Studi Perbandingan Land Rent Antara Lahan Komoditas Hortikultur Dengan Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

STUDI PERBANDINGAN LAND RENT ANTARA LAHAN
KOMODITAS HORTIKULTUR DENGAN PAD1 DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
(Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecamatanwarungkondang,
Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

Oleh
Ineke Ongkowijoyo
A24101118

PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006

SUMMARY

lIN@I(E: ONGKOWIJOYO. The Comparative Study of Land Rent of
I-Iorticultt~reand Rice Commodities and Factors Affecting it (Study Case :
Kecamatan Pacet and Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Province
of West Java) (Under s~lpervisionof SANTUN R P SITORUS and DYAH

RETNO PANUJU)
Simply, land rent or economic rent cart be defined as an economic surplus
which is the surplus production over totally cost. Based on economic rent concept,
the highest and the best use of land is a condition where the land could optimize
the profit. The aims o r this research are (1) comparing land rent of horticulture
and rice commodities, (2) carrying out financial analysis of horticulture and rice
commodities and (3) determining factors that affecting land rent and productior of
boih commodities.
This research was located in Kecamatan Pacet and Kecamatan
Warungkondang. The main commoditit:~in both of Kecarnatan are horticulture,
which is divided into seven patterns of cultivation and rice. In this research, prime
data is mostly used. The prime data are acquired from interview using
questionaire on 80 fanners (40 rice farmers and 40 horticulhtre farmers). It was
employed land rent analysis, financial analysis and multiple regression analysis.
Land rent analysis of horticulture commodities results show that land rent
values ranging from -Rp. 2.992,82 to Kp. 17.304,36, whereas the land rent for
rice commodity is Rp 517,23. Financial analysis results show that rice commodity
suitable to be dc\lelopcd are rice, horticulture with pattern of cultivation I1
(Pokcoy-Carrot-Leek), IV (Horinso and Kaelan) and VII (Carrot and Chinese
Cabbage), respectively. Factors which affect land rent are acreage of planting,

seeds, fertilizers, labours, taxes, tools, production, and reduced value of tools.

Factors affecting production are acreage of planting, seeds, fertilizers, labours,
taxes, too!s, tractor rent, and wage for planting seedlings.

RINGKASAN

IWETKE ONGKOWJOYO. Studi Perbandingan Land Rent aritara Lahan
Komoditas Nortikultur dengan Padi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
(Studi Kasus : Kecamatan Pacet dan Kecarnatan Warungkondang, Kabupaten
Cia-jur, Propinsi Jawa 3arat) (Dibawah bimbingan SANTUN I t P SITORUS
dan DYAH I-LETNQPAKIJ.IU)
Land t.enf. ata" sewa tandlahan secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai surplus ekonomi yaitu mempakan kelebihan nilai produlcsi diatas biaya
total. Sesuai dengan konsep ekonomi lahan, penggunaan tertinggi dan terbaik
adalah keadaan dimana penggunaan lahan tersebut dapat memberikan keuntungan
optimum kepada petani. Penelitian ini bxtujuan antara lain : (1) membandingkan
nilai land rent dari lahan yang dibudidayakan dengan komoditas hortikultur dan
padi, (2) menganalisis kelayakan finar~sialkomoditas hortikultur d m padi dan (3)
rnencntukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai land renl dan produksi pada

masing-~nasiugko~noditas.
Lokasi penelitian bertempat di Kecamalan Pacet dan Kecarnatan
Warungkondang. Komoditas utama dari kedua kecamatan tersebut berupa
hortikultur yang dibngi menjadi rujuh pola Warn dan padi. Data yang digunakan
berupa data primer yaitu wawancara dan kuesioner dari 80 petani responden (40
petani responden padi dm1 40 petani responden hortikultur). Analisis data yang
digunakan adalah analisis land rent, analisis kelayakan finansial dan analisis
regresi berganda.

Dari hasil analisis land rent untuk komoditas hortikultur diperoleh nilai
dari kisaran -Rp. 2.992,82 - Rp. 17.304,36, sedangkan untuk nilai land rent
komoditas padi :jebesar Rp 517,23. Hasil analisis kelayakan finansial (IRR, NPV
dan BCR) menunjukkan bahwa komoditas padi layak untuk diusahakan

seciangkan untuk pola tanam hortikultur ~nenunjukkan bahwa pola tanam I1
(Pokcoy-Wortel-Bawang daun), IV (Horinso dan Kaelan) dan VII (Wortel-Caisin)
layak untuk dikembangkan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai lcrrrd
rent adalah luas tanam, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, pajak, alat, produksi,
dan nilai sisa alat. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi adalah luas
tmarn, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, pajak, alat, sewa traktor, dan upah

penanaman bibit.

