Strategi kebijakan pengelolaan kualitas air di Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara

STARATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DI PELABUHAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA

DHONA ARIANTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENCENAI TESIS DAN SUMBER INFORMAS1

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis "Strategi Kebijakan Pengelolaan
Kualitas Air di Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara" adalah karya saya
sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau diiutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bentuk teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dhona Arianti

Nrp. PO52040301

ABSTRAK

DHONA ARIANTI. Strategi Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air di Pelabuhan
Muara Angke Jakarta Utara. Dibimbing oleh CECEP KUSMANA dan ETTY
NAN1

Pelabuhan Muara Angke merupakan salah satu pelabuhan yang terletak di
wilayah Teluk Jakarta. Letaknya yang sangat strategis dan didukung oleh
surnberdaya dam sehingga menyebabkan tejadinya peningkatan aktivitas
manusia, baik di darat maupun di lautan. Dari aktivitas ini menghasilkan limbah
b e ~ p alimbah padat dan cair, sehingga menyebabkan teqadinya pencemaran
terhadap kualitas air di sekitar kawasan Pelabuhan Muam Angke. Tujuan
penelitian ini adalah Mengetahui kondisi eksisting pengelolaan terhadap limbah
padat dan cair yang sudah dilaksanakan dan k l u m dilahnakan baik oleh
pengelola pelabuhan sendiri maupun oleh P e r n e ~ t a hdi kawasan pelabuhan
Muara Angke, Mengkaji kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan Muara
Angke, Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan upaya
penanggulangan pencemaran perairan di wilayah Pelabuhan Muara Angke.

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Mei 2006. Metode
penelitian untuk mdihat Kondisi eksisting dilakukan secara deskriptif,
menganalisis kualitas air dan Analysis Hierarc~process(AHP) yang digunakan
untuk menentukan alternatif kebijakan pengelolaan kualitas air. Hasil penelitian
ini menunjukkan kondisi ekisting kegiatan pengelolaan lingkungan yang sudah
terealisasi adalah pengadaan IPAL untuk kegiatan pengolahan hasil perikanan
tradisional (PHPT), sudah ada pihak yang menangani sampah, akan tetapi
kinerjanya belum optimal. Status kualitas air di pelabuhan Muara Angke telah
tercemar, hal ini ditandai dengan beberapa nilai parameter diantaranya nilai
kecerahan dan kekeruhan, DO pada stasiun 1, NO3, P04, dan COD telah berada di
atas Baku Mutu Berdasarkan hasil Analvsis Hierarchv urocess altematif
prioritas kebijakan yang hams dilakukan adiah penyadar& masyarakat tentang
sanitasi iingkungan yang mendapat prioritas pertarna, prioritas kedua pengadaan
ketiga adalah pembersihill~laut d& &npah,
IPAL di pelabuhan, prioritas yig
prioritas yang terakhir adalah penegakan hukurn lingkungan.
Kata kunci : kualitas air, pelabuhan, kebijakan

ABSTRACT


DHONA ARIANTI. The st rate^ qf Water Q~rulityPolicy of Muara Angke Port
lVvrth Jakarta. Under the direction o f CECEP KUSMANA and ETTY RIANI.
Muara Angke is one in port of Jakarta hay. Because oj; it is strategic of it
and supported bv resources ajfecting human activities both in terrestrial and
ocean. From this activities re.rulting liquid and material wasie. The aim of the
research were to know management existing condition of liquid and material
wcrste that has been implemented or not yet by port manager or government at
Muara Angke port, to myestigate water quality condition of Muara Angke port
and determine a policy strategy interrelating to water pollu:ion prevention in
Muara Angke port area. This research was carried out from September 2005 to
M q 2006 in Muara Angke port. ntjs research using descriptive method to know
existing condition, analysis water quality and Analysis Hierarchy Process (AHP)
to determine alternative policy of management water quality. The result showed
.that the existing condition activity environment management that has been
realized was traditional fishery. There was outsider thai handle waste but the
activity was not optimal yet. The water quality status in Muara Angke port has
been pollute, this remark by few parameter value among others value of
brightness and turbidiw. Dissolved oxygen (DO) at first station, N03, PO4 and
COD have rather hight that value standard The result of Analysis Hierarchy
r'rocess (AHP) showed that alternative ofpolicy is public a wareness as the first

prioriv, the second priority is to carried out IPAL at port, then the third priority
is clean-up of material waste. The last priority is low enforcement of
environmental.

Key Words :water quality,port andpoliq

O Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta diliodongi

Dilurung mengutip dun memperbanyuk ranpa izin tertulis dari
Instirut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya &lam bentuk apapun, baik
cetak fotocojy, mibofilm dnn sebagainya

STARTEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN KUALITAS AIR
DI PELABUHAN MUARA ANGKE
JAKARTA UTARA

DHONA ARIANTI

Tesis


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Magister Sains
Pada Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Ligkungan

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

Judul Tesis

: Strategi Kebijakan pengelolaan Kualitas Air di

Nama

Pelabuhan Muara Angke Jakarta Utara.
: Dhona Arianti

Nornor Pokok


: PO52040301

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Cecep Kusrnana MS
Ketua

Ketua Program Studi
Ilrnu Pengelolaan Surnberdaya
Alam dan Lingkungan

Tanggal Ujian: 8 Desember 2006

Dr. Ir. ittv Riani. M.S.
Awgota

Dekan Sekolah Pascasajana


Tanggal Lulus :

'

'

"j7

Puji syukur yang tak hingga penulis sampa~kanKehadirat Allah Swt yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini yang berjudul Strategi Kebijakan pengelolaan Kualitas Air di
Pelabuhan M u m Angke Jakarta Utara Usulan ini dibuat dalam rangka memenuhi
salah satu persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Sains
pada Program Studi Pengelolaan Surnberdaya Alam Dan Lingkungan Hidup
(PSL) Sekolah Pasca Sarjana Institut Perianian Bogor.
Penulis menyampaikan banyak terirna kasih pada semua pihak yang telah
banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian usulan penelitian ini,
diantaranya yaitu:
1. Bapak Dr. Ir. Sujono H. Sutjahjo, MS sebagai Ketua Program Studi


Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekolah pasca sarjana IPB,
yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan yang tak hingga dalam
upaya menyelesaikan studi.

