2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang pejabat yang katanya tidak suka iklan berkata kepada temannya. “Jangan percaya iklan, semuanya omong kosong”. Dalam percakapan
selanjutnya, dia membanggakan kemejanya yang katanya enak sekali dipakai. Temannya bertanya. “Apa mereknya, mas?” Dia menjawab, “ Van House” . Lalu
si pejabat menambahkan, “Pokoknya kalau beli baju, “ Van House” deh”. Tanpa disadari ternyata dia juga sudah beriklan.
Memang, bila ada karya intelektual manusia yang dianggap paling controversial dizaman modern ini, barangkali itu dalah iklan. Banyak orang secara
opriari membenci iklan, namun sesungguhnya disadari atau tidak disadari dia
sering beriklan. Harus diakui tidak semua iklan simpatik dan bisa dipercaya. Iklan ansich
tidak berdosa. Iklan adalah sarana komunikasi yang tidak bisa dihindarkan inevitable
dalam Negara yang menganut system ekonomi yang berorrientasi ke pasar. Selama mesin-mesin pabrik masi berputar, selama buruh-buruh pabrik
rokok masi melinting rokok, iklan diperlukan. Tugas iklan adalah menyampaikan informasi tentang produk atau jasa, sekaligus menawarkanya kepada konsumen.
Iklan bahkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat menurut ukuran dunia modern. Orang-orang desa zaman sekarang sudah tahu manfaat pasta gigi.
3 Dizaman dulu orang desa menggosok gigi dengan bubuk bata, dan mencuci
rambut dengan merang yang dibakar. Iklan ibarat sebilah celurit. Berguna bagi petani untuk memotong rumput,
namun bisa juga dipakai untuk membunuh. Maka, tergantung kepada para pembuat iklan biro iklan dan juga kliennya, iklan yang bagai mana mereka buat.
Ditangan mereka keputusan, apakah akan membuat iklan simpatik, jujur, menarik, berguna, dan disukai orang lain, atau sebaliknya. Sebagian dari penyebab citra
negative iklan itu antara lain penyajiannya yang sering “mengganggu” termasuk oleh pihak media, kurangnya wawasan para pembuatnya, rendahnya rasa estetika
atau kurangnya pengetahuan yang diperlukan untuk bidang ini. Dengan adanya kreativitas diantara perusahaan iklan yang ada, bukan
tidak mungkin periklanan di Indonesia akan berkembang lebih baik dimasa mendatang. Atas dasar tersebut diadakan Kuliah Kerja Media KKM yang
diharapkan mahasiswa periklanan dapat mengaplikasikan ilmu karja yang diperoleh di “bangku kuliah”, sehingga dapat mengetahui gambaran realita di
dunia kerja agar tidak merasa asing lagi menghadapi dunia usaha periklanan. Selama satu bulan lebih penulis mengikuti Kuliah Kerja Media KKM Di
Media Artha Advertising, khususnya pada bagian produksi. Di bagian produksi
penulis ingin mengetahui mekanisme kerja proses produksi khususnya dalam hal teknis pembuatan iklan luar ruang out door yang mulanya dari design iklan
mentah sampai menghasilkan karya nyata yang dikehendaki klien. Oleh karena
itu maka dalam laporan ini penulis menggunakan judul “ Produksi Iklan Ruang di MEDIA ARTHA Advertising”.
4
B. Perumusan Masalah