Penerimaan Masyarakat terhadap Makanan Formula Tempe Pada Keluarga yang Mempunyai Anak Balita Penderitaan Kurang Kalori Protein (Studi Kasus di Tiga Desa Wilayah Kerja Puskesmas Gekbrong, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)
PEWERlMAAN MASYARAll(AT TERHADWP MWKANAM FORMULA TEMPE
PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN
(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)
WARTWNTO
JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991
RINGKASAN
Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula
HARTANTO.
Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq
Penderita
Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa
Wilayah
Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.
Cian-
jur,
Yekti
Prop.
Jawa
Barat) (Dibawah bimbingan
dr.
Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui
sikap masyarakat
terhadap makanan
menge-
formula
tempe
pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang
kalori
protein.
Sedanykan
tujuan
khususnya
adalah
mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden
yizinya, mengetahui
dengan
hubungan
sikapnya, mengetahui
karakteristik
hubungan
antara
pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan
ini dilakukan di Desa Gekbrong,
Bangbayang.
Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh
Ketiga desa berada
Gekbrong,
Jawa Barat.
Bulan
di
wilayah
Kec. Warungkondang,
Kab.
adalah ibu-ibu
yang
kerja
Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada
Februari sampai pertengahan
penelitian
Songgom
perte-
Bulan
Juni.
mempunyai
anak
balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.
Penqumpulan data primer dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan
meng-
gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader
Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i
posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a
desa.
Data
y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s
secara
d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai
d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %
p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan
sehat,
kurang
kalori protein,
tempe
dan
makamakanan
f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %
Hasil
responden
b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan
f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2
rarti
kurang
Sebanyak
% bersikap negatif
menerima m a n f a a t
51,l
responden
%
makanan
bersikap
maka-
yang
formula
positif
be-
tempe.
terhadap
p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma
cara
pengolahan
bersikap
berarti
tempe
neqatif
makanan f o r m u l a t e m p e
t e r h a d a p makanan
formula
dan
48,9
tempe
k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan
%
yanq
formula
.
Berdasarkan
t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l
dan
h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden
dengan
pengetahuan
tingqi
tingkat
gizinya
pendidikan
menunjukan
bahwa
formalnya semakin
semakin
baik
pengetahuan
g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin
gizinya,
semakin s e r i n q
baik pengetahuan g i z i n y a ,
frekuensi
raakan
tempe
responden yang
tidak
bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.
Sedangkan karak-
teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan
tabulasi silang antar dua variabel
hasil uji korelasi antara karakteristik responden
dengan
sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan
bahwa
semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik
baik
semakin
(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi
tempe
semakin
baik (positif) sikapnya,
tidak
bekerja lebih baik (positif) sikapnya.
karakteristik
slkap
responden
terhadap
yanq tidak
makan
responden
adalah
yang
Sedangkan
berhubungan
makanan formula tempe
dan
dengan
umur
dan
tabulasi silang antar dua variabel
dan
jumlah anak.
Berdasarkan
hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang
akan semakin baik (positif) sikapnya.
masyarakat
bersikap
positif
(mau memerina)
formula tempe, maka penyuluhan perlu
ditinqkec-
Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai
dengan
waktu senggang
waktu
penyuluhen
sasaran dan
perlu
adanya
perlu
pelatihan bagi penyuluh.
Penyuluhan yang
dilakukan adalah yang berhubungan dengan
sangat
tindakan
praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah
yang
familiar.
makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,
diperkenalkan
dimana
tempe
disudah
PEWERlMAAN MASYARAll(AT TERHADWP MWKANAM FORMULA TEMPE
PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN
(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)
WARTWNTO
JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991
RINGKASAN
Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula
HARTANTO.
Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq
Penderita
Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa
Wilayah
Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.
Cian-
jur,
Yekti
Prop.
Jawa
Barat) (Dibawah bimbingan
dr.
Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui
sikap masyarakat
terhadap makanan
menge-
formula
tempe
pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang
kalori
protein.