2. Bapak Prof. Dr. Cecep Kusmana, MS. sebagai ketua komisi pembiibing dan
Ibu Dr. Ir. Etty Riani, MS sebagai anggota komisi pernbimbing yang tidak
hanya memberikan b i b i n g a n saja tetapi selebiiya juga pendidikan yang
sangat b e d . Penulis sampaikan terimakasii kepada Dr.lr. Sulistiono, MS
yang telah berkenan menjadi penguji luar, clan juga berkenan memberikan

kritik dan saran-sarannya.
3. Kepada semua pihak di PSL yang telah banyak membantu dalam penyelesaian
penelitian ini.
4. Kepada segenap anggota keluarga, khususnya ayahanda dan ibunda tercinta

H. Dahlan Juned dan Hj. Nurhayati serta Umi dan Abu yang telah mengasuh
dan membesarkhnku dengan seluruh cinta kasih, pengorbanan dan doa yang
telah diberikannya. Adik- adikku tercinta Devi, Indra, Taufik, Eka, Alma atas
segala dorongan dukungan dan perhatian yang sangat berarti dan tak
temilaikan harganya.


5. Kepada rekan-rekan mahasiswa Program studi PSL Angkatan 2004 yang telah
banjak memberikan dukungan dan perhatian yang sangat berarti. Kepada Uni

Farida, Sunanvan, Mezwan, kk tini, Uni Osi, mbak Cana. dan teman-teman
lainnya yang tidak bisa di scbutkan satu persatu [honksjbr 011.
6. Tcrimakasih juga kepada sahabatku (Teh Ina,Yeni, Ipay, Budi Yusuf) atas

semua dukungan dan kebersarnaan selama ini. kepada teman-teman
sepejuangan di wisma Assabilli ( kk Uli, Yani, Inur dan Eli) yang telah
banyak memberikan dukungan dan semangat pada saat aku butuhkan.

7. Kepada semua pihak yang telah membantu namun tak dapat saya sebutkan
satu persatu.
Penulis berharap, sernoga penelitian ini dapat berguna bagi kemajuan ilmu
pengetahuan clan bemat~faatbagi semua pihak, khususnya kepada penulis pribadi
kiranya dapat menjadi bekal setelah menyelesaikan stud; nantinya

Penulis dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1978 dari pasanyan H. Dahlan
dan Hj. Nurhayati di Banda Aceh NAD. Penulis mempakan anak pertama dari


enam bersaudara. Penulis masuk Sekolah Dasar (SD) tahun 1988 pa&
Negeri 39 Banda Aceh

dan

tamat tahun

SD

1993. Kemudian melanjutkan studi

tahun 1993 pada Sekolah .!enengah Pertama (SMP) Negeri 6 Banda Aceh dan
tarnat tahun 1995.
Setelah menamatkan SMP, penulis melanjutkan studi pada Sekolah
Menengah Umum (SMU) Negeri 4 Banda Aceh dan tamat tahun 1997. Kemudian
melanjutkan studi tahun 1997 pada Perguruan Tiggi Universitas Syiah Kuala
pada Fakultas MIPA Junmn Biologi, dan menamatkan studi pada tahun 2002,
dengan gelar Sarjana Sains (S.Si).
Penulis melanjutkan studi Program Magister (S2) tahun 2004 pada Institut

Pertanian Bogor (IPB), Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan dengan sponsor sendiri.

1.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
..
1.2. Kerangka Permlaran ................................................................................... 4

1.3. P e r n u = Masalah...................................................... ............................... 6
..
1.4. Tuj- Penelltlan...................................................................... ................ 7

I1.TINJAUAN PUSTAKA
8
2.1. Pencemaran perairan ..................................................................................
2.2. Sumber Pencemar di Pslabuhan ................................................................... 8
2.21. Kegiatan di D& Kawasan Pelabuhan ...............................................9
2.2.2. Kegiatan di Kolam Pelabuhan ........................................................... 9
2.2.3. Kegiatan di Luar Kawasan Pelabuhan................................................ 10
2.3. Kualitas Perairan dan Baku Mutu Air Laut.................................................. 10
2.4. Sistem Pelabuhan ......................................................................................
11
2.5. Fungsi dan Peranan Pelabuhan..................................................................... 15
..
2.6. Fasll~tasPelabuhan....................................................................................... 17
2.6.1. Fasilitas Pokok ................................................................................... 17
2.6.2. Fasilitas Fungsional ............................................................................ 17
..
2.6.3.FashtasPenunjang .............................................................................
18
2.7. Aspek Ligkungan .....................................................................................
18
2.8. Analisis Kebijakan ....................................................................................... 20
2.9. Analisis Hirarki Proses (AIiP)..................................................................... 24

.

III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi ......................................................................................... 27
3.2. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 27
. . .................................................................................. 28
3.3.Tahapan Penel~t~an
3.3.1. Tahapan Pengumpulan Data .............................................................. 28
3.3.2. Penentuw Titik dan Pengambizlan Sampel Air .................................. 28
3.3.3. Parameter yang di Ukur......................................................................
28
3.3.4. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 29
..
3.4. Metode Anal~slsData .......................................................................... 30
..
3.4.1. Analisis Kondlsl Eksisting ................................................................. 30
..
3.4.2..Anal~sisKualitas Perairan ....................:.............................................. 30
3.4.3. Status Pencemaran Kualitas Air ......................................................... 30
3.4.4. Analisis Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air ...................................... 31

.

IV KEADAAN UMUM PELABUHAN MUARA ANGKE
4.1. Sejarah Perkembangan Pelabuhan Perikanan ........................................... 33
4.2. Karakte"stik pelabuhan ..............................................................................33
4.2.1. Let& Geods
dan Administratif .................................................... 33
4.2.2. Geologi dan Topografi ........................................................................ 34
4.2.3. Hidrologi ............................................................................................ 34
4.2.4. Hidr-eanografi
................................................................................. 35
4.2.5. Kliitologi ..................................................................................... 35
4.3. Frnilitas dan Kegiatan di Pelabuhan Muara Angke .................................... 35
4.3.1. Perurnahan Nelayan ............................................................................ 35
4.3.2. Kawasan Perikanan ............................................................................ 36
4.3.3. Fasilitas Tempat pendaran Ikan ......................................................... 38
4.3.4. Fasilitas Perbailcan I(apal/Docking .................................................... 38
4.3.5. Fasilitas Pengolahan Hasil Perkman Tradisional ............................. 39
4.3.6. Tempat pelelangan Ikan .....................................................................
40
4.3.7. Cold Storage .....................................................................................
41
42
4.3.8. Tempat Pengecer Ikan ........................................................................
4.3.9. Unit Pengepkan Ikan ......................................................................... 42
42
4.3.1 0.Pujaseri Masmumi ...........................................................................
4.3.1 1.SPBU Dwi Fungsi .......................................................................... 43
43
4.3.12. Tambak Ujicoba Air Payau .............................................................
.
.
4.4. Fasllltas Perekonomian ...............................................................................
43

5.1. Peraturan Pengelolaan Kualitas Air ............................................................ 48
5.2. Kondisi histing di Wilayah Pelabuhan Muara Angke .............................. 50
52.1. Realisasi Pengelolaan L i g a n .................................................... 50
5.2.2. Kualitas Air ........................................................................................ 53
5.2.3. Statb Pencemaran Kualitas Air ......................................................... 55
5.3. Stakeholder Pengelolaan Pelabuhan Muara Angke ..................................... 57
5.4. Prioritas Aspek Terhadap Alternatif Kebijakan ........................................... 59
60
5.4.1. Aspek Sosial .......................................................................................
61
5.4.2. Aspek Ekologi ..................................................................................
64
5.4.3. Aspek Ekonomi ..................................................................................
5.5. Alternatif Kebijakan Pengelolaan Kualitas Air
di Pelabuhan M u m Angke 53 ...............................................................
67

.

