Model komunikasi organisasi koperasi dalam pengembangan mekanisasi pertanian (kasus pemanfaatan penggilingan padi KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)

MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI KOPERASI DALAM
PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN
(Kasus Pemanfaatan Penggilingan Padi KUD di Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)

Oleh :
PARLAUNGAN ADIL RANGKUTI

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul: “MODEL
KOMUNIKASI ORGANISASI KOPERASI DALAM PENGEMBANGAN
MEKANISASI PERTANIAN (Kasus Pemanfaatan Penggilingan Padi KUD di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)” adalah karya
saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi yang lain. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian

akhir disertasi ini.

Bogor, Oktober 2010
Parlaungan Adil Rangkuti
NIM. I362070011

i

ABSTRACT
PARLAUNGAN ADIL RANGKUTI. Communication Model of Cooperation
Organization in the Development Agricultural Mechanization. (Rice Milling
Utilization in Karawang and Cianjur District West Java Province). Under
direction of SUMARDJO, AMIRUDDIN SALEH, E. NAMAKEN SEMBIRING.
The objectives of this research were (1) to explain KUD organization
communication factors which is the key in improving the KUD performance, (2)
to explain KUD organization communication factors that become the key in
developing the KUD capacity, and (3) to formulate defined strategy in improving
the KUD quality service as the agricultural economic organization. Active
category of KUD sample as analysis unit is determined by each of five KUD
samples at Karawang and Cianjur District. From each KUD sample, thirty

respondents that use rice milling of KUD, were taken. This research is designed
using survey method with multi analysis approaches, they are: descriptive analysis
and path analysis using SEM (Structural Equation Model) analysis with LISREL
analysis support. The primer and secunder data were collected from December
2009 to March 2010. The result of this research showed that (1) according to the
similarity test model referring to the goodness of fit criteria from SEM analysis
showed that KUD organization communication model is good, (2) level of
performance, capacity, and quality of KUD service at Karawang and Cianjur
District classified as low,(3) determinant factors which have real influence on the
low performance and capacity of KUD are low quality of information,
inconvenient organization communication environment, and low intensity of
public organization communication, (4) determinant factors which have real
influence on the low quality of KUD service are low quality of KUD personnel
charracteristic and weak KUD organization communication process, and (5)
improvement strategy of KUD quality service should be done by developing KUD
organization communication model through agricultural information system
development in the centers of agriculture production in each rural area towards
modern agriculture.
Keywords: organization communication, Village Unit Cooperatives, rice milling unit.


ii

RINGKASAN
PARLAUNGAN ADIL RANGKUTI. Model Komunikasi Organisasi Koperasi
Dalam Pengembangan Mekanisasi Pertanian (Kasus Pemanfaatan Penggilingan
Padi KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat).
Dibimbing oleh Sumardjo (Ketua), Amiruddin Saleh dan E. Namaken Sembiring
(Anggota).
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menjelaskan faktor-faktor komunikasi
organisasi KUD yang menjadi penentu dalam peningkatan kinerja KUD, (2)
menjelaskan faktor-faktor komunikasi organisasi KUD yang menjadi penentu
dalam pengembangan kapasitas KUD, dan (3) merumuskan strategi yang tepat
untuk meningkatkan kualitas pelayanan KUD sebagai organisasi ekonomi petani.
Lokasi penelitian adalah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur yang
terletak di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Karawang dipilih mewakili daerah
pantai utara berupa dataran rendah yang luas dengan karakteristik pemukiman
yang terpusat dan daerah persawahan beririgasi teknis. Kabupaten Cianjur dipilih
untuk mewakili daerah pegunungan dengan pola pemukiman yang tersebar
dengan karakteristik daerah persawahan beririgasi teknis, setengah teknis dan
irigasi sederhana/desa. Untuk mengetahui faktor-faktor penentu peningkatan

kualitas pelayanan KUD di lokasi penelitian dilakukan pengujian hipotesis yakni:
Hipotesis pertama; peningkatan kinerja KUD dipengaruhi secara nyata oleh
informasi organisasi KUD, iklim organisasi KUD dan intensitas komunikasi
publik organisasi KUD dan Hipotesis kedua; pengembangan kapasitas KUD
dalam meningkatkan pelayanan pemanfaatan penggilingan padi KUD dipengaruhi
secara nyata oleh kinerja KUD, karakteristik personal KUD dan proses
komunikasi organisasi KUD.
Desain penelitian adalah metoda survei dengan pendekatan multi analisis
di antaranya: analisis deskriptif, korelasi dan analisis jalur (Path Analylis) dengan
menggunakan SEM (Structural Equation Model) dan batuan program LISREL
(Lineare Relathionship) 8.30. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Desember
2009 hingga bulan Maret 2010. Hasil uji validitas diperoleh dengan nilai berkisar
antara 0,34-0,72 dan nilai reliabilitas antarta 0,56-0,85 dan berdasarkan kriteria
adalah valid dan reliable. KUD sebagai sampel penelitian merupakan unit analisis
penelitian ditentukan berdasarkan tingkat keaktivan dengan tiga kelompok
kategori yakni: (1) KUD cukup aktif (mempunyai penggilingan padi), (2) masih
aktif (ada unit usaha) dan (3) KUD tidak aktif (tidak mempunyai kegiatan).
Sampel KUD dengan kategori aktif ditentukan terdiri dari masing-masing lima
KUD contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur. Dari tiap KUD
contoh ditentukan 30 responden yang menggunakan penggilingan padi KUD