STUDI PERBANDINGAN LAND RENT ANTARA LAHAN
KOMODITAS HORTIKULTUR DENGAN PAD1 DAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
(Studi Kasus :Kecamatan Pacet dan Kecamatanwarungkondang,
Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Ineke Ongkowijoyo
A24101118

PROGRAM STUDI ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

LEMBAR PENGESAHAN

: Studi Perbandingan L n ~ t drent antara Lahan

Judul

Komoditas Hortikultur dengan l'adi clan
Faltor-Falctor yang Mempengaruhinya
(Studi Kasus : Kecamatan Ptlcet dan
Icecamatan Warungkondang, Kabupaten
Ciaujur, Propinsi Jawa Barat)
Nama Mahasiswa

: Ineke Onglcowijoyo

Nomor Pokok

: A24101118


Pembimbing I

-

Prof. Dr. 1r.Santun R.P.Sitorus

Ir.Dyah Retno Panuiu

NIP. 130 367 082

NIP. 132 158 766

*>C

NIP. 130 422 698

Tanggal lulus :

9 7 0~ ' 2005

f

Penulis dilahirkan di Surabaya, Jnwa Tiniur pada tanggal 26 Januari
1983, dari pasangan Bapak Gondo Wijc,yo dan Ibu Maria Sumiyati sebagai anak

sulung dari tiga bersaudara.
Riwayat pendidikan penulis dimulai ketika memasuki TK Kristus Raja
11'di Surabaya pada tahun 1987. Kemudian penulis memasuki jenjang pendidikan
dasar di SDK Kristus Raja I1 Surabaya dan lulus pada tahun 1995. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Domenico Savio Semarang
selama tiga tahun. Selanjutnya, pada tahun 1998 penulis belajar di SMU Sedes
Sapicntiae Semarar~gdan berhasil menamatkannya pada tahun 2001. Penulis
diterima menjadi mahasiswa di Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN (Ujian Masuk Pergman Tinggi Negeri)
sejak tahun 2001.
Selarna menjadi mahasiswa, penulis pernah beberapa kali menjadi
asisten antara lain pada mata kuliah Bioteknologi Tanah dan mata kuliah Dasardasa- Perenchnaan Pengembangan Wilayah.

Puji syukur kepada Tuhan Yesus atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis diberikan kesabaran dan kesehatan untuk

menyelesaikan seluruh rangkaial penelitian dan penyusunan skripsi berjudul
"Studi Perbandingan Land rent antara Lahan Komoditas Nortikultur dengan Padi
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhin).am.
Rasa hormat, ucapan terima kasih, dan penghargaan penulis ucapkan
kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Santun R.P.Sitorus selaku Pembimbing Altademik dan
Pelnbimbing Skripsi I atas segala bimbingan, arahan, dan bantuannya selama
penulis melaksanakan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima
kasih juga tak lupa penulis sampaikan kepada Ir. Dyah Retno Panuju selaku
Pembimbirg Skripsi I1 atas konsultasi, saran-saran, dan masukan-masukannya
serta kepada Dr. Ir. Atang Sutandi yang berkenan menjadi dosen penguji dalam
ujian sidang penulis.
Penulis juga ingin mengucapkan terilna kasih yang sebesar-besarnya
kcpada :
1. Papa dan Mama lercinta yang telah lnelnberikan kasih sayangnya dan
kesabarannya dari kecil hingga beranjak dewasa. Adik-adikku, Ivone dan
Irene atas canda dan tawanya.

2. Prasetyo Sutrisno yang telah n~embuathidupku menjadi lebih indah dan
berwarna.


3. Teman-temanku yang selalu ada di saat suka dan duka selana empat tahun
ini : Endang, Rika, Imasy, Sari, Arlette, Agus, Willy, Mohung, Tilla,
Amanda, Farah.
4. Kcluarga Mahasiswa Katolik IPB terutama Kak Puthut dan Kak Mustika,

yang

telah

membuatku

mampu

bertahan

di

IPB dan mampu

menghadapinya semua ha1 dengan baik.


5. Staf Eagian Perencanaan Pengenlbangan Sumberdaya Lahan : Mbak Mia
dan i\/.bak Dian atas konsultasinya dan petninjaman skripsi.
Penulis sadar bahwa karya kecil ini masill terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik, saran, dan
masukan yang membangun dari senlua pihak. Semoga tulisan ini dapat
memberikan manfaat bagi yang memerlukannya.

Bogor, Desernber 2005

Penulis

DAF'TAR IS1

DAFTAR TABEL ..................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................

ii

...


.................................IU

DAFTAIi LAMPIRAN .....................
~
...
I. PENDAHULUAN
'

1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Tujuan Penelitian ................................................................................

..