VI Kesimpulan dan Saran
5.1. Kesimpulan.................................................................................................... 72
5.2. Saran.............................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 74
LAMPIRAN ......................................................................................................
77

Daftar Gambar
Gambar 1.

Kerangka pemikiran strategi kebijakan pengelolaan
kualitas air di Pelabuhan Muara Angke..............................

Gambar 2.

Tiga elemen sistem kebijakan.............................................

Gambar 3.

Penetapan

kebijakan

yang

ideal

dan

proses

implementasi........................................................................
Gambar 4.

Sturuktur hirarki perumusan sIrategi kebijakan ................

Gambar 5.

Jumlah penduduk di Kecamatan Penjaringan 200 .............

Gambar 6.

Kepadatan penduduic di Kecamatan Penjaringau 2004 .....

Gambar7.

Jumlah penduduk menurut agama di Kecamatan

. .

Penjanngan 2004.................................................................

Daftar Tabel

Halaman
Tabel 1.

Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di indonesia..........

14

Tabel 2.

Skala banding secara berpasangan dalam AHP .................

26

Tabel 3.

Pengambilan jumlah responden.......................................

27

Tabel 4.

Parameter kualitas air yang diukur pada penelitian ........

29

~ & l 5.

Rumah nelayan Muara A q k e sampai dengan tahun
2003 ..................................................................................

36

~ & l 6.

Fasilitas di Pelabuhan Muara Angke ........................

37

~ & 7l .

Fasilitas yang ada di TPI Muara Angke ..........................

33

~ ~ b8.e l Fasilitas docking kapal di Muara Angke ..........................

39

~ a b e9l.

40

Jenis olahan ikan ..............................................................

Tabel 10. Daerah penangkapan ikan ...............................................

41

Tabel 11. Fasilitas perekonomian di kelurahan penjaringan .........

44

Tabel 12. Paatmm tentang pengelolaan lioghmganpelabubau .....

49

Tabel 13. Nilai rata-ratapengukuran parameter fisik clan kirnia air
laut di Pelabuhan Muara Angke .....................................

54

Tabel 14. Status pencemxm kualitas air ..............................

56

Tabel 15. Nilai prioritas kelompok stukeholder .............................

57

Tabel 16. Tabel nilai prioritas aspek ...............................................

59

Tabel 17. Dampak ekologis berbagai limbah yang potensid masuk
ke perairan ..........................................................................

63

Tabel 18. Jenis dan nilai prodilksi ikan tahun 2001 .
2003 ...............

64

Tabel 19. Jumlah produksi tahun 2001-2004 ....................................

65

Tabel 20. Penerimaan retribusi tahun 2001 - 2004 ..........................

66

Tabel 21. Nilai prioritas altematif kebijakan .................................

67

Daftar Lampiran
Peta lokasi penelitian kawasan Pelabuhan Muara
Angke DKI Jakarta ..................................................

78

Lampiran 2.

Hasil analisis AHP ...................................................

79

Lampiran 3.

Status pencemaran kualitas air...................................

81

Lampiran 4.

Penmdang-undangan pengelolaan lingkungan
hidup...........................................................................

82

Kondisi eksisting dan beberapa kegiatan di
Pelabuhan Muara Angke ...........................................

85

Lampiran 6.

Kuisioner yang diguanakan &lam pelitian ...........

88

Lampiran 7.

Peta Kawasan Muara Angke .....................................

89

Lampiran 1 .

Lampiran 5.

I. PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang

Pembangunan yang

berwawasan

lingkungan mempakan

sasaran

pembangunan yang diharapkan, oleh karena itu perlindungan terhadap h g s i
lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan.
Pada dasarnya pembangunan temtama yang berwawasan lingkungan memegang
peranan yang cukup penting untuk menimbulkan dampak positif pada bidang
ekonomi yang bisa d

i

i baik oleh masyarakat itu sendii di wilayah tersebut

bahkan samjmi taraf nasional. Namun seringkali akibat dari pembangunan ini
muncul juga dampak-dampak negatif, salah satu dampak negatif dari perubahan

ini adalah timbulnya pencemaran akibat dari tidak dikelolanya limbah dengan
baik clan benar yang pada akhimya dapat menimbulkan masalah pada kelestarian
ligkungan hidup.
Salah rstu ekosistem yang paling banyak menerima bahan pencemar
akibat dari berkembangnya pembangunau adalah ekosistem perairan, tenbama di
wilayah pesisir. Pengelolaau perairan di wilayah pesisir sangat penting untuk

dilakukan, mengingat perairan pantai rnempakan d a d yang paling disukai
orang, karena banyak mendatangkan manfaat, seperti untuk perikanan, pelabuhau,
tempat rekreasi, tempat olah raga laut dan sebagainya Salah satu contoh di
wilayah pesisu

yang banyak mendataugkan manfaat ekonomi adalah Teluk

Jakarta, bahkan hingga saat ini sudah tidak d

i

i lagi bahwa Teluk Jakarta

mempakan salah satu daerah pduktif. Seiring dengan perkembangan waktu,
tanpa disadari Teluk Jakarta telah menjadi tempat pembuangan berbagai hasil
kegiatan manusia, baik di darat maupun di lautan (Riani et al, 2005), sehingga
ekosisitem ini dapat dijadikan indikator dalam penilaian kerusakan sumberdaya
alarn dan lingkungan hidup.
Teluk Jakarta merupakan kawasan perairan yang sangat penting, baik
secara ekologis maupun ekonomi5. Secara ekologis Teluk Jakarta sebagai habitat
biota laut khususnya Laut Jawa dan secara ekonomis perairan ini mempakan
lahan kehidupan ribuan manusia yang menggantungkan hidupnya melalui
berbagai aktivitas yang dilakukan di Teluk Jakarta dan sekitarnya (Dahuri, 2005).

