PROPOSAL
PERANAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BELAJAR
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LABOR KOMPUTER SMA MUHAMMADIYAH KUDUS
Oleh : Edy Kusmanto, S.Kom
I. PENDAHULUAN
Artikel ini mendiskusikan atau membahas tentang peer-teaching untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama TIK. Namun demikian
sejak TIK menjadi mata pelajaran baru di sekolah terdapat banyak masalah dalam proses belajar mengajar, jumlah guru yang sedikit dan fasilitas Lab.
komputer menjadi masalah serius di sekolah. Dengan demikian perlu sekali untuk mendapatkan metode yang tepat dalam mencapai pembelajaran yang
berhasil.
Peer teaching adalah salah satu metode yang digunakan di SMA Muhammadiyah Kudus, untuk memecahkan kekurangan dari para guru dan
fasilitas Lab. Komputer. Melalui metode ini para guru memudahkan melihat murid yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dari murid yang lain
dalam menyelesaikan latihan dan tugas kemampuan computer.
Penerapan metode peer-teaching dalam pelajaran TIK dapat membawa dampak yang positif bagi murid dan dapat juga meningkatkan
kemampuan dan kreatifitas murid dalam memahami pelajaran dan menggunakan computer.
A. Latar Belakang Masalah.
Di era globalisasi sekarang ini pengunaan teknologi informasi merupakan sarat mutlak untuk menjawab tantangan zaman. Jika sampai
ketinggalan teknologi dan informasi maka kita semakin jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain, sedangkan perkembangan teknologi dan informasi bangsa
kita masih tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia. Agar ketertinggalan teknologi dan informasi tidak semakin jauh, pemerintah telah memasukkan
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK sebagai mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah.
B. Identifikasi Masalah
Dengan masuknya mata pelajaran TIK di dalam kurikulum pendidikan sekarang, maka sekolah-sekolah dituntut untuk dapat melaksanakan
pendidikan komputer sebagai salah satu materi dalam mata pelajaran tersebut. Agar siswa dapat belajar TIK, sekolah juga harus dapat menyediakan labor
komputer yang memadai sebagai sarana dalam proses belajar dan pembelajaran TIK. Akan tetapi dalam kenyataan yang ditemukan dilapangan
masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum dapat melengkapi sarana prasarana pembelajaran komputer dengan baik.
Kekurangan sarana dan prasarana sekolah juga dialami di SMA Muhammadiyah Kudus, khususnya pada mata pelajaran TIK yang
membutuhkan labor komputer dan peralatannya. Labor komputer di SMA Muhammadiyah Kudus memiliki 20 unit komputer, digunakan oleh siswa
pada saat mata pelajaran TIK dengan jumlah siswa berkisar antara 36 sampai 40 orang dalam satu kelas.
Pada setiap pembelajaran di labor komputer SMA Muhammadiyah Kudus materi disampaikan dengan cara membagi dua kelompok siswa, hal ini
dilakukan karena sarana komputer yang tidak cukup untuk seluruh siswa yang berjumlah 36-40 siswa sementara komputer yang ada berkisar 17-20 unit dan
itu pun terkadang sering terjadi kemacetan saat sedang digunakan. Karena keterbatasan waktu dan tenaga pendidik pembelajaran komputer diberikan
secara klasikal, artinya seluruh siswa dalam sekelas belajar sekaligus sehingga siswa menggunakan satu unit komputer berdua bahkan bertiga.
Kondisi pembelajaran dengan mengunakan satu komputer untuk berdua atau bertiga menimbulkan beberapa permasalahan. Diantaranya adalah
keterbatasan waktu bagai siswa untuk mengunakan komputer dalam mengerjakan latihan-latihan dan tugas-tugas yang diberikan guru, ruang
menjadi sempit oleh meja dan komputer maka jika ada siswa yang bertanya terasa sulit untuk dihampiri terlebih jika satu kelas masuk secara bersamaan.
Sehingga apa yang diharapkan menjadi tujuan pendidikan khusunya TIK tidak 2
dapat tercapai dengan baik, hal ini terlihat dengan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran masih jauh dari sasaran yang diharapkan.
C. Pembatasan Masalah