angket GAYA BELAJAR

(1)

EMIRINA’S PEN…

Home

BUKU

TAMU

It’s about

me

KTP S2 UNNES

NEWS

MATERI KELAS

X

MATERI KELAS

XI

MATERI KELAS

XII

Yuk…Renungkan…

GAYA BELAJAR PADA ANAK

Maret 17, 2009 at 9:06 pm

Tinggalkan Komentar

Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan menyenangkan.

Perlu disadari bahwa tidak semua orang punya gaya belajar yang sama. Walaupun bila mereka berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama. Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Karenanya, mereka seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama.

Di lingkungan sekolah, sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca, kemudian mencoba memahaminya. Sebagian siswa lain lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya.


(2)

Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran tersebut.

Cara lain yang juga kerap disukai banyak siswa adalah model belajar yang menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita panjang lebar tentang beragam teori dengan segudang ilustrasinya, sementara para siswa mendengarkan sambil menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.

Apa pun cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya. Oleh karena itu, sebagai seorang guru bisa memahami bagaimana perbedaan gaya belajar pada siswanya, dan mencoba menyadarkan siswanya akan perbedaan tersebut, mungkin akan lebih mudah bagi guru untuk menyampaikan informasi secara lebih efektif dan efisien.

PENGERTIAN GAYA BELAJAR

Gaya belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai pebelajar. Umumnya, dianggap bahwa gaya belajar seseorang berasal dari variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis latar belakang sosio cultural, dan pengalaman pendidikan (Nunan, 1991: 168).

Keanekaragaman gaya belajar siswa perlu diketahui pada awal permulaannya diterima pada suatu lembaga pendidikan yang akan ia jalani. Hal ini akan memudahkan bagi pebelajar untuk belajar maupun pembelajar untuk mengajar dalam proses pembelajaran. Pebelajar akan dapat belajar dengan baik dan hasil belajarnya baik, apabila ia mengerti gaya belajarnya. Hal tersebut memudahkan pembelajar dapat menerapkan pembelajaran dengan mudah dan tepat ( Kolb 1984 ).

Tiap individu memiliki kekhasan sejak lahir dan diperkaya melalui pengalaman hidup. Yang pasti semua orang belajar melalui alat inderawi, baik penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Setiap orang memiliki kekuatan belajar atau gaya belajar. Semakin kita mengenal baik gaya belajar kita maka akan semakin mudah dan lebih percaya diri di dalam menguasai suatu keterampilan dan konsep-konsep dalam hidup.

Salah satu faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa adalah persepsi, yaitu bagaimana dia memperoleh makna dari lingkungan. Persepsi diawali lima indera: mendengar, melihat, mengecap, mencium,dan merasa. Di dunia pendidikan, istilah gaya balajar mengacu khusus untuk penglihatan, pendengaran, dan kinestetik. Gaya belajar visual menyangkut penglihatan dan bayangan mental. Gaya belajar pendengaran merujuk pada pendengaran dan pembicaraan. Gaya belajar kinestetik merujuk gerakan besar dan kecil.

Dengan memahami gaya belajar siswa berarti akan membuat siswa lebih bahagia, karena respons guru terhadap kebutuhan dirinya tepat, dengan demikian informasi yang diberikan kepadanya akan lebih mudah terserap.


(3)

Kapan gaya belajar ini mulai dimiliki oleh seorang anak? Sebenarnya, gaya belajar anak dipengaruhi oleh faktor bawaan atau sudah dari sananya. Ada anak yang memang memiliki fisik kuat dan prima sehingga cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Atau ada juga anak yang memiliki rasa seni tinggi sehingga gaya belajar visual lebih melekat dalam dirinya.

Jika salah satu indra kurang berfungsi secara maksimal, maka umumnya indra lain akan menggantikannya. Jika penglihatan seorang anak kurang berfungsi, maka indra pendengarannya lebih menonjol sehingga ia lebih peka terhadap suara atau bunyi-bunyian. Contohnya, para penyandang tunanetra biasanya memiliki indra pendengaran yang sangat tajam.

Selain itu, pola asuh juga memegang peran penting dalam kemunculan gaya belajar seseorang. Maksudnya, gaya belajar ditentukan oleh sejauh mana orang tua melakukan stimulasi terhadap masing-masing indra anaknya. Anak yang sejak kecil terbiasa dibacakan dongeng, boleh jadi akan terbiasa untuk mengasah kemampuan pendengarannya. Ia juga bisa cepat mencerna ucapan sang pendongeng. Akibatnya, anak akan cenderung menjadi seorang auditory learner dalam gaya belajarnya. Sementara anak seorang pelukis yang mayoritas waktunya lebih tercurah untuk mengamati detail-detail gambar orang tuanya biasanya akan menjadi seseorang dengan tipe belajar visual.

MACAM-MACAM GAYA BELAJAR

1. Gaya belajar Visual

Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum ia memahaminya.

Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Gaya belajar ini dapat diterapkan dalam pembelajaran, dengan menggunakan beberapa pendekatan : menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan informasi/materi pelajaran berupa film, slide, ilustrasi, coretan atau kartu-kartu gambar berseri untuk menjelaskan suatu informasi secara berurutan

Ciri – ciri gaya belajar ini adalah :

1. Senantiasa berusaha melihat bibir guru yang sedang mengajar.

2. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya siswa akan melihat

teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

3. Cenderung menggunakan gerakan tubuh (untuk mengekspresikan dan menggantikan

kata-kata) saat mengungkapkan sesuatu.


