Hotel Bisnis Kualanamu
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2015. Batang Kuis Dalam Angka 2015. Katalog BPS : 1102001.1212270
Callender, John dan Chiara, Joseph De. 1983. Time Saver Standards For Building
Types. Singapore: McGraw-Hill
D.K Ching, Francis .2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Jakarta:
PenerbitErlangga
D.K. Ching, Francis & Cassandra Adams, 2001; Ilustrasi Konstruksi Bangunan,
Jakarta : Penerbit Erlangga
Hughes, Robert J. dan Kapoor, Jack R. 2011; Foundation of Business : Cengage
Learning.
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi : untuk Arsitek dan
Praktisi Bangunan. Jakarta: PenerbitErlangga
Kasarda, John D. 2016. Aerotropolis. Entry to the Wiley-Blackwell Encyclopedia
of Urban and Regional Studies p1-3.
Lawson, Fred. 1976; Hotel Planning and Design, Oxford : Butterworth
Architecture
Lawson, Fred. 1995; Hotel and Resort Planning, Design, and Refurbishment,
Oxford : Butterworth Architecture
Naughton, Michael dan Rumpza, Stephanie. 2004; Business as a Calling :
Minnesotta : University of St. Thomas
Neufert, Ernst and Peter. 2006. Data ArsitekJilid 3. Jakarta: PenerbitErlangga
Pickard, Quentin. 2002; The Architect’s Handbook, Oxford : Blackwell
Publishing Company
Sunoko, Tri S. 2014. The Future Airport City & Aerotropolis in Indonesia Case :
Kualanamu International Airport .
63
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Perancangan
Metode perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang
tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander, 1983). Ada dua jenis metode
perancangan dalam Arsitektur yaitu metode tradisional yang disebut sebagai Black
box dan metode rasional yang disebut sebagai Glass box. Metode yang digunakan
dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah Glass Box, yaitu metode yang
bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara
sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses
perancangan arsitektur.
Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode Glass Box,
antara lain:
- Metoda eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)
- Metoda penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi)
- Metoda eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)
- Metoda evaluasi (Konvergensi)
Metoda perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu
merancang sebuah Hotel Bisnis Kualanamu di kawasan Bandara Kualanamu,
Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Jenis Data
3.2.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang didapat dengan cara mencari data
langsung dari sumbernya (Sinulingga, 2011).
Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam perancangan
ini adalah survei lapangan, dilakukan dengan pengumpulan data eksisting
seperti ukuran site dan potret gambar eksisting kondisi sekitar lokasi
perancangan, untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan.
3.2.2
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain yang telah
mengumpulkan dan mengolah data tersebut sehingga peneliti tidak perlu
mencarinya secara langsung (Sinulingga, 2011). Teknik pengumpulan data
sekunder yang dilakukan dalam proses perancangan adalah mencari data dan
26
Universitas Sumatera Utara
informasi mengenai kawasan site perancangan dan literatur mengenai fungsi
dan tema sejenis fungsi bangunan. Selanjutnya, menentukan teori (data) real
atau fakta yang terkait dan mendukung proses perancangan Hotel Bisnis
Kualanamu
Adapun data sekunder yang diperoleh adalah:
Data tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda
Kabupaten Deli Serdang.
Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari
pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data jumlah hotel berdasarkan jenis dan bintang di Deli Serdang
serta jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS
Data jumlah dan jenis perusahaan / industri yang ada, data ini di
peroleh dari BPS
3.3 Teknik Pengumplan Data
Pengumpulan data diawali dengan penentuan jenis bangunan dengan fungsi
yang akan dirancang kemudian menentukan lokasi perancangan. Setelah itu dilakukan
observasi untuk mengetahui kondisi sesungguhnya pada lokasi perancangan. Setelah
itu, maka dilakukan studi literatur agar diketahui apa saja peraturan dan ketentuan
yang berlaku di lokasi perancangan agar bangunan dapat dirancang
3.3.1
Metode Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah metoda studi
kepustakaan dan survei lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
Survei lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada
lokasi perancangan dan untuk mengetahui kondisi lahan yang berhubungan
dengan kasus perancangan.
Studi literatur atau pustaka, untuk mendapatkan data dari pustaka-pustaka
yang berhubungan dengan judul perancangan. Sebagai bahan informasi
yang berupa literatur untuk materi laporan.
27
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Prosedur / Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengumpulan data diambil dari keputusan perancangan yang akan
dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan, lalu menentukan lokasi site
perancangan. Selanjutnya melakukan survey lokasi perancangan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi eksisting site yang akan
dirancang dan juga mengumpulkan data aturan-aturan yang berkaitan dengan
perancangan Hotel Bisnis Kualanamu.
Survey yang sudah dilakukan sebanyak tiga kali, pada Hari Kamis, 25
Februari 2016, Hari Senin, 15 Maret 2016 dan Hari Kamis, 21 April 2016 ke
Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang Kayu Besar,
Kabupaten Deli Serdang. Data-data primer dan sekunder seperti ukuran site,
batas site, peraturan dan lain sebagainya, juga dikumpulkan sebagai data yang
digunakan dalam proses perancangan.
3.4 Lokasi Perancangan
Pengembangan kawasan Bandara Kualanamu menjdai kawasan aerotoropolis
menjadi topik utama penentuan lokasi perancangan, dimana pengembangan pusatpusat pelayanan kota dititikberatkan pada Bandara Kualanamu. Selain itu, penentuan
lokasi perancangan juga harus memerhatikan peraturan yang ada dan rencana
pengembangan kawasan Bandara Kualanamu.
Adapun lokasi yang dipilih sebagai lokasi perancangan bertempat di Jalan
Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang.
Gambar 3.1 Lokasi Perancangan
Sumber: Dokumen Pribadi
28
Universitas Sumatera Utara
3.5 Rangkuman
Metode yang digunakan dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah
Glass Box, yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun
prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapantahapan dalam proses perancangan Arsitektur.
Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi mengenai
konsep kawasan yang akan direncanakan. Lalu, memilih fungsi bangunan yang
terkait dengan konsep kawasan. Kemudian masuk kedalam tahap pemilihan lokasi
terkait dengan konsep kawasan dan mengumpulkan data-data dan informasi
mengenai lokasi yang akan dirancang (survei lapangan). Untuk data sekunder dapat
diambil dengan penelitian arsip atau studi kepustakaan (literatur).
Adapun lokasi perancangan terletak di Jalan Bandar Udara Kualanamu,
simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
29
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
4.1.1
Analisa Kawasan
Berikut adalah keadaan kawasan di sekitar lokasi perancangan:
Gambar 4.1 Kawasan Perancangan
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
1. Pemukiman penduduk
2. Fasilitas umum
3. Fasilitas komersil
4.1.2
Analisa Eksisting Site
Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas
1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan
sebagai berikut:
Sebelah utara
: Lahan milik warga
Sebelah timur
: Jalan Medan - Kualanamu
30
Universitas Sumatera Utara
Sebelah selatan
: Tempat ibadat
Sebelah barat
: Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat
dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan –
Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas
lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus
dipenuhi adalah seluas 240m2.
4.1.3
Analisa Arah Matahari dan Angin
Semakin luas sisi bangunan yang berorientasi ke barat dan timur akan
mengakibatkan meningkatnya paparan radiasi matahari terhadap bangunan.
Letak site yang mengarah ke tenggara mengakibatkan hampir semua sisi
lokasi perancangan akan menerima radiasi matahari langsung.
Akana tetapi karena efisiensi penggunaan lahan, kondisi ini tidak dapat
dihindari sehingga penerpana teknologi diperlukan untuk pemecahan masalah
ini.
Penggunaan material tahan panas dan penghawaan alami dapat
mengurangi dampak radiasi matahari langsug terhadap bangunan. Teknologi
ini dapat berupa penerapan double-glazzed pada bukaan dengan kaca dan
dinding dengan rongga.
Selain itu cara lain penanggulangan masalah orientasi mata angin ini
adalah dengan meletakkan ruang yang memungkinkan adanya penghawaan
alami pada sisi tenggara dan barat laut bangunan.
31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Analisa Arah Mata Angin
Sumber: Dokumen Pribadi
4.1.4
Analisa Sirkulasi
Pencapaian ke lokasi perancangan dapat dicapai melalui dua jalan
utama yaitu Jalan Batang Kuis dari Kota Medan dan Jalan Bandar Udara
Kualanmau dari Tanjungmorawa menuju Kualanamu maupun dari Bandar
Udara Kualanamu menuju Tanjung Morawa.
Baik Jalan Batang Kuis Maupun Jalan Bandara Kualanamu merupakan
jalan dengan dua lajur.
Adapun jalur masuk dan keluar lokasi perancangan ditempatkan di
ruas Jalan Bandara Kualanamu yang mengarah ke Bandar Udara Kualanamu.
Sangat disarankan dibuat akses masuk dari arah Bandar Udara
Kualanamu menuju lokasi perancangan untuk memudahkan sirkulasi menuju
lokasi perancangan dari bandar udara.
Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi
Sumber: Dokumen Pribadi
32
Universitas Sumatera Utara
4.1.5
Analisa Kebisingan
Kebisingan pada lokasi perancangan ditimbulkan oleh kendaraan yang
lalu lalang pada Jalan Badara Kualanamu. Menanggapi masalah tersebut maka
untuk mengurangi kebisingan pada bangunan maka digunakan komponen
lansekap seperti pepohonan agar suara dapat diredam.
Selain itu penempatan fungsi publik seperti lahan parkir juga akan
memberikan jarak antara bangunan dan sumber kebisingan sehingga bangunan
akan terhindar dari paparan suara secara langsung. Penggunaan secondary
layer dan aplikasi double glazed pada bangunan juga akan menghindarkan
bangunan dari paparan suara secara langsung.
Gambar 4.4 Analisa Kebisingan
Sumber: Dokumen Pribadi
4.1.6
Analisa Utilitas
Sarana utilitas yang terdapat pada kawasan perancangan meliputi:
Fasilitas jaringan air bersih daro PDAM
Fasilitas jaringan telepon dari Telkom
Fasilitas jaringan listrik dari PLN
Fasilitas drainase
Gambar 4.5 Prasarana Utilitas di Kawasan Hotel
Sumber: Dokumen Pribadi
33
Universitas Sumatera Utara
Fungsi sarana utilitas yang terdapat pada lokasi perancangan berjalan
dengan baik, hanya saja perlu diadakan peremajaan terhadap prasarana utilitas
seperti perbaikan tiang telepon dan pelebaran drainase.
4.1.7
Analisa Vegetasi
Gambar 4.6 Analisa Vegetasi
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
1. Lahan kosong ditumbuhi rumput dan ilalang
2. Lahan yang ditumbuhi pohon mahogani
3. Lahan yag ditumbuhi pohon buah
Vegetasi eksisting yang terdapat pada lokasi perancangan dapat
digunakan seara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan desain
tapak perancangan.
Adapun pendekatan yang dapat dilakukan adalah membentuk gubahan
masa sedemikian rupa sehingga kondisi vegetasi eksisting tetap terjaga.
Pendekatan lain yaitu penggunaan vegetasi sesua kebutuhan perancangan,
sementara itu vegetasi yang tidak memiliki kesesuaian dengan perancangan
dapat direlokasi dan sibersihkan.
