TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN STRUKTUR PEKERJAAN

Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 103

C. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN STRUKTUR PEKERJAAN

GALIAN TANAHURUGAN 34.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan- perlengkapan untuk semua pekerjaan galian yang diperlukan sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan. b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain. c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang dan yang tertanam pada tanah tanpa mengabaikan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku jika pekerjaan tersebut tidak disebutkan secara khusus d. Kontraktor harus melakukan pekerjaan galian untuk semua pekerjaan seperti yang terlihat dalam gambar untuk pekerjaan galian tanah pondasi, pemotongan pembentukan kontur elevasi lahan sesuai site plan, pembentukan badan jalan,timbunan kembali galian tanah pondasi, timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran, timbunan tanah untuk peninggian, galian tanah untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan, galian bak kontrol, dan pekerjaan perataan tanah sekeliling dan pekerjaan lain yang tidak disebutkan namun harus dikerjakan karena untuk mendukung pekerjaan tersebut. 34.2 KETENTUAN UMUM a. Untuk detail pekerjaan yang mungkin tidak tercantum dalam spesifikasi ini tapi peekrjaan tersebut tetap harus dilakukan, maka kontraktor harus melaksanakannya sesuai standard yang berlaku. b. Untuk pekerjaan galian, kontraktor harus mempelajari semua data dan memutuskan tahapan metode galian yang akan dipakai. Kontraktor dapat membuat studi tambahan penyelidikan tanah, dan sebagainya bila konraktor berpendapat datadesain yang ada tidak sesuai dengan usulannya. c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk konsekwensi yang terjadi atas kegagalan konstruksi pada saat pengaglian sehubungan dengan metode galian yang ada, maupun metode galian usulannya. d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasuk jenis semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agar pekerjaan galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini, kontraktor harus melakukan segala tindakan yang diperlukan, seperti penelitian di lapangan dan lingkungan proyek, mempersiapkan perencanaan setail galian dan penahan tanah sementara, test, sistem monitor pengawasan pembongkaran kembali pekerjaan sementara, tindakan lainnya, untuk meyakinkan pihak perencanaan maupun team pengawas dari pemerintah. e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakai oleh kontraktor harus disetuui oleh Konsultan PengawasKonusltan Perencana, dan perlu ditegaskan bahwa persetujuan itu tidak berarti membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk semua kerusakan yang mungkin timbul pada bangunan sekelilingnya jika ada. f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yang telah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kontraktor tetap bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang mungkin terjadi. 34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya dari segala kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian. Kontarktor juga Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 104 bertanggung jawab untuk segala kerusakan ataupun tuntutan dari masyarakat yang mungkin terjadi. b. Kontraktor harus menggali sesuai dengan bentuk dan kedalaman yang a kan direncanakan. c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian dengan adukan semen pasir Screed, agar tidak terjadi kelongsoran d. Kontarktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dalam menyiapakan dan mengawasi semua rencanapelaksanaan galian, seperti menentukan tahapan dan sistem schedule, penempatan konstruksi sementara sistem saluran air hujan, dewatering jika sangat mendesak, dan sisitem monitoring untuk pergerakan tanah jika sangat diperlukan dan semua tindakan pengalaman dari pekerjaan galian. e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporan mingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaan galian kepada pihak direksi proyek. f. Direksi perencana berhak meminta kontraktor menambah mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yang mencurigakan tanpa adanya tambahan biaya. g. Setiap perubahan metodeurutan galian harud dilaporkan dan disetujui oleh direksi h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan galian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuat laporan maupun ijin yang diperlukan dari pihak yang berwajib. 34.4 KONDISI LAPANGAN a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjau lokasi. Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yang didapat baik dari gambar maupun kunjungan, cukup dapat mengajukanmenghitung harga penawaran b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktor sudah dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dan sekelilingnya, berikut bangunan sekelilingnya yang mungkin terpengaruh oleh kegiatan konstruksi tidak ada tuntutan untuk tambahan biaya di kemudian hari dengan alasan tidak adanya data yang jelas. c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segala tunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masa konstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaan kegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain. d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalan lingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan ke proyek harus terlebih dahulu dibersihkan. 34.5 PERSYARATAN MATERIAL Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi yang dipadatkan dengan alat pemadat dengan kepadatan minimal sama dengan kepadatan tanah asli. Untuk timbunan di bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu serta sampah lainnya. 34.6 PEDOMAN PELAKSANAAN a. DireksiKonsultan Pengawas berhak menolak metode galian yang diajukan oleh kontraktor tanpa adanya tambahan biaya untuk hal tersebut. Setiap penolakan seperti di atas tidak membebaskan kontraktor sebagai penanggung jawab tunggal dari pekerjaan galian. b. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk ;  Peralatan keselamtan kerja  Perbaikan tanah  Proteksi lereng galian dengan screed pasangan semen dan pasir c. Direksiperencaan berhak memerintahkan kontraktor, untuk melakukan berbagai tindakan agar keamanan bangunan sekelilingnya dapat terjamin dan tidak ada tambahan biaya untuk Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 105 tidakan tersebut. d. Kontraktor harus menunda pekerjaan galian dalam hal jika terjadi hal-hal yang memungkinkan terjadinya bahaya longsor atau lainnya, pekerjaan dapat dilakukan bila kontraktor sudah mempunyai metode untuk mengatasinya. e. Kontarktor harus mendapatkan persetujuan direksi bila akan melakukan pengurukan bagian-bagian pekerjaan permanen. f. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui direksi. Bentuk galian yang dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian ditemukan pipa pembuangan, kabel listrik, telpon atau lainnya yang masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan kepada direksi atau pada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila dalam penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka kontraktor wajib melaporkannya kepada direksi untuk dilanjutkan kepada pemerintah daerah setempat. Galian-galian untuk bak kontrol, bak penampungan air saluran air hujan, dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. g. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan . h. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan dalam gambar, maka kontraktor harus mengisi galian tersebut dengan pasir urug. i. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian bak kontrol, galian bak penampung air, galian saluran air hujan saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuh yang baik. Setelah lapisan pertama dipadatkan, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan seperti di atas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali. j. Pengurugan dengan tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm. k. Di bawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan. pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan direksi atas tentang kesempurnaan pengurukan dan pemadatan. l. Di bawah pondasi, saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan Pekerjaan tanah untuk struktur : a. Sisa-sisa, kayu akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu lain harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan tanah lapisan bagian teratas top soil daerah yang akan dibangun sehinggga minimal 1 meter di luar garis rabat harus dikupas sedalam 20 cm kedalaman retak untuk tanah bekas ladang sedang untuk tanah bekas sawah minimal 30 cm. Tanah hasil kupasan ini hanya boleh untuk menggurug daerah-daerah rendah yang tidak akan didirikan bangunan di atasnya. Bila kondisi tanah sangat jelek atau labil maka lapisan atas ini harus dibentuk dengan rata menurut garis- garis ketinggian yang ditentukan dalam gambar rencana. b. Muka tanah tempat akan didirikan bangunan di atasnya harus dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggin yang ditentukan di dalam gambar rencana. Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 106 c. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dari peralatan terjadi suatu talud tebing maka harus diusahakan pengamanan pada tebing yang rawan untuk diusahakan pengamanan pula air hujanair tanah tidak melimpah ke daerah bangunan yang lebih rendah, dengan kata lain daerah kerja harus selalu bebas banjir. d. Galian tanah dilaksanakan untuk semua jenis pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya di bawah tanah seperti rollag atau sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran septicktank dan pembebasan penanaman pohon dan lain-lain yang nyata-nyata harus dilakukan sesuai dengan rencana gambar. e. Galian tanah yang melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas. f. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat atau didekat tanah galian seperti akar atau tunas pohon sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan. g. Pada bagian galian yang dianggap mudah longsor pemborong harus mengadakan tindakan pencegahan dengan membuat talut atau cara lain, kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat guguran tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan kontraktor. h. Pengeringan tempat kerja . Untuk pelaksanaan, tempat kerja terutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk itu pemborong harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap pakai dengan daya jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan. i. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi. j. setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir tanah berpasir dan tidak terlalu basah. k. Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesin pemadat Stamper dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris. Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan, pada dasarnya akan ditentukan dan di bawah pengawasan konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman yang diperlukan, pelaksaannya harus dengan lapis demi lapis, setiap lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm. l. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas. 34.7 PENGURUGAN a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan tanah galian, yang sebelumnya harus disetujui direksi. b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis, ketebalan lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harus mencapai kepadatan 95 dari standar Proctor Lab. pada kadar air Optimum. Untuk lapisan yang paling atas harus mencapai 98 standar Proctor Lab. c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yang cukup untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, maka kontraktor tidak boleh meneruskan pekerjaan pemadaatan untuk lapisan berikutnya,. d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu dari persyaratan-persyaratan berikut; - Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4, A-2- 5 atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harus dipadatkan sampai 90 dari berat jenis kering maksimum Maximum dry Density menurut AASHTO T.99 - Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatian khusus diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95 Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 107 dari berat jenis kering maksimum Maximum dry Density menurut AASHTO T.99 e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang 45 cm terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lain yang mungkin menjadi rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa diganti dengan stemper f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap. Jika ada waterproofing maka bahan anti rayap tidak bereaksi dengan water prooffing. g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, maka sebelum pemasangan pelat pondasi beton, dasar galian ditimbun dengan pasir urug dengan ketebalan 10 cm setelah disiram, diratakan dan dipadatkan kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 m dengan adk 1 ps : 3 psr : 5 krl. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail maka sebelum pemasangan sloof beton dipasang lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl. PEKERJAAN BETON BERTULANG 35.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan- perlengkapan untuk semua perbuatan dan mendirikan semua baja tulangan, bersama dengan semua baja tulangan, bersama dengan semua pertukangan keahlian dan yang ada hubungan dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana yang diperlukan. b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain. c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang akan terpasang, selubung-selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton. Syarat-syarat umum pada pekerjaan ini berlaku penuh PBI 1971 d. Ukuran-ukuran dimensi dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih data ukuran-ukuran antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan perencana atau direksi guna mendapatkan ukuran yang sesungguhnya yang disetujui oleh Perencana. Jika karena keadaaan pasaran besi penulangan perlu diganti guna berlangsung pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh kurang dengan luas sebelumnya dengan memperlihatkan syarat-syarat lainnya yang termuat di dalam ketentuan yang berlaku. PBI 1971, SK SNI 1991, dll Dalam hal ini Direksi ProyekKonsultan Pengawas harus diberitahu terlebih dahulu. 35.2 BAHAN a. Spesifikasi Beton Campuran adukan beton harus berdasarkan Mix Design Trial Mix untuk umur 7, 14 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum hasil pengujian untuk 10 sampel yang diambil secara acak berdasarkan mix design yang telah disetujui oleh Direksi ProyekKonsultan Pengawas. Hasil pengujian tersebut harus disertakan dan diserahkan kepada Direksi proyek selambat-lambatnya 6 hari sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai. Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 108 Campuran adukan beton baik yang dikerjakan di lokasi proyek ataupun beton berupa ready mix harus menggukan standar dan perlakuan yang sama denganuntuk mutu beton fc = 19,3 Mpa K- 225 harus dibuat untuk Pondasi plat tapak, sloof, balok, plat lantai, Kolom-kolom induk dan tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana. b. Semen  Digunakan Portland Cement Type I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia NI 8 tahun 1972.  Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai bahan campuran.  Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab maka alas semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan semen paling tinggi 2m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman. c. Pasir beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam keras, bebas dari bahan- bahan organik, lumpur dan kotoran sampah serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam standar ASTM C-33, PBI - 1971 dan SK-SNI 1991 telah diuji di laboraturium bahan. Pasir merupakan pasir dengan gradasi seimbang, tidak mengandung lumpuh lebih dari 5 dan bahan organik lain. Direkomendasikan menggunakan pasir cor dari Gunung Sugih. d. K e r i k i l Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 dan telah diuji di laboratorium bahan. Pemilihan gradasi kerikil harus diperhatikan agar masuk ke dalam sepasi tulangan dan di sarankan menggunakan kerikil 1 : 2 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat. e. Air Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. f. Besi beton Besi beton yang digunakan terdiri besi untuk tulangan struktur utama balok, kolom, pondasi dan penyusun rangka ferrosement dan sengkang terbuat dari besi polos bercap karakteristik fy = 2700 kgcm² atau U-24 Krakatau Steel. Apabila ada kejanggalan dalam gambar mengenai pemakaian besi akibat dengan pelambangan yang berbeda harus dikonfirmasikan dengan konsultan pengawas. Kontraktor tidak diperkenankan mengganti ukuran besi atau menurunkan diameter pemakian besi. Besi beton yang telah tertutup dengan adukan kering atau bahan lain untuk pelaksanaan pengecoran lanjutan harus dibersihkan dulu dan dipastikan bahwa adukan tersebut dapat menempel pada besi. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang yang dapat menyebabkan perlemahan bahan. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 109 keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu. Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:  Harus ada persetujuan direksi  Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas. Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong. g. Cetakan dan Acuan Kontraktor harus terlatih terlebih dahulu mengajukan perhitungan- perhitungan gambar-gambar rancangan cetakan dan acuan untuk mendapatkan persetujuan Direksi sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jelas terlihat konstruksi cetakanacuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta sistem rangkanya.  Cetakan dan acuan untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam PBI 1971 NI-2.  Acuan yang harus direncanakan untuk dapat memikul beban- beban konstruksi dan getaran-getaran yang ditimbulkan oleh peralatan penggetar. Lendutan maksimum dari cetakan dan acuan antara tumpuannya harus lebih kecil dari 1400 bentang antara tumpuan tersebut.  Pembongkran cetakan dan acuan harus dilaksanakan sedemikian agar keamanan konstruksi terapi terjamin dan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 NI-2.  Cetakan untuk pekerjaan kolom dan lain-lain pekerjaan beton harus menggunakan plywood ketebalan minimum 15 mm tipe 1 WBT atau plat baja ketebalan minimum 1 mm, balok 57, 610 dolken 8-12 cm atau bahan-bahan lainnya yang disetujui oleh Direksi.  Kontraktor harus menyerahkan perencanaan dan data-data teknis untuk penggunaan slip form 2 minggu sebelum pelaksanaan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan; pengusulan sub kontraktor spesialisnominted harus disertai supporting data dari perusahaan yang bersangkutan referensi untuk pekerjaan-pekerjaan yang sejenis. h. Pekerjaan Perancah a Definisi Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan Dan beton yang belum mengeras. Kontraktor harus mengajukan perancangan perhitungan dan gambara perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan perancangan perancah dan pekerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan biaya untuk harga satuan perancah. b Pelaksanaan Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya pengerusan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap pembebanan yang akan mungkin ada. Kontraktor harus memperhitungkan dalam membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya-gaya yang bekerja padanya sedemikian rupa hingga pada akhir-akhir pekerjaan beton, permukaan dan pentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan peil dan bentuk yang seharusnya. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal itu tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 110 pengecoran beton berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang berlebihan sehingga menurut Direksi hal itu menyebabkan kedudukan peil akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau dapat membiayakan dari segi konstruksi, maka pengawas proyek yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dapat memerintahkan untuk membeongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut dianggap cukup kuat. Biaya rancangan dan sistem pondasinya atau sistem lainnya secara detail, termasuk perhitungannya, harus diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk oleh Direksi untuk disetujui dan dikerjakan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rancangan tersebut disetujui. c Pembongkaran Sehubungan dengan beban pelaksanaan maka beban pelaksanaan harus didukung oleh struktur-struktur penunjangannya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah. d Perancangan Perancah Beban untuk didesain perancah didasarkan pada ACI – 347 i. Bahan aditif  Kontraktor harus menjelaskan penggunaan bahan aditif tersebut dan memberikan penjelasan brosur yang berkaitan dengan bahan yang dipakai kepada Direksi Proyek dan Konsultan Pengawas  Kontraktor dapat menggunakan bahan-bahan aditif sebagai tambahan untuk pada saat pengecoran dengan sepengetahuan dan se ijin dari Direksi Proyek Konsultan Pengawas  AkibatDengan penggunaan bahan tersebut kontraktor tidak mendapatkan tambahan biaya  Apabila terjadi kegagalan akibat kesalahan dalam penggunaan bhan aditif tersebut yang diakibatkan karena saat pelaksanaan maka kontraktor wajib membongkar dan mengganti pekerjaan tersebut sesuai dengan spekfifikasi semula. 35.3 PENGUJIANPEMERIKSAAN MUTU BETON Pengujian mutu beton ditentukann melalui pengujian sejumlah benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm sesuia PBI 1971 Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump test dimana nilai slump harus dalam batas-batas yang disyaratkan dalam PBI 1971 kecuali ditentukan oleh Direksi Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili satu volume rata- rata tidak boleh lebih dari 5 m3 atau 10 adukan truk drum diambilkan volumenya terkecil disamping itu sejumlah maksimum dari beton yang terkena penolakan akibat setiap keputusan yaitu 30 m², kecuali ditentukan Direksi Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14, dan 28 hari Hasil pengujian beton harus diserahkan sebelum pelaksanaan dilaksanakan,. Yaitu khusus dengan pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah . Sedangkan pengujuan beton diluar ketentuan tersebut harus diserahkan kepada direksi dalam jangka waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI 1971 dilakukan dilokasi pengecoran dan harus disaksikan oleh direksi. Apabila digunakan metode pengecoran yang harus disaksikan oleh direksi mengunakan pompa Concrete Pump maka pangambilan contoh segala Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 111 macam jenis pengujian di lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung pipa pada lokasi yang akan dilaksanakan. 35.4 PEDOMAN PELAKSANAAN: Ketentuan Umum 1. Kecuali ditentukan lain dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971 dan SK-SNI 1991, ACI, British Standard 2. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada direksi apabila ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. 3. Pembesian  Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.  Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang tercantum pada PBI 1971. Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.  Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan untuk dan tempat pengecoran berlangsung.  