1.3. Hipotesis PenelitIan ...........................................................................

2

3

11. TINJAUAN PUSTllKA
2.1. Lahan dan Karakteristik Lahan ..........................................................

4

2.2. Kesesuaian Lahan, Tipe Penggunaan Lahan dan Evaluasi Lahan .......... 4
2.3. Kapasitas Pengguilaan Lahan dan Aspek Eltonomi Sumberdaya
Lahan.. .....................
.
...,.,.,,..........,,.,,.................................................... 6

. . .

2.4. Jenls-jenls Konloditas ....................
.......

.................................. 7

2.4.1. Bawang Daun (Alliurnfistuloszrm L) ............................................. 7
2.4.2. Caisin (Brassica chinensis) ......................................................8
2.4.3. Wortel (Dauczrs carotn L) ............................................................ 9
2.4.4. Padi (Oryza sntiva).................
.

9

.. .

2.5. Analisis Finansial ................. .
.
.
........................................... 10

2.6. Analisis Regresi Berganda ..........................................................
10
III.BAHAN DAN METODE

..

3 1 . Waktu dan Lokasi Penelltian ...................
.......
3.2. Bahan dan Alat

.................. I I

.
.
. . , . , . . . .. . . .. . . . . . . . . . . .12

,.3 .*3 . Jenis Data, Pengumpulan Data dan Sumber Data ................................... 12

..

3.4. Analisis Data ........................................................................................... 15

..

3.4.1. Analisis Land rent .........................................................................
15
3.4.2. Analisis Icelayakan Finansial ........................................................

15

3.4.3. Analisis Regresi Berganda .............................................................
19

IV .KONDISI UMUM WILAYAH
4.1. Kecamatan Pacet .....................................................................................
23

.............23
4.1 .1. Keadaan Geografi dan Topografi ............................. .
.
4.1 .'L . Iklim dan Jenis Tanah ...................................................................23
24
4.1.3. Kepcndudukan ...............................................................................

.
...............................................................
24
4.1.4. Pertanian ................. .
4.2. Kecamatan Warungkondang ...............................................................
24

..

7
'

4.2.1. Keadaan Geogrefi don 1opograli ..................................................;.4

.......................................
4.2.2. Iklim dan Jenis Tanah ...................
.
.

25

4.2.3. Kependudultan .............................................................................. 25
25
4.2.4. Pertanian.......................................................................................
V . HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perbandingan Landrettt antara Padi dan 1lol.tikultur ............................. 27
5.2. Analisis Kelayakail Finansial Komoditas Padi iiall llortikultur .............28
5.2.1. Internnl Rate of Return (IRR) ....................
.
.
.
.......................... 28
29
5.2.2. NEIPresent Vcil~ie( N P V )..............................................................
5.2.3. Berlejr Cost Rntio (BCRj ..............
.......

................................
31

......
........................31
5.2.4. Break Event Poitlt (BEP) ...................
.
.
.
.
5.2.5. Pola Tanam yang Layak Diusahakan ........................................... 32

5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Lard rent Komoditas
Padi dan Hortikultur ..............................................................................
32
5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi I 75 cm; struktur tanah berlempung sampai berpasir; kolisistensi
gembur; permeabilitas sedang, drainase agak cepat sampai sedang dan pH berkisar
antara 5.2- 8.2. Sedangkan untuk pH optimum berkisar antara 6.0-7.0.
Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman wortel adalah 15 tonlha.
Sedangkan kebutuhan pupuk anorganik, antara lain pupuk urea 50 kglha, pupuk

TSP 100 kglha, pupuk KC1 100 kg/ha (Lingga, 1986).

2.4.4. Padi (Oryza saliva)

Tanaman padi tergolong tumbuhan yang membutuhkan air dalanl jumlah
cukup banyak (water plant) (Siregar, 1981). 'I'anaman padi umumnya merupakan
tanaman semusim dengan 4 fase pertumbuhan yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif
lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi dibedakan
atas dua bagian yaitu bagian vegetatif (akar, b3tang dan daun) dan bagian
generatif (malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga) (Anonynious. 1983).
Habitat padi meliputi wileyah dataran rendah beriklinl panas sanlpai
lembab hingga wilayah dengan elevasi > 2700 m dpl. Tanaman padi dapal
berproduksi dengan baik pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Selain itu
faktor kelembaban tanah, tekstur tanah yang berlempung, tanah kaya akan bahan

organik dan struktur yang stabil juga menentukan produksi padi (Moormann dan
van Breemen, 1978).

2.5. Analisis Finansial
Analisis finansial dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kelayakan finansial usahatani. Adapun dalam unit usaha, sumber-sumber yang
digunakan dalam kegiatan tersebut meliputi, barang-barang modal, bahan baku,
tenaga kerja, dan w a h . Menurut Gittinger (1986) salah satu cara rlntuk melihat
kelayakan finansial adalah dengan metode cashflow analysis. Alasan penggunaan
metode cash flow anabsis dikarenakan adanya pengaruh waktu terhadap nilai
uang selama kegiatan usaha berlangsung.
Ukuran kriteria kelayakan yang biasa dipakai adalah NPV (Net Preseni
Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BCR (Benefil Cost Ratio). Selain itu

BEP (Break Even Point) digunakan untuk mengetahui titik impas.

