Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Arlene Eisenberg , 2006. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan. Jakarta: EGC. , 2008. Kehamilan Apa Yang Anda Hadapi Bulan Perbulan. Jakarta: EGC. Baso, 2000 . Psikologi Keperawatan dan Kecemasan. Jakarta: EGC.

BKKBN, 2004. Pengertian Kehamilan. Diakses di www.Bkkbn.com BKKBN, 2006. Konsep Seksualitas. Diakses di www.Bkkbn.com

Boyke, 2003. Seks Justru Memperlancar Proses Persalinan. Diakses di http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/Seks-Justru-Memperlancar-Persalinan

Faisal, 2009. Pengertian Kehamilan. diakses di http://id.wikipedia.org. 

Juliandi , 2004. di Kutip di DM Harahap (2010) dalam Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Hubungan Seksualitas Dalam Kehamilan. Di akses di www.USU respiratory.com.

Jones, 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa.

Krisnatuti, 2003. Kehamilan Yang Menyenangkan. Jakarta: Puspa swara. Nursalam. 2003. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba. Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Suririnah, 2004. Buku Pintar Merawat Janin 0-9 Bulan-Panduan Bagi Calon Ibu Baru. Jakarta:


(2)

Sylvia, Close, 2008. Kehidupan Seks Selama Kehamilan dan Setelah Melahirkan. Jakarta: Arcan.

Trismiati, 2006. Psikologi Keperawatan dan Kecemasan. Jakarta: EGC Wals, 2008. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC.

Wikipedia, 2008. Pengertian Kehamilan. Diakses di http://id.wikipedia.org. 

Winkjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(3)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan menjelaskan pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan pada trimester I.

Hubungan Seksual Pengetahuan


(4)

B. Definisi Operasional No Variabel

Penelitian Operasional Definisi Ukur Alat Ukur Cara Ukur Hasil Skala Ukur 1 Independen

Pengetahuan Suami

Suami mengetahui tentang hubungan seksual selama masa kehamilan.

Kuesioner Pengisian

kuesioner Baik : Apabila responden dapat menjawab benar >75% pertanyaan yang ada.

Cukup : Apabila responden dapat menjawab

pertanyaan 60 – 75% dari seluruh pertanyaan yang ada

Kurang : Apabila responden dapat menjawab

pertanyaan <60% dari seluruh pertanyaan.

Ordinal

3 Pendidikan Jenjang pendidikan formal yang . pernah diselesaikan oleh responden

Kuesioner Pengisian

kuesioner 2. 3. SD SMP 4. SMA 5. PT

Ordinal

4 Umur Lama waktu hidup responden dimulai sejak lahir sampai dilakukannya penelitian

Kuesioner Pengisian

kuesioner 1. < 20 – 25 tahun 2. 26 – 30 tahun 3. > 30 tahun

Interval

5 Sumber

Informasi Media atau sarana informasi bagi responden dalam memperoleh informasi tentang hubungan seksual selama kehamilan.

Kuesioner Pengisian

kuesioner 1. Media Cetak Majalah, Leaflet, Koran 2. Media Elektronik Televisi, radio, Internet 3. Tenaga Kesehatan Ordinal  


(5)

BAB IV

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasikan pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami dari ibu – ibu hamil yang memeriksakan kehamilan trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang. Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada bulan Desember diperoleh sebanyak 42 orang. 3. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan tehnik accidental sampling yaitu setiap ibu hamil dan suaminya yang datang ke klinik bersalin menjadi sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel di dapat 34 orang dengan kriteria sample sebagai berikut: Kriteria inklusi:

1. Suami dari ibu hamil trimester I yang bersedia menjadi responden.

Kriteria Eksklusi:

1. Suami dari ibu – ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilan trimester I, tetapi yang memeriksakan penyakit lain.


(6)

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Mei 2012.

D. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan klinik bersalin Marlina. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu peneliti memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian.

Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan menggundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen tetapi menggunakan inisial. Data–data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

E. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari 20 pertanyaan.


(7)

F. Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan adalah dengan cara conten validity yang diuji oleh ahlinya (dr. Fidel Ganis Siregar SPOG), sehingga instrumen yang digunakan tersebut dinyatakan valid dan mampu mengukur variabel yang akan diukur.

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas (kehandalan) dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur.Uji reabilitas dalam penelitian ini mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan responden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien reabilitasnya 0,60 atau lebih dari 0,60 sudah memadai syarat reabilitas. Uji reabilitas dilakukan pada 10 orang suami yang ada di Kuala Bekala Medan yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, kemudian data diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien realibitas Alpha Cronbach, dan hasil reabilitasnya adalah 0,767.

G. Pengumpulan Data

Data yang dipergunakan adalah data primer. Data primer adalah yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan lebih dahulu dan data tersebut meliputi nama, umur, alamat, pendidikan.


(8)

H. Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan suami berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikn oleh responden, memakai skala ordinal 3 (tiga) tingkatan skala pengukuran menurut Arikunto (2008) ; baik, cukup dan kurang dengan presentasi jawaban :

1. Baik : apabila responden dapat menjawab benar 75-100% dari seluruh pertanyaan yang ada (16-20 soal).

2. Cukup : apabila responden dapat menjawab pertanyaan 56%- 75% dari seluruh pertanyaan yang diberikan (11-15 soal).

3. Kurang : apabila responden dapat menjawab pertanyaan benar < 56% dari seluruh pertanyaan yang ada (0-10 soal).

2. Analisa Data

Analisis dilakukan terhadap variabel-variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekwensi dan proporsinya, untuk mendriskripsikan masing-masing variabel dalam bentuk distribusi frekwensi.

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning


(9)

Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variable.


