Post 9839d339885eb294
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM RITUAL POLO KROMO DI DESA BANYUURIP
KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
WIWIT ARIYANI NASIKHAH (11108004)
JURUSAN TARBIYAH
PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
(2)
(3)
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM RITUAL POLO KROMO DI DESA BANYUURIP
KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2012
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
WIWIT ARIYANI NASIKHAH (11108004)
JURUSAN TARBIYAH
PROGDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
(4)
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]
Drs. Djuz`an, M.Hum DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING
Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi
Saudara WIWIT ARIYANI N
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Wiwit Ariyani Nasikhah
NIM : 11108004
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
RITUAL POLO KROMO DI DESA BANYUURIP KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2012 Pembimbing
Drs. Djuz`an, M. Hum. NIP. 19611024 198903 1 002
(5)
SKRIPSI
NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
DALAM RITUAL POLO KROMO DI DESA BANYUURIP
KECAMATAN TEGALREJO KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012
DISUSUN OLEH
WIWIT ARIYANI NASIKHAH 11108004
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 1
September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag
Sekretaris Penguji : Nafis Irkhami, M.Ag. M.A
Penguji I : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag
Penguji II : Drs. Bahroni, M.Pd
Penguji III : Drs. Djuz`an, M.Hum
Salatiga, 1 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
(6)
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Wiwit Ariyani Nasikhah
NIM : 11108004
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,13Agustus 2012
Yang Menyatakan
Wiwit Ariyani Nasikhah 11108004
(7)
MOTTO
(8)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya Persembahkan untuk :
Ø Orang tuaku Bpk.Rusman dan Ibu Umaemah yang selalu menyayangi, mengarahkan dan memberikan yang terbaik untukku dari lahir sampai sekarang
Ø Bapak Drs.Juz`an.M.Hum yang sudah membimbing dan mengarahkan sampai skripsi ini jadi
Ø Buat mbah kakung putri terima kasih buat semuanya Ø Adik – adikku Khairul Anam dan Adnan Adi Ilmawan
Ø Buat teman-temanku Khusni, Lina, A`ul, Yuni, Nyai (Ifah Fauzah), Evi, Firoh, Isna dan Ifa N.A
Ø Teman- teman di Nurul Asna yang lainnya terima kasih buat dukungan selama ini
Ø Teman-teman PAI Kelas A Angkatan 2008 Ø Buat mbak Re, dan Evi Musrifah
Ø Dan untuk seseorang yang spesial terima kasih buat dukungannya selama ini, sudah menemani dalam keadaan senang maupun susah.
(9)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robil’alamin, segala puji dan Syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Taufiq serta Hidayah-Nya yang tiada terhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Ritual Polo Kromo Di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun 2012”
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia yang mana beliaulah sebagai Rosul utusan Allah untuk membimbing umat manusia dari zaman jahiliyah sampai pada zaman yang modern ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Ritual Polo Kromo DI Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun 2012”
Penulis skripsi ini pun tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
(10)
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Progdi PAI STAIN Salatiga.
3. Drs, Djuz`an M.Hum selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak dan Ibu dosen STAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.
6. Kepada Bapak Sudiyanto selaku Lurah Banyuurip beserta stafnya yang telah memberikan ijin penelitian di Kelurahan Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
7. Segenap masyarakat telah bersedia memberikan informasi data tentang
Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik semoga amal kebaikannya diterima disisi Allah SWT.
(11)
Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnnya serta para pembaca pada umumnya.
Salatiga,13 Agustus 2012
(12)
ABSTRAK
Nasikhah, Wiwit Ariyani. 2012. (Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten
Magelang). Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing. (I) Drs. Juz`an.M.Hum
Penelitian ini merupakan upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar dan para pembaca di Desa Banyuurip. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah ritual
Polo kromo di Desa Banyuurip yang berlangsung selama ini? (2) bagaimanakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam ritual Polo Kromo? (3) bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan islam dalam ritual Polo Kromo
dalam kehidupan sehari-hari?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi pengembangan (research and develop).
Sesuai dengan pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata di ambil dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen.
Hasil yang diperoleh adalah: Ritual upacara Polo Kromo di Desa Banyuurip diadakan sesuai dari kemampuan pemangku hajat ada yang menjalankan ritual secara komplit namun ada pula yang hanya secara sederhana artinya tidak semua ritual dijalankan.
Nilai-nilai pendidikan islam dalam ritual Polo Kromo antara lain : (1)Hubungan laki-laki dan perempuan diatur seperti fitrah manusia dan norma sosial (2) agama mengatur hubungan laki-laki dan perempuan dalam ikatan perkawinan sesuai dengan syarat nikah. (3) Adat Polo Kromo merupakan wujud paduan antara sosial dan agama (4) Tujuan Polo Kromo untuk mencapai hidup sejahtera di dunia dan akhirat (5) Adat Polo Kromo sebagai pendidikan bagi calon pengantin atau generasi muda
Implementasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:a) Kewajiban suami mencari nafkah, suami sebagai kepala keluarga dan pengambil keputusan.b) Istri taat dan patuh terhadap suami. c) Adanya kewajiban hidup mandiri dengan penuh tanggung jawab dan bekerja sama, tanpa menggantungkan kepada orang tua lagi. d)Tetap berbakti kepada orang tua walaupun telah menikah dan memiliki keluarga. e) Orang tua memberikan perlindungan dan membimbing anaknya dalam membentuk rumah tangga pada awal-awal pernikahan.f) Kerukunan dan gotong royong dan saling membantu dalam hidup bermasyarakat. g) Menjaga nama baik keluarga bangsa dan negara. h) Menyatukan satu tekad untuk membentuk keluarga yang bahagia. i) Memberikan pendidikan dan contoh teladan
(13)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN ABSTRAK ... x
HALAMAN DAFTAR ISI... xi
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Kegunaan Penelitian ... 6
E. Penegasan Istilah ... 6
F. Metode Penelitian ... 7
(14)
2. Kehadiran peneliti ... 8
3. Lokasi penelitian ... 8
4. Sumber data ... 9
5. Prosedur Pengumpulan Data ... 9
6. Analisis Data ... 10
7. Pengecekan Keabsahan Data ... 11
8. Tahap-Tahap Penelitian ... 13
9. Sistematika Penulisan ... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Polo Kromo atau Pernikahan ... 16
1.Pengertian Polo Kromo atau Pernikahan ... 16
2.Tata Cara Pernikahan dalam Islam ... 21
3.Walimatul Ursy ... 25
4.Tahapan Prosesi Pernikahan ... 26
B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam ... 41
1. Pengertian Nilai ... 41
2. Pengertian Pendidikan Islam ... 45
3. Tujuan Pendidkan Islam ... 46
4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam... 47
5. Tanggung Jawab Pendidikan Islam ... 49
6. Materi Pedidikan ... 51
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 55
(15)
1. Letak Geografis ... 55
2. Keadaan Penduduk ... 56
3. Keadaan Pendidikan ... 57
4. Keadaan Sosial Ekonomi ... 58
5. Keadaan Sosial Agama ... 58
6. Kegiatan Keagamaan ... 59
7. Struktur Organisasi ... 60
B. Pemahaman Polo Kromo di Kalangan Masyarakat ... 61
1. Pemahaman Polo Kromo... 61
2. Pelaksanaan Polo Kromo ... 62
C. Temuan Prosesi Ritual Polo Kromo ... 66
BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Polo Kromo ... 80
B. Ritual yang Terdapat dalam Polo Kromo ... 82
C. Nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Polo Kromo ... 89
D. Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Ritual Polo Kromo ... 94
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97 B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(16)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kewajaranya seorang manusia mempunyai rasa suka terhadap lawan jenis dan keinginan untuk memiliki seorang pendamping dalam hidupnya, maka manusia disebut mahluk sosial yang saling tolong menolong antara yang satu dengan yang lainnya. Hampir semua manusia mengalami satu tahap kehidupan yang namanya pernikahan. Menurut ajaran agama Islam menikah adalah menyempurnakan agama. Islam menjadikan pernikahan sebagai jalan terhormat untuk menghindari adanya perzinaan, dan Allah telah menjadikan aturan-aturan pernikahan sebagai salah satu sunnah-Nya dan sebagai salah satu cara menjaga kontinuitas keberadaan mahluk-mahluk-Nya di atas bumi dengan harapan bahwa hikmah pernikahan dapat mengantar manusia meyakini keesaan-Nya.
Untuk mewujudkan pernikahan itu sendiri seseorang harus melalui proses yang sangatlah panjang, dimulai dengan pemilihan calon sampai menjaga rumah tangga. Salah satunya prosesi dalam Polo Kromo yaitu ritual yang dilaksanakan menjelang, sewaktu dan sesudah walimahan. Dalam pengertian bahasa jawa Polo memiliki arti woh sedangkan Krama sendiri memiliki arti tindak tanduk atau tingkah laku namun banyak masyarakat yang menyebut istilah rabi atau menikah dengan Polo Kromo. Dalam hal ini, Salim (1983:127) menyatakan bahwa Islam telah memberi petunjuk untuk
(17)
memilih masing-masing calon suami isteri, faktor utama ialah agama dan akhlak yang merupakan unsur perekat yang akan menjamin terjalinnya rasa tanggungjawab bersama terhadap Allah SWT, yang akan menentukan nasib seluruh anggota keluarga dalam mencapai kebahagiaan hidup dunia akhirat. Agama dan akhlak inilah yang akan memadu kasih sayang yang kekal antara seorang pria dan wanita dalam membina rumah tangga bahagia sejahtera karena perkawinan itu dibalut oleh sandaran iman yang kuat dan kokoh.