2.6. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk lnembuat model pendugaan
terhadap nilai suatu parameter dari variabel penjelas yang diamati. Uji taraf nyata
(uji-t) dilakukan pada selang kepercayaan 95% dengan menggunakan data la17d
rent dan produksi. Data yang diuji akan berbeda nyata jika memiliki nilai p 5 0.05
dan tidak berbeda nyata jika nilai p > 0.05.

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Agustus 2005.
Secara umum kegiatan penelitian dibagi atas 5 tahap, yaitu (1) studi pustaka dan
pembuatan proposal, (2) pengumpulan data, baik data sekunder (data yang sudah
tersedia dalarn bentuk jadi) maupun data primer (data lapang), (3) analisis data,

(4) interpretasi hasil analisis data dan (5) penulisan skripsi.
Lokasi penelitian bertempat di delapan desa di Kecamatan Pacet yaitu
Desa Batulawang, Cibodas, Cimacan, Ciputri, Palasari, Sindangjaya, Sindanglaya
dan Sukatani dan di enam desa di Kecamatan Warungkondang yaitu Desa
Bunikasih, Bunisari, Ciwalen, Jambudipa, Sukawangi, dan Tegallega. Kedua
kecamatan tersebut terletak di Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat. Lokasi
penelitian tertera pada Gambar 1 dan 2.

PETA ADMNISTRASI KECAMATAN PACET

Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Pacet

PETA KECAMATAN WARUNGKONDANG

P

Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Warungkondang

3.2. Bahan dan Alat
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa
kuesioner dari responden dan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Cianjur berupa data Potensi Desa (PODES) tahun 2001 serta Peta
Rupa Bumi Kabupaten Cianjur.
Peralatan yang digunakan adalah seperangkat komputer, alat tulis, dan
perangkat lunak (sofware) yang terdiri dari Microsoft Excel 2000, Statistica Versi
6.0 dan Arc View Versi 3.2.

3.3. Jenis Data, Pengumpulan Data dan Sumber Data
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan 80 responden yang
dipilih dari petani y q g mengusahakan tanaman hortikultur di Kecamatan Pacet
dan petani yang mengusahakan tanaman padi di Kecamatan Warungkondang.

Masing-mising kelompok petani dipilih secara acak 40 petani sebagai responden
sehingga secara keseluruhan responden berjumlah 80 petani. Tujuan penelitian,
jenis data, pengurnpulan data, sumber data dan teknik analisis data tertera pada
Tabel 1.

Tabel 1. Jenis Data, Pengumpulan Data, Sumber Data, dan Teknik Analisis Data
No.
'I

.

*
3

Tujuan Penelitian
Menghitung nilai land rent dari lahan
yang dibudidayakan dengan komoditas
hortikultura dan padi
Menganalisis kelayakan finansial
hortikuttura dan padi
Menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai landrent pada
masing-masing komoditas.

Jenis
Data

Sun~ber
Data

Teknik Analisis
Data

Cats
primer

Wawancara,
Analisis Land rent
Kuesioner

Data
primer

Wawancara,
Kuesioner

Data
primer

Wawancara,
Kuesioner

Analisis Kelayakan
Finansial
Muifiple
Regression
(Fonvard
stepwise)

Tabel 2 berisi rincian jenis-jenis komoditas dari masing-masing pola tanam dan
jumlah masing-masing responden untuk setiap pola tanam.

Tabel 2. Pola Tanarn, Intensitas Tanam dan Jumlah Responden

Dari Tabel 2 dapat dilihat ada delapan pola tanam, dimana tujuh
diantaranya merupakan pola tanam hortikultur atau tumpang sari b o l a tanam IIVIII) yang berada di Kecarnatan Pacet sedangkan untuk pola tanam I (padi-padi)

berada di Kecamatan Warungkondang. Intensitas Pertananlan atau Cropping
Intensity merupakan frekuensi penanaman yang dilakukan petani dalanl kurun

waktu setahun, misalnya pola tanam I (padi-padi) dalanl jangka waktu setalun,
petani menanam padi sebanyak dua kali.
Pada diagram alir penelitian (Gambar 3), langkah pertama yang
dilakukan adalah entry data primer. Data primer tersebut berupa data produksi
pertanian, yaitu luas tanam, benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja, pajak, alat, nilai
sisa alat, dan produksi. Kemudian dari data produksi pertanian tersebut mulai
dilakukan teknik analisis data. Teknik analisis data yang digunakan antara lain
analisis land rent, analisis kelayakan finansial dan analisis regresi berganda.
Analisis land rent dan analisis kelayakan finansial menggunakan sofhvare
Microsoft Excel sedangkan untuk analisis regresi berganda menggunakan

