peranan tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar tik di lab komputer

(1)

PROPOSAL

PERANAN TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LABOR

KOMPUTER SMA MUHAMMADIYAH KUDUS

OLEH :

NAMA

: EDY KUSMANTO, S.Kom

NO PESERTA

: 15


(2)

PROPOSAL

PERANAN TUTOR SEBAYA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LABOR

KOMPUTER SMA MUHAMMADIYAH KUDUS Oleh :

Edy Kusmanto, S.Kom

I. PENDAHULUAN

Artikel ini mendiskusikan atau membahas tentang peer-teaching untuk meningkatkan kualitas pembelajaran terutama TIK. Namun demikian sejak TIK menjadi mata pelajaran baru di sekolah terdapat banyak masalah dalam proses belajar mengajar, jumlah guru yang sedikit dan fasilitas Lab. komputer menjadi masalah serius di sekolah. Dengan demikian perlu sekali untuk mendapatkan metode yang tepat dalam mencapai pembelajaran yang berhasil.

Peer teaching adalah salah satu metode yang digunakan di SMA Muhammadiyah Kudus, untuk memecahkan kekurangan dari para guru dan fasilitas Lab. Komputer. Melalui metode ini para guru memudahkan melihat murid yang mempunyai kemampuan yang lebih baik dari murid yang lain dalam menyelesaikan latihan dan tugas kemampuan computer.

Penerapan metode peer-teaching dalam pelajaran TIK dapat membawa dampak yang positif bagi murid dan dapat juga meningkatkan kemampuan dan kreatifitas murid dalam memahami pelajaran dan menggunakan computer.

A. Latar Belakang Masalah.

Di era globalisasi sekarang ini pengunaan teknologi informasi merupakan sarat mutlak untuk menjawab tantangan zaman. Jika sampai ketinggalan teknologi dan informasi maka kita semakin jauh tertinggal dari bangsa-bangsa lain, sedangkan perkembangan teknologi dan informasi bangsa kita masih tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia. Agar ketertinggalan teknologi dan informasi tidak semakin jauh, pemerintah telah memasukkan


(3)

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah.

B. Identifikasi Masalah

Dengan masuknya mata pelajaran TIK di dalam kurikulum pendidikan sekarang, maka sekolah-sekolah dituntut untuk dapat melaksanakan pendidikan komputer sebagai salah satu materi dalam mata pelajaran tersebut. Agar siswa dapat belajar TIK, sekolah juga harus dapat menyediakan labor komputer yang memadai sebagai sarana dalam proses belajar dan pembelajaran TIK. Akan tetapi dalam kenyataan yang ditemukan dilapangan masih banyaknya sekolah-sekolah yang belum dapat melengkapi sarana prasarana pembelajaran komputer dengan baik.

Kekurangan sarana dan prasarana sekolah juga dialami di SMA Muhammadiyah Kudus, khususnya pada mata pelajaran TIK yang membutuhkan labor komputer dan peralatannya. Labor komputer di SMA Muhammadiyah Kudus memiliki 20 unit komputer, digunakan oleh siswa pada saat mata pelajaran TIK dengan jumlah siswa berkisar antara 36 sampai 40 orang dalam satu kelas.

Pada setiap pembelajaran di labor komputer SMA Muhammadiyah Kudus materi disampaikan dengan cara membagi dua kelompok siswa, hal ini dilakukan karena sarana komputer yang tidak cukup untuk seluruh siswa yang berjumlah 36-40 siswa sementara komputer yang ada berkisar 17-20 unit dan itu pun terkadang sering terjadi kemacetan saat sedang digunakan. Karena keterbatasan waktu dan tenaga pendidik pembelajaran komputer diberikan secara klasikal, artinya seluruh siswa dalam sekelas belajar sekaligus sehingga siswa menggunakan satu unit komputer berdua bahkan bertiga.

