Karakteristik Penderita Retinopati Hipertensi yang Datang berobat ke Poliklinik Mata RSUP H. Adam Malik Periode Januari 2012 – Mei 2013

LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Maria Monalisa

Tempat / Tanggal Lahir : Tangerang / 18 Juni 1992
Agama

: Katolik

Alamat

: Jalan Anggrek no. 97 RT/RW 003/02, Cipondoh
Makmur, Tangerang Banten

Riwayat Pendidikan

:


1. TK Dwi Dharma (1997-1998)
2. Sekolah Dasar St. Fransiskus Tangerang (1998-2004)
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tangerang (2004-2007)
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tangerang (2007-2010)

Riwayat Organisasi

:

1.

Anggota Divisi Kewirausahaan PEMA FK USU tahun 2011-2012

2.

Anggota Seksi Administrasi dan Kesekretariatan Pekan Olahraga dan Seni
(PORSENI) FK USU tahun 2011

Universitas Sumatera Utara


3.

Anggota Seksi Administrasi dan Kesekretariatan Bakti Sosial Wilayah 1
ISMKI 2011

4.

Anggota Seksi Administrasi dan Kesekretariatan National Symposium and
Workshop FK USU 2011

5.

Anggota Seksi Dana Perayaan Paskah FK USU tahun 2012

6.

Koordinator Administrasi dan Kesekretariatan Regional Medical Olympiad
Wilayah 1 ISMKI 2013

7.


Anggota Konsumsi Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Kristen tahun 2013

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

No

NO
REKAM
MEDIK

USIA

JENIS
KEKAMIN


PEKERJAAN

TEKANAN
DARAH

RIWAYAT HTN
(TAHUN)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

13.
14.
15.
16
17.
18.
19
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.

33.
34.
35.
36.
37.
38.

545413
546331
543845
495275
546683
545494
519303
512717
519729
507031
520533
467903
533848

558083
550205
553202
552652
554648
557107
506409
505236
504322
502579
503643
533918
466876
492154
474841
433104
416975
85785
219965
89166

242857
237271
184257
184943
307270

42
58
40
45
59
59
30
61
56
76
36
53
43
62

37
56
58
71
65
42
64
62
48
53
48
60
67
64
75
37
64
69
59
58

60
58
69
56

Perempuan
Perempuan
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan

Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan
Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan
Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan

Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri
Ibu Rumah Tangga
Supir
Pegawai Negeri
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pen.iunan
Wira.wa.ta
Pen.iunan
Wira.wa.ta
Pegawai Negeri
Pegawai Negeri
Petani
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pen.iunan
Pen.iunan
Ibu Rumah Tangga
Wira.wa.ta
Wira.wa.ta
Wira.wa.ta
Pegawai Negeri
Wira.wa.ta
Guru
Ibu Rumah Tangga
Petani
Pegawai Swa.ta
Wira.wa.ta
Petani
Pegawai Negeri
Pen.iunan
Pegawai Swa.ta
Pegawai Negeri
Pegawai Swa.ta
Pegawai Negeri
Wira.wa.ta
Pegawai Negeri

280/160
170/80
160/100
180/105
140/90
200/140
230/140
160/72
230
167/81
130/90
160/71
140/80
230/100
130/80
180/100
150/80
230
200
160/80
150/90
171/83
180/100
180/90
170/80
150/90
260/120
140/80
171/93
160/80
150/80
160/80
160/80
190/100
170/100
200/120
160/80
160/90

1
5
23
1
1
3
3
>5
10
5
3
3
5
3
1
1
1
10
5
1
1
1
5
10
2
9
15
5
5
5
3
2
3
5
8
10
7
3

Universitas Sumatera Utara

39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.