I
'Y

I

Data Primer
(kuesioner)

I

I

Entry Data

I

Data Produksi Pertanian

+

Y

[LuuTsn.n] =[]

1

I=[

9

[.i.i.Y.*l.1]
Teknik Analisis Data

Analisis Landrerzl

Analisis
Kelayakan Finansial

Gross BCR, dan BEP

Gambar 3. Diagram Alir I'enelitian

Analisis Regresi Bergnnda
Metode ForwardSlepwise

Falitor-falitor yang
berpengaruh terhadap
riilai innrlre~tldan
produksi

14

3.4. Analisis Data

3.4.1. Analisis Land rent

Land rent adalah nilai keuntungan yang diperoleh dengan melakukan
aktivitas tertentu pada suatu luasan lahan selama kurun waktu satu tahun.
Manfaat ekonomi dari suatu lahan umumnya dapat dinilai dari pendapatan
bersih per m2 lahan per tahun untuk penggunaan tertentu.
Secara maternatis dapat ditulis sebagai berikut :
Land rent =

{( 1, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan; NPV < 1,
usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan dan jika NPV

=

0, maka

usaha tersebut c e n d e m g impas, dimana besaran penerimsan hanya bisil
digunakan biaya untuk menutupi biaya yang ditanggung.
b. BCR (Benefit Cost Ratio)

Benefit Cost Ratio meiupakan tingkat besamya tambahan manfiiat setiap
tambahan satu rupiah pengeluaran bersih. BCR dibedakan menjadi dua
yaitu Net Benejt Cost Ratio dan Gross BeneJil Cosr Ratio. Net BC:R
merupakan angka perbandingan antara jumlahpresent value yang positif
(sebagai pembilang) dengan jumlah present valzre yang negatif (sebagai
penyebut).
Rumus dari Net BCR adalah :
Net BIC
dimana B
C

=

" (Bt - ~ t ) / (--l +i)'

,

( Bt

i +i )

: benejtkeuntungan (Rp)
: costhiaya (Rp)

untuk Bt-Ct > 0
untuk Bt-Ct < 0

Gross BCR adalah jumlah present value arus benejh (sebagai
pembilang) dengan jurnlahpresent value arus biaya (sebagai penyebut).
Rumus dari Gross BCR adalah :
Gross B/C =
,=,

Ct /(I+ i)'

Jika Net BCRIGross BCR > 1, maka usaha tersebut layak untuk
dilaksanakan karena mendatangkan keuntungan; jika Net BCRIGross
BCR < I:, usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan karena bila
diusahakan akan mengalami kerugian; jika Net BCRIGross BCR

=

0,

maka usaha tersebut tidak mendatangkan keuntungan d m tidak
mengalami kemgian.
c. IRR (Internal Rate of Ret~rrn)

Internci Rate of Return adalah nilai diskonto yang me~nbuatNPV dari
kegiatan usaha sama dengan nol. Nilai IRR adalah tingkat bunga
maksimum yang dapat dibayar oleh kegiatan usaha tersebut untuk
sumberdaya yang digunakan atau penge~nbalianmodal usahatani pada
tingkat suku bunga tertentu.
Rumus dari IRR adal* :

IRR = i' + (i"' - 2)

(NP V' - NP V")

dirnana i'

: tingkat discount rate pada saat NPV positif;

i"

: tingkat discount rate pada saat NPV negatif;

NPV' : nilai NPV positif;
NPV" : nilai NPV negatif.

Bila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku saat
analisis, maka usahatani tersebut layak untuk diusahakan. Artinya bahwa
laju pertumbuhan manfaat lebih besar daripada laju pertumbuhan modal.
Sebaliknya, bila nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga maka
usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan.
d. BEP (Break Event Poini)

Break event point atau titik impas adalah keadaan dimana suatu usaha

tidak memperoleh laba dan tidak menga1:lmi kcrugian. BEP juga dapat
didefinisikan sebagai periode waktu tersingkat yang diperlukan oleh
suatu usaha untuk mencapai titik impas, dan nilai investasi terkecil yang
diperlukan untuk dapat mengoperasikan usaha secara ekonomis. BEP
terkait dengan (1) tolerable rimelwaiting time preference, yaitu tingkat
kesabaran menunggu, dan ini tergantung pada jenis kebutuhannya, taik
itu harian, mingguan, dan sebagainya dan (2) resources capabilily, yaitu
kapasitas minimal untuk mengusahakan suatu sumberdaya. Analisis BEP
digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau
investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas produksi
minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual
produknya agar tidak mengalami kelugian. Menurut definisi tersebut
keadaan impas terjadi bila jumlah pendapatan sama dengan jurnlah biaya
(laba = biaya = 0).
Persamaannya adalah sebagai berikut :

sehingga : cx = bx i- a

dimana c : harga jual per satuan;

x :jumlah produk yang dijual;
b : biaya variabel'per satuan;
a : biaya tetap.
3.4.3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) adalah metode
statistik yang digunakan untuk rnerumuskan model pendugaan variabel
tujuan

