S MBS 1100026 Chapter3
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa Hastareksa. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel X atau variabel bebas (independent variabel) adalah kemampuan (X1) dengan dimensinya yang
mencangkup knowledge dan skill.
Serta motivasi kerja (X2) dengan dimensinya yang mencangkup (1) need for
achievement (Kebutuhan Pencapaian), (2) need for power( Kebutuhan Kekuatan), (3) need for affiliation (Kebutuhan Hubungan). Masalah penelitian yang merupakan variabel Y atau variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja karyawan yang dimensinya mencangkup (1) quality of work (kualitas pekerjaan), (2) quantity of work performed (kuantitas pekerjaan yang dilakukan), (3) interpersonal effectiveness (efektivitas hubungan interpersonal), (4) competencies (kompetensi). dan (5) job knowladge (pengetahuan).
Penelitian ini dilakukan di PT Sentosa Hastareksa dengan unit analisis adalah karyawan bagian produksi PT Sentosa Hastareksa. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional method (pendekatan silang). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2008:45) pendekatan cross sectional method yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurung waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan secara langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.
(2)
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:11) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengatasi fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa Hastareksa.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan guna memprediksi dan menjelaskan hubungan variabel satu dengan variabel lainnya. Menurut Toto dan Nanang (2012:53) penelitian verifikatif (pembuktian) yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menguji kebenaran dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian verifikatif bermaksud untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa Hastareksa.
Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger yang dikutup Sugiyono (2011:11) menyatakan bahwa:
Metode survey yaitu metodologi penelitian yang digunakan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kerjadian relative, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
(3)
Penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dilakukan penjabaran sejumlah variabel dan sub variabel lengkap dengan konsep, dimensi, indikator, ukuran dan skalanya, dimana terdapat tiga variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu: a) kemampuan, b) motivasi kerja, dan c) kinerja karyawan. Kedudukan variabel kemampuan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas serta kinerja karyawan sebagai variabel terikat. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut.
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item
Kemamp-uan(X1)
Ability is deemed to result from knowledge and skill. Knowledge is turn is affected by education experience, training and interest. Skill is affected by attitude and personality as well as by education experience, training and interest.
Sutermeister
1. Knowledge Berlatar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang kerjanya
Tingkat pengetahuan yang dimiliki karyawan
Interval 1
Kemampuan mengusai pekerjaan
Tingkat kemampuan karyawan dalam menguasai pekerjaannya
Interval 2
Sering mengikuti pelatihan di bidangnya Tingkat kemampuan dalam mengikuti pelatihan dibidangnya Interval 3 Memiliki interest terhadap bidang pekerjaannya Kemampuan karyawan untuk memiliki
ketertarikan terhadap bidang
(4)
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item
(1976:14) pekerjaannya
2. Skill Suttermeister (1976) Memiliki bakat dalam bidangnya Kemampuan karyawan memiliki bakat dalam
bidangnya
Interval 5
Mampu menyelesaik-an tugas tepat pada
waktunya
Tingkat
kecepatan yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktu
Interval 6
Motivasi Kerja (X2)
Motivation that which energizes, directs, and sustains human behaviour. In HRM a person’s desire to do the best possible job or to exert the maximum effort to perform
assigned tasks.
Gomez-Mejia, Balkin, Cardy (2012:61)
1. Need F or Achievement (Kebutuhan Pencapaian)
Semangat karyawan untuk berhasil dalam
pekerjaan
Tingkat semangat karyawan untuk berhasil dalam pekerjaan. Interval 7 Keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik Tinggi keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik
Interval 8
Keinginan karyawan untuk bekerja melebihi target yang telah ditetapkan perusahaan
Tingkat keinginan karyawan untuk bekerja
melebihi target yang ditetapkan perusahaan Interval 9 Keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan
(5)
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item Karyawan menyelesaik-an pekerjamenyelesaik-an tepat waktu Tingkat karyawan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu Interval 11 Keinginan karyawan untuk menyelesaik-an pekerjamenyelesaik-an dengan cara yang inovatif
Keinginan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang inovatif.