Toleransi pembuatan dan pemasngan tulangan disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971.  Batang-batang baja yang lunak harus mempunyai keluluhan bawah tekan minimum = 2400 kgcm 2 dan 4000cm 2 untuk batang-batang baja yang diprofilkan seperti yang disarankan dalam gambar-gambar struktur.  Sambungan tulangan dan perjangkaran harus dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang tercantum dalam PBI 1971.  Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atas mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan pada keperluan proyek ini.  Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh Direksi.  Semua pengujian tersebut diatas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di laboraorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT LUK BPPT Serpong atau laboratorium lainnya yang direkomendasikan oleh Direksi dan minimal sesuai dengan SII-031-84 salah satu standart uji yang dapat dipakai adalah ASTMA-615.  Semua standart bar stek-stek tulangan dari kolom dan dinding harus diperpanjang sampai dengan 40 D diatas taraf peil dari yang ditentukan dalam gambar, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. 4. Adukan beton pengangkutan Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi yaitu:  Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.  Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor, nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971. 5. Pengecoran Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 112 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki-kaki yang tidak dibebani tulangan. Kaki- kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor. Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi Styrobond Perekat sambungan adukan beton atau bila dibutuhkan perlu waktu percepatan atau perlambatan pengerasan maka dapat dicampur bahan additive dengan mengikuti petunjuk pemakaian. Pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. 6. Perawatan beton  secara umum harus memenuhi persyaratan PBI 71 Bab. 6.6  Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara mempertahankan dimana kondisi kehilangan kelembaban minimal adalah minimal suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan dalam waktu proses hidrasi semen serta pengerasan beton  Perawatan beton dimulai segera pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 30 o celsius selanjutnya untuk daerah-daaerah dimana terdiri dari beton yang bersangkutan untuk setiap 10 m 3 . Pengukuran harus terus dilakukan 3 kali sehari setiap hari setelah sampai pembukaan cetakan, pembukaan baru dapat dilakukan setelah temperatur beton terhadap cuaca di sekeliling tidak lebih dari 30 o C . Demikian perawatan beton tetap dilakukan terus menerus dan dapat dihentikan bila ada temperatur beton terhadap cuaca disekeliling tidak lebihd dari 30 o C. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan adukan beton harus tetap dalam keadanan basah, apabila cetakan dan acuan beton dibuka selama sisa waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi beton terus menerus dengan menutupi dengan karung –karung bawah atau yang disetujui direksi. Beton Kedap Air 1. Beton untuk tangki air, ground tank dan pekerjaan beton lainnya yang berhubungan dengan air harus dibuat kedap air, misal dengan penambahan bahan adiktif yang sesuai dan atas persetujuan Direksi. Penggunaan bahan addiktive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat serta adanya jaminan bahwa bahan adiktif tersebut tidak mempengaruhi kekuatan maupun ketahanan beton. 2. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran beton, pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat-sifat kedap air pada bagian pekerjaan itu. 3. Nilai slump beton yang diperlukan adalah minimum untuk menjamin pengecoran dan pemadatan beton sesuai. 4. Kontraktor harus bertanggung jawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka semua biaya perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 113 jawab kontraktor. 5. Kontraktor harus memberikan jaminan untuk jangka waktu 10 tahun terhadap kedap air hasil pekerjaannya terhitung sejak selesainya masa pelaksanaan pekerjaan. 6. Apabila terjadi kebocoran atau kerusakan-kerusakan lain selama jangka waktu tersebut dalam 5, kontraktor atas biya sendiri harus segera memperbaiki bagian mengalami kerusakan tersebut sampai permukaan akhir termasuk juga memperbaiki peralatan- peralatan seperti peralatan listrik, pengatur udara AC dan instalasi lainnya yang mengalami kerusakan akibat pengaruh tersebut diatas. Pelaksanaan Beton Kedap Air 1. Betom yang dipakai untuk tangki air, ground tank harus dibuat kedap air. Bila dipakai bahan addiktive tersebut harus disetujui oleh Direksi. 2. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi dalam cara hal pengadukan, campuran, beton, pengangkutan, pengecoran, dan perawatan beton serta pengawasannya untuk mendapatkan sifat- sifat kedap air pada bagian tersebut. 3. Nilai slump beton adalah 10 + 2 cm. 4. Sebelum pengecoran pelat, maka harus terlebih dahulu dibuatkan atau sementara yang akan melindungi beton yang baru dicor terhadap terik matahari dan hujan. 5. Selama 14 empat belas hari beton pelat harus dipelihara tetap dibasahi direndam air. 6. Bekisting untuk dinding hanya boleh dibuka bila beton sudah berumur 3 tiga hari. Setelah bekisting dibuka, dinding beton harus tetap ditutup oleh karung basah. Penyiraman dinding beton dilakukan minimal 3 kali, selama 14 ahri berturut. 7. Water stop harus dipasang diikat dengan baik, sehingga terjamin tidak akan terlepas dapat saat pengecoran. 8. Sambungan pengecoran, harus dichipping dan dibersihkan gumpalan-gumpalan semen. Sebelum pengecoran maka sambungan harus dilapis dengan calbond. 9. Penutupan dinding bekisting harus disetujui Direksi. 10. Pengujian sifat kedap air dilakukan setelah beton berumur 21 hari. Pengujian dilakukan dengan memasukan air pada Ground tank dan bak penampung. Pengamatan dilakukan selama minimal 3 hari berturut-turut. 