Penerimaan Masyarakat terhadap Makanan Formula Tempe Pada Keluarga yang Mempunyai Anak Balita Penderitaan Kurang Kalori Protein (Studi Kasus di Tiga Desa Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

PEWERlMAAN MASYARAll(AT TERHADWP MWKANAM FORMULA TEMPE

PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN

(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)

WARTWNTO

JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991

RINGKASAN

Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula

HARTANTO.


Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq

Penderita

Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa

Wilayah

Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.

Cian-

jur,

Yekti

Prop.

Jawa


Barat) (Dibawah bimbingan

dr.

Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui

sikap masyarakat

terhadap makanan

menge-

formula

tempe

pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang

kalori

protein.

Sedanykan

tujuan

khususnya

adalah

mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden

yizinya, mengetahui
dengan

hubungan


sikapnya, mengetahui

karakteristik

hubungan

antara

pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan

ini dilakukan di Desa Gekbrong,

Bangbayang.

Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh


Ketiga desa berada

Gekbrong,

Jawa Barat.
Bulan

di

wilayah

Kec. Warungkondang,

Kab.

adalah ibu-ibu

yang


kerja

Cianjur.

Penelitian ini dilakukan pada

Februari sampai pertengahan

penelitian

Songgom

perte-

Bulan

Juni.

mempunyai


anak

balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.

Penqumpulan data primer dilakukan dengan

pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan

meng-

gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader

Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i

posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a

desa.


Data

y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s

secara

d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai

d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %

p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan

sehat,

kurang

kalori protein,


tempe

dan

makamakanan

f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %

Hasil

responden

b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan

f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2

rarti


kurang

Sebanyak

% bersikap negatif

menerima m a n f a a t

51,l

responden

%

makanan

bersikap

maka-


yang

formula
positif

be-

tempe.
terhadap

p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma

cara

pengolahan

bersikap
berarti
tempe

neqatif

makanan f o r m u l a t e m p e

t e r h a d a p makanan

formula

dan

48,9

tempe

k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan

%

yanq

formula

.
Berdasarkan

t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l

dan

h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden

dengan

pengetahuan

tingqi

tingkat

gizinya

pendidikan

menunjukan

bahwa

formalnya semakin

semakin
baik

pengetahuan

g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin

gizinya,

semakin s e r i n q

baik pengetahuan g i z i n y a ,

frekuensi

raakan

tempe

responden yang

tidak

bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.

Sedangkan karak-

teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan

tabulasi silang antar dua variabel

hasil uji korelasi antara karakteristik responden

dengan

sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan

bahwa

semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik

baik

semakin

(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi

tempe

semakin

baik (positif) sikapnya,

tidak

bekerja lebih baik (positif) sikapnya.

karakteristik
slkap

responden

terhadap

yanq tidak

makan

responden

adalah

yang

Sedangkan

berhubungan

makanan formula tempe

dan

dengan

umur

dan

tabulasi silang antar dua variabel

dan

jumlah anak.
Berdasarkan

hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang

akan semakin baik (positif) sikapnya.

masyarakat

bersikap

positif

(mau memerina)

formula tempe, maka penyuluhan perlu

ditinqkec-

Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai

dengan

waktu senggang

waktu

penyuluhen

sasaran dan

perlu

adanya
perlu

pelatihan bagi penyuluh.

Penyuluhan yang

dilakukan adalah yang berhubungan dengan

sangat
tindakan

praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah

yang

familiar.

makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,

diperkenalkan
dimana

tempe

disudah

PEWERlMAAN MASYARAll(AT TERHADWP MWKANAM FORMULA TEMPE

PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN

(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)

WARTWNTO

JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991

RINGKASAN

Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula

HARTANTO.

Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq

Penderita

Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa

Wilayah

Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.

Cian-

jur,

Yekti

Prop.

Jawa

Barat) (Dibawah bimbingan

dr.

Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui

sikap masyarakat

terhadap makanan

menge-

formula

tempe

pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang
kalori

protein.

Sedanykan

tujuan

khususnya

adalah

mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden

yizinya, mengetahui
dengan

hubungan

sikapnya, mengetahui

karakteristik

hubungan

antara

pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan

ini dilakukan di Desa Gekbrong,

Bangbayang.

Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh

Ketiga desa berada

Gekbrong,

Jawa Barat.
Bulan

di

wilayah

Kec. Warungkondang,

Kab.

adalah ibu-ibu

yang

kerja

Cianjur.

Penelitian ini dilakukan pada

Februari sampai pertengahan

penelitian

Songgom

perte-

Bulan

Juni.

mempunyai

anak

balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.

Penqumpulan data primer dilakukan dengan

pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan

meng-

gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader

Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i

posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a

desa.

Data

y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s

secara

d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai

d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %

p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan

sehat,

kurang

kalori protein,

tempe

dan

makamakanan

f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %

Hasil

responden

b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan

f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2

rarti

kurang

Sebanyak

% bersikap negatif

menerima m a n f a a t

51,l

responden

%

makanan

bersikap

maka-

yang

formula
positif

be-

tempe.
terhadap

p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma

cara

pengolahan

bersikap
berarti
tempe

neqatif

makanan f o r m u l a t e m p e

t e r h a d a p makanan

formula

dan

48,9

tempe

k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan

%

yanq

formula

.
Berdasarkan

t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l

dan

h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden

dengan

pengetahuan

tingqi

tingkat

gizinya

pendidikan

menunjukan

bahwa

formalnya semakin

semakin
baik

pengetahuan

g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin

gizinya,

semakin s e r i n q

baik pengetahuan g i z i n y a ,

frekuensi

raakan

tempe

responden yang

tidak

bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.

Sedangkan karak-

teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan

tabulasi silang antar dua variabel

hasil uji korelasi antara karakteristik responden

dengan

sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan

bahwa

semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik

baik

semakin

(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi

tempe

semakin

baik (positif) sikapnya,

tidak

bekerja lebih baik (positif) sikapnya.

karakteristik
slkap

responden

terhadap

yanq tidak

makan

responden

adalah

yang

Sedangkan

berhubungan

makanan formula tempe

dan

dengan

umur

dan

tabulasi silang antar dua variabel

dan

jumlah anak.
Berdasarkan

hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang

akan semakin baik (positif) sikapnya.

masyarakat

bersikap

positif

(mau memerina)

formula tempe, maka penyuluhan perlu

ditinqkec-

Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai

dengan

waktu senggang

waktu

penyuluhen

sasaran dan

perlu

adanya
perlu

pelatihan bagi penyuluh.

Penyuluhan yang

dilakukan adalah yang berhubungan dengan

sangat
tindakan

praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah

yang

familiar.

makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,

diperkenalkan
dimana

tempe

disudah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan Ibu Terhadap Kurang Kalori Protein Pada Balita

0 23 6

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) PADA ANAK BALITA NON GAKIN DI DAERAH PERKOTAAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOBO KECAMATAN BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI

0 4 17

Ketersediaan pangan Sumber Vitamin A pada Keluarga di Pedesaan dan Perkotaan (Studi Kasus di Desa Sukasari, Kecamatan Cilaku, dan Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 2 276

Orientasi Nilai Kerja Pemuda pada Keluarga Petani Perkebunan : Studi Kasus pada Masyarakat Perkebunan Teh Rakyat di Desa Sukajembar, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 18 364

Analisis Sistem Pemasaran Pisang (Kasus di Desa Mekargalih, Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 10 128

Studi Perbandingan Land Rent Antara Lahan Komoditas Hortikultur Dengan Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

0 10 80

Ketimpangan Wilayah dan Kedudukan Kecamatan dalam Pembangunan Wilayah (Studi Kasus : Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat )

0 6 22

Pengaruh Konsumsi Bahan Makanan Campuran dengan Kedelai atau Tempe terhadap Anak Balita Penderita Kurang Kalori Protein

0 3 122

Geometri Akifer Berdasarkan Data Geofisika di Lereng Gunung Gede Bagian Tenggara Daerah Gekbrong dan Sekitarnya, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.

0 2 25

PENGOBATAN SENDIRI SAKIT KEPALA, DEMAM, BATUK DAN PILEK PADA MASYARAKAT DI DESA CIWALEN, KECAMATAN WARUNGKONDANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT

0 1 11