50
pembiming dan mendapat persetujuan maka peneliti mengajukan permohona meneliti kepada instansi terkait.
3.9.2 Tahap Orientasi
Sebelum mndapatkan ijin penelitian, maka peneliti mengadakan pendekatan dengan pengurus: Batik Semarang 16 yang dijadikan
informan. Melalui pendekatan ini disampaikan maksud penelitian, prosedur penelitian, data dan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan data dengan cara yang telah ditentukan.
3.9.3 Tahap Eksplorasi
Pada tahap berikutnya adalah kegiaan mengumpulkan data dengan mengeksploitasi berbagai keterangan yang dibutuhkan, atau sesuai
panduan observasi dan wawancara di Batik Semarang 16. Wawawncara dilakukan terhadap : penyelnggara, instruktur dan peserta pelatihan.
Termasuk didalamnya observasi didalamnya dokumen yang berkaitan dengan permasalahan peneliti.
3.9.4 Tahap Pemeriksaan Terhadap Keabsahan Data
Sesuai dengan kriteria keabsahan data, maka teknik pemeriksaan yang dipakai yaitu :
3.9.4.1 Perpanjangan Keikutsertaan
Peneliti sebagai instrumen terlibat langsung dalam kegiatan eksplorasi, dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti, maka akan
meningkatkan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
51
3.9.4.2 Ketekunan Pengamatan
Data dikumpulkan dan diamati dengan tekun untuk mengetahui ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan
persoalanisu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3.9.4.3 Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Denzim dalam Moleong 2007: 330, membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
Menurut Patton dalam Moleong 2007: 330-331, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan
jalan: 1
Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2 Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi. 3
Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
52
4 Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 5
Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang pemerintahan.
6 Membandingkan hasil wawancara dengan isu suatu dokumen yang
berkaitan. Menurut Patton dalam Moleong 2007: 331 terdapat dua
strategi dalam triangulasi metode, yaitu: pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Triangulasi jenis penyidik atau triangulasi peneliti adalah pemeriksaan keabsahan data dengan jalan memanfaatkan peneliti atau
pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya membantu
mengurangi penyimpangan dalam pengumpulan data. Triangulasi dengan teori menurut Lincoln dan Guba dalam
Moleong 2007: 331 adalah membandingkan teori yang ditemukan berdasarkan kajian lapangan dengan teori-teori yang ditemukan oleh
pakar ilmu sosial sebagaimana yang telah diuraikan dalam bab landasan teori yang ditemukan.
53
Untuk membuktikan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teori yang mana keabsahan data dilakukan
dengan cara membandingkan antara teori yang ada dengan mengecek jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pemilik,
pengelola, dan karyawan Batik Semarang16. Setelah dicek antara teori yang dikemukakan pakar dengan jawaban wirausahawan kemudian
hasil perbandingan ditulis dalam bab hasil penelitian kemudian dikaji dalam pembahasan.
3.9.4.4 Kecukupan Referensial