34
Universitas Sumatera Utara
4.1.8
Analisa Pemandangan
Lokasi perancangan adalah lahan yang sama sekali kosong di kawasan
yang sedang berkembang. Laju pembangunan fisik yang lambat menyebabkan
belum banyaknya bangunan yang berdiri sehingga pemandangan yang dilihat
dari lahan perancangan kurang beragam.
Sementara itu lahan kosong dan kabun wilik warga yang terdapat pada
bagian utara dan barat lokasi perancangan juga akan memberi kesan monoton.
Selain itu, perkembangan kawasan Kualanamu juga memungkinkan terjadinya
peralihan fungsi lahan utuk pembangunan.
Maaka untuk mengatasi masalah tersebut pada lokasi perancangan
akan dibuat taman pada bagian site yang menghadap kebun warga agar
memberi pemandangan yang baikbagi pengunjung hotel.
Gambar 4.7 Analisa Pemandangan
Sumber: Dokumen Pribadi
35
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisa Fungsional
4.2.1
Analisa Pengguna dan Kegiatan
1.
Pengunjung Hotel
Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua
kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas
akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun
kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan
fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan
fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung
dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di
hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang
dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang
disediakan hotel.
2.
Pengelola Hotel
a. Kelompok Eksekutif
Merupakan
kelompok
yang
memimpin,
mengatur
dan
mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana
akomodasi berjalan dengan baik.
b. Kelompok Pelaksana
Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam
pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana
pengelola hotel adalah sebagai berikut:
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang
berfungsi
memberikan
informasi,
menerima
dan
mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.
Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus
pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
36
Universitas Sumatera Utara
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara
kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang
disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu
bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan
minuman.
produk-roduk hotel.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.
Bagian
teknik
dan
pemeliharaan
(engineering
and
maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan
perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.
Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih
untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
4.2.2
Diagram Hubungan Antar Ruang
Diagram 4.1 Hubungan Antar Ruang Area Front Office
Sumber: Dokumen Pribadi
37
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.2 Hubungan Antarruang Area Penerimaan
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.3 Hubungan Antarruang Sarana Hotel
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.4 Hubungan Antarruang Function Room
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.5 Hubungan Antarruang Area Restoran
Sumber: Dokumen Pribadi
38
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.6 Hubungan Antarruang Area Ruang Karyawan
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.7 Hubungan Antarruang Area Pelayanan
Sumber: Dokumen Pribadi
4.2.3
Program ruang
Tabel 4.1 Kebutuhan dan Besaran Ruang Kamar
No
Kebutuhan
Standar
ruang
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
1
Standard room
24m2/unit
90
2
2160
MHPD
2
Suite room
48m2/unit
22
2
1056
DA
3
Executive room
60m2/unit
8
3
480
Studi
banding
Total (m2) 3696
39
Universitas Sumatera Utara
Sirkulasi 30% (m2) 1108,8
Total Luas (m2) 4804,8
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.2 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Penerimaan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
1
Lobby
0,6m2/unit
1
120 unit
72
MHPD
2
Lounge
1,4m2/seat
1
40 seat
56
MHPD
3
Bellmen bay
1
4 orang
2,4
Asumsi
4
Area periksa
1
2 orang
6
Asumsi
5
Toilet
2
16 orang
16,32
DA
3
12 orang
8,64
SBT
1.02m²/
orang
6
Lift umum
0.36m²/
Orang
7
Grand Stair
1
1 unit
24
Asumsi
8
Tangga darurat
1
2 unit
24
Asumsi
Total (m2) 209.36
Sirkulasi 30% (m2) 62.8
Total Luas (m2) 272.16
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.3 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Front Office
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
1,2
Sumber
(m2)
(unit)
Front desk
Luas
1
2 orang
2,4
DA
1
120 kamar
36
DA
1
120 kamar
48
DA
1
120 kamar
48
DA
2
m /orang
2
Informasi
0,3 m2/
kamar
3
Luggage room
0,4m2/
kamar
4
Front office
0,4
manager
m²/kamar
(ruang
penerima)
40
Universitas Sumatera Utara
5
6
7
front office
0,3m²/
staff
kamar
General
11,5 m2/
manager
unit
Assistant
9,5m2/
general
unit
1
120 kamar
36
DA
1
1 unit
11,5
MHPD
1
1 unit
9,5
MHPD
1
1unit
9,5
MHPD
1
120 kamar
14,4
P
1
1 unit
9,5
MHPD
1
120 kamar
14,4
P
1
120 kamar
36
DA
1
1 unit
9,5
MHPD
1
1 unit
9,5
MHPD
1
12 orang
24
P
1
1 unit
25
TS
manager
8
Sekretaris
9,5m2/
unit
9
10
Accounting
0,12m2
manager
/kamar
Food and
9,5m2/
beverage
unit
manager
11
Sales manager
0,12m2/
kamar
12
13
14
15
Personal
0,3m²/
office
kamar
Engineering
9,5m2/
office
unit
House keeping
9,5
manager
m2/unit
Meeting room
2m2/
orang
16
Pantry
25m2/
unit
Total (m2) 343,2
Sirkulasi 30% (m2) 102.9
Total Luas (m2) 446.16
Sumber: Dokumen Pribadi
41
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Karyawan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Ruang makan
Jumah
Kapasitas
Sumber
2
(unit)
1 m2 /
Luas
(m )
1
120 kamar
120
DA
1
120 kamar
120
DA
1
60 orang
21,6
MHPD
1
1 unit
25
TS
2
10 orang
20
DA
kamar
2
Ruang istiahat
1 m2 /
kamar
3
Ruang locker
0,36m²/
Orang
4
Pantry
25m2/
unit
5
Toilet
1.02m²/
Orang
Total (m2) 354,6
Sirkulasi 30% (m2) 106,3
Total Luas (m2) 460,9
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.5 Kebutuhan dan Besaram Ruang Food and Beverage
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
Restoran utama
Main restaurant
2 m2/seat
1
80 seat
160
MHPD
0,9m2 /
1
120 kamar
108
P
1
80 orang
18,4 m2
DA
1
120 kamar
36
P
1
108m2
27
seat area
Dapur utama
jlh kamar
Ruang saji
0,23m²/
tamu
Pantry
0,3m2 /
jlh kamar
Gudang dingin
0,25m2 x
luas
DA
dapur
42
Universitas Sumatera Utara
2
Coffee shop
Dapur
0,6 m²/
1
40 orang
24
MHPD
1
40 orang
22,5
DA
1
2 orang
3,2
Asumsi
tamu
Area duduk
2.25 m²/
4 orang
Kasir
Total (m2) 507,1
Sirkulasi 30% (m2) 152,1
Total Luas (m2) 659,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.6 Kebutuhan dan Besaran Ruang Function Room
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
Function room
Conference
2,5m²/ jlh
room
pengguna
Pre function
30% x
1
350 orang
875
HPD
1
875 m²
262.5
HPD
1
1 unit
15
HPD
1
1 unit
12
HPD
2
120 kamar
1200
HPD
2
2 unit
12
Asumsi
luas
function
room
Ruang operator
15m²/
unit
Lavatory
12m²/
unit
2
Meeting room
2,5m² x
jlh kamar
Inventori
meeting room
Total (m2) 2376,5
Sirkulasi 30% (m2) 712,9
Total Luas (m2) 3089,4
Sumber: Dokumen Pribadi
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Kebutuhan dan Besaran Ruang Sarana Hotel
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Kolam renang
Jumah
Kapasitas
Sumber
2
(unit)
15m x
Luas
(m )
1
1
300
DA
1
30 orang
141
HPD
1
10 orang
19
HPD
1
4 orang
37,2
TS
1
10 orang
6
DA
20m
2
Gymnasium
Ruang latihan
4,7m²/
orang
Sauna
1,9m²/
orang
3
Massage room
9,3m²/
orang
4
Locker,
0,6m²/
shower,
orang
lavatory
Total (m2) 551,2
Sirkulasi 30% (m2) 165,3
Total Luas (m2) 716,5
Sumber: DokumenPribadi
Tabel 4.8 Kebutuhan dan Besaran Ruang Pelayanan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Housekeeping
Jumah
Kapasitas
Sumber
(m2)
(unit)
0,7m²/
Luas
1
120 kamar
84
P
1
120 kamar
72
P
1
120 kamar
36
P
kamar
2
3
Laundry and
0,6m²/
dry clean
kamar
Linen room
0,3m²/
kamar
4
Ruang mekanikal
R. Air bersih
1
1
60
Asumsi
R. Pengolahan
1
1
60
Asumsi
1
1 unit
64
HPD
air kotor
Ruang genset
64 m²/
44
Universitas Sumatera Utara
unit
Ruang PABX
0,14 m² x
1
120 kamar
16,8
TS
36
Asumsi
jumlah
kamar
Ruang AHU
Ruang chiller
1
0,47 m² x
1
120 kamar
56,4
TS
1
1 unit
25
HPD
1
1 unit
50
HPD
1
1 unit
12
Asumsi
1
120 kamar
84
DA
jumlah
kamar
Ruang pompa
25 m²/
unit
Ruang sampah
50 m²/
unit
Ruang panel
5
Loading dock
0,7m2 /
jlh kamar
Total (m2) 680,2
Sirkulasi 30% (m2) 204
Total Luas (m2) 884,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.9 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Parkir
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
12,5m²/7
pengunjung
unit
1
Sumber
(m2)
(unit)
Parkir mobil
Luas
120 unit
214,28
SBT
m²
kamar
2
Parkir bus
(fasilitas
29,8m²/
1
3 unit
89,4 m²
DA
bus unit
hotel)
3
Parkir
12,5m²/
karyawan
unit
1
10 unit
125 m²
DA
1
50 unit
100 m²
DA
(mobil)
4
Parkir
2 m²/ unit
45
Universitas Sumatera Utara
karyawan
(sepeda motor
Total (m2) 528,6
Sirkulasi 30% (m2) 158,6
Total Luas (m2) 678,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
DA
: Data Arsitek
TS
: Time Saver
HPD
: Hotel Plan and Design
P
: Pribadi
Tabel 4.10 Rekapitulasi Luas Kebutuhan Ruang
REKAPITULASI LUAS KEBUTUHAN RUANG
Kelompok kebutuhan ruang
Luas (m2)
1
Kamar hotel
4804,8
2
Area penerimaan
272,16
3
Front office
446,16
4
Ruang karyawan
460,9
5
Food and beverage
659,2
6
Function room
3089,4
7
Sarana hotel
716,5
8
Ruang pelayanan
884,2
9
Lahan parkir
678,2
No
Luas Kebutuhan Ruang 12011,12
Sumber: Dokumen Prbadi
46
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisa Teknologi
4.3.1 Analisa Struktur dan Konstruksi
Tabel 4.11 Jenis Pondasi yang Digunakan
JENIS
Pondasi
Tiang
Pancang
SKETSA
SIFAT
Pengerjaan menggunakan metode prafebrikasi
Standar dan mutu terjada baik
Mudah diperoleh dalam jumlah yang
banyak
Pekerjaan lebih cepat
Pondasi
Bore Pile
Tidak menimbulkan getaran yang keras
Dapat dipergunakan untuk segala jenis
tanah
Raft
Fondation
Lubang galian dapat dibuat menjadi
basement
Sangat berguna pada bangunan yang
berada ditapak yang daya dukung
tanahnya lemah
Sumber: Dokumen Pribadi
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Jenis Struktur Lantai yang Digunakan
JENIS LANTAI
BAHAN
STRUKTUR
Plat Lantai Balok
Satu Arah/Dua Arah
Beton bertulang
Baja Komposit
SIFAT
Ada ruang antara plat lantai atas
dengan plafond untuk penempatan
utilitas
Plat Lantai Wafel
Beton bertulang
Fungsi balok didgantikan oelh plat
wafel
Ukuran lebih tipis dibandingkan
dengan sistem plat lantai + balok
Dapat dimanfaatkan sekaligus
sebagai plafon
Sumber: Data Arsitek
Penutup Bangunan
a) Dinding Beton Ekspose / Ekspose Concrete Wall
Beton ekspos digunakan untuk memberikan kesan tegas dan jujur pada
bangunan. Beton sendiri dapat menangani kelembaban dan berfungsi sebagai
resistansi panas. Selain itu penggunaan beton eksopos akan menghindarkan
dari penambahan biaya pengecatan dan instalasi secondary skin.
b) Panel Aluminium Komposit / Alucobond
Material ini digunakan sebagai penutup / secondary skin pada bangunan.