(dependent

variable)

terhadap

variabel-variabel

penjelas

(explanatory variable) lain yang dianlati. Analisis regresi berganda variabel
penjelas dan variabel tujuan yang bersifat kuantitatif. Persamaan yang
dihasilkan dari model regresi berganda harus memenuhi beberapa asumsi di
bawah ini :
1. E ( E ~ =
) 0, untuk setiap i, dimana i = 1,2,...,n, artinya rata-rata kesalahan
pengganggu (standard error) adalah nol.
2.

K O V ( E ~ , ~ ) = Oi, # j,

artinya kovarian

(E,,E,)=o,

dengan kata lain tidak

ada autokorelasi antar pengganggu kesalahan (standard error).

3.

~ a ($)=a2,
r
untuk setiap i, dimana i = 1,2,...,n, artinya setiap
kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama.

4.

Kov (E,, xi,)= KOV(E,, x,~)=0, artinya kovarian kesalahan pengganggu
memiliki varian yang sama dengan setiap peubah bebas tercakup dalam
persamaan linear berganda.

5 . Tidak ada multikolinearitas, artinya tidak ada hubungan linear yang eksak
attara peubah-peubah penjelas atau variabel-variabel penjelas saling bebas
(orthogonal).

6.

s, =

N ( o ; ~ ~kesalahari
),
pengganggu menyebar normal dengan rata-rata

no1 dan varian cr2.
Persanaan unlum mod:l regresi berganda adalah :

Y = A , + A , X , + ...+ A,X,,dimana:
Y

: Fungsi tujudpeubah yang diduga (dependent variable)

A,

: Nilai konstanta/koefisien fungsi regresi (intercept)

X

: Variabel penjelasl variabel yang diduga (ir'dependent variable)

4

: Nilai konstanta/koefisien variabel penjelas fungsi regresi

Umumnya variabel-variabel penjelas merupakan kombinasi dari variabel
kategorikal dan kontinu, maka diperlukan beberapa metode khusus untuk
menghasilkan model yang memiliki satu peubah-peubah terbaik. Beberapa
metode yang dimaksud antara lain : standard, forward stepwise, dan bachvard
stepwise. Pada penelitian ini digunakan metode forward stepwise, yang mana

prinsip dasarnya adalah mengurangi banyaknya peubah di dalam fungsi tujuan
dengan cara menyisipkan peubah penjelas satu per satu hingga diperoleh
persamaan regresi yang paling baik.
Uji taraf nyata (uji-t) dilakukan pada selang kepercayaan 95% dengan
menggunakan data penerimaan, biaya dan land rent. Data yang diuji akan
berbeda nyata jika memiliki nilai p-level

0.05
Peubah yang digunakan dalam analisis regresi berganda dengan land
rent sebagai fungsi tujuan pada berbagai pola tanam tertera pada Tabel 3.

Dalam Tabel 3, ada sepuluh peubah yang digunakan dalam analisis land rent.

Peubah-peubah tersebut memiliki satuan yang sama yaitu dalanl Rupiah
sehingga tidak perlu dilakukan normalisasi atau standarisasi terlebih dahulu.

Tabel 3. Peubah Analisis Regresi Berganda pada Fungsi Land renl

Sedangkan satuan pada peubah-pcubah pada Tabel 4 dan Tabel 5
berbeda-beda, oleh karena itu perlu adanya standarisasi terlebih dahulu
sebelum dianalisis. Peubah analisis regresi berganda dengan produksi sebagai
fungsi tujuan pada pola tanam padi tertera pada Tabel 4 dengan sepuluh peubah
dan pada pola tanam hortikultur tertera pada Tabel 5 dengan delapan peubah.

Tabel 4. Peubah Analisis Regresi Bergmda pada Fullgsi Produksi Padi

Tabel 5. Peubah Analisis Regresi Berganda pada Fungsi Produksi Hurtikultur

IV. KONDISl UMUM WILAYAH

4.1. Kecamatan Pacet

4.1 .l. Keadaan Geografi dan Topografi
Wilayah Kecamatan Pacet secara administratif termasuk wilayah Utara
Kabupaten Ciadjur, dengan batas-batas :
Sebelah Barat

:

Sebelah Timur

:

Sebelah Utara

:

Kabupaten Sukabumi
-

Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Bogor

Sebelah Selatan : Kecamatan Cugenang
Luas Kecamatan Pacct adalah 112.04 km2 dengan kciinggian 1000-1500
meter diatas permukaan laut dengan kemiringan lereng 8-15 %. Sedangkan
karakteristik topografi yang terdapat di Kecan~atanPacet berupa perbukitan
berelief halus.
4.1.2. Iklim d m Jenis Tanah
Jenis iklira di Kecamatan Pacet didominasi oleh tipe iklim Afa. Iklirn
tipe Afa ini merupakan iklim hujan tropis tanpa periode kering yang nyata,
selalu basah, suhu udara rata-rata bulan ierdingin lebih besar dari 18' C dan
bulan terpanas lebih besar dari 22' C. Rata-rata curah hujan di daerah Pacet
mencapai 3186 nun per tshun. Kccamatan Pacet juga nlemiliki jumlall
bulan basah terbesar di Kabupaten Cianjur yaitu 10.6 bulan.
Tanah di wilayah Pacet tennasuk ke dalnm jeuis tanah andosol, dirnana
tanah jenis ini cukup subur karena berasal dari lahar Gunung Gede yang
bersifat basal d m intermedier.

4.1.3. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Pacet pada tahun 1998 sebesar 159271
jiwa yang terdiri dari 88293 laki-laki dan 86788 perempuan, kemudian
meningkat sebesar 3.3 % pada tahun 2001 sehingga jumlah penduduk
menjadi 175081 jiwa. Kepadatan penduduk di kecamatan Pacet pada tahun
2001 adalah 1563jiwal km2 (BPS Cianjur, 2001).
4.1.4. Pertanian
Pertanian di Kecarnatan Pacet telah berkembang sangat pesat terutama

untuk komoditi hortikultura atau sayur inayur. Desa-desa yang menjadi
penghasil hortikultura antara lain Ciputri, Ciherang, Sukatani, Sindangiaya,
Batu Lawang, dan Ciloto. Pemasaran hasil sayuran ini paling banyak
dipasarkan untuk kota-kota besar, seperti Jakarta dan Bandung, sedangkan
untuk skala lokal dipasarkan ke Kabupaten Cianjur.
Selain pertanian hortikultura, terdapat pula budidaya bunga yang
dihasilkan dari seluruh desa (14 desa) di Kecainatan Pacet. Bunga yang
dihasilkan berupa bunga hias serta bunga potong yang bibitnya berasal dari
Jakarta sedangkan pemasarannya ke kota-kota besar yaitu Jakarta, Bogor
dan Bandung.

4.2. Kecamatan Warungkondang
4.2.1. Keadaan Geografi dan Topografi

Wilayah Kecamatan Warungkondang secara administratif tem~asuk
wilayah Utara Kabupaten Cianjur, dengan batas-batas :
Sebelah Barat

: Kabupaten Sukabumi

Sebelah Timur

: Kecamatan Cibeber

Sebelah Utara

: Kecamatan Cugenang

Sebelah Selatan

: Kecamatan Campaka

Luas Kecamatan Warungkondang adalah 95.35 km2 dengan ketinggian
101-500 meter diatas permukaan laut dengan kcmiringan lereng 8-15 %.
Karakteristik topografi pada Kecamatan Warungkondang sama dengan
Kecamatan Pacet, yaitu perbukitan berelief halus.
4.2.2. Iklim dan Jenis Tanah
Iklim di Kecamatan Warungkondang juga memiliki tipe yang sama
dengan iklim di Kecamatan Pacet, yaitu tipe iklim Afa. Sedangkan untuk
curah hujan, wilayah ini memiliki rata-rata curah hujan yang paling rendah
di Kabupaten Cianjur yaitu sekitar 1247 mm per tahun.
Jenis tanah di Kecamatan Warungkondang adalah Latosol. Tanah
Latosol terbentuk dari proses latosolisasi yang merupakan pengendapan
seskuioksida.
4.2.3. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Warungkondang pada tahun 2001
adalah sebesar 103357 jiwa, terdiri dari 52316 laki-laki dan 51041
perempuan dengan peningkatan penduduk sebesar 3.4 % (1 998-2001).
lcepadatan penduduk di wilayah ini pada tahun 2001 adalah 1084
jiwa/km2 (BPS Cianjur, 2001).
4.2.4. Pertanian
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling berpotensi di
Kecamatan Warungkondang, terutama untuk produksi padi. Jenis beras

yang paling terkenal di Warungkondang adalah beras Pandan Wangi yang
menliliki ciri biji padi yang besar dan wanginya seperti pandan. Penghasil
beras Pandan Wangi terscbar di empat desa, yaitu : Desa Ciwalen,
Jambudipa, Bunisari, dan Bunikasih.
Sektor pertanian yang lain adalah pertanian palawija yaitu berupa tomat,
cabe keriting, sawi, dan jagung. Pertanian palawija terdapat di desa yang
terletak pada ketinggian > 600 m, yaitu di Desa Tegallega, Songgom,
Bunikasih, blekarwangi, Kebon Peuteuy, Gekbrong, serta Cikahuripan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Perbandingan Land retit antara Padi dan Hortikultur