(10)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Pada BAB ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I di klinik bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012. Penelitian ini telah dilakukan mulai februari-Mei 2012 di Klinik Bersalin Marlina Stabat dengan jumlah responden 34 orang.

Untuk mengidentifikasi pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I di Klinik Bersalin Marlina di Kecamatan Secanggang Stabat pada tahun 2012. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden.

Pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama masa kehamilan trimester I pada karakteristik umur mayoritas umur >30 tahun sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas 20-25 tahun sebanyak 7 orang (20,6%), pendidikan mayoritas pendidikan SMA sebanyak 14 orang (41,2%) dan minoritas SD serta PT sebanyak 5 orang (14,7%), sumber informasi mayoritas media elektronik sebanyak 16 orang (47,1%) dan minoritas tenaga kesehatan yaitu sebanyak 8 orang (23,4%). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini:


(11)

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Suami di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012.

Karakteristik F %

Umur

20-25 tahun 7 20,6

26-30 tahun 11 32,4

>30 tahun 16 47,1

Total 34 100

Pendidikan SD SMP SMA PT 5 10 14 5 14,5 29,4 41,2 14,7

Total 34 100

Sumber Informasi Media Cetak Media Elektronik Tenaga Kesehatan 10 16 8 29,4 47,1 23,4

Total 34 100

2. Pengetahuan responden

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan responden sebagian mayoritas menunjukkan pengetahuan cukup tentang hubungan seksual selama masa kehamilan yaitu 26 orang (76,5%), pengetahuan baik sebanyak 4 orang (11,8 %), dan kurang sebanyak 4 orang (11,8%) .Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini:


(12)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang

Stabat Tahun 2012.

Kategori F (%)

Baik 4 11,8

Cukup

Kurang 26 4 76,5 11,8

Total 34 100

Jawaban pertanyaan pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I mayoritas yang menjawab dengan benar yaitu pada pertanyaan nomor 11, 15 dan 18 yaitu Penetrasi atau masuknya penis ke dalam vagina terlalu dalam dapat menyebabkan?, pada kehamilan muda trimester I jika terlalu sering melakukan hubungan seksual akan terjadi ?, dan apakah berhubungan seksual pada saat ibu hamil dapat menyebabkan kebocoran kantung ketuban? sebanyak 28 orang (82,4%), dan minoritas suami yang menjawab dengan benar yaitu pada pertanyaan nomor 14 yaitu selain perdarahan pervaginam, saat yang tidak diperbolehkan untuk berhubungan seksualyaitu? sebanyak 5 orang (14,7%). Sedangkan mayoritas suami yang menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 14 yaitu selain perdarahan pervaginam, saat yang tidak diperbolehkan untuk berhubungan seksual yaitu? sebanyak 29 orang (85,3%), dan minoritas suami yang menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 11,15 dan 18 yaitu Penetrasi atau masuknya penis ke dalam vagina terlalu dalam dapat menyebabkan?, pada kehamilan muda trimester I jika terlalu sering melakukan hubungan seksual akan terjadi ?, dan apakah berhubungan seksual pada saat ibu hamil dapat menyebabkan kebocoran kantung ketuban? sebanyak 6 orang (17,6 %). Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut ini:


(13)

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin

Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012.

No Pertanyaan Benar Pilihan Jawaban Salah

F % f %

1. Definisi kehamilan 27 79,4 7 20,6

2. Lamanya kehamilan 22 64,7 12 35,3

3. Hubungan selama hamil penting 21 61,8 13 38,2 4. Frekuensi hubungan seks pada wanita normal 17 50,0 17 50,0 5. Hamil muda terjadi perubahan seksual 10 29,4 24 70,6

6. Gairah seksual meningkat 20 58,8 14 41,2

7. Usia kehamilan tua, gairah seksual menurun 22 64,7 12 35,3 8. Faktor mempengaruhi seksual 24 70,6 10 29,4 9. Dampak negative hubungan seks 24 70,6 10 29,4 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Suami tidak bergairah, istri hamil Penetrasi masuknya penis terlalu dalam Ibu hamil dan suami dilarang berhubungan Posisi berhubungan

Perdarahan pervaginam Kehamilan muda

Kehamilan normal,hubungan seks tidak masalah Hubungan seks dapat menjadikan bayi sehat Hubungan seksual, kebocoran kanung ketuban Trimester I enggan berhubungan

Hubungan seksual mempengaruhi jenis kelamin

25 28 20 23 5 28 23 26 28 24 22 73,5 82,4 58,8 67,6 14,7 82,4 67,6 76,5 82,4 70,6 64,7 9 6 14 11 29 6 11 8 6 10 12 26,5 17,6 41,2 32,4 85,3 17,6 32,4 23,5 17,6 29,4 35,3

B. Pembahasan

1. Karakteristik Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 34 suami yang menjadi responden ditemukan mayoritas berumur >30 tahun sebanyak 16 orang (47,1 %) dan minoritas suami yang berumur 20-25 tahun sebanyak 7 orang (20,6 %). Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan


(14)

terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa usia reproduktif memang lebih aktif mencari dan mendapatkan informasi dibandingkan usia yang tidak produktif lagi.

Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 14 orang (41,2 %) dan minoritas Perguruan Tinggi serta SD yaitu 5 orang (14,7 %). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat.

Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai wiraswasta yaitu 16 orang (42,1 %) dan minoritas ibu bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu sebanyak 3 orang (7,9 %). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.


(15)

Disini dapat disimpulkan bahwa kurangnya informasi tentang kesehatan yang di berikan oleh tenaga kesehatan.