(4)

5. Biasanya kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan.

6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan.

7. Biasanya dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut dan ramai tanpa merasa

terganggu.

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar ini mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.

Di dalam pembelajaran, untuk membantu siswa-siswa seperti ini, guru bisa menggunakan media tape untuk merekam semua materi pelajaran yang diajarkan di sekolah. Selain itu, keterlibatan siswa dalam diskusi juga sangat cocok untuk siswa seperti ini. Bantuan lain yang bisa diberikan adalah mencoba membacakan informasi, kemudian meringkasnya dalam bentuk lisan dan direkam untuk selanjutnya diperdengarkan dan dipahami. Langkah terakhir adalah melakukan review secara verbal dengan teman atau pengajar.

Ciri – ciri gaya belajar auditorial adalah :

1. Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas.

2. Mengenal banyak sekali lagu atau iklan TV, bahkan dapat menirukannya secara tepat dan

komplet.

3. Cenderung banyak omong.

4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat

mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya. 5. Kurang cakap dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis.

6. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru di lingkungan sekitarnya, seperti hadirnya siswa

baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas dan sebagainya. 3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian pelajaran. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik.


(5)

Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.

Untuk menerapkannya dalam pembelajaran, kepada siswa yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.

Ciri- ciri gaya belajar kinestetik :

1. Gemar menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya.

2. Amat sulit untuk berdiam diri/duduk manis.

3. Suka mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya sedemikian aktif.

4. Memiliki koordinasi tubuh yang baik.

5. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

6. Mempelajari hal-hal yang abstrak (simbol matematika, peta, dan sebagainya) dirasa amat

sulit oleh siswa dengan gaya belajar ini.

7. Cenderung terlihat “agak tertinggal” dibanding teman sebayanya. Padahal hal ini disebabkan

oleh tidak cocoknya gaya belajar siswa dengan metode pengajaran yang selama ini lazim diterapkan di sekolah-sekolah.

Sama halnya dengan keunikan tiap individu, tiap orang memiliki gaya belajar sendiri. Perbedaan itu bahkan ada pada anak-anak dari satu keluarga, seperti beda dengan kakak, adik atau saudara kembar sekalipun.

Contohnya saat mengikuti pelajaran di kelas, ada siswa yang begitu tekun menyimak meski guru menyampaikan materi pelajaran tak ubahnya seperti ceramah selama berjam-jam. Ada yang terkesan hanya memperhatikan sepintas lalu, meski sebetulnya mereka membuat catatan-catatan kecil di bukunya. Namun jangan ditanya berapa banyak siswa yang merasa bosan dengan pendekatan belajar yang menempatkan siswa sebagai pendengar setia. Secara keseluruhan, ada siswa yang lebih mudah menangkap isi pelajaran jika disertai praktek. Siswa seperti ini lebih suka berkutat di laboratorium mengamati dan mempelajari berbagai hal nyata ketimbang mendengar penjelasan si guru. Sedangkan temannya yang lain mungkin lebih tertarik mengikuti pelajaran yang disertai berbagai aspek gerak. Contohnya, guru yang menerangkan materi pelajaran kesenian sambil sesekali diselingi nyanyian dan tepuk tangan.

Tidak hanya itu. Ada siswa yang harus bersemedi dan tutup pintu kamar rapat-rapat supaya bisa konsentrasi belajar. Akan tetapi cukup banyak yang mengaku justru terbuka pikirannya bila belajar sambil mendengarkan musik, entah yang mengalun merdu atau malah ingar-bingar. Sementara sebagian lainnya merasa perlu untuk mengubah materi pelajaran menjadi komik atau corat-coret yang gampang “dibaca”.

Apa pun gaya belajar yang dipilih pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu agar yang bersangkutan bisa menangkap materi pelajaran dengan sebaik-baiknya dan memberi hasil optimal.


(6)

Bukankah masing-masing pelajaran juga disampaikan oleh guru yang berbeda dengan karakter mengajar yang berbeda pula. Itulah mengapa, guru perlu turun tangan mengamati gaya belajar masing-masing siswa. Dengan memahami hal itu, sebetulnya guru sudah memberi kontribusi besar dalam keberhasilan belajar siswanya karena siswa menjadi mudah menangkap materi pelajaran. Buktinya, ketidakpahaman guru terhadap gaya belajar siswa kerap menimbulkan kesalahpahaman. Ada guru yang tidak senang melihat siswanya asyik bikin coretan-coretan selagi di kelas. Atau ada juga guru yang langsung menegur siswa yang terlihat tak bisa diam saat sedang diajar. Padahal, perilaku corat-coret saat belajar tak mesti berarti ia enggan belajar. Bisa jadi, ia justru tengah berusaha menangkap materi pelajaran lewat corat-coretnya tadi.

Tidak sedikit siswa yang cepat mengerti kalau materi pelajarannya disampaikan lewat gambar atau ilustrasi. Nah, karena guru tidak membuatnya, maka siswalah yang tergerak menggambari bukunya semata-mata untuk memudahkan dirinya. Demikian pula dengan siswa-siswa yang terlihat aktif bergerak ke sana kemari selama di kelas. Siswa seperti ini boleh jadi merupakan tipe aktif yang selalu kelebihan energi. Ia menyukai aktivitas fisik dan mudah bosan pada omongan/penjelasan panjang lebar.