Instalasi bahan ini sangat mudah karena menggunakan modul panel dan dapat
dibentuk sesuai lebutuhan sehingga dapat memberikan kesan dinamis pada
bangunan.
48
Universitas Sumatera Utara
c) Dinding Permukaan Kaca / Curtain Wall
Digunakan sebagai pelapis estetika dan memberikan kesan luas. Selain itu
penggunaan material ini juga akan memberikan interaksi visua langsung dari
dalam ke luar bangunan maupun sebaliknya.
Tabel 4.13 Jenis Struktur Penutup Atap yang Digunakan
JENIS
SKETSA
KELEBIHAN
PENUTUP
ATAP
Kuat dan kokoh
Dak Beton
Insulasi bunyi baik sekali
Pemanfaatan ruang atap
yang maksimal
Pemanfaatan atap sebagai
green roof
Bentangannya panjang
Rangka Ruang
Ringan
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.14 Jenis Struktur Bangunan yang Digunakan
JENIS BAHAN
Beton
SKETSA
KELEBIHAN
Kekakuan tinggi
Mudah dalam pengaturan
Tahan api
49
Universitas Sumatera Utara
Instalasi relatif cepat
Baja
Fleksibilitas tinggi
Eknomis waktu
Tahan terhadap bahaya
Komposit
kebakaran dan gempa
Pemeliharaan mudah
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.2 Analisa Sistem Utilitas
Sistem Penyediaan Air
Sistem penyediaan air bersih memiliki dua sumber yaitu PDAM dan
air tanah yang difilter. Daru kedua sumber ini air ditampung di bak
penapungan air bawah untuk kemudian dipompa ke bak penampungan air di
atap gedung. Air dari tangki atas didistribusikan dengan bantuan gaya
gravitasi. Hal ini akan mengurangi beban pemakaian pompa.
Gambar 4.8 Skema Suplai Air Bersih
Sumber: Dokumen Pribadi
50
Universitas Sumatera Utara
Sistem Jaringan Listrik
Sistem distribusi listrik memiliki dua sumber yaitu tenaga listrik dari
penyedia layanan listrik maupun penggunaan pembangkit listrik pribadi.
Gambar 4.9 Skema Sistem Jaringan Listrik
Sumber: Dokumen Pribadi
Sistem Penghawaan
a. Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dipakai pada bangunan dengan
sistem ventilasi sialng, steering breze maupun wing walls. Sistem ini
digunkan pada ruang-raung yang tidak memerlukan penghawaan
secara intensif maupun ruang yang dirancang agar mendapat
penghawaan alami.
51
Universitas Sumatera Utara
b. Penghawaan Buatan
Digunakan pada ruang-ruang yan memerlukan kondisi udara
yang stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyaman thermal pada
suhu 220C-260C. Dengan sistem ini, suhu dan kelembapan dapat
diukur hingga mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan dan
merata.
Gambar 4.10 Skema Sistem Penghawaan
Sumber: Dokumen Pribadi
52
Universitas Sumatera Utara
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Gambar 4.11 Skema Sistem Telekomunikasi
Sumber: Doumen Pribadi
4.3.3 Analisa Penerapan Tema
Arsitektur
tropis
merupakan
cara
merancang
yang
mampu
memecahkan masalah perancangan pada daerah tropis. Dalam pemecahan
masalahnya, arsitektur topis selalu memadukan kondisi eksisting di lokasi
perancangan dengan teknologi sehingga bangunan yang dirancang memenuhi
sifat berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi.
Berikut merupakan teknologi yang diterapkan pada bangunan
berkaitan dengan tema yang diusung:
53
Universitas Sumatera Utara
a. Doubled Glazed
Gambar 4.12 Skema Doubled Glazed
Sumber:
http://www.schools.sandwell.net/emu/bowater/bowater/windows.html
Doubled glazed merupakan kaca dua bilah kaca yang didirikan sejajar
sehingga terbentuk rongga. Rongga ini berisi udara yang berguna sebagai
insulasi termal, sehingga suhu dalam ruangan dapat terjaga sementara sinar
matahari yang masuk dapat dimaksimalkan.
b. Penerapan Atap Miring
Atap miring merupakan cara paling optimal dan sederhanah
menanggulangi masalah curah hujan pada daerah tropis sebab air hujan akan
langsung dialirkan melalui kemiringan atap. Selain itu atap ini juga berfungsi
sebagai shading sehingga panas yang masuk tidak berlebih dan menghindarkan
ruangan dari paparan sinar matahari langusng pada siang dan sore hari.
Gambar 4.13 Penerapan Atap Miring
Sumber: Dokumen Pribadi
54
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
5.1.1 Orientasi Bangunan
Bangunan menghadap sisi lebar site yang menghadap tenggara, hal ini
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Selain itu bukaan
pada bangunan juga dibuat sejajar terhadap sisi melebar lahan agar
pemandangan ke ruang terbuka lahan maksimal.
Masalah termal yang akan dialami bangunan karena konsep orientasi
ini akan diatasi dengan penerapan teknologi pada permukaan bangunan
Gambar 5.1 Konsep Orientasi Bangunan
Sumber: Google Earth
5.1.2 Selubung Bangunan
Pemilihan bahan beton yang kurang menyerap panas akan memberikan
tenggang waktu pemanasan lebih lama, sehingga suhu ruangan dapat terjaga.
Penggunaan kaca double glazed juga dioptimalkan sehingga tidak
banyak panas yang terserap ke dalam bangunan karena terhalang udara yang
ada pada rongga pada isntalasi kaca.
55
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Penerapan Atap Miring
Curah hujan tinggi pada daerah tropis memerlukan tanggapan berupa
atap miring pada bangunan agar curah hujan yang turun apat dialirkan dengan
mudah.
Selain itu atap ini juga berfungsi sebagai shading agar panas yang
masuk ke ruangan berkurang sehingga kerja pendingin ruangan bisa
dioptimalkan.
Gambar 5.2 Konsep Penerapan Atap Miring
Sumber:Dokumentasi Pribadi
5.2 Konsep Perancangan Tapak
5.2.1
Zoning Ruang Luar
Gambar 5.3 Zoning Ruang Luar
Sumber: Data Pribadi
56
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1. Massa utama bangunan
2. Taman hotel
3. Ruang mekanikal
4. Sirkulasi utama
5. Sirkulasi servis
6. Lahan parkir Mobil
7. Lahan parkir bus
8. Lahan parkir taxi
9. Lahan parkir sepeda motor tamu
10. Jalur pedestrian
Penzoningan ruang luar memerhatikan tingginya intensitas suara
yang berasal dari Jalan Bandara Kualanamu, Sehinggafungsi publik berupa
lahan parkir dan vegetasi diposisikan paling depan agar memberi jarak
jalan dengan bangunan sehingga suara dapat diredam.
5.2.2
Sirkulasi Ruang Luar
Pada tapak, jalur masuk dibagi tiga yakni jalur masuk servis, jalur
masuk mobil pengunjung dan umum dan jalur masuk sepeda motor
pengunjung. Jalur pedestrian juga disediakan bagi pengunjung hotel yang
menggunakan moda transportasi umum menuju hotel.
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Luar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
57
Universitas Sumatera Utara
5.3 Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1
Massa Bangunan
Lokasi perancangan yang menghadap Jalan Bandar Udara
Kualanamu berorientasi ke tenggara. Selain itu untuk tujuan efisiensi maka
sisi bangunan terlebar dirancang
menghadap tenggara dan barat laut
sehingga mejadikan Jalan Bandar Udara Kualanamu menjadi sumbu
bangunan.
Karena paparan radiasi langsung akan tersebaar secara merata,
maka pemilihan bahan dan material bangunan yang memiliki tahanan
panas akan membuat suhu ruangan tetap stabil
5.3.2
Zoning Bangunan
Hotel memiliki bebrapa fasilitas seperti gym dan ballroom.
Adapun back office dittempatkan di bagian depan bangunan untuk
meredam bunyi langsung terhadap bangunan.
Fasilitas restoran dan ruangan gym ditempatkan menghadap taman
hotel untuk memberikan kesan asri dan luas terhadap fasilitas tersebut
Gambar 5.5 Zoning Ruang Dalam Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
58
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1. Lobi hotel dan front office
2. Restoran
3. Servis
4. Back office
5. Fasilits gym
6. Tangga darurat
7. Lobi Ballroom
5.3.3
Sirkulasi Dalam Bangunan
Bangunan hotel memiliki beberapa pintu masuk agar sirkulasi
tidak bersilangan dan berfungsi sebagai pembeda pengguna fasilitas hotel.
Gambar 5.6 Skema Sirkulasi Ruang Dalam Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Keterangan:
1. Pintu masuk utana hotel
2. Pintu masuk menuju lobi ballroom
3. Pintu masuk menuju gym
4. Sirkulasi dari hotel menuju lobi ballroom
5. Drop off
6. Pintu masuk staff
7. Pintu menuju halaman hotel
59
Universitas Sumatera Utara
5.3.4
Struktur Bangunan
Struktur utama bangunan berupa kolom-kolom yang berpola grid.
Sistem struktur ini dipilih karena ideal dan efisien untuk bangunan
dibawah 20 lantai. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruangruang dalam yang lebih efisien.
Adapaun dilatasi diterapkan pada pertemuan antara podium dengan
tower dan pertemuan antara bangunan hall dengan tower. Adapun jenis
dilatasi yang digunakan merupakan dilatasi balok konsol agar pola dan
bentangan rid tidak berubah.
Gambar 5.7 Skema Struktur Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan
5.4.1
Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi
Struktur bangunan secara umum menggunakan sistem struktur
riggid frame dengan menggunakan pola grid. Adapun bagian-bagian
struktur bangunan adalah:
Atap
Struktur atap menggunakandak beton dan merupakan bagian
dari struktur utama bangunan. Selain itu akan digunakan atap
miring yang berfungsi sebagai tritisan dan shading pada tiap lantai.
60
Universitas Sumatera Utara
Lantai bangunan
Adapun lantai bangunan aakan menggunakan konstruksi balok
dan konstruksi wafel.