301083
303882
395315
54416
410225
515906
557107
552298
539579
530819
516487
502993
525825
525869
508243
549191
513182
489588
379384

72
72
68
77
73
54
65
45
61
47
41
67
74
69
44
19
56
49
38

Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Perempuan
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Kaki - Kaki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan

Pegawai Negeri
Purn Tni Ad
Ibu Rumah Tangga
Pen.iunan
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Wira.wa.ta
Ibu Rumah Tangga
Petani
Ibu Rumah Tangga
Pen.iunan
Wira.wa.ta
Wira.wa.ta
Ibu Rumah Tangga
Maha.i.wi
Ibu Rumah Tangga
Ibu Rumah Tangga
Pegawai Negeri

170/70
140/70
160/90
140/90
191/59
160/94
150/80
160/90
160/100
170/100
210/140
120/70
150/90
180/100
160/100
110/80
110/80
140/90
180/100

>5
10
9
10
>5
5
5
1
5
1
5
8
10
>5
6
3
8
1
5

Universitas Sumatera Utara

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN
a. Frekuensi Data Hasil Penelitian
JENISKELAMIN

Frequency
Valid

Percent

Cumulative
Percent

Valid Percent

LAKI - LAKI

26

45.6

45.6

45.6

PEREMPUAN

31

54.4

54.4

100.0

Total

57

100.0

100.0

USIAKEL

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

15-24

1

1.8

1.8

1.8

25-44

11

19.3

19.3

21.1

45-64

29

50.9

50.9

71.9

>64

16

28.1

28.1

100.0

Total

57

100.0

100.0

PEKERJAAN
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

mahasiswa

1

1.8

1.8

1.8

pegawai swasta

3

5.3

5.3

7.0

wiraswasta

15

26.3

26.3

33.3

pns

13

22.8

22.8

56.1

tidak bekerja

25

43.9

43.9

100.0

Total

57

100.0

100.0

TDSISTOLIKKEL

Universitas Sumatera Utara

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

179

18

31.6

31.6

100.0

Total

57

100.0

100.0

TDDIASTOLIKKEL
Frequency
Valid

119

6

10.5

10.5

100.0

Total

57

100.0

100.0

riwayatHTNkel2
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

15

1

1.8

1.8

100.0

Total

57

100.0

100.0

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Besharati, M.R., Rastegar, A., Shoja, M.R., Maybodi, M.E., 2006. Prehalence of
Retinopathy in Hypertensihe Patients. Yazd. Saudi Med J.
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi : Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka
Cipta, 60-64.
Eva, P., 2007. Anatomi dan Embriologi Mata. In: Eva, P. and Whitcher, J.P., ed.
Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury. Edisi 17. Jakarta: EGC, 12-14.
Giles, Thomas D., Materson, Barry J., Cohn, Jay N., Kostis, John B., 2009.
Emerging Concepts: Definition and Classification of Hypertension: An
Update. LA: Tulane University of Medicine, Metairie, LA.
Gray, Huon H., Dawkins, Keith D., Simpson, Iain A., Morgan, John M., 2005.
Lecture Notes : Kardiologi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Erlangga, 64-69.
Grosso, A., Veglio, F., Porta, M., Grignolo, F M., and Wong T Y., 2005.
Hypertensihe Retinopathy Rehisited: Some Answers, More Questions. Italy:
Turin University.
Ilyas, Sidarta Ilya, 2005. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI,

221-223.
Irza, Syukraini, 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari
Bungo Tanjung, Sumatera Barat. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Kartikawati, Anggi, 2008. Prehalensi dan Determinan Hipertensi Pada Pasien
Puskesmas di Jakarta Utara Tahun 2007. Depok: Universitas Indonesia.
Kowalak, Jennifer P., Welsh, William, and Mayer, Brenna, 2011. Buku Ajar
Patofisiologi. Jakarta: EGC, 179-180.