Kondisi pembelajaran dengan mengunakan satu komputer untuk berdua atau bertiga menimbulkan beberapa permasalahan. Diantaranya adalah keterbatasan waktu bagai siswa untuk mengunakan komputer dalam mengerjakan latihan-latihan dan tugas-tugas yang diberikan guru, ruang menjadi sempit oleh meja dan komputer maka jika ada siswa yang bertanya terasa sulit untuk dihampiri terlebih jika satu kelas masuk secara bersamaan. Sehingga apa yang diharapkan menjadi tujuan pendidikan khusunya TIK tidak


(4)

dapat tercapai dengan baik, hal ini terlihat dengan hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran masih jauh dari sasaran yang diharapkan.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan difokuskan pada upaya untuk mengatasi faktor internal yang menjadi penyebab rendahnya tingkat kemampuan dan kreatifitas siswa di SMA Muhammadiyah Kudus

D. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan-masalahan yang ditimbulkan oleh kurangnya sarana prasarana labor komputer. Maka di SMA Muhammadiyah Kudus mengunakan metode tutor sebaya untuk mata pelajaraan TIK di labor komputer. Melalui tutor sebaya, siswa bukan dijadikan sebagai obyek pembelajaran tetapi menjadi subyek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi sehingga menjadi lebih memahaminya.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang terebut di atas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut, apakah model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Muhammadiyah Kudus.

F. Tujuan

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Model Tutor Sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Muhammadiyah Kudus

2. Memberi informasi pada guru sejawat, model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

3. Bahan penelitian lebih lanjut yang diterapkan pada mata pelajaran yang lain.

G. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan penulis lakukan adalah Model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Muhammadiyah Kudus


(5)

II. KAJIAN TEORI A. Kajian Teori

Di dalam pembelajaran terdapat tujuan, kegiatan belajar, media pembelajaran, metode mengajar dan evaluasi. Kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh seorang siswa untuk mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan banyak sekali ragamnya. Mulai dari kegiatan yang paling dasar, seperti membaca, mendengarkan, menulis, sampai kegiatan-kegiatan lain yang lebih kompleks yang mengintegrasikan kegiatan-kegiatan dasar tersebut (Degeng, 1988:150).

B. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyangkut teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang meliputi hardware, sofware, internet. Seperti halnya mata pelajaran yang memiliki karakteristik yang khas dalam pembelajarannya, maka TIK pun memiliki karakteristik tertentu (BNSP:2006). Karateristik mata pelajaran TIK adalah sebang berikut:

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan kajian terpadu tentang data, informasi, pengolahan, dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial.

2. Materi Teknologi Informasi dan Komunikasi berupa tema-tema esensial, aktual dan global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa ini, sehingga mata pelajaran TIK merupakan mata pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan.

3. Tema-tema esensial dalam TIK merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematik, teknik elektronika, telekomunikasi, dan informasi itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolahan kata, pengolahan angka, pembuatan presentasi, internet dan e-mail. Tema-tema esensial tersebut berkatan dengan aspek kehidupan sehari-hari.


(6)

C. Hipotesis

Dengan menggunakan model Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan siswa. Hasil belajar merupakan hasil dari proses komplek. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang terkandung di dalamnya, diantaranya kurangnya sarana untuk pembelajaran mata pelajaran TIK di SMA Muhammadiyah Kudus.

III. METODE PENELITIAN

Salah satu metode yang dianggap mampu membuat suasana pembelajaran yang menarik dan lebih menyenangkan adalah dengan metode kelompok model tutor sebaya. Melalui metode ini siswa bisa berdialog dan berinteraksi dengan sesama siswa secara terbuka dan interaktif di bawah bimbingan guru sehingga siswa terpacu untuk menguasai bahan ajar yang disajikan sesuai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan. A. Seting Penelitian

Kelompok terbimbing dengan model tutor sebaya merupakan kelompok yang beranggotakan 3-5 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru dengan menggunakan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Misalnya, jika di suatu kelas terdapat 40 siswa, berarti ada 9 kelompok dengan catatan ada satu kelompok yang terdiri atas 4-5 siswa.


(7)

Sebelum kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria (Sawali Tuhusetya : 2007):

1. Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas. 2. Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa.

3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik. 4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.

5. Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik.

6. Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab. 7. Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.

Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari dan mengkoordinir rekannya dalam megerjakan latihan dan tugas yang di berikan guru.

2. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.

3. Menyusun jadwal bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, atau dilabor komputer secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian yaitu siswa SMA Muhammadiyah Kudus.

