Polo kromo atau Pernikahan
menurut tradisi manusia dan menurut syara` adalah menghalalkan sesuatu tersebut. Azzam dan Hawwas 2009: 35-36.
Diantara fitrah manusia adalah adanya hubungan saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Hampir semua manusia mengalami satu
tahap kehidupan yang namanya pernikahan, secara kodrati manusia diciptakan
berpasang-pasangan dengan
harapan mampu
hidup berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa
sampai kapanpun manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan dan kehadiran orang lain.
Pernikahan menurut Undang- Undang No. 11974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai istri dengan
tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanaan Yang Maha Esa. Basyir, 2000:14 Pernikahan
merupakan cara yang dipilih oleh Allah sebagai jalan bagi manusia untuk melakukan hubungan seksual secara sah antara laki-laki dan perempuan,
serta cara mempertahankan keturunannya. Allah Ta`ala berfirman:
pkš‰ r¯»tƒ
⨠¨Z9 qà®
? ãNä3
u‘ “ Ï©
ä3 sn=s{ ` ÏiB
§ ø ÿ¯R
;oy‰Ïn ºur t, n=yz ur
pk÷]ÏB ygy_ ÷ry—
£] tur uKåk÷]ÏB
Z w
y` Í‘ Z
Ž
ÏWx. [ä|¡ ÎSur
4 q�ur
© “ Ï©
tb qä9uä|¡ s? ¾ÏmÎ
tP tn ö‘F
{ ur 4
¨b Î
© tb
x. öNä3 ø
‹n=tæ Y
6ŠÏu‘ ÇÊÈ
Artinya:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan
istrinya dan daripada keduanya allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak . Dan bertaqwalah kepada Allah yang
dengan mempergunakankamu saling meminta satu sama lain., dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu Q.S 4 an-nisa :1
Tujuan pernikahan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis, tetapi juga untuk menyambung keturunan dalam naungan rumah
tangga yang penuh kedamaian dan cinta kasih. Allah telah mensyari`atkan pernikahan untuk kemaslahatan dan kemanfaatan hamba-hamba-Nya agar
mereka dapat mencapai maksud-maksud yang baik dan tujuan yang mulia tujuan terpenting dari sebuah pernikahan ada dua yaitu memperoleh
keturunan dan menjauhi keharaman. a. Tujuan pernikahan:
1. Tujuan pertama orang yang ingin menikah adalah memperoleh keturunan, menumbuh-kembangkan anak agar ia memiliki
keturunan yang saleh yang mau beribadah kepada Allah SWT. 2. Tujuan kedua yakni menjauhi keharaman, sesuatu yang tidak
diragukan lagi bahwa termasuk tujuan terpenting dari sebuah penikahan adalah menjaga diri dari perbuatan keji zina dan
semua jenis pelacuran, jadi pernikahan itu tidak sekedar memenuhi keinginan syahwatdan kebutuhan biologis semata.
Kan`an, 2006: 21-28
ãA y` Ìh
9 šc
qãBº§qs ’ n?tã
Ïä|¡ ÏiY9 yJ Î
Ÿ žÒ sù
ª óOß
gŸ Ò ÷èt
4’n?tã Ù ÷èt
yJ Îur qàxÿRr
ô` ÏB öNÎgÏ9ºuqø
Br 4
àM »ys Î=»¢Á 9sù ìM »tGÏZ»s
×M »sà Ïÿ»ym É
= ø ‹tóù=Ïj9
yJ Î
xá Ïÿym ª
4 ÓÉ
L»© 9ur
tb qèùsƒrB Æ èd y—qà± èS
Æ èd qÝ à Ïèsù
£` èd r ã
àf ÷d ur ’ Îû
Æ ì Å
_ Ÿ Ò yJ ø
9 £` èd qçÎŽôÑ ur
÷b Îsù öNà6 uZ÷èsÛr
Ÿ x sù
qäóö7s? £` ÍköŽn=tã
¸x ‹Î6y™ 3
¨b Î
© šc
x. w
ŠÎ=tã Z
Ž
Î6Ÿ 2
ÇÌÍÈ
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri. ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha Besar.Q.S An-Nisa:34
Menurut Ash-Shiddieqy 1975:423-424 “Di dalam syari`at perkawinan terdapat pengakuan bahwa manusia itu adalah manusia dan
manusia itu lebih tinggi dari pada binatang, sebagaimana dalam perkawinan itu mengandung usaha mengekalkan suku manusia,
membentuk keluarga dan menyusun keluarga dengan keturunan yang memang dibangsakan kepadanya serta mengekalkan kehidupannya”.