Namun di sisi lain kawasan tersebut mengalami tekanan bempa pencemaran.
Sumber pencemaran

yang

mencemari

perairan

Teluk

Jakarta

dapat

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (a) yang berasd dari darat (land-based
pollution); @) dari kegiatan di laut (marine-based pol/ution); (c) sumber
pencemaran yang berasal dari udara (atmospheric deposition). Sumber pencemar
yang berasal dari darat merupakan sumber pencemaran yang berasal dari kegiatan
yang dilakukan di darat seperti kegiatan rumah tangga (domestik), kegiatan
industri, dan kegiatan pertanian Kegiatan rumah tangga berasal dari perurnahan,
perkantoran, hotel, rumah sakit, dan lain-lain. Kegiatan ini rilenghasilkan limbah
yang sangat mempengaruhi 'hgkat kekeruhan, kandungan oksigen, serta
kandungan bahan organik (Dahuri, 2005). Menurut Sutjahjo et a1 (2005) jumlah
sampah domestik yang masuk ke Teluk Jakarta mencapai ribuan m2/hari. Sampah
penduduk Jakarta Utara perkapita yang terangkut sebesar 2 2 4 kgthari dari jumlah
total 2,51 kg/hari. Artinya yang tidak terangkut adalah 027 kg/hari dan akan
terbuang langsung ke sungai. Sedangkan liibah yang b e d dari kegiatan
industri tidak hanya mempengaruhi tingkat keketuhan, kandungan oksigen, dan
kandungan bahan organik saja tetapi juga mengubah struktur kimia air yang
disebabkan oleh masuknya zat-zit anorgmik. Kegiatan pertanian juga m e n p k a n

salah satii sumber penenman yang berasal dari dany limbah pertanian ini

berasal dari sedimen akibat em5 lahan, unsur kimia limbah hewani atau pupuk
(nitrogen dan fosfor), dan unsw kimia dari pestisida yang digunakan. Berbagai
kegiatan yang dilakukan di laut juga m e n p k a u sumber pencemar, salah satu
kegaiatan di laut yang merupakan sumber pencemaran di Teluk Jakarta adalzh
kegiatan transportasi laut. Kegjatan ini menyebabkan pencemaran minyak di
perairan Teluk Jakaria (Dahuri, 2005).

Gejala yang menunjukkan bahwa kawasan Teluk Jakarta telah tercemar
dapat dilihat dari tejadiiya kematian ribuan ikan pada tanggal 6 Mei 2004.
Kejadian teeebut sempat menimbulkan kekhawatiran masyarakat untuk
mengkonsumsi ikan. Penyebab sementara kematian tersebut masih beeifat pro
dan kontra @ e l m diketahui secara pasti) (Syamsudin, 2004).
Ada beberapa pelabuhan di Teluk Jakarta yang disinyalir menyumbangkan

berbagai bahan pencemar ke dalam perairan Teluk Jakarta Salah satu pelabuhan

tersebut adalah Pelabuhan Muara Angke. Tingginya kegiatan yang tejadi di
pelabuhan tersebut akan bedampak terhadap rendahnya kualitas air. Selain itu

Muara Angke juga merupakan tempat bermuaranya 6 sungai, diantaranya Kali
Angke, Kali Ciliwung, Kali Cideng, Kali

Krukut, Kali Grog01 dan Kali

Pasanggrahan (Samsudii dan Kardana, 1996). Pelabuhan Muara Angke berfungsi
sebagai tempat pendaratan ikan segar dan pelelangan ikan, juga merupakan
kawasan nelayan, perikanan terpadu dan kawasan pariwisata. Adapun penyebab
lain terjadinya pencemaran di kawasan Muara Angke adalah kegiatan industri,
perkantoran, pelayaran, dan sungai-sungai yang bermuara di perairan tersebut.
Beragamnya aktivitas di Pelabuhan Muara Angke tersebut akan sangat
nrempengaruhi liibah yang d i i i l k a n dan akan mempengaruhi kualitas perairan

di sekitarnya Tingginya tingkat pencemaran di kawasan Pelabuhan Muara Angke,
akan menimbulkan bahaya yang sangat besar jika tidak ditanggulangi dengan
baik. Untuk itu maka perlu d

i kembali akar rnasalah yang ada di lokasi

tersebut apakah cukup baik a.tau perlu dikaji kembali sehingga mampu
meningkatkan kualitas lingkungan perairan. Menurut Wooldridge et al. (1999)
pada saat ini semakin disadari peran serta pemerintah sangat penting dalam upaya
pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini terkait dengan posisi pemerintah sebagai
p e n t -kebijakan di bidang lingkungan bidup. Untuk meminimalisasi kerusakm
lingkungan perairan akibat aktivitas pelabulmn, baik aktivitas di darat maupun
aktivitas di laut, maka perlu adanya manajemen pengelolaan pelabuhan clan
lingkungan dengan

tersedianya data yang mendukung untuk rnengevaluasi

dampak kegiatan pelabuhan terhadap liigkungan. Adanya peratwan dan
perundang-undangan yang mengarah pada perliidungan lingkungan, akan dapat
memperkuat kebijakan terhadap perliidungan lingkungan, tetapi terdapat
tantangan yang besar yaitu adanya gap antara kebijakan perlindungan liigkungan
yang ada dengan irnplementasi secara nyata di lapangan, sehingga sangat
diperlukan adanya monitoring dari berbagai pihak tennasuk peran serta dari
ilmuan demi tercapainya lingkungan pelabuhan yang tidak tercemar.
Bertitik tolak dari ha1 tersebut, maka penulis merasa perlu melakukan
penelitian mengenai Strategi Kebijakan Pengelolaan Kualitas Perairan di
Pelabuhan Muara Angke.

1.2. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran ini didasari atas banyaknya kegiatan yang dilakukan
di Pelabuhan Muara Angke yang berfungsi sebagai tempat berlabuh kapal
perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkap dan pusat pengembangan
masyarakat nelayan, serta pusat penanganan dan pengolahan mutu hasil
per;.kanan. Berdasarkan sumber kegiatan, limbah yang dihasilkan dapat berupa
limbah domestik maupun limbah industri. Limbah tersebut dapat menghasilkan
sehingga dapat m e n d Witas peraimn di wilayah Pelabuhan

pence-

Muara Angke. Untuk itu perlu dilakukan analisis kualitas perairan. Agar kualitas
perairan dapat terjaga maka perlu adanya kebijakan untuk pengelolaan limbah.
Dengan adanya kebijakan, pengelolaan l i b a h yang bersifat holistik dan
sehingga akan mudab diimplementasikau di lapangan. Hingga saat ini sudah ada
kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan Teluk Jakarta, namun kebijakan
tersebut diduga masih belum diimplementasikau dengan baik, karena sistem
pengelolaannya belum bersifat holistik dan operasional. Oleh karena itu perlu
dibuat kebijakan yang baru atau mengembatgkim kebijakm-kebijakan yang telah

ada, sehingga dapat menjawab permasalahan-pema&&n

yang sedang dihadapi.

