6
1. Pendahuluan
Pada dasarnya pendidikan merupakan sarana yang dibutuhkan manusia untuk kelancaran kehidupannya, pendidikan juga merupakan alat untuk pengembangan sumber daya untuk
pelestarian budaya secara berkelanjutan[1]. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan mempunyai pengertian sebagai usaha
untuk mempersiapakan para siswa melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk perannya di masa depan[2].
Menurut UUD RI Nomor 20 Tahun 2003 visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia untuk berkembang sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah[3].Dalam proses pendidikan, proses pembelajaran harus
berdasarkan pada kurikulum. Kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu[3].
Kurikulum memegang kunci dalam pendidikan karena mengatur mengenai arah, isi, dan proses pendidikan, yang kemudian akan menghasilkan lulusan yang berkualitas dari lembaga
pendidikan yang menerapkan kurikulum tersebut[4].Kurikulum sebagai kunci pendidikan yang akan menjadi patokan utama sistem pendidikan nasional juga membutuhkan perubahan
atau pembaruan. Pembaruan yang dilakukan bertujuan agar visi pendidikan nasional bisa tercapai, pembaruan juga dilakukan agar bisa beradaptasi dengan perkembangan pengetahuan
dan teknologi. Dalam sejarah kurikulum di Indonesia, kurikulum sudah mengalami banyak perubahan
mulai dari kurikulum 1947 sampai pada kurikulum 2013. Idimengatakan bahwa pengembangan kurikulum harus ada secara bertahap dan terus menerus, namun
pengembangannya tidak
boleh melenceng
dari yang
sudah pernah
ada sebelumnya[5].Kurikulum 2013 adalah pembaruan terbaru dari sistem kurikulum nasional,
pembaruan dilakukan karena di KTSP terlalu banyak mata pelajaran yang harus dipelajari yang kemudian malah membebani sisawa. Dalam kurikulum 2013 dilakukan penyederhanaan
beberapa mata pelajaran dan digabungkan dengan mata pelajaran lainnya.Mata pelajaran TIK yang sebelumnya ada dalam kurikulum KTSP diubah menjadi pembimbingan dalam bidang
7
TIK. Perubahan tersebut otomatis juga merubah peran guru TIK yang sebelumnya sebagai pengajar, menjadi peembimbing bagi para siswa, sesama guru dan tenaga kependidikan
dalam pengembangan TIK. Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai peran guru.
Diantaranya adalah penelitian oleh Setiyawan[6], Sangaji [7], Yunita[8],dimana ketiga penelitian tersebut sama-sama meneliti mengenai peran guru sebagai pengajar kepada siswa.
Sedangkan dalam penelitian ini akan meneliti mengenai peran guru TIK di Kurikulum 2013, dimana terjadi perubahan peran guru TIK dari pengajar menjadi pembimbing.Bimbingan
tidak hanya untuk siswa, tetapi juga sesama guru, dan tenaga kependidikan Dengan adanya perubahan peran pada guru TIK, dirasa perlu untuk melihat apakah peran
Guru TIK sudah dijalankan dengan optimal atau belum. Hal ini yang menjadi dasar dilakukannya penelitian yang
berjudul “Analisis peran guru TIK dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di
SMP”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru TIK dalam kurikulum 2013 diSMP di wilayah kota Salatiga dan mengetahui apakah
peran tersebut sudah dilakukan oleh guru TIK dengan mengikuti deskripsi peran yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 68 Tahun 2014. Manfaat dari penelitian iniadalah
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan peran guru TIK di SMP, pada pelaksanaan kurikulum 2013.
2. Kajian Pustaka