Pada aliran laminer laju pengendapan cepat sedangkan pada aliran turbulen laju pengendapan akan sangat terganggu maka akan sangat lambat mengendap.
Laju pengendapan partikel–partikel dalam air tergantung pada jenis bentuk dan ukuran dari partikel tersebut dan viskositas cairan yang digunakan. Adanya
pengendapan zat uji kemungkinan besar mempengaruhi laju pengendapan sehingga dapat ditentukan lajunya dan mengetahui pangaruh zat uji tersebut.
Dimana dilakukan pengambilan sampel tiap selang waktu tertentu dan menimbang berat endapan serta menghitung beberapa konsentrasi endapan yang terjadi
sehingga kita dapat membandingkan kecepatan laju pengendapan dari tiap gerakan partikel pada fluida dalam proses. Partikel yang mempunyai ukuran yang
besar dan kasar akan sangat mudah mengendap dari pada partikel halus, untuk padatan yang halus diusahakan menggumpal menjadi partikel yang lebih besar
agar cepat mengendap Parikesit,1990.
2.3 Proses Pengendapan Gravitasi
Partikel–partikel yang lebih berat dari fluida tempat patikel itu tersuspensi dapat dikeluarkan didalam kotak pengendapan atau tangki pengendap Settling
Tank dimana kecepatan fluida itu cukup kecil dan partikel itu mendapat waktu yang cukup untuk mengendap keluar dari suspensi itu akan tetapi,
peranti sederhana seperti itu terbatas kegunaanya karena pemisahanya tidak lengkap disamping memerlukan tenaga kerja untuk mengeluarkan zat padat yang
mengendap dari dasar tangki. Separator–separator industri hampir semua mempunyai fasilitas untuk mengeluarkan zat padat yang mengendap pemisahan
itu bisa pula hampir lengkap. Peralatan pengendap yang dapat memisahkan hampir seluruh partikel dari zat cair dinamakan klarifikator Clarifier sedang
peranti yang memisahkan zat padat menjadi dua fraksi disebut klasifikator Clasifier. Pada kedua alat itu berlaku prinsip sedimentasi yang sama.
2.4 Klasifikator gravitasi
Kebanyakan klasifikator yang digunakan dalam pengolahan kimia memisahkan zat padat atas dasar ukuran partikel dimana densitas partikel halus
dan partikel besar itu sama. Klasifikator mekanik banyak digunakan dalam penggilingan rangkaian tertutup, lebih–lebih dalam operasi metalurgi di sini,
partikel yang relative kasar disebut pasir sand, sedang bubur partikel halus disebut lanyau smile. Waktu diatur sedemikian sehingga pasir mengendap ke
dasar peranti sedang lanyau terbawa oleh zat cair keluar.
2.5 Flokulasi
Flokulasi adalah proses penggabungan muatan positif dan negatif sehingga membentuk muatan yang lebih besar dengan tujuan menetralisir muatan yang ada
pada partikel itu. Banyak yang terdiri dari partikel yang mempunyai muatan listrik karena adanya gaya saling tolak antara muatan yang sama, cenderung selalu
terdispersi. Jika kita tambahkan elektrolit, maka ion yang terbentuk di dalam larutan itu akan menetralisir muatan partikel tadi. Partikel itu lalu dapat
dialogmerasikan menjadi flok–flok yang masing-masingnya terdiri dari banyak pertikel. Bila partikel semula bermuatan negatif, kation elektrolit itulah yang
efektif dan bila muatanya negatif, maka anion yang aktif. Metode lain untuk flokulasi mencakup pengunaan bahan aktif permukaan dan penambahan bahan,
seperti perekat gamping, alumina atau natrium sillikat, yang menyeret partikel itu turun bersamanya Brown, 1991.
Partikel yang terflokulasi mempunyai dua karakteristik pengendapan yang penting. Karakteristik pertama adalah bahwa struktur flok itu sangat rumit.
Agregasinya longgar dan ikatan antara partikelnya lemah, dan flok itu mengandung air yang cukup banyak di dalam strukturnya, maka akan ikut
bersama flok itu turun ke bawah, walaupun pada mulanya flok itu mengendap dalam pengendapan bebas atau terganggu, dan persamaan umum pada prinsipnya
berlaku namun tidaklah praktis bila kita menggunakan hukum-hukum pengendapan secara kuantitatif.
2.6 Hukum–Hukum Yang Mempengaruhi Sedimentasi