Selubung Bangunan
Selubung bangunan akan menggunakan konstruksi beton
dan aplikasi alukobon sebagai penutup. Pemilihan mateial beton
yang tahan panas akan mengurangi dampak radiasi matahari
terhadap bangunan.
Pengaplikasian double glazed juga akan
mengurangi
dampak radiasi matahari terhadap bangunan.
Pondasi
Pondasi yang diguakan pada konstruksi adalah pondasi tiang
pancang, pondasi bore pile dan pondasi raft yang disesuaikan
dengan kebutuhan pondasi bangunan
5.4.2
Konsep Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi
Struktur yang digunakan pada bangunan ini merupakan struktu
riggid frame karena efisiensi dari struktur dan kemudahan pengerjaannya.
Bahan struktur yang digunakan beragam sesuai degan kebutuhannya:
Beton
Kekakuan tinggi
Mudah dalam pengaturan
Tahan api
Baja
Instalasi relatif cepat
Fleksibilitas tinggi
Eknomis waktu
61
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1 Lampiran Gambar Kerja
Gambar kerja terlampir.
62
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
2.1.1
Pengertian Hotel
Adapun beberapa pengertian hotel adalah sebagai berikut:
a. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), hotel adalah
suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman,serta
pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang
yang tinggal untuk sementara waktu.Kata hotel berasal dari bahasa latin
yaitu hospitium yang berarti ruang tamu.
b. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. PM 10 / PW – 301 / Phb 77,
tgl 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola
secara komersial dan disediakan bagi setiap orang untuk peroleh
pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman.
c. Menurut keputusan Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi No. KM
37 / PW 340 / MPPT – 86, hotel suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta rasa lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
2.1.2
Pengertian Hotel Bisnis
Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya
Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), merupakan hotel
yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis.
Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area
perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama
Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel.
Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas
lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk
kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) / Pertemuan,
Insentif, Konvensi dan Eksebisi. Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom,
banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti
restoran, bar & café, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya,
shungga pada umumnya hotel bisnis merupakan hotel bintang empat atau lima
berdasarkan kelengkapan fasilitas. (Kusumo, 2012).
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Hotel Bisnis Kualanamu
Hotel Bisnis Kualanamu adalah hotel hotel penyedia fasilitas yang
mendukung kegiatan bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamau.
2.2 Lokasi Perancangan
2.2.1
Kriteria Pemilihan Lokasi
RDTR Kawasan Kualanamu
Lokasi perancangan harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah
berkaitan dengan pengembangan kawasan Kualanamu
Pencapaian
Sesuai dengan prinsip aerotropolis yan mengutamakan kecepatan maka
lokasi harus mudah dicapai baik dari Bandar Udara Kualanamu
maupun dari wilayah sekitarnya.
Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Lokasi perancangan sebaiknya berada di kawasan yang dapat
mendukung terwujudnya kawasan aerotropolis Kualanamu.
Utilitas
Lokasi sebaiknya memiliki akses dengan jaringan utilitas agar kegiatan
yang akan diadakan pada lokasi perancangan berjalan dengan baik.
2.2.2
Alternatif Pemilihan Lokasi
Lokasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Alternatif 1: Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang
Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.1 Alternatif Lokasi Perancangan
Sumber: Google Earth
7
Universitas Sumatera Utara
Alternatif 2: Jalan Batang Kuis-Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.2 Alternatif 2 Lokasi Perancangan
Sumber: Google Earth
Tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis
Kualanamu adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Rencana
Pengebangan Kawasan Aerotropolis Kualanamu
Sumber:
Alternaif 1berada di luar kawasan perancangan aerotropolis
Kualanamu, tetapi pencapaian akan lebih mudah karena ada akses
langsung ke pintu bandar udara.
Alternatif 2 juga berada di luar kawasa bandara tetapi memiliki
akses lebih baik ke rencana pengembangan kawasan leisure and
recreation, residensial dan kawasan industri aerotropolis Kualanamu.
Namun waktu tempuh yang dperlukan untuk mencapai bandara akan
8
Universitas Sumatera Utara
lebih lama karena tidak ada pintu masuk langsung ke bandar udara saat
ini.
Tinjauan terhadap KKOP Bandar Udara Kualanamu
Gambar 2.4 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Peraturan KKOP
Bandar Udara Kualanamu
Sumber: Data KKOP Bandara Kualanamu
Baik alternatif lokasi 1 maupun 2 berada di ring 2, menurut
peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu.
Tinjauan terhadap pencapaian
Gambar 2.5 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Pencapaian Menuju
Lokasi Perancangan
Sumber: Google Map
Alternatif 1 memiliki kemudahan akses baik dari Kota Medan,
kawasan Tanjung Morawa, akses kebandara dan lebih dekat dengan
9
Universitas Sumatera Utara
lokasi rencana pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi. Kemudahan
akses akan membuat lokasi ini mudah ditempuh dari berbagai lokasi.
Lokasi inipun dilalui berbagai jenis moda transportasi seperti
taxi, angkutan umum dan bus yang memberi kemudahan dalam
pemilihan moda menuju lokasi.
Alternatif 2 Memiliki kemudahan akses dari Medan melalui
Jala Medan-Tembung. Tetapi tidak memiliki pencapaian langsung dari
kawasan Tanjung Morawa, Bandar Udara Kualanamu dan rencana
jaringan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang mengakibatkan lokasi ini
akan sulit ditempuh.
Sementara itu belum tersedia banyak pilihan moda transportasi
menuju lokasi ini sebab belum ada trayek angkutan menuju lokasi.
Lokasi perancangan
Dari alternatif lokasi diatas, maka perancangan alternatif 1
dirasa lebih baik karena banyaknya pilihan akses dan tersedianya
berbagai moda angkutan umum yang memudahkan pencapaian ke
lokasi perancangan.
Lokasi ini juga memenuhi peraturan KKOP Bandar Udara
Kualanamu yang menempatkan sarana residensial pada ring 2.
2.2.3
Area Pelayanan
Area pelayanan dalam ilmu perancangan kota merupakan istilah yang
menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan
sekolah SD atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain
sebagainya; misalnya juga suatu daerah yang dilayani oleh suatu sistem
angkutan umum.
Hotel Bisnis Kualanamu merupakan lembaga yang utamanya
memfasilitasi kegiatan akomodasi dan pertemuan bisnis. Oleh karena itu area
yang dilayani oleh hotel ini adalah merupakan area bisnis dan pariwisata.
Pengembangan kawasan Mebidangro menjadi kawasan ekonomi
nasional yang meliputi berbagai bidang khusunya bisnis dan pariwisata harus
didukung dengan sarana akomodasi yang mendukung kegiatan-kegiatan
tersebut. Berikut adalah jumlah ketersediaan sarana akomodasi berupa hotel di
kawasan Mebidangro berdasarkan kelasnya
10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jumlah Hotel berdasarkan Kelas di Kawasan Mebidangro
Pengelompokan Kelas
Kabupaten/
Kota
Hotel berdasarkan Bintang
Hotel Melati
Jumlah
1
2
3
4
5
Medan
15
6
14
11
5
144
195
Binjai
-
-
-
-
-
7
7
Deli Serdang
-
1
-
-
-
63
64
Karo
1
2
1
4
1
57
66
Sumber: Dokumen Pribadi
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hotel di Kota Medan adalah
yang terbanyak sehingga area pelayanan Hotel Bisnis Kualanamu tidak
mencakup area Kota Medan. Selain itu Kabupaten Karo dan Kota Binjai yang
letaknya jauh dari lokasi perancangan dianggap mampu menyediakan sarana
akomodasi bisnis sendrir bagi daerah masing-masing.
2.2.4
Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak
Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas
1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan
sebagai berikut:
Sebelah utara
: Lahan milik warga
Sebelah timur
: Jalan Medan - Kualanamu
Sebelah selatan
: Tempat ibadat
Sebelah barat
: Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat
dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan –
Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas
lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.
11
Universitas Sumatera Utara
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus
dipenuhi adalah seluas 240m2.
2.3 Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan
2.3.1
Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
a. Pengunjung Hotel
Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua
kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas
akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun
kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan
fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan
fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung
dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di
hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik
yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif
yang disediakan hotel.
b. Pengelola Hotel
a. Kelompok Eksekutif
Merupakan
kelompok
yang
memimpin,
mengatur
dan
mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana
akomodasi berjalan dengan baik.
b. Kelompok Pelaksana
Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam
pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana
pengelola hotel adalah sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang
berfungsi
memberikan
informasi,
menerima
dan
mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.
pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara
kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang
disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu
bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan
minuman.
produk-roduk hotel.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.
Bagian
teknik
dan
pemeliharaan
(engineering
and
maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan
perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.
Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih
untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
Deskripsi kegiatan berdasarkan pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Tabel Perilaku pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
Kelompok
Jenis pengguna
pengguna
Pengunjung Tamu
hotel
menginap
Aktivitas
Datang – parkir/drop off.
Ke resepsionis – menanyakan informasi,
memesan kamar.
Menggunakan fasilitas hotel, baik publik
maupun privat.
Melakukan kegatan rutin individu.
Check out
13
Universitas Sumatera Utara
Meninggalkan area hotel – melalui parkir
atau dijemput.
Tamu
tidak
menginap
Datang – parkir / drop off
Ke resepsionis – menanyakan informasi,
memesan penggunaan ruang serba guna
Diskusi dengan pengelola hotel.
Menghadiri acara di fasilitas hotel.
Menggunaan fasilitas umum hotel
Menemui tamu di hotel.
Meninggalkan hotel – melalui area parkir
atau dijemput.
Pengelola
Eksekutif
hotel
Datang – parkir
Menuju ruang kerja
Mengadakan pertemuan
Istirahat, makan, minum, ibadah
Mengunakan toilet
Pulang – melalui area parkir
Front office
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju
front
desk
–
memberikan
informasi, men-check in tamu, menerima
pembayaran.