secara random.
Hasil pengamatan atas 42 KUD di Kabupaten Karawang menunjukkan
bahwa berdasarkan kriteria keaktipan KUD terdapat 9 KUD cukup aktif (21,4
persen), 18 KUD masih aktif (42,9 persen) dan 15 KUD tidak aktif (35,7 persen).
Sedangkan di Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa dari 36 KUD terdapat 8
KUD cukup aktif (22,2 persen), 16 KUD masih aktif (44,5 persen) dan 12 KUD
tidak aktif (33,3 persen). Secara umum KUD masih mempunyai aset berupa lahan,
gudang, lamporan dan kantor KUD yang dapat menjadi landasan untuk
iii

bangkitnya kembali KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah personil KUD menunjukkan
bahwa menurunnya peran dan fungsi KUD sebagai organisasi ekonomi petani
telah merugikan petani sehingga keberadaan KUD masih tetap diharapkan oleh
anggota KUD untuk mendorong perkembangan usahatani ke arah yang lebih maju
atau modern.
Potensi KUD masih merupakan salah satu wadah yang strategis untuk
mengembangkan mekanisasi pertanian di Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Cianjur, hal ini terlihat dari kegiatan KUD yang tergolong aktif masih memiliki
penggilingan padi untuk melayanai anggota KUD dan masyarakat sekitarnya. Dari

hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa penyebaran penggilingan padi
yang terdapat di lima kecamatan lokasi penelitian KUD contoh yakni Kecamatan
Jayakerta, Tempuran, Telagasari, Lemahabang dan Kecamatan Jatisari, Kabupaten
Karawang terdapat 180 unit penggilingan padi yang terdiri dari 20 unit
penggilingan padi kecil dan 160 unit penggilingan padi besar. Penyebaran
penggilingan padi terbanyak adalah di Kecamatan Telagasari yakni 42 unit dan
penyebaran terkecil adalah di Kecamatan Jatisari yakni 24 unit. Penyebaran
penggilingan padi yang terdapat di lokasi penelitian KUD contoh di Kabupaten
Cianjur terdiri dari 104 unit penggilingan padi kecil (PPK) dan 418 unit
penggilingan padi besar (PPB). Penyebaran penggilingan padi terbanyak adalah di
Kecamatan Cibeber yakni 171 unit dan jumlah penggilingan padi terkecil di
Kecamatan Cilaku yakni 53 unit.
Hasil analisis diagram SEM menunjukkan bahwa (1) uji kecocokan model
komunikasi organisasi KUD menurut kriteria goodness of fit tergolong baik dan
uji pengukuran indikator tiap variabel tergolong valid dan reliabel. Hasil
penelitian terhadap KUD contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur
dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja, kapasitas dan kualitas pelayanan KUD
tergolong rendah. Faktor-faktor penentu yang sangat mempengaruhi kinerja KUD
meliputi (1) kualitas informasi organisasi KUD yang dominan dipengaruhi aspek
relevansi dan ketepatan waktu yang belum optimal, (2) kondisi iklim komunikasi

organisasi KUD yang dominan dipengaruhi aspek dukungan dan kepercayaan
anggota yang lemah dan (3) intensitas komunikasi publik organisasi KUD yang
dominan dipengaruhi oleh tokoh masyarakat dan pemerintah. Faktor-faktor
penentu yang sangat mempengaruhi kapasitas KUD meliputi (1) kinerja KUD
yang dominan dipengaruhi aspek penerapan teknologi dan pelaksanaan RAT, (2)
karakteristik personil KUD yang dominan dipengaruhi aspek pendidikan
nonformal dan keberanian menghadapi resiko dan (3) proses komunikasi
organisasi KUD yang dominan dipengaruhi oleh aspek umpan balik dan
efektivitas komunikasi. Faktor-faktor penentu yang mempengaruhi kualitas
pelayanan KUD meliputi (1) kapasitas KUD yang dominan dipengruhi oleh aspek
pemasaran hasil dan input saprodi, (2) karakteristik personil KUD yang dominan
dipengaruhi aspek kualitas pendidikan nonformal dan keberanian menghadapi
resiko dan (3) proses komunikasi organisasi KUD yang dominan dipengaruhi
aspek efektivitas komunikasi dan (4) aspek yang mendominasi kualitas pelayanan
KUD adalah aspek ekonomi dan sosial. Strategi peningkatan kualitas pelayanan
KUD seyogianya dilakukan pengembangan model komunikasi organisasi KUD
sebagai subsistem dari sistem informasi pembangunan pertanian di sentra-sentra
produksi komoditas unggulan di tiap daerah.

iv


Dari hasil analisa penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa
kondisi KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur semakin melemah
akibat dari kebijakan pemerintah yang mencabut berbagai fasilitas kegiatan usaha
KUD dan menurunnya kegiatan pembinaan dan pengembangan KUD, sehingga
dikhawatirkan keberadaan KUD akan mengalami kehancuran karena semakin
tidak mampu bersaing dengan pelaku agribisnis lainnya memasuki era globalisasi
yang memerlukan daya saing tinggi. Peluang KUD untuk bangkit masih besar
karena secara keseluruhan aset KUD berupa lahan, gudang, lantai jemur dan
kantor masih tetap ada walaupun dengan pemanfaatan yang tidak optimal dan
tidak terawat, bahkan pada KUD yang tidak aktif beberapa aset sudah beralih
fungsi di luar kegiatan KUD. Kemungkinan bangkitnya KUD semakin kuat
dengan sikap anggota KUD dan petani disekitarnya yang tetap mengharapkan
kembali tampilnya KUD sebagai wadah ekonomi petani dalam mengantisipasi
kegiatan pemodal kuat yang semakin menguasai aktivitas agribisnis melalui para
tengkulak yang memberatkan petani.
Untuk membangun kembali KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Cianjur perlu pemerintah pusat mengambil langkah-langkah kebijakan strategis
agar aset-aset KUD dapat bermanfaat optimal melalui penataan ulang konsepsi
dasar KUD sebagai koperasi ekonomi petani yang lebih profesional. Peran

