Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kinerja karyawan merupakan bangunan penting dari suatu organisasi dan faktor-faktor untuk membuat kinerja yang tinggi dan harus dianalisa oleh
organisasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
The Boston Consulting Group
BCG melihat negara Indonesia memilki kinerja yang tergolong rendah dan kurangnya tenaga kerja yang berkualitas. Rendahnya kinerja membuat Indonesia
tidak siap
menghadapi pertumbuhan
ekonomi yang
cukup tinggi
http:swa.co.idbusiness-research diakses tanggal 26-07-2015 pukul 14.36 PM. Kinerja sumber daya manusia yang secara langsung atau tidak langsung
memberikan kontribusi terhadap kemajuan suatu negara. Maju mundurnya suatu negara dapat dilihat dari perkembangan dan kualitas sumber daya manusianya.
Hal tersebut dapat dilihat melalui
Human Development Index
HDI.
Human Development Index
memberikan gambaran mengenai tingkat pembangunan sumber daya manusia disuatu negara. Semakin baik pembangunan sumber daya
manusia disuatu negara maka semakin baik pula perkembangan dan kualitas sumber daya manusia di negara tersebut. Adapun hasil peringkat HDI Indonesia
di Asia Tenggara dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebagai berikut :
TABEL 1.1 PERINGKAT HUMAN DEVELOPMENT INDEX HDI
NEGARA ASIA TENGGARA No
Negara 2010
2011 2012
2013 2014
1 Singapore
25 25
23 27
26 2
Brunei Darusalam 30
30 30
30 33
3 Malaysia
63 63
66 57
61 4
Thailand 78
78 87
92 103
5 Filipina
90 90
105 97
112 6
Indonesia 107
107 111
108 124
7 Vietnam
105 105
131 113
128 8
Kamboja 131
131 137
124 139
9 Myanmar
132 132
138 132
149 Sumber: UNDP
United Nations Development Programs
http:hdr.undp.orgendata
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1 menunjukan bahwa Indonesia mendapatkan peringkat keenam dalam Human Development Index, yang masih berada di bawah dibandingkan
dengan negara Singapore, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Hal tersebut menunjukan sumber daya manusia di Indonesia belum cukup bagus. Dengan kata
lain perkembangan sumber daya manusia di Indonesia lebih rendah dibandingkan dengan kelima negara di Asia Tenggara tersebut. Rendahnya perkembangan
sumber daya manusia di Indonesia menunjukan masih banyak sumber daya manusia yang kurang berkualitas karena rendahnya tingkat pendidikan serta
rendahnya
softskill
yang dimiliki. www.ugm.ac.id, diakses tanggal 28 Juni 2015; pukul 19.18 WIB.
Seperti yang terjadi di industri pengolahan kayu yaitu PT. Sentosa Hastareksa sebagai salah satu eksportir kuas ke Negara Jerman juga tidak terlepas
dari permasalahan sumber daya manusia. Keberhasilan yang dicapai PT. Sentosa Hastareksa ini tidak terlepas dari peran sumber daya manusia yang kompeten dan
berpengalaman. www.kompas.com; diaskes tanggal 28 juni 2015 pukul 14.25 WIB Berhasil atau gagalnya suatu perusahaan bergantung pada sejauh mana
kualitas sumber daya manusianya Rivai, 2011:4. Berikut Tabel 1.2 yang menunjukan tingkat efisiensi karyawan PT. Sentosa Hastareksa Tahun 2014.
TABEL 1.2 TINGKAT EFISIENSI KARYAWAN
PT. SENTOSA HASTAREKSA TAHUN 2014
Sumber: Data Internal PT. Sentosa Hastareksa Berdasarkan Tabel 1.2 dan hasil wawancara dengan Ade Ismail sebagai
Kepala Divisi Sumber Daya Manusia PT. Sentosa Hastareksa menyatakan bahwa
No Divisi
Jumlah Karyawan Orang
1 Sumber Daya Manusia
3 82,79
2 Keuangan
1 82,35
3
Accounting
5 84,76
4 Pembelian
3 81,01
5 EDP
2 80,20
6 Exim
2 83,50
7 Produksi
246 69,02
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tingkat efisiensi
divisi produksi
PT. Sentosa
Hastareksa yang
rendah dibandingkan dengan 6 divisi lain yang sudah termasuk dalam divisi yang efisien.