Setiap remaja setelah memiliki kesiapan lahir batin hendaknya segera menentukan pilihan hidupnya untuk mengakhiri masa lajang. Oleh
karena itu, barang siapa yang menuju kepada suatu pernikahan, maka ia telah berusaha menyempurnakan agamanya dan berarti pula berjuang
untuk kesejahteraan masyarakat. b. Rukun dan Syarat nikah menurut syari`at Islam :
1 Rukun Nikah: a Calon mempelai laki-laki dan perempuan.
b Wali dari calon mempelai perempuan. c Dua orang saksi laki-laki
d Ijab dari wali calon mempelai perempuan atau wakilnya. e Kabul dari calon mempelai laki-laki atau wakilnya.
2 Syarat Nikah a Calon pengantin pria sebagai berikut:
1 Beragama Islam. 2 Terang prianya bukan banci.
3 Tidak dipaksa. 4 Tidak beristri empat orang.
5 Bukan mahrom calon istri. 6 Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon
istri. 7 Mengetahui calon istri tidak haram dinikahinya.
8 Tidak sedang dalam ihram haji atau umrah. b Calon Pengantin Wanita sebagai berikut :
1 Beragama Islam. 2 Terang wanitanya bukan banci.
3 Telah memberi izin kepada wali untuk menikahkanya. 4 Tidak bersuami dan tidak dalam iddah.
5 Bukan mahram calon suami. 6 Belum pernah dili`an sumpah li`an oleh calon suami.
7 Terang orangnya. 8 Tidak sedang dalam ihram haji atau umroh.
Tim Penyusun Pedoman Pegawai Pencatat Nikah PPN, 2004: 21-22
2. Tata Cara Pernikahan dalam Islam Polo kromo atau pernikahan adalah suatu gerbang untuk
membentuk suatu keluarga yang harmonis maka seseorang perlu mengetahui beberapa tahap supaya kehidupan seseorang lebih terarah,
tenang tenteram dan bahagia maka akan diuraikan serentetan tata cara yang perlu diketahui oleh calon pengantin, diantaranya :
a. Menuju mahligai pernikahan Islam memandang pernikahan sebagai pernikahan yang kokoh
dan menuntut setiap orang yang terikat didalamnya untuk memenuhi hak dan kewajiban yang berfungsi tidak sekedar untuk memenuhi
kebutuhan biologis tetapi jauh lebih penting adalah tujuan spiritualnya.
1 Tujuan pernikahan menurut pandangan Islam diantaranya adalah: a Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
b Pemeliharan moral, kesucian akhlak dan terjalinya ikatan kasih sayang diantara suami dan istri menuju keluarga sakinah,
mawaddah, warahmah. c Menemukan kedamaian jiwa, ketenangan fikiran dan perasaan.
d Melangsungkan keturunan. 2 Anjuran nikah
Pernikahan sangat diperintahkan dalam Islam, sebaliknya hidup membujang dikecam oleh Islam.
3 Mampu nikah Dalam ilmu fikih menyatakan bahwa orang muslim yang
sudah mampu melaksanakan pernikahan, maka bagi mereka ada yang terkena hukum wajib nikah, meliputi : kematangan mental,
kemampuan fisik, serta biaya untuk berumah tangga. Dimana untuk kemampuan segi ekonomi ini tidak berarti harus benar-benar
mampu dalam masalah harta benda. Asalkan seseorang sudah memiliki pekerjaan walaupun penghasilanya belum terbilang
cukup, tetapi mampu mendidik isteri dan anak serta sehat fisik dan psikisnya.