2. Pengetahuan Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang hubungan seksual yaitu sebanyak 26 orang (76,5) dan minoritas baik dan kurang yaitu sebanyak 4 orang (11,8%)

   


(16)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Pengetahuan Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Masa Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat tahun 2012 diperoleh:

1. Mayoritas Suami berumur 26-30 tahun sebayak 11 orang (32,4 %), mayoritas pendidikan sekolah menengah atas (SMA) yaitu 14 orang (41,2 %), dan mayoritas sumber informasi yang digunakan adalah media elektronik yaitu 16 orang (47,1%). 2. Mayoritas Suami berpengetahuan cukup yaitu 26 orang (76,5%) dan minoritas

berpengetahuan baik dan berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang (11,8%).

B. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah : 1. Bagi Responden

Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan Pengetahuan Suami tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya atau bahan perbandingan pada penelitian berikutnya dalam lingkup yang lebih luas.


(17)

C. Bagi Program Studi D IV Bidan Pendidikan

Diharapkan hasil Penelitian ini Dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan pada trimester I. Sehingga dapat memberikan informasi kepada para suami dan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan

D. Bagi Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang

Diharapkan hasil Penelitian ini dapat menjadi gambaran untuk dijadikan bahan informasi dan bahan kajian dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.


(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui panca indera.

Pengetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku

yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni ;

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari terlebih daulu terhadap stimulus

(objek)

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baui tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang


(19)

Apabila penerimaan perilaku atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi riil (sebenarnya).

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo, 2010).


(20)

B. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir (Faisal, 2009).

Kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).

C. Konsep Seksualitas

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).

Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis (BKKBN, 2006).

Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks (BKKBN, 2006).

Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual. Dimensi kultural menunjukan


(21)

Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan denganteman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati (BKKBN, 2006).

D. Seksualitas Selama Kehamilan 1. Definisi Seksualitas

Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal, dimana hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan (winkjosastro, 2002). Menurut Oruc. et. all ( 1999, ) Seksualitas diartikan sebagai sebuah identitas individu yang secara social dibangun berdasarkan komponen biologis, kepercayaan, nilai, minat, daya tarik, harapan dan tingkah laku (Wals, Linda V, 2008)

2. Frekuensi Seksualitas Selama Kehamilan

Frekuensi hubungan seksual juga sangat tergantung pada kondisi wanita. Semakin jarang frekuensi hubngan seks pasangan, semakin tidak sehat perkawinan tersebut. Hal ini dikarenakan masing – masing kebutuhan pasangan ada yang tidak terpenuhi dan dapat menyebabkan rasa frustasi karena kurangnya perhatian dari pasangan untuk hal seks. Frekuensi berhubungan seksual pada wanita hamil normalnya berkisar antara 2 – 4 kali/minggu, sedangkan untuk wanita bisanya antara 1 – 2 kali/minggu. Banyak sekali wanita yang sedang hamil tua merasa capek karena beban yang lebih berat dibandingkan saat usia kehmilannya masih muda.


(22)

Ada sebagian orang berteori, hubungan seks pada usia kehamilan tua akan mempermudah kelahiran karena pada saat itu terjadi kekejangan pada otot rahim. Yang terjadi ialah, pria mengalami ejakulasi dan sperma masuk ke vagina. Didalam sperma terdapat prostaglandin, yakni hormone yang bisa menimbulkan kontraksi. Menurut Wimpie “bagian dari prostaglandin ini memang bisa menyebabkakn kekejangan otot rahim, meski konsentrasinya tak cukup besar untuk menimbulkan kekejangan. Justru kekejangan lebih sering dan lebih kuat karena orgasme. Jadi selama tak menjadi beban bagi istri, hubungan intim selama hamil tidak jadi masalah. Lain hal jika istri kehilangan dorongan seksual dan hanya melakukan hubungan seksual demi memuaskan suami, bisa – bisa akan menjadi beban baginya.

Intinya, hubungan seksual yang baik adalah hubungan yang dilakukan untuk kepentingan bersama antara suami dan istri. Karena bagaimana pun, hubungan seksual yang baik merupakan hubungan komunikasi yang paling dalam antara pasangan suami istri.

3. Pengaruh Kehamilan Terhadap Hubungan Seks

Murkoff (2006) mengklasifikasikan pengaruh kehamilan terhadap hubungan seksualitas pada tiap – tiap trimester, yaitu :

a. Pada Trimester Pertama

Pada trimester pertama biasanya gairah seks menurun. Kondisi yang lemah dari istri seperti mual – muntah, nafsu makan yang menurun akan membuatnya lemah dan keinginan seksualnya menurun. Frekuensi buang air kecil sudah menjadi rutinitas dan beberapa wanita yakni berhubungan seks akan memperburuk kondisi tersebut. Tetapi pada ibu – ibu yang mengalami trimester pertama yang nyaman, gairah seksnya bisa tidak berubah. Bahkan


(23)

Pada trimester kedua, sekitar 80% wanita meningkat gairah seksnya. Selain karena mual muntah sudah hilang, tubuh telah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan, sehingga dapat menikmati aktivitias dengan leluasa.

c. Pada Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga, gairah seks dapat turun kembali. Hal ini terjadi karena kehamilan sudah membarati ibu, pegal dipunggung dan pinggul, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung) serta adanya peningkatan cairan tubuh, akibatnya cairan vagina juga bertambah, sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan.

4. Siklus Respon Seksual Pada Wanita

Siklus respon seksual pada wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kompleks dan saling berhubungan antara psikologis, lingkungan dan fisiologis (hormone, vaskuler dan neurologis).

Fase awal dari respon seksual adalah gairah, kemudian fase terangsang, fase pendataran, fase orgasme dan fase resolusi

a. Fase Gairah

Fase gairah adalah motivasi dan hasrat untuk melakukan hubungan seksual. 1. Fase Terangsang

Selama fase ini klitoris dan vagina membengkak, vagina memanjang, melebar dan

membuka, serta uterus terangkat keluar dari pelvis.