Universitas Sumatera Utara

Lee, Christopher T., Williams, Gordon H., and Lily, Leonard S., 2011.
Hypertension. In: Lily, Leonard S., ed. Pathophysiology of Heart Disease.
Edisi 5. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 302.
Leung, H., et al., 2003. Relationships Between Age, Blood Pressure, and Retinal
Vessel Diameters inan Older Population. Australia. University of Sidney.
Levanita, Shanthi, 2010. Prehalensi Retinopati Hipertensi di RSUP H. Adam
Malik Medan Periode Agustus 2008 - Agustus 2010. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Oluwole, OC, 2010. Hypertensihe Retinopathy in a Nigerian Community. Ondo
State. Sudan Med J.
O’Toole, Louise, 2011. Hypertensihe Retinopathy. CET: 46-50.
Reddigan, JI., Ardern, CI., Riddell, MC., Kuk, JL., 2011. Relation of Physical
Actihity

to

Cardiohascular

Disease

Mortality

and

the

Influence

Cardiometabolic Risk Factor. Ontario. York University.
Saseen, Joseph J. and Carter, Barry L., 2005. Hypertension. Riyadh: King Saud
University.
Sastroasmoro, Sudigdo and Ismael, Sofyan, 2011. Dasar-dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung Seto
Setyowati, Susie, 2005. Faktor – Faktor yang Berperan Terhadap Kejadian
Retinopati Hipertensif pada Pasien Hipertensi Esensial Non Diabetik.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Sigarlaki, HJO, 2006. Karakteristik dan Faktor Berhubungan Dengan Hipertensi
di Desa Bocor, Kecamatan Bulus Pesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah, Tahun 2006. Makara, Kesehatan, 10 (2): 78-88.

Universitas Sumatera Utara

Supartha, M., Suarta, I K., Winaya, IBA., 2009. Hipertensi Pada Anak. Majalah
Kedokteran Indonesia, 59 (5): 225.
U.S. Department of Health and Human Services, 2004. The Sehenth Report of the
Joint National Committee on: Prehention, Detection, Ehaluation, and
Treatment of High Blood Pressure. National Institutes of Health, National
Heart, Lung, and Blood Institute.
Wong. Tien Y. and Mitchell, Paul, 2004. Current Concepts Hypertensihe
Retinopathy. Australia: Massachusetts Medical Society.
Wong, Tien Y. and McIntosh, Rachel, 2005. Hypertensive Retinopathy Sign As
Risk Indicators Of Cardiovascular Morbidity and Mortality. British Medical
Bulletin 2005; 73 and 74: 57–70.
World Health Organization, 2012. World Health Statistics 2012. WHO Library
Cataloguing-in-Publication

Data.

Available

from:

http://www.who.int/gho/publications/world_health_statistics/2012/en/.
[Accessed 26 April 2013].
World Health Organization, 2013. World Health Day 2013: calls for intensified
efforts

to

prehent

and

control

hypertension.

Available

from:

http://www.who.int/workforcealliance/media/news/2013/whd2013story/en/.
[Accessed 18 April 2013].

Universitas Sumatera Utara

BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN dan DEFINISI OPERASIONAL
3.1

Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep penelitian ini

adalah
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Tekanan Darah

Karakteristik

5. Lama Menderita
hipertensi

Retinopati
Hipertensi

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Retinopati Hipertensi
3.2

Definisi Operasional

3.2.1 Karakteristik Retinopati Hipertensi
Karakteristik Retinopati Hipertensi adalah indetitas yang ingin dilihat pada
penderita Retinopati Hipertensi berupa usia, jenis kelamin, pekerjaan, tekanan
darah, dan lama menderita hipertensi. Penderita Retinopati Hipertensi yang
menjadi sample adalah yang mengalami komplikasi akibat hipertensi.
3.2.2 Usia
Usia adalah umur saat penderita pertama kali didiagnosa menderita
Retinopati Hipertensi yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik.
3.2.3 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin adalah jenis kelamin penderita yang tercatat dalam rekam
medik di RSUP H. Adam Malik.