4 Kemudahan nikah Islam memberikan banyak kelonggaran dan kemudahan
untuk terjalinnya sebuah pernikahan, mengingat pernikahan merupakan sunnah Nabi SAW dan kebutuhan fitrah manusia.
b. Calon istri atau suami ideal 1 Memilih calon istri ideal
Untuk memilih calon isteri ideal sebaiknya seseorang berusaha secara wajar tidak perlu berlebihan,minimal perlu
dipertimbangkan dari segi agama, watak, tabiat dan akhlak serta yang lebih utama perlu disadari bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna, mesti ada kekurangan maupun kelebihanya. 2 Kriteria calon isterisuami
Rasullullah menyarankan dalam hal memilih calon isteri dengan memberikan petunjuk empat kriteria yang harus dipenuhi
yaitu a Karena kekayaanya
b Karena keturunannya c Karena kecantikannya
d Karena agamanya, itulah yang lebih baik Sebagaimana disebutkan dalam hadis :
ْﻨُﺗ ْﺮَﻔْﻇﺎَﻓ ﺎَﮭِﻨْﯾِﺪِﻟَوﺎَﮭِﻟ ﺎَﻤَﺠِﻟَو ﺎَﮭَﺒَﺴَﺤِﻟَو ﺎَﮭَﻟ ﺎَﻤِﻟ ٍﻊَﺑْرَﻻِ ُةَأ ْﺮَﻤْﻟا ُﺢَﻜ
َكَﺪَﯾ ْﺖَﺑِﺮَﺗ ِﻦْﯾِّﺪﻟا ِتاَﺬِﺑ رﺎﺨﺒﻟا هاور
ي ﻢﻠﺴﻣ و
Artinya : wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah
wanita yang mempunyai agama jika tidak kamu akan binasa.HR.Bukhari Muslim
Dari keempat macam kriteria tersebut sesungguhnya faktor agama dan akhlak adalah merupakan ukuran pertama dan yang
paling utama dibanding lainya. c. Tahapan prosesi pernikahan
Pernikahan diatur melalui proses tahapan-tahapan sebagai berikut: 1 Memilih isteri yang baik, dengan kriteria yang telah diuraikan
diatas. 2 Memberi kesempatan kepada laki-laki untuk melihat calon isteri.
3 Memberi kebebasan hak dan keleluasaan kepada wanita untuk memilih calon suami dan dibenarkan menolak laki-laki yang tidak
dikehendaki. 4 Calon pengantin laki-laki wajib memberikan maharmaskawin
kapada calon isteri, menurut kemampuanya atau kesepakatan mempelai berdua.
5 Menyiarkan rencana pernikahnya kepada khalayak ramai dengan tujuan agar khalayak mengetahui serta untuk menghindari fitnah.
6 Mengadakan walimah resepsi pernikahan sekalipun sederhana. Tim Penyusun Badan Penasehati Pembinaan dan Pelestarian
Perkawinan BP4, 2007:3-6.
3. Walimatul Ursy
Di dunia ini masing-masing negara mempunyai adat-adat sendiri yang satu sama lainya berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda,
umumnya masyarakat sangat menjaga adat tradisinya masing-masing yang diwarisi dari generasi ke generasi, yang selalu dipegang teguh dan
dijaga bahkan menjadi kekayaan khasanah klasik umat yang berharga. Agama Islam mengajarkan, perkawinan merupakan peristiwa yang
patut disambut dengan rasa syukur dan gembira, oleh karena itu Nabi mengajarkan agar peristiwa perkawinan dirayakan dengan sesuatu
perhelatan atau walimah. a. Hukum Mengadakan Walimah
Kebanyakan fuqoha berpendapat bahwa mengadakan walimah itu sunnah muakkad, sangat diutamakan.
Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Ali meminang Fatimah. Nabi mengatakan, “Perkawinan mesti dirayakan walimah.” Basyir 2000:
49 b. Waktu Walimah
Waktu mengadakan walimah amat bergantung kepada adat kebiasaan yang berlaku disuatu tempat pada suatu tempat tertentu, walimah
dapat diadakan pada waktu akad nikah terjadi atau sesudahnya, dapat pula ketika sesudahnya terjadi persetubuhan suami istri.
c. Hukum menghadiri walimah Apabila hukum menyelenggarakan walimah adalah sunnah muakkad,
hukum menghadiri walimah adalah wajib.Basyir, 2000: 50-51 Maksud dari walimah adalah mengundang orang untuk makan
bersama atau memakan masakan dari yang punya hajat. Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan dua insan yang
berlainan jenis dan sah menurut agama dan hukum adalah pernikahan atau juga sering dikenal dengan istilah Polo Kromo maka dengan pernikahan
seseorang akan memperoleh kedamaian hidup, ketenangan serta mencapai tujuan berkeluarga yakni mencapai kualitas yang sakinah yang berpangkal
pada cinta kasih yang tulus dan pada masing-masing daerah mempunyai tata upacara pernikahanya sendiri-sendiri
4. Prosesi Ritual Polo Kromo Bagi orang-orang jawa yang akan menyelenggarakan pernikahan
maka akan melakukan serentetan ritual Polo Kromo diantaranya dilaksanakan menjelang akad nikah, pada waktu pelaksanaan walimah,
maupun sesudah walimah selesai, selebihnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Prosesi ritual menjelang akad nikah 1 Srah-srahan peningset
Tanda cinta kasih pria kepada seorang gadis yang akan dinikahinya biasanya berupa cincin yang yang dikenal dengan nama
Peningset, maksudnya adalah tanda pengikat. Yang diikat yakni
hati, lesan dan perbuatan keluarganya, bahwa setelah menerima peningset tersebut, maka mereka tidak boleh lagi menerima lamaran
dari pihak lain. Untuk melaksanakan Srah-srahan Peningset ada yang dilakukan dalam suatu acara tersendiri, tergantung dari pihak
calon mempelai laki-laki diberikan bersamaan saat acara melamar atau Upacara Malam Midodareni.
Kapan acara ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakat diantara kedua belah pihak keluarga besar yang akan saling
berbesanan itu. Jenis Peningset yang utama adalah sepasang cincin untuk
calon pengantin putra dan putri, cincin itu bentuknya bulat tanpa sambungan, sesuai dengan kemampuan pengantin putra dapat
disediakan perhiasan lain seperti kalung, gelang dan anting. Perhiasan ini merupakan simbol bahwa seorang pria suka dengan
isterinya mengenakan perhiasan yang bisa mempercantik dirinya. Hariwijaya, 2004. 75-76
2 Pingitan Kira-kira 7 hari atau sekarang lebih banyak dilakukan 3 hari
sebelum hari pernikahan calon pengantin putri dipingit artinya tidak boleh keluar dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon
suaminya. Selama masa pingitan itu berlangsung calon pengantin perempuan membersihkan diri dan mempercantik dirinya untuk
menghadapi prosesi panggih yang akan berlangsung.
Pingitan, seorang wanita remaja mulai dipingit yaitu dibatasi untuk keluar rumah apabila tidak diperlukan. Hal ini dimaksudkan
untuk menjaga kehormatan wanita tersebut. Pingitan, yaitu sebagai pengamanan sementara bagi kedua calon mempelai sebelum
upacara panggih.
httpwww.wonosari.com6440-upacara- pengantin-adat-jawa Diakses 7 Juni 2012
3 Pemasangan Tarub Bagi orang-orang jawa yang akan menyelenggarakan pesta
pernikahan selalu memasang tarub dan bleketepe. Sebagai simbol untuk menolak bala`. Tarub berasal dari bahasa Arab Taqorub yang
berarti dekat. Tarub juga bisa berasal dari legenda Jaka Tarub – Nawang Wulan. Jaka Tarub adalah pemuda miskin yang berhasil
mempersunting bidadari karena kecakapan dan siasat yang cerdik dan pintar.
Tarub adalah membangun rumah-rumahan yang beratapkan daun pohon kelapa untuk acara pesta sedangkan bleketepe adalah
anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Pemasangan Tarub dan Bleketepe biasanya dilaksanakan pada tiga hari sebelum hari H itu
berlangsung, pemasangan tarub dan bleketepe ini biasanya hanya dilaksanakan serangkaian puncak acara pernikahan itu.
Tarub maksudnya ditata kereben murub yaitu bertata dihias dengan janur kuning, daun kelapa muda yang berwarna kuning.