pemerintah pusat tetap diperlukan dalam melindungi dan membina KUD di
pedesaan agar terhindar dari tekanan pemilik modal kuat yang semakin menguasai
kegiatan agribisnis di pedesaan. Pemerintah Daerah perlu memberi peluang
kepada petani mengembangkan Koperasi Pertanian yang lebih modern dengan
membangaun model komunikasi organisasi koperasi berbasis komoditas unggulan
dan memberi peran seluas-luannya kepada pihak terkait (stakeholders), baik lintas
sektor di pemerintahan maupun pihak pelaku agribinis lainnya bersinergi secara
optimal melalui suatu pusat informasi pembangunan pertanian pada sentra-sentra
produksi. Perlu paradigma baru membangun KUD dengan memanfaatkan secara
optimal perkembangan teknologi pertanian dan teknologi komunikasi dalam
mendorong proses transformasi teknologi mekanisasi pertanian berbasis pada
potensi lokal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pelatihan personil
KUD diarahkan kepada peningkatan kemandirian dan daya saing KUD melalui
paket-paket pelatihan sesuai dengan kebutuhan dengan melibatkan seluruh
stakholders secara tepat guna berbasis komoditas unggulan dan permintaan pasar
memperkuat posisi strategis KUD sebagai kekuatan perekonomian rakyat
mengurangi kemiskinan dan pengangguran di pedesaan.

v


@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2010
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya
untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah;
dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

vi

MODEL KOMUNIKASI ORGANISASI KOPERASI DALAM
PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN
(Kasus Pemanfaatan Penggilingan Padi KUD di Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat)

PARLAUNGAN ADIL RANGKUTI


Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010

vii

Judul Disertasi : Model Komunikasi Organisasi Koperasi dalam Pengembangan
Mekanisasi Pertanian (Kasus Pemanfaatan Penggilingan Padi
KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur Provinsi
Jawa Barat)
Nama
: Parlaungan Adil Rangkuti
NIM
: I362070011

Disetujui
Komisi Pembimbing:

Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS
(Ketua)

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS
(Anggota)

Dr. Ir. E. Namaken Sembiring, MS
(Anggota)

Mengetahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MSc

Tanggal Ujian: 5 Oktober 2010

Tanggal lulus:

viii

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan dengan judul “Model
Komunikasi Organisasi Koperasi dalam Pengembangan Mekanisasi Pertanian
(Kasus Pemanfaatan Penggilingan Padi KUD di Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat).” Terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Sumardjo, MS selaku
ketua komisi pembimbing serta Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Dr. Ir. E.
Namaken Sembiring, MS masing-masing selaku anggota, yang telah memberikan
masukan dan arahan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan sesuai dengan
rencana. Pada kesempatan ini juga penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada
Dr. Ir. Basita Ginting S. MSc dan Dr. Ir. Sarwititi S. Agung MS selaku penguji
luar komisi pada ujian tertutup serta Dr. Ir. Riani Panggabean MS dan Dr. Ir.
Sutrisno Magr pada ujian terbuka yang telah memberikan koreksi dan saran untuk
perbaikan disertasi ini. Kepada segenap pimpinan Fakultas Teknologi Pertanian
(Fateta) dan rekan-rekan sejawat/dosen juga disampaikan terima kasih yang telah
memberikan dukungan moril dalam menyelesaikan program Doktor yang penulis
ikuti di Sekolah Pascasarjana IPB.
Tanpa motivasi yang pernah diberikan ayahanda Lutan Rangkuti (alm) dan
do’a ibunda Hj. Sitinaazar Nasution dalam mengikuti proses pendidikan sejak
kecil hingga saat ini, tidak mungkin penulis dapat berhasil menyelesaikan
program Doktor di IPB, untuk itu penulis sampaikan terima kasih dan do’a yang
tulus semoga ayahanda (alm) diterima disisi-Nya dan ibunda semoga selalu diberi
kesehatan dan kebahagiaan. Atas dorongan dari seluruh keluarga, khususnya istri
tercinta Rita Teja Nirwani dan putra/putri: Dharma Wirawan, Widya Marina dan
Gunawan Putra penulis sampaikan terima kasih. Tidak ada kata yang paling indah
yang ingin penulis ungkapkan pada kesempatan ini yakni “berbekal semangat dan
motivasi yang kuat serta berkat doa seluruh keluarga diiringi oleh ridho Allah
SWT akhirnya jenjang pendidikan yang penulis ikuti dapat mencapai gelar
Doktor.” Berpikir, bekerja dan berdoa merupakan motto hidup yang ampuh.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat, Amin.
Bogor, Oktober 2010

ix

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Batugodang, Kabupaten Mandailing Natal Provinsi
Sumatera Utara pada tanggal 30 Mei 1947 sebagai anak tertua dari sembilan
bersaudara dari pasangan Lutan Rangkuti (alm) dan Hj Sitinaazar Nasution.
Ayahanda sejak mudanya yakni menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia
hingga pensiun adalah seorang guru Sekolah Dasar di daerah Mandailing. Penulis
menikah tahun 1975 dengan Rita Teja Nirwani dan dikaruniai tiga orang anak.
Setelah lulus SMA Negeri I pada tahun 1966 di Pasangsidempuan,
Sumatera Utara, penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Mekanisasi dan
Teknologi