MENELITI GAYA BELAJAR PADA SISWA

Beberapa cara dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing. Pertama, jelaskan kepada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda, dan semua cara sama baiknya. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri. Dalam kenyataannya, kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi ( Rose dan Nicoll, 1997 )

Selanjutnya, buatlah siswa menyadari gaya belajar masing-masing dengan menggunakan tes untuk mengidentifikasi gaya belajarnya. Contoh tes yang bisa digunakan diantaranya :

Contoh Tes 1

Tandailah kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan dan jumlahkan nilainya

1. ( … ) Saya perlu satu ilustrasi dari apa yang diajarkan supaya bisa memahaminya. 2. ( … ) Saya tertarik pada obyek yang mencolok, berwarna, dan yang merangsang mata. 3. ( … ) Saya lebih menyukai buku-buku yang menyertakan gambar atau ilustrasi.

4. ( … ) Saya terkesan sedang “melamun”, saat membayangkan apa yang sedang saya dengar. 5. ( … ) Saya mudah mengingat apabila saya bisa melihat orang yang sedang berbicara. 6. ( … ) Apa yang harus saya ingat harus saya ucapkan dulu.

7. ( … ) Saya harus membicarakan suatu masalah dengan suara keras untuk memecahkannya. 8. ( … ) Saya akan mudah menghafal dengan mengucapkannya berkali-kali.

9. ( … ) Saya mudah mengingat sesuatu apabila itu didendangkan.

10. ( … ) Saya lebih suka mendengarkan rekamannya daripada duduk dan membaca bukunya. 11. ( … ) Saya tidak bisa duduk diam berlama-lama.

12. ( … ) Saya lebih mudah belajar apablla ada keterlibatan sejumlah anggota tubuh. 13. ( … ) Saya hampir selalu melakukan gerakan tubuh.

14. ( … ) Saya lebih suka membaca buku atau mendengarkan cerita-cerita action. Bila lebih banyak memilih pernyataan :

a. Nomor 1 s.d 5 : tipe Auditori b. Nomor 6 s.d 10 : tipe Visual c. Nomor 11 s.d 14 : tipe Kinetik


(7)

Berilah tanda V pada jawaban yang sesuai dan jumlahkan nilainya

No Pertanyaan

Jawaban

sering kadang-kadang jarang A.1 Apakah anda rapi dan teratur ?

2 Apakah anda berbicara dengan cepat ?

3 Apakah anda perencana dan pengatur jangka panjang yang baik ?

4 Apakah anda pengeja yang baik dan dapatkah anda melihat kata-kata dalam pikiran anda? 5 Apakah anda lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar?

6 Apakag anda menghafal hanya dengan melihat saja?

7 Apakah anda sulit mengingat perintah lisan kecuali jika dituliskan, dan apakah anda sering menyuruh orang mengulang ucapannya ? 8 Apakah anda lebih suka membaca daripada dibacakan?

9 Apakah anda suka mencoret-coret saat menelpon/rapat ?

10 Apakah anda lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato ? 11 Apakah anda lebih suka seni rupa daripada musik

12 Apakah anda tahu apa yang harus dikatakan tetapi tidak terpikir kata yang tepat ?

Sub Total

x 2 x 1 x 0

Total B.1 Apakah anda berbicara pada diri sendiri saat bekerja ?

2 Apakah anda mudah terganggu keributan ? 3 Apakah anda menggerakkan bibir saat membaca ?

4 Apakah anda suka membaca keras-keras dan mendengarkan ?

5 Dapatkah anda mengulang dan menirukan nada, perubahan, dan warna suara ? 6 Apakah anda merasa menulis itu sulit, tetapi pandai bercerita ?

7 Apakah anda berbicara dengan pola berirama ?

8 Apakah menurut anda, anda adalah pembicara yang fasih ? 9 Apakah anda lebih menyuka musik daripada seni rupa ?

10 Apakah anda belajar melalui mendengar dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat ? 11 Apakah anda banyak bicara, suka berdiskusi dan menjelaskan panjang lebar ? 12 Apakah anda lebih baik mengeja keras-keras daripada menuliskannya ?

Sub Total

x 2 x 1 x 0

Total C.1 Apakah anda berbicara dengan lambat ?

2 Apakah anda menyentuh orang untuk mendapatkan perhatiannya ? 3 Apakah anda berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan orang ? 4 Apakah sering melakukan kegiatan fisik / banyak bergerak ? 5 Apakah anda lebih bisa belajar dengan praktek ?

6 Apakah anda belajar dengan berjalan dan melihat ?

7 Apakah anda menggunakan jari untuk menunjuk saat membaca ? 8 Apakah anda banyak menggunakan isyarat tubuh ?

9 Apakah anda tak bisa duduk tenang untuk waktu yang lama ? 10 Apakah anda membuat keputusan berdasarkan perasaan ?

11 Apakah anda mengetuk-ngetuk pena, menggerakkkan jari atau kaki saat mendengarkan ? 12 Apakah anda meluangkan waktu untuk berolah raga dan kegiatan fisik lainnya ?

Sub Total

x 2 x 1 x 0


(8)

Bila total nilai lebih banyak pada :

A.

Tipe Visual

B.

Tipe Auditori

C.

Tipe Kenestetik

CARA BELAJAR SESUAI DENGAN GAYA BELAJAR

Setelah dilakukan tes dan siswa telah dapat mengidentifikasikan gaya belajar mereka, maka, cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka adalah :

1. Siswa Visual

Dorong siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka. Dalam matematika dan ilmu pengetahuan, tabel dan grafik akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para siswa visual dalam mata pelajaran apa pun.