Dahan kapas dengan bungan dan buahnya melapangkan harapan
mudah-mudahan didalam hidup suami istri murah sandang. Tugas suami terhadap istri adalah nyandhangi dan nyandhingi.
Nyandhangi berarti memberi pakaian. Seorang suami berkewajiban memberikan sandang yang layak kepada istri semampunya.
Hariwijaya, 2004: 80-81. Sebagai visual perwujudan ritual doa kepada Yang Maha
Kuasa, maka Upacara Pasang Tarub dan Bleketepe ini sulit terpisahkan dari budaya pengantin Jawa pada umumnya. Karena itu
meskipun pesta perkawinan itu diselenggarakan di gedung, di rumah mereka tetap memasang tarub maupun bleketepe walaupun
hanya secara simbolis. 4 Upacara Siraman
Siraman berasal dari kata Siram yang artinya mandi. Acara ini diselenggarakan di rumah calon pengantin mempelai. Siraman
yang merupakan mandi ritual sudah tentu dimaksudkan agar calon pengantin menjadi bersih secara spiritual dan berhati suci.
Sebelum seorang gadis dan jejaka memasuki upacara ritual pernikahan, mereka harus menyucikan diri baik secara lahir maupun
batin. Yang bertugas memandikan calon pengantin adalah para keluarga dan senior, jumlah yang melakukan siraman ini biasanya
tujuh sampai sembilan orang, acara ini biasanya diselenggarakan setelah acara pemasangan bleketepe, sehari sebelum acara
pernikahan dilangsungkan.
Khusus Upacara Adat pernikahan gaya Surakarta usai upacara siraman ada Upacara dodol dawet. Jual dawet ini simbol dari
ungkapan kata kemruwet yang berarti penuh sesak. Maksudnya pada saat pesta pernikahan nanti diharapkan jumlah tamunya
banyak seperti penuhnya dawet yang dijual saat itu. Warna merah pada gula jawa dan putih pada santan merupkan suatu simbol
keberanian dan kesucian dan simbol bertemunya pria dan wanita, keberanian memasuki kehidupan baru harus dengan niat suci dan
bersih. Ditempat yang telah disediakan sang ibu calon pengantin putri menjual dawet dengan dipayungi oleh sang ayah calon
pengantin. Pembelinya adalah para tamu, yang terdiri dari keluarga besar dan kerabat dekat dengan menggunakan uang yang terbuat
dari kreweng hasil penjualan dawet tersebut dikumpulkan dalam kantong kecil yang terbuat dari kain lalu disimpan ditempat beras.
Ini sebagai simbol bahwa hasilnya agar dijadikan modal . Hariwijaya, 2004:88-91
5 Malam Midodareni Midodareni berasal dari kata widodari yang berarti bidadari,
acara ini selalu diselenggarakan malam hari dan umumnya seusai upacara siraman di pagi harinya. Sebagai sebuah acara tirakatan
kesederhanaan menandai terselenggaranya Malam Midodareni. Di malam itu suasana harus benar-benar khidmat yaitu tidak boleh ada
gamelan yang dibunyikan, tidak
boleh ada tarian dan
sebagainya.Upacara ini bertujuan agar calon mempelai mendapat restu dari bidadari, hingga dalam penampilan pada upacara inti
kedua calon mempelai bisa tampil cemerlang. Upacara ini biasanya dilakukan dengan duduk bersama sambil
membacakan do’a semoga jalannya upacara dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada acara midodareni juga biasanya
dilakukan dengan tidak tidur semalam suntuk “lek-lekan” oleh para pinisepuh. Inti dari upacara midodareni adalah tebus kembar
mayang. Kembar mayang ini terbuat dari bunga yang dirangkai dengan janur kuning dengan segala aksesorisnya yang disusun
secara indah dan diberikan kepada calon pengantin wanita. 6 Nyantri
Nyantri yaitu datangnya calon pengantin putra di rumah calon pengantin putri dengan diiringi pemuda pemudi, datangnya pada
waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya, atau dari itu, upacara nyantri diserahterimakan dari pengantin laki-laki kepada calon
pengantin perempuan.Sutawijaya,2001:8 Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari
upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal
dirumah calon mertuanya.Tentu nyantri sebelumnya sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak.