Universitas Sumatera Utara

3.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan ekonomi penderita yang tercatat dalam rekam
medik di RSUP H. Adam Malik.
3.2.5 Tekanan Darah
Tekanan Darah adalah tekanan dalam pembuluh darah pada penderita yang
diukur pada saat pertama kali didiagnosis hipertensi yang tercatat dalam rekam
medik di RSUP H. Adam Malik.
3.2.6 Lama menderita hipertensi
Lama menderita hipertensi adalah durasi penderita mengalami hipertensi
sejak pertama kali didiagnosis hipertensi yang tercatat dalam rekam medik di
RSUP H. Adam Malik.
Table 3.1 Kerangka Konsep penelitian
Variabel
Alat Ukur
Hasil Ukur
Usia

Data
medik

rekam

Jenis
Kelamin

Data
medik

rekam

Pekerjaan

Skala Ukur
Skala Interval








5 - 14 tahun
15 - 24 tahun
25 – 44 tahun
45 – 64 tahun
≥ 65 tahun
Laki-laki



Perempuan

Data rekam
medik







Tekanan
darah

Data
medik

rekam




Lama
Menderita
hipertensi

Data
medik

rekam

Siswa
Nominal
Mahasiswa
Tidak bekerja
Wiraswasta
Pegawai Negeri
Sipil
140-159/90-99
160-179/100Skala Interval
119
≥ 180/≥120
< 5 tahun
5 – 10 tahun
Skala Interval
11 – 15 tahun
> 15 tahun







Nominal

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan berdasarkan metode penelitian survei

yang bersifat deskriptif. Penelitian Survei adalah suatu penelitian yang dilakukan
tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga
disebut penelitian noneksperimen. Dalam penelitian survey deskriptif, peneliti
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu
komunitas atau masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian yang
digunakan adalah dengan pendekatan retrospektif. Dalam penelitian retrospektif,
peneliti

melakukan pengumpulan data atau variabel yang akan diteliti

berdasarkan data yang tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik
periode Januari 2012 – Mei 2013.
4.2.

Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada bulan Juli hingga Nopember 2013.
4.2.2 Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP H. Adam Malik, Medan. Pemilihan
lokasi penelitian dimaksudkan karena RSUP H. Adam Malik merupakan salah
satu rumah sakit rujukan Indonesia bagian barat.
4.3.

Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah sejumlah besar subyek yang mempunyai
karakteristik tertentu (Sastroasmoro dan Ismael, 2008). Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh data penderita Retinopati Hipertensi yang
tercatat dalam rekam medik di RSUP H. Adam Malik pada periode Januari 2012 –
Mei 2013.

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro dan Ismael,
2008). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode total sampling dimana yang menjadi sampel penelitian adalah seluruh
populasi.
Kriteria inklusi dari penelitian ini adalah semua penderita retinopati
hipertensi yang mempunyai riwayat hipertensi. Kriteria eksklusi dari penelitian ini
adalah penderita retinopati hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik
lainnya dan data rekam medik yang tidak lengkap.
4.4.

Teknik Pengumpulan Data
Penelitian

diawali

dengan

mengajukan

permohonan

ijin

untuk

melaksanakan penelitian kepada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan
Dokter

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sumatera

Utara.

Selanjutnya,

permohonan ijin tersebut dikirim ke bagian Tata Usaha RSUP H. Adam, Medan,
yang kemudian peneliti dapat melakukan pengumpulan data untuk penelitian.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
data sekunder penderita Retinopati hipertensi yang tercatat dalam rekam medik di
RSUP H. Adam Malik pada periode Januari 2012 – Mei 2013.

4.5.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang sudah terkumpul akan diolah dan dianalisis melalui beberapa

tahap. Pertama, peneliti memeriksa kelengkapan data yang dibutuhkan dalam
rekam medik. Selanjutnya, dengan menggunakan bantuan program komputer,
data akan diolah. Pengolahan data meliputi editing, coding, entry data, cleaning,
sahing, dan analisis data. Data akan dianalisa secara deskriptif dengan
menggunakan tabel distribusi menurut usia, jenis kelamin, pekerjaan, tekanan
darah, dan lama menderita hipertensi.