Land rent padi atau nilai sewa ekonomi lahan untuk komoditas padi
diperoleh dari selisih nilai rataan jumlah penerimaan dengan nilai rataan
jumlah pengeluaran per m2 per tahun. Hasil penelitian dari 40 responden
petani di Kecamatan Warungkondang didapatkan nilai land rent pada pola
tanam I sebesar Rp. 517.23 per m2per tahun.
Berbeda dengan komoditas padi yang bersifat monokultur, perolellan
nilai land rent untuk komoditas hortikultur dibedakan berdasarkan pada pola
tanam karena dalam satu luasan lahan di Kecamatan Pacet terdapat berbagai
jenis tanaman yang dibudidayakan. Pola tanam tersebut dibedakan menjadi
tujuh, yaitu : pola tanam I1 (Pokcoy, Wortel dan Bawang daun), pola tanam
111 (Wortel, Bawang dam dan Caisin), pola tanam IV (Horinso dan Kaelan),
pola lmam V (Caisin, Lobak dan Bit gula), pola tanam VI (Wortel dan
Bawang daun), pola tanam VII (Wortel dan Caisin) dan pola tanan1 VIII
(Bawang daun dan Caisin). Nilai lrind rent untuk masing-masing pola tanam
per m2 per tahun bertumt-turut adalah : Rp 7081.30; Rp 5240.79; Rp
17304.36; -Rp 2992.82; Rp 5333.85; Rp 7781.63; Rp 459.30 (Tabel 6). I-Iasil
menunjukkan bahwa sebagian besar pola tanam memiliki nil& land rent yang
lebih tinggi dibandingkan dengan land rent untuk komoditi padi, terkecuali
untuk pola tanam V dan bola tanam VIII, dimana nilai kind rent justru lebih
rendah daripada nilai land rent untuk komoditi padi bahkan pada pola tanam
V land rent bernilai negatif yang artinya dalam jangka waktu setahun petani

justru mengalami kerugian (Tabel 6). Penyebab rendahnya nilai krnd rent
pada pola tanam V (Caisin, Lobak dan Bit y l a ) dikarenakan masih
teijadiiya praktek "tata niaga tengkulak" sehingga petani kecil tidak
memiliki akses pemasaran untuk h a i l panennya. Selain itu mungkin karma
adanya fluktuasi harga yang bervariasi untuk setiap komoditas yang ditanam
dan tempat penjualan hasil panen yang jauh dari lokasi pasar yang
membutuhkan ongkos transportasi yang cukup besar sehingga dapat
menyrangi keuntungan yang didapat.
Tabel 6. Nilai Land rent pada Berbagai Pola Tanam

Pola Tanam I1

Pokcoy-Wortel-Bawang daun

Pola Tanam I11

Wortel-Bawang daunCaisin

Pola Tanam IV

Horinso-Kaelan

Pola Tanam V

Caisin-Lobak-Bit gula

Pola Tanam VI

Wortel-Bawang daun

Pola Tanam VII

Wortel-Caisin

Pola Tanam VlIl

Bawang daun-Caisin

5.2. Kelayakan Finansial Komoditas Padi dan Hortikultur
5.2.1. Internal Rate of Return (IRR)

Suatu bentuk usahatani dikatakan layak jika nilai IRR yang
diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang sedang berlaku pada saat
itu. Penghitungan IRR kali ini menggunakan tingkat suku bunga sebesar
28

12% per tahun atau sekitar 0.01 per bulan. Nilai IRR untuk pola tanam I, 11,
IV, dan VII menunjukkan bahwa usahatani tersebut dapat dikatakan layak
karena nilai IRRnya (0.12; 0.16; 0.34; 0.22) 2 tingkat suku tunga yang
berlku (0.12) atan dengan kata lain petani yang mengusaha!!an pola tanam
tersebut mengalami keuntungan. Sebaliknya pola tanam 111, V, VI, dan VIII
justru nilai IRRnya lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga yang
berlaku atau dapat dikatakan usahatani pada pola tanam tersebut tidak layak
diusahkan terutama pada pola tanam V yang IRRnya bemilai negatif
diienakan masih adanya praktek para tengkulak sehingga petani
mengalami kemgian. Jika usahatani dengan nilai IRR lebih kecil dari
tingkat suku bunga yang berlaku masih diusahakan maka yang akan
menyolami kerugian yang semakin besar. Analisis IRR juga merupakan
salah satu persyaratan yang diajukan oleh pihak bank apabila petani ingin
mengajukan kredit bergantung dari fluktuasi suku bunga. Hasil analisis
IRR, NPV, BCR, dan BEP untuk padi dan hortikultur tertera pada Lampiran
2.
5.2.2. Net Present Value (NPV)

Hasil analisis NPV disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 ini
menggunakan suku bu