2. Fase Pendataran

Pada fase ini seorang wanita merasa ketegangan seksual dan perasaan erotic secara intensif dan pembendungan pembuluh darah mencapai intensitas maksimum.


(24)

Fase orgasme adalah sensasi seksual yang sangat nikmat. 4. Fase Resolusi

Fase mengikuti pelepasan tekanan seksual tiba – tiba yang diakibatkan oleh orgasme, wanita akan lebih santai dan tenang. Perubahan fisiologis tubuh yang terjadi pada saat terangsang akan kembali ke keadaan semula dan tubuh kembali pada keadaan istirahat. Lingkaran respons seksual terdiri dari ; hasrat, rangsangan, orgasme dan resolusi (baik secara fisiologis maupun psikologis. Hasrat adalah suatu keadaan mental yang tercipta oleh stimulus internal dan eksternal dan menghasilkan keinginan atau keperluan untuk melakukan aktivitas seksual. Rangsangan seksual adalah keadaan dengan perasaan spesifik dan perubahan fisiologik, berhubungan dengan aktivitas seksual yang melibatkan alat genital. Orgasme adalah perubahaan keadaan kesadaran yang dihubungkan dengan input sensori genital primer (Munarriz, 2002).

5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Gairah Seksual

a. Kondisi Fisik

1. Mual dan muntah ( pada waktu hamil muda ),bila serangan mual hanya terjadi pada waktu – waktu tertentu, gunakanlah saat waktu tenang untuk berhubungan seksual. Dan akan menghilang di akhir trimester pertama.

2. Keletihan biasanya terjadi pada bulan keempat, dapat dipengaruhi hasrat untuk bercinta dengan pasangan.

3. Perubahan bentuk fisik tubuh, perut buncit, kaki bengkak dan wajah sembab. Bercinta pada waktu hamil dapat menjadi kaku dan tidak nyaman karena terhalang perut besar.


(25)

4. Menyempitnya genital dapat menyebabkan seks kurang memuaskan (terutama pada waktu hamil tua), karena terasa penuh pada vagina setelah orgasme sehingga membuat wanita merasa seolah tidak puas. Bagi pria, menyempitnya alat kelamin wanita dapat meningkatkan kenikmatan atau mengurangi gairahnya karena penis terasa terjeput sehingga kehilangan ereksinya.

5. Kebocoran kolostrum. Pada akhir kehamilan beberapa wanita mulai memproduksi kolostrum. Kolostrum ini dapat bocor karena adanya rangsangan seksual payudara. 6. Perubahan pada cairan vagina, bertambahnya pelicin ini dapat membuat hubungan

seksual menjadi lebih nikmat bagi pasangan yang cairan vaginanya kering atau terlalu sempit. Tetapi dapat membuat saluran vagina menjadi terlalu basah dan licin sehingga pasangan pria sulit mempertahankan ereksi.

7. Perdarahan yang disebabkan oleh kepekaan leher rahim. Selama kehamilan leher rahim menjadi sempit dan lebih lunak. Ini berarti bahwa penetrasi yang dalam kadang – kadang menyebabkan perdarahan, terutama pada kehamilan tua (Eisenberg, 2006).

b. Kondisi Psikologis

1. Takut menyakiti janin atau menyebabkan keguguran. Pada kehamilan normal hubungan seksual tidak akan menyebabkan keguguran karena janin terlindung dari bantalan amnion dan rahim.

2. Takut bahwa orgasme akan merangsang terjadinya keguguran atau persalinan dini. Pada saat orgasme uterus akan mengalami kontraksi tetapi ini bukan tanda persalinan dan tidak menimbulkan bahaya pada kehamilan normal. Tapi orgasme yang kuat yang ditimbulkan masturbasi dilarang pada kehamilan beresiko tinggi terhadap keguguran dan kelahiran premature.


(26)

3. Takut terjadi infeksi pada saat penis masuk ke dalam vagina. Apabila suami tidak memiliki penyakit menular seksual, tidak ada bahaya infeksi bagi ibu dan janin melalui hubungan seksual selama kehamilan, asal kantong amnion tetap utuh. Untuk pencegahan infeksi, pasangan dianjurkan untuk menggunakan kondom selama hubungan seksual. 4. Kecemasan akan peristiwa persalinan yang akan datang. Calon ibu dan ayah dapat

mengalami perasaan yang bercampur aduk dalam menghadapi peristiwa persalinan, pemikiran tentang tanggung jawab dan perubahan cara hidup yang akan datang dan biaya emosional membesarkan anak, semua ini dapat menghambat hubungan cinta. Perasaan mendua tentang bayi harus dibicarakan secara terbuka.

5. Kemarahan yang tidak disadari dari calon ayah terhadap ibu karena cemburu bahwa istrinya sekarang menjadi pusat perhatian ataupun sebaliknya karena wanita merasa bahwa dirinya harus menanggung penderitaan selama kehamilan (terutama jika ditemukan komplikasi).

6. Takut menyakiti janin, ketika kepala janin sudah turun ke rongga panggul. Pada sebagian pasangan dapat menikmati hubungan seksual yang nyaman selama kehamilan, ibu dapat menjadi tegang karena posisi janin yang sudah dekat. Ibu dan suami tidak akan menyakiti janin, jika tidak melakukan penetrasi terlalu dalam.

7. Anggapan bahwa hubungan seksual pada enam minggu terakhir kehamilan akan menyebabkan dimulainya proses melahirkan kontraksi yang disebabkan oleh orgasme akan semakin kuat pada kehamilan tua. Tetapi bila leher rahim “matang” dan siap, maka kontraksi ini tidak akan memulai proses persalinan.