Pertanian

(FATEMETA)

kini

Fakultas

Teknologi

Pertanian

(FATETA), Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1967 dan lulus pada tahun
1973. Pernah mengikuti kursus khusus dosen Kewiraan di Lembaga Ketahanan
Nasional (Lemhanas) tahun 1976 dan mengikuti short course Agricultural
Engineering di Tokyo University, Jepang tahun 1980. Tahun 2005 melanjutkan
studi ke Program Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan, Pascasarjana IPB dan lulus tahun 2007 dan penulis
melanjutkan ke program doktoral pada program studi yang sama.
Sejak tahun 1973 penulis menjadi dosen pada FATETA dan sejak tahun
2002 diangkat sebagai Lektor Kepala (Gol IVc). Di samping sebagai dosen tetap
di FATETA, penulis juga aktif sebagai dosen Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) IPB dan saat ini berperan sebagai koordinator mata
kuliah PPKn. Perjalanan karier penulis di antaranya pernah menjabat kepala biro
kewiraan IPB pada tahun 1976-1979 dan pembantu dekan III FATETA tahun
1979-1981. Pernah sebagai kepala proyek Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Wilayah Transmigrasi Terpadu (P3W-Trasterpadu) kerjasama IPB dengan
Departemen Transmigrasi pada tahun 1979-1992 dan menjadi anggota
DPR/MPR-RI periode 1992-1997. Dalam organisasi profesi penulis aktif pada
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sejak tahun 1976. Penulis tercatat
sebagai anggota PII (Persatuan Insinyur Indonesia), PERTETA (Perhimpunan
Ahli dan Peminat Teknologi Pertanian) dan FORKAPI (Forum Komunikasi
Pembangunan Indonesia). Berdasarkan hasil Kongres FORKAPI tahun 2009,
penulis termasuk salah satu ketua Pengurus Pusat FORKAPI periode 2009-2014.

x

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xvi

DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................

xvii

PENDAHULUAN .......................................................................................

1

Latar Belakang....................................................................................
Perumusan Masalah ............................................................................
Tujuan Penelitian ................................................................................
Kegunaan Penelitian ...........................................................................

1
7
8
9

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................

10

Komunikasi Pembangunan Pertanian ...................................................
10
Komunikasi dan Pembangunan ...................................................
10
Peran Komunikasi dalam Modernisasi Pertanian.........................
14
Perkembangan Mekanisasi Pertanian .........................................
15
Peran Koperasi Unit Desa (KUD) .......................................................
18
Prinsip-Prinsip Perkoperasian .....................................................
18
Perkembangan KUD di Indonesia ............................................... 21
Komunikasi Organisasi KUD ...............................................................
23
Prinsip-Prinsip Dasar Organisasi...................................................... 23
Konsep Dasar Komunikasi Organisasi ........................................
25
Model Komunikasi Organisasi ...................................................
29
Kinerja Organisasi ......................................................................
33
Iklim Komunikasi Organisasi......................................................
36
Komunikasi Publik Organisasi ....................................................
39
Pengembangan Kapasitas Organisasi ..................................................
41
Pengertian Kapasitas Organisasi .................................................
41
Karakteristik Personil ................................................................
43
Proses Komunikasi Organisasi ...................................................
45
Kualitas Pelayanan KUD ...........................................................
47
Beberapa Studi tentang Komunikasi dan Organisasi KUD ...................
50
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS................................................

58

Alur Pikir Penelitian ............................................................................
Model Komunikasi Organisasi KUD ....................................................
Pemetaan Hubungan antar Variabel Penelitian .....................................
Hipotesis Penelitian .............................................................................

58
60
62
64

METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................

65

Desain Penelitian .................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................
Populasi dan Contoh Penelitian ............................................................
Populasi ......................................................................................
Teknik Penentuan KUD Contoh dan Responden .........................

65
66
67
67
67

xi

Data dan Instrumentasi ........................................................................
Data ............................................................................................
Variabel Penelitian .....................................................................
Validitas dan Reliabilitas Instrumentasi ...............................................
Validasi Instrumentasi ................................................................
Reliabilitas Instrumentasi............................................................
Analisis Data .......................................................................................

68
68
68
69
69
71
72

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................

76

Gambaran Umum Lokasi Penelitian .....................................................
Keadaan Umum Kabupaten Karawang ........................................
Keadaan Umum Kabupaten Cianjur .............................................
Keadaan Umum KUD di Lokasi Penelitian .................................
Karakteristik Responden .............................................................
Perkembangan Mekanisasi Pertanian di Lokasi Penelitian....................
Perkembangan Alsintan Prapanendan Pascapanen.......................
Perkembangan Penggunaan Penggilingan Padi ...........................
Diskripsi Variabel Utama Komunikasi Organisasi Dalam
Pemanfaatan Penggilingan Padi ...........................................................
Informasi Komunikasi Organisasi KUD ......................................
Iklim Komunikasi Organisasi KUD ............................................
Intensitas Komunikasi Publik Organisasi KUD ...........................
Karakteristik Responden Organisasi KUD ..................................
Proses Komunikasi Organisasi KUD..........................................
Tingkat Kinerja KUD .................................................................
Tingkat Kapasitas KUD ..............................................................
Kualitas Pelayanan KUD ............................................................
Uji Model Komunikasi Organisasi KUD ..............................................
Uji Kecocokan Model .................................................................
Validitas dan Reliabilitas Pengukuran .........................................
Faktor-Faktor Penentu Peningkatan Kualitas Pelayanan KUD ..............
Model Peningkatan Kinerja KUD ................................................
Model Peningkatan Kapasitas KUD .............................................
Model Kualitas Pelayanan KUD ..................................................
Faktor-Faktor Komunikasi Organisasi KUD Penentu Kinerja KUD ....
Informasi Organisasi KUD ..........................................................
Iklim Organisasi KUD .................................................................
Intensitas Komunikasi Publik Organisasi KUD ............................
Faktor-FaktorKomunikasi Organisasi KUD Oenentu Kapasitas KUD ...
Karakteristik Personil KUD .........................................................
Proses Komunikasi Organisasi KUD............................................
Kinerja KUD ...............................................................................
Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan KUD ....................................
Kapasitas KUD ............................................................................
KarakteristikPersonil KUD ..........................................................
Proses Komunikasi Organisasi KUD............................................
Pengujian Hipotesis .............................................................................
Strategi Pengembangan Model Komunikasi Organisasi

76
76
77
78
82
84
85
86

xii

90
90
93
95
97
101
103
104
105
107
107
109
112
112
115
119
122
123
125
127
129
130
132
134
137
137
139
140
142

Koperasi Pertanian ...............................................................................
Model Komunikasi Organisasi KUD...........................................
Sistem Informasi Pertanian Berbasis Teknologi dan Koperasi .....