Istirahat, makan, minum, ibadah
Menggunakan toilet
Pulang - melalui area parkir
Personalia
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju ruang/bagian personalia
Merekrut dan memberhentikan tenaga
kerja
Menerima pengaduan pekerja
Istirahat, makan, minum, ibadah
14
Universitas Sumatera Utara
Pulang - melalui area parkir
Datang – parkir
Tata graha
Menuju ruang karyawan
Menuju fasilitas yang hendak dilayani
Membersihkan kamar tamu
Membersihkan fasilitas publik hotel
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Food
beverage
and
Datang – parkir / drop off bahan olahan
makanan ke dapur utama
Menuju ruang karyawan
Menuju dapur masing-masing
Mengadakan briefing
Mengolah,
menyediakan
dan
menghidangkan makanan
Menghantar pesanan ke kamar
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Pemasaran
Datang – parkir
Menuju bagian pemasaran
Mengadakan diskusi dengan eksekutif
Melakukan pemasaran dan promosi
Melakukan kegiatan perjalanan dengan
tujaun pemasaran dan promosi
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Keuangan
Datang – parkir
Menuju bagian keuangan
Mengelola keuangan
Mengadakan pertemuan dengan eksekutif
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
15
Universitas Sumatera Utara
Teknik
dan
pemeliharaan
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Melakukan pemeriksaan berkala
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Keamanan
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Melaksanakan apel
Menuju pos penjagaan
Melakukan pemeriksaan kendaraan dan
orang yang masuk ke area hotel
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Binatu
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju ruang binatu
Mengambil dan mengembalikan lenin
dari bagian house keeping
Membersihkan lenin
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Sumber: Data Pribadi
2.3.2
Deskripsi Kebutuhan Ruang
Berikut adalah tabel deskripsi pengguna dan kegiatan:
Tabel 2.3 Tabel Perilaku Pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
No. Jenis Ruang
Kebutuhan Ruang
Kegiatan
1
Lobby
Menunggu,reservasi
Informasi
Informasi,reservasi
Ruang Tunggu
Menunggu,duduk,mengobrol
Hall/Lobby
16
Universitas Sumatera Utara
2
Kamar hotel standard
Lobbby lift
Menunggu lift
Ruang kontrol
Kontrol keamanan,pengawasan
Toilet
Sanitasi
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
3
Kamar hotel deluxe
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,minum
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
4
Kamar hotel suite
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
5
Function Room
Function room
Ruang
pameran/tempat
memamerkan produk
6
Meeting Room
Ruang persiapan
Tempat latihan
Pantry
Menyiapkan informasi
Gudang
Tempat menyimpan barang
Toilet
Kegiatan sanitasi
Meeting room
Mengadakan rapat/konfrensi
Gudang
Tempat menyimpan barang
17
Universitas Sumatera Utara
7
Kantor pengelola
Toilet
Kegiatan sanitasi
Ruang
general Bekerja, rapat, koordinasi
manager
8
9
Ruang M/E
Restoran
Ruang staff
Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang rapat
Rapat, koordinasi, riview
Ruang tunggu/tamu
Menunggu, mengobrol
Toilet
Kegiatan sanitasi
R. Genset
Penyimpanan genset
R. Chiller
Pengaturan AC
R. Pompa
Pengaturan pompa air
R. AHU
Pengaturan listrik
R. Kontrol
Mengontrol segala jenis M/E
R.makan,
dapur, Makan, minum
gudang,
ruang
penerima, kasir, toilet,
wastafel
10
Fitness center/Gym
Gymnasium
Arena olahraga
Ruang alat
Menyimpan alat fitness
Ruang aerobik
Aerobic/senam
Ruang ganti/ locker
Ganti pakaian
Toilet
Kegiatan sanitasi
Shower
Mandi
Kasir
Membayar
18
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
SPA dan Sauna
Musholla
Servi
BPS. 2015. Batang Kuis Dalam Angka 2015. Katalog BPS : 1102001.1212270
Callender, John dan Chiara, Joseph De. 1983. Time Saver Standards For Building
Types. Singapore: McGraw-Hill
D.K Ching, Francis .2008. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, Jakarta:
PenerbitErlangga
D.K. Ching, Francis & Cassandra Adams, 2001; Ilustrasi Konstruksi Bangunan,
Jakarta : Penerbit Erlangga
Hughes, Robert J. dan Kapoor, Jack R. 2011; Foundation of Business : Cengage
Learning.
Juwana, Jimmy S. 2005. Panduan Sistem Bangunan Tinggi : untuk Arsitek dan
Praktisi Bangunan. Jakarta: PenerbitErlangga
Kasarda, John D. 2016. Aerotropolis. Entry to the Wiley-Blackwell Encyclopedia
of Urban and Regional Studies p1-3.
Lawson, Fred. 1976; Hotel Planning and Design, Oxford : Butterworth
Architecture
Lawson, Fred. 1995; Hotel and Resort Planning, Design, and Refurbishment,
Oxford : Butterworth Architecture
Naughton, Michael dan Rumpza, Stephanie. 2004; Business as a Calling :
Minnesotta : University of St. Thomas
Neufert, Ernst and Peter. 2006. Data ArsitekJilid 3. Jakarta: PenerbitErlangga
Pickard, Quentin. 2002; The Architect’s Handbook, Oxford : Blackwell
Publishing Company
Sunoko, Tri S. 2014. The Future Airport City & Aerotropolis in Indonesia Case :
Kualanamu International Airport .
63
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Perancangan
Metode perancangan merupakan upaya untuk menemukan komponen fisik yang
tepat dari sebuah struktur fisik (Christopher Alexander, 1983). Ada dua jenis metode
perancangan dalam Arsitektur yaitu metode tradisional yang disebut sebagai Black
box dan metode rasional yang disebut sebagai Glass box. Metode yang digunakan
dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah Glass Box, yaitu metode yang
bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun prosesnya direncanakan secara
sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapan-tahapan dalam proses
perancangan arsitektur.
Beberapa tahapan dalam merancang dengan menggunakan metode Glass Box,
antara lain:
- Metoda eksplorasi situasi/permasalahan desain (Divergensi)
- Metoda penelitian dan penemuan idea desain (Divergensi dan transformasi)
- Metoda eksplorasi pemecahan masalah (Transformasi)
- Metoda evaluasi (Konvergensi)
Metoda perancangan ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu
merancang sebuah Hotel Bisnis Kualanamu di kawasan Bandara Kualanamu,
Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
3.2 Jenis Data
3.2.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang didapat dengan cara mencari data
langsung dari sumbernya (Sinulingga, 2011).
Metode pengumpulan data primer yang dilakukan dalam perancangan
ini adalah survei lapangan, dilakukan dengan pengumpulan data eksisting
seperti ukuran site dan potret gambar eksisting kondisi sekitar lokasi
perancangan, untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan.
3.2.2
Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain yang telah
mengumpulkan dan mengolah data tersebut sehingga peneliti tidak perlu
mencarinya secara langsung (Sinulingga, 2011). Teknik pengumpulan data
sekunder yang dilakukan dalam proses perancangan adalah mencari data dan
26
Universitas Sumatera Utara
informasi mengenai kawasan site perancangan dan literatur mengenai fungsi
dan tema sejenis fungsi bangunan. Selanjutnya, menentukan teori (data) real
atau fakta yang terkait dan mendukung proses perancangan Hotel Bisnis
Kualanamu
Adapun data sekunder yang diperoleh adalah:
Data tata guna lahan, data ini dapat diperoleh dari pihak Bappeda
Kabupaten Deli Serdang.
Data KKOP Bandara Kualanamu, data ini dapat diperoleh dari
pihak Bappeda Kabupaten Deli Serdang
Data jumlah hotel berdasarkan jenis dan bintang di Deli Serdang
serta jumlah wisatawan, data ini dapat di peroleh dari BPS
Data jumlah dan jenis perusahaan / industri yang ada, data ini di
peroleh dari BPS
3.3 Teknik Pengumplan Data
Pengumpulan data diawali dengan penentuan jenis bangunan dengan fungsi
yang akan dirancang kemudian menentukan lokasi perancangan. Setelah itu dilakukan
observasi untuk mengetahui kondisi sesungguhnya pada lokasi perancangan. Setelah
itu, maka dilakukan studi literatur agar diketahui apa saja peraturan dan ketentuan
yang berlaku di lokasi perancangan agar bangunan dapat dirancang
3.3.1
Metode Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data yang dilakukan adalah metoda studi
kepustakaan dan survei lapangan, dengan teknik pengumpulan data sebagai
berikut:
Survei lapangan, dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung pada
lokasi perancangan dan untuk mengetahui kondisi lahan yang berhubungan
dengan kasus perancangan.
Studi literatur atau pustaka, untuk mendapatkan data dari pustaka-pustaka
yang berhubungan dengan judul perancangan. Sebagai bahan informasi
yang berupa literatur untuk materi laporan.
27
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Prosedur / Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pengumpulan data diambil dari keputusan perancangan yang akan
dibuat berdasarkan data yang dikumpulkan, lalu menentukan lokasi site
perancangan. Selanjutnya melakukan survey lokasi perancangan untuk
mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi eksisting site yang akan
dirancang dan juga mengumpulkan data aturan-aturan yang berkaitan dengan
perancangan Hotel Bisnis Kualanamu.
Survey yang sudah dilakukan sebanyak tiga kali, pada Hari Kamis, 25
Februari 2016, Hari Senin, 15 Maret 2016 dan Hari Kamis, 21 April 2016 ke
Kecamatan Beringin, Kecamatan Batang Kuis, dan Simpang Kayu Besar,
Kabupaten Deli Serdang. Data-data primer dan sekunder seperti ukuran site,
batas site, peraturan dan lain sebagainya, juga dikumpulkan sebagai data yang
digunakan dalam proses perancangan.
3.4 Lokasi Perancangan
Pengembangan kawasan Bandara Kualanamu menjdai kawasan aerotoropolis
menjadi topik utama penentuan lokasi perancangan, dimana pengembangan pusatpusat pelayanan kota dititikberatkan pada Bandara Kualanamu. Selain itu, penentuan
lokasi perancangan juga harus memerhatikan peraturan yang ada dan rencana
pengembangan kawasan Bandara Kualanamu.
Adapun lokasi yang dipilih sebagai lokasi perancangan bertempat di Jalan
Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis,
Kabupaten Deli Serdang.
Gambar 3.1 Lokasi Perancangan
Sumber: Dokumen Pribadi
28
Universitas Sumatera Utara
3.5 Rangkuman
Metode yang digunakan dalam perancangan Hotel Bisnis Kualanamu adalah
Glass Box, yaitu metode yang bersifat rasional dimana setiap tahapan maupun
prosesnya direncanakan secara sistematis dan matang serta sesuai dengan tahapantahapan dalam proses perancangan Arsitektur.
Teknik pengumpulan data dimulai dari pengumpulan informasi mengenai
konsep kawasan yang akan direncanakan. Lalu, memilih fungsi bangunan yang
terkait dengan konsep kawasan. Kemudian masuk kedalam tahap pemilihan lokasi
terkait dengan konsep kawasan dan mengumpulkan data-data dan informasi
mengenai lokasi yang akan dirancang (survei lapangan). Untuk data sekunder dapat
diambil dengan penelitian arsip atau studi kepustakaan (literatur).
Adapun lokasi perancangan terletak di Jalan Bandar Udara Kualanamu,
simpang Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang.
29
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan
4.1.1
Analisa Kawasan
Berikut adalah keadaan kawasan di sekitar lokasi perancangan:
Gambar 4.1 Kawasan Perancangan
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
1. Pemukiman penduduk
2. Fasilitas umum
3. Fasilitas komersil
4.1.2
Analisa Eksisting Site
Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas
1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan
sebagai berikut:
Sebelah utara
: Lahan milik warga
Sebelah timur
: Jalan Medan - Kualanamu
30
Universitas Sumatera Utara
Sebelah selatan
: Tempat ibadat
Sebelah barat
: Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat
dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan –
Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas
lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus
dipenuhi adalah seluas 240m2.
4.1.3
Analisa Arah Matahari dan Angin
Semakin luas sisi bangunan yang berorientasi ke barat dan timur akan
mengakibatkan meningkatnya paparan radiasi matahari terhadap bangunan.
Letak site yang mengarah ke tenggara mengakibatkan hampir semua sisi
lokasi perancangan akan menerima radiasi matahari langsung.
Akana tetapi karena efisiensi penggunaan lahan, kondisi ini tidak dapat
dihindari sehingga penerpana teknologi diperlukan untuk pemecahan masalah
ini.
Penggunaan material tahan panas dan penghawaan alami dapat
mengurangi dampak radiasi matahari langsug terhadap bangunan. Teknologi
ini dapat berupa penerapan double-glazzed pada bukaan dengan kaca dan
dinding dengan rongga.