12
2. Need F or P ower (Kebutuhan Kekuatan) Keinginan karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan Tingkat keinginan karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan
Interval 13
Keinginanan karyawan untuk
mempengaru-hi rekan kerja
Tingkat keinginan karyawan untuk mempengaruhi rekan kerja
Interval 14
Keinginan karyawan untuk
dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
Tingkat keinginan karyawan untuk dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
Interval 15
Keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja
Tingkat
keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja Interval 16
3. Need F or Affiliation (Kebutuhan Hubungan)
Hubungan karyawan dengan rekan kerja
Tingkat hubungan karyawan dengan rekan kerja
(6)
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item
David McClelland dalam Robbins
dan Coulter (2012:114)
Kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja
Tingkat kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja Interval 18 Kepedulian karyawan dalam membantu rekan kerja
Tingkat kepedulian karyawan dalam membantu rekan kerja
Interval 19
Keinginan untuk bekerjasama dengan rekan kerja
Tingkat
keinginan untuk bekerjasama dengan rekan kerja Interval 20 Kinerja Karyawan (Y) P erformance is associated with quantity of output, quality of output, timeliness of output, presence/atten dane on the job efficiency of the work completed and effectiveness of work completed
Mathis dan Jackson (2010:324)
1. Quality of work
Pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah
ditentukan
Tingkat pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
Interval 21
Karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
Tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP Interval 22 Ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan Tingkat
ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan
Interval 23
Hasil kerja yang rapih sesuai dengan aturan
Tingkat hasil kerja yang rapih sesuai dengan aturan
Interval 24
2. Quantity of work
Penyelesaian hasil kerja sesuai dengan target yang
Tingkat penyelesaian hasil kerja sesuai dengan
(7)
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item
telah ditentukan
target yang telah ditentukan
Hasil kerja melebihi target
Tingkat hasil kerja melebihi target
Interval 26
3. Interpersonal Effectiveness
Karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaik-an masalah pekerjaan Tingkat karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan Interval 27
4.Competencies Kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
Tingkat kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
Interval 28 Karyawan memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan Tingkat Karyawan memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan Interval 39 Menggunakan pengetahuan untuk menyelesaik--an pekerjamenyelesaik--an dengan tepat
Tingkat penggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
Interval 30 Keterampilan karayawan dengan pekerjaan yang Tingkat keterampilan karyawan dengan
pekerjaan yang
(8)
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No Item
diberikan diberikan
5. Job
Knowledge
Gomez-Mejia, Balkin and
Cardy (2012:225) Penambahan pengetahuan karyawan Tingkat penambahan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas Interval 32 Penambahan pemahaman pedoman kerja karyawan Tingkat penambahan pemahaman terhadap
pedoman kerja.
Interval 33 Penambahan keterampilan dalam menyelesaik-an masalah pekerjaan Tingkat menambah keterampilan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan Interval 34 Kesesuaian pengetahuan yang dimiliki
Tingkat kesesuaian pengetahuan yang dimiliki dengan
pekerjaan yang dilakukan
Interval 35
Sumber: Hasil dari Berbagai Sumber
3.2.3 Jenis Dan Sumber Data
Sumber data penelitian adalah sumber dimana data yang dibutuhkan untuk penelitian tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Anwar Sanusi (2011:104) mengungkapkan bahwa data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang sudah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain. Sedangkan menurut Sugiyono (2011:193)
(9)
menjelaskan bahwa, sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data primer diperoleh peneliti dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun menyebaran kuesioner kepada sumber data yaitu karyawan produksi PT Sentosa Hastareksa.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu literatur, artikel, majalah, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian. Adapun data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari perusahaan yang diteliti yang merupakan sumber pengolahnya. Secara lebih jelasnya mengenai data primer jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Jenis Data Sumber Data Kategori Data
1 Tingkat Human
Development Index (HDI) Asia Tenggara
UNDP (United Nations Development P rograms) http://hdr.undp.org/en/data
Sekunder
2
Profil Perusahaan
Bagian Human Resource Development (HRD) PT
Sentosa Hastareksa
Sekunder
3
Tingkat Efisiensi Karyawan PT. Sentosa Hastareksa
Bagian Human Resource Development (HRD) PT
Sentosa Hastareksa
Sekunder
4 Hail Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Produksi
PT Sentosa Hastareksa 2010-2014
Pengolahan data dari bagian HRD PT Sentosa
Hastareksa
Sekunder
5
Rekapitulasi Laporan Produksi Kuas 2010-2014
Data PT Sentosa Hastareksa bag. Produksi
tahun 2010-2014
Sekunder
6 Rekapitulasi Absensi
Karyawan tahun 2010-2014
Bagian HRD PT. Sentosa Hastareksa (data diolah)
Sekunder
(10)
No Jenis Data Sumber Data Kategori Data
Manajer Produksi Sentosa Hastareksa
8 Tanggapan karyawan
terhadap kemampuan
PT Sentosa Hastareksa Primer
9 Tanggapan karyawan
terhadap motivasi kerja
PT Sentosa Hastareksa Primer
10 Tanggapan karyawan
terhadap kinerja karyawan
PT Sentosa Hastareksa Primer
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Selanjutnya Sugiyono (2011:115) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Berdasarkan pengertian populasi menurut ahli, maka populasi dalam penelitian ini adalah karyawan prosuksi di PT. Sentosa Hastareksa sebanyak 246 orang yang dapat dilihat pada Tabel 3.3
TABEL 3.3
JUMLAH KARYAWAN PRODUKSI PT SENTOSA HASTAREKSA TAHUN 2014
Divisi Karyawan
Jumlah Karyawan
(orang) Handle
1. Telly 15
2. Kiln 4
3. Boiler 6
4. Slat Handle 20
5. Raw Slat 5
6. Long Slat 27
7. Fin Kering 28
8. Pengobatan 4
9. Moulding NBT 5
10. Moulding BT 4
11. Painting 5
(11)
Divisi Karyawan
Jumlah Karyawan
(orang)
13. Finishing 29
14. Umum 7
15. Utility / Electric 7
16. Finished Good 2
Brushes
17. Ferrule 7
18. Brush Head 7
19. Finishing 16
20. Packing 5
21. Gd. Raw Material 6
22. PPIC 2
Slat
23. Kiln-Boiler 7
24. BBK 7
25. Slat Moulding 16
26. Finishing Handle 5
27. Sortir 6
28. Umum 2
Jumlah Karyawan 246
Sumber: Bagian Huma n Resource Development (HRD) PT Sentosa Hastareksa
3.2.4.2 Sampel
Sampel menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:40), adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Salah satu syarat dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Untuk pengambilan sampel dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: 1) Keterbatasan biaya; 2) Keterbatasan tenaga; 3) Keterbatasan waktu yang tersedia.