Setelah keluarganya
pulang, ditengah
malam dia
dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat.
Setibanya pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan Ibu pengantin putri. Setelah penyerahan diterima pengantin
putra diantarkan ke pondok yang telah disediakan yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan rumah pengantin putri. Pondokan
telah disediakan makanan dan minuman sekedarnya dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka pengantin putra menuju ke
tempat pengantin putri untuk menemui para tamu secukupnya kemudian pengantin putra kembali ke pondokan untuk beristirahat.
Jadi jangan sampai jauh malam, karena menjaga kondisi fisik seterusnya. Jadi kira-kira pukul 22:00 harus sudah kembali ke
pondokan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya agar jangan sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang tidur.
Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab
kabulpernikahan. httpinfopengantin.blogspot.com201003rangkaian-upacara-
adat-pengantin-jawa-html Diakses 7 juni 2012
b. Prosesi Ritual Panggih pada waktu Walimahan 1 Bertemunya Pengantin
Kata Pengantin berasal dari bahasa jawa anti-anti artinya menunggu. Pengantin artinya orang yang menunggu-nunggu yaitu
menunggu untuk dipertemukan dengan kekasih yang dicintainya. Upacara tahap ini merupakan upacara pertemuan seremonial
antara pengantin
putra dengan
pengantin putri,
yang diselenggarakan sesudah upacara ijab, pada upacara inilah kedua
pengantin putra dengan pengantin putri bertemu secara resmi dengan mengenakan busana pengantin, upacara ini bertujuan
mempertemukan kedua pengantin di depan semua tamu undangan. Dalam hal ini Gertz 1982:68 menyatakan upacara “temon”
diselenggarakan dirumah pengantin putri secara adat dianggap belum pernah bertemu dengan bakal suami dan harus
menunggunya sampai suami datang untuk menjemputnya. 2 Bucalan Gantal
Ketika kedua mempelai sampai pada tempat panggih, kedua mempelai siap-siap melakukan Upacara Bucalan Gantal. Ada
empat buah gantal tersedia, masing-masing pengantin mendapat dua gantal yaitu Gantal Gondhang Asih dan Gantal Gondhang
Telur, makna yang terkandung adalah bahwa kedua mempelai secara lahir dan batin telah menyatukan tekad dan rasa yang utuh
untuk menghadapi suka-duka maupun pahit-getirnya kehidupan
berumah tangga. Maksudnya agar keduanya saling mengasihi dan memberi nasehat.
Dalam acara uncal-uncalan gantal pada waktu pengantin bertemu, yang melempar gantal terlebih dahulu adalah pengantin
lelaki, sebab yang melamar adalah pengantin putra. Pengantin wanita mengarahkan ke kaki pengantin putra
sebagai perlambang tunduk pada sang suami. Sementara pengantin putra melempar ke arah jantung pengantin putri sebagai lambang
kasih sayang, mereka dapat juga saling melempar lebih dahulu. Maksudnya bukan untuk mencari kemenangan kalau diantara
mereka bertengkar, namun sebagai lambang bahwa diantara mereka harus saling berlomba memberikan jiwa-raga mereka atau saling
berlomba untuk mendapat kemuliaan. 3 Ngidak Tigan dan Wijik Kembang Sekar Setaman
Acara selanjutnya Upacara Ngidak Tigan atau injak telur dan Wiji Dadi atau Bibit Jadi. Hal ini merupakan perlambang
bahwa pengantin lelaki harus dengan tepat dapat memecahkan telur pengantin putri sehingga berhasil menurunkan benih dan
mendapatkan keturunan yang baik. Pengantin putra tetap berdiri dengan kaki diposisikan menginjak telur yang ditaruh diatas
nampan, sementara pengantin wanita jongkok didepanya. Peristiwa ini memiliki banyak makna selain sebagai lambang
peralihan dari masa lajang kedua pengantin yang akan memasuki
dunia kehidupan baru yang berat dan penuh tantangan, upacara ngidak tigan ini juga sebagai simbol pemecahan selaput dara
pengantin putri oleh pengantin putra. Kewajiban suami istri secara biologis dalam melanjutkan keturunan.