Sedanykan
tujuan
khususnya
adalah
mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden
yizinya, mengetahui
dengan
hubungan
sikapnya, mengetahui
karakteristik
hubungan
antara
pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan
ini dilakukan di Desa Gekbrong,
Bangbayang.
Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh
Ketiga desa berada
Gekbrong,
Jawa Barat.
Bulan
di
wilayah
Kec. Warungkondang,
Kab.
adalah ibu-ibu
yang
kerja
Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada
Februari sampai pertengahan
penelitian
Songgom
perte-
Bulan
Juni.
mempunyai
anak
balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.
Penqumpulan data primer dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan
meng-
gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader
Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i
posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a
desa.
Data
y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s
secara
d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai
d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %
p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan
sehat,
kurang
kalori protein,
tempe
dan
makamakanan
f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %
Hasil
responden
b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan
f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2
rarti
kurang
Sebanyak
% bersikap negatif
menerima m a n f a a t
51,l
responden
%
makanan
bersikap
maka-
yang
formula
positif
be-
tempe.
terhadap
p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma
cara
pengolahan
bersikap
berarti
tempe
neqatif
makanan f o r m u l a t e m p e
t e r h a d a p makanan
formula
dan
48,9
tempe
k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan
%
yanq
formula
.
Berdasarkan
t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l
dan
h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden
dengan
pengetahuan
tingqi
tingkat
gizinya
pendidikan
menunjukan
bahwa
formalnya semakin
semakin
baik
pengetahuan
g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin
gizinya,
semakin s e r i n q
baik pengetahuan g i z i n y a ,
frekuensi
raakan
tempe
responden yang
tidak
bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.
Sedangkan karak-
teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan
tabulasi silang antar dua variabel
hasil uji korelasi antara karakteristik responden
dengan
sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan
bahwa
semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik
baik
semakin
(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi
tempe
semakin
baik (positif) sikapnya,
tidak
bekerja lebih baik (positif) sikapnya.
karakteristik
slkap
responden
terhadap
yanq tidak
makan
responden
adalah
yang
Sedangkan
berhubungan
makanan formula tempe
dan
dengan
umur
dan
tabulasi silang antar dua variabel
dan
jumlah anak.
Berdasarkan
hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang
akan semakin baik (positif) sikapnya.
masyarakat
bersikap
positif
(mau memerina)
formula tempe, maka penyuluhan perlu
ditinqkec-
Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai
dengan
waktu senggang
waktu
penyuluhen
sasaran dan
perlu
adanya
perlu
pelatihan bagi penyuluh.
Penyuluhan yang
dilakukan adalah yang berhubungan dengan
sangat
tindakan
praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah
yang
familiar.
makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,
diperkenalkan
dimana
tempe
disudah
PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN
(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)
WARTWNTO
JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991
RINGKASAN
Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula
HARTANTO.
Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq
Penderita
Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa
Wilayah
Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.
Cian-
jur,
Yekti
Prop.
Jawa
Barat) (Dibawah bimbingan
dr.
Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui
sikap masyarakat
terhadap makanan
menge-
formula
tempe
pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang
kalori
protein.
Sedanykan
tujuan
khususnya
adalah
mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden
yizinya, mengetahui
dengan
hubungan
sikapnya, mengetahui
karakteristik
hubungan
antara
pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan
ini dilakukan di Desa Gekbrong,
Bangbayang.
Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh
Ketiga desa berada
Gekbrong,
Jawa Barat.
Bulan
di
wilayah
Kec. Warungkondang,
Kab.
adalah ibu-ibu
yang
kerja
Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada
Februari sampai pertengahan
penelitian
Songgom
perte-
Bulan
Juni.
mempunyai
anak
balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.
Penqumpulan data primer dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan
meng-
gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader
Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i
posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a
desa.
Data
y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s
secara
d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai
d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %
p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan
sehat,
kurang
kalori protein,
tempe
dan
makamakanan
f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %
Hasil
responden
b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan
f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2
rarti
kurang
Sebanyak
% bersikap negatif
menerima m a n f a a t
51,l
responden
%
makanan
bersikap
maka-
yang
formula
positif
be-
tempe.
terhadap
p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma
cara
pengolahan
bersikap
berarti
tempe
neqatif
makanan f o r m u l a t e m p e
t e r h a d a p makanan
formula
dan
48,9
tempe
k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan
%
yanq
formula
.