Untuk masa yang akan datang dipedukan kebijakan dalam mengatur pengelolaan
(pembuangan) limbah dan &lam menentukan baku mutu limbah yang akan
dibuang ke lingkungan perairan la* Kebijakan yang dab +kan

barus dapat

dilaksanakan clan ada p e r n a n w yang ketat agar kualitas limbah yang akan
dibuang tersebut benar-benar sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh
pemerintah.
Sebenarnya telah ada beberapa penelitian yang dilakukan di Peiabuhan
Muara Angke, diantaranya mengenai Analisis Kebijakan Pengawasan Kapal Ikan
( Studi Kasus Pengawasan Kapal Ikan di PPN Pekalongan dan PPI Muara Angke

Jakarta Utara) oleh Mikron (2002), kajian beberapa aspek program pemberdayaan
masyarakat nelayan pengolahan Muara Angke DKI Jakarta Utara oleh Faiza
(2302). Namun penelitian tentang strategi kebijakan pengelolaan kualitas perairan
di Pelabuhan Muara Angke belum pernah dilakukan, sehingga perlu dilakukan
penelitian ini. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat
pada Garnbar 1:

Aktivitas Pelabuhan Muara Angke

I

v

Industri

Pemukiman

4

1
Ekologi

i

I

T

Sosial

1

I

Ekonomi

4

1

AHP

Gambar 1. Kerangka pemikiran strategi kebijakan pengelolaan kualitas air di
Pelabuhan Muara Angke

1 3 . Perurnusan Masalah

Pelabuhan Muara Angke merupakan Pusat Perikanan Terpadu. PPI Muara
Angke tennasuk pelabuhan perilcanan kelas D yang terletak di Teluk Jakarta, clan
termasuk pada perairan Teluk Jakarta. Pelabuhan Muara Angke berfungsi sebagai
penciaratan ikan segar, pelelangan ikan, pengolahan hasil ikan dan kawasan
perurnahan nelayan. Akibat tingginya aktivitas di kawasan pelabuhan Muara
Angke menghasikan berbagai limbah dari kegiatan tersebut yang potensinya
cukup besar untuk mencemari lingkungan perairan di pelabuhan Bedasarkan
hasil pemantauan kualitas perairan Teluk Jakarta oleh BPLHD Propinsi DKI

Jakarta, DPTL BPPT, PKSPL IPB, P20 LIPI, BRPL DKP berdasarkan indeks
diversitas Muara Angke terms& dalam zona D dimana telah mengalami
pencemaran berat (Kartawijaya, 2005).
Pencemaran kualitas air yang berat ini akan sangat mempengaruhi
kesinambungan dan produktivitas di wilayah Pelabuhan Muara Angke. Berbagai

smbah yang dihasilkan oleh kegiatan di pelabuhan tersebut mempunyai potensi
cukup besar untuk men&

l i g a n pelabuhau, oleh karena itu perlu

dilakukau pengelolaan @erencanaan, pengolahan, pengawasan dan pengendalian)

temadap pembuangao limbah dengan acuan baku mutu limbah yang dapat
dibuang ke perairan bebas.
Untuk mengatasi semua pennasalahan taebut, maka saugat diperlukan
strategi kebijakan yang tepat lmtuk mencegah pencemaran kualitas air. Oleh

karem itu maka pertanyam penelitian yaug harus dijawab pada penelitian ini
adalah

1. Bagaimana kondisi eksisting pengelolaan terhadap limbah padat dan
cair yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan baik oleh

Pemerintah maupun oleh pengelola pelabuhan sendiri di kawasan
Pelabuhan Muara Angke.
2. Bagaimana kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan Muara

Angke.

3. Bagaimana

straregi kebijakan

yang

berkaitan dengan upaya

penanggulangan pencemaran perairan di wilayah Pelabuhan Muara
Angke.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan m u m dilakukannya penelitian ini adalah menformulasikan strategi
kebijakan pengelolaan kualitas air di Pelabuhan Muara Angke. Tujuan khususnya
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui kondisi eksisting pengelolaan terhadap l i b a h padat dan

cair yang sudah dilaksanakan dan belum dilaksanakan baik oleh

Pemerintah maupun oleh pengelola pelabuhan sendiri di kawasan
Pelabuhan Muara Angke.

2. Mengkaji

kondisi kualitas perairan di wilayah Pelabuhan lvluara

3. Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan upaya
penanggulangan pencemaran perairan di wilayab Pelabuhan Muara
"%ke
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan &an

strategi kebijakan

pengelolaan kua1ita.s perairan di l i i g a n Pelabuhan Muara Angke. Selain itu
dapat menjadi bahan masukan bagi pengelolaan kawasan Pelabuhan Muara Angke

dan instansi pemerintah.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pencemaran Perairan
Keputusan Menteri Negara Kependudukan clan Ligkungan Hidup
No.51lMENKLWV2004, yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan
udara adalah m a d ! dan dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau
komponen lain ke dalam airludara dan atau berubahnya tatanan (komposisi)
airludara oleh kegiatan manusia atau proses dam, sehingga kualitas airtudara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkau airludara menjadi kurang atau

tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Masalah pencemaran air menimbulkan kerugian, karena mempengaruhi
sistem kehidupan baik secam langsung maupun tidak langsmg. Beberapa jenis
pencemaran air yang dikenal adalah: a) pencemaran fisik (warna, karena zat
organik dan anorganik, turbiditas dan zit tersuspensi, suhq buih atau busa), b)
pencemaran

fisiologi (rasa dan bau), c ) pence-

biologi @ertumbuhan

ganggang dan bakteri termasuk bakteri patogen), d) pencemaran kimia bQik zat
organik maupun anorganik (Sigar, 1987).