Selain itu cara lain penanggulangan masalah orientasi mata angin ini
adalah dengan meletakkan ruang yang memungkinkan adanya penghawaan
alami pada sisi tenggara dan barat laut bangunan.
31
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Analisa Arah Mata Angin
Sumber: Dokumen Pribadi
4.1.4
Analisa Sirkulasi
Pencapaian ke lokasi perancangan dapat dicapai melalui dua jalan
utama yaitu Jalan Batang Kuis dari Kota Medan dan Jalan Bandar Udara
Kualanmau dari Tanjungmorawa menuju Kualanamu maupun dari Bandar
Udara Kualanamu menuju Tanjung Morawa.
Baik Jalan Batang Kuis Maupun Jalan Bandara Kualanamu merupakan
jalan dengan dua lajur.
Adapun jalur masuk dan keluar lokasi perancangan ditempatkan di
ruas Jalan Bandara Kualanamu yang mengarah ke Bandar Udara Kualanamu.
Sangat disarankan dibuat akses masuk dari arah Bandar Udara
Kualanamu menuju lokasi perancangan untuk memudahkan sirkulasi menuju
lokasi perancangan dari bandar udara.
Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi
Sumber: Dokumen Pribadi
32
Universitas Sumatera Utara
4.1.5
Analisa Kebisingan
Kebisingan pada lokasi perancangan ditimbulkan oleh kendaraan yang
lalu lalang pada Jalan Badara Kualanamu. Menanggapi masalah tersebut maka
untuk mengurangi kebisingan pada bangunan maka digunakan komponen
lansekap seperti pepohonan agar suara dapat diredam.
Selain itu penempatan fungsi publik seperti lahan parkir juga akan
memberikan jarak antara bangunan dan sumber kebisingan sehingga bangunan
akan terhindar dari paparan suara secara langsung. Penggunaan secondary
layer dan aplikasi double glazed pada bangunan juga akan menghindarkan
bangunan dari paparan suara secara langsung.
Gambar 4.4 Analisa Kebisingan
Sumber: Dokumen Pribadi
4.1.6
Analisa Utilitas
Sarana utilitas yang terdapat pada kawasan perancangan meliputi:
Fasilitas jaringan air bersih daro PDAM
Fasilitas jaringan telepon dari Telkom
Fasilitas jaringan listrik dari PLN
Fasilitas drainase
Gambar 4.5 Prasarana Utilitas di Kawasan Hotel
Sumber: Dokumen Pribadi
33
Universitas Sumatera Utara
Fungsi sarana utilitas yang terdapat pada lokasi perancangan berjalan
dengan baik, hanya saja perlu diadakan peremajaan terhadap prasarana utilitas
seperti perbaikan tiang telepon dan pelebaran drainase.
4.1.7
Analisa Vegetasi
Gambar 4.6 Analisa Vegetasi
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
1. Lahan kosong ditumbuhi rumput dan ilalang
2. Lahan yang ditumbuhi pohon mahogani
3. Lahan yag ditumbuhi pohon buah
Vegetasi eksisting yang terdapat pada lokasi perancangan dapat
digunakan seara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan desain
tapak perancangan.
Adapun pendekatan yang dapat dilakukan adalah membentuk gubahan
masa sedemikian rupa sehingga kondisi vegetasi eksisting tetap terjaga.
Pendekatan lain yaitu penggunaan vegetasi sesua kebutuhan perancangan,
sementara itu vegetasi yang tidak memiliki kesesuaian dengan perancangan
dapat direlokasi dan sibersihkan.
34
Universitas Sumatera Utara
4.1.8
Analisa Pemandangan
Lokasi perancangan adalah lahan yang sama sekali kosong di kawasan
yang sedang berkembang. Laju pembangunan fisik yang lambat menyebabkan
belum banyaknya bangunan yang berdiri sehingga pemandangan yang dilihat
dari lahan perancangan kurang beragam.
Sementara itu lahan kosong dan kabun wilik warga yang terdapat pada
bagian utara dan barat lokasi perancangan juga akan memberi kesan monoton.
Selain itu, perkembangan kawasan Kualanamu juga memungkinkan terjadinya
peralihan fungsi lahan utuk pembangunan.
Maaka untuk mengatasi masalah tersebut pada lokasi perancangan
akan dibuat taman pada bagian site yang menghadap kebun warga agar
memberi pemandangan yang baikbagi pengunjung hotel.
Gambar 4.7 Analisa Pemandangan
Sumber: Dokumen Pribadi
35
Universitas Sumatera Utara
4.2 Analisa Fungsional
4.2.1
Analisa Pengguna dan Kegiatan
1.
Pengunjung Hotel
Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua
kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas
akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun
kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan
fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan
fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung
dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di
hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik yang
dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif yang
disediakan hotel.
2.
Pengelola Hotel
a. Kelompok Eksekutif
Merupakan
kelompok
yang
memimpin,
mengatur
dan
mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana
akomodasi berjalan dengan baik.
b. Kelompok Pelaksana
Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam
pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana
pengelola hotel adalah sebagai berikut:
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang
berfungsi
memberikan
informasi,
menerima
dan
mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.
Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus
pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
36
Universitas Sumatera Utara
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara
kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang
disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu
bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan
minuman.
produk-roduk hotel.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.
Bagian
teknik
dan
pemeliharaan
(engineering
and
maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan
perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.
Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih
untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
4.2.2
Diagram Hubungan Antar Ruang
Diagram 4.1 Hubungan Antar Ruang Area Front Office
Sumber: Dokumen Pribadi
37
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.2 Hubungan Antarruang Area Penerimaan
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.3 Hubungan Antarruang Sarana Hotel
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.4 Hubungan Antarruang Function Room
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.5 Hubungan Antarruang Area Restoran
Sumber: Dokumen Pribadi
38
Universitas Sumatera Utara
Diagram 4.6 Hubungan Antarruang Area Ruang Karyawan
Sumber: Dokumen Pribadi
Diagram 4.7 Hubungan Antarruang Area Pelayanan
Sumber: Dokumen Pribadi
4.2.3
Program ruang
Tabel 4.1 Kebutuhan dan Besaran Ruang Kamar
No
Kebutuhan
Standar
ruang
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
1
Standard room
24m2/unit
90
2
2160
MHPD
2
Suite room
48m2/unit
22
2
1056
DA
3
Executive room
60m2/unit
8
3
480
Studi
banding
Total (m2) 3696
39
Universitas Sumatera Utara
Sirkulasi 30% (m2) 1108,8
Total Luas (m2) 4804,8
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.2 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Penerimaan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
1
Lobby
0,6m2/unit
1
120 unit
72
MHPD
2
Lounge
1,4m2/seat
1
40 seat
56
MHPD
3
Bellmen bay
1
4 orang
2,4
Asumsi
4
Area periksa
1
2 orang
6
Asumsi
5
Toilet
2
16 orang
16,32
DA
3
12 orang
8,64
SBT
1.02m²/
orang
6
Lift umum
0.36m²/
Orang
7
Grand Stair
1
1 unit
24
Asumsi
8
Tangga darurat
1
2 unit
24
Asumsi
Total (m2) 209.36
Sirkulasi 30% (m2) 62.8
Total Luas (m2) 272.16
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.3 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Front Office
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
1,2
Sumber
(m2)
(unit)
Front desk
Luas
1
2 orang
2,4
DA
1
120 kamar
36
DA
1
120 kamar
48
DA
1
120 kamar
48
DA
2
m /orang
2
Informasi
0,3 m2/
kamar
3
Luggage room
0,4m2/
kamar
4
Front office
0,4
manager
m²/kamar
(ruang
penerima)
40
Universitas Sumatera Utara
5
6
7
front office
0,3m²/
staff
kamar
General
11,5 m2/
manager
unit
Assistant
9,5m2/
general
unit
1
120 kamar
36
DA
1
1 unit
11,5
MHPD
1
1 unit
9,5
MHPD
1
1unit
9,5
MHPD
1
120 kamar
14,4
P
1
1 unit
9,5
MHPD
1
120 kamar
14,4
P
1
120 kamar
36
DA
1
1 unit
9,5
MHPD
1
1 unit
9,5
MHPD
1
12 orang
24
P
1
1 unit
25
TS
manager
8
Sekretaris
9,5m2/
unit
9
10
Accounting
0,12m2
manager
/kamar
Food and
9,5m2/
beverage
unit
manager
11
Sales manager
0,12m2/
kamar
12
13
14
15
Personal
0,3m²/
office
kamar
Engineering
9,5m2/
office
unit
House keeping
9,5
manager
m2/unit
Meeting room
2m2/
orang
16
Pantry
25m2/
unit
Total (m2) 343,2
Sirkulasi 30% (m2) 102.9
Total Luas (m2) 446.16
Sumber: Dokumen Pribadi
41
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Karyawan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Ruang makan
Jumah
Kapasitas
Sumber
2
(unit)
1 m2 /
Luas
(m )
1
120 kamar
120
DA
1
120 kamar
120
DA
1
60 orang
21,6
MHPD
1
1 unit
25
TS
2
10 orang
20
DA
kamar
2
Ruang istiahat
1 m2 /
kamar
3
Ruang locker
0,36m²/
Orang
4
Pantry
25m2/
unit
5
Toilet
1.02m²/
Orang
Total (m2) 354,6
Sirkulasi 30% (m2) 106,3
Total Luas (m2) 460,9
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.5 Kebutuhan dan Besaram Ruang Food and Beverage
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
Restoran utama
Main restaurant
2 m2/seat
1
80 seat
160
MHPD
0,9m2 /
1
120 kamar
108
P
1
80 orang
18,4 m2
DA
1
120 kamar
36
P
1
108m2
27
seat area
Dapur utama
jlh kamar
Ruang saji
0,23m²/
tamu
Pantry
0,3m2 /
jlh kamar
Gudang dingin
0,25m2 x
luas
DA
dapur
42
Universitas Sumatera Utara
2
Coffee shop
Dapur
0,6 m²/
1
40 orang
24
MHPD
1
40 orang
22,5
DA
1
2 orang
3,2
Asumsi
tamu
Area duduk
2.25 m²/
4 orang
Kasir
Total (m2) 507,1
Sirkulasi 30% (m2) 152,1