Universitas Sumatera Utara

Analisis pada data ini

dilakukan dengan analisis univariat. Analisis

univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1

Hasil Peneltian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik terletak di Jalan Bunga Lau
No. 17 Km. 12 Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi
Sumatera Utara.
Berdasarkan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan sesuai dengan
SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik merupakan rumah sakit kelas A. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Malik juga sebagai Pusat Rujukan wilayah Pembangunan A yang meliputi
Provinsi Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau.
Data penelitian ini diambil dari bagian instalasi rekam medis yang terletak di
lantai 1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.
5.1.2 Deskripsi Data Penelitian
Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
berasal dari rekam medis penderita retinopati hipertensi yang berobat ke
Poliklinik RSUP H. Adam Malik pada periode Januari 2012 – Mei 2013. Jumlah
data keseluruhan adalah 57 data rekam medis lengkap yang berisi nomor rekam
medis, usia, jenis kelamin, pekerjaan, tekanan darah, dan durasi riwayat
hipertensi.
5.1.2.1 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Jenis Kelamin
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi
Berdasarkan Jenis Kelamin
Frekuensi (N)

Persentase (%)

Laki-laki

26

45.6

Perempuan

31

54.4

Total

57

100

Jenis Kelamin

Berdasarkan tabel 5.1, didapati bahwa untuk periode Januari 2012 – Mei
2013, jumlah pasien laki-laki yang mengalami retinopati hipertensi sebanyak 26
orang (45.6%) dan perempuan sebanyak 31 orang (54.4%).
5.1.2.2 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Usia
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan jenis usia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.2 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi
Berdasarkan Usia
Usia (Tahun)

Frekuensi (N)

Persentase (%)

5 – 14

0

0

15 – 24

1

1.8

25 – 44

11

19.3

45 – 64

29

50.9

≥ 65

16

28.1

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.2, didapati bahwa jumlah pasien yang mengalami
retinopati hipertensi pada rentang usia 5 – 14 tahun sebanyak 0 orang (0%), pada
rentang usia 15 - 24 tahun sebanyak 1 orang (1.8%), pada rentang usia 25 – 44

Universitas Sumatera Utara

tahun sebanyak 11 orang (19.3%), pada rentang usia 45 – 64 tahun sebanyak 29
orang (50.9%), dan pada rentang usia ≥65 tahun sebanyak 16 orang (28.1%).
5.1.2.3 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Pekerjaan
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan jenis usia dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.3 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi
Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan

Frekuensi (N)

Persentase (%)

Mahasiswa

1

1.8

Pegawai Swasta

3

5.3

Wiraswata

15

26.3

Pegawai Negeri Sipil

13

22.8

Tidak bekerja

25

43.9

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.3, didapati bahwa jumlah pasien retinopati hipertensi
yang merupakan mahasiswa sebanyak 1 orang (1.8%), pasien dengan pekerjaan
sebagai pegawai swasta sebanyak 3 orang (5.3%), pasien dengan pekerjaan
sebagai wiraswasta sebanyak 15 orang (26.3%), pasien dengan pekerjaan sebagai
pegawai negeri sipil sebanyak 13 orang (22.8%), dan pasien yang tidak bekerja
sebanyak 25 orang (43.9%).
5.1.2.4 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Tekanan Darah Sistolik
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan tekanan darah sistolik dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi
Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
179

18

31.6

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.4, didapati bahwa jumlah pasien yang mengalami
retinopati hipertensi pada tekanan darah sistolik 179 mmHg
sebanyak 18 orang (31.6.%).
5.1.2.5 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Tekanan Darah Diastolik
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.5 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopa Hipertensi
Berdasarkan Tekanan Darah Diastolik
Tekanan Darah
Diastolik (mmHg)
119