23. Somber Pencemar di Pelabahm
Sumber pence-

laut dan pantai secara mum berasal dari berbagai

kegiatan baik di darat m a u p di laut sendiri (Wardoyo, 1981). Namun demikian
sumber pence-

laut dapat berasal dari : a) limbah industri, b) limbah

pemukiman, c) liibah pertanian, dan d) liibah alami.
Secara garis besar sumber pencemar perairan pelabuhan dikelompokkan

menjadi dua yaitu dari limbah kegiatan di luar kawasau dan kegiatan dalam
kawasan pelabuhan yang menghasilkan limbah. L i b a h dari kegiatan di dalam
kawasan pelabuhan dapat juga diielompokkan menjadi dua yaitu yang berasal
dari kegiatan di daratan kawasan termasuk kegiatan di pinggir perairan pelabuhan

dan kegiatan di perairan pelabuhan atau laut, sedangkan limbah kegiatan di luar
kawasan pelabuhan yang masuk kc perairan pelabuhan melalui sungai-sungai
yang bermuara ke perairan pelabuhan merupakan limbah kegiatan-kegiatan yang
terdapat di daerah tangkapan dari sungai -sungai tersebut (PPLH, 1993)

2.2.1. Kegiatan di Daratan Kawasan Pelabuhan
Kegiatan di daratan kawasan pelabuhan yang dapat dikategorikan sebagai
kegiatan yang menghasilkan limbah dan dapat meningkatkan kontribusi
pencemaran temadap perairan pelabuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a Kegiatan kepelabuhan, merupakan kegiatan jasa kepelabuhan seperti

pengangkutan dan bongkar muat baranglmuatan serta pengisian bahan
bakat minyak (BBM).
b. Kegiatan indushi dan penyimpanan atau penumpukan barang.

c. Kegiatan pemukimau, wanmg dan restoran serta perkantoran
2 3 3 . Kegiatan di Kolam Pelabuhan

Sumber pencemaran perairan pelabuhan yang berasal dari kegiatan yang

ada di perairan pelabubadaut yaitu dari kegiatan pelayaraa kapal tenrtama yang
bertambat di pelabuhan ini. Bahan pencemar yang ditimbulkan kegiatan ini adalah

berupa li~nbahcair dan limbah padat yang sumbernya dapat dibedakau menjadi
tiga kelompok yaitu :
1. Unsur kapal, yaitu limbah pengoperasian kapal. Limbah ini berasal dari :

a Ruang mesin, yaitu dari air pendingin atau air biiga yang mengaudung
minyak sering dibuang ke &lam perairan pelabuhau secara langsung tanpa
melalui sepanttor terlebih dahulu, waIaupm kejadian ini hanya dilalcukan
oleh sebagfan kecil kapal.
b. Ruang muatan, yaitu air limbah pencuciaa m g muatan dan atau air ballast
pada kapal yang melakukan sistem muatan tolak bara Air limbah ini lebii

dominan mengandung fraksi &yak

d i i p i n g bahan cair b u n , kotoran

dan sampah.
2. Dari unsw muatan, yaitu sebagai akibat adanya kebocoran muatan curah

(terutama muatan curah cair) dan ceceran muatan tersebut yang jatuh ke &lam
perairan pelabuhan.
3. Unsur manusia, yaitu limbah padat dan cair para anak buah kapal (ABK) dan

pen-pang.

2.23. Kegiatan di Luar Kawasan Pelabuhan
Kegiatan di l u x kawasan pelabuhan juga diperkirakan cukup besar
kontribusinya terhadap pencemaran perairan pelabuhan. Xenurut Dahuri (2005)
surnber pencemaran yang berasal dari d m t ini masuk melaui tiga cara yaitu: (1)

melalui aliran sungai; (2) melalui aliran permukaan (run-off);(3) melalui air tanah

(ground wafer). Bahan-bahan pencemar tersebut berupa l i b a h domestik baik
limbah padat maupun limbah cair.
2 3 . Kualitas Perairan dan Balm Mntu Air Laut
Kualitas suatu perairan pantai sangat ditentukan oleh aktifitas manusia dan
dam dari wilayah di sekitamya. Bahan-b&an pencemar masuk ke perairan pantai
selalu mengikuti arus pasang surut bolak-balii yang terjadi dua kali sehari.
Bahan-bahan ini seolah-olah terpemngkap dalam suatu jarak teitentu di perairan

pantai clan terakumulasi, yang dapat mengakibatkan terlampauinya daya pulih diri
(selfpurifcation) perairan pantai (Clarck, 1978). Apabila ha1 ini terjadi, rnaka

terjadinya penurunan kualitas perairan, karena penggunaan suatu badan air harus

sesuai dengan pesyamtan-maratan yang dipertukan bagi suatu p t u k a n .
Perqmatan-persyamtan tersebut antara lab, dhilikhya ukumn-ukuan minimum
bagi senyawa-senyawa yang membahayakan (Anonim, 1%8).
Kualitas air perlu dijaga dengan mengadakan pemantauan secara intensif.

Untuk dapat mengetahui kualitas air laut yang baik, maka perIu dilakukan

Program Kali Bersih (PROKASIH) secara berkala, sehingga kualitas perairan
dapat dimonitor setiap sW,agar tidak menimbulkau dampak pada sistem ekologi,
ekonorni clan sosial.
Baku mutu air laut adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada atau hams ada dan atau unsur ycng ditenggang
keberadaannya di dalam air laut (Kepmen RI KLH No. 02 tahun 1988). Tujuan

dari pengembangan baku mutu air laut adalah melindungi laut dari berbagai
kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran melalui kajian baku mutu air laut
sehingga dapat diterapkar. dalam upaya pemantauan serta penegakan hukum.

2.4. Sitem Pelabuhan
Pelabuhan laut adalah suatu tempat yang tetap dan me~pakandaerah
perjinggungan antara sistem perhubungan darat dengan sisitem perhubungan laut
yang memungkinkan terjadinya perpindahan muatan (barang dan penumpang).
Menurut Peraturao Pemerintah nomor : 11 tahun 1993 tenmg pembinaan
pelabuhan, pada Bab I pasal I ayat (a), disebutkan bahwa pelabuhan adalah daerah
tempat berlabuh dan tempat bertambatnya kapal laut serta kendaraan air lainnya
untuk me*

dan atau menurunkan penumpang, bongkar muat b m g dan

hewan, serta merupakan daerah lingkungan keqa kegiatan ekowmi.
Ditinjau dari sistem tmmpxtasi secara keseluruhan, pelabuhan laut addah
suatu terminal, yaitu titik dimana penumpang dan barang masuk dan k e l w dari

sistem, yang merupakan salah satu komponen fungsi utama sistem hansportasi.
Pelabuhan laut sebagai salah satu simpul mempunyai arti penting, karena
merupakan daerah persinggungan y x g slain berhngsi sebagai tempat

perpindahan juga berfungsi sebagai indikator pertumbuhan industri di daerah
sekitamya (daerah hinterlmhya) dihaqkan dapat berkembang menjadi pusatpusat pemunbuhan yang potensial.