Pengantin pria menginjak sebuah telur ayam kampung hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian kaki
tersebut dibasuh oleh pengantin putri dengan air kembang, dan mengeringkan kaki pasanganya dengan handuk, baru kemudian
dimasukkan kaki suaminya ke selop. Setelah itu pengantin putri sungkem ini sebagai lambang
bakti seorang istri kepada suaminya. Dengan kaki yang sudah tercuci pengantin putra diharapakan bersih lahir batin.
Dengan mengulurkan
tangannya, pengantin
putra membangunkan pengantin putri yang masih jongkok. Ini bermakna
bakti pengantin putri sangan dihargai oeh suaminya, sehingga ia mengangkat istrinya untuk berdiri sebagai mitra sejajar.
4 Sinduran dan Kacar Kucur Sepasang pengantin kemudian saling
berdampingan, pengantin putri di sebelah kiri dan pria sebelah kanan. Ibu
pengantin putri mengenakan dan memegang sindur dari belakang, sementara ayahnya berada di depan pengantin berjalan pelan-pelan
di depan. Dengan mengalungkan kain sindur di pundak mempelai ini sebagai simbol untuk menyatukan kedua mempelai menjadi
satu. Kedua kelingking sepasang mempelai itu saling bergandengan sementara tangan mereka memegang bahu ayah pengantin putri.
Upacara pengalungan sindur bagi kedua mempelai ini tidak dilakukan dalam perkawinan adat Jawa gaya Yogja.
Secara sederhana Sindur bisa berarti isin mundur atau malu bila mundur, maksudnya, walau badai kehidupan yang harus
mereka hadapi sangat berat, kedua mempelai harus bersikap malu untuk mundur kalau harus berpisah. Selain itu kemul sindur
memiliki makna yang cukup dalam yakni menyatu lahir batin dalam satu tujuan hidup, ibu yang ada dibelakang merestui
pasangan itu. Acara berikutnya adalah upacara kacar kucur, upacara ini
adalah merupakan lambang bahwa suami yang bertugas mencari nafkah untuk keluarga secara simbolik tengah menyerahkan hasil
jerih payahnya pada istrinya. Pengantin putra berdiri di depan pengantin putri dalam posisi agakmenunduk lalu mengucurkan
bungkusan Kacar Kucur itu ke dalam bentangan Sapu Tangan Tuak di atas pangkuan pengantin putri. Pengantin lelaki
menumpahkan kantong berisi beras, kedelai, kacang uang dan sebagainya diterima oleh pengantin putri dengan tikar kecil
sederhana di atas pangkuannya yang disangga dengan dua belah tangannyasesudah menjadi kosong, oleh pengantin lelaki
dikebutkan sebagai bukti bahwa semuanya sudah ditumpahkan
kepada pengantin
putri maksudnya
adalah sang
suami berkewajiban memberikan penghasilan, rezeki berupa apa saja
kepada sang istri. Sang istri dalam menerima rezeki dari suaminya diharapkan hidup cermat dan berhemat.
Kacar kucur yang sudah ditumpahkan ke sapu tangan itu oleh sang sang istri kemudian dibungkus lalu diserahkan kepada
ibundanya didampingi oleh suaminya 5 Bobot Timbang dan Dhahar Saklimah
Acara selanjutnya adalah Bobot Timbang sebagai lambang bahwa kedua orang tua pengantin putri tidak membeda-bedakan
antara anak sendiri dan menantu. Setelah itu diteruskan dengan acara Upacara Dhahar
Saklimah, prosesi ini memiliki makna bahwa kedua mempelai agar bisa hidup rukun, saling mengisi dan tolong menolong. Bunga
kasih yang diharapkan mampu menyatukan keduanya dalam suka duka, pengantin putra dan putri lalu saling menyuapi pasanganya
sebanyak tiga kali. Bersuami istri hendaknya membangun keakraban lahir batin saling menerima apa adanya.