144
144
146

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................

150

Kesimpulan..........................................................................................
Saran ...................................................................................................

150
157

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

152

LAMPIRAN .................................................................................................

159

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman

1.

Jumlah penggilingan padi di Indonesia ...................................................

48

2.

KUD contoh penelitian di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur

68

3.

Nilai koefisien korelasi hasil uji validitas ...............................................

70

4.

Nilai koefisien Alpha hasil uji reliabilitas ...............................................

72

5.

Lokasi, badan hukum dan kegiatan KUD contoh di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ..........................................................

80

Luas sawah, distribusi penduduk lokasi KUD contoh di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ...........................................................

81

Kepengururan dan jumlah anggota KUD contoh di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ...........................................................

82

Sebaran persentase karakteristik personil KUD contoh di
Kabupaten Karawang ..............................................................................

83

Sebaran persentase karakteristik personil KUD contoh di
Kabupaten Cianjur ..................................................................................

84

10. Sebaran pengglingan padi di lokasi KUD contoh Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Cianjur ...........................................................................

87

11. Karakteristik penggilingan padi KUD contoh di Kabupaten Karawang
dan Kabupaten Cianjur ............................................................................

88

12. Sebaran persentase informasi organisasi terhadap kinerja KUD contoh di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ........................................

93

13. Peran iklim komunikasi organisasi terhadap kinerja KUD contoh di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ........................................

95

14. Peran intensitas komunikasi publik organisasi terhadap kinerja KUD
contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .........................

97

15. Peran pengalaman berkoperasi terhadap kapasitas dan kualitas pelayanan
KUD contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .................

98

16. Peran keberanian menghadapi resiko terhadap kapasitas dan kualitas
pelayanan KUD contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur

99

17. Peran kekosmopolitan terhadap kapasitas dan kualitas pelayanan KUD
contoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ........................

101

18. Peran proses komunikasi organisasi terhadap peningkatan kapasitas dan
kualitas pelayanan KUD contoh di Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Cianjur .................................................................................

103

19. Sebaran persentase dan rataan skor kinerja KUD contoh di Kabupaten
Karawang dan di Kabupaten Cianjur ......................................................

104

6.
7.
8.
9.

xiv

20. Sebaran persentase dan rataan skor kapasitas KUD contoh di Kabupaten
Karawang dan di Kabupaten Cianjur ......................................................

105

21. Sebaran persentase dan rataan skor kualitas pelayanan KUD contoh di
Kabupaten Karawang dan di Kabupaten Cianjur ....................................

106

22. Hasil goodness of fit model komunikasi organisai KUD di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ..........................................................

109

23. Koefisien validitas dan reliabilitas orientasi kinerja KUD di Kabupaten
Karawang dan Cianjur ...........................................................................

110

24. Koefisien validitas dan reliabilitas orientasi kapasitas KUD di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ........................................

110

25. Koefisien validitas dan reliabilitas orientasi kualitas pelayanan KUD
di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ....................................

111

26. Matriks korelasi pesan informasi dengan kinerja KUD di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ..........................................................

124

27. Matriks korelasi iklim komunikasi dengan kinerja KUD di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ..........................................................

127

28. Matriks korelasi intensitas komunikasi publik dengan kinerja
organisasi KUDcontoh di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .

129

29. Matriks korelasi karakteristik personal dengan kapasitas KUD di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .........................................

131

30. Matriks korelasi proses komunikasi organisasi dengan kapasitas KUD
di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .....................................

133

31. Matriks korelasi kinerja organisasi dengan kapasitas KUD di Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Cianjur ............................................................ 136
32. Matriks korelasi kapasitas organisasi dengan kualitas pelayanan KUD di
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .........................................

138

33. Matriks korelasi karakteristik personil KUD dengan kualitas pelayanan
KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ............................

140

34. Matriks korelasi proses komunikasi organisasi dengan kualitas pelayanan
KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ............................. 142
35. Koefisien korelasi kinerja terhadap kapasitas dalam kualitas pelayanan
organisasi KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ............. 143

xv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.

Bagan komunikasi dua arah....................................................................

10

2.

Model komunikasi dua arah (Muhammad 2007).....................................

30

3.

Konsep dasar komunikasi dalam organisasi ............................................

31

4.

Pola komunikasi organisasi ...................................................................

33

5.

Bagan alur pikir penelitian model komunikasi organisasi KUD .............

60

6.

Pemetaan hubungan antara berbagai variabel penelitian. .......................

63

7.

Bagan model struktural hubungan antar variabel ....................................

74

8.

Diagram jalur model komunikasi organisasi di Kabupaten Karawang .....

107

9.

Diagram jalur model komunikasi organisasi di Kabupaten Cianjur ........

108

10. Diagram jalur model struktural kinerja KUD di Kabupaten Karawang ...

113

11. Diagram jalur model struktural kinerja KUD di Kabupaten Cianjur .......

115

12. Diagram jalur model struktural kapasitas KUD di Kabupaten Karawang

117

13. Diagram jalur model struktural kapasitas KUD di Kabupaten Cianjur ....

118

14. Diagram jalur model struktural kualitas pelayanan KUD di Kabupaten
Karawang ...............................................................................................

120

15. Diagram jalur model struktural kualitas pelyanan KUD di Kabupaten
Cianjur ..................................................................................................