6

10.5

Total

57

100

Berdasarkan tabel 5.5, didapati bahwa jumlah pasien yang mengalami
retinopati hipertensi pada tekanan darah diastolik 119 mmHg
sebanyak 16 orang (10.5%).
5.1.2.6 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi Berdasarkan
Riwayat Menderita Hipertensi
Distribusi data penelitian pasien yang mengalami retinopati hipertensi
berdasarkan tekanan darah diastolik dapat dilihat pada tabel berikut.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.6 Distribusi Pasien yang Mengalami Retinopati Hipertensi
Berdasarkan Riwayat Menderita Hipertensi
Riwayat Menderita
Hipertensi
5 tahun, untuk itu pada
penderita hipertensi dengan karakteristik yang mendekati hasil penelitian
ini disarankan agar dilakukan pemeriksaan mata.
2. Rekam Medis sebagai sumber data penelitian sebaiknya ditingkatkan
kualitas dalam hal pencatatan agar peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian secara optimal.
3. Bagi peneliti selanjutnya, lokasi penelitian sebaiknya diperluas dan sampel
yang diambil lebih banyak sehingga data yang diperoleh semakin akurat
untuk melihat karakteristik retinopati hipertensi. .
4. Bagi pembaca yang memiliki karakteristik seperti dalam hasil penelitian
ini, segera meminta dilakukan pemeriksaan mata agar dapat ditangani
lebih awal.

Universitas Sumatera Utara

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Hipertensi

2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah dengan sistolik ≥ 140 mmHg
atau diastolik ≥ 90 mmHg (Lee, et al., 2011). Hipertensi, kenaikan tekanan darah
diastolik atau sistolik, ditemukan dalam dua tipe: hipertensi esensial (primer),
yang paling sering terjadi, dan hipertensi sekunder, yang disebabkan oleh penyakit
renal atau penyebab lain yang dapat diidentifikasi. Hipertensi Malignan adalah
bentuk hipertensi yang berat, fulminan, dan sering dijumpai pada kedua tipe
hipertensi tersebut. Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, penyakit
jantung, dan gagal ginjal (Kowalak, et al., 2011).
2.1.2 Epidemiologi
Data dari World Health Statistics 2012 menyatakan bahwa hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya peningkatan angka kesakitan dan
kematian di dunia. Prevelensi hipertensi yang tertinggi terjadi di beberapa negara
dengan angka pendapatan rendah di benua Afrika. Berdasarkan World Health Day
2013, prevalensi hipertensi tertinggi terjadi di Afrika (46% orang dewasa)
sementara prevalensi terendah di Amerika (35% orang dewasa). Secara
keseluruhan, negara-negara dengan angka pendapat tinggi memiliki prevalensi
hipertensi yang lebih rendah (35% orang dewasa) dibandingkan dengan negaraNegara dengan angka pendapatan yang lebih rendah (40% orang dewasa).
Menurut Bustan, 2007, banyaknya penderita hipertensi diperkirakan
sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang hipertensi terkontrol.

Universitas Sumatera Utara

Sebagai gambaran umum masalah hipertensi ini adalah :
1. Tingkat prevalensi sebesar 6-15% pada orang dewasa. Sebagai suatu
proses degeneratif, hipertensi tentu hanya ditemukan pada golongan
dewasa. Ditemukan kecenderungan peningkatan prevalensi hipertensi
menurut peningkatan usia.
2. Sebesar 50% penderita tidak menyadari diri sebagai penderita hipertensi.
Karena itu mereka cenderung untuk menderita hipertensi yang lebih berat
karena penderita tidak berupaya mengubah dan menghindari faktor risiko.
3. Sebanyak 70% adalah hipertensi ringan, karena itu hipertensi banyak
diacuhkan atau terabaikan sampai saat ini menjadi ganas (hipertensi
maligna)
4. Sejumlah 90% merupakan hipertensi esensial, mereka dengan hipertensi
yang

tidak

diketahui

seluk-beluk

penyebabnya.

