Gambar 4.Bambu Regen bahan baku Keranjang
b. Dinding Rumah Tepas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menghasilkan satu lembar tepas dengan ukuran 2 x 2 meter dibutuhkan 8 potong bambu satu potong bambu
berukuran 2 meter. Untuk satu batang bambu regen pengrajin membelinya dengan harga Rp.10.000 atau Rp. 8.000 tergantung dari panjangnya, dan untuk
satu lembar tepas berukuran 2 x 2 meter pengrajin bambu menjualnya dengan harga Rp. 70.000 pada tingkat agen dan setelah sampai ke konsumen seharga Rp.
75.000. Dalam satu harinya pengrajin tepas dapat menghasilkan 4 - 6 anyaman tepas, namun jika permintaan membutuhkan waktu yang singkat dan jumlah yang
besar pergrajin tepas mampu juga menghasilkan helaian anyaman tepas 6 - 8 helaian per hari. Daerah yang merupakan konsumen dari tepas ini adalah
masyarakat setempat dan juga dipasarkan ke sekitar Kabupaten Karo. Bambu merupakan jenis tanaman yang memiliki sifat yang elastis dan kuat.
Widjaja dkk. 1994, menyatakan bahwa bambu merupakan bahan baku kerajinan anyaman yang sangat potensial untuk dimanfaatkan, karena selain bambu sangat
mudah diperoleh dan harga bahan bakunya yang relatif rendah bambu juga sangat
Universitas Sumatera Utara
kuat dan awet. Di Desa Tiga Panah bambu dapat juga di olah menjadi bahan baku dinding perumahan. Dinding yang terbuat dari bahan baku bambu tersebut berasal
dari jenis bambu regen atau bahasa setempat buluh regen Gigantochloa
pruriens
. Masyarakat memanfaatkan bambu regen sebagai bahan baku dinding rumah
adalah karena jenis bambu tersebut tidak terlalu tebal, sehingga mudah untuk dibuat menjadi tepas. Walaupun tidak begitu tebal namun jenis bambu ini cukup
kuat untuk di jadikan dinding rumah. Dinding rumah atau tepas bahasa setempat dibuat dari lembaran-lebaran bambu yang dianyam berbentuk bujur sangkar.
Setelah ditebang dan dibersihkan kemudian di potong-potong dengan ukuran 2 x 2 meter. Bambu yang telah dipotong-potong tersebut kemudian dibelah menjadi dua
bagian. Kedua bagian hasil belahan bambu tersebut kemudian dibersihkan bagian dalamnya daging bambunya dan kemudian dipukul-pukul dengan palu untuk
melunakkan atau meremukannya, sehigga mudah untuk dianyam. Bambu-bambu yang telah dibelah kemudian dianyam mendatar hingga
membentuk persegi panjang. Adapun masayarakat setempat memakai jenis bambu ini sebagai bahan baku pembuatan dinding rumah karena sifatnya elastis dan
mudah dibentuk. Hal ini sesuai dengan pernyataan Duryatmo 2000, yang menyatakan bahwa di luar Jawa khususnya, bambu regen popular digunakan
sebagai bahan baku anyaman, karena jenis bambu ini memiliki serat yang sangat halus dan lebih mudah untuk diperoleh untuk bahan baku. Bambu regen yang
dimanfaatkan untuk bahan baku dinding rumah umumnya bambu regen yang sudah tua. Pemanfaatan bambu regen yang belum tua dapat menurunkan kualitas
dari dinding rumah tersebut. Gambar dan bentuknya dapat dilihat pada gambar 5.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Bentuk tepas Pemanfaatan tepas sebagai dinding rumah saat ini masih umum di
temukan di daerah-daerah pedesaan. Tepas umumnya digunakan oleh masyarakat pedesaan karena harga yang relatif terjangkau dan dan daya tahannya yang cukup
lama atau memili kelas awet cukup tinggi terhadap serangan hama, mencapai usia penggunaan sampai 5 tahun. Untuk dapat dijadikan dinding rumah masayarakat
pedesaan umumnya menyambung lembaran-lembaran tepas tersebut satu persatu dengan tiang rangka bambu atau kayu sebagai penghubungnya.
c. Bahan Bangunan