(12)
Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Sugiyono (2010:116), menyatakan bahwa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan rumus Slovin yang dikemukakan Sangadji dan Sopiah (2010:189). Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 5%. Adapun rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut :
2
1 Ne
N n
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
N = 246 e = 5% Maka:
2
1 Ne
N n
(13)
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini ditetapkan dengan e = 0,05 diperoleh ukuran sampel (n) minimal sebesar 141 orang.
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling mengacu pada pemilihan orang-orang untuk
berpartisipasi dalam sebuah proyek penelitian biasanya digunakan untuk tujuan membuat kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar dari individu. Seperti yang diungkapkan oleh Charles stangor (2011:110) “Sampling refers to the selection of people to participate in a research project, usually with the goal of being able to use these people to make inferences about a larger group of individuals.”
Selanjutnya Malhotra (2009:375) menyatakan, "Sebuah teknik sampling dapat diklasifikasikan sebagai non probalitas dan probabilitas." Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peuang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non probability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif. Dimana probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan, nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil teknik simple random sampling karena semua populasi dari karyawan produksi PT Sentosa Hatareksa memiliki kesempatan untuk terpilih sebagai sampel secara acak oleh peneliti. Seperti yang dikemukakan oleh Mark L. Bernson et al (2012:250) menyatakan “In a simple random sample,
(14)
every item from a frame has the same chance of selection as every other it em”. Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
Populasi yang diambil adalah sebanyak 246 orang yang merupakan karyawan di bagian produksi PT. Sentosa Hastareksa pada tahun 2014. Dari populasi tersebut sampel yang diambil adalah sebanyak 141 orang responden. Sampel yang didapatkan harus representatif atau mewakili, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk mendapatkan sampel. Langkah langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat kerangka sampling
2. Menuliskan nama-nama anggota sampel yang ada pada kerangka sampling pada sepotong kertas yang berukuran sama
3. Setelah itu potongan kertas tersebut digulung yang dimasukan ke sedotan dan dipotong dengan ukuran yang sama
4. Potongan-potongan nama yang ada pada sedotan tersebut dimasukan kedalam sebuah mangkuk yang ditutup dan diberi lubang, setelah itu dikocok dan dikeluarkan sebanyak 141 responden. Nama-nama anggota tersebut yang akan dijadikan anggota sampel.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data agar dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Langkah pengumpulan data sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, situs web-site, maupun majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan
(15)
konsep-konsep yang berkaitan dengan variabel yang diteliti mengenai kemampuan, motivasi kerja dan kinerja karyawan.
2. Dokumentasi, menurut Sugiyono (2011:422) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji catatan ataupun laporan tahunan dari berbagai perusahaan yang sejenis yang berkaitan dengan penelitian yang dilakakukan.
3. Wawancara, menurut Sugiyono (2011:74) adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Dalam hal ini Sugiyono (2012:194) membedakan wawancara menjadi dua macam yaitu:
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara berkomunikasi langsung dengan bagian sumber daya manusia PT Sentosa Hastareksa
4. Kuesioner, Sugiyono (2011:142) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pernyataan atau pertanyaan kuesioner yang disebar kepada responden harus sesuai dengan variabel yang akan diteliti sebagai bentuk pengukuran dari indikator-indikator variabel X1 kemampuan, X2 motivasi kerja dan Y
kinerja karyawan. Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan pada karyawan produksi di PT Sentosa Hastareksa. Langkah-langkah penyusunan kuesioner dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi atau daftar pertanyaan
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang
(16)
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden diberi nilai dengan skala interval.
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Esensi dari suatu penelitian adalah data yang diperoleh akurat dan objektif. Data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan sebagai alat uji hipotesis. Agar data yang dikumpulkan benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 121).
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Arikunto (2010:211) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sedangkan menurut Jackson (2012:168) menyatakan bahwa, validitas adalah indikasi apakah instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen (kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor masing-masing variabel. Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(17)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y
∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung
lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥ rtabel).
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung< rtabel).
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakkan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah validitas dari instrumen kemampuan sebagai variabel X1, motivasi
kerja X2 dan kinerja karyawan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk
variabel X1 sebanyak 6 item, variabel X2 sebanyak 14 dan variabel Y sebanyak 15
item.
Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikasi 5% dan derajat bebas (dk) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SP SS 22.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374. berikut Tabel 3.4 hasil uji validitas variabel kemampuan.