Artinya,

karena

penyebabnya tidak jelas, maka sulit untuk mencari bentuk intervensi dan
pengobatan yang sesuai.
2.1.3 Etiologi
Hipertensi adalah kondisi medis yang heterogen. Pada sebagian besar
pasien, hipertensi merupakan akibat dari etiologi dengan patofisiologi yang tidak
diketahui (hipertensi esensial atau primer). Walaupun bentuk hipertensi ini tidak
bisa disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Sejumlah kecil presentasi pasien
memiliki penyebab hipertensi yang spesifik (hipertensi sekunder). Terdapat
banyak penyebab sekunder yang potensial, baik karena kondisi medis atau
diinduksi secara endogen. Jika penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi,
hipertensi pada pasien dapat disembuhkan (Saseen dan Carter, 2005).
Lebih dari 90% individu dengan hipertensi memiliki hipertensi esensial
(Chobanian, et al., 2003 dalam Saseen dan Carter ,2005). Faktor risiko untuk
hipertensi primer meliputi riwayat keluarga, usia yang bertambah lanjut, dan sleep
apnea, ras (sering terjadi pada orang kulit hitam), obesitas, kebiasaan merokok,
asupan natrium dalam jumlah besar, konsumsi alkohol secara berlebihan, gaya
hidup banyak duduk, stres, renin berlebihan, defisiensi mineral, diabetes miletus.

Universitas Sumatera Utara

Penyebab hipertensi sekunder meliputi koarktasio aorta, stenosis arteri renalis dan
penyakit parenkim ginjal, tumor otak, kuadriplegia, dan cedera kepala,
feokromasitoma, sindrom cushing, hiperaldosteronisme dan disfungsi tiroid,
hipofisis atau paratoroid, pemakaian preparat kontrasepsi oral, kokain, epoetin
alfa, obat-obatan stimulasi saraf simpatik, inhibitor monoamin oksidase yang
digunakan bersama tiramin, terapi sulih estrogen dan obat-obatan antiinflamasi
nonsteroid, hipertensi yang ditimbulkan oleh kehamilan, dan konsumsi alkohol
yang berlebihan (Kowalak, et al., 2011).
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa didasarkan pada pengukuran
rata-rata dua atau lebih pengukuran, pembacaan tekanan darah pada dua atau lebih
kunjungan.
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah dewasa
Klasifikasi
Tekanan darah sistolik

Tekanan darah diastolik

(mmHg)

(mmHg)

120

80

Prehipertensi

120-139

80-89

Hipertensi

140-159

90-99

≥ 160

≥ 100

Normal

derajat I
Hipertensi
derajat II
Dikutip dari: The Sehenth Report of the Joint National Committee on Prehention,
Detection, Ehaluation, and Treatment of High Blood Pressure

Universitas Sumatera Utara

Klasifikasi tekanan darah pada anak – anak didasarkan pada ≥ 3 kali
pengukuran. Tekanan darah anak dikatakan normal pada tekanan darah < 90
persentil.
Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi pada anak
Derajat
Prosentase
Usia 1-5 tahun
hipertensi

Usia 6-12 tahun

kenaikan di atas

tekanan darah

tekanan darah

batas normal

diastolik (mmHg)

diastolik (mmHg)

Ringan

5-15%

75-85

90-100

Sedang

15-30%

85-95

100-110

Berat

30-50%

95-112

110-120

Krisis

>50%

>112

>120

Dikutip dari: Majalah Kedokteran Indonesia, 2009
2.1.5 Patofisiologi
Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkatkan frekuensi
jantung, volume sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer meningkat karena
faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau yang menurunkan ukuran
lumen pembuluh darah, khususnya pembuluh arteriol (Kowalak, et al., 2011).
Beberapa teori membantu menjelaskan terjadinya hipertensi. Teori-teori
tersebut meliputi:
1. Perubahan pada bantalan dinding pembuluh darah arteriolar yang
menyebabkan peningkatan resistensi perifer
2. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan berasal
dari dalam pusat sistem vasomotor; peningkatan tonus ini menyebabkan
peningkatan resistensi vaskular perifer
3. Penambahan holume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau
hormonal
4. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang
menyebabkan peningkatan resistensi vaskular perifer