Sebagaimana yang terkandung dalam Standar Kompetesi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran TIK, siswa diberikan materi pelajaran komputer sesuai dengan kompetensi. Materi pembelajaran yang harus diajarkan untuk tingkat SMA . Adapun materi yang harus disampaikan antara lain pengenalan program, sistem pengunaan komputer dan praktek praktek program aplikasi lainnya. Ini juga dilakukan di SMA Muhammadiyah Kudus.

Akan tetapi pada saat praktek dengan mengunakan komputer sering timbul masalah karena siswa tidak dapat lagi bekerja dengan baik. Ini


(8)

disebabkan mereka tidak mendapatkan komputer sebagai sarana praktek mereka. Mereka mengunakan komputer dengan perbandingan satu komputer untuk 2 atau 3 orang siswa. Sedangkan guru juga memiliki permasalahan karena banyaknya siswa yang harus diajarkan secara langsung dalam mengerjakan latihan praktek mengunakan komputer, sehingga mengakibatkan hilangnya kosentrasi guru dalam membimbing siswa, karena banyaknya yang harus diajarkan.

C. Sumber Data

Sumber data langsung dari siswa sebagai subyek sekaligus obyek penelitian dan ditambah dengan literatur yang lain.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam metode tutor sebaya di SMA Muhammadiyah Kudus. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kerja. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang, sehingga pada setiap kelas terdiri dari 7-8 orang tutor. Ketua kelompok sebagai tutor dipilih langsung oleh guru setelah memperhatikan siswa-siswa mana saja yang memiliki kemampuan cepat dalam menangkap pelajaran TIK, dan dapat membimbing rekan-rekannya dalam mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Ketua kelompok yang telah diberikan tugas untuk membimbing rekan-rekannya haruslah mereka yang bisa dengan cepat megerjakan latihan dan tugas-tugas mengunakan komputer, mereka yang akan menjadi tutor bagi siswa yang lainya. Jika terjadi ketidak mengertian dari siswa maka mereka dapat bertanya dulu kepada ketua kelompok atau tutor sebaya. Apabila ketua kelompok tidak mampu membantu mengerjakanya barulah mereka bertanya kepada guru.

Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang


(9)

lebih akrab. Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti halnya tutor sebaya.

E. Validitas Data

Guru diharapkan tetap mengawasi dan mendampingi tutor sebaya untuk membantu teman-temannya. Guru harus melakukan kegiatan evaluasi dan menampung keluhan-keluhan, kesulitan-kesulitan yang meliputi:

o Evaluasi kegiatan tutor;

o Evaluasi kemampuan siswa, disamping peniliaan yang telah diberikan oleh

tutor.

o Menampung dan menjawab setiap kesulitan siswa dan tutor. o Memberikan penghargaan kepada tutor

G. Indikator Kinerja

Evaluasi kinerja siswa gunakan bentuk asesmen dan evaluasi autentik yang tidak hanya mengukur aspek verbal dan kognitif siswa, namun juga mengukur karakter, keterampilan, kewaspadaan dan cara berfikirnya dalam mengatasi masalah. Dalam konteks edukatif serta sebagai media untuk menumbuhkan motivasi belajar. (Suyanto dan Harmanto, 2005)

H. Prosedur Penelitian

Dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar, artinya mengubah seluruh dimensi prilakunya. Prilaku ini meliputi tingkah laku yang bersifat terbuka seperti keterampilan membaca (ranah karsa), juga bersifat tertutup seperti berfikir (ranah cipta)dan perasaan (ranah rasa). Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan(Syah Muhobbin : 2006)

Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Agar proses pembelajaran yang dilakukan tutor sebaya dapat terlaksanakan dengan lancar


(10)

perlu adanya tutor yang benar-benar mampu untuk mengajar temannya. Oleh karena itu, guru harus menyeleksi siswa yang akan dijadikan tutor. Cara pertama adalah siswa yang memiliki nilai terbaik dikumpulkan dan diseleksi oleh guru untuk dipilih beberapa orang sebagai tutor. Kedua, guru melatih beberapa orang yang memiliki kemampuan lebih atau guru dan guru menunjuk mereka untuk dapat menjadi tutor bagi rekan-rekannya.