TABEL 3. 1
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS X1 (KEMAMPUAN)
(18)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
Knowledge
1 Tingkat pengetahuan yang dimiliki
karyawan
0,638 0,374 Valid
2 Tingkat kemampuan karyawan dalam
menguasai pekerjaannya
0,781 0,374 Valid
3 Tingkat kemampuan dalam mengikuti
pelatihan dibidangnya
0,872 0,374 Valid
4 Kemampuan karyawan untuk memiliki
ketertarikan terhadap bidang pekerjaannya
0,868 0,374 Valid
Skill
5 Kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya
0,899 0,374 Valid
6 Tingkat kecepatan yang dilakukan
karyawan dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktu
0,817 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen kemampuan dapat diketahui bahwa rhitung seluruh indikator lebih besar dari rtabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa
seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur variabel X1 kemampuan. Dan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
terdapat pada dimensi skill dengan item pernyataan kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya yang bernilai 0,899. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi knowledge dengan item pernyataan tingkat pengetahuan yang dimiliki karyawan yang bernilai 0,638. Adapun hasil pengujian koefisien validitas terhadap taraf signifikan tertentu, pada Tabel 3.4 di atas, semua nilai rhitung melebihi nilai rtabel, menunjukan bahwa adanya koefisien validitas tersebut
bukan karena faktor kebetulan.
Berikut juga disajikan dalam Tabel 3.5 mengenai hasil dari uji validitas variabel motivasi kerja sebagai variabel eksogen kedua yang digunakan dalam penelitian.
TABEL 3. 5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS X2 (MOTIVASI KERJA)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
(19)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
1 Tingkat semangat karyawan untuk berhasil dalam pekerjaan.
0,870 0,374 Valid
2 Tinggi keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik
0,676 0,374 Valid
3 Tingkat keinginan karyawan untuk bekerja melebihi target yang ditetapkan perusahaan
0,551 0,374 Valid
4 Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan
0,897 0,374 Valid
5 Tingkat karyawan menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
0,795 0,374 Valid
6 Keinginan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang inovatif.
0,660 0,374 Valid
Need F or Power
7 Tingkat keinginan karyawan untuk
mendapatkan promosi jabatan
0,535 0,374 Valid
8 Tingkat keinginan karyawan untuk
mempengaruhi rekan kerja
0,625 0,374 Valid
9 Tingkat keinginan karyawan untuk
dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
0,563 0,374 Valid
10 Tingkat keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja
0,614 0,374 Valid
Need F or Affiliation
11 Tingkat hubungan karyawan dengan rekan kerja
0,458 0,374 Valid
12 Tingkat kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja
0,680 0,374 Valid
13 Tingkat kepedulian karyawan dalam
membantu rekan kerja
0,411 0,374 Valid
14 Tingkat keinginan untuk bekerjasama
dengan rekan kerja
0,675 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel X2 motivasi kerja dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi need for achievement dengan item pernyataan Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan sebesar 0,897 dan nilai terendah terdapat pada dimensi need for affiliation dengan item pertanyaan Tingkat kepedulian karyawan dalam membantu rekan kerja sebesar 0,411. Adapun hasil pengujian koefisien validitas terhadap taraf signifikan tertentu, pada Tabel 3.5 di atas, semua nilai rhitung melebihi nilai
(20)
rtabel, menunjukan bahwa adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor
kebetulan.
Selanjutnya, hasil uji coba penelitian untuk variabel kinerja karyawan berdasarkan hasil perhitungan validitas menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid, karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan
skor rtabel yang bernilai 0,374. Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas
variabel kinerja karyaawan yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS Y (KINERJA KARYAWAN)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
Quality of Work
1 Tingkat pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
0,722 0,374 Valid
2 Tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
0,590 0,374 Valid
3 Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan
0,771 0,374 Valid
4 Tingkat hasil kerja yang rapih sesuai dengan aturan
0,827 0,374 Valid
Quantity of Work
5 Tingkat penyelesaian hasil kerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
0,802 0,374 Valid
6 Tingkat hasil kerja melebihi target 0,869 0,374 Valid
Interpersonal Effectiveness
7 Tingkat karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
0,761 0,374 Valid
Competencies
8 Tingkat kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
0,715 0,374 Valid
9 Tingkat Karyawan memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan
0,844 0,374 Valid
10 Tingkat penggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
0,818 0,374 Valid
11 Tingkat keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang diberikan
0,665 0,374 Valid
Job Knowledge
12 Tingkat penambahan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas
(21)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
13 Tingkat penambahan pemahaman terhadap pedoman kerja.
0,704 0,374 Valid
14 Tingkat menambah keterampilan dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
0,781 0,374 Valid
15 Tingkat kesesuaian pengetahuan yang
dimiliki dengan pekerjaan yang dilakukan
0,630 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel Y kinerja karyawan dapat diketahui nilai tertinggi terdapat pada dimensi quantity of work dengan item pernyataan tingkat hasil kerja melebihi target sebesar 0,869 dan nilai terendah terdapat pada dimensi quality of work dengan item pernyataan tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP sebesar 0,590. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur variabel kinerja karyawan yang digunakan dalam penelitian.