122

16. Model pengukuran analisis jalur orientasi kinerja KUD ..........................

123

17. Model pengukuran analisis jalur orientasi kapasitas KUD ......................

130

18. Model pengukuran analisis jalur orientasi kualitas pelayanan KUD ........

137

xvi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta Kabupaten Karawang ......................................................................

159

2. Peta Kabupoaten Cianjur .........................................................................

160

3. Daftar KUD di Kabupaten Karawang (2007) ...........................................

161

4. Jumlah KUD , KSU, KOPONTREN di Kabupaten Cianjur (2008) ..........

162

5. Definisi operasional penelitian ................................................................

163

6. Tabel peran informasi organisasi KUD terhadap pemanfaatan
penggilingan padi KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten
Cianjur penelitian Kabupaten Karawang ................................................

166

7. Tabel peran iklim komunikasi organisasi KUD terhadap
pemanfaatan penggilingan padi KUD di Kabupaten Karawang dan
Kabupaten Cianjur ..................................................................................

167

8. Tabel peran intensitas komunikasi publik terhadap pemanfaatan
penggilingan padi di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur .........

168

9. Tabel peran karakteristik personal KUD terhadap pemanfaatan
penggilingan padi di Kabupaten Karawang .............................................

169

10. Tabel peran proses komunikasi organisasi terhadap kapasitas dan
pelayanan KUD di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur ...........

170

11. Matrik korelasi antar variabel penelitian model komunikasi KUD
di Kabupaten Karawang ..........................................................................

171

12. Matrik korelasi antar variabel penelitian model komunikasi KUD
di Kabupaten Karawang ..........................................................................

175

xvii

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu hambatan pembangunan nasional adalah masih rendahnya
partisipasi petani sebagai akibat belum efektifnya proses komunikasi antara
pelaku usahatani dengan sumber informasi, baik dengan pemerintah maupun
sumber informasi lainnya. Menurut Oepen (1988) paradigma lama komunikasi
pembangunan yang menekankan pada proses komunikasi linier konvensional
yang berlangsung secara searah dari sumber kepada penerima melalui media
(sumber-pesan-media-penerima) telah mengabaikan aspek struktural dari proses
pembangunan seperti kekuatan-kekuatan politik dan ekonomi, nilai-nilai kultural,
pengawasan media dan sebagainya. Untuk optimalisasi pendayagunaan potensi
sumber daya alam dan pemberdayaan potensi sumber daya manusia dalam
pembangunan pertanian diperlukan paradigma baru komunikasi pembangunan
pertanian untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas komunikasi seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pertanian serta teknologi
komunikasi dan persaingan perdagangan global.
Indonesia sebagai negara agraris yang kaya sumber daya alam terbarukan,
peran sektor pertanian mempunyai kontribusi yag cukup besar terhadap
pembangunan terutama dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, sandang,
papan, penyediaan kesempatan kerja di pedesaan serta terhadap pembentukan
PDB (Product Domestic Bruto) dan ekspor. Secara spesifik Presiden Republik
Indonesia pertama Bung Karno telah mengingatkan kepada seluruh masyarakat
bahwa petanian merupakan ”soal hidup atau mati” dari bangsa dan negara karena
menyangkut makanan rakyat dan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Bung Karno tanggal 27 April 1952 pada acara
peletakan batu pertama pembangunan gedung Fakulteit Pertanian Universitas
Indonesia yang sejak tahun 1963 menjadi Institut Pertanian Bogor (Pakpahan
2004). Kesadaran serupa telah diperlihatkan oleh masyarakat dunia untuk
menggalang komitmen politik dan memobilisasi sumber daya guna mengatasi
kelaparan dan mengentaskan kemiskinan yang diprakarsai oleh Food Agriculture
Organization (FAO) melalui Konferensi Tingkat Tinggi (KTT): World Food
Summit: five years later (WFS: fyl) bulan Juni 2002 di Roma, Italia (FAO, 2003).

2

Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional terutama bahan pokok beras,
pemerintah Indonesia telah memberi perhatian sejak awal kemerdekaan dengan
menggulirkan program Rencana Kesejahteraan Istimewa (RKI) dan diikuti dengan
gerakan-gerakan massal dengan memperkenalkan Gerakan Swasembada Beras
(SSB) sekitar tahun 60-an. Gerakan SSB ini diterapkan hingga tahun 1963 dan
kemudian dilanjutkan dengan program Swasembada Bahan Makanan (SSBM).
Gerakan ini disempurnakan menjadi program Bimbingan Massal (BIMAS) atas
dasar hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) di Karawang, Provinsi Jawa
Barat. Program BIMAS telah mengembangkan penerapan teknologi usahatani
padi, baik teknologi prapanen maupun teknologi pascapanen oleh petani untuk
peningkatan produktivitas dan kualitas produksi.
Sejak berkembangnya revolusi hijau tahun 60-an, telah menunjukkan
terjadi peningkatan produksi yang sangat besar melalui proses adopsi inovasi
teknologi menuju terwujudnya pertanian yang semakin modern. Mosher (1985)
merumuskan paradigma pembangunan pertanian modern yang merujuk kepada
adanya sikap rasional, orientasi pasar, jaringan kelembagaan impersonal, orientasi
masa depan dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melaksanakan
kegiatan usahatani yang semakin modern. Untuk membangun pertanian modern
perlu

memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dengan menerapkan

pembangunan berkelanjutan dengan menerapkan teknologi yang tepat guna
termasuk penerapan teknologi alat dan mesin pertanian (alsintan) dalam rangka
pengembangan mekanisasi pertanian (agricultural mechanization).
Penggunaan alsintan secara selektif sudah merupakan suatu kebutuhan
untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi dengan teknologi tepat guna
dan biaya yang lebih bersaing dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup.
Untuk pengembangan modernisasi pertanian di samping perlunya penguasaan
iptek yang terkait dengan aspek lingkungan hidup sangat ditentukan oleh proses
transformasi iptek melalui komunikasi pembangunan pertanian. Menurut Adjid
(2001) untuk mendorong modernisasi pertanian berbasis pembangunan pertanian
berkelanjutan perlu menata kembali sistem pengelolaan sumber daya pertanian
berwawasan
keberlanjutan

ekosistem

terkait

(sustainability),

dengan
kestabilan

upaya

kemerataan

(stability)

dan

(equitability),
produktivitas

3

(productivity). Untuk percepatan modernisasi pertanian sangat tergantung pada
peran pengembangan kelembagaan, sistem informasi, kegiatan penelitian dan
pengembangan, peran pergururan tinggi serta kebijakan pemerintah.
Salah satu masalah besar yang dihadapi bangsa Indonesia ke depan adalah
kebutuhan pangan yang semakin meningkat. Kebutuhan terhadap beras sebagai
bahan pokok utama bangsa Indonesia akan terus meningkat seiring dengan
pertambahan penduduk yang terus bertambah sekitar 1,5 persen per tahun dan
terjadinya peningkatan kualitas hidup masyarakat. Diperkirakan penduduk
Indonesia pada tahun 2035 akan mencapai sekitar 400 juta dengan kebutuhan
sekitar 35 juta ton beras dengan konsumsi sekitar 90 kg per kapita per tahun
(Yudohusodo, 2004). Peran alsintan dalam meningkatkan produksi dan kualitas
beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, akan terus meningkat
seiring dengan perkembangan iptek dalam bidang pertanian. Alsintan merupakan
sarana yang telah banyak digunakan oleh petani padi, baik untuk kegiatan
budidaya maupun pasca panen seperti traktor, pompa air irigasi, alat panen, alat
perontok gabah, penggilingan padi dan sebagainya.
Pembangunan usahatani padi yang semakin modern telah mendorong
tercapainya swasembada beras pada tahun 1984. Penerapan beberapa alsintan
telah berkembang melalui proses adopsi inovasi dan proses komunikasi dengan
sistem penyuluhan dan menggunakan Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai wadah
pengembangan alsintan. Keberadaan koperasi di Indonesia terkait erat dengan
amanat UUD (Undang-Undang Dasar) 1945 khususnya pasal 33 yang menyatakan
bahwa perekonomian nasional disusun sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan. Penyelenggaraan sistem ekonomi kerakyatan lebih dipertegas lagi
dalam ayat (4) pasal 33, UUD 1945 hasil amandemen, yakni perekonomian
nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
KUD sebagai organisasi ekonomi petani di pedesaan berkembang sangat
cepat sebagai dampak dari berbagai kebijakan pemerintah seperti: (1) Instruksi
Presiden (Inpres) No. 4 tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pembinaan Badan

4

Usaha Unit Desa (BUUD), (2) Inpres No. 2 tahun 1978 tentang Perubahan BUUD
menjadi KUD dan (3) Inpres No. 4 tahun 1985 tentang Pembinaan dan
Pengembangan KUD. Pemerintah melakukan pembinaan intensif melalui jalur
birokrasi serta memberikan berbagai fasilitas dan bantuan dalam upaya
mengembangkan KUD. Secara khusus pemerintah telah berperan sebagai
regulatory dan development sekaligus, sehingga KUD dapat berkembang atas
dukungan pemerintah dengan basis sektor pertanian dan di sisi lain pemerintah
memanfaatkan KUD untuk mendukung program pembangunan pertanian hingga
akhir orde baru.
Jika menoleh pada kisah perkembangan koperasi di Indonesia sejak era
penjajahan hingga era kemerdekaan dapat disimpulkan bahwa perjalanan hidup
ekonomi rakyat melalui koperasi mengalami pasang surut. Kehadiran koperasi
dalam kegiatan perekonomian rakyat atau “ekonomi rakyat” istilah Bung Hatta
pada tahun 1932 untuk membedakannya dengan ekonomi kapital, telah
mendorong masyarakat untuk meningkatkan keberdayaannya dengan berhimpun
dalam wadah koperasi. Koperasi pertanian khususnya KUD sebagai sokoguru
ekonomi dan sekaligus sebagai pilar utama penggerak ekonomi di pedesaan pada
masa Orde Baru telah berkembang sangat pesat dengan dukungan kebijakan
pemerintah. Akan tetapi berbagai kebijakan pembinaan dan pengembangan KUD
tidak ditindaklajuti dengan peningkatan kemampuan dalam kemandirian dan daya
saing sebagai wadah kegiatan ekonomi petani yang masih serba lemah.
Kondisi petani sebagian besar tergolong petani gurem dengan pemilikan
lahan yang terbatas, tingkat pendapatan yang rendah, kepemilikan modal yang
lemah, kemampuan manajemen usahatani yang masih tradisional mengakibatkan
KUD sulit berkembang dan kuat. Memasuki era reformasi sejak tahun 1998,
posisi KUD dihadapkan kepada era baru yang menuntut kemandirian dan daya
saing memasuki globalisasi perdagangan yang penuh dengan tantangan yang
semakin dinamis. Sistem ekonomi kapitalis yang berbasis kekuatan modal
semakin meningkat berhadapan dengan sistem ekonomi kerakyatan yang berbasis
pada “gotong-royong” dan kebersamaan mengakibatkan KUD semakin tidak
berdaya. Kondisi ini semakin melemah karena untuk mendorong kemandirian dan
keberdayaan KUD, pemerintah telah mencabut berbagai kemudahan atau fasilitas

