai berikut :

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif yang digunakan peneliti dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Sugiyono (2004:149) mengemukakan bahwa:

”Analisis linier regresi digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen


(60)

dinaikan/diturunkan”.

Penjelasan garis regresi menurut Andi Supangat(2007:352) yaitu:

“Garis regresi (regression line/line of the best fit/estimating line) adalah suatu garis yang ditarik diantara titik-titik (scatter diagram) sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk menaksir besarnya variabel yang satu berdasarkan variabel yang lain, dan dapat juga dipergunakan untuk mengetahui macam korelasinya (positif atau negatifnya)”.

Dalam penelitian ini, analisis regresi linier berganda digunakan untuk membuktikan sejauh mana pengaruh antara Loan to Deposit Ratio dan Fee Based Income terhadap Profitabilitas PT. Bank OCBC NISP Tbk.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai indikator. Analisis ini digunakan dengan melibatkan dua atau lebih variabel bebas antara variabel dependen (Y) dan variabel independen (X1 dan X2 ). Persamaan regresinya sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono: 2010) Dimana:

Y = variabel terikat (Profitabilitas) a = bilangan berkonstanta

b1,b2 = koefisien arah garis

X1 = variabel bebas (Loan to Deposit Ratio)


(61)

X2 = variabel bebas (Fee Based Income)

Regresi linier berganda dengan dua variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(Sumber: Sugiyono,2006:279)

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada regresi linier berganda, maka perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu.

1. Uji Asumsi Klasik

Terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan Multiple Linear Regression sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Pengujian asumsi klasik yang digunakan terdiri atas uji normalitas, multikolinieritas, dan uji autokorelasi. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang

∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2 ∑X1y = a∑X1 + b1∑X12 +b2∑X1X2 ∑X2y = a∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22


(1)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Bab I hingga Bab IV mengenai Analisis Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Fee Based Income

pengaruhnya terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP, maka Penulis membuat kesimpulan sebagai berikut::

Berdasarkan permasalahan yang dibahas pada bab sebelumnya, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Loan to deposit ratio pada PT Bank OCBC NISP Tbk dari tahun 2004 mengalami peningkatan hingga tahun 2007, namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2008 dan 2009. Dari gambaran tesebut dapat dilihat bahwa perusahaan setiap tahunnya menambahkan jumlah kredit dan dana pihak ketiga. Tetapi kenaikkan jumlah kredit lebih besar dibanding dana pihak ketiga sehingga LDR meningkat hingga tahun 2007. Dengan semakin besar ekspansi kredit, maka akan semakin besar pula profibilitas bank karena pendapatan yang berasal dari kredit, yaitu pendapatan bunga, akan semakin besar pula. Fee based income pada PT Bank OCBC NISP terus mengalami peningkatan setiap tahunnya namun sempat mengalami penurunan pada tahun 2010. Fee Based Income penting bagi PT Bank OCBC NISP sebagai salah satu sumber pendapatan bank. Semakin besar fee based income diharapkan pendapatan PT Bank OCBC NISP semakin tinggi.


(2)

122

2. Profitabilitas yang diperoleh PT Bank OCBC NISP fluktuatif dengan kecenderungan menurun dari tahun 2004 hingga tahun 2010. Profitabilitas

paling tinggi diperoleh pada tahun 2004, yaitu mencapai 2,21% dan profitabilitas paling rendah diperoleh pada tahun 2010, yaitu mengalami kerugian hingga 0,96%. Semakin besar profitabilitas, berarti semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh bank sehingga kemungkinan suatu bank mengalami kebangkrutan semakin kecil.

3. Berdasarkan hasil pengujian statistik, hasil uji secara parsial pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% Ho diterima. Dapat dilihat bahwa Ho diterima, karena thitung sebesar -1,914 berada pada daerah penerimaan Ho, yang berarti bahwa Loan to Deposit Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP.

4. Berdasarkan hasil pengujian statistik, hasil uji secara parsial pengaruh Fee Based Income terhadap profitabilitas tidak berpengaruh signifikan pada PT Bank OCBC NISP Tbk.