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah teknik kolerasi biasa, yakni kolerasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistic t sebagai berikut:
√ √
(Sugiyono, 2013:257)
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden, (n-2 = dk, derajat kebebasan)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi
a = 0,05
2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid
(22)
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kemampuan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan tarak signifikansi item instrumen yang diuji dengan rumus statistik t pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
TABEL 3.7
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL X1
(KEMAMPUAN)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Knowledge
1 Tingkat pengetahuan yang dimiliki
karyawan
24,721 2,048 Valid
2 Tingkat kemampuan karyawan dalam
menguasai pekerjaannya
27,746 2,048 Valid
3 Tingkat kemampuan dalam mengikuti
pelatihan dibidangnya
23,455 2,048 Valid
4 Kemampuan karyawan untuk memiliki
ketertarikan terhadap bidang pekerjaannya
27,643 2,048 Valid
Skill
5 Kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya
30,483 2,048 Valid
6 Tingkat kecepatan yang dilakukan
karyawan dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktu
25,980 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen kemampuan dapat diketahui bahwa thitung seluruh indikator lebih besar dari ttabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa
seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur variabel X1 kemampuan. Dan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
terdapat pada dimensi skill dengan item pernyataan kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya yang bernilai 30,483. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi knowledge dengan item pernyataan tingkat kemampuan dalam mengikuti pelatihan dibidangnya yang bernilai 23,455. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi variabel kemampuan, semua nilai thitung melebihi nilai ttabel, yang menunjukan bahwa
adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Berikut juga disajikan dalam Tabel 3.8 mengenai hasil uji validitas instrumen penelitian
(23)
dengan menggunakan taraf signifikansi variabel motivasi kerja sebagai variabel eksogen kedua yang digunakan dalam penelitian berikut:
TABEL 3.8
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL X2
(MOTIVASI KERJA)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Need F or Achievement
1 Tingkat semangat karyawan untuk
berhasil dalam pekerjaan.
30,299 2,048 Valid
2 Tinggi keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik
33,935 2,048 Valid
3 Tingkat keinginan karyawan untuk
bekerja melebihi target yang ditetapkan perusahaan
36,229 2,048 Valid
4 Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan
27,228 2,048 Valid
5 Tingkat karyawan menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
28,580 2,048 Valid
6 Keinginan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang inovatif.
44,714 2,048 Valid
Need F or Power
7 Tingkat keinginan karyawan untuk
mendapatkan promosi jabatan
22,732 2,048 Valid
8 Tingkat keinginan karyawan untuk
mempengaruhi rekan kerja
28,435 2,048 Valid
9 Tingkat keinginan karyawan untuk
dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
29,856 2,048 Valid
10 Tingkat keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja
25,547 2,048 Valid
Need F or Affiliation
11 Tingkat hubungan karyawan dengan rekan kerja
32,342 2,048 Valid
12 Tingkat kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja
31,798 2,048 Valid
13 Tingkat kepedulian karyawan dalam
membantu rekan kerja
47,535 2,048 Valid
14 Tingkat keinginan untuk bekerjasama dengan rekan kerja
31,002 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.8 pada instrumen variabel X2 motivasi kerja dapat
(24)
item pernyataan tingkat kepedulian karyawan dalam membantu rekan kerja sebesar 47,535 dan nilai terendah terdapat pada dimensi need for power dengan item pertanyaan tingkat keinginan karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan sebesar 22,732. Semua nilai thitung melebihi nilai ttabel, menunjukan bahwa adanya
koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
Selanjutnya, hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi untuk variabel kinerja karyawan berdasarkan hasil perhitungan validitas menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid, karena skor thitung lebih besar jika dibandingkan dengan skor ttabel yang bernilai 2,048.
Berikut ini Tabel 3.9 mengenai hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi variabel kinerja karyaawan yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.9
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL Y
(KINERJA KARYAWAN)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Quality of Work
1 Tingkat pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
41,076 2,048 Valid
2 Tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
44,714 2,048 Valid
3 Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan
37,902 2,048 Valid
4 Tingkat hasil kerja yang rapih sesuai dengan aturan
34,089 2,048 Valid
Quantity of Work
5 Tingkat penyelesaian hasil kerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
28,745 2,048 Valid
6 Tingkat hasil kerja melebihi target 33,104 2,048 Valid
Interpersonal Effectiveness
7 Tingkat karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
35,521 2,048 Valid
Competencies
8 Tingkat kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
34,670 2,048 Valid
(25)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
mengenai pekerjaan
10 Tingkat penggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
30,483 2,048 Valid
11 Tingkat keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang diberikan
32,342 2,048 Valid
Job Knowledge
12 Tingkat penambahan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas
28,099 2,048 Valid
13 Tingkat penambahan pemahaman terhadap pedoman kerja.
28,707 2,048 Valid
14 Tingkat menambah keterampilan dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
25,440 2,048 Valid
15 Tingkat kesesuaian pengetahuan yang
dimiliki dengan pekerjaan yang dilakukan
27,585 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows) Berdasarkan Tabel 3.9 pada instrumen variabel Y kinerja karyawan dapat diketahui nilai tertinggi terdapat pada dimensi quantity of work dengan item pernyataan tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP sebesar 44,714 dan nilai terendah terdapat pada dimensi job knowledge dengan item pernyataan tingkat menambah keterampilan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan sebesar 25,440. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur variabel kinerja karyawan yang digunakan dalam penelitian.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012:175) “Reliabilitas adalah digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten.” Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapat tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.