Universitas Sumatera Utara

5. Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiotension II yang
menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan holume darah
(Kowalak, et al., 2011).
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja jantung
karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Untuk
meningkatkan kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami hipertrofi
sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban kerja jantung meningkat.
Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika keadaan hipertrofi tidak lagi
mampu mempertahankan curah jantung yang memadai. Karena hipertensi
memacu proses aterosklerosis arteri koronaria, maka jantung dapat mengalami
gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran darah ke dalam miokardium
sehingga timbul angina pectoris atau infark miokard. Hipertensi juga
menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin mempercepat proses
aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal ginjal, stroke,
dan aneurisma serta diseksi aorta (Kowalak, et al., 2011).
Patofisiologi hipertensi sekunder berhubungan dengan penyakit yang
mendasari, sebagai contoh:
1. Penyebab hipertensi sekunder yang paling sering adalah penyakit ginjal
kronis. Serangan pada ginjal akibat glomerulonefritis kronis atau stenosis
arteri renalis akan mengganggu ekskresi natrium, sistem reninangiotensin-aldosteron, atau perfusi renal sehingga tekanan darah
meningkat.
2. Pada sindrom Cushing, peningkatan kadar kortisol akan menaikkan
tekanan darah melalui peningkatan resistensi natrium renal, kadar
angiotensin II, dan respons vaskuler terhadap norepinefrin.
3. Pada

aldosteronisme

primer,

penambahan

volume

intravaskular,

perubahan konsentrasi natrium dalam dinding pembuluh darah, atau kadar
aldosteron yang terlampau tinggi menyebabkan vasokontriksi dan
peningkatan resistensi.
4. Feokromositoma merupakan tumor sel kromafin medula adrenal yang
menyekresi

epinefrin

dan

norepinefrin.

Epinefrin

meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

kontraktilitas dan frekuensi jantung sementara norepinefrin meningkatkan
resistensi vaskular perifer (Kowalak, et al., 2011).
2.1.6 Faktor risiko
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan sebagai faktor risiko hipertensi
adalah (Bustan, 2007) :
1. Umur

: tekanan darah meningkat sesuai umur, dimulai sejak usia

usia 40 tahun
2. Ras / suku

: orang kulit hitam lebih banyak menderita hipertensi

dibanding orang kulit putih, sementara itu ditemukan variasi antarsuku di
Indonesia; terendah di Lembah Baliem Jaya, Papua (0,6%), dan tertinggi
di Sukabumi (Suku Sunda), Jabar (28,6%)
3. Urban / rural

: tekanan darah penduduk kota lebih tinggi dibanding

penduduk desa
4. Geografis

: tekanan darah penduduk pantai lebih tinggi dibanding

penduduk pegunungan
5. Jenis kelamin : wanita memiliki risiko lebih besar dibanding laki - laki
6.

Obesitas

7.

Stres

8.

Kepribadian tipe A

9.

Diet

10.

Diabetes Mellitus

11.

Komposisi air

12.

Alkohol (minuman keras) : risiko meningkat bila minum > 3x/hari

13.

Rokok

14.

Kopi

15.

Pil KB : risiko meninggi dengan lamanya pakai, yakni meninggi 5 kali

: orang dengan diet tinggi garam

dibanding pakai 1 tahun.

Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Penatalaksanaan
-

Nilai tambah dari terapi
Sejak lama penelitian telah dilakukan untuk menilai manfaat terapi dan

karenanya sebagian besar data yang ada berkaitan dengan penggunaan obat
antihipertensi lama, terutama β blocker dan diuretik. Meta-analisis dari studi
terapi menunjukkan 40% penurunan stroke dan 16% penurunan kasus jantung
(Gray, et al., 2005).
-

Modifikasi gaya hidup
Semua pasien dan individu dengan riwayat keluarga hipertensi perlu

dinasihati mengenai perubahan gaya hidup, seperti menurunkan kegemukan,
asupan garam (total