Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran kami, belum ada penelitian yang mempelajari apakah Tinjauan Tentang Antenatal Care ANC

commit to user 3 dan dua kali pada triwulan ketiga K4 untuk melihat kualitas. Pelayanan K1 adalah pelayananpemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan terampil Dokter, Bidan, dan Perawat. Akan tetapi terdapat laporan dari WHO bahwa di China dengan adanya ANC terdapat peningkatan persalinan patologis dari 7,3 menjadi 12,5 dari tahun 1999 ke 2001. Hal ini kemungkinan dicurigai oleh karena cakupan ANC yang tidak memenuhi dan tempat fasilitas pemeriksaan ANC. WHO,2002 Berdasarkan alasan ini penulis ingin mempelajari apakah ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui data tentang frekuensi ANC ibu hamil. b. Mengetahui data tindakan persalinan. c. Membuktikan ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis. commit to user 4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat Diharapkan dapat memberi informasi yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk dapat menambah pengetahuan, mengenal tentang risiko persalinan dan untuk melakukan pemeriksaan ANC. 2. Bagi pelayanan kesehatan Diharapkan dapat sebagai masukan bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pada pelayanan ANC. 3. Bagi institusi pendidikan Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang pelayanan ANC dan risiko persalinan. 4. Bagi peneliti Sebagai bahan awal untuk penelitian berikutnya mengenai hubungan frekuensi ANC dengan terjadinya persalinan patologis.

E. Keaslian Penelitian Sejauh penelusuran kami, belum ada penelitian yang mempelajari apakah

ANC kurang dari 4 kali meningkatkan risiko terjadinya persalinan patologis. commit to user 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Antenatal Care ANC