Pada saat mengerjakan latihan ini akan memakan waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan dari metode tutor sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :

- Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya. - Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan

temannya. III . PENUTUP 1. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

Keterbatasan sarana prasarana pembelajaran TIK di sekolah-sekolah membawa dampak terhadap proses dan hasil pembelajaran. Kurangnya komputer dan kelengkapan lainnya di labor komputer di SMA Muhammadiyah Kudus dapat membuat siswa malas untuk belajar TIK. Untuk mencari jalan keluarnya maka dilakukanlah tindakan dengan mengunakan metode Tutor sebaya dalam pembelajar TIK di labor komputer.

Tutor sebaya merupakan cara meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar TIK. Siswa menjadi termotivasi untuk belajar komputer dengan bibingan teman-teman mereka sendiri. Mereka juga menjadi termotivasi untuk saling memberi tahu dan saling bertukar informasi yang mereka miliki. Tutor sebaya juga menjadi sebuah solusi bagi guru untuk dapat mengajarkan komputer, karena guru TIK tidak memiliki waktu yang cukup untuk membantu siswa dalam latihan-latihan dengan mengunakan komputer.


(11)

Turor sebaya juga dapat menjawab permasalahan sehubungan dengan kurangnya komputer di labor komputer SMA Muhammadiyah Kudus. Komputer yang jumlahnya terbatas harus dapat digunakan secara bersama oleh siswa, sehingga ada kemungkinan siswa tidak pernah mendapatkan komputer. Dengan tutor sebaya dan pembagian kelompok, membuat pembagian kerja menjadi teratur sehingga semua anggota kelompok dapat menggunakan komputer untuk mengerjakan latihan dan tugas.

2. Saran.

Saran yang dapat penulis berikan adalah dalam proses belajar mengajar sebaiknya mengembangkan kreativitas siswa, dan guru di harapkan dapat memperhatikan, memberi bimbingan kepada siswa untuk dapat, bisa mengunakan komputer dengan baik dan lancar komputer. Disamping itu diharapkan guru-guru dapat mencari metode-metode pembelajaran yang baik untuk kelancaran prases pembelajaran disekolah.

Sehubungan dengan mata pelajaran TIK penulis harapkan adanya kerja sama semua pihak untuk dapat mengatasi permasalahan seperti kurangnya sarana dan prasaran. Kurangnya tenaga pengajar. Dan sering dijumpainya permasalahan-permasalahnya yang berhubungan dengan alat di labor komputer.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Nuhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Rasda karya.

Degeng, I N. S. 1988. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.

Harmanto dan Suyanto, Totok. 2005. Peningkatan Perolehan Belajar Mahasiswa Melalui Rekonstruksi Matakuliah Dasar dan Konsep Pendidikan Moral dengan Pendekatan Kontekstual. Surabaya: Tidak diterbitkan.

BNSP. 2006. Petenjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Debniknas

SMK Swadayat. 2007. Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI. Alamat Web : http://smkswadayatmg.wordpress.com/xmlrpc.php.

Tuhuserta Sawali. 2007. Diskusi Kelompok Terbimbing Model Tutor Sebaya. Alamat Web :http://sawali.info\tutor sebaya\Diskusi Kelompok Terbimbing Model Tutor Sebaya _ Catatan Sawali Tuhusetya.htm


(1)

Sebelum kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor. Seorang tutor hendaknya memiliki kriteria (Sawali Tuhusetya : 2007):

1. Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas. 2. Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa.

3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik. 4. Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama.

5. Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik.

6. Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab. 7. Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.

Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari dan mengkoordinir rekannya dalam megerjakan latihan dan tugas yang di berikan guru.

2. Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai.

3. Menyusun jadwal bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, atau dilabor komputer secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

4. Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian yaitu siswa SMA Muhammadiyah Kudus.

Sebagaimana yang terkandung dalam Standar Kompetesi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran TIK, siswa diberikan materi pelajaran komputer sesuai dengan kompetensi. Materi pembelajaran yang harus diajarkan untuk tingkat SMA . Adapun materi yang harus disampaikan antara lain pengenalan program, sistem pengunaan komputer dan praktek praktek program aplikasi lainnya. Ini juga dilakukan di SMA Muhammadiyah Kudus.