Menurut Anthony 2007 efisiensi ialah suatu proses internal atau sumber daya yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan
output
karena jika output yang dihasilkan gagal dalam memberikan kontribusi pada pencapaian
target organisasi, maka orgaisasi tersebut tidaklah efektif. Efisiensi sebagai tanggung jawab organisasi, dimana organisasi harus dapat mencapai tujuannya
secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya kinerja karyawan bagian produksi PT. Sentosa Hastareksa pada Tabel 1.3 berikut:
TABEL 1.3 HASIL PENILAIAN KINERJA KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI PT SENTOSA HASTAREKSA 2010-2014
Sumber: Data Internal Bagian Produksi PT Sentosa Hastareksa Berdasarkan Tabel 1.3 menunjukan persentase penilaian kinerja karyawan
bagian produksi di tahun 2010-2014 terdapat beberapa indikator yang mengalami fluktuatif namun cenderung menurun. Jumlah produk yang dihasilkan dari tahun
2010 sebesar 36,25, lalu di di tahun 2011 terjadi peningkatan sebesar 39,20, namun di tahun 2012 jumlah produksi kembali menurun sebesar 34,16, dan
kembali naik pada tahun 2013 sebesar 36,21, sedangkan pada tahun 2014 jumlah produksi menurun cukup banyak menjadi 32,16. Menurut Ade Ismail
selaku kepala divisi SDM di PT. Sentosa Hastareksa, perushaan menetapkan
No Indikator
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
1 Jumlah order produksi
yang dapat dipenuhi sesuai skedul
10,00 14,72
14,23 9.00
10,23 2
Pemenuhan terhadap standar good
manufacturing practices 15,00
9,50 9,00
15.00 8,00
3 Jumlah produk yang
dihasilkan 36,25
39,20 34,16
36,21 32,16
4 Kesesuaian proses
produksi dengan SOP 9,00
9,12 9,00
9,00 9,00
5 Jumlah laporan produksi
yang dibuat tepat waktu 9,00
10,45 10,00
14,00 9,00
Total 79,25
82,99 88,69
76,39 68,39
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
standar kategori untuk penilaian kinerja karyawan bagian produksi per tahunnya adalah Sangat Baik 90,00, Baik 80,00-89,99, Cukup 70,00-79,99, Kurang 60,00-
69,99. Di tahun 2010 hasil penilaian kinerja produksi sebesar 79,25 dalam kategori Cukup, kemudian di tahun 2011-2012 meningkat menjadi 82,99-
88,69 dalam kategori Baik, tetapi terjadi penurunan di tahun 2013 menjadi 76,39 dalam kategori Cukup dan di tahun 2014 semakin menurun dari standar
yang ditetapkkan menjadi 68,39 dalam kategori Kurang. Pencapaian pada setiap kategori yang sudah ditetapkan perusahaan
merupakan salah satu tolak ukur kerja setiap individu. Dengan demikian berdasarkan Tabel 1.3 di tahun 2014 mengindikasikan kategori karyawan
berkinerja kurang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Ade Ismail sebagai kepala divisi SDM menyatakan bahwa perusahaan sangat
menyadari terjadinya penurunan dari tahun ke tahun yang berpengaruh terhadap kinerja karyawannya. Apabila hal ini dibiarkan maka akan berdampak pada