6 Adicara Sungkeman Upacara sungkeman dilangsungkan sebagai wujud bahwa
kedua mempelai akan patuh dan berbakti kepada kedua orang tua mereka, baik terhadap orang tua pengantin putri atau putra,
sebelum melakukan sungkem pengantin putra melepas kerisnya
terlebih dahulu, sementara pengantin putri melepas selopnya. Sungkeman dimulai oleh pengantin putri kepada ayah dan ibu,
setelah itu sungkem kepada ayah mertua dan ibu mertua kemudian disusul oleh pengantin putra mengikuti sungkem juga. Hariwijaya,
2004:151-171 c. Prosesi Ritual Setelah walimahan selesai
1 Acara Mbesanan
Setelah acara walimahan selesai di pihak pengantin perempuan kemudian pengantin diantar menuju kediaman lelaki
untuk mengikuti serentetan acara yang telah disusun dengan diantar beberapa rombongan atau pengombyong yang ikut mengantarnya.
Acara yang dilaksanakanpun tidak tentu harinya bisa saja setelah acara resepsi, setelah 2-3 hari atau kapan saja tidak terikat
oleh waktu dan acaranya tidak serumit seperti prosesi yang dijalani pada walimahan di pihak perempuan karena ritual sudah dijalankan
dan tidak harus dilakukan dua kali. Akan tetapi sekarang acara besan ini tidak ganti hari setelah acara resepsi selesai supaya
waktunya tidak barengan dengan acara sepasaran. Sutawijaya, 2001:33-34
Namun yang paling unik pada acara Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang ini adalah
sewaktu pengantaran pengantin diperjalanan apabila menemui Jembatan Sungai atau sering disebut kretek yang pertama dilewati
ada seorang rombongan yang ditugasi untuk membuang ayam di Jembatan tersebut, supaya selamat diperjalanan dari berangkat
sampai pulang kembali, itu naluri orang jaman dahulu akan tetapi masih dijalankan sampai sekarang.
2 Upacara Sepasaran Upacara Sepasaran atau disebut dengan boyongan karena
pengantin putri dan pengantin putra diantar oleh keluarga pihak pengantin putri ke keluarga pihak pengantin putra secara bersama-
sama. Ngunduh manten diadakan di rumah pengantin laki-laki. Biasanya acaranya tidak selengkap pada acara yang diadakan di
tempat pengantin wanita meskipun bisa juga dilakukan lengkap seperti acara panggih biasanya hal ini tergantung dari pihak
penyelenggara. Upacara sepasaran diselenggarakan oleh keluarga pengantin
pria, biasanya diadakan 5 hari setelah upacara Panggih oleh karena itu sering disebut Upacara Sepasaran. Umumnya penyelenggaraan
upacara ini tidak sebesar atau semeriah upacara panggih. Undangan hanya dikhususkan kepada keluarga dan kerabat dekat, serta para
tetangga. Upacara sepasaran ini dimaksudkan untuk memberikan
pengalaman temanten putri agar dapat hidup di lingkungan keluarga pria. Apabila setelah menikah kedua temanten itu akan
bertempat di keluarga pria, maka biasanya sekaligus boyongan atau pindahan rumah.
3 Acara Jenang Sumsuman Setelah acara demi acara berlangsungdengan sukses, maka
acara berikutnya adalah pembubaran panitia. Acara ini ditandai dengan sajian jenang sumsum atau jenang baning. Jenang sumsum
atau jenang baning adalah bubur halus yang terbuat dari tepung beras dan diberi cairan gula kelapa, maka berakhirlah tugas seluruh
panitia. Bubur sumsum halus ini adalah simbol dari permohonan agar sumsum tulang saraf tulang belakang yang kecapaian selama
bertugas membantu tuan rumah
menyelenggarakan pesta perkawinan itu segera bisa pulih kembali.
Acara ini sekaligus sebagai ucapan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah merahmati semuanya sehingga tugas
kepanitiaan itu berjalan dengan sukses. Jenang sumsuman ini biasanya dilakukan sekitar seminggu setelah usai perhelatan akbar
itu berlangsung, karena tuan rumah perlu menghitung banyak hal mengenai penyelesaian sewa-menyewa, pinjam-meminjam dan
memberesi semua alat-alat.