Akan tetapi pada saat praktek dengan mengunakan komputer sering timbul masalah karena siswa tidak dapat lagi bekerja dengan baik. Ini


(2)

disebabkan mereka tidak mendapatkan komputer sebagai sarana praktek mereka. Mereka mengunakan komputer dengan perbandingan satu komputer untuk 2 atau 3 orang siswa. Sedangkan guru juga memiliki permasalahan karena banyaknya siswa yang harus diajarkan secara langsung dalam mengerjakan latihan praktek mengunakan komputer, sehingga mengakibatkan hilangnya kosentrasi guru dalam membimbing siswa, karena banyaknya yang harus diajarkan.

C. Sumber Data

Sumber data langsung dari siswa sebagai subyek sekaligus obyek penelitian dan ditambah dengan literatur yang lain.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam metode tutor sebaya di SMA Muhammadiyah Kudus. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kerja. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang, sehingga pada setiap kelas terdiri dari 7-8 orang tutor. Ketua kelompok sebagai tutor dipilih langsung oleh guru setelah memperhatikan siswa-siswa mana saja yang memiliki kemampuan cepat dalam menangkap pelajaran TIK, dan dapat membimbing rekan-rekannya dalam mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan oleh guru.

Ketua kelompok yang telah diberikan tugas untuk membimbing rekan-rekannya haruslah mereka yang bisa dengan cepat megerjakan latihan dan tugas-tugas mengunakan komputer, mereka yang akan menjadi tutor bagi siswa yang lainya. Jika terjadi ketidak mengertian dari siswa maka mereka dapat bertanya dulu kepada ketua kelompok atau tutor sebaya. Apabila ketua kelompok tidak mampu membantu mengerjakanya barulah mereka bertanya kepada guru.

Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang


(3)

lebih akrab. Dalam penggunaan metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti halnya tutor sebaya.

E. Validitas Data

Guru diharapkan tetap mengawasi dan mendampingi tutor sebaya untuk membantu teman-temannya. Guru harus melakukan kegiatan evaluasi dan menampung keluhan-keluhan, kesulitan-kesulitan yang meliputi:

o Evaluasi kegiatan tutor;

o Evaluasi kemampuan siswa, disamping peniliaan yang telah diberikan oleh tutor.

o Menampung dan menjawab setiap kesulitan siswa dan tutor. o Memberikan penghargaan kepada tutor

G. Indikator Kinerja

Evaluasi kinerja siswa gunakan bentuk asesmen dan evaluasi autentik yang tidak hanya mengukur aspek verbal dan kognitif siswa, namun juga mengukur karakter, keterampilan, kewaspadaan dan cara berfikirnya dalam mengatasi masalah. Dalam konteks edukatif serta sebagai media untuk menumbuhkan motivasi belajar. (Suyanto dan Harmanto, 2005)

H. Prosedur Penelitian

Dalam perspektif psikologi pendidikan, mengajar pada prinsipnya berarti proses perbuatan seseorang (guru) yang membuat orang lain (siswa) belajar, artinya mengubah seluruh dimensi prilakunya. Prilaku ini meliputi tingkah laku yang bersifat terbuka seperti keterampilan membaca (ranah karsa), juga bersifat tertutup seperti berfikir (ranah cipta)dan perasaan (ranah rasa). Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan(Syah Muhobbin : 2006)

Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini dengan memberi pengarahan dan lain-lain. Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Agar proses pembelajaran yang dilakukan tutor sebaya dapat terlaksanakan dengan lancar


(4)

perlu adanya tutor yang benar-benar mampu untuk mengajar temannya. Oleh karena itu, guru harus menyeleksi siswa yang akan dijadikan tutor. Cara pertama adalah siswa yang memiliki nilai terbaik dikumpulkan dan diseleksi oleh guru untuk dipilih beberapa orang sebagai tutor. Kedua, guru melatih beberapa orang yang memiliki kemampuan lebih atau guru dan guru menunjuk mereka untuk dapat menjadi tutor bagi rekan-rekannya.

Pada saat mengerjakan latihan ini akan memakan waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Uraian di atas adalah beberapa kelebihan dari metode tutor sebaya sementara kekurangan metode ini antara lain :

- Tidak semua siswa dapat menjelaskan kepada temannya.

- Tidak semua siswa dapat menjawab pertanyaan temannya.