Dalam pengklasifikasian K r a m a d i i (1985) pengelompokan pelabuhan
berdasarlcan :
1. SegiTeknis

a Pelabuhan Alam adalah daerah yang menjomk kedalam terlindungi oleh
suatu p u l a atau terletak disuatu teluk sehingga kapal dapat b v i g a s i
dan berlabuh.

b. Pelabuhan Buatan adalah daerah perairan hasil dari bentukau manusia agar
terliidung terhadap ombak, badai dan arus sehhgga memmgkinkan kapal
untuk merapat.

c. Pelabuhan Semi Alam adalah pelabuhan yang sifatnya juga pelabuhan

alam atau juga pelabuhan buatan
2. Asal dan Tujuan Barang

a. Pelabuhan Laut adalah pelabuhan yang terbuka untuk jenis perdagangan
dalarn dan luar negeri

b. Pelabuhan Pantai adalah pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan
dalam negeri
c. Pelabuhan Sungai adalah pelabuhan yang cendrung untuk perdagangan
antar daerah yang dihubungkan oleh sungai

Pengklasifikasian pelabuhan dari segi penyelenggaraannya dapat dibagi
menjadi :
1. Pelabuhan Umum

yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk

kepentingan pelayanan masyarakat umum

2. Pelabuhan Khusus yaitu pelabuhan yang diselenggarakan untuk
kepentingan sendiri guna nlenunjang kegiatan-kegiatan tertentu. Pelabuhan

ini tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan umum, kecldi dalam
keadaan tertentu dengan ijin pemerintah. Pelabuhan khusus dibangun oleh

perusahaan (pemerintahlswasta) yang berfungsi sebagai p r a s a r a ~untuk
pengiriman hasil produksi penrsahaan tersebut, misalnya pelabuhan
minyak, pertambangan, dan perilcanan.
Berdasarkan penyelenggaraannya pada umumnya pelabuhan rnempunyai

fungsi umum yaitu tempat berlabuhnya kapal-kapal dan m
yaug &dung

e suatu tempat

dari laut sebingga dapat dilak&n bongkar muat secara aman.

Selain itu pelabuhan juga mentpakan unsur penting untuk menentukan kelancaran
angkutan laut dan di ka-

pelabuhan teasebut dapat tumbuh dan berkembang

berbagai perusahaan industri. Pelabuhan apabii ditinjau dari berbagai kegiatau

dapat dibedakan antara lain :
1. Pelabuhan Umum atau pelabuhan perdagangan adalah pelabuhan yang

berfungsi untuk bongkar muat atau menampung dan meneruskan
bemacam-macam barang dagang termasuk didalamnya seperti karbon, biji

besi dan pasir.
2. Pelabuhan Penumpang adalah pelabuhan yang berfungsi untuk menaikkan
dan m e n d a n penumpang yang menempuh perjalanan dari laut.

3. Pelabuhan Sport adalah pelabuhan yang berfungsi untuk tempat berlabuh

atau bertambatnya kapal yang umumnya berkaitan dengan wisata, olah
raga air dll.

4. Pelabuhan Perikanan adafah pelabuhan yang berfimgsi untuk berlabuh dan

bertambatnya kapal yang hendak bongkar muat hasil tangkap ikan atau
mengisi bahan perbekalan untuk melakukan penangkapan ikan di laut.
Pelabuhan perikanan mempakan pelabuhan khusus yang mempunyai
defenisi yang berbeda dengan pelabuhan umum atau dengan pelabuhan khusus
lainnya. Menurut Quin yang diacu &lam Lubis (2002) mendefinisikan pelabuhan
perikanan sebagai suatu kawasan perairan yang tertutup atau terlindungi dan
cukup aman dari pengaruh angin dan gelombang laut, dilengkapi dengan berbagai
fasilitas seped logistik, penydaan bahan bakar perbekalan clan juga samna
~ e w w k ukt g - b a r a n g .
Lubis (2002) menyatakan bahwa pelabuhan perikanan adalah mempakan
pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan
dan pemasaran baik berskala lokal, nasional maupun intemsional. Menurut

Direktorat Jendral Perikanan (1994) bahwa aspek-aspek tersebut secara terperinci
adalah :
1. Produksi :bahwa pelabuhan perikanan sebagai tempat para nelayau untuk
meiakukan kegiatau-kegiatan

pmduksinya

mulai

dari memenuhi

kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di laut sampai membongkar
basil tangkapnya
2. Pengolahan :bahwa pelabuhan perikanan menyediakan man-sarana yang
dibutuhkanmtuk mengolah hasil ta-ya

3. Pemasaran : bahwa pelabuhan perikanan m

e pusat pengumpulan

dan tempat a d pemasaran hasii tangkapnya
Bagakali d a I m Laga (2005) menyatakan bahwa pelabuhan perikanan

adalah suatu kompleks gabungan antara area perairan, area lahan dan berbagai
saranan yang menjamin keselamatan tempat berlabuh bagi hpal penangkapau

ikan serta menyediakan pelayanan, tern-

untuk melaut dan bongkar. Ditjen

Perikanan mengelompokkan pelabuhan perikanan di Indonesia menjadi empat tipe
menurut kriteria-kriteria seperti tertera pada Tabel 1

Tabel 1. Tipe dan kriteria pelabuhan perikanan di indonesia
Pelabuhan
(Tipe)

Faktor Kriteria

Samudera (A)

Nusantara (B)

F'antai (C)

Pangkalao Pmdaatan

Ikan (D)

a. Tersedianya lahan seluas 50 Ha
b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan diatas 100-200 GT
dan kapal pengangkutan ikan 500-1000 GT
c. Melayani kapal-kapal perikanan 100 unitmari
d. Jumlah ikan yang didarafkan lebih dari 200 tonihari
e. Tersedianya fasilifas pembinaan mutu, saranan pemasaran dan
lahan kawasan industri perikanan
a tenedianya lahan seluas 30 Ha-40 Ha
b. Diperuntukkan bagi kapal-kapal perikanan di atas 50-100 GT
c. Melayani kapalkapal perikanan 50 unit/hari
d. Jumlah ikan yang d i d a h lebih dari 100 tonihari
e. Tersedianya f a s i l i p e m b i i r n w sarana pemasaran dan
lahan kawasan indushi paikanan
a Tersedimya khan seluas 10-30 Ha
b. Dipenwtukkan bagi kapal-kapal perikwao C50 GT
c. Melayani kapal-kapalperikanan 25 u n i M
d Jumlah ikan yang didars&an lebii dari 50 todhari
e. Tersedimya f a s i l i p e m b i i m a sarana pemasaran dan
lahan kawasao i n d h pmbmm
a k m x l h y a labao seluac 10 Ha
b. Dipenmtukkan bagi kapal-kapal perikan -30 GT
c. Melayani kapal-kapal perikanan 15 unit/hari
d. Jumlah ikao yang didaratkan 2 10 tonmari
d
i fasilii p e m b i i r o w saraoa pemasaran dan
e. T
lahan kawasan indumi paiLanan
f. Dekat den@ pemukiman aclayan

Sumber Ditjen Perikanan, 1994 yang diacu dalam Lub'i 2002.
Landuit (1982) menyatakan bahwa pelabuhan dapat mempengaruhi

pembangunan ekonomi dan sebaliknya pembangunan ekowmi dapat pula
mempengaruhi pe.ningkatan aktivitas pelabuhan la&. Dari pemyataan tersebut,
&pat diartikan

bahwa peranan pelabuhan laut addah cukup penting terbadap

pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, dalam perencauaan lokasi plabuhan laut
sebaiknya dipadukan dengan tujuan nasional &lam kaitannya dengan
pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat-pusat kota baru,
karena pada kenyataannya banyak kota-kota yang berkembang kegiatan
ekonominya berada di sekitar pelabuhan laut Perwujudan dari peranan pelabuhan
laut terhadap perkembangan ekonomi adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya pelabuhan laut maka membuka kesempatan, baik untuk

pengadaan aktivitas perdagangan dalarn negeri maupun dengan negara
lain.

2. Dengan terciptanya perdagangan luar negeri, maka memungkinkan adanya
devisa dari hasil barang yang diekspor.

3. Tarif bongkar muat di pelabuhan laut mempunyai pengaruh terhadap harga
jual barang yang diekspor yang pada akhir~~yamempengaruhi pula
pendapatan negara

4. Aktivitas di pelabuhan laut akan mempunyai pengaruh terhadap
kesempatan keja.
Siregar (1990) menjelaskan bahwa sistem pelabuhan terdiri dari 2 (dm)

elemen utama, yaitu (1) elemen sarana (kapal) dan (2) elemen prasarana (fasilitas
pelabuhan). Antara sarana dan prasanlna pelabuhan memiliki kaitan yang erat

dirnana perkemhangan tekhnologi sarana angkutan laut sedapat mungkin
diimbangi dengan perkemhangan tekhnologi prasarana pelabuhan. Hal ini
mempakan kousekuensi dari timbuinya diiensi kecepatan dan keamanan dalam
hmqortasi laut.

-

Jika ditinjau dari segi geografis dan teknis, maka persyaratan yang

dibutubkan pelabuhan laut meliputi :

Lokasinya sedekat rnungkin dengan lokasi asal dan tujuan baraug atau
pen-Pw%
Mampu mernberikan perlidungan terhadap kapal dari cuaca buruk

sewaktuberada di pelabuhan.

-

Memiliki kedalam perairan yang cukltp, sehingga kapal tetap dapat

terapung saat air laut smut
Tersedia fiitas-fasilitas yang digunakaa untuk penanganan barang
maupun pen-pang

25. Fungsi dan Peranan Pelabuhan

Fungsi pelabuhan menurut Pemturan Pemerintah nomoi 11 tahun 1993
pada pasal 4 ayat 1 menyatakan bahwa "pelabuhan adalah sebagai tumpuan
tatanan kegiatan ekonomi dan kegiatan pemerintah yang merupakan sarana untuk
menyelenggarakanltempat naik turunnya penurnpang dan bongkar muat barang
serta menunjang angkutan laut"

Sedangkan menurut Baudelaire (1973) dalam bukunya yang berjudul Port
Administration and Management menyebutkan ada 3 (tiga) fungsi pokok dari
pelabuhan yaitu :
a. F~mgsiInterjim,dalam arti pelabuhan menyediakan fasilitas dan pelayanan
jasa atau senice yang dibutuhkan untuk memindahkan (transfer) barangbarang dari kapal ke angkutan darat atau sebaliiya, dan atau
memindahkan barang-barang dari kapal yang satu ke kapal yang lainnya
(trashipment). Disamping fasilitas pelabuhan yang berupa inJiashvkIur
juga ada yang disebut fasilitas pendukung seperti gudang-gudang storage

mobil crane, crane kade, jaringan pipa untuk bungker air
tank/tankfa,
maupun minyak.
b. Fungsi Link, yaitu p e l a b h u dipaudang sebagai salah satu mata rantai

dalarn proses transportasi mulai dari tempat asal barang sampai ke tempat
tujuan.

c. Fungsi Gateway, yaitu sebagai pink gerbang dari suatu negara atau daerah
sebagaimana halnya pelabuhan udam Konsep sebagai Gateway ini

didasarkan oleh pendekatan peraturan dan pmsedur yang barus diikuti oleh
setiap yang men-

suatu pelabuhau

Adapun peranan pelabuban dapat digambarkau sebagai berikut :
a Melayani kebutuhan

(to foIZm the trrude) baik pedagmgan

Regional, Nasional maupun Intemasional (ekspor impor).
b. Menunjang agar berkembang dan berputamya mda perdagangan (to
promote the trade).
c. Menyediakan fasilitas transit untuk dae~phbelakang (hinterland).
d. Menampung pangsa pasar dari ;alu lintas angkutan laui untuk barangbarang hmshipment baik untuk angkutan intemasional maupun angkutan
nllsantara.
e. Menunjang berkembangnya industri di dalam daerah pelabuhan maupun
daerah belakangnya yang meliputi :
1. Industri yang berkaitan langsung dengan angkutan laut maupun

operasional pelabuhan.

2. Industri

yang berorientasi ekspor ataupm

industri yang

bergantung pada bahan baku atau finished product yang diimpor
atau didatangkan dm: luar pulau.

2.6. Fasilitas Pelabuhau

Khusus pelabuhan perikanan dalam pelaksanaan fungsi dan peran harus
dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas danjenis-je~sfailitas yang ada
umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan dan akan

berkaitan pula dengan skala usaha perikananya. Jenis dan kapasitas fasilitas yang
ada berkembang sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan. Fasilitas-

fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan terdiri

dari fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas t a m W p e n u n j a n g (Lubis,
2002). Penyediaao fasilitas pelabuhan pexikanan dengan tujuan agar dapat
menarnpmg kegiatan-kegiatan perikanan sebagai berikut :
1. Arus kapal-kapal yang keluar mas& pelabuhan
2. An?s ikan yang didaratkan, disimpau, diproses dan dipasackan domestik
atau ekspor.

3. Arus manusia (nelayan, pedagan& dim karyadpegawai).
4. Arus alat hansportasi di darat yang keluar masuk pelabuhan.

2.6.1. Fasilitas Pokok
Lubis (2002) menyatakan bahwa fasilitas pokok atau juga dikatakan

dasar atau pokok yang diperlukan &lam kegiatan
suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin kearnanan dan kelancaran

infiastrukttu adalah fasilitas

kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabub di
pelabuahn. Failitas pokok tersebut antara lain terdii dari : dermaga, alat bantu
navigasi, break