Berdasarkan
t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l
dan
h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden
dengan
pengetahuan
tingqi
tingkat
gizinya
pendidikan
menunjukan
bahwa
formalnya semakin
semakin
baik
pengetahuan
g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin
gizinya,
semakin s e r i n q
baik pengetahuan g i z i n y a ,
frekuensi
raakan
tempe
responden yang
tidak
bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.
Sedangkan karak-
teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan
tabulasi silang antar dua variabel
hasil uji korelasi antara karakteristik responden
dengan
sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan
bahwa
semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik
baik
semakin
(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi
tempe
semakin
baik (positif) sikapnya,
tidak
bekerja lebih baik (positif) sikapnya.
karakteristik
slkap
responden
terhadap
yanq tidak
makan
responden
adalah
yang
Sedangkan
berhubungan
makanan formula tempe
dan
dengan
umur
dan
tabulasi silang antar dua variabel
dan
jumlah anak.
Berdasarkan
hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang
akan semakin baik (positif) sikapnya.
masyarakat
bersikap
positif
(mau memerina)
formula tempe, maka penyuluhan perlu
ditinqkec-
Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai
dengan
waktu senggang
waktu
penyuluhen
sasaran dan
perlu
adanya
perlu
pelatihan bagi penyuluh.
Penyuluhan yang
dilakukan adalah yang berhubungan dengan
sangat
tindakan
praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah
yang
familiar.
makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,
diperkenalkan
dimana
tempe
disudah
PEWERlMAAN MASYARAll(AT TERHADWP MWKANAM FORMULA TEMPE
PA734 KELUARGA YWMG M E M P U # Y A I A\JW%& BABBTW
PENDERlTA KURAPJG KALORB PXQBElN
(Saudi Kasus di Tiga Desa Wilayak Kerjin Puskesmas Gekbroag, Kecamatan Warungkrandang , Kabupaten Cia~jier,
Propinsi Jawa Barat)
WARTWNTO
JURUSAN GlZl iJIASYARAtiAT D A N SlJMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
IXSTITUT PERTANIAid BOGOP
1991
RINGKASAN
Penerimaan Masyarakat Terhadap Makanan Formula
HARTANTO.
Tempe Pada Keluarqa yanq Mempunyai Anak Balita
Kuranq
Penderita
Kalori Protein (Studi Kasus di Tiqa Desa
Wilayah
Kerja Puskesmas Gekbronq, Kec. Warungkondang, Kab.
Cian-
jur,
Yekti
Prop.
Jawa
Barat) (Dibawah bimbingan
dr.
Hartati Effendi dan Dr. Mien K. Mahmud).
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk
tahui
sikap masyarakat
terhadap makanan
menge-
formula
tempe
pada keluarga yang mempunyai anak balita penderita kurang
kalori
protein.
Sedanykan
tujuan
khususnya
adalah
mengetahui hubungan antara karakteristik responden dengan
pengetahuan
responden
yizinya, mengetahui
dengan
hubungan
sikapnya, mengetahui
karakteristik
hubungan
antara
pengetahuan gizi dengan sikapnyaPenelitian
dan
ini dilakukan di Desa Gekbrong,
Bangbayang.
Puskesmas
Prop.
ngahan
Contoh
Ketiga desa berada
Gekbrong,
Jawa Barat.
Bulan
di
wilayah
Kec. Warungkondang,
Kab.
adalah ibu-ibu
yang
kerja
Cianjur.
Penelitian ini dilakukan pada
Februari sampai pertengahan
penelitian
Songgom
perte-
Bulan
Juni.
mempunyai
anak
balita penderita kurang-kalori protein, yanq terdiri dari
137 orang.
Penqumpulan data primer dilakukan dengan
pengamatan langsung di lapanq dan wawancara dengan
meng-
gunakan d a f t a r p e r t a n y a a n .
kader
Data s e k u n d e r d i d a p a t k a n d a r i
posyandu, s t a f puskesmas, dan k e p a l a
desa.