(27)

Menurut Krisnatuti (2003), ada beberapa macam posisi berhubungan seks selama kehamilan yang aman dan nyaman yaitu :

a. Posisi wanita diatas

Posisi ini merupakan yang paling nyaman. Posisi ini memungkinkan wanita lebih banyak memegang kendali atas gerakan. Wanita juga dapat mengontrol kedalaman penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Dalam posisi ini juga meniadakan tekanan pada perut ibu.

b. Posisi menyamping

Posisi ini akan memberikan peluang untuk melakukan penetrasi yang dangkal. Suami dapat melakukan penetrasi dari belakang yang tidak menyebabkan tekanan pada perut. c. Posisi all – fours

Pada posisi ini perempuan bersangga pada lutut dan tangan. Posisi ini memungkinkan tidak terjadi tekanan langsung pada perut.

d. Posisi duduk

Pada posisi ini tidak memerlukan banyak gerakan. Pria duduk dan wanita di atasnya saling berhadapan atau membelakangi pria bila perut sudah sangat besar. Posisi ini juga memungkinkan wanita untuk mengontrol kedalaman penetrasi.

e. Posisi suami di atas tapi berbaring hanya separuh tubuh

Posisi cukup aman asal suami dapat mengontrol diri, sehingga tubuhnya tetap tidak menekan perut istri. Yang paling penting dari semua posisi seks diatas selama kehamilan yang dialami adalah agar suami jangan terlalu meletakkan berat badannya ke perut ibu.


(28)

Menurut para ahli kesehatan, sebaiknya wanita hamil dengan resiko tinggi menghindari hubungan seks, bila menghadapi hal – hal sebagai berikut:

a. Meningkatnya resiko keguguran

b. Plasenta previa atau letak plasenta yang terlalu rendah c. Perdarahan pervaginam

d. Riwayat kelahiran premature e. Serviks lemah

f. Ketuban pecah

g. Penyakit menular seksual

G. Mitos – Mitos Berhubungan Seksual Selama Hamil

Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang beredar luas dimasyarakat, dan dianggap sebagai suatu kebenaran. Karena dianggap benar, maka perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu.

a. Harus Sering

Salah satu mitos beredar luas di masyarakat ialah hubungan seksual harus sering dilakukan selama masa hamil, agar bayi di dalam rahim dapat bertambah subur dan sehat. Alasannya, dengan melakukan hubungan seksual maka bayi mendapat siraman sperma sehingga bertumbuh subur dan menjadi bayi yang normal dan sehat. Maka tidak sedikit pasangan suami istri yang berupaya agar sering melakukan hubungan seksual selama hamil dengan tujuan agar sang bayi normal dan sehat. Padahal anggapan tersebut tidak benar sama sekali. Tidak ada hubungan lagi antara sperma dan pertumbuhan bayi. Artinya, kalau selama hamil melakukan


(29)

spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur berpengaruh terhadap kesehatan kehamilan yang terjadi.

b. Posisi Kanan dan Kiri

Mitos yang lain mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Konon kalau posisi pria ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri disebelah kanan, maka bayi laki – laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan sangat tidak rasional, karena jenis kelamin bayi tidak ditentukan oleh posisi pria ketika berhubungan seksual. Jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis sel spermatozoa yang berhasil membuahi sel telur. Bila spermatozoa dengan kromosom Y yang membuahi sel telur, akan terbentuk bayi laki – laki. Tetapi ternyata tidak sedikit orang yang mempercayai mitos itu dan melakukannya.

c. Boleh Tidaknya Berhubungan

Anggapan lain yang juga salah tetapi beredar luas di masyarakat ialah bahwa hubungan seksual tidak boleh dilakukan agar tidak menganggu perkembangan bayi. Anggapan ini tidak benar, karena tidak ada alasan bahwa hubungan seksual pasti mengganggu perkembangan.

Sebaliknya ada anggapan lain yang menyatakan bahwa hubungan seksual tidak menimbulkan akibat apa pun terhadap kehamilan, sehingga boleh saja dilakukan seperti sebelumnya. Anggapan ini juga tidak selalu benar, tergantung kondisi kehamilannya (Eisenberg, 2006).


(30)

1. Pendidikan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoadmodjo, 2010).

Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehinggap dapat meningkatkan kualitas hidup. Sebagaimana umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan semakin bagus pengetahuan yang dimilki sehingga penggunaan komunikasi dapat secara efektif akan dapat dilakukannya. Dalam komunikasi anak atau orang tua perlu juga diperhatikan tingkat pendidikan khususnya orang tua karena berbagai informasi akan mudah diterima jika bahasa yang disampaikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya (Hidayat, 2003).

2. Umur

Umur adalah variabel yang diperhatikan di dalam penyelidikan. Penyelidikan epidemiologi, angka-angka kesakitan maupun kematian di dalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoadmodjo, 2003).

3. Sumber Informasi

Sumber informasi adalah alat bantu pendidikan, disebut media pendidikan karena alat – alat tersebut merupakan alat saluran (channel) untuk menyampaikan pesan kesehatan karena alat – alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan – pesan kesehatan bagi masyarakat.


(31)

a. Booklet : suatu media untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan dalam bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar.

b. Leaflet : ialah bentuk penyampaian informasi atau

pesan – pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi informasi

dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar atau kombinasi.

c. Flyer (selebaran) : bentuk seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk lipatan.

d. Flip chart : media penyampaian pean atau informasi –

informasi kesehatan dalam bentuk lembaran balik. e. Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan

suatu masalah kesehtan, atau hal – hal yang berkaiatan dengan kesehatan. f. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan – pesan atau informasi

kesehatan, biasanya ditempatkan di tembok – tembok.

g. Foto yang mengungkapakan informasi – informasi kesehatan.