(26)
Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut Susan Stainback dalam Sugiyono (2014:362) menyatakan bahwa “Reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.
Selanjutnya Stainback dalam Sugiyono (2014:363) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif lebih menekankan pada aspek realibiltas , sedangkan kualitatif lebih pada aspek validitas.
Sugiyono (2013:172) mengemukakan bahwa “Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jika suatu instrumen dapat dipercaya
maka data yang dihasilkan oleh instrumen teersebut dapat dipercaya (reliable) atau dapat dilakukan (depenable). Pengujian reliabilitas instrumen dengan tentang skor antara 1-7 menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:
(Suharsimi Arikunto 2010:239) Keterangan :
= Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan atau butir soal = Varian butir soal
= Jumlah varian butir soal
Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu seperti item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varian item
Σ
,
langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varian total ( )=
∑∑
(Suharsimi Arikunto, 2010:24) Dimana :
= Harga varian total
�X2 = Jumlah kuadrat skor total
(�X)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
N = Jumlah responden
(27)
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika koefisien internal seluruh item rhtung > rta bel dengan tingkat signifikasi 5%
dan derajat kebebasan (dk = n) maka item pertanyaan dikatakan reliabel. 2. Jika koefisien internal seluruh item rhtung ≤ rta bel dengan tingkat signifikasi 5%
dan derajat kebebasan (dk = n) maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel. Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for Windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan
dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.10 berikut: TABEL 3. 10
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabe l Keterangan
1 Kemampuan 0,801 0,374 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0,765 0,374 Reliabel
3 Kinerja Karyawan 0,784 0,374 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SP SS22.00 F or Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu analisis deskriptif analisis verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian, sedangkan metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan uji statistik yang relevan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden. Kuesioner yang dibentuk merupakan penjabaran dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian.
(28)
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Editing, yaitu pemerikasaan angket yang terkumpul setelah diisi oleh responden menyangkut kelengkapan pengisian angket yang dilakukan oleh responden dan pemerikasaan jumlah lembar angket.
2. Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrumen berdasarkan pada pembobotan sebagai berikut: untuk jawaban positif rangking pertama dimulai dari skor yang terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban negatif ranking pertama dimulai dari skor yang terkecil sampai yang terbesar. 3. Tabulating, yaitu tabulasi hasil skoring yang dituangkan kedalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemberian skor pada setiap item
Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh kemampuan (X1) dan motivasi
kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y), dengan skala pengukuran
menggunakan skala semantic differential. Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.
Menurut Umar (2008:99) “Skala berusaha mengukur arti suatu objek atau
konsep bagi responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya: bagus buruk, jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat lambat)”. Dalam penelitian ini, pertanyaan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju/Sangat Sesuai/Sangat
Mampu
Rentang Jawaban Sangat Tidak Setuju/ Sangat
Tidak Sesuai/Sangat Tidak Mampu 7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Sumber: modifikasi dari Asep Hermawan (2009:135) b. Menjumlahkan skor pada setiap item
(29)
c. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistic.
5. Pengujian
Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yan digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah analisis verifikatif, maka dilakukan analisis regresi linear ganda.
3.2.7.1 Analisis Data Deskrptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis kolerasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikasinya (Sugiyono, 2010:144).
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif kemampuan (X1)
Variabel X1 terfokus pada penelitian terhadap kemampuan yang meliputi: 1)
Knowledge dan 2) Skill.
2. Analisis deskriptif motivasi kerja (X2)
Variabel X2 terfokus pada penelitian terhadap motivasi kerja yang melalui: (1)
self actualization needs, (2) self esteem needs, (3) ownership needs, (4) safe needs, (5) fisiologis needs. (1) need for achievement (Kebutuhan Pencapaian), (2) need for power( Kebutuhan Kekuatan), (3) need for affiliation (Kebutuhan Hubungan)
3. Analisis deskriptif kinerja karyawan (Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap kinerja karyawan yang meliputi: (1) quality of work (kualitas pekerjaan), (2) quantity of work performed (kuantitas pekerjaan yang dilakukan), (3) interpersonal effectiveness
(30)
(efektivitas hubungan interpersonal), (4) competencies (kompetensi) dan (5) job knowladge (pengetahuan).
Analisis deskriptif yang menggunakan angket pada penelitian ini akan dibantu oleh program SPSS melalui distribusi frekuensi. Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada Tabel 3.11 sebagai berikut.