11. Bila dijumpai keropos atau rembesan pada dinding maupun sambungan pengecoran, maka kontraktor harus memperbaiki kebocoran tersebut dengan grouting ataupun injeksi, atas biaya kontraktor. 12. Kontraktor bertanggungjawab atas pekerjaan beton tersebut terhadap sifat kedap airnya. Apabila terjadi kebocoran atau rembesan air maka biaya perbaikannya untuk mengembalikan sifat kedap air tersebut adalah menjadi tanggung jawab kontraktor. 13. Pemadatan tanah yang berada dibawah pelat harus menggunakan mesin gilas guna mendapatkan pemadatan yang merata pada seluruh daerah. Cacat pada Beton Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan Direksi mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut : 1. Konstruksi beton yang keropos. 2. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti direncanakan atau posisinya tidak sesuai gambar. 3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 114 direncanakan. 4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain. 5. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya ahrus dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi dan konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut diangga p memungkinkan. Pemasangan Pipa, Saluran Listrik Dan Lain-Lain Akan Tertanam Di Dalam Beton 1. Penempatan saluran pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurang kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan PBI 1971 – Bab 5.7 2. Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian-bagian struktur beton bila tidak ditunjukan secara detail di dalam gambar. Didalam beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa. 3. Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukan di dalam gambar, tidak dibenarkan untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton. 4. Apabila dalam pemasangan pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor harus segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi. 5. Tidak dibenarkan untuk membengkokan atau menggesermemindahkan baja tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Direksi. Benda-Benda yang Ditanam dalam Beton 1. Semua bagian-bagianperalatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan pekerjaan lainnya yang ada hubungannya dengan bekerjaan beton harus sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan. 2. Bagian-bagianperalatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya yang diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran beton dilaksanakan. 3. Kontraktor utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain untuk memasang bagian- bagianperalatan tersebut sebelum pelaksanaan pengecoran beton. 4. Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong dapat bendaperalatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga diharuskan tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah pelaksanaan pengecoran beton. PEKERJAAN LOGAMRANGKA BAJA 36.1 LINGKUP PEKERJAAN a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, kuda- kuda baja, pelat- pelat, baut-baut, angker-angker, teralis dan lain sebagainya menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan. b. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja, seperti pemasangan elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan urian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan. Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 115 d. Untuk rangka atap yang menggunakan baja ringan Zincalume profil C.Truss, sistem struktur dan pemasangannya disesuaikan dengan lisensi pabrik dengan satuan pembayaran M2. 36.2 KETENTUAN UMUM Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan pemasangan konstruksi bahan untuk pekerjaan kuda-kuda, gording nok dan sebagainya. a. Bahan-bahan struktur Konstruksi  Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini baja jenis BJ.37 dengan tegangan tarik putus baja minimum 2400 kgcm².  Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang bengkokan, puntiran atau cacat perubahan bentuk lainnya.  Batang baja harus disediakan sesuai penampang, bentuk tebal, ukuran, berat dan detai-detail lainnya sesuai dengan gambar.  Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADE-A. Batang- batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau sama dengan 6 mm 14 dan harus dijaga agar selalu kering.  Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisis-kisis untuk tujuan semua konstruksi dibuat atau dilas harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A36 atau setara dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi  Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memnuhi spesifikasi “American Institute Of Steel ConstructionAISC” dan PPBBI 1984. b. Pengikat-pengikat baut-baut, mur-mur skrup-skrup dan ring-ring harus sebagai berikut ;  Untuk sambungan bukan baja ke baja  Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A307 dan harus digalvanis  Untuk sambungan baja-ke baja  Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus terlapis Cadnium  Untuk sambungan logam yang berlainan tidak sama pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A2276 type 321 lainnya dari baja dari bahan anti karat.  Ring-ring bulat biasa harus baja tanah korosi c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari “American Welding Society” AWS D 1,0 – 69 : code for welding in Bilding Construction” d. Baut angkur dan skrup-skrup mur-mur harus memnuhi persyaratan ASTM A325 e. Baut dan mur tidak berlapis unifunished harus memenuhi ASTM A307 f. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik. g. Peraturan-peraturan dan standard yang dipakai Peraturan-peraturan dan standard di bawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari sertifikasi ini. Dalam hal ada pertentangan, spesifikasi yang menentukan ;  Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBBI 1984  American Institute of Steel Construction  American Society for Testing Material ASTM 36.