(32)

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan – pesan atau informasi – informasi kesehatan jenisnya berbeda – beda antara lain :

a. Televisi : penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui

media televisi dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan.

b. Radio : penyampaian kesehatan melalui radio juga dapat bermacam – macam antara lain obrolan (tanya jawab) c. Video : penyampain informasi atau pesan – pesan

kesehatan dapat melalui video.

d. Slide : slide juga dapat menyampaikan pesan informasi kesehatan.

e. Film strip : juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan kesehatan.

3. Media papan (bill board)

Bill board (mdia papan) dipasang ditempat – tempat umum dapat diisi dengan pesan – pesan atau informasi – informasi kesehatan (Notoadmojo, 2003).


(33)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Hubungan seksual yang dilakukan terutama bersama pasangan harus merupakan pengalaman yang menyenangkan sehingga menimbulkan perasaan bahagia. Hal ini didapat bila hubungan intim dilakukan atas kesepakatan bersama tanpa dipaksakan. Kebersamaan yang membahagiakan dan berdasarkan keinginan dari kedua belah pihak khususnya pada pasangan yang telah menikah akan mengakibatkan kehamilan merupakan suatu keadaan yang diharapkan dan dinantikan sebagai bagian dari tujuan menikah (Jones, 2005).

Ilmu pengetahuan tentang reaksi dan tingkah laku seksual manusia yang sifatnya universal dan multidispliner yang sekarang dinamakan seksologi tidak mempunyai definisi yang jelas dan konvensional. Dikatakan universal karena ilmu ini berlaku diseluruh dunia, baik bagi penduduk – penduduk yang paling primitive, maupun bagi orang – orang yang paling tinggi tingkat kebudayaannya. Istilah multidispliner menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa ilmu ini bergerak dibanyak bidang ilmu pengetahuan ilmu lain. Istilah seks, dan seksualitas yang belum ada sinonimnya dalam bahasa Indonesia mempunyai arti yang jauh lebih luas dari istilah koitus dalam arti kata yang sempit (bersatu tubuh antara wanita dan pria) (Winkjosastro, 2002). Sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh World Health Organization (WHO) bahwa hubungan seksual meskipun dilakukan oleh pasangan suami istri yang telah menikah tetap harus memenuhi beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yang utama yaitu aman, sehat, menyenangkan dan tanpa paksaan. Hubungan seksual bila dilakukan dalam masa kehamilan secara seoptimal tidak mengganggu kehamilan (Winkjosastro, 2005).


(34)

Seksualitas merupakan hubungan komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal, dimana hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. Hubungan seks ataupun orgasme tidak berbahaya untuk bayi karena ada lendir dari serviks (mulut rahim) dari ibu yang membantu melawan kuman infeksi yang masuk ke dalam pintu rahim, dan secara alamiah menciptakan suatu perlindungan yang aman pada bayi dalam kandungan, sehingga bayi terlindungi. Bayi dalam kandungan merasa dalam kantung rahim dan cairan ketuban serta otot rahim dan perut yang kuat untuk melindungi bayi selama dalam proses kehamilan (Suririnah, 2004).

Hubungan seksual dapat menjadi salah satu bagian penting dalam pernyataan, perasaan kasih sayang, rasa aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan hubungan suami istri. Tetapi, jangan menjadikan hubungan seks, memegang peranan paling berkuasa dalam keselerasan suami istri. Dapat dinyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, ataupun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual. Yang terpenting adalah saling mengerti keinginan pasangan (Suririnah, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Junita dalam The Journal Of The American Medical Association memperlihatkan hasil memprihatinkan bahwa sekitar 50% wanita tidak menemukan kebahagiaan saat berhubungan intim (Junita, 2005). Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil


(35)

maksud bertanggung jawab untuk melindungi sang ibu, janin dan kehamilan atau karena menuruti peraturan agama atau adat setempat. (Close, Sylvia, 2008)

Pada satu kelompok wanita, hanya 21% yang tidak mengalami atau sedikit mengalami kenikmatan seksual sebelum kehamilan. Hal tersebut meningkat menjadi 41% pada trimester I kehamilan, dan 59% pada trimester III. Hampir setiap pasangan selama kehamilan akan mengalami beberapa perubahan seperti tidak berhubungan seks sama sekali atau menjadi sedikit tidak nyaman. (Eisenberg, Arlene, 2008)

Keengganan berhubungan seks saat istri sedang hamil juga dipengaruhi oleh perubahan hormon yang terjadi pada wanita. Banyak istri saat hamil yang kurang bergairah, bahkan ada yang tidak mau disentuh sama sekali. Disisi lain, begitu suami mengetahui istri hamil, suami juga akan mengalami perubahan hormon. Pada saat itu, produksi hormon estradiol dan estrogen lebih tinggi, sedangkan testoteron sedikit berkurang. Hal ini menyebabkan penurunan gairah dan kecemasan pun meningkat (Boyke, 2003).

Beberapa pria mengalami perubahan hormonal selama kehamilan istrinya. Sampai saat ini dilaporkan 22%-79% dari calon ayah mengalami perubahan hormonal, 11%-50% diantaranya mengalami penurunan gairah dan mengalami kecemasan karena tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi pada ibu hamil (Jones, 2005).