5. Untuk mengetahui hubungan korelasi secara simultan antar kedua variabel bebas (loan to deposit ratio dan fee based income) secara bersama-sama dengan variabel terikat (profitabilitas (ROA)) pada PT Bank OCBC NISP Tbk. Hal tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi ganda adalah sebesar 0,779 (R) yang berada antara 0,60 – 0,799, artinya loan to deposit ratio dan Fee based income secara simultan memiliki hubungan yang kuat dengan profitabilitas.


(3)

123

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat penulis berikan yaitu :

1. PT Bank OCBC NISP Tbk dapat mempertahankan Loan to Deposit Ratio tetap optimal dengan cara menambah jumlah kredit atau mengurangi dana pihak ketiga. Semakin besar ekspansi kredit, maka akan semakin besar pula profibilitas bank karena pendapatan yang berasal dari kredit, yaitu pendapatan bunga, akan semakin besar pula. Sementara Fee Based Income PT Bank OCBC NISP Tbk sudah baik.

2. Untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) sebaiknya PT Bank OCBC NISP Tbk melakukan efisiensi dengan mengurangi beban yang harus ditanggung. Efisiensi yang bisa dilakukan misalnya dengan cara mengurangi jumlah surat berharga yang beredar supaya tidak menanggung beban bunga yang tinggi. 3. Untuk meningkatkan Loan to Deposit Ratio PT Bank OCBC NISP Tbk bisa

dilakukan dengan membeli atau menjalin kerjasama lewat perusahaan multifinance. Hal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan

profitabilitas (ROA). Sedangkan untuk meningkatkan Fee Based Income PT Bank OCBC NISP Tbk bisa dilakukan dengan memperbanyak layanan jasa untuk menambah profitabilitas. Kalau kita mengikuti perkembangan neraca rugi/laba bank–bank di Indonesia pendapatan utama dari hasil operasional bank–bank itu terutama masih cenderung tergantung pada pendapatan hasil bunga kredit. Bank juga dapat meningkatkan pendapatannya dari hasil pemberian jasa–jasa perbankan.


(4)

124

DAFTAR PUSTAKA

Andi Supangat. 2006. Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung : Pustaka Andi,Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Boy Loen & Sonny Ericson. 2008. Manajemen Aktiva Pasiva Bank Devisa. Jakarta : PT. Grasindo

Brigham Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Husein Umar.2005.Metodologi Penelitian.Jakarta:Raja Garfindo.

Ikatan Akuntani Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat

Jonathan Sarwono. Teori dan Riset Penasaran dengan SPSS . Yogya : Andi Publisher

Kasmir. 2003. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”, Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Keenam. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kasmir. 2007. Manajemen Perbankani. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Lapoliwa dan Kusnadi. 2000. Akuntansi Perbankan. Jakarta : Institut Bankir

Indonesia

Mamduh M. Hanafi, Abdul Halim. 2003. “Analisis Laporan Keuangan”,

Yogyakarta; AMP-YKPN.

Moch. Nazir Ph.d. 2005. Teori. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia Sugiyono. 2008. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung;

Alfabeta

Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung;

Alfabeta


(5)

125

Umi,Narimawati,.2008.Analisis Multifariat untuk Penelitian Ekonomi.Yogyakarta:Graha Ilmu

Umi,Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah:Paduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis

www.google.com www.ocbcnisp.com


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Heru Santosa Marbun

NIM : 21107073

Tempat tanggal lahir : Bandung, 8 Desember 1988 Alamat : Jl. Cilengkrang II No.38 Bandung

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen Protestan Telp / HP : 085222805150

DATA PENDIDIKAN

TK Dewi Asih Bandung 1994-1995 SDN Ciporeat II Bandung 1995-2001 SLTP Santa Maria Bandung 2001-2004 SMA Santa Maria 2 Bandung 2004-2007 Universitas Komputer Indonesia 2007-Sekarang


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets, Suku Bunga SBI Terhadap Jumlah Penyaluran Kredit: Studi Empiris Pada Bank BUMN dan Bank Swasta Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

6 110 108

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia Periode 2008-2013

0 61 105

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Periode 2008-2012

2 66 108

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 44 110

Pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio), NPL (Non Performing Loan) ROA (Return On Asset) dan BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Terhadap Kecukupan Modal Perbankan Pada Bank Yang Terdaftar Di BEI

5 73 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Likuiditas Bank Umum di Indonesia

15 377 117

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99