A.1. Pengertian The American College of Obstetricians and Gynecologists ACOG mendefinisikan asuhan antenatal sebagai program asuhan antepartum komprehensif yang melibatkan pendekatan terkoordinir pelayanan medis dan dukungan psikososial yang optimalnya dimulai sebelum konsepsi dan berlangsung selama periode antepartum. Sedangkan yang dimaksud dengan pelayanan komprehensif adalah meliputi penilaian selama masa pra konsepsi, pemeriksaan awal adanya kehamilan, dan follow-up selama kunjungan asuhan antenatal. Munjaja P., et all, 1996 a. Antenatal Care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim Mannabe IBG, 2001. b. Antenatal Care : Perawatan sebelum masa persalinan atau perawatan pada ibu hamil Ibrahim Cristina. S, 1993. c. Antenatal Care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksakan ibu dan janin secara berkala, diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan Mochtar, 1998. A.2. Tujuan Antenatal Care a. Tujuan Umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat Mochtar, 1998. commit to user 6 b. Tujuan Khusus 1 Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 2 Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin. 3 Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. 4 Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga Berencana, kehamilan persalinan, nifas dan laktasi Mochtar,1998. Secara objektif ANC dapat dijabarkan sebagai berikut : meningkatkan dan menjaga fisik, mental, sekaligus kesehatan sosial ibu dan janin dengan memberikan pendidikan tentang nutrisi, kebersihan perorangan dan tentang proses kelahiran ; mendeteksi dan menangani jika terdapat komplikasi selama kehamilan dengan memberikan pengobatan maupun tindakan ; menyiapkan proses kelahiran dan membuat rencana tindakan apabila terdapat komplikasi.; membantu ibu menyiapkan proses menyusui, menghadapi masa nifas, dan merawat bayi. Bernstein P, 2000. A.3. Manfaat Antenatal Care a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki. b. Memperoleh pelayanan 5 T Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus Toxoid, Tablet Fe dan pelayanan lainnya. c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang meliputi berbagai hal seperti : 1 Perawatan diri selama hamil 2 Kebutuhan makanan 3 Penjelasan tentang kehamilan 4 Persiapan persalinan 5 Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan commit to user 7 6 Penyuluhan keluarga berencana Dep-kes RI, 1997 A.4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care a. Jadwal melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 12 - 13 kali selama kehamilan. 1 Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat haidnya satu bulan dilanjutkan setiap bulan. 2 Pemeriksaan ulang setiap dua minggu dari usia 28 minggu sampai umur kehamilan 36 minggu 3 Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan 36 minggu sampai terjadinya persalinan. b. Jadwal pemeriksaan ANC sebanyak 12-13 kali selama kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan ANC dilakukan sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat. c. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali. d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam Pusdiknaes, 2003. A.5. Kebijakan Pelayanan Antenatal Care a. Kebijakan Program Walaupun pelayanan ANC selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnese, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, dan pemeriksaan laboratorium dengan sesuai indikasi. Akan tetapi dalam penerapan operasional dikenakan standar minimal 5 T, yang terdiri dari : 1 Timbang BB dan ukur tinggi badan 2 Ukur tekanan darah 3 Pemberian imunisasi tetanus toxoid TT lengkap commit to user 8 4 Pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan 5 Ukur tinggi fundus uteri Dep-kes RI, 1997 b. Kebijakan Tekhnis Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen- komponen sebagai berikut : 1 Mengupayakan kehamilan sehat 2 Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan serta rujukan bila diperlukan 3 Persiapan persalinan yang bersih dan aman Saefudin AB, et all, 2002. A.6. Pemeriksaan Dalam Pelayanan Antenatal Care 1 Pemeriksaan fisik umum a Tinggi badan b Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu 2 Kepala dan leher a Edema pada wajah b Ikterus pada mata c Mulut pucat d Leher, pembesaran kelenjar tiroid 3 Tangan dan kaki a Edema di ujung jari commit to user 9 b Kuku jari pucat c Varices vena d Reflekpatella resiko atau tidak 4 Payudara a Ukuran simetris b Puting susu menonjol atau masuk c Keluarnya kolustrum atau cairan lain d Massa, adatidak ada e Nodul axilla 5 Abdomen a Luka bekas operasi b Tinggi fundus uteri jika 12 minggu c Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala kalau 36 minggu d Denyut jantung janin DJJ jika 18 minggu 6 Genetalia Luar Eksternal a Varices b Perdarahan c Luka d Cairan yang keluar e Pengeluaran dari uretra dan skene f Kelenjar bartholin, bengkak massa, cairan yang keluar 7 Genetalia Dalam Internal a Serviks meliputi cairan yang keluar, luka lesi, kelunakan, posisi mobilitas, tertutup atau terbuka. b Vagina meliputi cairan yang keluar commit to user 10 c Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa pada trimester pertama Syarifudin AB, et all, 2002. A.7. Praktek Asuhan Antenatal ANC harus dimulai segera setelah terdapat kemungkinan adanya kehamilan. Hal ini berarti dapat dilakukan beberapa hari setelah terlambat menstruasi Dodd J., et all, 2002. Dasar dari asuhan antenatal adalah penapisan ibu hamil yang meliputi deteksi dini tanda dan gejala penyakit serta penanganan yang tepat waktu. Program asuhan antenatal yang saat ini digunakan memiliki filosofi dasar yaitu kunjungan dilakukan semakin sering sejalan dengan meningkatnya usia kehamilan pada kondisi normal. Dimulai dengan sebulan sekali hingga mencapai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 36 minggu dan selanjutnya setiap minggu WHO, 2002. Perkiraan terkini menunjukkan 71 wanita di negara berkembang telah melakukan paling tidak satu kali kunjungan asuhan antenatal pada tenaga kesehatan terlatih dokter, perawat, atau bidan. Angka ini paling tinggi ditemukan di Asia timur, Pasifik, Amerika Latin, dan Karibia 87 dan terendah di Asia Selatan 54 UNICEF Statistic, 2002. Di Eropa terdapat beberapa variasi frekuensi kunjungan asuhan antenatal. Belanda menerapkan 12 sampai 14 kali kunjungan sedangkan Luxemburg hanya menerapkan 5 kali kunjungan. Menurut NICE National Institute for Clinical Exelence Inggris menerapkan 10 kali kunjungan pada wanita nulipara dan 7 kali pada wanita yang pernah melahirkan sebelumnya. Survei terbaru di Skotlandia mengungkapkan bahwa rata – rata jumlah kunjungan asuhan antenatal wanita dengan risiko rendah adalah 14 kali. Di Swedia jumlah yang direkomendasikan 16 kali dan di Finlandia 15 kali James D., 1996. commit to user 11 Cakupan ANC di Indonesia menurut SDKI 2002 – 2003 adalah sebesar 96, sedangkan ibu hamil yang mendapatkan kunjungan antenatal yang diharapkan adalah 64 Badan Pusat Statistik dan ORC Macro, 2003. Di negara berkembang, program ANC yang secara rutin direkomendasikan jarang diimplementasikan dan kunjungan yang dilakukan dapat tidak teratur, dengan waktu yang menunggu yang lama dan feedback yang buruk. Tujuan dari asuhan antenatal yang terkini adalah membatasi jumlah kunjungan ke klinik, tes – tes yang dilakukan, prosedur klinik, dan tindakan follow-up yang terbukti melalui penelitian dapat mempengaruhi luaran untuk wanita dan bayinya Villar J., 2001. ANC membedakan wanita hamil ke dalam 2 golongan yaitu mereka yang memenuhi syarat untuk menerima ANC rutin yang disebut komponen dasar dan mereka yang memerlukan perawatan khusus berdasarkan kondisi fisik kesehatan mereka atau adanya faktor risiko. Wanita yang digolongkan ke dalam komponen dasar dianggap tidak memerlukan penilaian lebih lanjut atau perawatan khusus pada kunjungan pertama, tanpa memperhatikan usia kehamilan saat memulai program. Sedangkan wanita dalam golongan yang lainnya diberikan perawatan sesuai dengan kondisi yang terdeteksi atau faktor risiko yang ditemukan. Wanita yang membutuhkan perawatan khusus rata – rata ditemukan pada hampir 25 dari seluruh wanita hamil pada kunjungan asuhan antenatal pertama WHO, 2002. Tindakan yang dilakukan pada komponen dasar meliputi 3 hal : WHO, 2002 1. Skrining mengenai kondisi kesehatan dan sosio – ekonomi yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya luaran yang buruk. 2. Menyediakan intervensi terapetik yang dapat membantu 3. Mendidik wanita hamil mengenai rencana persalinan aman, kegawatan selama kehamilan dan bagaimana menanganinya. Pengawasan ANC memberikan manfaat dengan ditemukan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini dan dapat dipersiapkan langkah-langkah commit to user 12 persalinannya. Selain itu untuk mempersiapkan mental ibu hamil untuk menghadapi persalinannya.Saefuddin, 2002

B. Tinjauan Tentang Tindakan Persalinan