Keadaan kurang pengetahuan tersebut harus diantipasi terutama pada wanita yang hamil petama kalinya karena dukungan dari suami dalam kehamilan dan proses melahirkan merupakan hal sangat penting. Hubungan yang kurang harmonis dapat menyebabkan ikatan emosional diantara suami istri menjadi renggang dan kemungkinan timbul masalah menjadi besar. Konflik dalam rumah tangga selama kehamilan dapat mengganggu psikis wanita hamil dan menjadi timbulnya depresi. Tindakan yang dapat diambil yaitu dengan memberikan penyuluhan pada ibu saat memeriksakan kehamilannya, tidak hanya mengenai kesehatan namun informasi


(36)

tentang aktifitas seksual hendaknya dapat diberikan oleh petugas kesehatan di tempat dia memeriksakan kehamilannya pada Trimester I(Juliandi, 2004).

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Tahun 2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah “Bagaimana Pengetahuan Suami tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Tahun 2012”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui pengetahuan suami terhadap hubungan seksual selama kehamilan


(37)

Untuk meningkatkan Pengetahuan Suami tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan proses pembelajaran serta menambah wawasan peneliti tentang pembuatan karya tulis ilmiah.

3. Bagi Program Studi D IV Bidan Pendidikan

Dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan pada trimester I. Sehingga dapat memberikan informasi kepada para suami dan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan. 4. Bagi Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang

Dapat menjadi gambaran untuk dijadikan bahan informasi dan bahan kajian dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.


(38)

Judul : Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012

Nama : Dwiana Kartika Putri

Nim : 115102089

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

Tahun : 2012

Abstrak

Latar belakang : Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh World Health Organization (WHO) bahwa hubungan seksual meskipun dilakukan oleh pasangan suami istri yang telah menikah tetap harus memenuhi beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yang utama yaitu aman, sehat, menyenangkan dan tanpa paksaan. Hubungan seksual bila dilakukan dalam masa kehamilan seoptimal tidak mengganggu kehamilan.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012. Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 34 orang dengan metode pengambilan sampel accindental sampling. Penelitian ini dilakukan pada pada februari-mei 2012. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di Klinik Marlina tahun 2012.

Hasil :Dari hasil penelitian ini Mayoritas Suami berumur 26-30 tahun sebayak 11 responden (32,4 %), mayoritas pendidikan sekolah menengah atas (SMA) yaitu 14 responden (41,2 %), dan mayoritas sumber informasi yang digunakan adalah media elektronik yaitu 16 responden (47,1%). Mayoritas Suami berpengetahuan cukup yaitu 26 responden (76,5%) dan minoritas berpengetahuan baik dan berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 responden (11,8%). menunjukkan mayoritas suami berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (76,5%) tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I.

Kesimpulan : Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I.


(39)

PENGETAHUAN SUAMI TENTANG BERHUBUNGAN SEKSUAL

SELAMA MASA KEHAMILAN TRIMESTER I DI KLINIK BERSALIN

MARLINA KEC.SECANGGANG

STABAT TAHUN 2012

DWIANA KARTIKA PUTRI

115102133

HASIL KARYA TULIS ILMIAH

D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(1)

Seksualitas merupakan hubungan komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal, dimana hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. Hubungan seks ataupun orgasme tidak berbahaya untuk bayi karena ada lendir dari serviks (mulut rahim) dari ibu yang membantu melawan kuman infeksi yang masuk ke dalam pintu rahim, dan secara alamiah menciptakan suatu perlindungan yang aman pada bayi dalam kandungan, sehingga bayi terlindungi. Bayi dalam kandungan merasa dalam kantung rahim dan cairan ketuban serta otot rahim dan perut yang kuat untuk melindungi bayi selama dalam proses kehamilan (Suririnah, 2004).

Hubungan seksual dapat menjadi salah satu bagian penting dalam pernyataan, perasaan kasih sayang, rasa aman dan tenang, kebersamaan, kedekatan perasaan dalam hubungan hubungan suami istri. Tetapi, jangan menjadikan hubungan seks, memegang peranan paling berkuasa dalam keselerasan suami istri. Dapat dinyatakan perasaan kasih sayang dengan saling bertukar pikiran (komunikasi), berpelukan, ciuman, ataupun pijatan tanpa harus melakukan hubungan seksual. Yang terpenting adalah saling mengerti keinginan pasangan (Suririnah, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Junita dalam The Journal Of The American Medical Association memperlihatkan hasil memprihatinkan bahwa sekitar 50% wanita tidak menemukan kebahagiaan saat berhubungan intim (Junita, 2005). Secara fisiologis pada saat istri hamil suami tidak terganggu, tetapi keinginan berhubungan seks dengan istri akan terganggu secara emosi. Oleh karena itu, keinginan berhubungan seks dengan istrinya yang sedang hamil berbeda. Pada kebanyakan pasangan akan timbul kecemasan karena perubahan saat istri hamil antara lain rasa takut pada keguguran sehingga suami memilih untuk menghentikan hubungan seks. Suami menjadi terlalu sensitif dan menyesuaikan perasaan istri pada masa hamil dengan


(2)

 

maksud bertanggung jawab untuk melindungi sang ibu, janin dan kehamilan atau karena menuruti peraturan agama atau adat setempat. (Close, Sylvia, 2008)

Pada satu kelompok wanita, hanya 21% yang tidak mengalami atau sedikit mengalami kenikmatan seksual sebelum kehamilan. Hal tersebut meningkat menjadi 41% pada trimester I kehamilan, dan 59% pada trimester III. Hampir setiap pasangan selama kehamilan akan mengalami beberapa perubahan seperti tidak berhubungan seks sama sekali atau menjadi sedikit tidak nyaman. (Eisenberg, Arlene, 2008)

Keengganan berhubungan seks saat istri sedang hamil juga dipengaruhi oleh perubahan hormon yang terjadi pada wanita. Banyak istri saat hamil yang kurang bergairah, bahkan ada yang tidak mau disentuh sama sekali. Disisi lain, begitu suami mengetahui istri hamil, suami juga akan mengalami perubahan hormon. Pada saat itu, produksi hormon estradiol dan estrogen lebih tinggi, sedangkan testoteron sedikit berkurang. Hal ini menyebabkan penurunan gairah dan kecemasan pun meningkat (Boyke, 2003).