Total Luas (m2) 659,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.6 Kebutuhan dan Besaran Ruang Function Room
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
Luas
Sumber
(m2)
(unit)
Function room
Conference
2,5m²/ jlh
room
pengguna
Pre function
30% x
1
350 orang
875
HPD
1
875 m²
262.5
HPD
1
1 unit
15
HPD
1
1 unit
12
HPD
2
120 kamar
1200
HPD
2
2 unit
12
Asumsi
luas
function
room
Ruang operator
15m²/
unit
Lavatory
12m²/
unit
2
Meeting room
2,5m² x
jlh kamar
Inventori
meeting room
Total (m2) 2376,5
Sirkulasi 30% (m2) 712,9
Total Luas (m2) 3089,4
Sumber: Dokumen Pribadi
43
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Kebutuhan dan Besaran Ruang Sarana Hotel
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Kolam renang
Jumah
Kapasitas
Sumber
2
(unit)
15m x
Luas
(m )
1
1
300
DA
1
30 orang
141
HPD
1
10 orang
19
HPD
1
4 orang
37,2
TS
1
10 orang
6
DA
20m
2
Gymnasium
Ruang latihan
4,7m²/
orang
Sauna
1,9m²/
orang
3
Massage room
9,3m²/
orang
4
Locker,
0,6m²/
shower,
orang
lavatory
Total (m2) 551,2
Sirkulasi 30% (m2) 165,3
Total Luas (m2) 716,5
Sumber: DokumenPribadi
Tabel 4.8 Kebutuhan dan Besaran Ruang Pelayanan
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Housekeeping
Jumah
Kapasitas
Sumber
(m2)
(unit)
0,7m²/
Luas
1
120 kamar
84
P
1
120 kamar
72
P
1
120 kamar
36
P
kamar
2
3
Laundry and
0,6m²/
dry clean
kamar
Linen room
0,3m²/
kamar
4
Ruang mekanikal
R. Air bersih
1
1
60
Asumsi
R. Pengolahan
1
1
60
Asumsi
1
1 unit
64
HPD
air kotor
Ruang genset
64 m²/
44
Universitas Sumatera Utara
unit
Ruang PABX
0,14 m² x
1
120 kamar
16,8
TS
36
Asumsi
jumlah
kamar
Ruang AHU
Ruang chiller
1
0,47 m² x
1
120 kamar
56,4
TS
1
1 unit
25
HPD
1
1 unit
50
HPD
1
1 unit
12
Asumsi
1
120 kamar
84
DA
jumlah
kamar
Ruang pompa
25 m²/
unit
Ruang sampah
50 m²/
unit
Ruang panel
5
Loading dock
0,7m2 /
jlh kamar
Total (m2) 680,2
Sirkulasi 30% (m2) 204
Total Luas (m2) 884,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.9 Kebutuhan dan Besaran Ruang Area Parkir
No
Kebutuhan
Standar
ruang
1
Jumah
Kapasitas
12,5m²/7
pengunjung
unit
1
Sumber
(m2)
(unit)
Parkir mobil
Luas
120 unit
214,28
SBT
m²
kamar
2
Parkir bus
(fasilitas
29,8m²/
1
3 unit
89,4 m²
DA
bus unit
hotel)
3
Parkir
12,5m²/
karyawan
unit
1
10 unit
125 m²
DA
1
50 unit
100 m²
DA
(mobil)
4
Parkir
2 m²/ unit
45
Universitas Sumatera Utara
karyawan
(sepeda motor
Total (m2) 528,6
Sirkulasi 30% (m2) 158,6
Total Luas (m2) 678,2
Sumber: Dokumen Pribadi
Keterangan:
DA
: Data Arsitek
TS
: Time Saver
HPD
: Hotel Plan and Design
P
: Pribadi
Tabel 4.10 Rekapitulasi Luas Kebutuhan Ruang
REKAPITULASI LUAS KEBUTUHAN RUANG
Kelompok kebutuhan ruang
Luas (m2)
1
Kamar hotel
4804,8
2
Area penerimaan
272,16
3
Front office
446,16
4
Ruang karyawan
460,9
5
Food and beverage
659,2
6
Function room
3089,4
7
Sarana hotel
716,5
8
Ruang pelayanan
884,2
9
Lahan parkir
678,2
No
Luas Kebutuhan Ruang 12011,12
Sumber: Dokumen Prbadi
46
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisa Teknologi
4.3.1 Analisa Struktur dan Konstruksi
Tabel 4.11 Jenis Pondasi yang Digunakan
JENIS
Pondasi
Tiang
Pancang
SKETSA
SIFAT
Pengerjaan menggunakan metode prafebrikasi
Standar dan mutu terjada baik
Mudah diperoleh dalam jumlah yang
banyak
Pekerjaan lebih cepat
Pondasi
Bore Pile
Tidak menimbulkan getaran yang keras
Dapat dipergunakan untuk segala jenis
tanah
Raft
Fondation
Lubang galian dapat dibuat menjadi
basement
Sangat berguna pada bangunan yang
berada ditapak yang daya dukung
tanahnya lemah
Sumber: Dokumen Pribadi
47
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Jenis Struktur Lantai yang Digunakan
JENIS LANTAI
BAHAN
STRUKTUR
Plat Lantai Balok
Satu Arah/Dua Arah
Beton bertulang
Baja Komposit
SIFAT
Ada ruang antara plat lantai atas
dengan plafond untuk penempatan
utilitas
Plat Lantai Wafel
Beton bertulang
Fungsi balok didgantikan oelh plat
wafel
Ukuran lebih tipis dibandingkan
dengan sistem plat lantai + balok
Dapat dimanfaatkan sekaligus
sebagai plafon
Sumber: Data Arsitek
Penutup Bangunan
a) Dinding Beton Ekspose / Ekspose Concrete Wall
Beton ekspos digunakan untuk memberikan kesan tegas dan jujur pada
bangunan. Beton sendiri dapat menangani kelembaban dan berfungsi sebagai
resistansi panas. Selain itu penggunaan beton eksopos akan menghindarkan
dari penambahan biaya pengecatan dan instalasi secondary skin.
b) Panel Aluminium Komposit / Alucobond
Material ini digunakan sebagai penutup / secondary skin pada bangunan.
Instalasi bahan ini sangat mudah karena menggunakan modul panel dan dapat
dibentuk sesuai lebutuhan sehingga dapat memberikan kesan dinamis pada
bangunan.
48
Universitas Sumatera Utara
c) Dinding Permukaan Kaca / Curtain Wall
Digunakan sebagai pelapis estetika dan memberikan kesan luas. Selain itu
penggunaan material ini juga akan memberikan interaksi visua langsung dari
dalam ke luar bangunan maupun sebaliknya.
Tabel 4.13 Jenis Struktur Penutup Atap yang Digunakan
JENIS
SKETSA
KELEBIHAN
PENUTUP
ATAP
Kuat dan kokoh
Dak Beton
Insulasi bunyi baik sekali
Pemanfaatan ruang atap
yang maksimal
Pemanfaatan atap sebagai
green roof
Bentangannya panjang
Rangka Ruang
Ringan
Sumber: Dokumen Pribadi
Tabel 4.14 Jenis Struktur Bangunan yang Digunakan
JENIS BAHAN
Beton
SKETSA
KELEBIHAN
Kekakuan tinggi
Mudah dalam pengaturan
Tahan api
49
Universitas Sumatera Utara
Instalasi relatif cepat
Baja
Fleksibilitas tinggi
Eknomis waktu
Tahan terhadap bahaya
Komposit
kebakaran dan gempa
Pemeliharaan mudah
Sumber: Dokumen Pribadi
4.3.2 Analisa Sistem Utilitas
Sistem Penyediaan Air
Sistem penyediaan air bersih memiliki dua sumber yaitu PDAM dan
air tanah yang difilter. Daru kedua sumber ini air ditampung di bak
penapungan air bawah untuk kemudian dipompa ke bak penampungan air di
atap gedung. Air dari tangki atas didistribusikan dengan bantuan gaya
gravitasi. Hal ini akan mengurangi beban pemakaian pompa.
Gambar 4.8 Skema Suplai Air Bersih
Sumber: Dokumen Pribadi
50
Universitas Sumatera Utara
Sistem Jaringan Listrik
Sistem distribusi listrik memiliki dua sumber yaitu tenaga listrik dari
penyedia layanan listrik maupun penggunaan pembangkit listrik pribadi.
Gambar 4.9 Skema Sistem Jaringan Listrik
Sumber: Dokumen Pribadi
Sistem Penghawaan
a. Penghawaan Alami
Sistem penghawaan alami dipakai pada bangunan dengan
sistem ventilasi sialng, steering breze maupun wing walls. Sistem ini
digunkan pada ruang-raung yang tidak memerlukan penghawaan
secara intensif maupun ruang yang dirancang agar mendapat
penghawaan alami.
51
Universitas Sumatera Utara
b. Penghawaan Buatan
Digunakan pada ruang-ruang yan memerlukan kondisi udara
yang stabil sehingga dapat memenuhi tingkat kenyaman thermal pada
suhu 220C-260C. Dengan sistem ini, suhu dan kelembapan dapat
diukur hingga mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan dan
merata.
Gambar 4.10 Skema Sistem Penghawaan
Sumber: Dokumen Pribadi
52
Universitas Sumatera Utara
Sistem Jaringan Telekomunikasi
Gambar 4.11 Skema Sistem Telekomunikasi
Sumber: Doumen Pribadi
4.3.3 Analisa Penerapan Tema
Arsitektur
tropis
merupakan
cara
merancang
yang
mampu
memecahkan masalah perancangan pada daerah tropis. Dalam pemecahan
masalahnya, arsitektur topis selalu memadukan kondisi eksisting di lokasi
perancangan dengan teknologi sehingga bangunan yang dirancang memenuhi
sifat berkelanjutan, ramah lingkungan dan berperforma tinggi.
Berikut merupakan teknologi yang diterapkan pada bangunan
berkaitan dengan tema yang diusung:
53
Universitas Sumatera Utara
a. Doubled Glazed
Gambar 4.12 Skema Doubled Glazed
Sumber:
http://www.schools.sandwell.net/emu/bowater/bowater/windows.html
Doubled glazed merupakan kaca dua bilah kaca yang didirikan sejajar
sehingga terbentuk rongga. Rongga ini berisi udara yang berguna sebagai
insulasi termal, sehingga suhu dalam ruangan dapat terjaga sementara sinar
matahari yang masuk dapat dimaksimalkan.
b. Penerapan Atap Miring
Atap miring merupakan cara paling optimal dan sederhanah
menanggulangi masalah curah hujan pada daerah tropis sebab air hujan akan
langsung dialirkan melalui kemiringan atap. Selain itu atap ini juga berfungsi
sebagai shading sehingga panas yang masuk tidak berlebih dan menghindarkan
ruangan dari paparan sinar matahari langusng pada siang dan sore hari.
Gambar 4.13 Penerapan Atap Miring
Sumber: Dokumen Pribadi
54
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Dasar
5.1.1 Orientasi Bangunan
Bangunan menghadap sisi lebar site yang menghadap tenggara, hal ini
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan. Selain itu bukaan
pada bangunan juga dibuat sejajar terhadap sisi melebar lahan agar
pemandangan ke ruang terbuka lahan maksimal.
Masalah termal yang akan dialami bangunan karena konsep orientasi
ini akan diatasi dengan penerapan teknologi pada permukaan bangunan
Gambar 5.1 Konsep Orientasi Bangunan
Sumber: Google Earth
5.1.2 Selubung Bangunan
Pemilihan bahan beton yang kurang menyerap panas akan memberikan
tenggang waktu pemanasan lebih lama, sehingga suhu ruangan dapat terjaga.
Penggunaan kaca double glazed juga dioptimalkan sehingga tidak
banyak panas yang terserap ke dalam bangunan karena terhalang udara yang
ada pada rongga pada isntalasi kaca.
55
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Penerapan Atap Miring
Curah hujan tinggi pada daerah tropis memerlukan tanggapan berupa
atap miring pada bangunan agar curah hujan yang turun apat dialirkan dengan
mudah.
Selain itu atap ini juga berfungsi sebagai shading agar panas yang
masuk ke ruangan berkurang sehingga kerja pendingin ruangan bisa
dioptimalkan.