5

yang dimiliki KUD antara lain Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan
(Kepmenperindag) No. 356/MPP/KEP/5/2004 tentang pencabutan kewenangan
penuh kepada koperasi/KUD untuk menyalurkan pupuk kepada petani dan Inpres
No. 9 tahun 2002 tentang pencabutan kewenangan penuh kepada koperasi/KUD
sebagai pelaksana tunggal pembelian gabah.
Kegiatan ekonomi KUD semakin terpuruk, hal ini terlihat dari berbagai
fasilitas atau aset koperasi yang dimiliki KUD seperti gudang, lantai jemur, RMU
(Rice Milling Unit) dan lain-lain banyak yang tidak lagi beroperasi maksimal
bahkan sudah banyak yang tutup. Untuk mendorong bangkitnya ekonomi rakyat
dengan sistem ekonomi kerakyatan sesuai dengan amanat konstitusi, diperlukan
kebijakan yang dapat memberi peluang dan kekuatan kepada KUD dengan
paradigma baru seiring dengan perkembangan perekonomian global, di mana
peran modal (kapital), teknologi pertanian dan teknologi informasi semakin
meningkat. Menurut Ake-Book (1994) dan Cracknell (1996) diacu dalam
Krisnamurthi (1998) pada masa yang akan datang perkembangan koperasi dituntut
agar mampu meningkatkan peran dan fungsi usahanya jika tidak ingin tersisih
oleh pelaku ekonomi lainnya.
Berbagai hasil penelitian perkoperasian masa lalu di berbagai daerah
termasuk

di

daerah

Transmigrasi

merupakan

bahan

penting

untuk

mengembangkan paradigma baru pembangunan KUD agar tidak mengulangi
kebijakan masa lalu yang kurang memperhatikan prinsip-prinsip dasar
perkoperasian. Salah satu prinsip pokok perkoperasian adalah bahwa tujuan
berkoperasi adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang terkait dengan
kepentingan anggota sehingga memberi manfaat ekonomi dan sosial secara
optimal sesuai dengan potensi dan lingkup kegiatan ekonominya. Terkait dengan
KUD di mana kegiatan ekonomi anggota adalah usahatani maka agar kegiatan
usahatani anggota KUD dapat dikembangkan secara efektif dan efisien maka
kegiatan usahatani seharusnya didasarkan pada komoditas unggulan anggota tiaptiap KUD (komoditas sejenis). Pembangunan KUD yang semakin profesional
diharapkan akan mampu melakukan kerjasama secara sinergi dengan pelaku
agribisnis lainnya, baik badan usaha milik swasta maupun badan usaha milik
pemerintah.

6

Koperasi pertanian modern diharapkan mampu bermitra secara sinergi
dengan badan usaha ekonomi lainnya yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
dalam upaya mewujudkan kesejahteraan anggota. Sejalan dengan kebijakan
otonomi daerah, maka sejak diundangkannya UU N0. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah di mana salah satu urusan pemerintahan yang telah
dilimpahkan adalah pemberdayaan koperasi yang diharapkan dapat menjadi
penggerak ekonomi rakyat di daerah. Untuk menopang koperasi khususnya KUD
sebagai unit bisnis dan gerakan ekonomi rakyat diperlukan inovasi baru yang
dapat diperoleh melalui kajian-kajian dengan pendekatan multidisiplin ilmu
termasuk di dalamnya ilmu komunikasi pembangunan. KUD sebagai suatu
organisasi

maka

untuk

meningkatkan

kinerja

dan

kapasitasnya

dalam

mewujudkan peran dan fungsinya akan sangat ditentukan bagaimana model
komunikasi organisasi KUD dikembangkan sehingga mampu memanfaatkan
informasi secara optimal. Dengan demikian peran Pemerintah Daerah dalam
membangun koperasi pertanian menjadi sangat penting.
Menurut Kementerian dan UKM (2008) sebaran koperasi di seluruh
Indonesia ada peningkatan yakni mencapai 138.441 koperasi dengan 27.042.342
anggota. Akan tetapi peran dan fungsi koperasi pertanian khususnya KUD terjadi
penurunan

akibat

dari

perdagangan

bebas

yang

diberlakukan

dalam

pengembangan usahatani terutama dalam pengadaan sarana produksi dan
pengadaan pangan (gabah/beras). Salah satu kunci pembangunan KUD ke depan
adalah kemampuan organisasi KUD bersama anggotanya (petani) memanfaatkan
informasi yang tersedia dari berbagai sumber secara cepat, tepat dan berdayaguna
untuk memanfaatkan perkembangan teknologi pertanian secara tepat guna. Peran
komunikasi bagi organisasi KUD sangat menentukan karena menyangkut struktur
hubungan manusia dan berbagai elemen organisasi KUD. Semua elemen-elemen
yang terdapat dalam organisasi KUD saling terkait dengan peningkatan kinerja,
kapasitas dan kualitas pelayanan KUD dalam proses komunikasi seperti: kualitas
informasi, iklim komunikasi organisasi KUD, intensitas komunikasi publik
organisasi KUD, karakteristik personil KUD dan proses komunikasi organisasi
KUD.

7

Membangun kembali peran KUD sesuai prinsip-prinsip perkoperasian,
diperlukan upaya penguatan organisasi melalui komunikasi organisasi KUD untuk
meningkatkan kinerja dan pengembangan kapasitasnya sebagai organisasi
ekonomi petani yang mandiri dan berdaya saing secara profesional. Diperlukan
kajian yang mendalam tentang model komunikasi organisasi KUD dengan
paradigma baru yang mampu mendorong peningkatan peran KUD dalam
mengembangkan usahatani anggota yang semakin modern, berdaya saing, mandiri
dan mampu meningkatkan kesejahteraan anggota.
Perumusan Masalah
Sistem pembinaan dan pengembangan perkoperasian nasional yang
berlangsung selam