TABEL 3.11
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangan
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985: 184)
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif
Teknik analisis data secara verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analsisi linear ganda, karena penelitian ini menganalisis tiga variabel. Analisis ini dipergunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X1) yaitu kemampuan dan (X2) motivasi kerja terhadap
variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan. Dengan menggunakan teknik analisis linear ganda dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistic parametric. Adapun tujuan dari dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan menggunakan normal probability plot. Suatu model regresi memiliki data
(31)
berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal pada normal probability plot yaitu data kiri di bawah ke kanan atas. Berikut Gambar 3.1 memperlihatkan normal probability plot yang digunakan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan berdistribusi normal atau tidak.
GAMBAR 3.1
GARIS NORMAL PROBABILITY PLOT
Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan taraf signifikansi uji
2. Bandingkan dengan taraf signifikansi yang diperoleh
3. Jika signifikansi yang diperoleh > , maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Jika signifikansi yang diperoleh < , maka sampel bukan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas Data
Uji linearitas regresi variabel x atas variabel y, dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan linear antara variabel x dan variabel y. Pengujian linearitas data dapat dibuktikan melalui Ftest (Husaini dan R.
Purnomo, 2008:113). Berdasarkan tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung
(32)
tabel F melalui DK pembilang (dk tuna cocok, k-2) dan dk penyebut (dk kesalahan, n-k) dengan taraf kesalahan (a)=0,10. Dengan kriteria, penolakan hipotesis:
Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, H1 diterima dengan tingkat signifikansi < 0,05.
Jika sebaliknya Fhitung < Ftabel maka H0 diterima , H1 ditolak. 3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Akibat terjadinya heteroskedastisitas maka setiap terjadi perubahan pada variabel terikat mengakibatkan errornya (residual) juga berubah sejalan atau kenaikan atau penurunannya. Dengan kata lain konskuensinya apabila variabel terikat bertambah maka kesalahan juga akan bertambah (Gujarati, Damodar N., 1988: 401). Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifkan terhadap absolut residual (ɑ = 0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Adapun kriteria yang digunakan dalam uji heteroskedastisitas dalam metode Glejser adalah nilai thitung ≤ ttabel dan nilai signifikansi ≥ 0,05, sehingga
dapat disimpulkan data tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. (Suliyanto, 2011:96)
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan
(33)
ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Gejala autokorelasi dideteksi dengan melakukan uji Durbin Watson (d). Hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan dengan dtabel pada ɑ = 0,05.
Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL)
untuk berbagai nilai n dan k. Jika:
d < dL ; terjadi autokorelasi positif
d > 4 - dL ; terjadi autokorelasi negatif
du< d < 4 – du; tidak terjadi autokorelasi
dL< d < du atau 4 – du< d < 4 – dL ; pengujian tidak meyakinkan 5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indepandent). Jika variabel bebas saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas ialah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebasnya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebeas. Jika ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90 maka hal ini mengindikasi adanya multikolinearitas
3) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation F actor (VIF).
6. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitung dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Untuk perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi ganda.
(34)
Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dan
X2 terhadap Y. Pada penelitian ini korelasi ganda yang dimaksud merupakan
hubungan antara variabel kemampuan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
R
yx
1x
2 =√
(Sugiyono: 2012:256) Keterangan :
R = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
ry. X1. Y2 = Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara dengan variabel Y Ryx1 = Korelasi antara X1 dengan Y
Ryx2 = Korelasi antara X2 dengan Y Rx1x2 = Korelasi antara X1 dengan X2
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi kuat rendahnya hubungan pengaruh Kemampuan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan
(Y), digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.12 dibawah ini:
TABEL 3.12
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:95)
6. Analisis Linear Ganda
Menurut Sugiyono (2012:277), “Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel
(35)
dependent, bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor
dimanipulasi”. Regresi linear berganda rumus umumnya ialah: Y = a + b1X1+b2X2+…+bnX (Muhammad Idrus, 2009:186)
Keterangan:
Y : variabel terikat (kinerja karyawan)
a : konstanta
b1,b2` : koefisien regresi
X1,X2 : variabel bebas (kemampuan dan motivasi kerja)
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diperlukan rumus-rumus sebagai berikut:
a = Y-b1X1-b2X2
b1 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186)
b2 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑
Rumus-rumus yang diperlukan untuk menghitung a, b1, dan b2 adalah
sebagai berikut :
1.∑ ∑ ∑
2.∑ ∑ ∑
3.∑ ∑ ∑
4.∑ ∑ ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186) 5.∑ ∑ ∑ ∑
6.∑ ∑ ∑ ∑
X1 dan X2 dikatakan dipengaruhi Y jika berubahnya nilai X1 dan X2 akan
menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X1 dan X2 akan
membuat nilai Y juga ikut naik turun. Dengan demikian, nilai Y ini akan bervariasi namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X1 dan X2 karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
(36)
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y, sehingga diketahui besarnya persentase pengaruh variabel X terhadap Y. koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2010:81), yaitu:
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi 100% : Konstanta
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y dapat dikategorikan sebagai berikut:
TABEL 3.13
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI PENGARUH (GUILF ORD)
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2011:84)
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan data interval setelah menggunakan skala semantic differential seperti yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka setelah data penelitian berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel indepoenden dari semua sampel penelitian. Untuk mencari antara hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan dengan
(37)
menghitung korelasi antar variabel yang akan diberi hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel yaitu kemampuan (X1) dan motivasi kerja (X2), sedangkan kinerja karyawan (Y).