Anjurkan mereka untuk membaca dulu secara sekilas, kemudian setelah mendapatkan gambaran umum tentang materi yang akan dipelajari, barulah masuk pada perincian atau detailnya.

2. Siswa Auditorial

Mendengar kuliah,contoh, dan cerita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama belajar mereka. Para siswa auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset daripada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Terkadang mereka ingin mengulang dengan keras apa yang guru katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi.

Jika guru melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah berbicara dengan dirinya sendiri untuk memahaminya.

Guru dapat menggubah sebuah lagu dengan melodi yang sudah dikenal untuk mengingat materi yang harus diingat.

3. Siswa Kinestetik

Siswa-siswa ini menyukai proyek terapan, dengan sandiwara pendek yang menarik, sangat membantu mereka belajar. Para siswa kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta.

Tunjukkan caranya kepada mereka, jauhkan dari bangku biarkan mereka belajar di lantai dan menggelar pekerjaan mereka di sekeliling mereka.

TEMUAN LAIN

Biasanya tidak ada orang yang 100% berada dalam salah satu tipe itu. Biasanya orang memiliki lebih dari 1 tipe belajar, hanya memang satu tipelah yang paling dominan. Misalnya, ada siswa yang termasuk dalam tipe auditory dan kinesthetic.


(9)

Pertama, saat menghafal sesuatu (entah mengafal rumus atau sekadar menghafal nama orang ketika berkenalan) siswa tersebut pasti akan bersuara. Kedua, siswa tersebut sangat terganggu dengan suara-suara gaduh di sekitarnya, ketika sedang mencoba berkonsentrasi. Ketiga, ketika belajar sesuatu senang mencorat-coret kertas, membuat sketsa, menulis/mengetik ringkasan. Keempat, lebih cepat belajar sesuatu ketika sudah mempraktekkan (mencoba melakukan) sendiri apa yang sedang dipelajari. Dua bukti pertama tadi membuktikan kalau siswa tersebut termasuk orang dengan tipe auditory. Dua bukti terakhir meyakinkan juga bahwa dia termasuk orang dengan tipe belajar kinesthetic. Tetapi, diantara 2 tipe tadi, terlihat lebih dominan dalam tipe auditory.

Faktanya, banyak guru yang tidak menyadari adanya beragam gaya belajar pada siswa, sehingga mereka hanya menggunakan metode mengajar yang monoton.

Memang, sangat menyulitkan bagi guru untuk selalu mengikuti gaya belajar yang ada pada setiap siswa dalam setiap pembelajaran. Dalam hal ini tidak memungkinkan bagi guru untuk menggunakan metode yang berbeda dalam satu pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai guru dituntut untuk kreatif agar dalam penyampaian informasi materi pada siswa tidak membosankan bagi salah satu tipe gaya belajar. Apabila guru yang setiap harinya, mengajar dengan metode ceramah, dalam beberapa waktu dapat menggunakan metode praktek atau putau audio, agar semua siswa dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, sesuai dengan gayanya.

KESIMPULAN

Setelah mengenal gaya belajar pada siswa, seorang guru menjadi tahu cara mengidentifikasi dan mengajar siswa yang memiliki berbagai macam gaya belajar dengan keunikannya masing-masing.

SARAN

Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu siswa memaksimalkan gaya belajar mereka masing-masing.

1. Sadari tipe gaya belajar siswa, tipe kinestetik, visual, auditori atau kombinasi.

2. Buatlah siswa menyadari gaya belajarnya masing-masing, sehingga dapat menentukan

cara belajar yang tepat dan efektif bagi mereka.

3. Jelaskan pada mereka bahwa orang belajar dengan cara yang berbeda-beda dan semua

cara sama baiknya.

4. Penuhi siswa dengan kesempatan agar dia berhasil dalam gaya belajar yang dimilikinya.

5. Selalu melihat potensi terbaik yang dimiliki siswa untuk dikembangkan.

6. Bantulah siswa menggunakan strategi gaya belajar untuk menguasai berbagai

kesempatan dan konsep lainnya.

emirina.wordpress.com/2009/03/17/gaya-belajar-pada-anak/ diakses tgl 12 januari 2013


(10)

Oleh Muhammad Amirullah

Suara Daeng Indonesia

Home

Daftar

Isi

Galeri

Tentang

Saya

Buku

Tamu

Browsing: »

Home

»

Bimbingan Konseling

»RPBK GAYA BELAJAR

3 Comments

RPBK GAYA BELAJAR

Posted by

Amirullah Daeng Sibali

on

February 23, 2012

in

Bimbingan Konseling

,

Konseling

,

Pendidikan

,

psikologi Pendidikan

,

RPBK

,

Tips

,

Tugas Kuliah

,

Universitas Negeri Makassar

1.

A. Pendahuluan

Salah satu kewajiban sebagai seorang siswa adalah belajar. Namun banyak diantara siswa

yang tidak mampu belajar dengan baik karena tidak mengetahui bagaimana cara belajar yang

baik. Sebelum membahas tentang bagaimana cara belajar yang baik, kita perlu mengetahui

terlebih dahulu apa pengertian dari belajar. Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai

pengertian belajar.

Menurut Winkel (belajarpsikologi.com), Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis

yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard (Sumardi Suryabrata dalam belajarpsikologi.com) belajar

merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan


(11)

perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat

perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa

diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit,

mabuk, dan sebagainya.

Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977,

(belajarpsikologi.com) belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam

perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam

situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat

adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta

akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Moh. Surya (belajarpsikologi.com), definisi belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalaminteraksinya dengan lingkungan.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli di atas kami dapat menyimpulkan bahwa belajar

merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sadar dan menghasilkan perubahan pada diri

seseorang.

Namun terkadang proses belajar yang dilakukan oleh siswa tidak menunjukkan hasil yang

maksimal. Seorang siswa yang telah susah payah menghafal dan memahami sebuah pelajaran

tidak kunjung berhasil ia lakukan.

Hal ini bisa saja disebabkan karena ia belum mengetahui gaya belajar yang dimilikinya.

Setiap inidividu antara yang satu dengan yang lainnya memiliki diversity dalam hal gaya

belajar. Ada yang dominan mengandalkan pendengaran (audio), ada yang dominan

menggunakan penghlihatan (Visual), ada pula yang lebih dominan menggunakan sentuhan

atau praktek langsung (kinestetik) untuk lebih mudah mempelajari suatu hal.

Untuk lebih mengoptimalkan proses belajar maka kita perlu mengetahui termasuk ke dalam

tipe manakah kita? Auditori, visual, atau kinestetik? Dengan mengetahu hal tersebut kita

dapat menggunakan tehnik-tehnik tertentu untuk mengoptimalkan proses belajar yang kita

lakukan dengan harapan hasilnya pun dapat maksimal.

1.

B. Pelaksanaan

-

Kelas/ Semester :

X/ I

-

Alokasi waktu :

1 x 45 menit

-

Topic Materi :

Menemukan Gaya Belajar (terlampi)

-

Bidang Bimbingan :

Bimbingan Pribadi

-

Fungsi Layanan :

Fungsi Pemahaman

-

Jenis Layanan :

Layanan Informasi

-

Indikator

:


(12)

Proses

1. Memahami gaya belajar visual, auditori, dan kinsetetik

2. Mengidentifikasi gaya belajar yang dimiliki

Hasil

1. Siswa dapat memahami tentang gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik

2. Siswa dapat mengetahui gaya belajar yang dimiliki

-

Metode :

Ceramah dan Tanya jawab

-

Alat dan Sumber :

Buku dan Internet

-

Penilaian :

Perubahan jangka panjang

LAMPIRAN

-

Skenario

Pendahuluan (10 menit)

1. Berdo’a (agama)

2. Absensi siswa

3. Menanyakan keadaaan siswa dan memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti

proses bimbingan dengan baik dan tenang.

4. Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dari proses bimbingan.

Inti (25 menit)

1. Guru BK menanyakan kepada siswa apakah ada yang mengetahui tentang apa itu

gaya belajar?

2. Guru BK memberikan pemahaman melalaui ceramah kepada siswa tentang gaya

belajar

3. Guru BK membagikan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui

gaya belajar dari masing-masing siswa.


(13)

Penutup (10 menit)

1. Menutup proses bimbingan dengan memberikan arahan-arahan dan motivasi

2. Berdo’a

MATERI

Cara belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, mengatur dan

mengolah informasi. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap, mengatur

dan mengolah informasi melalui indera penglihatan. Orang yang cenderung seperti ini

memiliki tipe belajar visual. Ada sebagian orang yang cenderung lebih mudah menyerap,

mengatur dan mengolah informasi melalui indera pendengaran (audio/suara). Orang yang

cenderung seperti ini memiliki tipe belajar audiotory. Ada pula sebagaian orang yang

cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan mengolah informasi melalui gerakan tubuh

atau demonstrasi.Orang yang cenderung seperti ini memiliki tipe belajar kinestetik . Ada dua

kenderungan lain yang mungkin hanya dimiliki sebagian kecil orang, yaitu: 1. tipe olfactory

(melalui indera penciuman) dan 2. tipe gustatory (melalui indera perasa) Mengetahui

karakteristik tipe belajar visual, auditori dan kinestetik akan membantu anda menemukan

strategi atau cara terbaik Anda dalam belajar.

Tipe Belajar Visual

Apakah Anda suka mencorat-coret ketika berbicara ditelepon? Apakah Anda lebih suka

melihat peta dari pada mendengar penjelasan tentang rute jalan? Jika Anda cenderung seperti

ini, tipe belajar Anda adalah visual. Orang yang memiliki tipe belajar visual cenderung lebih

mudah menyerap, mengatur dan mengolah suatu informasi melalui indera penglihatan

(melihat).

Karakteristik Umum:

Lebih suka membaca daripada dibacakan;

Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada harus berpidato;

Mengingat dari apa yang dilihat daripada dari yang didengar;

Sulit untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis;

Sering lupa menyampaikan pesan yang sifatnya verbal (ucapan) kepada orang lain, kecuali

pesan tertulis;

Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik;

Teliti terhadap detail;

Lebih suka seni lukisan atau patung dari pada nasyid;

Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum yakin

tentang suatu masalah atau proyek

Tips:

• Jangan ragu untuk selalu membawa buku catatan, catatlah segala bentuk informasi yang

ingin diketahui;

• Kuasailah keterampilan teknik mencatat cepat dan efektif

Tipe Belajar Auditory

Orang yang memiliki tipe belajar auditori cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan

mengolah suatu informasi melalui indera pendengaran (mendengar). Misalnya, ia lebih suka


(14)

berbicara sendiri, mengikuti ceramah/seminar daripada membaca buku, atau lebih suka

berbicara dari pada menulis.

Karakteristik Umum

:

Mudah terganggu oleh keributan;

Senang membaca dengan keras dan mendengarkan;

Pembicara atau orator yang fasih;

Sulit untuk menulis, tapi hebat dalam bercerita;

Suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar;

Lebih suka gurauan lisan dari pada membaca komik;

Lebih suka nasyid daripada lukisan, atau patung;

Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat.

Tips:

• Buatlah kelompok diskusi;

• Tidak usah ragu untuk selalu membawa tape-recorder. Putar ulang informasi/pelajaran yang

telah Anda dapat;

• Jangan ragu untuk selalu bertanya atau meminta penjelasan verbal lebih jauh;

• Carilah suatu tempat belajar khusus yang bebas dari gangguan keributan

Tipe Belajar Kinestetik

Orang yang memiliki tipe belajar kinestetik cenderung lebih mudah menyerap, mengatur dan

mengolah suatu informasi melalui sentuhan dan gerakan tubuh. Misalnya, ia lebih suka

berpikir tentang sesuatu sambil berjalan (mondar-mandir), menggerak-gerakan anggota tubuh

sambul berbicara/menjelaskan, atau ia paling tidak suka berlama-lama duduk dan diam.

Karakteristik Umum:

• Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian;

• Belajar melalui simulasi dan praktek;

• Menghafal dengan cara berjalan-jalan

• Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang;

• Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca;

• Banyak menggunakan isyarat tubuh ketika bicara atau menjelaskan sesuatu;

• Sulit mengingat tempat kecuali jika pernah ke tempat tersebut;

• Menyukai permainan yang menyibukan

Tips:

• Siapkan makanan kecil ketika belajar atau mengerjakan PR;

• Upayakan untuk mensimulasikan kembali segala sesuatu yang ingin dipelakari/kuasai;

• Jangan ragu untuk selalu meminta guru/Anda sendiri untuk mensimulasikan atau

mempraktekkan apa yang sedang dipelajari;

• Carilah suatu tempat belajar khusus yang luas sehingga Anda dapat bebas bergerak

Source materi :

http://www.klinikhipnotis.com


(15)

Apa gaya belajarmu?

Petunjuk : tandai √ pada kotak yang sesuai untuk setiap pertanyaan. Jumlahkan nilai anda

untuk setiap bagian.

Visual

Sering

Kadang-kadang

Jarang

1

Saya termaksud orang yang rapi dan teratur

2

Saya berbicara dengan cepat

3

Saya adalah perencana dan pengatur jangka

panjang

4

Saya lebih ingat apa yang dilihat dari pada apa

yang di dengar

5

Saya lebih suka membaca dari pada dibacakan

6

Saya suka mencoret-mencoret selama

menelpon/mendengarkan ceramah

7

Saya lebih suka seni rupa dari pada seni music

8

Saya suka mencatat perintah atau instruksi

yang disampaikan kepada saya

9

Saya tahu apa yang harus dikatakan tetapi

tidak terpikirkan kata yang tepat

10

Saya suka mengeja dan saya pikir saya pintar

mengeja kata-kata

11

Saya dapat dengan cepat melakukan

penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya

12

Saya lebih suka membacakan dari pada

mendengarkan cerita

13

Saya sering mencoret-coret kertas saat

berbicara di telpon atau dalam suatu

pertemuan

14

Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering

kali mendengar suara dan berbicara pada diri

saya mengenai pengalaman

15

Saat melihat objek dalam bentuk gambar, saya

dapat dengan mudah mengenali objek yang

sama walaupun posisi objek itu diputar atau

diubah

16

Ketika mendengar orang lain berbicara, saya

biasanya membuat gambar dari apa yang

mereka katakana dalam pikiran

17

Saya suka menulis surat atau jurnal

18

Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau

selatan dimana pun saya berada.

19

Jika saya mengerjakan sesuatu, saya selalu

membaca instruksinya terlebih dahulu

20

Saya lebih suka membaca dari pada


(16)

Subtotal

Subtotal setelah dikali

x2

x1

x0

+

+

TOTAL

Audiotorial

Sering

Kadang-kadang

Jarang

1

Saya berbicara pada diri sendiri saat

beraktivitas

2

Saya mudah terganggu oleh keributan

3

Saya menggerakkan bibir/ menglafalkan kata

saat membaca

4

Saya suka membaca keras-keras dan

mendengarkan

5

Saya merasa menulis itu sulit tetapi saya

pandai bercerita

6

Saya lebih suka nasyid dari pada seni rupa

7

Saya belajar melalui mendengar dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada

yang dilihat

8

Saya banyak bicara, berdiskusi, dan

menjelaskan panjang lebar

9

Saya dapat mengingat dengan mudah apa

yang dikatakan orang

10

Saya akan sangat terganggu apabila ada orang

yang berbicara pada saya saat saya sedang

menonton televise

11

Saya lebih suka berbicara daripada menulis

12

Saya lebih suka seni nasyid dari pada seni

lukis

13

Saya mengingat suatu pengalaman, saya

sering kali mendengar suara dan berbicara

pada diri saya mengenai pengalaman itu

14

Mudah sekali bagi saya untuk mengontrol

dalam kawan saya saat berbicara ditelpon

15

Tanpa music hidup itu membosankan

16

Saya sangat senang berkumpul dan biasanya

dapat dengan mudah berbicara dengan siapa

saja


(17)

17

Saya tahu hampir semua kata-kata dari lagu

yang saya dengar

18

Saat saya berbicara, saya suka mengatakan

“saya mendengar anda, itu terdengar bagus,

itu bunyinya bagus”.

19

Saat saya seorang diri, saya biasanya

memainkan music atau lagu atau bernyanyi

Subtotal

Subtotal setelah dikali

x2

x1

x0

+

+

TOTAL

Kinestetik

Sering

Kadang-kadang

Jarang

1

Saya berbicara dengan lambat

2

Saya berdiri dekat-dekat saat berbicara dengan

seseorang

3

Saya menghafal dengan cara berjalan dan

melihat

4

Saya banyak menggunakan isyarat tubuh

5

Saya tidak bias duduk tenang dalam waktu

lama

6

Saya mengetuk-ngetuk pulpen, jari,atau kaki

saat mendengarkan

7

Saya membuat keputusan berdasarkan

perasaan

8

Saya meluangkan waktu untuk berolaraga dan

berkegiatan fisik lainnya

9

Saya paling mudah belajar sambil

mempraktekkan/melakukan

10

Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam

waktu yang lama

11

Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi

12

Saya biasanya menggunakan jari saya untuk

menunjuk kalimat yang saya baca

13

Saya biasanya berbicara dengan perlahan

14

Saya lebih suka melakukan contoh peragaan

dari pada membuat laporan tertulis atas suatu

kejadian


(18)

15

Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering

kali ingat bagaimana perasaaan saya terhadap

pengalaman itu

16

Saya biasanya mengatakan, “saya rasa, saya

perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau

“saya ingin menangani hal ini”

17

Saya suka olaraga dan saya rasa saya adalah

olaragawan yang baik

18

Saya suka merancang, mengerjakan, dan

membuat sesuatu dengan kedua tangan saya

19

Ruangan, meja, mobil, atau rumah saya

biasanya berantakan / tidak teratur.

20

Saya lebih suka berolaraga dari pada membaca

buku

Subtotal

Subtotal setelah dikali

x2

x1

x0

+

+

TOTAL

Sumber angket : Setia Furqan Khalid.2011. Jangan Belajar Kalau gak Tau Caranya. Rumah

Karya. Sumedang

http://muhammadamirullah14.wordpress.com/2012/02/23/rpbk-gaya-belajar/ diakses tgl 12 januari 2013


(19)

Teori Belajar

Rabu, 08 Februari 2012

Gaya Belajar Siswa

Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinestetik.

Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008 :112), “ gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Jadi, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

a.

Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara


(20)

langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis

ataupun membaca.

Beberapa ciri seorang Auditory antara lain : a). Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok, b). Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV, c). Suka berbicara, d). Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik, d). Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya, e). Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis, f). Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.

b.

Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah : a). Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya, b). Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu, c). Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain, d). Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan, e). Lebih


(21)

menyukai peragaan daripada penjelasan lisan, f). Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu

c.

Kinestetik

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh

(athletic ability).

Tidak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya. Orang yang memiliki gaya belajar Kinestetik biasanya memiliki karakteristik adalah a). Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, b). Sulit untuk berdiam diri, c). Suka mengerjakan


(22)

segala sesuatu dengan menggunakan tangan, d). Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik, e). Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar, f). Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit. Dalam penelitian ini, gaya belajar yang diteliti pada siswa dibatasi pada gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, yang berdasarkan pada indicator-indikator sebagai berikut : ( DePorter (2008 :117).

No. Gaya

belajar

Komponen Indikator

1. Visual 1. Penampilan 1.1. Rapi dan teratur

1.2. Menyikapi sesuatu dengan tenang 2. Berbicara 2.1. Berbicara dengan cepat

3. Manajemen waktu

3.1. Merencanakan sesuatu jangka panjang dengan baik

3.2. Mengatur waktu dengan baik 4. Membaca 4.1. Membaca sekilas/gambaran umumnya

saja

4.2. Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan

5. Pemahaman5.1. Membuat banyak symbol dan gambar dalam catatan

5.2. Lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar

5.3. Menghafal asosiasi dalam bentuk visual

class="MsoNormal">

5.4. Sulit mengingat perintah lisan daripada tulisan

6. Hobi

6.1. Menyukai seni daripada musik.


(23)

Kinestetik 1. Penampilan

1.1. Tak bisa duduk dengan tenang untuk waktu yang lama

1.2.Membuat keputusan dengan perasaan

2. Berbicara

2.1.Berbicara dengan lambat dan pelan

2.2. Berdiri dekat-dekat saat bicara dengan seseorang

3. Membaca

3.1. Menggunakan jari atau mencerminkan aksi saat membaca

4. Pemahaman

4.1.Menyentuh sesuatu yang dijumpainya

4.2. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

4.3.Suka belajar dengan praktek

4.4.Suka menggunakan isyarat tubuh

4.5. Suka mengetuk-ngetuk pena, jari/kaki saat mendengarkan

5. Hobi

5.1. Meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya


(24)

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ▼ 2012 (5)

o ▼ Februari (3)

 Media Video Interaktif  Gaya Belajar Siswa  Media Pembelajaran o ► Januari (2)

Mengenai Saya

Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianak Lihat profil lengkapku


(1)

Teori Belajar

Rabu, 08 Februari 2012

Gaya Belajar Siswa

Dalam menyikapi berbagai macam mengenai gaya belajar, tentulah harus ditambah dengan logika dan kebudayaan cara kerja kita, dan yang paling penting dari semua diatas adalah suatu cara kerja otak kita yang mana dalam hal ini kita sebut dengan modalitas belajar. Secara singkat modalitas belajar adalah, suatu cara bagaimana otak menyerap informasi yang masuk melalui panca indera secara optimal. Menurut Howard Gardner modalitas belajar tersebut dapat dikarakteristik menjadi gaya belajar Auditory, Visual, Reading dan Kinestetik.

Pengertian gaya belajar menurut DePorter (2008 :112), “ gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi”. Jadi, setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”.

a. Auditory

Orang yang memiliki gaya belajar Auditory, belajar dengan mengandalkan pendengaran untuk bisa memahami sekaligus mengingatnya. Karakteristik model belajar ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama untuk menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, untuk bisa mengingat dan memahami informasi tertentu, yang bersangkutan haruslah mendengarnya lebih dulu. Mereka yang memiliki gaya belajar ini umumnya susah menyerap secara


(2)

langsung informasi dalam bentuk tulisan, selain memiliki kesulitan menulis

ataupun membaca.

Beberapa ciri seorang Auditory antara lain : a). Mampu mengingat dengan baik materi yang didiskusikan dalam kelompok, b). Mengenal banyak sekali lagu / iklan TV, c). Suka berbicara, d). Pada umumnya bukanlah pembaca yang baik, d). Kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya, e). Kurang baik dalam mengerjakan tugas mengarang/menulis, f). Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya.

b. Visual

Orang yang memiliki gaya belajar Visual, belajar dengan menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham. Ciri-ciri orang yang memiliki gaya belajar visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Konkretnya, yang bersangkutan lebih mudah menangkap pelajaran lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik. Hanya saja biasanya mereka memiliki kendala untuk berdialog secara langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan.

Beberapa karakteristik Visual adalah : a). Senantiasa melihat memperhatikan gerak bibir seseorang yang berbicara kepadanya, b). Cenderung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu, c). Kurang menyukai berbicara di depan kelompok, dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain, d). Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan, e). Lebih


(3)

menyukai peragaan daripada penjelasan lisan, f). Biasanya orang yang Visual dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut/ramai tanpa merasa terganggu

c. Kinestetik

Orang yang memiliki gaya belajar, Kinestetik mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya belajar ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Karakter berikutnya dicontohkan sebagai orang yang tak tahan duduk manis berlama-lama mendengarkan penyampaian informasi. Tak heran kalau individu yang memiliki gaya belajar ini merasa bisa belajar lebih baik kalau prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability).

Tidak jarang, orang yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta. Mereka yang memiliki karakteristik-karakteristik di atas dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, semisal bekerja di lab atau belajar yang membolehkannya bermain. Cara sederhana yang juga bisa ditempuh adalah secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya. Orang yang memiliki gaya belajar Kinestetik biasanya memiliki karakteristik adalah a). Suka menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya, b). Sulit untuk berdiam diri, c). Suka mengerjakan


(4)

segala sesuatu dengan menggunakan tangan, d). Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang baik, e). Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu belajar, f). Mempelajari hal-hal yang abstrak merupakan hal yang sangat sulit. Dalam penelitian ini, gaya belajar yang diteliti pada siswa dibatasi pada gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik, yang berdasarkan pada indicator-indikator sebagai berikut : ( DePorter (2008 :117).

No. Gaya belajar

Komponen Indikator

1. Visual 1. Penampilan 1.1. Rapi dan teratur

1.2. Menyikapi sesuatu dengan tenang 2. Berbicara 2.1. Berbicara dengan cepat

3. Manajemen waktu

3.1. Merencanakan sesuatu jangka panjang dengan baik

3.2. Mengatur waktu dengan baik 4. Membaca 4.1. Membaca sekilas/gambaran umumnya

saja

4.2. Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan

5. Pemahaman5.1. Membuat banyak symbol dan gambar dalam catatan

5.2. Lebih ingat apa yang dilihat daripada yang didengar

5.3. Menghafal asosiasi dalam bentuk visual

class="MsoNormal">

5.4. Sulit mengingat perintah lisan daripada tulisan

6. Hobi

6.1. Menyukai seni daripada musik.


(5)

Kinestetik 1. Penampilan

1.1. Tak bisa duduk dengan tenang untuk waktu yang lama

1.2.Membuat keputusan dengan perasaan

2. Berbicara

2.1.Berbicara dengan lambat dan pelan

2.2. Berdiri dekat-dekat saat bicara dengan seseorang

3. Membaca

3.1. Menggunakan jari atau mencerminkan aksi saat membaca

4. Pemahaman

4.1.Menyentuh sesuatu yang dijumpainya

4.2. Berorientasi pada fisik dan banyak bergerak

4.3.Suka belajar dengan praktek

4.4.Suka menggunakan isyarat tubuh

4.5. Suka mengetuk-ngetuk pena, jari/kaki saat mendengarkan

5. Hobi

5.1. Meluangkan waktu untuk berolahraga dan berkegiatan fisik lainnya


(6)

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ▼ 2012 (5)

o ▼ Februari (3)

 Media Video Interaktif  Gaya Belajar Siswa  Media Pembelajaran

o ► Januari (2)

Mengenai Saya

Rahayu TIK STKIP PGRI Pontianak Lihat profil lengkapku