6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Riwayat Hidup Merry Riana
Merry Riana adalah seorang wanita Indonesia yang meraih kesuksesan di usia muda. Kisah hidup dan kesuksesannya dituangkan ke dalam sebuah
buku yang berjudul “Mimpi Sejuta Dolar”, yang ditulis oleh Merry Riana dan Alberthiene Endah.
1
Buku tersebut juga berisi motivasi dari Merry Riana untuk pemuda-pemuda di seluruh Indonesia agar dapat meraih kesuksesan di usia
muda. Merry Riana lahir dalam keluarga yang sederhana secara ekonomi.
Merry memiliki dua orang adik bernama Aris dan Erick. Nama Merry adalah nama yang diberikan oleh Pastor dan Riana adalah nama dari orang tuanya.
Riana yang berarti ekspresi gembira kemudian ditambahkan dengan Merry menyiratkan arti double happiness. Arti nama tersebut sesuai dengan
kepribadiannya yang lincah dan atraktif. Ayah Merry berprofesi sebagai dosen Teknik Elektro dan ibunya
sebagai ibu rumah tangga. Kemudian ayahnya beralih profesi sebagai karyawan perusahaan elektronik asal Perancis. Ketika ayahnya berprofesi sebagai
karyawan, kehidupan keluarganya lebih berkecukupan. Namun karena ada suatu masalah, ayah Merry memutuskan untuk mengundurkan diri. Pada waktu
itu Merry sedang duduk di bangku SMP. Mereka juga harus pindah rumah yang lebih kecil untuk menghemat biaya. Kondisi tersebut cukup merubah kebiasaan
keluarga Merry. Pada akhirnya ayah Merry memilih berbisnis dengan membuka toko elektronik kecil. Meskipun masalah tersebut cukup
1
Merry Riana dan Alberthiene Endah. Mimpi Sejuta Dolar Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2011, 1-343.
7 memprihatinkan namun kehangatan keluarga masih bisa dirasakan oleh Merry.
Kehidupan keluarga Merry yang nyaman terus berlangsung sampai terjadilah krisis moneter pada bulan Mei 1998.
Pada tanggal 12 Mei 1998, Merry yang sudah lulus SMA berniat mendaftar ke Universitas Trisakti. Terdapat kabar bahwa mahasiswa Trisakti
sedang mengadakan demo di DPR namun dianggap akan segera selesai dalam beberapa hari. Proses pendaftaran kuliah Merry berjalan lancar. Kampus
tersebut tidak begitu ramai karena sedang tidak ada perkuliahan yang berlangsung. Pada malam harinya terdapat kabar yang mengejutkan. Terjadi
penembakan beberapa mahasiswa Trisakti yang mengikuti demo. Terdapat kabar juga bahwa masyarakat keturunan Tionghoa rentan diserang. Merry dan
keluarga adalah keturunan Tionghoa. Hal ini membuat Merry dan keluarga memilih tidak meninggalkan rumah. Ketakutan semakin terjadi ketika toko-
toko elektronik di dekat rumah mereka dijarah. Situasi tersebut membuat Merry mencari jalan selamat dengan mengalihkan tujuan kuliah.
Singapura menjadi tujuan peralihan Merry karena kekhawatiran ayahnya yang tidak bisa menebak kondisi mendatang. Berbekal uang pinjaman
studi dari pemerintah Singapura, Merry bisa bersekolah di Nanyang Technological University. Orang tua Merry terpaksa meminjam uang karena
mereka hanya mempersiapkan dana untuk studi di dalam negeri saja. Ditambah dengan adanya krisis moneter membuat kondisi ekonomi keluarga Merry tidak
stabil. Keadaan ini membuat Merry harus mempunyai keberanian. Pada awal Juli 1998 ia berangkat ke Singapura bersama teman-temannya yang mengalami
hal yang sama. Perbedaannya adalah ia hanya seorang diri sedangkan para temannya diantar oleh orang tuanya. Perjalanan hidup Merry yang
memprihatinkan sudah dimulai. Setibanya di Singapura ia harus benar-benar mendirikan keberaniannya.
