Pembahasan T1 702011060 Full text

17

5. Pembahasan

Dari hasil penelitian di SMP N 5 dan SMP N 2 menunjukkan bahwa peran guru TIK dalam Kurikulum 2013baru dilakukan sebagian. Hal ini dikarenakan kebutuhan dari sekolah yang membuat tidak semua peran guru TIK bisa dilakukan.Seperti peran guruTIK dalam membimbing sesama guru dalam persiapan pembelajaran. Untuk SMP N 2, bimbingan jarang dilakukan bukan karena tidak dilakukan oleh guru TIK. Tetapi karena hampir semua guru sudah bisa melakukan persiapan pembelajaran secara mandiri. Sedangkan untuk SMP N 5, bantuan dari guru TIK dilakukan karena banyak guru senior yang membutuhkan bantuan guru TIKmulai dari persiapan materi sampai pada penggunaan proyektor saat penyampaian materi. Kebutuhan dari tiap-tiap sekolah yang berbeda, mengakibatkan peran guru TIK tidak bisa berjalan dengan baik. Bukan karena tidak dilakukan, tetapi karena peran tersebut belum di butuhkan. Guru TIK sendiri masih kurang paham tentang bagaimana cara melakukan bimbingan seperti yang di maksud dalam Permendikbud. Penjelasan di Permendikbud hanya berbentuk abstrak atau tidak menjelaskan secara rincih mengenai peran guru TIK, sehingga guru TIK kurang memahami bentuk kongkrit dari peran yang harus mereka lakukan.Seperti contoh membimbing siswa, guru TIK melakukan proses bimbingan dengan masih menerapkan kegiatan belajar dikelas seperti kurikulum sebelumnya.Bimbingan yang dilakukan malah terlihat seperti proses belajar biasa karena guru masih menggunakan teknik ceramah dalam proses bimbingan. Waktu bimbingan yang diberikan dari sekolah kepada guru TIK hanya 40 menit, dimana waktu tersebut masih dirasa kurang oleh guru TIK untuk bisa membimbing secara optimal kepada siswa. Tidak adanya jam khusus untuk bimbingan juga menjadi salah satu faktor belum dilakukannya bimbingan. Guru yang mengalami kesulitan dan ingin untuk melakukan bimbingan, tidak bisa langsung bertemu karena belum ada jadwal yang mengatur kegiatan bimbingan oleh guru TIK kepada sesama guru atau tenaga kependidikan. Kemudian belum adanya sosialisasi oleh Guru TIK mengenai peran baru mereka dalam kurikulum 2013, juga menjadi alasan belum dilakukannya bimbingan. Seperti yang terjadi pada tenaga kependidikan di perpustakaan di SMP N 2, mereka belum pernah mendapatkan bimbingan sejak kurikulum 2013 diterapkan di SMP N 2. Mereka juga tidak tahu perihal peranbaru dari guru TIK dalam memfasilitasi tenaga kependidikan. Karena sepengetahuan mereka di 18 kurikulum sebelumnya, guru TIK berperan secara klasikal sehingga hanya berhubungan dengan siswa di kelas. Guru TIK juga membutuhkan SOP Standar Operasional Prosedur yang jelas mengenai tahapan, serta apa saja yang harus dilakukan oleh guru TIK dalam perannya di kurikulum 2013. Tidak adanya SOP mengakibatkan tidak berjalannya peran bimbingan secara merata. Seperti yang terjadi di SMP N 2 pada bagian bimbingan kepada siswa.Bimbingan belum berjalan dengan baik pada bagian memfasilitasi pengembangan diri, karena guru TIK SMP N 2 baru membuka kelas ekstra di kelas VII sedangakn untuk kelas VIII dan IX belum memiliki kelas ekstra. Lain hal dengan SMP N 5 yang sudah membuka kelas ekstra untuk semua kelas dalam memfasilitasi pengembangan diri para siswa. Permendikbud No. 68 tahun 2014 yang seharusnya membantu guru TIK dalam pelaksanaan kurikulum 2013, malah membingungkan guru TIK sendiri. Untuk mengatasi masalah yang dialami oleh guru TIK, maka perlu diadakannya pelatihan untuk guru TIK, tentang bagaimana seharusnya guru TIK harus berperan dalam membimbing sesama guru, siswa, dan tenaga kependidikan. Guru TIK juga perlu mempunya SOP Standar Operasional Prosedur agar proses bimbingan bisa berjalan dengan tahapan-tahapan yang jelas. Kemudian juga diperlukan sosialisasi oleh guru TIK kepada seluruh perangkat sekolah, tentang peran baru guru TIK. Hal ini dibutuhkan agar semua perangkat sekolah tahu tentang peran bimbingan dari guru TIK tidak hanya untuk siswa, tapi juga kepada sesama guru dan tenaga kependidikan.

6. Simpulan