Bagi orang jawa adat dan budaya Polo Kromo merupakan suatu hal yang sangat penting. Dalam acara Polo Kromo sendiri terdapat berbagai ritual yang sering dilaksanakan di antaranya menjelang acara ijaban yakni prosesi srah-srahan peningset, pingitan, tarub, siraman, midodareni, nyantri dan pada hari-H saat upacara panggih seperti bertemunya pengantin, buncalan gantal, ngidak endok lan wijik sekar setaman, sinduran dan kacar kucur, bobot timbang dan dhahar saklimah, sungkeman, sedangkan ritual setelah walimahan yaitu mbesanan, sepasaran, pembubaran panitia dengan jenang sumsuman,lebih jelasnya akan dibahas lebih dalam di bab selanjutnya.
Pada setiap ritual memiliki makna tersendiri dan mengandung nilai-nilai pendidikan Islam bagi pasangan pengantin baru yang akan menjalani rumah tangga dan membentuk keluarga baru, dengan adanya berbagai ritual yang telah dilaksanakan diharapkan menjadi bekal bagi suami maupun istri untuk menjalani kehidupan berumah tangga dan selalu menjaganya untuk tetap menjadi keluarga yang harmonis mampu mengatasi berbagai permasalahan yang menimpanya dan diselesaikan dengan kepala dingin,
(18)
walaupun sudah menjadi nenek dan kakek diharapkan tetap saling mencintai seperti waktu masih menjadi pengantin baru.
Dengan berkembangnya jaman dan banyak budaya barat yang masuk ke Indonesia maka budaya jawa semakin tidak dipahami oleh kalangan masyarakat luas khususnya bahasa jawa. Sungguh sangat memprihatinkan apabila ritual Polo Kromo yang diadakan bagi pasangan baru tidak mengerti arti dan nilai-nilai pendidikan Islam dari setiap ritual yang yang dijalankanya karena setiap daerah masing-masing mempunyai adat sendiri-sendiri yang satu sama yang lainya berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda pula antara mana yang baik dan mana yang buruk, umumnya masyarakat sangat menjaga adat dan tradisinya masing-masing, yang diwarisi dari generasi terdahulu dan perlu untuk dijaga sampai sekarang dan seterusnya.
Lain halnya dalam kehidupan masyarakat di desa Banyuurip kec. Tegalrejo kab. Magelang, banyak ritual yang diadakan pada prosesi Polo Kromo. Dari masyarakat masih ada yang manjalankan ritual yang sudah ada dimasyarakat setempat namun ada pula yang tidak menjalankan ritual sepenuhnya beranggapan ritual seperti itu merepotkan, memerlukan banyak biaya dan kurang bermanfaat.
Tujuan utama mangadakan ritual Polo Kromo adalah untuk mempertahankan kewarisan adat sehingga dapat memperoleh nilai-nilai adat budaya dengan upaya menciptakan kebahagiaan rumah tangga dan kesejahteraan lahir batin didunia dan akhirat. Dalam acara polo kromo
(19)
menarik dan indah untuk dikenang. Namun disayangkan dalam penyelenggaraan ritual polo kromo baik orang tua dari calon suami istri, pasangan calon suami istri itu sendiri dan tamu undangan biasanya tidak mengetahui dan memahami makna nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam ritual Polo Kromo tersebut. Mereka menganggap bahwa ritual-ritual tersebut hanya sebagai pelengkap dalam Polo Kromo.
Penulis memilih desa Banyuurip sebagai lokasi penelitian karena mayoritas warga Banyuurip adalah muslim dengan aktifitas keagamaan yang sangat kental, adapun yang non Islam namun tidak berpengaruh terhadap berbagai aktifitas keagamaan yang berjalan di desa tersebut misalnya pengajian yang diadakan setiap satu minggu sekali dengan kegiatan barjanji, tahlilan, yasinan dan qur`anan kegiatan tersebut dilakukan oleh orang tua, dewasa juga remaja. Terdapat pula pengajian yang diadakan selapan sekali setiap hari sabtu wage dengan pindah antara mushola satu dengan yang lain dan setiap jum`at pahing sekali ada pengajian selapanan yang diadakan di masjid. Dengan aktivitas agama tersebut apakah menunjukan kadalaman pengetahuan tentang agama Islam dalam penyelenggaraan ritual Polo Kromo? Berdasakan hal diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM
RITUAL POLO KROMO DI DESA BANYUURIP TEGALREJO
(20)
B. FOKUS PENELITIAN
Beberapa fokus penelitian dapat dirinci sebagai berikut :
1. Bagaimana ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang ?
2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang? 3. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual Polo
Kromo dalam kehidupan masyarakat di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan Islam pada ritual
Polo Kromo dalam kehidupan masyarakat di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
(21)
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan secara teoritik dan praktis, adapun kegunaan secara teoritik adalah:
1. Menyumbangkan wacana dan informasi bagi semua lapisan masyarakat agar tetap menjaga tradisi dan adat istiadat peninggalan orang Jawa sampai saat ini dalam ritual Polo Kromo adat jawa
2. Memperluas cakupan ilmu antropologi dalam kebudayaan khususnya jawa
Adapun secara praktis memiliki kegunaan yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya umat muslim, agar mengetahui dan memahami serta mengimplementasikan nilai-nilai dalam ritual Polo Kromo.
E. Penegasan Istilah
1. Menurut Milton Rokeach dan James Bank yang dikutip oleh Thoha (1996: 60) Nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem kepercayaan dalam mana seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan.
2. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkannilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-qur`an dan Hadis. ( Thoha, 1996: 99)
(22)
3. Ritual secara etimologi berarti perayaaan yang berhubungan dengan kepercayaan tertetu dalam masyarakat, secara terminologi ritual merupakan ikatan kepercayaan antar orang yang diwujudkan dalam bentuk nilai bahkan dalam bentuk tatanan sosial (sumber http//id shvoong
com/social-sciences/counseling/2206664-pengertian-makna-ritual-budaya/#IXZZ1hjlAAsd) diakses 2 Februari 2012
4. Polo kromo sering disebut dengan pernikahan adalah suatu keharusan masyarakat untuk memelihara suku manusia dan untuk mnghasilkan ketenangan jiwa dan jalan menempatkan cinta –mesra antara seorang laki-laki dan wanita dan keluarga masing-masingnya. (Ash-Shiddieqy, 1975:423)
Jadi nilai-nilai pendidikan Islam dalam ritual Polo Kromo adalah suatu kEpercayaan tertentu tentang perayaan dalam masyarakat untuk melestarikan budaya tinggalan nenek moyang supaya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai dengan ketuhanan Yang Maha Esa atau sesuai dengan ajaran Islam yang terdapat dalam ritual pernikahan (Polo kPromo).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dikarenakan menggunakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan/tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Menurut Denzin dan Licoln 1987 yang dikutip Moleong (1987: 5)
(23)
menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan diakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan dokumen.
Pendekatan yang dipilih oleh penulis adalah fenomenologi, pada dasarnya landasan teoritis dari penelitian kualitatif bertumpu secara mendatar pada fenomenologi, peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitanya terhadap orang-orang berada dalam situasi –situasi tertentu. ( Moleong, 2007: 17).
2. Kehadiran Peneliti
Sesuai dengan pendekatan kualitatif maka mengumpulkan data sesuai informasi yang didapat berupa kata-kata dan dokumen yang disajikan dan digambarkan apa adanya ditelaah guna menemukan makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti sangatlah penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung sebagai instrumen dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih Lokasi Penelitian di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang. Karena warga di desa tersebut mayoritas Islam dan sangat kental dengan kegiatan keagamaan diantaranya
(24)
pencaharian dari penduduknya, namun para warga masih melestarikan budaya adat jawa didalam pernikahan.
4. Sumber Data
Menurut lofland yang dikutip Moleong (2007: 157) sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data utama adalah informasi yang diperoleh dari para informan yang dianggap penting, dan juga disertai dengan dokumentasi sabagai bukti bahwa penulis telah melakukan penelitian.
Pengertian dari pengumpulan data itu sendiri adalah proses untuk menghimpun data yang harus diprhatikan (data apa yang dikumpulkan), relevan serta akan memberi gambaran dari aspek yang akan diteliti baik penelitian keputusan maupun penelitian lapangan. (Soeharto 1989: 156) 5. Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Soeharto (1989:156) ada dua cara yang perlu diperhatikan untuk mengumpulkan data antara lain:
1. Penelitian Kepustakaan
a. Penelitian kepustakaan peneliti tahap awal yang dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjajagi ada tidaknya buku-buku atau sumber-sumber tertulis lainya yang relevan dengan judul.
b. Menelaah isi buku yang harus diilakukan adalah menandai bab yang kiranya mempunyai kaitan langsung dengan isi judul
(25)
2. Penelitian Lapangan
Untuk penelitian lapangan ditempuh beberapa tahap : a. Menelaah bahan tertulis yang relevan dengan judul masalah. b. Melakukan survey pendahuluan.
c. Menentukan alat pengumpulan data.
Agar sebuah penelitian dapat disajikan secara sistematis maka peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data antara lain wawancara,observasi dan dokumentasi:
a. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong 2007:186). Terwawancara adalah pengantin, dan masyarakat.
b. Observasi
Peneliti terjun langsung dalam melihat proses acara dari tahap demi tahap, memungkinkan melihat dan mengamati acara Polo Kromo mencatat peristiwa yang terjadi dan memahami dari setiap ritual yang dijalankan.
(26)
c. Dokumen
Cara pengumpulan data dokumen bisa didapatkan dari foto setiap ritual yang dijalankan sebagai bukti telah malakukan penelitian pada masalah tersebut.
6. Analisis Data
Didalam buku Metodologi Penelitian Kualitatif yang ditulis oleh Moleong (2007: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskanya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 7. Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Untuk mendapatkan data yang absah menurut Moleong (2007: 327). maka diperlukan pengecekan keabsahan data dengan menggunakan:
a. Perpanjangan keikutsertaan
Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. perpanjangan keikutsertaan juga menuntut peneliti agar terjun ke lokasi dalam waktu tertentu.
(27)
b. Ketekunan atau keajegan pengamatan
Peneliti mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan kemudian menelaahnya pada suatu titik sehingga tampak salah satu faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara yang biasa.
c. Triangulasi
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainya.
d. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, pemeriksaan yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan orang yang memiliki pengetahuan umum tentang apa yang sedang diteliti.
e. Analisis Kasus Negatif
Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.
f. Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalm pemeriksaan derajat kepercayaan, dapat
(28)
diikhtisarkanya bahwa pengecekan anggota berarti peneliti mengumpukan yang memiliki pengetahuan yang mendalam untuk menjadi sumber data mengecek kebenaran data.
g. Uraian rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitianya sehingga uraianya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempt penelitian diselenggarakan.
h. Auditing
Adalah konsep bisnis yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil .
8. Tahap-tahap Penelitian
Tahap penelitian yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut : a. Penelitian Pendahuluan
Mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan ritual polo kromo dan nilai-nilai pendidikan yang terdapat didalamya.
b. Penelitian Desain
Setelah mengetahui beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam ritual
polo kromo berdasarkan buku-buku kemudian melakukan observasi dalam acara polo kromo dan wawancara langsung kepada orang yang terlibat dalam cara tersebut.
(29)
c. Penelitian Sebenarnya
Mengkaji antara informasi yang terdapat dalam buku-buku mengenai ritual polo kromo dengan data yang diperoleh di lapangan.
9. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Memuat : Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, (Pendekatan dan Jenis Penelitian, Kehadiran Penelitian, Lokasi Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Data dan Tahap-tahap Penelitian).
Bab II Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang Memaparkan tentang: Pernikahan, (pengertian pernikahan, tata cara pernikahan dalam Islam, walimatul ursy, prosesi ritual polo kromo) Pendidikan Islam (pengertian pendidikan Islam, tujuan pendidikan Islam, tanggung jawab pendidikan Islam, materi pendidikan).
Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian
Berisi : Gambaran umum Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang (letak geografis, keadaan penduduk, keadaan pendidikan, keadaan sosial ekonomi, kegiatan keagamaan, dan struktur organisasi), pemahaman Polo romo, temuan prosesi Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
(30)
Bab IV Pembahasan Pelaksanaan Ritual Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang
Pelaksanaan polo kromo, ritual polo kromo, nilai-nilai pendidikan Islam dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang.
(31)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Polo kromo atau Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
Pernikahan dalam bahasa arab berarti az-zawaj yang menunjukan dua perkara, dalilnya antara lain firman Allah SWT :
#sŒÎ)ur ⨠qàÿ‘Z9$# ôM y_ Íir ã—
ÇÐÈ
“Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh).” ( QS at-Takwir: 7) Maksudnya adalah roh itu dipertemukan dengan badan supaya ia bangkit dan hidup. Allah juga telah berfirman tentang nikmat yang dianugerahkan kepada orang mukmin.
tûüÏ«Å3
GãB 4’n?tã9‘çŽß 7psùqàÿóÁ ¨B (
Oßg»uZô_ ¨r y—ur A
‘ qçt¿2 &
ûüÏã ÇËÉÈ
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. Ath-Thur :20)
Secara umum zawaj diartikan pemilikan sesuatu melalui jalan yag disyariatkan dalam agama atau bisa juga diartikan suatu akad yang menghalalkan pergaulan dan pertolongan antara laki-laki dan wanita dan membatasi hak-hak serta kewajiban masing-masing mereka. Tujuannya
(32)
menurut tradisi manusia dan menurut syara` adalah menghalalkan sesuatu tersebut. Azzam dan Hawwas (2009: 35-36).
Diantara fitrah manusia adalah adanya hubungan saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Hampir semua manusia mengalami satu tahap kehidupan yang namanya pernikahan, secara kodrati manusia
diciptakan berpasang-pasangan dengan harapan mampu hidup
berdampingan penuh rasa cinta dan kasih sayang. Dari sini tampak bahwa sampai kapanpun manusia tidak mampu hidup seorang diri tanpa bantuan dan kehadiran orang lain.
Pernikahan menurut Undang- Undang No. 1/1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanaan Yang Maha Esa. (Basyir, 2000:14) Pernikahan merupakan cara yang dipilih oleh Allah sebagai jalan bagi manusia untuk melakukan hubungan seksual secara sah antara laki-laki dan perempuan, serta cara mempertahankan keturunannya.
Allah Ta`ala berfirman:
$pkš‰r'¯»tƒ ⨠$¨Z9$# (#qà)®?$#
ãNä3
/u‘ “ Ï%©!$# / ä3 s)n=s{` ÏiB <§ øÿ¯R ;oy‰Ïn ºur t, n=yz ur
$pk÷]ÏB $ygy_ ÷ry—
£] t/ur $uKåk÷]ÏB Z
w %y` Í‘ #ZŽ
ÏWx. [ä!$|¡ ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©! $# “ Ï%©!$# tb qä9uä!$|¡ s? ¾ÏmÎ/
tP%tn ö‘F{ $#ur 4
¨b Î)
© ! $# tb %x. öNä3 ø‹n=tæ $Y6ŠÏ%u‘
ÇÊÈ Artinya:
(33)
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, daripadanya Allah menciptakan istrinya dan daripada keduanya allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak . Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)kamu saling meminta satu sama lain., dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Q.S 4 an-nisa :1)
Tujuan pernikahan bukan saja untuk menyalurkan kebutuhan biologis, tetapi juga untuk menyambung keturunan dalam naungan rumah tangga yang penuh kedamaian dan cinta kasih. Allah telah mensyari`atkan pernikahan untuk kemaslahatan dan kemanfaatan hamba-hamba-Nya agar mereka dapat mencapai maksud-maksud yang baik dan tujuan yang mulia tujuan terpenting dari sebuah pernikahan ada dua yaitu memperoleh keturunan dan menjauhi keharaman.
a. Tujuan pernikahan:
1. Tujuan pertama orang yang ingin menikah adalah memperoleh keturunan, menumbuh-kembangkan anak agar ia memiliki keturunan yang saleh yang mau beribadah kepada Allah SWT. 2. Tujuan kedua yakni menjauhi keharaman, sesuatu yang tidak
diragukan lagi bahwa termasuk tujuan terpenting dari sebuah penikahan adalah menjaga diri dari perbuatan keji (zina) dan semua jenis pelacuran, jadi pernikahan itu tidak sekedar memenuhi keinginan syahwatdan kebutuhan biologis semata. (Kan`an, 2006: 21-28)
(34)
ãA %y` Ìh
9$# šc qãBº§qs% ’ n?tã Ïä!$|¡ ÏiY9$# $yJ Î/ Ÿ @žÒ sù ª! $# óOßgŸÒ ÷èt/ 4’n?tã <Ù ÷èt/ !$yJ Î/ur (#qà)xÿRr& ô` ÏB öNÎgÏ9ºuqøBr& 4àM »ys Î=»¢Á 9$$sù ìM »tGÏZ»s%
×M »sà Ïÿ»ym É
= ø‹tóù=Ïj9 $yJ Î/
xá Ïÿym ª! $# 4 ÓÉL»©9$#ur tb qèù$sƒrB Æ èd y—qà± èS
Æ èd qÝà Ïèsù £` èd r ã
àf ÷d $#ur’ Îû
Æ
ì Å_ $ŸÒ yJ ø9$# £` èd qç/ÎŽôÑ $#ur
( ÷b Î*sù öNà6 uZ÷èsÛr& Ÿ x sù (#qäóö7s? £` ÍköŽn=tã ¸x ‹Î6y™ 3 ¨b Î) © ! $# šc %x. $wŠÎ=tã
#ZŽ
Î6Ÿ2 ÇÌÍÈ Artinya:Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.(Q.S An-Nisa:34)
Menurut Ash-Shiddieqy (1975:423-424) “Di dalam syari`at perkawinan terdapat pengakuan bahwa manusia itu adalah manusia dan manusia itu lebih tinggi dari pada binatang, sebagaimana dalam perkawinan itu mengandung usaha mengekalkan suku manusia, membentuk keluarga dan menyusun keluarga dengan keturunan yang memang dibangsakan kepadanya serta mengekalkan kehidupannya”.
(35)
Setiap remaja setelah memiliki kesiapan lahir batin hendaknya segera menentukan pilihan hidupnya untuk mengakhiri masa lajang. Oleh karena itu, barang siapa yang menuju kepada suatu pernikahan, maka ia telah berusaha menyempurnakan agamanya dan berarti pula berjuang untuk kesejahteraan masyarakat.
b. Rukun dan Syarat nikah menurut syari`at Islam : 1) Rukun Nikah:
a) Calon mempelai laki-laki dan perempuan. b) Wali dari calon mempelai perempuan. c) Dua orang saksi (laki-laki)
d) Ijab dari wali calon mempelai perempuan atau wakilnya. e) Kabul dari calon mempelai laki-laki atau wakilnya. 2) Syarat Nikah
a) Calon pengantin pria sebagai berikut: (1) Beragama Islam.
(2) Terang prianya (bukan banci). (3) Tidak dipaksa.
(4) Tidak beristri empat orang. (5) Bukan mahrom calon istri.
(6) Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan calon istri.
(36)
(8) Tidak sedang dalam ihram haji atau umrah. b) Calon Pengantin Wanita sebagai berikut :
(1) Beragama Islam.
(2) Terang wanitanya (bukan banci).
(3) Telah memberi izin kepada wali untuk menikahkanya. (4) Tidak bersuami dan tidak dalam iddah.
(5) Bukan mahram calon suami.
(6) Belum pernah dili`an ( sumpah li`an) oleh calon suami. (7) Terang orangnya.
(8) Tidak sedang dalam ihram haji atau umroh.
(Tim Penyusun Pedoman Pegawai Pencatat Nikah (PPN), 2004: 21-22)
2. Tata Cara Pernikahan dalam Islam
Polo kromo atau pernikahan adalah suatu gerbang untuk membentuk suatu keluarga yang harmonis maka seseorang perlu mengetahui beberapa tahap supaya kehidupan seseorang lebih terarah, tenang tenteram dan bahagia maka akan diuraikan serentetan tata cara yang perlu diketahui oleh calon pengantin, diantaranya :
a. Menuju mahligai pernikahan
Islam memandang pernikahan sebagai pernikahan yang kokoh dan menuntut setiap orang yang terikat didalamnya untuk memenuhi hak dan kewajiban yang berfungsi tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan biologis tetapi jauh lebih penting adalah tujuan spiritualnya.
(37)
1) Tujuan pernikahan menurut pandangan Islam diantaranya adalah:
a) Mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW
b) Pemeliharan moral, kesucian akhlak dan terjalinya ikatan kasih sayang diantara suami dan istri menuju keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.
c) Menemukan kedamaian jiwa, ketenangan fikiran dan perasaan. d) Melangsungkan keturunan.
2) Anjuran nikah
Pernikahan sangat diperintahkan dalam Islam, sebaliknya hidup membujang dikecam oleh Islam.
3) Mampu nikah
Dalam ilmu fikih menyatakan bahwa orang muslim yang sudah mampu melaksanakan pernikahan, maka bagi mereka ada yang terkena hukum wajib nikah, meliputi : kematangan mental, kemampuan fisik, serta biaya untuk berumah tangga. Dimana untuk kemampuan segi ekonomi ini tidak berarti harus benar-benar mampu dalam masalah harta benda. Asalkan seseorang sudah memiliki pekerjaan walaupun penghasilanya belum terbilang cukup, tetapi mampu mendidik isteri dan anak serta sehat fisik dan psikisnya.
(38)
4) Kemudahan nikah
Islam memberikan banyak kelonggaran dan kemudahan untuk terjalinnya sebuah pernikahan, mengingat pernikahan merupakan sunnah Nabi SAW dan kebutuhan fitrah manusia. b. Calon istri atau suami ideal
1) Memilih calon istri ideal
Untuk memilih calon isteri ideal sebaiknya seseorang berusaha secara wajar tidak perlu berlebihan,minimal perlu dipertimbangkan dari segi agama, watak, tabiat dan akhlak serta yang lebih utama perlu disadari bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna, mesti ada kekurangan maupun kelebihanya.
2) Kriteria calon isteri/suami
Rasullullah menyarankan dalam hal memilih calon isteri dengan memberikan petunjuk empat kriteria yang harus dipenuhi yaitu
a) Karena kekayaanya b) Karena keturunannya c) Karena kecantikannya
d) Karena agamanya, itulah yang lebih baik Sebagaimana disebutkan dalam hadis :
ْﻨُﺗ
ْﺮَﻔْﻇﺎَﻓ ﺎَﮭِﻨْﯾِﺪِﻟَوﺎَﮭِﻟ ﺎَﻤَﺠِﻟَو ﺎَﮭَﺒَﺴَﺤِﻟَو ﺎَﮭَﻟ ﺎَﻤِﻟ ٍﻊَﺑْرَﻻِ ُةَأ ْﺮَﻤْﻟا ُﺢَﻜ
َكَﺪَﯾ ْﺖَﺑِﺮَﺗ ِﻦْﯾِّﺪﻟا ِتاَﺬِﺑ
)
رﺎﺨﺒﻟا هاور
ي
ﻢﻠﺴﻣ و
(
(39)
Artinya : wanita itu dinikahi karena empat hal, yaitu hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang mempunyai agama (jika tidak) kamu akan binasa.(HR.Bukhari Muslim)
Dari keempat macam kriteria tersebut sesungguhnya faktor agama dan akhlak adalah merupakan ukuran pertama dan yang paling utama dibanding lainya.
c. Tahapan prosesi pernikahan
Pernikahan diatur melalui proses tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Memilih isteri yang baik, dengan kriteria yang telah diuraikan
diatas.
2) Memberi kesempatan kepada laki-laki untuk melihat calon isteri. 3) Memberi kebebasan hak dan keleluasaan kepada wanita untuk
memilih calon suami dan dibenarkan menolak laki-laki yang tidak dikehendaki.
4) Calon pengantin laki-laki wajib memberikan mahar/maskawin kapada calon isteri, menurut kemampuanya atau kesepakatan mempelai berdua.
5) Menyiarkan rencana pernikahnya kepada khalayak ramai dengan tujuan agar khalayak mengetahui serta untuk menghindari fitnah. 6) Mengadakan walimah (resepsi pernikahan ) sekalipun sederhana. (Tim Penyusun Badan Penasehati Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), 2007:3-6).
(40)
3. Walimatul Ursy
Di dunia ini masing-masing negara mempunyai adat-adat sendiri yang satu sama lainya berbeda, dengan sudut pandang yang berbeda, umumnya masyarakat sangat menjaga adat tradisinya masing-masing yang diwarisi dari generasi ke generasi, yang selalu dipegang teguh dan dijaga bahkan menjadi kekayaan khasanah klasik umat yang berharga.
Agama Islam mengajarkan, perkawinan merupakan peristiwa yang patut disambut dengan rasa syukur dan gembira, oleh karena itu Nabi mengajarkan agar peristiwa perkawinan dirayakan dengan sesuatu perhelatan atau walimah.
a. Hukum Mengadakan Walimah
Kebanyakan fuqoha berpendapat bahwa mengadakan walimah itu sunnah muakkad, sangat diutamakan.
Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Ali meminang Fatimah. Nabi mengatakan, “Perkawinan mesti dirayakan walimah.” (Basyir 2000: 49)
b. Waktu Walimah
Waktu mengadakan walimah amat bergantung kepada adat kebiasaan yang berlaku disuatu tempat pada suatu tempat tertentu, walimah dapat diadakan pada waktu akad nikah terjadi atau sesudahnya, dapat pula ketika sesudahnya terjadi persetubuhan suami istri.
(41)
c. Hukum menghadiri walimah
Apabila hukum menyelenggarakan walimah adalah sunnah muakkad, hukum menghadiri walimah adalah wajib.Basyir, 2000: 50-51)
Maksud dari walimah adalah mengundang orang untuk makan bersama atau memakan masakan dari yang punya hajat.
Salah satu cara yang dipakai untuk melambangkan dua insan yang berlainan jenis dan sah menurut agama dan hukum adalah pernikahan atau juga sering dikenal dengan istilah Polo Kromo maka dengan pernikahan seseorang akan memperoleh kedamaian hidup, ketenangan serta mencapai tujuan berkeluarga yakni mencapai kualitas yang sakinah yang berpangkal pada cinta kasih yang tulus dan pada masing-masing daerah mempunyai tata upacara pernikahanya sendiri-sendiri
4. Prosesi Ritual Polo Kromo
Bagi orang-orang jawa yang akan menyelenggarakan pernikahan maka akan melakukan serentetan ritual Polo Kromo diantaranya dilaksanakan menjelang akad nikah, pada waktu pelaksanaan walimah, maupun sesudah walimah selesai, selebihnya akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Prosesi ritual menjelang akad nikah 1) Srah-srahan peningset
Tanda cinta kasih pria kepada seorang gadis yang akan dinikahinya biasanya berupa cincin yang yang dikenal dengan nama
(42)
hati, lesan dan perbuatan keluarganya, bahwa setelah menerima peningset tersebut, maka mereka tidak boleh lagi menerima lamaran dari pihak lain. Untuk melaksanakan Srah-srahan Peningset ada yang dilakukan dalam suatu acara tersendiri, tergantung dari pihak calon mempelai laki-laki diberikan bersamaan saat acara melamar atau Upacara Malam Midodareni.
Kapan acara ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakat diantara kedua belah pihak keluarga besar yang akan saling berbesanan itu.
Jenis Peningset yang utama adalah sepasang cincin untuk calon pengantin putra dan putri, cincin itu bentuknya bulat tanpa sambungan, sesuai dengan kemampuan pengantin putra dapat disediakan perhiasan lain seperti kalung, gelang dan anting. Perhiasan ini merupakan simbol bahwa seorang pria suka dengan isterinya mengenakan perhiasan yang bisa mempercantik dirinya. (Hariwijaya, 2004. 75-76)
2) Pingitan
Kira-kira 7 hari atau sekarang lebih banyak dilakukan 3 hari sebelum hari pernikahan calon pengantin putri dipingit artinya tidak boleh keluar dari rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon suaminya. Selama masa pingitan itu berlangsung calon pengantin perempuan membersihkan diri dan mempercantik dirinya untuk menghadapi prosesi panggih yang akan berlangsung.
(43)
Pingitan, seorang wanita remaja mulai dipingit yaitu dibatasi untuk keluar rumah apabila tidak diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kehormatan wanita tersebut. Pingitan, yaitu sebagai pengamanan sementara bagi kedua calon mempelai sebelum
upacara panggih.
(http//www.wonosari.com/6440-upacara-pengantin-adat-jawa) Diakses 7 Juni 2012 3) Pemasangan Tarub
Bagi orang-orang jawa yang akan menyelenggarakan pesta pernikahan selalu memasang tarub dan bleketepe. Sebagai simbol untuk menolak bala`. Tarub berasal dari bahasa Arab Taqorub yang berarti dekat. Tarub juga bisa berasal dari legenda Jaka Tarub –
Nawang Wulan. Jaka Tarub adalah pemuda miskin yang berhasil mempersunting bidadari karena kecakapan dan siasat yang cerdik dan pintar.
Tarub adalah membangun rumah-rumahan yang beratapkan daun pohon kelapa untuk acara pesta sedangkan bleketepe adalah anyaman yang terbuat dari daun kelapa. Pemasangan Tarub dan
Bleketepe biasanya dilaksanakan pada tiga hari sebelum hari H itu berlangsung, pemasangan tarub dan bleketepe ini biasanya hanya dilaksanakan serangkaian puncak acara pernikahan itu.
Tarub maksudnya ditata kereben murub yaitu bertata dihias dengan janur kuning, daun kelapa muda yang berwarna kuning. Dahan kapas dengan bungan dan buahnya melapangkan harapan
(44)
mudah-mudahan didalam hidup suami istri murah sandang. Tugas suami terhadap istri adalah nyandhangi dan nyandhingi.
Nyandhangi berarti memberi pakaian. Seorang suami berkewajiban memberikan sandang yang layak kepada istri semampunya. (Hariwijaya, 2004: 80-81).
Sebagai visual perwujudan ritual doa kepada Yang Maha Kuasa, maka Upacara Pasang Tarub dan Bleketepe ini sulit terpisahkan dari budaya pengantin Jawa pada umumnya. Karena itu meskipun pesta perkawinan itu diselenggarakan di gedung, di rumah mereka tetap memasang tarub maupun bleketepe walaupun hanya secara simbolis.
4) Upacara Siraman
Siraman berasal dari kata Siram yang artinya mandi. Acara ini diselenggarakan di rumah calon pengantin mempelai. Siraman
yang merupakan mandi ritual sudah tentu dimaksudkan agar calon pengantin menjadi bersih secara spiritual dan berhati suci.
Sebelum seorang gadis dan jejaka memasuki upacara ritual pernikahan, mereka harus menyucikan diri baik secara lahir maupun batin. Yang bertugas memandikan calon pengantin adalah para keluarga dan senior, jumlah yang melakukan siraman ini biasanya tujuh sampai sembilan orang, acara ini biasanya diselenggarakan setelah acara pemasangan bleketepe, sehari sebelum acara pernikahan dilangsungkan.
(45)
Khusus Upacara Adat pernikahan gaya Surakarta usai upacara siraman ada Upacara dodol dawet. Jual dawet ini simbol dari ungkapan kata kemruwet yang berarti penuh sesak. Maksudnya pada saat pesta pernikahan nanti diharapkan jumlah tamunya banyak seperti penuhnya dawet yang dijual saat itu. Warna merah pada gula jawa dan putih pada santan merupkan suatu simbol keberanian dan kesucian dan simbol bertemunya pria dan wanita, keberanian memasuki kehidupan baru harus dengan niat suci dan bersih. Ditempat yang telah disediakan sang ibu calon pengantin putri menjual dawet dengan dipayungi oleh sang ayah calon pengantin. Pembelinya adalah para tamu, yang terdiri dari keluarga besar dan kerabat dekat dengan menggunakan uang yang terbuat dari kreweng hasil penjualan dawet tersebut dikumpulkan dalam kantong kecil yang terbuat dari kain lalu disimpan ditempat beras. Ini sebagai simbol bahwa hasilnya agar dijadikan modal . (Hariwijaya, 2004:88-91)
5) Malam Midodareni
Midodareni berasal dari kata widodari yang berarti bidadari, acara ini selalu diselenggarakan malam hari dan umumnya seusai upacara siraman di pagi harinya. Sebagai sebuah acara tirakatan
kesederhanaan menandai terselenggaranya Malam Midodareni. Di malam itu suasana harus benar-benar khidmat yaitu tidak boleh ada gamelan yang dibunyikan, tidak boleh ada tarian dan
(46)
sebagainya.Upacara ini bertujuan agar calon mempelai mendapat restu dari bidadari, hingga dalam penampilan pada upacara inti kedua calon mempelai bisa tampil cemerlang.
Upacara ini biasanya dilakukan dengan duduk bersama sambil membacakan do’a semoga jalannya upacara dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Pada acara midodareni juga biasanya dilakukan dengan tidak tidur semalam suntuk “lek-lekan” oleh para pinisepuh. Inti dari upacara midodareni adalah tebus kembar mayang. Kembar mayang ini terbuat dari bunga yang dirangkai dengan janur kuning dengan segala aksesorisnya yang disusun secara indah dan diberikan kepada calon pengantin wanita.
6) Nyantri
Nyantri yaitu datangnya calon pengantin putra di rumah calon pengantin putri dengan diiringi pemuda pemudi, datangnya pada waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya, atau dari itu, upacara nyantri diserahterimakan dari pengantin laki-laki kepada calon pengantin perempuan.(Sutawijaya,2001:8)
Sewaktu rombongan keluarga temanten pria pulang dari upacara midodareni, calon penganten pria juga ikut diajak pulang.Tetapi, bila calon mempelai pria nyantri, maka dia ditinggal dirumah calon mertuanya.Tentu nyantri sebelumnya sudah dibicarakan dan disetujui kedua pihak.
(47)
Setelah keluarganya pulang, ditengah malam dia dipersilahkan masuk rumah untuk makan, tidak boleh ketemu calon istrinya dan sesudah itu diantar kekamar tidur untuk beristirahat. Setibanya pengantin putra, maka terus diserahkan kepada Bapak dan Ibu pengantin putri. Setelah penyerahan diterima pengantin putra diantarkan ke pondok yang telah disediakan yang jaraknya tidak begitu berjauhan dengan rumah pengantin putri. Pondokan telah disediakan makanan dan minuman sekedarnya dan setelah makan dan minum ala kadarnya maka pengantin putra menuju ke tempat pengantin putri untuk menemui para tamu secukupnya kemudian pengantin putra kembali ke pondokan untuk beristirahat. Jadi jangan sampai jauh malam, karena menjaga kondisi fisik seterusnya. Jadi kira-kira pukul 22:00 harus sudah kembali ke pondokan. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya agar jangan sampai pengantin menjadi sangat lelah karena kurang tidur.
Nyantri dilaksanakan untuk segi praktisnya, mengingat besok pagi dia sudah harus didandani untuk pelaksanaan ijab kabul/pernikahan.
(http//infopengantin.blogspot.com/2010/03/rangkaian-upacara-adat-pengantin-jawa-html) Diakses 7 juni 2012
(48)
b. Prosesi Ritual Panggih pada waktu Walimahan 1) Bertemunya Pengantin
Kata Pengantin berasal dari bahasa jawa anti-anti artinya menunggu. Pengantin artinya orang yang menunggu-nunggu yaitu menunggu untuk dipertemukan dengan kekasih yang dicintainya.
Upacara tahap ini merupakan upacara pertemuan seremonial antara pengantin putra dengan pengantin putri, yang diselenggarakan sesudah upacara ijab, pada upacara inilah kedua pengantin putra dengan pengantin putri bertemu secara resmi dengan mengenakan busana pengantin, upacara ini bertujuan mempertemukan kedua pengantin di depan semua tamu undangan.
Dalam hal ini Gertz (1982:68) menyatakan upacara “temon” diselenggarakan dirumah pengantin putri secara adat dianggap belum pernah bertemu dengan bakal suami dan harus menunggunya sampai suami datang untuk menjemputnya.
2) Bucalan Gantal
Ketika kedua mempelai sampai pada tempat panggih, kedua mempelai siap-siap melakukan Upacara Bucalan Gantal. Ada empat buah gantal tersedia, masing-masing pengantin mendapat dua gantal yaitu Gantal Gondhang Asih dan Gantal Gondhang Telur, makna yang terkandung adalah bahwa kedua mempelai secara lahir dan batin telah menyatukan tekad dan rasa yang utuh untuk menghadapi suka-duka maupun pahit-getirnya kehidupan
(49)
berumah tangga. Maksudnya agar keduanya saling mengasihi dan memberi nasehat.
Dalam acara uncal-uncalan gantal pada waktu pengantin bertemu, yang melempar gantal terlebih dahulu adalah pengantin lelaki, sebab yang melamar adalah pengantin putra.
Pengantin wanita mengarahkan ke kaki pengantin putra sebagai perlambang tunduk pada sang suami. Sementara pengantin putra melempar ke arah jantung pengantin putri sebagai lambang kasih sayang, mereka dapat juga saling melempar lebih dahulu. Maksudnya bukan untuk mencari kemenangan kalau diantara mereka bertengkar, namun sebagai lambang bahwa diantara mereka harus saling berlomba memberikan jiwa-raga mereka atau saling berlomba untuk mendapat kemuliaan.
3) Ngidak Tigan dan Wijik Kembang Sekar Setaman
Acara selanjutnya Upacara Ngidak Tigan atau injak telur
dan Wiji Dadi atau Bibit Jadi. Hal ini merupakan perlambang bahwa pengantin lelaki harus dengan tepat dapat memecahkan telur pengantin putri sehingga berhasil menurunkan benih dan mendapatkan keturunan yang baik. Pengantin putra tetap berdiri dengan kaki diposisikan menginjak telur yang ditaruh diatas nampan, sementara pengantin wanita jongkok didepanya.
Peristiwa ini memiliki banyak makna selain sebagai lambang peralihan dari masa lajang kedua pengantin yang akan memasuki
(50)
dunia kehidupan baru yang berat dan penuh tantangan, upacara ngidak tigan ini juga sebagai simbol pemecahan selaput dara pengantin putri oleh pengantin putra. Kewajiban suami istri secara biologis dalam melanjutkan keturunan.
Pengantin pria menginjak sebuah telur ayam kampung hingga pecah dengan telapak kaki kanannya, kemudian kaki tersebut dibasuh oleh pengantin putri dengan air kembang, dan mengeringkan kaki pasanganya dengan handuk, baru kemudian dimasukkan kaki suaminya ke selop.
Setelah itu pengantin putri sungkem ini sebagai lambang bakti seorang istri kepada suaminya. Dengan kaki yang sudah tercuci pengantin putra diharapakan bersih lahir batin.
Dengan mengulurkan tangannya, pengantin putra
membangunkan pengantin putri yang masih jongkok. Ini bermakna bakti pengantin putri sangan dihargai oeh suaminya, sehingga ia mengangkat istrinya untuk berdiri sebagai mitra sejajar.
4) Sinduran dan Kacar Kucur
Sepasang pengantin kemudian saling berdampingan, pengantin putri di sebelah kiri dan pria sebelah kanan. Ibu pengantin putri mengenakan dan memegang sindur dari belakang, sementara ayahnya berada di depan pengantin berjalan pelan-pelan di depan. Dengan mengalungkan kain sindur di pundak mempelai ini sebagai simbol untuk menyatukan kedua mempelai menjadi
(51)
satu. Kedua kelingking sepasang mempelai itu saling bergandengan sementara tangan mereka memegang bahu ayah pengantin putri. Upacara pengalungan sindur bagi kedua mempelai ini tidak dilakukan dalam perkawinan adat Jawa gaya Yogja.
Secara sederhana Sindur bisa berarti isin mundur atau malu bila mundur, maksudnya, walau badai kehidupan yang harus mereka hadapi sangat berat, kedua mempelai harus bersikap malu untuk mundur kalau harus berpisah. Selain itu kemul sindur
memiliki makna yang cukup dalam yakni menyatu lahir batin dalam satu tujuan hidup, ibu yang ada dibelakang merestui pasangan itu.
Acara berikutnya adalah upacara kacar kucur, upacara ini adalah merupakan lambang bahwa suami yang bertugas mencari nafkah untuk keluarga secara simbolik tengah menyerahkan hasil jerih payahnya pada istrinya. Pengantin putra berdiri di depan pengantin putri dalam posisi agakmenunduk lalu mengucurkan bungkusan Kacar Kucur itu ke dalam bentangan Sapu Tangan Tuak di atas pangkuan pengantin putri. Pengantin lelaki menumpahkan kantong berisi beras, kedelai, kacang uang dan sebagainya diterima oleh pengantin putri dengan tikar kecil sederhana di atas pangkuannya yang disangga dengan dua belah tangannyasesudah menjadi kosong, oleh pengantin lelaki dikebutkan sebagai bukti bahwa semuanya sudah ditumpahkan
(52)
kepada pengantin putri maksudnya adalah sang suami berkewajiban memberikan penghasilan, rezeki berupa apa saja kepada sang istri. Sang istri dalam menerima rezeki dari suaminya diharapkan hidup cermat dan berhemat.
Kacar kucur yang sudah ditumpahkan ke sapu tangan itu oleh sang sang istri kemudian dibungkus lalu diserahkan kepada ibundanya didampingi oleh suaminya
5) Bobot Timbang dan Dhahar Saklimah
Acara selanjutnya adalah Bobot Timbang sebagai lambang bahwa kedua orang tua pengantin putri tidak membeda-bedakan antara anak sendiri dan menantu.
Setelah itu diteruskan dengan acara Upacara Dhahar Saklimah, prosesi ini memiliki makna bahwa kedua mempelai agar bisa hidup rukun, saling mengisi dan tolong menolong. Bunga kasih yang diharapkan mampu menyatukan keduanya dalam suka duka, pengantin putra dan putri lalu saling menyuapi pasanganya sebanyak tiga kali. Bersuami istri hendaknya membangun keakraban lahir batin saling menerima apa adanya.
6) Adicara Sungkeman
Upacara sungkeman dilangsungkan sebagai wujud bahwa kedua mempelai akan patuh dan berbakti kepada kedua orang tua mereka, baik terhadap orang tua pengantin putri atau putra, sebelum melakukan sungkem pengantin putra melepas kerisnya
(53)
terlebih dahulu, sementara pengantin putri melepas selopnya. Sungkeman dimulai oleh pengantin putri kepada ayah dan ibu, setelah itu sungkem kepada ayah mertua dan ibu mertua kemudian disusul oleh pengantin putra mengikuti sungkem juga. (Hariwijaya, 2004:151-171)
c. Prosesi Ritual Setelah walimahan selesai
1) Acara Mbesanan
Setelah acara walimahan selesai di pihak pengantin perempuan kemudian pengantin diantar menuju kediaman lelaki untuk mengikuti serentetan acara yang telah disusun dengan diantar beberapa rombongan atau pengombyong yang ikut mengantarnya.
Acara yang dilaksanakanpun tidak tentu harinya bisa saja setelah acara resepsi, setelah 2-3 hari atau kapan saja tidak terikat oleh waktu dan acaranya tidak serumit seperti prosesi yang dijalani pada walimahan di pihak perempuan karena ritual sudah dijalankan dan tidak harus dilakukan dua kali. Akan tetapi sekarang acara besan ini tidak ganti hari setelah acara resepsi selesai supaya waktunya tidak barengan dengan acara sepasaran. (Sutawijaya, 2001:33-34)
Namun yang paling unik pada acara Polo Kromo di Desa Banyuurip Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang ini adalah sewaktu pengantaran pengantin diperjalanan apabila menemui Jembatan Sungai atau sering disebut kretek yang pertama dilewati
(54)
ada seorang rombongan yang ditugasi untuk membuang ayam di Jembatan tersebut, supaya selamat diperjalanan dari berangkat sampai pulang kembali, itu naluri orang jaman dahulu akan tetapi masih dijalankan sampai sekarang.
2) Upacara Sepasaran
Upacara Sepasaran atau disebut dengan boyongan karena pengantin putri dan pengantin putra diantar oleh keluarga pihak pengantin putri ke keluarga pihak pengantin putra secara bersama-sama. Ngunduh manten diadakan di rumah pengantin laki-laki. Biasanya acaranya tidak selengkap pada acara yang diadakan di tempat pengantin wanita meskipun bisa juga dilakukan lengkap seperti acara panggih biasanya hal ini tergantung dari pihak penyelenggara.
Upacara sepasaran diselenggarakan oleh keluarga pengantin pria, biasanya diadakan 5 hari setelah upacara Panggih oleh karena itu sering disebut Upacara Sepasaran. Umumnya penyelenggaraan upacara ini tidak sebesar atau semeriah upacara panggih. Undangan hanya dikhususkan kepada keluarga dan kerabat dekat, serta para tetangga.
Upacara sepasaran ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman temanten putri agar dapat hidup di lingkungan keluarga pria. Apabila setelah menikah kedua temanten itu akan
(55)
bertempat di keluarga pria, maka biasanya sekaligus boyongan atau pindahan rumah.
(56)
3) Acara Jenang Sumsuman
Setelah acara demi acara berlangsungdengan sukses, maka acara berikutnya adalah pembubaran panitia. Acara ini ditandai dengan sajian jenang sumsum atau jenang baning. Jenang sumsum
atau jenang baning adalah bubur halus yang terbuat dari tepung beras dan diberi cairan gula kelapa, maka berakhirlah tugas seluruh panitia. Bubur sumsum halus ini adalah simbol dari permohonan agar sumsum tulang saraf tulang belakang yang kecapaian selama
bertugas membantu tuan rumah menyelenggarakan pesta
perkawinan itu segera bisa pulih kembali.
Acara ini sekaligus sebagai ucapan syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah merahmati semuanya sehingga tugas kepanitiaan itu berjalan dengan sukses. Jenang sumsuman ini biasanya dilakukan sekitar seminggu setelah usai perhelatan akbar itu berlangsung, karena tuan rumah perlu menghitung banyak hal mengenai penyelesaian sewa-menyewa, pinjam-meminjam dan memberesi semua alat-alat.
B. Nilai Pendidikan Islam
1. Nilai
Menurut Thoha (1996:61) nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, buka fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal
(57)
penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Nilai juga diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu yang bernilai itu berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
(58)
a. Ciri-Ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986:20) adalah Sebagai berikut.
1. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu.
2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen).
3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
b. Macam-Macam Nilai
Nilai dapat dilihat dari sudut pandangan, yang menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai antara lain:
1. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw yang dikutip oleh Thoha dapat dikelompokkan menjadi :
(59)
b) Nilai keamanan c) Nilai cinta kasih d) Nilai harga diri e) Nilai jati diri
Kelima nilai tersebut berkembang sesuai dengan kebutuhan yakni akan tuntutan fisisk biologis, keamanan, cinta kasih harga diri dan yang terakhir kebutuhan jati diri.
2. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan nilai dapat dibedakan menjadi dua yakni :
a) Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi dan psikomotor.
b) Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestas, motivasi berafiliasi, motivasi berkuasa
Kualifikasi ini memudahkan kita untuk menyusun strategi pendidikan nilai, sebab sebagiannya dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses psikologik. (Thoha, 1996:63)
3. Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu a) Nilai logika adalah nilai benar salah.
b) Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah. c) Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk.
Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai. Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut :
(60)
jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. (http//download blogspot.com/2011/pengertian-nilai)
Berkaitan dengan hal tersebut, Daroeso (1985:20) menyatakan nilai itu sifatnya sama dengan ide, maka nilai itu abstrak, bahwa nilai itu tidak dapat ditangkap oleh panca indra yang dapat dilihat adalah obyek yang mempunyai nilai atau tingkah laku yang mengandung nilai. Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia karena itu nilai tersebut bersifat normatif merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam tingkah laku kehidupan manusia.
2. Pengertian Pendidikan Islam
Pengertian pendidikan Islam adalah pendidikan yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan nilai-nilai dasar Islam yang terkandung dalam al-Qur`an dan hadist nabi. (Thoha, 1996: 99).
Pendidikan Islam pada hakekatnya adalah pendidikan yang berdasarkan atas al-quran dan sunnah rosulbertujuan untuk membantu perkembangan manusia menjadi lebih baik. Pendidikan agama memang sangant penting dan strategis dalam rangka menanamkan nilai-nilai spiritual Islam tetapi hal ini baru sebagian dari kerangka Islam. Menurut
(61)
Achmadi (1987:10) pendidikan Islam adalah segala usaha untuk mengembangkan fitrah manusia dan sumber daya insani menuju terbentuknya perilaku yang baik sesuai dengan norma Islam.
Sedangkan pendidikan Islamdalam arti aktivitas non konseptual (fenomenal) adalah suatu peristiwa interaksi sosial antar manusia atau bertemunya manusia satu dengan lainnya baik seorang, dua orang atau lebih tanpa disengaja tetapi dampaknya dapat mengembangkan potensi manusia dalam segala aspeknya sesuai dengan ajaran Islam. Aktivitas pendidikan model ini biasanya terjadi di luar formal (di masyarakat dan keluarga) atau dimana saja seseorang tersebut bisa berinteraksi dengan orang lain (Yasin, 2008 :27).
Sahabuddin menjelaskan bahwa : Pendidikan adalah kegiatan yang mengandung tanggung jawab untuk memanusiakan manusia, untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Tanggung jawab itulah yang mengharuskan pendidik mengatur dan mengarahkan kegiatan, memikirkan cara, alat dan metode yang akan digunakan dalam proses pendidikan, mengusahakan alat evaluasi untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pendidikan (Sahabuddin, 1985).
Islam adalah “damai”, tenteram, atau agama yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW. Dengan kitab suci Al-Qur’an Karim.( Tafsir, 1992) Jadi kata Islam dalam Pendidikan Islam menunjukkan warna pendidikan tersebut, yaitu pendidikan yang berwarna (bernuansa) Islam
(62)
(Pendidikan Islami). (http//www.makalah-tujuan -pendidikan -Islam)
diakses 4 Agustus. 3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai mahluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusi yang berahlak mulia dan beribadah kepada-Nya.
Pendidikan Islam juga bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi, baik jasmani maupun rohani, emosional maupun intelektual serta ketrampilan agar manusia mampu mengatasi problema hidup secara mandiri serta sadar dapat hidup menjadi manusia-manusi yang berfikir bebas. Sehingga dapat bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan masyarakat serta dapat mempertanggungjawabkan amal perbuatannya di hadapan Allah SWT. (Thoha, 1996:100).
Menurut (Achmadi, 1987: 82) tujuan pendidikan adalah Perubahan yang diharapkan setelah subyek didik mengalami proses pendidikan baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu itu hidup. Menurut Omar Muhammad As-syaebani yang dikutip Achmadi (1987: 84-85) tujuan pendidikan Islam memiliki empat ciri:
a. Sifat yang bercorak agama dan akhlak
b. Sifat menyeluruh yang mencakupsegala aspek pribadi(subyek didik) dan semua aspek perkembangan dalam masyarakat
(63)
c. Sifat keseimbangan, kejelasan dan tidak adanya pertentangan antara unsur-usur dan pelaksanaanya
d. Sifat realistik dan dapat dilaksanakan, penekanaan dalam perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku dan kehidupan, memperhitungkan perbedaan-perbedaan individu, masyarakat dan kebudayaan untuk berubah dan berkembang bila diperlukan.
4. Prinsip – Prinsip Pendidikan Islam
Tujuan dalam pendidikan Islam sesungguhnya tidak terlepas dari prinsip-prinsip pendidikan yang bersumber dari nilai-nilai Al-Qur`an dan as-sunnah. Ada lima prinsip dalam pendidikan Islam yaitu
a. Prinsip Integrasi (Tauhid)
Prinsip ini memandang adanya wujud kesatuan dunia dan akhirat oleh karena itu, pendidikan akan meletakkan porsi yang seimbang untuk mencapai kebahagiaan di dunia sekaligus di akhirat.
b. Prinsip Keseimbangan
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip integrasi. Keseimbangan yang proposional antara muatan rohaniah dan jasmaniah, antara ilmu murni dan ilmu terapan, antara teoritik dan praktik dan antara nilai yang menyangkut aqidah, syari`at dan akhlak. c. Prinsip Persamaan dan Pembebasan
Prinsip ini dikembangkan dari nilai tauhid bahwa tuhan adalah Esa. Oleh karena itu setiap individu dan bahkan smua mahluk hidup
(64)
diciptakan oleh pencipta yang sama (Allah). Pendidikan Islam adalah satu upaya ntuk membebaskan manusia dari belenggu nafsu dunia pada nilai tauhid yang bersih dan mulia.
d. Prinsip Kontinuitas dan Berkelanjutan
Prinsip ini dikenal konsep pendidikan seumur hidup sebab di dalam Islam belajar adalah satu kewajiban yang tidak pernah dan tidak boleh berakhir.
e. Prinsip Kemaslahatan dan Keutamaan
Jika ruh tauhid telah berkembang dalam sistem moral dan akhlak seseorang dengan kebersihan hati dan kepercayaan yang jauh dari kotoran maka ia akan memiliki daya juang untuk membela hal-hal yang maslahat atau berguna bagi kehidupan. (Roqib, 2009:32-33).
5. Tanggung Jawab Pendidikan Islam
Dalam upaya mengoperasionalkan serta mengaktualisasikan pendidikan ke dalam realitas yang mampu merangsang subyek didik dengan daya responsifnya untuk tercapainya kedewasaan dalam arti yang seluasluasnya sehingga mampu merealisasikan diri sebagai pribadi muslim.
a. Keluarga dan Tanggung Jawab Pendidikan
Keluarga (orang tua) sebagai manusia yang lebih dewasa adalah pendidikan utama dan pertama bagi anak mereka, disana mereka mula-mula menerima pendidikan baik langsung maupun tidak langsung. Di samping itu keluarga merupakan unit kehidupan bersama manusia
(65)
terkecil dan alamiah, artinya secara alami yang di alami setiap kehidupan manusia. Karenanya keluarga merupakan jembatan meniti bagi generasi dan disanalah sisitem yang paling khusus dan tersendiri. b. Masyarakat dan Tanggung Jawab Pendidikan
Masyarakat ikut pula memikul tanggung jawab pendidikan, sebab masalah dan persoalan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai kebudayaan yang dijunjung tinggi oleh semua lapisan masyarakat bangsa itu sendiri. Nilai-nilai tersebut senantiasa berkembang dan berarti ia mengalami perubahan yang terjadi di masyarakat harus di ikuti oleh pendidikan agar sesuai dengan kondisi masyarakat dan tidak ketinggalan jaman
c. Pemerintah dan Tanggung Jawab Pendidikan
Pemerintah ditingkat pusat maupun daerah merupakan perwujudan masyarakat bangsa dan negara, pemerintah mengemban kepercayaan untuk mengelola segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.dan hal itu telah tercantumkan melalui pembangunan nasional yang telah menjadi haluan negara bagi pemerintah tersebut.
(66)
d. Diri Sendiri dan Tanggung Jawab Pendidikan
Menurut Islam apabila manusi telah mencapai tingkat mukallaf maka ia menjadi bertanggung jawab sendiri terhadap mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam. (Achmadi, 1987: 110-136)
6. Materi Pendidikan
Materi dalam pendidikan Islam dibagi menjadi tiga yaitu : a. Aqidah
Menurut etimologi aqidah adalah keyakinan, sangkutan. Dalam pengertian teknis artinya adalah iman atau keyakinan. Aqidah Islam ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam, aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Allah. Tauhid menjadi inti rukun iman prima causa seluruh keyakinan. Secara sederhana sistematika aqidah Islam dapat dijelaskan sebagai berikut, kalau orang telah menerima tauhid sebagai prima causa yakni asal yang pertama, asal dari segala-galanya dalam keyakinan Islam maka rukun iman lainnya hanyalah akibat logis ( masuk akal ) saja penerimaan tauhid tersebut. Kalau orang yakin bahwa (1) Allah mempunyai kehendak, sebagai bagian dari sifatnya maka orang yakin pula adanya (para) (2) Malaikat yang diciptakan Allah (melalui perbuatan-Nya) untuk melaksanakan dan menyampaikan kehendak Allah yang dilakukan oleh malaikat jibril kepada para rasul-Nya yang kini dihimpun dalam (3) Kitab-kitab suci namun perlu segera dicatat dan di ingat bahwa kiatab suci yang masih murni dan asli memuat kehendak Allah adalah
(67)
al-Qur`an. Kehendak Allah itu disampaikan kepada manusia melalui manusia pilihan tuhan yang disebut Rasullullahkonsekuensi logisnya adalah kita meyakini pula akan adanya (4) Rosul yang menyampaikan dan menjelaskan kehendak allah kepada manusia untuk dijadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan, hidup dan kehidupan ini akan berakhir pada suatu ketika sebagaimana dinyatakan dengan tegas oleh kitab suci dan para rosul, akibat logisnya kiata yakin adanya (5) Hari Akhir tatkala seluruh hidup dan kehidupan seperti sekarang akan berakhir. Pada waktu itu kelak Allah akan menyediakan suatu kehidupan baru yang sifatnya baqa` (abadi) tidak fana (sementara) seperti yang kita lihat dan alami sekarang. Untuk mendiami alam baqa` kelak, manusi yang pernah hidup di dunia ini akan dihidupakan kembali oleh Allah dan akan dimintai pertanggungjawaban mengenai keyakinan (aqidah) tingkah laku (syari`ah) dan sikap (akhlaknya) selama hidup di dunia yang fana. Yakin adanya hidup lain selain kehidupan sekarang dan dimintainya pertanggungjawaban manusia kelak, membawa konsekuensi pada keyakinan akan adanya (6) Kada dan Kadar yang berlaku dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia yang fana ini yang membawa akibat pada kehidupan di alam baqa` kelak. (Ali, 2008:199-201)
b. Syariah
Makna asal ayari`at adalah jalan ke sumber (mata) air. Secara harfiah adalah jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim sealain
(68)
aqidah (pegangan hidup), akhlak (sikap hidup) syari`at (jalan hidup) adalah satu bagian agama Islam. Menurut ajaran Islam ditetapkan Allah menjadi patokan hidup setiap muslim, menurut Imama Syafi`i dalam
ar-risalah syari`at adalah peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu dan kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu mengenai tingkah laku manusia oleh karena itu, dalam praktik makna syari`at lalu disamakan dengan fiqih sebagai ketetapan Allah baik berupa larangan maupun dalam bentuk suruhan, syari`at mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia.
Dilihat dari segi ilmu hukum syari`at adalah norma hukum dasar yag diwahyukan Allah yang wajib diikuti oleh orang Islam baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. Norma-norma hukum dasar yang terdapat di dalam al-qur`an masih ada yang bersifat umum. Perlu dirumuskan lebih lanjut setelah nabi Muhammad wafat. Perumusan norma-norma hukum dasar ke dalam kaidah-kaidah yang lebih konkrit, memerlukan cara-cara tertentu. Muncullah ilmu pengetahuan yang khusus menguraikan syari`at. Dalam kepustakaan hukum Islam ilmu tersebut dinamakan
ilmu fiqih. Ilmu fiqih adalah ilmu yang mempelajari syari`at. (Ali, 2008:235-237)
c. Akhlak
Secara etimologis akhlak berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi`at. Dalam kepustakaan akhlak diartikan sikap yang
(1)
2. Upacara Sepasaran
Nang prosesi sepasaran nganten wedok diboyong gowo nang sing lanang.
3. Acara Jenang Sumsuman
Syukuran amarga wingi pas acara walimah wes diwei kelancaran marang gusti Allah..
3.Pelaksanaan Polo Kromo
Hajat pernikahan nang njurip biasane tergantung seko kemampuane sing duwe gawe, walimahan ki jane ora kudu geden yo mewah sing mesti tetep sakral. Nek sing acara walimahe geden ki biasane sing duweni dana akeh utawa kaya pak lurah njuk sing do bakul-bakul wes sukses kui.
(2)
Kepada : Tokoh Agama Nama : Bpk. H. Kurdi Tanggal : 29 Juni 2012 Jam : 16.00
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Polo Kromo ?
2. Menurut anda apakah pengantin, orang tua dan tamu undangan mengetahui nilai yang terkandung di dalam ritual tersebut?
3. Apakah mereka dapat mengimplementasikan maksud dari ritual tersebut?
Jawaban
1. Polo kromo ki asline podo artine karo nikah yaiku penyatuan insan manusia lewat akad nkah ben dadi pasangan sing sah lan halal, njuk biasane nang acara walimah ki ono ritual-ritual sing dilakoni ning asline yo gur gawe simbol, meski ora dilakoni yo tetep sah nikahe sing penting lak akad nikahe.
2. Jaman saiki wes do ora ngerti nok, padahal ki jane do kerep nekani acara walimahan, ning lak gur sekedar nekani undangan walimah do ora gagas tekan artine.
3. Saiki wong njurip akeh sing ora ngerti maksude paling-paling sing ngerti ki gur siji loro ning meski ora ngerti tetep do sadar opo sing dadi hak ro kewajibane contone wae wong lanang kerjo golek nafkah kan wes duwe tanggungan anak bojone.
(3)
Kepada : Tokoh Agama
Nama : Bpk. H. Slamet Achjari Tanggal : 29 Juni 2012
Jam : 16.00
Pertanyaan
1. Menurut anda apakah pengantin, orang tua dan tamu undangan mengetahui nilai yang terkandung di dalam ritual Polo Kromo?
2. Apakah mereka dapat mengimplementasikan maksud dari ritual tersebut?
Jawaban
1. Masyarakat saiki wes do ora ngerti maksude ritual gon nikah kecuali pancen sing wes mendalami tata cara upacara nikah (permadani) contone pranata cara gon walimah mesti luweh ngerti ketimbang wong biasa, ning masyarakat sing do ora ngerti artine paling yo gur dianggep tradisi sing wes diatur karo pranata cara.
2. Meski akeh-akehe do ora ngerti artine nikah nanging wes do diterapke nang kehidupane soale hak lan kewajiban sing lanag karo sing wedok ki wes diajarke nang agama islam.
(4)
Kepada : Pengantin
Nama : Endang Nurwiyanti dan Eko Dono Hadi Saputra Tanggal : 2 Juli 2012
Jam : 16.00
Pertanyaan
1. Bagaimana acara pernikahan anda kemarin?
2. Apa saja ritual yang dilakukan pada pernikahan anda kemarin? 3. Apakah anda mengetahuinama dan nilai yag terkandung didalamnya? 4. Apakah nantinya nilai yang ada pada ritual, akan anda terapkan dirumah
tangga anda?
Jawaban
1. Alhamdulillah lancar sesuai harapan, tamune yo akeh sing iso teko meski kesel tapi yo tetep seneng.
2. Akeh dek, pas walimah ki ono sungkeman, balangan suruh, nyuntak beras, njuk pae gendong kae, tapi sakdurunge ki yo ono siraman, adol dawet ning jane ki podo wae karo sing do nikahan liane, opo sing dikon karo periase teko manut kan ibue perias sing luweh ngerti ketimbang aku. 3. Sitik-sitik ngerti jenenge tapi nek nilai sing terkandung akeh sing ora
ngerti paling sing ngerti ki gur nyuntak beras artine bojoku ngowei nafkah, njuk sungkeman ki mohon restu marang wong tuo, nek mbesanan kae gawe nyedakke hubungan keluarga gonku karo gon masku paling kui liane akeh sing ora ngerti
4. Insyalloh iya, gek berusaha dadi istri sing apek iso nyenengke bojone nglakoni opo kewajibane koyo to nyiapke kebutuhane bojoku, kan wong lanang ki seneng nek bojone manut opo sig dikarepke, tapi jenengane nikah kadang mesti ono masalah tapi insyaallah diselesaikan dengan cara yang baik.
(5)
Kepada : Pengantin
Nama : Chusna Mabruroh dan Cahyo Gunawan Tanggal : 2 Juli 2012
Jam : 16.00
Pertanyaan
1. Bagaimana acara pernikahan anda kemarin?
2. Apa saja ritual yang dilakukan pada pernikahan anda kemarin? 3. Apakah anda mengetahuinama dan nilai yag terkandung didalamnya? 4. Apakah nantinya nilai yang ada pada ritual, akan anda terapkan dirumah
tangga anda?
Jawaban
1. Nikahanku ki sederhana tapi yo tetep nyenengke wong iso bebrayan karo wong sing tak senengi.
2. Opo yo mbak, pokoe sakdurunge akad ki tonggo-tonggo do tarub masang tratak bar kui mbengine ono gendurenan sing teko yo lumayan akeh, pas mbengi kui ki bojoku yo teko wong omahe kan adoh ijabe kae ndilalae yo gasek. Nek pas walimah kae ki yo acarane koyo gon lian-liane nak mantu. 3. Akeh-akehe orang ngerti, paling ki sing ngerti gur suami mncari nafkah
ngono wae.
(6)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Wiwit Ariyani Nasikhah Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Magelang, 25 April 1990 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Banyuurip Tegalrejo Magelang
Latar Belakang Pendidikan Formal
1997- 2002 : MI Yakti Banyuurip, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang 2002 - 2005 : MTs Yakti, Kec. Tegalrejo, Kab. Magelang
2005 - 2008 : MAN MAGELANG , Kab. Magelang
2008 - Sekarang : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN Salatiga)
Banyuurip,13Agustus 2012
Wiwit Ariyani Nasikhah 11108004