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN a. Pemeriksaan dan lain-lain Seluruh pekerjaan baru berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 116 dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesui dengan gambar atau spesifikasi ini boleh ditolak, dan bila harus diperiksa segera. b. Gambar Kerja Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar- gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las, jumlah ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk pabrikasi. Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum pada Gambar Kerja Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak tercantum pada gambar kerja harus dilengkapi oleh pelaksana dan harus dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untuk itu pemborong harus meminta persetujuan dari Direksi PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai. c. Ukuran –ukuran Pelaksana harus meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja. d. Keseluruhan Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang disyaratkan di bawah ini;  untuk kuda-kuda = 1000 l  untuk komponen lain = 1000 l 36.4 PEDOMAN PELAKSANAAN. a. Apabila tidak didefinisikan dalam gambar kerja, maka semua pengelasan konstruksi baja harus sekuat atau sesuai petunjuk tertulis Direksi b. Pekerjaan Pengelasan harus di bawah pengawasan personel yang memiliki kesiapan teknis untuk pekerjaan tersebut. c. Penyambungan bagian-bagian kosntruksi baja harus dilakukan dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian test dan harus memiliki kualifiakasi dari jenis pengelasan yang diperkenankan kepadanya. d. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat , sehingga dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila gambar detail menunjukkan hal tersebut. e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau dipersyaratkan lain. f. Bagian konstruksi yang segera akan dilas harus dibersihkan dari bekas-bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya. g. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda lain. h. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan ditolak dan harus diganti, pekerjaan yang selesai, harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan yang berongga. Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 117 i. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi di cat terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan memenuhi syarat. j. Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan, semua bagian yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari serbuk besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat. k. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dipakai mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaan harus halus. Permukaan- permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihataan teratur, las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya kontraktor. l. Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan didalam bengkel, pekerjaan las yang dilakukan dilapangan harus sama standarnya dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel. Dan tidak diperkenankan melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan. m. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari kotoran minyak, cat dan lain-lain. n. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku atau disetujui oleh Konsultan Pengawas. Las yang dipakai yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Pekerjaan pengelasan yang tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya. o. Macam las yang dipakai adalah las lumer las dengan busur listrik.  Tebal las minimum : 3,50 mm  Panjang las miminum : 60,00 mm p. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan baja yang dipakai. Kelas E 60 atau gradde SAW-1 sesuai ASTM-A 233. Konsultan Pengawas berhak mengadakaan test terhadap hasil pengelasan di balai penelitian bahan-bahan menurut standar yang berlaku di Indoneia. q. Pemasangan di tempat pembangunan.  Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk barang-barang yang telah diserahkan kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-bagian kontruksi yang harus diangkut diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.  Bila menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dianggap terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-bagian yang tertumpuk setelah mendapat peringatan.  Sambungan baut menggunakan baut hitam, dengan kekuatan profil yang digunakan BJ.37. Lubang untuk sambungan baut harus dibor tidak boleh dipungs dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.  Untuk kontruksi kap sebelumnya harus diberikan lendut kontra zeeg sebesar 1600 kali panjang bentangan.  Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara, untuk mencegah timbulnya tegangan yang melewati, tegangan yang diizinkan dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh kontruksi selesai.  Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan diam.  Memotong dan menyelesaikan harus dilaksanakan pada saat bekas irisan, gilingan, masakan dan lain-lain.  Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih, sekali-sekali tidak diperbolehkan bekas-bekas jalur, beram-beram dan lain-lain.  Bila bekas pemotongan pembakaran dengan mesin diperoleh Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 118 pinggiran-pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5 mm, kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.  Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu membuang bekas-bekas potongan. r. Meluruskan memadatkan dan melengkungkan  Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian-bagian non struktural. untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung, melengkungkan pelat suatu jari-jari tidak boleh 3 kali tebal pelat, demikian juga untuk batang-batang di bidang pelat badannya.  Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil dilakukan alam keadaan yang panas.  Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan setelah bahannya dipanaskan menjadi merah tua.  Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan jika bahan yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan cahaya. s. Menembus, mengebor dan melengkungkan .  Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dari pada diameter batang baut-baut itu.  Semua lubang-lubang harus dibor.  Untuk lubang-lubang bagian konstruksi yang disampingkan dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan jika ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor atau diluaskan dan menyimpangnya tidak boleh melebihi 0.5 mm.  Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam. Memberam tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi- besi penggarut. t.Paku Keling dan atau Baut  Baut dan atau paku keling yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam gambar.  Kekuatan bahan baut atau paku keling minimal harus sama dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul.  Pemasangan paku keling atau baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang merata satu dengan yang lainnya. u. Pengecatan  semua konstruksi komposite tidak diperkenankan untuk dicat, dan profile harus dibersihkan sebelum pengecoran.  Semua bahan konstruksi baja non komposit harus dicat  Cat dasar adalah cat Zinc kromate buatan ICI atau setaraf dan pengecatan dilakukan dengan warna berbeda. Baja yang ditanam di dalam beton tidak boleh dicat.  Untuk lubang baut berkekuatan tinggi high strength bolt permukaan baja tidak boleh dicat. Pengecatan harus dilakukan setelah baut selesai dipasang.  Cat akhir pekerjaan, pengecatan menggunakan adalah cat gloss enamel buatan ICI atau setaraf untuk rangka baja atap non ekspose dan cat Vitalic, kuda terbang warna menyesuiakan atau sekualitas untuk rangka baja ekspose dan semua pengecatan akhir dilakukan 2 kali lapisan di lapangan v. Pemasangan akhir  Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai dengan jenis pekerjaan dan harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 119 dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, keadaan itu harus segera dillaporkan kepada Direksi PENGAWAS dan cra perbaikannya harus disetujui Direksi PENGAWAS. Sabuk pengaman dan tali-tali harus dipergunakan pada konstruksi- kosntruksi yang tinggi oleh para pekerja.  Setiap komponen harus diberi tanda kode yang jelas untuk memudahkan pelaksanaan  Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan- ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah timbulnya tegangan sekunder.  Ikatan-ikatan tersebut dibiarkan sampai pemasangan selesai. PEKERJAAN PERKERASAN JALANHALAMAN, GORONG-GORONG DAN PARKIR 39.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan PendahuluanPengukuran dan pematokan mulai titik nol sampai dengan titik akhir rencana serta pemasangan profil dan bouwplank. 39.2 BAHAN Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas lapangan, bila terdapat bahan yang kurang baik mutunya, maka direksi lapangan berhak memerintahkan untuk menyingkirkan dalam waktu 1 x 24 jam. Bahan Pasir : Pasir aspal digunakan pasir kasar, bersih dari kotoran, misalnya akar, humus, kayu dan sebagainya. Paving blockGrass Block Bahan yang digunakan mempunyai ketebalan 6 atau 8 cm. Bahan yang digunakan merupakan campuran pasir cor berkualitas baik, stone milk dan semen dengan campuran yang tepat. Pembuatanpencetakan menggunakan mesin sehingga mendapatkan kuat tekan rata-rata seragam dan mempunyai bentuk dan ukuran yang seragam. Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas Cisangkan, sinar laut Kansteen Ukuran dan bentuk bervariasi lihat spek gambar kerja Standar dimensi 15 x 25 x 40 cm Warna abu-abu. Direkomendasikan mengunakan paving Ex Cisangkan sekualitas Cisangkan, sinar laut Beton sikat Bahan yang digunakan sebagai dasar pondasi berupa beton rabat dengan mutu kuat tekan K.150 adk 1 : 3: 5. Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka tanah. Kerikil pembentuk mozaik menggunakan kerikil warna kualitas bagus berasal dari daerah flores ataupun dari Krui. Pengerjaan beton sikat harus dikerjakan oleh tenaga yang berpengalaman. Motif yang akan dibuat harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas ataupun dari Konsultan Perencana. Rabat beton Bahan yang digunakan sebagai dasar pondasi berupa beton rabat Dokumen Pengadaan Rehab BangunanTower Lampung 120 dengan mutu kuat tekan K.150 adk 1 : 3: 5. Ketebalan beton cetak dasar 6 cm yang dicor diatas muka tanah. Pada akhir pekerjaan, saat finishing pada permukaan beton di tabur dengan semen kering dan kemudian dirapikan dibuat kasar. Peralatan Untuk pembentukan permukaan memggunakan grader dan Pemadatan menggunakan Vibrator 39.3 KETENTUAN PERMUKAAN Tinggi permukaan jalan ditentukan oleh direksi pengawas lapangan bersama dengan pemborong ditempat pekerjaan. Permukaan halaman jalan harus selalu merupakan bidang pengeringan yang baik dengan kelandaian 3-5 atau seperti pada gambar, sehingga akan memudahkan pengaliran air hujan. 39.4 PEMELIHARAAN PERBAIKAN a. Apabila terdapat penurunan pada bagian permukaan halaman jalan, lapangan parkir yang bukan disebabkan pelindasan permukaan perkerasan yang berarti karena keadaan tanah dasarnya, maka bagian itu harus dipertebal dengan lapisan penutup dua kali tebal penurunan kemudian digilas roda dan padat, dalam hal ini jika dipandang perlu oleh direksi Pengawas Lapangan, bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki jenis tanahnya. b. Apabila dalam waktu 3 tiga bulan setelah pekerjaan tersebut selesai dan diterima baik oleh Direksi Pengawas lapangan, namun masih terdapat kerusakan-kerusakan, maka menjadi tanggungjawab pemborong. c. Kontraktor tidak akan mendapatkan ganti rugi biaya untuk perbaikan kerusakan tersebut.

D. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN ARSITEKTUR PEKERJAAN