Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012

(1)

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida

Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan

di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih

Pematang Siantar

SKRIPSI

Oleh

Sondang April Yani Manurung 111121039

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2013


(2)

(3)

PRAKATA

Segala puji syukur dan hormat penulis panjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar Tahun 2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Siti Saidah Nasution, SKp, MKep, Sp.Mat selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah menyediakan waktu serta dengan penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat selama masa perkuliahan di fakultas keperawatan dan selama penyusunan skripsi ini.


(4)

4. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua saya tercinta Bapak S. Manurung dan Ibu L. Sitorus yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil, doa, bimbingan serta motivasi bagi penulis, kepada adek saya tercinta Santo Manurung, terimakasih buat doa dan dukungan, kepada Abang saya tersayang Paskalis Joko Lima Siregar yang sudah memberikan semangat, doa dan bimbingan selama ini.

6. Teman-teman mahasiswa Ekstensi Sore Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2011 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini (Kak Rani, Kak Rumbun, Kak Linda, Kak Maria, Kak Sri, Inri, Dini, Nikmah, Anggi, Endang, Erni, dll ) dan orang-orang yang kusayangi dan kucintai yang senantiasa menemani, memberikan semangat, motivasi, dukungan bagi penulis.

7. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah banyak membantu peneliti baik dalam penyelesaian Skripsi ini di Fakultas Keperawatan USU.


(5)

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga Skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

Medan, Februari 2013


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul Halaman

Lembar Pengesahan . ... i

Prakata ... ii

Daftar Isi. ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Skema ... viii

Abstrak ... ix

Bab 1 Pendahuluan ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 6

2.1Pengetahuan ... 6

2.1.1. Definisi Pengetahuan... 6

2.1.2. Tingkat Pengetahuan ... 7

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan... 8

2.1.4. Kategori Pengetahuan... 14

2.2Kehamilan ... 15

2.2.1. Defenisi... 15

2.2.2. Proses Kehamilan... .. 15

2.2.3. Tanda-Tanda Kehamilan... 16

2.2.4. Primigravida... 20

2.2.5. Perubahan-Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan... . 20

1. Sistem Reproduksi... 20

2. Sistem Urinari... 22

3. Sistem Kardiovaskular... 23

4. Sistem Gastrointestinal... 25

5. Metabolisme... ... 29

6. Sistem Muskuloskeletal... 30

7. Sistem Integumen... 31

8. Payudara... 33

9. Sistem Endokrin... 35

10. Indek Massa Tubuh (IMT) dan Berat Badan... 36

11. Sistem Pernafasan... 38

12. Sistem Neurologi... .. 39

Bab 3 Kerangka Konseptual ... 41

3.1Kerangka Konsep ... 41


(7)

BAB 4 Metodologi Penelitian ... 45

4.1Desain Penelitian ... 45

4.2Populasi dan Sampel ... 45

4.2.1.Populasi ... 45

4.2.2. Sampel... 45

4.3Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

4.4Pertimbangan Etik ... 46

4.5Instrumen Penelitian ... 47

4.6Uji Validitas dan Uji Reabilitas Instrumen ... 48

4.6.1. Uji Validitas... 48

4.6.2. Uji Reabilitas... 48

4.7Pengumpulan Data ... 49

4.8Analisa Data ... 50

BAB 5 Hasil dan Pembahasan ... 51

5.1 Hasil Penelitian ... 51

5.1.1 Data Demografi ... 51

5.1.2 Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan ... 52

5.2 Pembahasan ... 56

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 62

6.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 62

6.2 Saran ... 62

Daftar Pustaka Lampiran

1. Inform Consent 2. Instrumen Penelitian 3. Hasil Analisa Univariat 4. Master Tabel

5. Jadwal Tentatif Penelitian 6. Rencana Anggaran Penelitian 7. Lembar Konsul

8. Surat Keterangan Penelitian 9. Daftar Riwayat Hidup


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 TFU menurut penambahan per tiga jari ... 21 Tabel 1-2 Bentuk uterus berdasarkan usia kehamilan ... 21 Tabel 1-3 Karakteristik hormon esterogen dan progesteron ... 35 Tabel 1-4 Rekomendasi kenaikan berat badan ibu hamil

Berdasarkan berat badan ibu sebelum hamil ... 38 Tabel 3.2 Defenisi operasional ... 42 Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik

Responden berdasarkan data demografi ... 52 Tabel 5.1.2a Distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida

Tentang adaptasi fisiologis berdasarkan umur ... 53 Tabel 5.1.2b Distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida

Tentang adaptasi fisiologis berdasarkan pendidikan ... 53 Tabel 5.1.2c Distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida

Tentang adaptasi fisiologis berdasarkan pekerjaan ... 54 Tabel 5.1.2d Distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida

Tentang adaptasi fisiologis berdasarkan sumber informasi ... 55 Tabel 5.1.2d Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 Kerangka konsep ... 41


(10)

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

Peneliti : Sondang April Yani Manurung NIM : 111121039

Jurusan : Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2011-2013

Abstrak

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita. Perubahan tersebut umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran khususnya ibu primigravida yang belum belum mengetahui akan perubahan yang dialami dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2012 sampai januari 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian pertama kuesioner data demografi dan bagian kedua kuesioner pengetahuan ibu primigravida, jumlah total responden adalah 30 orang. Hasil uji cronbach alpha kuesioner yang dikembangkan peneliti adalah 0,750 (memenuhi standar uji kelayakan kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu primigravida memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang (16,6%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (56,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan perlu ditingkatkan lagi dengan memberikan pendidikan kesehatan ataupun penyuluhan tentang adaptasi fisiologis


(11)

Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

Peneliti : Sondang April Yani Manurung NIM : 111121039

Jurusan : Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik : 2011-2013

Abstrak

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita. Perubahan tersebut umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran khususnya ibu primigravida yang belum belum mengetahui akan perubahan yang dialami dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan desember 2012 sampai januari 2013 dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 2 bagian pertama kuesioner data demografi dan bagian kedua kuesioner pengetahuan ibu primigravida, jumlah total responden adalah 30 orang. Hasil uji cronbach alpha kuesioner yang dikembangkan peneliti adalah 0,750 (memenuhi standar uji kelayakan kuesioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu primigravida memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang (16,6%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (56,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan perlu ditingkatkan lagi dengan memberikan pendidikan kesehatan ataupun penyuluhan tentang adaptasi fisiologis


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita seperti perubahan pada sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh dan berat badan, sistem pernafasan serta sistem neurologi. Sehingga penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilannya agar dapat mengenali dengan baik perubahan-perubahan yang normal atau tidak normal yang terjadi akibat kehamilan tersebut.

Wanita selama kehamilannya khususnya bagi primigravida memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tampak jelek sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri pada ibu hamil tersebut. Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil ini sebenarnya tidak berdasar, tetapi sebagian besar ibu hamil khususnya primigravida belum mengetahui sepenuhnya akan perubahan yang terjadi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu usia, pendidikan, pekerjaan dan pengalaman. Untuk itu ibu hamil memerlukan penjelasan, nasihat dan saran mengenai perubahan-perubahan yang


(13)

terjadi selama kehamilan khususnya dari bidan, perawat dan dokter sehingga ibu hamil tidak lagi khawatir dengan perubahan yang dialaminya.

Apabila ibu hamil khususnya primigravida sudah mengerti tentang perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan maka rasa takut dan cemas selama hamil dapat dihindari dan apabila terdapat suatu kelainan pada kehamilan, ibu akan mengerti dan segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sebaliknya jika ibu hamil tidak mengerti akan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan seorang ibu akan merasa cemas dan takut akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya selama hamil. Salah satu hal yang dapat dilakukan agar ibu hamil memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada masa kehamilan adalah dengan pemeriksaan antenatal care.

Kehamilan dibagi atas 3 trimester. Selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan kunjungan antenatal care dengan frekwensi minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis atau patologis yang dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain hiperemesis gravidarum, toksemia gravidarum, abortus dan kelainan dalam tua kehamilan, kehamilan ektopik, penyakit trofoblas, penyakit dan kelainan plasenta dan tali pusat, air ketuban dan kelainannya, serta kehamilan ganda (Mochtar, 1998).

Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu negara untuk memberikan pelayanan kesehatan (Hani, 2011).


(14)

AKI Maternal dan AKB merupakan indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu mulai dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Bayi Baru Lahir (AKB) serta lambatnya penurunan angka kematian dimaksud, bisa dilihat dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI). Tahun 2002 AKI 307/100.000 KH (Kelahiran Hidup) dan AKB 35/1.000 KH sedangkan hasil (SDKI) 2007 AKI 228/100.000 KH dan AKB 34/1.000 KH. Target Millennium Development Goals (MDGs) yang sudah harus dicapai pada tahun 2015 yaitu AKI 102/100.000 KH dan AKB 23/1.000 KH. Ini tentunya harus ditindak lanjuti dengan Upaya Percepatan (Akselerasi) Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (Upaya PP-AKI dan AKB).

Berdasarkan laporan dari profil kabupaten/kota, AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara 123/100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi bahwa AKI di Sumut tahun 2008 adalah 260/100.000 kelahiran hidup. Bila kita lihat angka nasional, hasil SDKI terakhir menyebutkan AKI sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran hidup. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, mengestimasi AKB tahun 2010 sebesar 24,5 per 1000 kelahiran hidup. Bila dilihat kabupaten/kota, AKB terendah di Karo sebesar 11,50/1000 kelahiran hidup, diikuti Pematang Siantar sebesar 13,70/1000 kelahiran hidup dan Medan sebesar 13,80/1000 kelahiran hidup.

Berdasarkan latar belakang masalah yang menyebutkan bahwa masih banyak ibu khususnya primigravida yang merasa khawatir dan takut akan adaptasi fisiologis selama kehamilan serta data AKI dan AKB yang ada, maka peneliti


(15)

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama Kehamilan Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar? ”.

1.2.Rumusan Masalah

Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar?”.

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan pendidikan.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan pekerjaan

d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan sumber informasi


(16)

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan.

1.4.2. Bagi Ibu Hamil

Menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil khususnya tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan.

1.4.4. Bagi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan bahan bacaan bagi mahasiswa.


(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari penginderaan yang terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Penelitian Rogers (1974), mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri orang tersebut menjadi proses berurutan, yakni:

1. Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari pengetahuan terlebih dahulu terhadap stimulus.

2. Interest (tertarik) dimana orang mulai tertarik dengan stimulus.

3. Evaluation (mengevaluasi), menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik.

4. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mecoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption (penerimaan), subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


(18)

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003) :

1. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.


(19)

4. Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Soekidjo Notoadmojo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1. Umur

Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998).

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.


(20)

Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah maternal age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Sarwono, 2008). Usia seorang wanita pada saat hamil sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, berisiko tinggi untuk melahirkan. Kesiapan seorang perempuan untuk hamil harus siap fisik, emosi, psikologi, sosial dan ekonomi (Ruswana, 2006).

a. Usia < 20 tahun (terlalu muda untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu muda untuk hamil adalah hamil pada usia <20 tahun. Pada usia< 20 tahun secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang optimal, sehingga dapat mengakibatkan risiko kesakitan dan kematian pada kehamilan dan dapat menyebabkan pertumbuhan serta perkembangan fisik ibu terhambat.

Remaja adalah individu antara umur 10-19 tahun. Penyebab utama kematian pada perempuan berumur 15-19 tahun adalah komplikasi kehamilan, persalinan, dan komplikasi keguguran. Kehamilan dini mungkin akan menyebabkan para remaja muda yang sudah menikah merupakan keharusan sosial (karena mereka diharapkan untuk membuktikan kesuburan mereka), tetapi remaja tetap menghadapi risiko-risiko kesehatan sehubungan dengan kehamilan dini dengan tidak memandang status perkawinan mereka. Kehamilan yang terjadi pada sebelum remaja berkembang secara penuh, juga dapat memberikan risiko


(21)

bermakna pada bayi termasuk cedera pada saat persalinan, berat badan lahir rendah, dan kemungkinan bertahan hidup yang lebih rendah untuk bayi tersebut. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja (<20 tahun) lebih tinggi dibandingkan kurun waktu reproduksi sehat antara 20-30 tahun. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah dengan tekanan (stress) psikologi, sosial, ekonomi, sehingga memudahkan terjadinya keguguran (Manuaba, 1998).

Manuaba (2007), menambahkan bahwa kehamilan remaja dengan usia dibawah 20 tahun mempunyai risiko sering mengalami anemia, gangguan tumbuh kembang janin, keguguran, prematuritas atau BBLR, gangguan persalinan, preeklampsi dan perdarahan antepartum.

Para remaja yang hamil di negara-negara berkembang seringkali mencari cara untuk melakukan aborsi. Di negara-negara di mana aborsi adalah ilegal atau dibatasi oleh ketentuan usia, para remaja ini mungkin akan mencari penolong ilegal yang mungkin tidak terampil atau berpraktik di bawah kondisi-kondisi yang tidak bersih. Aborsi yang tidak aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.

b. Usia 20 - 35 tahun (usia reproduksi)

Usia ibu sangat berpengaruh terhadap proses reproduksi. Dalam kurun waktu reproduksi sehat diketahui bahwa usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah usia 20 - 35 tahun, dimana organ reproduksi sudah sempurna dalam menjalani fungsinya (BKKBN, 1999).


(22)

c. Usia > 35 tahun (terlalu tua untuk hamil)

Yang dimaksud dengan terlalu tua adalah hamil diatas usia 35 tahun, kondisi kesehatan ibu dan fungsi berbagai organ dan sistem tubuh diantaranya otot, syaraf, endokrin dan reproduksi mulai menurun. Pada usia lebih dari 35 tahun terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan kontraksi miokardium. Ditambah lagi dengan tekanan darah dan penyakit lain yang melemahkan kondisi ibu, sehingga dapat mengganggu sirkulasi darah ke janin yang berisiko meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan, antara lain : keguguran, eklamsia dan perdarahan.

Risiko keguguran spontan tampak meningkat dengan bertambahnya usia terutama setelah usia 30 tahun, baik kromosom janin itu normal atau tidak, wanita dengan usia lebih tua, lebih besar kemungkinan keguguran baik janinnya normal atau abnormal (Murphy, 2000).

Semakin lanjut usia wanita, semakin tipis cadangan telur yang ada, indung telur juga semakin kurang peka terhadap rangsangan gonadotropin. Makin lanjut usia wanita, maka risiko terjadi abortus, makin meningkat karena menurunnya kualitas sel telur atau ovum dan meningkatnya risiko kejadian kelainan kromosom (Samsulhadi, 2003)

2. Jenis kelamin

Angka dari luar negeri menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi dikalangan wanita dibandingkan dengan pria, sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut perbedaan angka kematian ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor intrinsik.


(23)

3. Pendidikan

Menurut Notoadmodjo (2003), pendidikan adalah proses mengajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal maupun informal berpokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti jadi mengerti menjadi mengerti.

Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan informal.


(24)

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mendukung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut (Erfandi, 2009).

4. Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang. Macam-macam jenis pekerjaan: Buruh, Petani, Nelayan, Wiraswasta, Pegawai swasta, TNI, POLRI dan Pegawai Negeri Sipil.

Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Ratna wati, 2009).

5. Sumber informasi

Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang mempunyai arti sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu keputusan mendatang Rudi Bertz dalam bukunya “toxonomi of communication” media menyatakan secara gampang bahwa informasi adalah apa


(25)

yang kita pahami, sebagai contoh jika kita melihat dan mencium asap, kita memperoleh informasi bahwa sesuatu sedang terbakar. Media yang digunakan sebagai sumber informasi adalah Media cetak, Media elektronik dan Petugas kesehatan.

Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun informal dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai suatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut (Erfandi, 2009).

2.1.4. Kategori pengetahuan

Menurut (Arikunto, 2006) mengemukakan bahwa untuk mengetahui secara kualitas tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi 3 tingkatan, yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik bila skor atau nilai 76-100% 2. Tingkat pengetahuan cukup bila skor atau nilai 60-75% 3. Tingkat pengetahuan buruk bila skor atau nilai <60%


(26)

2.2. Kehamilan 2.2.1. Defenisi

Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi (Hani, 2011). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester): (a) kehamilan triwulan I antara 0 - 12 minggu, (b) kehamilan triwulan II antara 12 - 28 minggu, dan (c) kehamilan triwulan III antara 28 – 40 minggu (Mochtar, 1998).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan persalinan.

2.2.2. Proses Kehamilan

Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat 5 aspek berikut, yaitu : a. Ovum

Ovum adalah suatu sel dengan diameter + 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus yang terapung-apung dalam vitelus dilingkari oleh zona pellusida oleh kromosom radiata.

b. Spermatozoa

Berbentuk seperti kecebong, terdiri dari kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak cepat.


(27)

c. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sperma dan ovum di tuba fallopii.

d. Nidasi

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.

e. Plasentasi

Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna untuk pertukarann zat antara ibu dan anaknya dan sebaliknya (Mochtar, 1998).

2.2.3. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda-tanda dugaan hamil

1. Amenorea (terlambat datang bulan)

a. Mengetahui tanggal haid terakhir dengan perhitungan rumus Naegle dapat ditentukan perkiraan persalinan.

b. Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graaf dan ovulasi.

2. Nausea (enek/mual) dan emesis (muntah)

a. Pengaruh ekstrogen dan progresteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan.

b. Umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, c. sering terjadi pada pagi hari (morning sickness).

d. Dalam batas yang fisiologisnkeadaan ini dapat diatasi. e. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang.


(28)

3. Sering buang air kecil

a. Trimester I : karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar. b. Trimester II dan III : karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan

menekan kembali kandung kencing. 4. Pigmentasi kulit

Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.

a. Sekitar pipi : cloasma gravidarum Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit pada kulit.

b. Dinding perut 1) Striae lividae 2) Striae nigra

3) Linea alba makin hitam c. Sekitar payudara

1) Hiperpigmentasi areola mamae 2) Putting susu makin menonjol 3) Kelenjar Montgomery menonjol

4) Pembuluh darah menifes sekitar payudara 5. Anoreksia (tidak nafsu makan)

Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.

6. Payudara menjadi tegang dan membesar

a. Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas.


(29)

b. Payudara membesar dan menegang.

c. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. 7. Obstipasi atau konstipasi

Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid, sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

8. Epulis

Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila 9. Varises atau penampakan pembuluh darah vena

a. Karena pengaruh dari ekstrogen dan progesterone terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.

b. Penampakan pembuluh darah itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan payudara.

c. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghitung setelah persalinan. 10. Mengidam

Wanita sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut ngidam.

11. Sinkope atau pingsan

a. Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop atau pingsan.

b. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu (Manuaba, 1998)

b. Tanda-tanda mungkin hamil

1. Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil 2. Pada pemeriksaan dalam dijumpai :


(30)

a. Tanda hegar

Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain. b. Tanda piscasek

Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.

c. Tanda Chadwick

Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan. d. Tanda braxton-hicks

Merupakan kontraksi tak teratur rahim dan terjadi tanpa rasa nyeri di sepanjang kehamilan. Kontraksi ini barang kali membantu sirkulasi darah dalam plasenta (farrer, 2001).

e. Teraba ballottement

3. Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

Sebagian kemungkinan positif palsu (Manuaba, 1998).

c. Tanda-tanda Pasti

1. Terdengar Denyut Jantung Janin. 2. Terasa pergerakan janin dalam rahim 3. Pemeriksaan ultrasonografi

a. Terdapat kantong hamil, hamil 4 minggu b. Terdapat fetal plate, hamil 4 minggu c. Terdapat kerangka janin, hamil 12 minggu d. Terdapat denyut jantung janin, hamil 6 minggu.


(31)

2.2.4. Primigravida

a. Pengertian Primigravida

Primigravida ialah seorang wanita hamil untuk pertama kalinya. (Mochtar, Rustam, 1990;100)

b. Tanda – tanda kehamilan primigravida, meliputi:

Perut tegang, pusar menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia mayora tampak bersatu, hypen seperti pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, servicks licin bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari, perineum utuh dan baik. Pada servix terdapat pembukaan yang didahului dengan pendataran dan setelah itu baru pembukaan (pembukaan rata-rata1 Cm dalam 2 jam). Pada bagian terbawah janin turun pada 4-6 minggu akhir kehamilan, dan pada persalinan hampir selalu dengan episiotomi (Mochtar, Rustam, 1998; 46).

2.2.5. Perubahan-perubahan fisiologis selama kehamilan

Berikut ini diuraikan beberapa perubahan yang dialami ibu selama kehamilannya adalah:

1) Sistem Reproduksi a. Uterus

1. Ukuran. Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4.000 cc. Hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan janin. Pada saati ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi desidua.

Jika penambahan ukuran uterus TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam tabel berikut ini.


(32)

Tabel 1-1. TFU menurut penambahan per tiga jari

Usia Kehamilan

(Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU) 12 3 jari di atas simfisis

16 Pertengahan pusat-simfisis 20 3 jari dibawah pusat 24 Setinggi pusat 28 3 jari di atas pusat

32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px) 36 3 jari di bawah prosesus xiphoideus (px) 40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus (px)

Sumber: Hanifa, Prawirodhardjo, 2002

2. Berat. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1.000 gram pada akhir bulan.

Tabel 1-2. Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilan

Usia Kehamilan Bentuk dan Konsistensi Uterus Bulan pertama Seperti buah alpukat

Isthmus rahim menjadi hipertropi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak, keadaan seperti ini yang disebut dengan tanda Hegar.

2 bulan Sebesar telur bebek. 3 bulan Sebesar telur angsa. 4 bulan Berbentuk bulat.

5 bulan Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut.

Sumber: Hanifa, Prawirodhardjo, 2002 3. Posisi rahim dalam kehamilan

a. Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi. b. Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.

c. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.


(33)

d. Pada ibu hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.

4. Vaskularisasi. Arteri uterine dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan anak-anak cabangnya, pebuluh darah vena mengembang dan bertambah.

5. Serviks uteri. Bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak, kondisi ini yang disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi lipid, dan ini disebut dengan tanda Chadwick.

6. Ovarium

Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron.

7. Vagina dan Vulva

Oleh karena pengaruh esterogen, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah ataiu kebiruan, kondisi ini yang disebut dengan tanda Chadwick (Sulistyawati, 2011).

2) Sistem Urinaria

Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).


(34)

Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/tidur.

Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi saat wanita hamil yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung (sulistyawati, 2011).

3) Sistem Kardiovaskular

Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagai curah jantung (cardiac output) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu. Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit). Pada ibu hamil dengan penyakit jantung, ia dapat jatuh dalam keadaan decompensate cordis.

Setelah mencapai kehamilan 30 minggu, curah jantung agak menurun karena pembesaran rahim menekan vena yang membawa darah dari tungkai ke jantung. Selama persalinan curah jantung meningkat sebesar 30%, setelah persalinan curah jantung menurun sampai 15-25% di atas batas kehamilan, lalu secara perlahan kembali ke batas kehamilan.


(35)

Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim. Janin yang terus tumbuh, menyebabkan darah lebih banyak dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim menerima seperlima dari seluruh darah ibu.

Saat ibu melakukan aktivitas/olahraga, curah jantung, denyut jantung, dan laju pernafasan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Rontgen dada dan EKG menunjukkan sejumlah perubahan dalam jantung, dan kadang terdengar murmur jantung tertentu serta ketidakteraturan irama jantung. Semua perubahan tersebut adalah normal terjadi pada masa kehamilan, tetapi beberapa kelainan irama jantung mungkin akan memerlukan pengobatan khusus.

Selama trimester kedua biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga. Selama kehamilan, volume darah dalam peredaran meningkat sampai 50%, tetapi jumlah sel darah merah yang mengangkut oksigen hanya meningkat sebesar 25-30%.

Untuk alasan yang belum jelas, jumlah sel darah putih ( yang berfungsi melindungi tubuh terhadap infeksi ) agak meningkat selama kehamilan, saat persalinan, dan beberapa hari setelah persalinan. Protein darah (gambaran protein dalam serum) berubah. Jumlah protein, albumin, dan gamaglobulin menurun pada trimester I dan meningkat bertahap sampai akhir kehamilan. Beta-globulin dan fibrinogen terus meningkat.

Pada hitung jenis dan Hb ditemukan adanya hematokrit yang cenderung menurun karena kenaikan relatif volume plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport O₂ yang sangat diperlukan


(36)

selama kehamilan. Konsentrasi Hb terlihat menurun, walaupun sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan Hb pada orang yang tidak hamil, kondisi ini disebut anemia fisiologis. Anemia fisiologis ini disebabkan oleh meningkatnya volume plasma darah.

Pada ibu hamil, nadi dan tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester II, kemudian akan naik lagi seperti masa pra-kehamilan. Tekanan vena pada ekstremitas atas dan bawah dalam batas-batas normal, namuncenderung naik setelah trimester pertama. Nadi biasanya naik menjadi 84 kali/menit.

4) Sistem Gastrointestinal a. Rongga Mulut

Salivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea. Gusi dapat menjadi hiperemis dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena cedera ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular disebut epulis kehamilan yang terkadang dapat timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon esterogen yang meningkat atau kadang terjadi pada pengguna konrasepsi oral dan ibu yang mengalami defisiensi vitamin C. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan mendorong proses pembusukan pada gigi.

b. Motilitas Saluran Gastrointestinal

Biasanya pada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lkambung dan transit usus. Hal ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang besra selama proses


(37)

kehamilan dan menurunnya kadar motalin-suatu peptida hormonal yang diketahui memengaruhi otot-otot halus (Christofides dkk, 1982)- atau keduanya. Pada saat persalinan, khususnya setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara khas sangat memanjang. Bahaya utama anastesi adalah regurgitasi dan aspirasi, baik isi makanan maupun asam lambung.

Hormon esterogen membuat pengeluaran asam lambung emningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi pada ibu hamil disebut emesis gravidarum. Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum.

c. Lambung dan Esofagus

Pirosis merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh refluks sekret-sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan dengan tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978). Perubahan-perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart burn.

d. Usus Kecil, Besar, Dan Apendiks

Oleh karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibatnya, apendiks


(38)

sebagai contoh biasanya bergeser ke arah atas, lateral, dan sering kali emncapai pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari lambung dan usus berkurang selama kehamilan.

Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makin berkurang (relaksasi otot-otot polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi, tetapi dapat menimbulkan konstipasi dimana hal ini merupakan salah satu keluhan dari ibu hamil. Konstipasi juga dapat terjadi karena kurangnya aktivitas/senam dan penurunan intake cairan.

e. Hati

Pertumbuhan ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas, tetapi sebaiknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat terlihat (Combes dan Adams, 1971). Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang didapat dengan biopsi, termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron menyatakan tidak ada perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon terhadap kehamilan normal (Ingerslev dan Teilum, 1946). Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya albumin plasma dan globulin plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini merupakan kejadian yang normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak hamil kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.

f. Kandung Empedu

Fungsi kandung empedu berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari otot-otot halus. Selama melakukan SC, potter (1936) cukup sering menemukan empedu teregang namun hipotonik dan aspirat empedu cukup kental.


(39)

Secara umum diterima bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu empedu.

Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut:

1) Trimester 1

Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini mungkin dikarenakan kadar hormon esterogen yang meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumapai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan pertam kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness. Apabila emesis terjadi terlalu sering dan terlalu banyak dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka keadaan ini patologik. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya dalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 97).

2) Trimester 2 dan 3

Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus


(40)

yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena henoroidal. Panas perut terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah (Sunarsih, 2011).

5) Metabolisme

Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester akhir. Oleh karena itu peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin berbahaya pada janin.

Kebutuhan zat besi wanita hamil kurang lebih 1.000 mg, 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah dan 300 mg untuk transportasi ke fetus ketika kehamilan memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil membutuhkan zat besi rata-rata 3,5 mg/hari.

Pada metabolisme lemak terjadi peningkatan kadar kolesterol sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainnya tersimpan di badan, perut, paha, dan lengan.


(41)

Pada metabolisme mineral yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kalsium. Dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari, sedangkan untuk pembentukan tulang terutama di trimester akhir dibutuhkan 30-40 gram. 2. Fosfor. Dibutuhkan rata-rata 2 gr/hari.

3. Air. Wanita hamil cenderung mengalami retensi air (sulistyawati, 2011).

6) Sistem Muskuloskeletal

Esterogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran. Ligamen pada simfisis pubis dan sakroiliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari esterogen. Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu dan sakrooksigeus tidak teraba, diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian belakang.

Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen.

Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang terutama di bagian punggung. Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk relaksasi, biasanya wanita hamil menganggap apa yang ia rasakan adalah suatau penderitaan yang kadang memengaruhi suasana psikologisnya. Selain sikap tubuh yang


(42)

lordosis, gaya berjalan juga menjadi berbeda dibandingkan ketika tidak hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh dan tertatih-tatih (sulistyawati, 2011).

7) Sistem Integumen

Sehubungan dengan tinggginya kadar hormonal, terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva, serta wajah. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai cloasma atau topeng kehamilan. Pada wajah biasanya terjadi pada daerah pipi dan dahi sehingga dapat mengubah penampilan wanita tersebut.

Linea alba adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa disebut linea nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit setelah masa kehamilan.

Tingginya kadar hormon yang tersirkulasi dalam darah dan peningkatan regangan pada kulit abdomen, paha, dan payudara bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang berwarna merah muda atau kecokelatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut dikenal dengan nama striae gravidarum dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna kulit gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang setelah masa kehamilan dan biasanya nampak seperti garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita kulit putih atau warna gelap/hitam yang mengilap.

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone


(43)

(MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Terkadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung yang disebut cloasma gravidarum. Esterogen dan progesteron telah dilaporkan menimbulkan efek perangsangan melanosit (Diczfalusy dan Troen, 1961).

a. Striae Garvidarum

Terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit abdomen, terkadang pada kulit paha dan payudara. Terjadi pada separuh wanita hamil. Pada wanita multipara sering kali ditemukan bersamaan dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya (Hanifa Wiknjosastro, 2002: 97-98).

b. Diastasis Rekti

Terkadang otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang diberikan kepadanya dan muskuli rekti terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti dengan lebar yang bervariasi. Jika berat banyak bagian dari dinding uterus anterior yang hanya tertutp oleh kulit, fasia yang menipis, dan peritoneum.

c. Perubahan-Perubahan Vaskular Kulit

Angioma, nevus, dan telangiektasis (vaskular spider) timbul pada sekitar ²/₃ wanita kulit putih dan kira-kira 10% wanita kulit hitam selama kehamilan (Bean dkk, 1949). Angioma adalah bintik-bintik/garis menonjol kecil merah pada kulit, khususnya terjadi pada wajah, leher, dada atas, dan lengan dengan radikel-radikel bercabang keluar dari badan sentralnya. Paling mungkin disebabkan oleh hiperesterogenemia. Palmar erythema merupakan bintik-bintik merah pada bagian


(44)

telapak tangan. Sering ditemukan pada kehamilan, namun tidak ada arti klinis yang akan segera menghilang setelah kehamilan berakhir.

Perubahan sistem intugumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut.

1. Trimester 1

a. Palmar eritema (kemerahan di telapak tangan) dan spider nevi. b. Linea alba/nigra.

2. Trimester 2 dan 3.

a. Chloasma dan perubahan warna areola.

b. Striae gravidarum (bulan 6-7) (Sunarsih, 2011).

8) Payudara

Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi mengalami banyak perubahan sebagai persiapan setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati oleh ibu adalah sebagai berikut:

a. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang, dan berat. b. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar alveoli. c. Bayangan vena-vena lebih membiru.

d. Hiperpigmentasi pada areola dan puting susu.

e. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning (Mochtar, 1998).

Perkembangan payudara ini terjadi karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu esterogen, progesteron, dan somatomamotropin.


(45)

Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain sebagai berikut.

a. Esterogen.

1) Menimbulkan hipertropi sistem saluran payudara.

2) menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak semakin besar.

3) Tekanan serat saraf akibatpenimbunan lemak, air, dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.

b. Progesteron

1) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi. 2) Menambah sel asinus.

c. Somatomamotropin.

1) Memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin.

2) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara (hanifa wiknjosastro, 2002:95).

Perubahan payudara pada ibu hamil: a. Payudara menjadi lebih besar.

b. Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.

c. Glandula Montgomery makin tampak menonjol di permukaan areola mammae. d. Pada kehamilan 12 minggu ke atas dari puting susu akan keluar cairan putih

jernih (kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.

e. Pengeluaran ASI belum terjadi karena prolaktin ini ditekan oleh PHH (Prolactine Inhibiting Hormone).


(46)

f. Setelah persalinan, dengan dilahirkannya plasenta, maka pengaruh esterogen, progesteron, dan somatomamotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi (Hanifa Wiknjosastro, 2002:95).

9) Sistem Endokrin

Selama siklus menstruasi normal, hipofisis anterior memproduksi LH dan FSH. Follicle stimulating hormone (FSH) merangsang folikel de graaf untuk menjadi matang dan berpindah ke permukaan ovarium di mana ia dilepaskan. Folikel yang kosong dikenal sebagai korpus luteum dirangsang oleh LH untuk memproduksi progesteron. Progesteron dan esterogen merangsang poliferasi dari desidua (lapisan dalam uterus) dalam upaya mempersiapkan implantasi jika kehamilan terjadi. Plasenta, yang terbentuk secra sempurna dan berfungsi 10 minggu setelah pembuahan terjadi, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk memproduksi esterogen dan progesterone.

Karakteristik hormon esterogen dan progesteron dapat di cermati dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1-3. Karakteristik hormon esterogen dan progesteron

Esterogen Progesteron

Pengaruh Umum

Menyebabkan pertumbuhan, baik ukuran maupun jumlah sel.

Peningkatan sekresi.

Mengendurkan (relaksasi) otot-otot polos.

Pengaruh Khusus

1. menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi

2. menyebabkan hipertropi dari dinding uterus dan peningkatan ukuran pembuluh-pembuluh darah dan limfatik

1. Menyebabkan penebalan dari endometrium sehingga sel telur yang sudah dibuahi dapat berimplantasi dan menyebabkan relaksasi.

2. Mengistirahatkan otot-otot polos yang berakibat pada:


(47)

yang mengakibatkan vaskularisasi, kongesti, dan

udema.

Perubahan-perubahan ini mengakibatkan munculnya:

• tanda chadwick (serviks, vulva, dan vagina berubah

menjadi berwarna biru/ungu);

• tanda goodle (serviks menjadi lembut pada perabaan);

• tanda hegar (isthmus-segmen bawah rahim menjadi lembut pada perabaan).

3. Hipertropi dan hiperplasi otot-otot uterus.

4. Hipertropi dan hiperplasi jaringan payudara, termasuk sistem pembuluh/pipa.

pengosongan lambung dan peristaltik usus;

• Meningkatnya gastrik refluk karena relaksasi kardiak

sfingter sehingga menyebabkan rasa panas

dalam perut (heartburn);

• Penurunan motilitas

gastrointestinal, sehingga menyebabkan konstipasi.

• Pembuluh arteri dan dinding vena relaksasi dan dilatasi sehingga meningkatkan kapasitas vena dan venule

yang menyebabkan hemorroid (wasir).

3. Menjaga peningkatan suhu basal ibu.

4. Merangsang perkembangan

sistem alveolar payudara.

5. Dengan hormon relaksin melembutkan/mengendurkan

jaringan ikat, ligamen-ligamen, otot-otot sehingga dapat mengurangi sakit punggung dan nyeri ligamen.

Sumber: Pusdiknakes, 2003

10) Indeks Massa Tubuh (IMT) Dan Berat Badan

Peningkatan berat badan selama kehamilan juga mencakup produksi konsepsi (janin, plasenta dan cairan amniotik), dan hipertropi beberapa jaringan maternal (uterus, payudara, darah, cadangan lemak, cairan ekstraselular dan ekstravaskular). Sebagian besar protein terdapat pada janin, tetapi terdapat juga pada uterus, darah, plasenta dan payudara. Sebaliknya, sebagian besar deposit lemak terdapat pada jaringan adipose maternal, terutama regiogluteal dan paha atas, dan juga janin yang merupakan satu-satunya hal penting utama lainnya.


(48)

Peningkatan berat badan janin terjadi dengan lambat pada pertengahan pertama kehamilan dan meningkat lebih cepat pada 20 minggu kedua. Peningkatan berat plasenta terjadi berlawanan, lebih cepat pada pertengahan pertama kehamilan. Cairan amniotik meningkat dengan cepat sejak minggu ke 10, dari 300 ml pada 20 minggu, hingga puncaknya 1000 ml pada 35 minggu, kemudian mengalami sedikit penurunan. Berat uterus bertambah lebih cepat pada 20 minggu pertama. Berat payudara dan volume darah meningkat secara stabil selama kehamilan. Sebagian besar lemak yang di peroleh disimpan pada 30 minggu pertama. Sebagian besar cairan di retensi pada 30 minggu pertama tetapi meskipun tidak terjadi edema klinis 2 hingga 3 liter, cairan ekstraselular mengalami retensi pada 10 minggu terakhir.

Peningkatan berat badan optimal untuk rata-rata kehamilan adalah 12,5 kg, 9 kg diperoleh pada 20 minggu terakhir. Berat badan yang optimal ini berkaitan dengan resiko komplikasi terendah selama kehamilan dan persalinan serta berat badan bayi lahir rendah.

Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan berat badan. Tingkat edema, laju metabolit, asupan diet, muntah atau diare, merokok, jumlah cairan amniotik, dan ukuran janin, semuanya harus di perhitungkan. Usia maternal, ukuran tubuh prakehamilan, paritas, ras-etnisitas, hipertensi, dan diabetes juga mempengaruhi pola peningkatan berat badan maternal.

Peningkatan berat badan yang tepat bagi setiap ibu hamil saat ini didasarkan pada indeks masa tubuh prakehamilan, yang menggambarkan perbandingan antar berat badan dan tinggi badan ibu.


(49)

Tabel 1.4. Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan berat badan ibu sebelum hamil.

Berat Badan Sebelum hamil [BB/TB(m)²]

BMI Kenaikan BB Total yang dianjurkan (kg)

Berat Badan Kurang (Underweight) <19,8 12,5-18 Berat Badan Normal (normal

weight)

19,8-26,0 11,5-16

Berat badan berlebih (overweight) 26,0-29,0 7-11,5

Obesitas >29,0 <6,8

(institut of Medicine: Nutrition during Pregnancy, Washington, DC, 1990, National Academy Press)

Secara umum pertumbuhan optimal bayi yang belum lahir terjadi jika ibu yang memiliki BMI prakehamilan rendah (<20) mengalami peningkatan lebih banyak, dan pada ibu yang memiliki BMI tinggi (>27) peningkatan berat badannya lebih sedikit daripada ibu yang memasuki kehamilan dengan berat badan sehat (Sunarsih, 2011).

11) Sistem Pernafasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya ruang rahim dan pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya (Sulistyawati, 2011).

Selama masa hamil, perubahan pada pusat pernafasan menyebabkan penurunan ambang karbon dioksida. Progesteron dan esterogen di duga


(50)

menyebabkan peningkatan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbon dioksida. Selain itu, kesadaran wanita hamil akan kebutuhan nafas meningkat. Beberapa wanita mengeluh mengalami dispnea saat istirahat (Bobak, 2004).

Meskipun fungsi paru tidak terganggu oleh karena kehamilan, penyakit saluran pernafasan mungkin akan lebih serius selama kehamilan. Tidak diragukan lagi bahwa yang menjadi faktor penting adalah peningkatan kebutuhan oksigen yang ditimbulkan oleh kehamilan serta mungkin peningkatan volume penutupan kritis, terutama saat telentang (Cunningham, 2005).

12) Sistem Neurologi

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat menyebabkan timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut:

a. Kompresi saraf panggul atau stasis vaskular akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah.

b. Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.

c. Edema yang melibatkan saraf perifer dapat menyebabkan carpal tunnel syndrome selama trimester akhir kehamilan. Edema menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom ini ditandai oleh parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar ke siku. Tangan yang dominan biasanya paling banyak terkena.


(51)

d. Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) yang timbul akibat posisi bahu yang membungkuk dirasakan oleh beberapa wanita selama hamil. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis.

e. Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga dihubungkan dengan gangguan penglihatan, seperti kesalahan refraksi, sinusitis, atau migren.

f. “nyeri kepala ringan”, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi pada awal kehamilan. Ketidakstabilan vasomotor, hipotensi postural, atau hipoglikemia mungkin merupakan keadaan yang bertanggung jawab atas gejala ini.

g. Hipokalsemia dapat menyebabkan timbulnya masalah neuromuskular, seperti kram otot atau tetani.


(52)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2003). Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan meliputi perubahan sistem reproduksi, sistem urinaria, sistem kardiovaskular, sistem gastrointestinal, metabolisme, sistem muskuloskeletal, sistem integumen, payudara, sistem endokrin, indeks massa tubuh (IMT) dan berat badan, sistem pernafasan dan sistem neurologi. Adapun yang ingin diteliti oleh peneliti adalah pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi.

Tingkat pengetahuan Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan: 1. Umur

2. Tingkat pendidikan 3. Pekerjaan

4. Sumber informasi 5. Jenis kelamin

Tingkat pengetahuan ibu primigravida dalam menjawab pertanyaan tentang adaptasi fisiologis kehamilan meliputi: 1. Sistem reproduksi 2. Sistem urinaria 3. Sistem kardiovaskular 4. Sistem gastrointestinal 5. Metabolisme

6. Sistem muskuloskletal 7. Sistem integumen 8. Payudara

9. Sistem endokrin

10. Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Berat Badan

11. Sistem pernafasan 12. Sistem neurologi

Kriteria Baik : Bernilai 18-24 Cukup : Bernilai 9-17 Kurang : Bernilai 0-8


(53)

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kriteria

Pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan

Hasil kemampuan ibu primigravida dalam menjawab pertanyaan kuesioner meliputi adaptasi fisiologis kehamilan meliputi:

1. Sistem reproduksi: perubahan yang terjadi akibat peningkatan hormon esterogen dan progesteron. Perubahan ini mencakup pembesaran uterus sehingga terjadi peningkatan TFU, hiperplasi mukosa vagina, pertumbuhan janin, plasenta dan amnion, isthmus dan serviks

2. Sistem urinari: perubahan yang terjadi akibat penekanan kandung kemih oleh besarnya uterus sehingga sering BAK 3. Sitem kardiovaskular: perubahan yang mencakup hipervaskularisasi pembuluh darah 4. Sistem gastrointestinal: perubahan ini mencakup mual muntah, relaksasi otot-otot pencernaan, penyerapan air lebih banyak, penekanan

Kuesioner Ordinal Tingkat pengetahuan 1.Baik :

Bernilai 18-24 2.Cukup :

Bernilai 9-17 3.Kurang : Bernilai 0-8 Skor jawaban: Benar = 1 Salah = 0


(54)

rektum oleh pembesaran uterus, 5. Metabolisme: perubahan yang terjadi seiring tumbuh kembang janin sehingga perlu asupan gizi yang lebih banyak. 6. Sistem muskuloskeletal: perubahan bentuk tubuh dalam menyesuaikan

pembesaran uterus ke depan karena tidak adanya otot abdomen 7. Sistem integumen:

perubahan ini meliputi hipervaskularisasi pembuluh darah, peningkatan hormon melanokortikrotopin 8. Payudara: perubahan

yang terjadi akibat peningkatan hormon esterogen,

progesteron dan somatomamotropin 9. Sistem endokrin:

perubahan-perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan

10.Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Berat Badan: perubahan yang terjadi pada berat badan ibu yang menggambarkan status gizi yang diperoleh selama hamil.

11.Sistem pernafasan : perubahan ini


(55)

pernafasan untuk meningkatkan O₂, Ventilasi paru terjadi proses inspirasi dan ekspirasi

12.Sistem neurologi : perubahan yang disebabkan oleh perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan


(56)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis yang terjadi selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

4.2Populasi dan Sampel 4.2.1. Populasi

populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar selama bulan Desember 2012 sampai dengan Januari 2013 dengan jumlah populasi 30 orang.

4.2.2. Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan tehnik total sampling dimana seluruh populasi digunakan sebagai responden (Nursalam, 2003).

4.3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar. Adapun daerah ini dipilih peneliti karena pertimbangan adapun alasan pemilihan lokasi karena tersedianya sampel yang memadai, lokasi mudah dijangkau peneliti, dan penelitian tentang pengetahuan ibu primigravida mengenai perubahan fisiologis selama kehamilan tidak pernah dilakukan


(57)

sebelumnya pada RSUD ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember sampai Januari 2012.

4.4. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi dari PSIK FK USU untuk mendapatkan persetujuan diadakannya penelitian. Setelah mendapat persetujuan, peneliti mengadakan penelitian dengan menekankan masalah etik. Kepada responden yang memenuhi kriteria sampel, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah dilakukannya pengumpulan data. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung dan peneliti tetap akan menghormati keputusan responden tersebut. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden , baik resiko fisik mau pun psikologis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden (confidential), dijaga dengan cara menuliskan inisial pada instrumen dan hanya menuliskan nomor kode yang digunakan untuk menjaga kerahasiaan semua informasi yang diberikan, Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2003)

4.5. Instrumen penelitian

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan ada dua yaitu: data demografi dan kuesioner. Data demografi meliputi inisial nama, umur, pendidikan, pekerjaan


(58)

dan usia kehamilan. Penelitian instrumen (kuesioner) dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan rumus statistika menurut sudjana (2002) dengan menghitung nilai �= rentangkelas

����������� , dimana P merupakan panjang kelas diperoleh dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yaitu dengan jenis pertanyaan informatif, yang disusun oleh peneliti secara terstruktur berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan sebanyak 24 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Guttman, dimana apabila pertanyaan dijawab benar skornya 1 dan jika jawaban salah skornya 0. Nilai tertinggi yang diperoleh adalah 24 dan nilai terendah adalah 0 maka rentang kelas adalah 20 dengan 3 kategori banyak kelas yaitu baik, cukup dan kurang sehingga diperoleh panjang kelas sebesar 3. Dari nilai panjang kelas tersebut maka hasil ukur pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut:

�= rentang kelas

����������� �= 24

3 p = 8

Maka diperoleh kategori pada pengetahuan: 1. Baik : Bernilai 18-24

2. Cukup : Bernilai 9-17 3. Kurang : Bernilai 0-8


(59)

4.6. Validitas dan Reabilitas instrumen 4.6.1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrumen itu benar-benar dapat dijadikan alat ukur untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Pada penelitian ini menggunakan validasi internal yaitu validasi isi yang telah dikonsultasikan kepada dosen yang ahli dibidang maternitas.

4.6.2. Uji reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan catatan bahwa perhitungan reabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang sudah memiliki validitas (Notoatmodjo, 2010). Reabilitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Penelitian ini menggunakan reabilitas konsistensi internal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pemberian instrumen hanya dilakukan sekali dengan bentuk instrumen kepada satu subjek studi.

Uji reabilitas telah dilakukan terhadap 20 ibu primigravida. Hasil yang didapat melalui program statistik dengan menggunakan komputerisasi yaitu dengan nilai crobach alpa 0,750 dimana lebih besar dari 0,632, hal ini berarti instrumen telah reliabel (Notoadmodjo, 2006).


(60)

4.7. Pengumpulan data

Metode yang dilakukan dengan cara mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara) kemudian surat permohonan izin yang diperoleh di ajukan ke lokasi penelitian (RSUD Dr. Djasamen Saragih). Setelah mendapatkan izin dari Rumah Sakit peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah mendapatkan calon responden peneliti selanjutnya menjelaskan kepada responden tentang tujuan, manfaat serta proses pengisian kuesioner. Peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian dan meminta responden untuk menandatangani informed consent. Setelah calon responden bersedia, maka penelitian dilakukan. Responden memiliki kesempatan untuk bertanya jika ada pertanyaan yang kurang jelas.

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan lembar kuesioner yang disusun secara terstruktur dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Instrumen ini terdiri dari dua bagian instrumen yaitu instrumen yang pertama berupa data demografi dan yang kedua pengetahuan ibu tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan. Kuesioner tentang data demografi meliputi inisial nama, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, penyuluhan, media informasi serta usia kehamilan. Kuesioner yang kedua berisi pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan. Dengan jumlah pertanyaan 24 soal. Jika pertanyaan dijawab benar skornya 1 dan jika jawaban salah skornya 0. Total skor terendah 0 dan skor tertinggi 24. Namun, kuesioner


(61)

pada penelitian ini masih memiliki kelemahan seperti dari segi bahasa yang digunakan belum sepenuhnya dapat dipahami oleh ibu primigravida.

4.8. Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa data yang digunakan peneliti adalah analisa deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data secara ilmiah melalui tahap mengecek kelengkapan data (Editing), membuat lembaran kode (Coding), memasukkan data (data entri) dan tabulasi. Untuk memeriksa apakah pertanyaan dalam kuesioner sudah diisi sesuai dengan petunjuk. Kode atau coding terhadap pernyataan yang telah diajukan digunakan untuk mempermudah tabulasi data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan data dilakukan dengan cara univarat untuk menampilkan data demografi, dan pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan dari setiap responden dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(62)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan tentang pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 16 Desember 2012 sampai dengan 14 Januari 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Responden pada penelitian ini adalah ibu primigravida yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

5.1 Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka hasil penelitian ini akan menguraikan gambaran demografi responden dan pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Pematang Siantar berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi. 5.1.1 Data Demografi

Data demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1 yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan usia kehamilan. Hasil dari 30 orang responden mayoritas berada pada rentang 20 – 35 tahun yakni sebanyak 24 orang (80,0%), pendidikan terakhir SMA 22 orang (73,3%), 11 orang (36,7%) adalah wiraswasta dan 18 orang (60%) responden dengan usia kehamilan pada trimester II.


(63)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Data Demografi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

Karateristik Responden Frekuensi Presentasi ( % )

Umur

< 20 Tahun 20 – 35 Tahun > 35 Tahun

Pendidikan SMA PT Pekerjaan PNS Wiraswasta Swasta IRT Usia Kehamilan Trimester I Trimester II Trimester III 4 24 2 22 8 3 11 7 9 9 18 3 13,3 80,0 6,7 73,3 26,7 10,0 36,7 23,3 30,0 30,0 60,0 10,0

5.1.2 Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar

Berdasarkan tujuan penelitian maka hasil pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi akan diuraikan sebagai berikut


(64)

Tabel 5.1.2a Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan Berdasarkan Umur

Umur

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang F %

f % f % f %

< 20 Tahun 0 0 0 0 4 13,3 4 13,3

20 – 35 Tahun 3 10 17 56,7 4 13,3 24 80

>35 Tahun 2 6,7 0 0 0 0 2 6,7

Total 5 16,7 17 56,7 8 16,6 30 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur, pada kelompok umur < 20 tahun yang berjumlah 4 orang (13,3%) seluruhnya memiliki pengetahuan kurang. Sementara pada kelompok umur 20 – 35 tahun mayoritas berpengetahuan cukup dan pada kelompok umur >35 tahun yang berjumlah 2 orang (6,7%) seluruhnya memiliki pengetahuan baik.

Tabel 5.1.2b Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang F %

f % f % f %

SMA 0 0 14 46,7 8 26,7 22 73,3

PT 5 6,7 3 10 0 0 8 26,7


(65)

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan tingkat pendidikan, dari 22 orang yang berpendidikan SMA mayoritas berpengetahuan cukup. Sementara dari 8 orang dengan pendidikan Perguruan Tinggi yang berpengetahuan baik lebih banyak dari yang berpengetahuan cukup.

Tabel 5.1.2c Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang F %

f % f % f %

PNS 2 6,7 1 3,3 0 0 3 10

Wiraswasta 2 6,7 8 26,7 1 3,3 11 36,7

Swasta 1 3,3 6 20 0 0 7 23,3

IRT 0 0 2 6,7 7 23,3 9 30

Total 5 16,7 17 56,7 9 26,6 30 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan pekerjaan, mayoritas bekerja sebagai wiraswasta berjumlah 11 orang (36,7%) memiliki pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (26,7%) dan minoritas bekerja sebagai PNS berjumlah 3 orang (10%) memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (6,7%).


(66)

Tabel 5.1.2d Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber informasi

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang F %

f % f % f %

Trimester I 0 0 8 26,7 1 3,3 9 30

Trimester II 3 10 8 26,7 7 23,3 18 60

Trimester III 2 6,7 1 3,3 0 0 3 10

Total 5 16,7 17 56,7 8 26,7 30 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa distribusi frekuensi pengetahuan ibu proimigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan sumber informasi, pada kelompok trimester I yang berjumlah 9 orang mayoritas berpengetahuan cukup, pada kelompok trimester II dari 18 orang hanya 3 orang yang berpengetahuan baik. Sementara pada kelompok trimester III yang berjumlah 3 orang terdapat 1 orang yang berpengetahuan cukup.

Dari keseluruhan hasil data yang diperoleh maka pengetahuan ibu primigravida dapat dikategorikan seperti dalam tabel 5.1.2e


(67)

Tabel 5.1.2e Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Primigravida Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar (N= 30 Orang)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentasi ( % )

Baik Cukup Kurang Total

5 17

8 30

16,6 56,7 26,7 100

Tabel 5.1.2d menunjukkan bahwa secara umum gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan dikategorikan memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 orang (16,6%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (56,6%) dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%).

5.2 Pembahasan

Pembahasan ini dilakukan dengan tujuan menggambarkan pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar.

Untuk dapat beradaptasi dengan baik terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan tidak terlepas dari pengetahuan ibu tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan khususnya pada ibu primigravida karena dengan pengetahuan perilaku seseorang dapat diarahkan ke hal yang lebih baik. Beberapa


(68)

faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi (Notoadmodjo, 2003).

Pada penelitian ini, pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan dinilai berdasarkan 3 faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

Menurut Notoadmodjo (2005) menyatakan bahwa umur merupakan variabel penting yang mempengaruhi pengetahuan. Dengan bertambahnya usia seseorang maka pengetahuan yang diperolehnya tentang suatu masalah juga akan mengalami pertambahan dan semakin tua umur seseorang maka semakin banyak pengalaman dan pengetahuannya. Forum diskusi Pro Healt (2009) juga mengatakan usia juga mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Pengetahuan ibu primigravida tentang adaptasi fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur hasil penelitian menunjukkan ada kecenderungan semakin tinggi usia ibu primigravida semakin tinggi tingkat pengetahuan yang dimilikinya.

Dari segi umur dapat dilihat bahwa mayoritas responden berumur 20-35 tahun 20-35 tahun seharusnya pada kelompok usia ini ibu memiliki tingkat pengetahuan baik, karena semakin tinggi umur seseorang makan tingkat kematangannya dalam berfikirpun semakin baik, tetapi hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada karena mayoritas ibu berpengetahuan cukup. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Rini (2001) bahwa tidak selamanya umur mempengaruhi pengetahuan, walaupun ibu berumur 20-35 tahun jika ibu berpendidikan rendah


(1)

(2)

3

Lampiran 8


(3)

(4)

5


(5)

(6)

7

Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sondang April Yani Manurung

Tempat tanggal lahir : Hutabayu, 15 April 1991

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Sisingamangaraja, Hutabayu Raja

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri 2 Hutabayu Raja (1996 – 2002)

2. SMP Negeri 1 Hutabayu Raja (2002 – 2005)

3. SMA Methodist Pematang Siantar (2005 – 2008)

4. D III Akademi Keperawatan Abdi Florensia Siantar (2008 – 2011)

5. Sedang Mengikuti S1 Keperawatan di Universitas Sumatera Utara Tahun 2011