Hipotesis tersebut digambarkan pada Gambar 3.2 berikut:
GAMBAR 3.2 MODEL REGRESI
Keterangan:
X1 : Variabel kemampuan
X2 : Variabel motivasi kerja
Y : Variabel kinerja karyawan
: Residu (variabel lain diluar X yang berpengaruh) kearah variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numeric dari variabel eksogenus.
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistik yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis regresi linear ganda. Untuk uji global regresi dilakukan dengan uji F sebagai berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:143)
Keterangan:
F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F table
µ
(38)
SSR : Keragaman regresi SSE : Keragaman kesalahan k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel penelitian
Bila Fhitung > Ftable, maka Ho ditolak dan Ha dietrima
Bila Fhitung≤ Ftable, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel yaitu dengan rumus sebagai
berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:144)
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan harus dicari terlebih dahulu nilai dari thitung dan dibandingkan dengan nilai dari
satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka:
thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 1
Ho : ≤ 0 :artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan.
Ha : > 0 :artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan. Hipotesis 2
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan. Hipotesis 3
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan
(39)
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesis 4
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan
motivasi kerja
Ha : > 0 : artinya terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan
(1)
Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dan
X2 terhadap Y. Pada penelitian ini korelasi ganda yang dimaksud merupakan
hubungan antara variabel kemampuan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
R
yx
1x
2 =√
(Sugiyono: 2012:256) Keterangan :
R = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
ry. X1. Y2 = Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara dengan variabel Y
Ryx1 = Korelasi antara X1 dengan Y
Ryx2 = Korelasi antara X2 dengan Y
Rx1x2 = Korelasi antara X1 dengan X2
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi kuat rendahnya hubungan pengaruh Kemampuan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan
(Y), digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.12 dibawah ini:
TABEL 3.12
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:95)
6. Analisis Linear Ganda
Menurut Sugiyono (2012:277), “Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan keadaan (naik turunnya) variabel
(2)
dependent, bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor
dimanipulasi”. Regresi linear berganda rumus umumnya ialah: Y = a + b1X1+b2X2+…+bnX (Muhammad Idrus, 2009:186)
Keterangan:
Y : variabel terikat (kinerja karyawan)
a : konstanta
b1,b2` : koefisien regresi
X1,X2 : variabel bebas (kemampuan dan motivasi kerja)
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diperlukan rumus-rumus sebagai berikut:
a = Y-b1X1-b2X2
b1 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186)
b2 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑
Rumus-rumus yang diperlukan untuk menghitung a, b1, dan b2 adalah
sebagai berikut :
1.∑ ∑ ∑
2.∑ ∑ ∑
3.∑ ∑ ∑
4.∑ ∑ ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186) 5.∑ ∑ ∑ ∑
6.∑ ∑ ∑ ∑
X1 dan X2 dikatakan dipengaruhi Y jika berubahnya nilai X1 dan X2 akan
menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X1 dan X2 akan
membuat nilai Y juga ikut naik turun. Dengan demikian, nilai Y ini akan bervariasi namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X1 dan X2 karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
(3)
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y, sehingga diketahui besarnya persentase pengaruh variabel X terhadap Y. koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2010:81), yaitu:
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi 100% : Konstanta
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y dapat dikategorikan sebagai berikut:
TABEL 3.13
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI
PENGARUH (GUILF ORD)
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2011:84)
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan data interval setelah menggunakan skala
semantic differential seperti yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka setelah data penelitian berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel indepoenden dari semua sampel penelitian. Untuk mencari antara hubungan dua variabel atau lebih dapat dilakukan dengan
(4)
menghitung korelasi antar variabel yang akan diberi hubungannya. Korelasi merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel
yaitu kemampuan (X1) dan motivasi kerja (X2), sedangkan kinerja karyawan (Y).
Hipotesis tersebut digambarkan pada Gambar 3.2 berikut:
GAMBAR 3.2
MODEL REGRESI
Keterangan:
X1 : Variabel kemampuan
X2 : Variabel motivasi kerja
Y : Variabel kinerja karyawan
: Residu (variabel lain diluar X yang berpengaruh) kearah variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numeric dari variabel
eksogenus.
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistik yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis regresi linear ganda. Untuk uji global regresi dilakukan dengan uji F sebagai berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:143) Keterangan:
F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F table
µ
(5)
SSR : Keragaman regresi SSE : Keragaman kesalahan k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel penelitian
Bila Fhitung > Ftable, maka Ho ditolak dan Ha dietrima
Bila Fhitung≤ Ftable, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel yaitu dengan rumus sebagai
berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:144)
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan harus dicari terlebih dahulu nilai dari thitung dan dibandingkan dengan nilai dari
satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka:
thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Hipotesis 1
Ho : ≤ 0 :artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan.
Ha : > 0 :artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan. Hipotesis 2
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan. Hipotesis 3
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan
(6)
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesis 4
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan
motivasi kerja
Ha : > 0 : artinya terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan