Subjek dan Lokasi Penelitian Teknik Pengumpulan Data

Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek penelitian siswa autis tingkat Sekolah Dasar Luar Biasa SD LB kelas IV. Subjek penelitian terdapat tiga siswa autis yang memiliki karakter tingkat autis rendah dan autis tingkat sedang. Siswa I masuk ke dalam karakteristik tingkat autis ringan. Siswa II masuk ke dalam karakteristik tingkat autis sedang. Siswa III masuk ke dalam karakteristik tingkat autis sedang. Penelitian dilakukan di SLB Negeri Metro Jalan Raya Gatot Kaca sumbersari Metro Selatan Kota Metro Lampung. SLB Negeri Metro merupakan sekolah luar biasa yang terdapat tingkat sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar Luar Biasa SD LB sampai tingkat Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMA LB. Lokasi sekolah dari tingkat SD LB sampai SMA LB terdapat dalam satu lokasi bangunan. SLB Negeri Metro terdapat asrama yang digunakan untuk siswa yang sekolah di SLB Negeri Metro dan setiap asrama terdapat pengasuh yang membinmbing siswa. SLB Negeri Metro terdapat lapangan olahraga yaitu lapangan basket dan lapangan untuk bulu tangkis. SLB Negeri Metro berlokasi di tengah pemukiman penduduk. Pemelihan SLB Negeri Metro sebagai lokasi penelitian karena SLB Negeri Metro sering mewakili Propinsi Lampung dalam lomba seni tingkat Nasional. Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Observasi atau pengamatan langsung dalam pengertian psikologi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakn seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu: 1 observasi non-sistematis , yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen penelitian; 2 observasi sistematis , yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati Arikunto, 2010: 200. Observasi yang dilakukan termasuk ke dalam observasi sistematis . Observasi ini dilakukan pada bulan Januari yang merupakan observasi awal bertujuan untuk mengetahui kondisi awal di lingkungan sekolah, kategori siswaautis dan proses pembelajaran yang ada di dalam kelas. Pada awal observasi, peneliti menenemui kepala sekolah untuk meminta izin secara langsung, sambil mengamati lokasi penelitian SLB Negeri Metro. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah peneliti menemui guru seni untuk meminta izin melakukan penelitian pada siswa autis. Setelah mendapat izin dari guru seni, kemudian guru seni mengantarkan peneliti menemui guru kelas IV yang mengajar siswa autis. Supaya penelitian ini mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan peneliti membuat pedomana observasi. Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Data pertama diperoleh SLB Negeri Metro adalah SLB yang menyelenggarakan pendidikan untuk semua jenis ketunaan dan autis dari tingkat Sekolah Dasar SD LB hingga SMA SMA LB. SD LB hingga SMA LB ada dalam satu lokasi bangunan dan mailiki asrama yang dihuni oleh peserta didik, setiap asrama memiliki guru pembimbing atau oranngtua asuh yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Orangtua asuh adalah guru yang mengajar di SLB tersebut. SLB Negeri Metro terletak jauh dari jalan raya tetapi berada dopertengahan pemukiman penduduk dan jalan untuk menuju kesekolah tersebut sudah baik keadaannya. Pembelajaran seni tari belum diberikan untuk siswa autis, pembelajaran seni tari masih diberikan untuk siswa tunagrahita dan tunarungu. Pembelajaran seni tari belum diberikan karena pada saat itu guru seni masih harus kuliah di Bandung untuk melanjutkan kuliah untuk jurusan pedidikan berkebutuhan khusus, sehingga ada keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Guru yang mengajar seni bukan lulusan dari jurusan pendidikan seni melainkan Sarjana Agama, tetapi saat ini guru sudah melanjutkan kuliah di jurusan pendidikan berkebutuhan khusus. Walaupun guru yang mengajar tari bukan dari lulusan jurusan seni tetapi SLB Negeri Metro sering mendapatkan juara dalam bidang seni di tingkat propinsi maupun tingkat nasional. Siswa autis SD LB kelas IV termasuk dalam kategori siswa autis ringan dan autis sedang. Pada saat peneliti masuk ke dalam kelas dari tiga siswa yang ada di dalam kelas ketiga siswa itu memeberikan respon masing-masing. Siswa I mau menyapa dan memamerkna semua barang yang ada di dalam kelas dengan bercerita tentang Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu benda yang dipegangnya. Siswa II menyapa dan menceritakan hal yang baru dilakukan dengan kata yang diulang-ulang. Siswa III hanya diam dan asyik melakukan aktivitas mencoret-coret kerta yang ada di atas meja. Metode pembelajaran yang digunakan pada saat peneliti masuk ke dalam kelas adalah metode ceramah pada saat itu guru memberikan materi pembelajaran pengembangan diri. pada saat itu guru memberikan botol kepada siswa sebagai media yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. Guru meminta siswa untuk memainkan botol tersebut. Siswa memainkan dengan memukul botol dengan botol, mengisi botol dengan batu yang kemudian dikocok-kocok ada juga yang melakukan dengan meremas-remas botol. Interaksi siswa dengan guru termasuk baik, siswa sudah mau bertanya dan melakukan yang diintruksikan oleh guru. Siswa dalam bertanya walaupun belum mau menatap mata guru. Interaksi dengan teman, siswa asyik duduk ditempatnya masing-masing. Interaksi dengan orang lain seperti yang sudah dikemukakan di atas. Kemampuan gerak yang teramati pada saat observasi masih sebatas kemampuan siswa berjalan dan gerak pada saat memainkan botol plastik. Siswa mampu melakukan dengan baik. 2. Wawancara Wawancara atau interviu adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara interviewer . Wawancara dilakukan peneliti untuk menilai keadaan seseorang. Secara fisik wawancara dapat dibedakan atas wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur Arikunto, 2010: 198. Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Untuk mengumpulkan data penelitian selain observasi peneliti menggunakan wawancara berupa pertanyaan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah, guru seni tari, guru kelas. a. Kepala Sekolah, untuk mengetahui latar belakang sekolah, jenis ABK yang ada di SLB Negeri Metro tersebut, dukungan kepala sekolah terhadap pembelajaran seni yang ada di SLB Negeri Metro. b. Guru seni, untuk mendapatkan informasi model, metode, media serta tari yang diajarkan di SLB Negeri Metro c. Guru kelas, untuk mendapatkan informasi model, metode, media yang digunakan dalam pembelajaran untuk siswa autis, interaksi sosial siswa autis, serta kemampuan gerak siswa autis. 3. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian Arikunto, 2010: 201. Penelitain ini menggunakan dokumentasi untuk memberikan kejelasan mengenai hasil dari penelitian yang berkaitan dengan proses pembelajaran dalam bentuk video dan foto, serta data-data yang ada disekolah yang berkaitan dengan siswa autis SD LB kelas IV untuk medukung hasil pengamatan peneliti. 4. Lembar Observasi Lembar observasi merupakan alat bantu yang digunakan oleh pengamat atau observer untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran Susi Wendhaningsih, 2012 Peningkatan Kemampuan Gerak Dan Interaksi Sosial Siswa Autis Melalui Pembelajaran Seni Tari Berbasis Model Sinektik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu berlangsung. Observer yang ditunjuk dalam penelitian ini adalah guru kelas selain menggunakan observer peneliti juga menggunakan rekaman video dan dokumentasi berupa foto. Hal-hal yang diamati oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: 1. Tatapan mata saat berbicara dengan teman dan guru 2. Interaksi dengan teman saat pembelajaran berlangsung 3. Interaksi siswa dengan guru pada saat pembelajaran berlangsung 4. Koordinasi gerak antara bagian-bagian tubuh kepala, tangan, dan badan 5. Kesesuaian gerak yang dilakukan oleh siswa dengan intruksi guru 6. Metode, media dan materi yang diberikan oleh guru 7. Stimulus yang digunakan. Hasil dari catatan observer akan dipaparkan pada BAB IV dan lembar observasi akan ada pada lampiran.

C. Metode Penelitian