8 Kehidupan kuliah ia jalani dengan keuangan yang buruk. Uang saku
yang ia dapat adalah 10 dolar untuk seminggu. Demi mlekukan penghematan, ia hanya menyantap mi instan di pagi hari dan dua lembar roti tawar di siang
hari. Pada libur semester ia mencari pekerjaan part-time untuk menambah uang saku. Ia bekerja sebagai pembagi brosur dengan gaji 5 dolar per jam. Keadaan
tersebut membuat Merry lebih dekat dengan Tuhan. Ia mengikuti pelajaran- pelajaran agama agar dirinya menjadi lebih tabah. Dari sana ia bertemu dengan
Alva Tjenderasa, yang menjadi suaminya saat ini. Alva adalah orang Indonesia yang bernasib sama dengannya. Namun lebih beruntung karena masih
mendapat kiriman dari orang tua. Merry juga bisa mendapatkan jika meminta pada orang tuanya tetapi karena ia tahu kondisi keluarganya saat itu
membuatnya tidak tega dan memilih bertahan dengan apa yang ia miliki. Setiap kali libur semester ia selalu mencari pekerjaan. Pekerjaan yang
ia dapatkan mengalami peningkatan pendapatan dan ia dapat menabung. Perjalanan kuliah Merry cukup lancar namun tidak dengan pekerjaannya.
Keinginannya menabung untuk melunasi pinjaman sekolahnya membuatnya mencoba berbagai macam cara agar mendapatkan uang. Tidak semua cara yang
ia lakukan berhasil tetapi ia tidak pernah putus asa. Dukungan dari Alva yang begitu kuat membuat Merry dapat terus bangkit. Empat tahun ia lewati untuk
berkuliah di NTU dan perjalanan hidup Merry semakin menantang. Ia mulai mencari pekerjaan dan memilih untuk berbisnis dibanding hanya menjadi
karyawan. Alasan tersebut karena ia ingin mendapatkan kebebasan finansial sebelum umur 30 tahun. Ia dan Alva memiliki cara pandang yang sama dan
memutuskan untuk mencari pekerjaan yang sama. Orang tua Merry sebenarnya menginginkannya menjadi karyawan dan memperoleh gaji tetap tetapi Merry
tetap ingin melakukan bisnis dan berjanji apabila dalam 3 bulan tidak berhasil ia akan menjadi karyawan.
9 Peluang bisnis yang cukup menjanjikan sebagai sales asuransi mereka
pilih. Namun kantor-kantor asuransi hanya mempekerjakan orang asli Singapura. Sampai pada akhirnya mereka menemukan sebuah kantor konsultan
keuangan kecil yang mau menerima mereka. Sebelum mulai bekerja mereka harus memiliki tiga sertifikat khusus dan mereka wajib mengikuti kursus untuk
memilikinya. Dengan perjuangan yang cukup sulit akhirnya mereka mendapatkan sertifikat tersebut dan mulai bekerja. Pekerjaan yang mereka pilih
tidak mendapatkan gaji tetap, hanya mendapatkan komisi dari apa yang mereka jual. Tidak mudah untuk menjual asuransi dan produk-produk keuangan
lainnya. Mereka berdua membagi tugas berdasarkan keahlian masing-masing dan membuat strategi khusus. Tidak setiap hari mereka bisa mendapatkan klien
dan hal tersebut membuat mereka hampir putus asa. Sampai menjelang tiga bulan, target yang ditentukan sebesar 100.000 dolar belum terpenuhi. Namun
iman mereka tetap kuat dan mujizat pun terjadi ketika ada seorang klien yang ia temui mau menginvestasikan uangnya yang cukup banyak untuk asuransi.
Kejadian tersebut membuat Merry dan Alva semakin semangat. Target Merry dalam bisnis ini adalah menjadi manajer. Dengan menjadi
manajer, penghasilannya sudah sebanding bahkan lebih banyak dibanding dengan bekerja sebagai karyawan. Ia juga bisa merekrut orang sendiri dan
mendirikan organisasi. Syarat untuk menjadi manajer adalah memperoleh 100.000 dolar dari penjualan selama dua tahun berturut-turut. Pada bulan April
2003, ia memiliki tabungan lebih dari 40.000 dolar. Dengan uang tabungan itu, Merry yang berprinsip pay now, play later, melunasi uang pinjaman sekolahnya
dulu. Dengan kerja keras, ketekunan dan tekad yang kuat Merry mampu mencapainya. Ia menjadi orang termuda yang menjadi manajer yaitu pada usia
24 tahun. Kemudian ia mulai membuka usahanya sendiri yaitu konsultan keuangan yang diberi nama Merry Riana Organization di Singapura.
10 Kesuksesan tersebut disusul dengan kebahagiaan pernikahannya dengan Alva.
Pada usia 26 tahun ia sudah memperoleh penghasilan sebesar satu juta dolar.
B. Komposisi Musik Program