Beberapa pria mengalami perubahan hormonal selama kehamilan istrinya. Sampai saat ini dilaporkan 22%-79% dari calon ayah mengalami perubahan hormonal, 11%-50% diantaranya mengalami penurunan gairah dan mengalami kecemasan karena tidak mengerti dengan perubahan yang terjadi pada ibu hamil (Jones, 2005).

Keadaan kurang pengetahuan tersebut harus diantipasi terutama pada wanita yang hamil petama kalinya karena dukungan dari suami dalam kehamilan dan proses melahirkan merupakan hal sangat penting. Hubungan yang kurang harmonis dapat menyebabkan ikatan emosional diantara suami istri menjadi renggang dan kemungkinan timbul masalah menjadi besar. Konflik dalam rumah tangga selama kehamilan dapat mengganggu psikis wanita hamil dan menjadi timbulnya depresi. Tindakan yang dapat diambil yaitu dengan memberikan penyuluhan pada ibu saat memeriksakan kehamilannya, tidak hanya mengenai kesehatan namun informasi


(3)

tentang aktifitas seksual hendaknya dapat diberikan oleh petugas kesehatan di tempat dia memeriksakan kehamilannya pada Trimester I(Juliandi, 2004).

Berdasarkan uraian permasalahan diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan Suami Tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Tahun 2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah adalah “Bagaimana Pengetahuan Suami tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Tahun 2012”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik responden.

2. Untuk mengetahui pengetahuan suami terhadap hubungan seksual selama kehamilan trimester I

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden


(4)

 

Untuk meningkatkan Pengetahuan Suami tentang Hubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan proses pembelajaran serta menambah wawasan peneliti tentang pembuatan karya tulis ilmiah.

3. Bagi Program Studi D IV Bidan Pendidikan

Dapat digunakan sebagai masukan untuk menambah pengetahuan khususnya tentang hubungan seksual selama kehamilan pada trimester I. Sehingga dapat memberikan informasi kepada para suami dan ibu hamil tentang hubungan seksual selama kehamilan. 4. Bagi Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang

Dapat menjadi gambaran untuk dijadikan bahan informasi dan bahan kajian dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.


(5)

Judul : Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Selama Kehamilan Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Stabat Tahun 2012

Nama : Dwiana Kartika Putri Nim : 115102089

Jurusan : Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun : 2012 Abstrak

Latar belakang : Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sesuai dengan persyaratan yang diajukan oleh World Health Organization (WHO) bahwa hubungan seksual meskipun dilakukan oleh pasangan suami istri yang telah menikah tetap harus memenuhi beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut yang utama yaitu aman, sehat, menyenangkan dan tanpa paksaan. Hubungan seksual bila dilakukan dalam masa kehamilan seoptimal tidak mengganggu kehamilan.

Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan suami tentang hubungan seksual selama kehamilan di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012. Metodologi : Desain penelitian ini bersifat deskritif dengan pendekatan cross sectional dengan besar sampel 34 orang dengan metode pengambilan sampel accindental sampling. Penelitian ini dilakukan pada pada februari-mei 2012. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner pengetahuan suami tentang berhubungan seksual selama kehamilan di Klinik Marlina tahun 2012.

Hasil :Dari hasil penelitian ini Mayoritas Suami berumur 26-30 tahun sebayak 11 responden (32,4 %), mayoritas pendidikan sekolah menengah atas (SMA) yaitu 14 responden (41,2 %), dan mayoritas sumber informasi yang digunakan adalah media elektronik yaitu 16 responden (47,1%). Mayoritas Suami berpengetahuan cukup yaitu 26 responden (76,5%) dan minoritas berpengetahuan baik dan berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 responden (11,8%). menunjukkan mayoritas suami berpengetahuan cukup sebanyak 26 responden (76,5%) tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I.

Kesimpulan : Dari penelitian ini di harapkan dapat menjadi masukan bagi setiap petugas kesehatan di rumah sakit maupun di praktek swasta dalam meningkatkan pemberian informasi dan pemahaman tentang hubungan seksual selama kehamilan trimester I.

Kata kunci : Pengetahuan suami, hubungan seksual selama kehamilan


(6)

PENGETAHUAN SUAMI TENTANG BERHUBUNGAN SEKSUAL

SELAMA MASA KEHAMILAN TRIMESTER I DI KLINIK BERSALIN

MARLINA KEC.SECANGGANG

STABAT TAHUN 2012

DWIANA KARTIKA PUTRI

115102133

HASIL KARYA TULIS ILMIAH

D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TAHUN 2012


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012

1 56 105

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pentingnya Zat Besi Selama Kehamilan di Klinik Bersalin WIPA Medan

0 41 69

Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Suami tentang Perawatan Kehamilan dengan Partisipasi Suami dalam Perawatan Kehamilan di Klinik Bersalin Mariani Medan

3 53 72

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN PADA TRIMESTER I DI KLINIK WIKADEN YOGYAKARTA.

0 1 12

Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Se Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 1

Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Se Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 1

Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Se Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 5

Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Se Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 15

Pengetahuan Suami Tentang Berhubungan Seksual Se Kehamilan Pada Trimester I di Klinik Bersalin Marlina Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Tahun 2012

0 0 2

GAMBARAN TENTANG TINGKAT PENGETAHUAN IBI HAMIL TRIMESTER III TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN

0 1 5