kelangsungan hidup perusahaan. Hal tersebut berbanding lurus dengan data tingkat produksi dan produk cacat yang terjadi di PT. Sentosa Hastareksa pada
Tabel berikut:
TABEL 1.4 REKAPITULASI LAPORAN PRODUKSI KUAS
PT. SENTOSA HASTAREKSA 2010-2014
Tahun Target
Produksi pcs
Realisasi Produksi
pcs Ketercapaian
Target Jumlah
Produk Cacat pcs
2010 10.800.000
8.640.000 80
495.936 5,74
2011 10.800.000
9.769.680 87
801.113 8,20
2012 10.800.000
8.208.000 76
616.420 7,51
2013 10.800.000
7.560.000 70
678.888 8,98
2014 10.800.000
7.128.000 66
651.499 9,14
Sumber : Data Internal PT Sentosa Hastareksa 2010-2014 diolah Tabel 1.4 menunjukan bahwa angka yang cenderung mengalami penurunan
jumlah produksi. Terlihat pada persentase ketercapaian target produksi empat tahun terakhir yang terus menurun. Jumlah produksi yang mengalami penurunan
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tentu saja menyebabkan menurunnya keuntungan perusahaan, dan kualitas produk yang dihasilkan oleh PT Sentosa Hastareksa sangat mempengaruhi pada sarana
produksi di perusahaan. Hal tersebut kemungkinan besar faktor kemampuan karyawan yang menurun dikarenakan kurangnya pelatihan dan pendidikan yang
diberikan secara khusus untuk mengembangkan kemampuan karyawan produksi Hermansyah, Manajer Produksi. Seperti yang dikemukakan oleh Swatsha dan
Sukotjo 2007:68 bahwa, tingkat produksi dijadikan sebagai salah satu patokan penilaian atas tingkat keberhasilan perusahaan. Dengan demikian perusahaan
harus mampu
merealisasikan target
produksi untuk meningkatkan profit
perusahaan. Banyak faktor pendukung yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti
yang dikemukakan oleh Dermawan 2011:140 bahwa, absensi dapat dijadikan sebagai faktor pengukuran kinerja karyawan. Kegiatan organisasi diperusahaan
tidak akan berjalan secara optimal tanpa kehadiran karyawan. Oleh sebab itu, tingkat absensi merupakan salah satu yang menunjang kinerja karyawan. Berikut
Tabel 1.5 yang menunjukkan rekapitulasi tingkat absensi karyawan produksi PT. Sentosa Hastareksa tahun 2010-2014.
TABEL 1.5 REKAPITULASI KETIDAKHADIRAN KARYAWAN
BAGIAN PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA Tahun
Jumlah Karyawan
Keterangan Total
Sakit Ijin
Alpa
2010 299
69 33
28 130
2011 278
56 43
30 129
2012 280
40 57
25 122
2013 265
60 47
34 141
2014 246
46 69
42 157
Sumber: Bagian SDM PT. Sentosa Hastareksa 2014 diolah Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa tingkat absensi yang tinggi
terlihat dari rata-rata ketidakhadiran yang cukup signifikan sehingga berpengaruh terhadap tugas dan tanggung jawab sebagai karyawan. Kenaikan ketidakhadiran
karyawan yang paling tinggi terjadi pada tahun 2014, hal ini masih jauh dibawah ketentuan perushaan yang menentukan setiap tahun Alfa hanya 25. Dengan
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tingkat ketidakhadiran yang cukup melebihi standar yang ditentukan maka menunjukan ketidakdisiplinan karyawan.
Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan Ade Ismail sebagai kepala divisi SDM di PT Sentosa Hastareksa menyatakan bahwa
penyebab dari tingginya ketidakhadiran karyawan karena kurangnya motivasi kerja karyawan sehingga menyebabbkan rendahnya disipilin. Pelanggaran disiplin
kerja yang sering dilakukan oleh karyawan PT Sentosa Hastareksa yaitu masuk kerja terlambat dari waktu yang ditentukan, mengobrol diwaktu jam kerja, dan
istirahat jam makan siang melebihi waktu yang ditetapkan. Untuk itu, dibutuhkan suatu kebijakan yang mampu menggerakkan karyawan agar mau lebih maksimal
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Keberhasilan
suatu perusahaan
sangat dipengaruhi
oleh kinerja
karyawannya, oleh karena itu setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara
maksimal. Salah satu kunci kerberhasilan suatu perusahaan adalah bagaimana membuat karyawan memiliki kemampuan dalam bidangnya dan menimbulkan
rasa motivasi
yang tinggi
sehingga dapat
meningkatkan kinerja
pada karyawannya. Kinerja dikaitkan dengan konsep kemampuan karena untuk
perbaikan dalam meningkatkan kualitas yang terbaik. Kemampuan tersebut merupakan kapasitas seseorang didalam mengerjakan berbagai macam tugas
dalam pekerjaannya Schermerhorn, Hunt dan Osborn 2011:391. Menurut Ram Kumar Balyan 2011: 234 mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
ability, training, dedication, welfare, management
polices, fringe benefit, salary and package, promotion, comunication, etc.
Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dobre 2013 ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan antara lain,
motivation, appraisals,ability, job satisfaction, training and development.
Menurut penelitian terdahulunya Victoria Büsch, Dennis Dittrich, Uta Lieberum 2010 menunjukan bahwa, terdapat dampak positif yang signifikan pada
kemampuan terhadap kinerja karyawan.
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shehzad and Zameer 2014 menjelaskan bahwa tanpa memotivasi karyawan suatu perusahaan
tidak akan dapat mencapai tujuannya karena motivasi karyawan dan kemampuan mereka secara kolektif berpartisipasi dalam kinerja karyawan dan tugas yang sulit
yang diberikan oleh manajer adalah memperoleh hasil yang maksimal, baik motivasi yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri ataupun motivasi yang
berasal dari luar, karena motivasi menjadi pendorong seseorang melaksanakan suatu kegiatan guna mendapat hasil yang terbaik Manmohan Joshi, 2013:55.
Oleh karena itu tidak heran jika karyawan yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi biasanya memiliki kinerja yang tinggi. Untuk itu motivasi kerja karyawan
perlu dibangkitkan agar karyawan dapat menghasilkan kinerja yang terbaik, semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan
pun tinggi. Upaya yang akan dilakukan oleh PT Sentosa Hastareksa untuk
peningkatan kinerja karyawan di bagian produksi yakni melalui pelatihan dan pengetahuan
knowlagde
yang lebih rutin pada setiap karyawan, tujuannya agar karyawan di PT Sentosa Hastareksa lebih memiliki kemampuan yang lebih dalam
bidangnya masing-masing. Selain itu, motivasi kerja menjadi faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Untuk mampu membangkitkan motivasi
karyawan, PT Sentosa Hastareksa memberikan sistem
reward
dan p
unishment
, memberikan kenaikan gaji melalui promosi jabatan, dan tunjangan lembur. Hal
tersebut dikemukakan oleh Hermansyah selaku manajer di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa.
Berdasarkan hasil pengamatan di bagian produksi PT Sentosa Hastareksa, bahwa adanya permasalahan yang serius pada rendahnya kinerja karyawan. Hal
ini dapat dilihat dari kinerja karyawan yang masih kurang maksimal dan belum sesuai dengan target perusahaan serta absensi karyawan yang cukup tinggi.
Selain itu perusahaan kurang memberikan peluang untuk mengembangkan kemampuan karyawan secara maksimal. Karyawan juga cepat merasa sudah puas
dengan hasil pekerjaan mereka sehingga tidak ada dorongan atau motivasi untuk
Whidya Udaya Sari, 2016 PENGARUH KEMAMPUAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN
PRODUKSI PT. SENTOSA HASTAREKSA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kinerja mereka menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan uraian permasalahan yang terjadi maka peniliti merasa perlu melakukan penelitian
dengan judul
“Pengaruh Kemampuan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Studi Pada Karyawan Bagian Produksi PT Sentosa Hastareksa
”.
1.2 Identifikasi Masalah