III . PENUTUP 1. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

Keterbatasan sarana prasarana pembelajaran TIK di sekolah-sekolah membawa dampak terhadap proses dan hasil pembelajaran. Kurangnya komputer dan kelengkapan lainnya di labor komputer di SMA Muhammadiyah Kudus dapat membuat siswa malas untuk belajar TIK. Untuk mencari jalan keluarnya maka dilakukanlah tindakan dengan mengunakan metode Tutor sebaya dalam pembelajar TIK di labor komputer.

Tutor sebaya merupakan cara meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar TIK. Siswa menjadi termotivasi untuk belajar komputer dengan bibingan teman-teman mereka sendiri. Mereka juga menjadi termotivasi untuk saling memberi tahu dan saling bertukar informasi yang mereka miliki. Tutor sebaya juga menjadi sebuah solusi bagi guru untuk dapat mengajarkan komputer, karena guru TIK tidak memiliki waktu yang cukup untuk membantu siswa dalam latihan-latihan dengan mengunakan komputer.


(5)

Turor sebaya juga dapat menjawab permasalahan sehubungan dengan kurangnya komputer di labor komputer SMA Muhammadiyah Kudus. Komputer yang jumlahnya terbatas harus dapat digunakan secara bersama oleh siswa, sehingga ada kemungkinan siswa tidak pernah mendapatkan komputer. Dengan tutor sebaya dan pembagian kelompok, membuat pembagian kerja menjadi teratur sehingga semua anggota kelompok dapat menggunakan komputer untuk mengerjakan latihan dan tugas.

2. Saran.

Saran yang dapat penulis berikan adalah dalam proses belajar mengajar sebaiknya mengembangkan kreativitas siswa, dan guru di harapkan dapat memperhatikan, memberi bimbingan kepada siswa untuk dapat, bisa mengunakan komputer dengan baik dan lancar komputer. Disamping itu diharapkan guru-guru dapat mencari metode-metode pembelajaran yang baik untuk kelancaran prases pembelajaran disekolah.

Sehubungan dengan mata pelajaran TIK penulis harapkan adanya kerja sama semua pihak untuk dapat mengatasi permasalahan seperti kurangnya sarana dan prasaran. Kurangnya tenaga pengajar. Dan sering dijumpainya permasalahan-permasalahnya yang berhubungan dengan alat di labor komputer.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Nuhibbin. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Rasda karya.

Degeng, I N. S. 1988. Ilmu Pengajaran: Taksonomi variabel. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.

Harmanto dan Suyanto, Totok. 2005. Peningkatan Perolehan Belajar Mahasiswa Melalui Rekonstruksi Matakuliah Dasar dan Konsep Pendidikan Moral dengan Pendekatan Kontekstual. Surabaya: Tidak diterbitkan.

BNSP. 2006. Petenjuk Teknis Pengembangan Silabus Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Debniknas

SMK Swadayat. 2007. Penerapan Metode Tutor Sebaya dalam upaya mengoptimalkan pemebelajaran mata pelajaran KKPI. Alamat Web : http://smkswadayatmg.wordpress.com/xmlrpc.php.

Tuhuserta Sawali. 2007. Diskusi Kelompok Terbimbing Model Tutor Sebaya. Alamat Web :http://sawali.info\tutor sebaya\Diskusi Kelompok Terbimbing Model Tutor Sebaya _ Catatan Sawali Tuhusetya.htm


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN AKTIVITAS BELAJAR

1 25 80

PENERAPAN STRATEGI TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA Penerapan Strategi Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 02 Mayong Kidul Tahun 2013/2014.

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA Penerapan Strategi Tutor Sebaya Dalam Meningkatkan Kreativitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD N 02 Mayong Kidul Tahun 2013/2014.

0 1 12

EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA EFEKTIFITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULUNG KLATEN TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 15

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA Penggunaan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI SDN 2 Carikan Kecamatan Juwiring Kabupat

0 1 14

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA BERBANTUAN MOODLE DAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM BELAJAR MICROSOFT POWERPOINT.

0 2 35

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR`ĀN SISWA KELAS XI.

2 15 43

penggunaan metode tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar microsoft excel

0 0 1

penggunaan tutor sebaya untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar microsoft word 2003

0 0 1

Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kewirausahaan Melalui Tutor Sebaya

0 0 12