Data
y a n g d i p e r o l e h kemudian d i t a b u l a s i d a n d i a n a l i s i s
secara
d e s k r i p t i f d a n j u g a d i u j i d e n g a n k o r e l a s i Rank S p e a r m a n .
H a s i l P e n e l i t i a n i n i m e n u n j u k a n bahwa 60,6 % r e s p o n mempunyai
d e n mempunyai p e n g e t a h u a n g i z i b a i k d a n 33,4 %
p e n g e t a h u a n g i z i k u r a n g mcngenai pertumbuhan a n a k ,
nan
sehat,
kurang
kalori protein,
tempe
dan
makamakanan
f o r m u l a tempe.
p e n e l i t i a n m e n u n j u k a n bahwa 51,8 %
Hasil
responden
b e r s i k a p p o s i t i f y a n g b e r a r t i mau menerima m a n f a a t
nan
f o r m u l a tempe d a n 4 6 , 2
rarti
kurang
Sebanyak
% bersikap negatif
menerima m a n f a a t
51,l
responden
%
makanan
bersikap
maka-
yang
formula
positif
be-
tempe.
terhadap
p e n y o l a h a n makanan f o r m u l a t e m p e y a n g b e r a r t i mau m e n e r i ma
cara
pengolahan
bersikap
berarti
tempe
neqatif
makanan f o r m u l a t e m p e
t e r h a d a p makanan
formula
dan
48,9
tempe
k u r a n g menerima c a r a p e n g o l a h a n makanan
%
yanq
formula
.
Berdasarkan
t a b u l a s i s i l a n g a n t a r dua v a r i a b e l
dan
h a s i l u j i k o r e l a s i a n t a r a k a r a k t e r i s t i k responden
dengan
pengetahuan
tingqi
tingkat
gizinya
pendidikan
menunjukan
bahwa
formalnya semakin
semakin
baik
pengetahuan
g i z i n y a , semakin t i n g g i pendapatannya semakin b a i k pengetahuan
semakin
gizinya,
semakin s e r i n q
baik pengetahuan g i z i n y a ,
frekuensi
raakan
tempe
responden yang
tidak
bekerja lebih baik pengetahuan gizinya.
Sedangkan karak-
teristik responden yang tidak berhubungan dengan pengetahrian gizi adalah umur dan jumlah anak.
Berdasarkan
tabulasi silang antar dua variabel
hasil uji korelasi antara karakteristik responden
dengan
sikapnya terhadap makanan formula tempe menunjukan
bahwa
semakin tingqi tingkat pendidikan formalnya semakin
(positif) sikapnya, semakin tinggi pendapatanya
baik
baik
semakin
(positif) sikapnya, semakin sering frekuensi
tempe
semakin
baik (positif) sikapnya,
tidak
bekerja lebih baik (positif) sikapnya.
karakteristik
slkap
responden
terhadap
yanq tidak
makan
responden
adalah
yang
Sedangkan
berhubungan
makanan formula tempe
dan
dengan
umur
dan
tabulasi silang antar dua variabel
dan
jumlah anak.
Berdasarkan
hasil uji korelasi menunjukan bahwa semakin baik penqatahuan gizinya
Agar
makanan
kan.
materi
yang
akan semakin baik (positif) sikapnya.
masyarakat
bersikap
positif
(mau memerina)
formula tempe, maka penyuluhan perlu
ditinqkec-
Dalam memberikan penyuluhan hendaknya menperhatikzr,
yanq disusun secara sederhana,
sesuai
dengan
waktu senggang
waktu
penyuluhen
sasaran dan
perlu
adanya
perlu
pelatihan bagi penyuluh.
Penyuluhan yang
dilakukan adalah yang berhubungan dengan
sangat
tindakan
praktis yang dapat dilakukan oleh sasaran.
Hendaknya
daerah
yang
familiar.
makanan formula tempe
sudah menqenal tempe,
diperkenalkan
dimana
tempe
disudah