Gambar 5.2 Konsep Penerapan Atap Miring
Sumber:Dokumentasi Pribadi
5.2 Konsep Perancangan Tapak
5.2.1
Zoning Ruang Luar
Gambar 5.3 Zoning Ruang Luar
Sumber: Data Pribadi
56
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1. Massa utama bangunan
2. Taman hotel
3. Ruang mekanikal
4. Sirkulasi utama
5. Sirkulasi servis
6. Lahan parkir Mobil
7. Lahan parkir bus
8. Lahan parkir taxi
9. Lahan parkir sepeda motor tamu
10. Jalur pedestrian
Penzoningan ruang luar memerhatikan tingginya intensitas suara
yang berasal dari Jalan Bandara Kualanamu, Sehinggafungsi publik berupa
lahan parkir dan vegetasi diposisikan paling depan agar memberi jarak
jalan dengan bangunan sehingga suara dapat diredam.
5.2.2
Sirkulasi Ruang Luar
Pada tapak, jalur masuk dibagi tiga yakni jalur masuk servis, jalur
masuk mobil pengunjung dan umum dan jalur masuk sepeda motor
pengunjung. Jalur pedestrian juga disediakan bagi pengunjung hotel yang
menggunakan moda transportasi umum menuju hotel.
Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Luar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
57
Universitas Sumatera Utara
5.3 Konsep Perancangan Bangunan
5.3.1
Massa Bangunan
Lokasi perancangan yang menghadap Jalan Bandar Udara
Kualanamu berorientasi ke tenggara. Selain itu untuk tujuan efisiensi maka
sisi bangunan terlebar dirancang
menghadap tenggara dan barat laut
sehingga mejadikan Jalan Bandar Udara Kualanamu menjadi sumbu
bangunan.
Karena paparan radiasi langsung akan tersebaar secara merata,
maka pemilihan bahan dan material bangunan yang memiliki tahanan
panas akan membuat suhu ruangan tetap stabil
5.3.2
Zoning Bangunan
Hotel memiliki bebrapa fasilitas seperti gym dan ballroom.
Adapun back office dittempatkan di bagian depan bangunan untuk
meredam bunyi langsung terhadap bangunan.
Fasilitas restoran dan ruangan gym ditempatkan menghadap taman
hotel untuk memberikan kesan asri dan luas terhadap fasilitas tersebut
Gambar 5.5 Zoning Ruang Dalam Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
58
Universitas Sumatera Utara
Keterangan:
1. Lobi hotel dan front office
2. Restoran
3. Servis
4. Back office
5. Fasilits gym
6. Tangga darurat
7. Lobi Ballroom
5.3.3
Sirkulasi Dalam Bangunan
Bangunan hotel memiliki beberapa pintu masuk agar sirkulasi
tidak bersilangan dan berfungsi sebagai pembeda pengguna fasilitas hotel.
Gambar 5.6 Skema Sirkulasi Ruang Dalam Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Keterangan:
1. Pintu masuk utana hotel
2. Pintu masuk menuju lobi ballroom
3. Pintu masuk menuju gym
4. Sirkulasi dari hotel menuju lobi ballroom
5. Drop off
6. Pintu masuk staff
7. Pintu menuju halaman hotel
59
Universitas Sumatera Utara
5.3.4
Struktur Bangunan
Struktur utama bangunan berupa kolom-kolom yang berpola grid.
Sistem struktur ini dipilih karena ideal dan efisien untuk bangunan
dibawah 20 lantai. Dengan struktur ini maka dapat disusun layout ruangruang dalam yang lebih efisien.
Adapaun dilatasi diterapkan pada pertemuan antara podium dengan
tower dan pertemuan antara bangunan hall dengan tower. Adapun jenis
dilatasi yang digunakan merupakan dilatasi balok konsol agar pola dan
bentangan rid tidak berubah.
Gambar 5.7 Skema Struktur Bangunan
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan
5.4.1
Konsep Dasar Struktur dan Konstruksi
Struktur bangunan secara umum menggunakan sistem struktur
riggid frame dengan menggunakan pola grid. Adapun bagian-bagian
struktur bangunan adalah:
Atap
Struktur atap menggunakandak beton dan merupakan bagian
dari struktur utama bangunan. Selain itu akan digunakan atap
miring yang berfungsi sebagai tritisan dan shading pada tiap lantai.
60
Universitas Sumatera Utara
Lantai bangunan
Adapun lantai bangunan aakan menggunakan konstruksi balok
dan konstruksi wafel.
Selubung Bangunan
Selubung bangunan akan menggunakan konstruksi beton
dan aplikasi alukobon sebagai penutup. Pemilihan mateial beton
yang tahan panas akan mengurangi dampak radiasi matahari
terhadap bangunan.
Pengaplikasian double glazed juga akan
mengurangi
dampak radiasi matahari terhadap bangunan.
Pondasi
Pondasi yang diguakan pada konstruksi adalah pondasi tiang
pancang, pondasi bore pile dan pondasi raft yang disesuaikan
dengan kebutuhan pondasi bangunan
5.4.2
Konsep Pemilihan Jenis Struktur, Bahan dan Sistem Konstruksi
Struktur yang digunakan pada bangunan ini merupakan struktu
riggid frame karena efisiensi dari struktur dan kemudahan pengerjaannya.
Bahan struktur yang digunakan beragam sesuai degan kebutuhannya:
Beton
Kekakuan tinggi
Mudah dalam pengaturan
Tahan api
Baja
Instalasi relatif cepat
Fleksibilitas tinggi
Eknomis waktu
61
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
PERANCANGAN ARSITEKTUR
6.1 Lampiran Gambar Kerja
Gambar kerja terlampir.
62
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Terminologi Judul
2.1.1
Pengertian Hotel
Adapun beberapa pengertian hotel adalah sebagai berikut:
a. Menurut AHMA (American Hotel & Motel Association), hotel adalah
suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan, dan minuman,serta
pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi para tamu atau orang – orang
yang tinggal untuk sementara waktu.Kata hotel berasal dari bahasa latin
yaitu hospitium yang berarti ruang tamu.
b. Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. PM 10 / PW – 301 / Phb 77,
tgl 12 Desember 1977, hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola
secara komersial dan disediakan bagi setiap orang untuk peroleh
pelayanan dan penginapan berikut makanan dan minuman.
c. Menurut keputusan Menteri Pariwisata Post dan Telekomunikasi No. KM
37 / PW 340 / MPPT – 86, hotel suatu jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makanan dan minuman serta rasa lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersial.
2.1.2
Pengertian Hotel Bisnis
Definisi Hotel Bisnis mengacu pada Marlina Endy dalam bukunya
Panduan Perancangan Bangunan Komersial (2008, p.52), merupakan hotel
yang dirancang untuk mengakomodasi tamu yang mempunyai tujuan bisnis.
Lokasi hotel bisnis relatif berada di pusat kota, berdekatan dengan area
perkantoran atau area perdagangan. Hotel Bisnis dikenal juga dengan nama
Commercial Hotel ataupun dengan nama City Hotel.
Fasilitas yang disediakan hotel bisnis akan menyediakan fasilitas
lengkap yang berkaitan dan mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk
kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE) / Pertemuan,
Insentif, Konvensi dan Eksebisi. Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom,
banquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti
restoran, bar & café, pusat kebugaran & spa, kolam renang, dan sebagainya,
shungga pada umumnya hotel bisnis merupakan hotel bintang empat atau lima
berdasarkan kelengkapan fasilitas. (Kusumo, 2012).
6
Universitas Sumatera Utara
2.1.3
Hotel Bisnis Kualanamu
Hotel Bisnis Kualanamu adalah hotel hotel penyedia fasilitas yang
mendukung kegiatan bisnis di kawasan Bandar Udara Kualanamau.
2.2 Lokasi Perancangan
2.2.1
Kriteria Pemilihan Lokasi
RDTR Kawasan Kualanamu
Lokasi perancangan harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah
berkaitan dengan pengembangan kawasan Kualanamu
Pencapaian
Sesuai dengan prinsip aerotropolis yan mengutamakan kecepatan maka
lokasi harus mudah dicapai baik dari Bandar Udara Kualanamu
maupun dari wilayah sekitarnya.
Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Lokasi perancangan sebaiknya berada di kawasan yang dapat
mendukung terwujudnya kawasan aerotropolis Kualanamu.
Utilitas
Lokasi sebaiknya memiliki akses dengan jaringan utilitas agar kegiatan
yang akan diadakan pada lokasi perancangan berjalan dengan baik.
2.2.2
Alternatif Pemilihan Lokasi
Lokasi yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
Alternatif 1: Jalan Bandar Udara Kualanamu, simpang Jalan Batang
Kuis, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.1 Alternatif Lokasi Perancangan
Sumber: Google Earth
7
Universitas Sumatera Utara
Alternatif 2: Jalan Batang Kuis-Pantai Labu, Kecamatan Pantai Labu,
Kabupaten Deli Serdang
Gambar 2.2 Alternatif 2 Lokasi Perancangan
Sumber: Google Earth
Tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan aerotropolis
Kualanamu adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Rencana
Pengebangan Kawasan Aerotropolis Kualanamu
Sumber:
Alternaif 1berada di luar kawasan perancangan aerotropolis
Kualanamu, tetapi pencapaian akan lebih mudah karena ada akses
langsung ke pintu bandar udara.
Alternatif 2 juga berada di luar kawasa bandara tetapi memiliki
akses lebih baik ke rencana pengembangan kawasan leisure and
recreation, residensial dan kawasan industri aerotropolis Kualanamu.
Namun waktu tempuh yang dperlukan untuk mencapai bandara akan
8
Universitas Sumatera Utara
lebih lama karena tidak ada pintu masuk langsung ke bandar udara saat
ini.
Tinjauan terhadap KKOP Bandar Udara Kualanamu
Gambar 2.4 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Peraturan KKOP
Bandar Udara Kualanamu
Sumber: Data KKOP Bandara Kualanamu
Baik alternatif lokasi 1 maupun 2 berada di ring 2, menurut
peraturan KKOP Bandar Udara Kualanamu.
Tinjauan terhadap pencapaian
Gambar 2.5 Tinjauan Alternatif Lokasi Terhadap Pencapaian Menuju
Lokasi Perancangan
Sumber: Google Map
Alternatif 1 memiliki kemudahan akses baik dari Kota Medan,
kawasan Tanjung Morawa, akses kebandara dan lebih dekat dengan
9
Universitas Sumatera Utara
lokasi rencana pembangunan tol Medan-Tebing Tinggi. Kemudahan
akses akan membuat lokasi ini mudah ditempuh dari berbagai lokasi.
Lokasi inipun dilalui berbagai jenis moda transportasi seperti
taxi, angkutan umum dan bus yang memberi kemudahan dalam
pemilihan moda menuju lokasi.
Alternatif 2 Memiliki kemudahan akses dari Medan melalui
Jala Medan-Tembung. Tetapi tidak memiliki pencapaian langsung dari
kawasan Tanjung Morawa, Bandar Udara Kualanamu dan rencana
jaringan jalan tol Medan-Tebing Tinggi yang mengakibatkan lokasi ini
akan sulit ditempuh.
Sementara itu belum tersedia banyak pilihan moda transportasi
menuju lokasi ini sebab belum ada trayek angkutan menuju lokasi.
Lokasi perancangan
Dari alternatif lokasi diatas, maka perancangan alternatif 1
dirasa lebih baik karena banyaknya pilihan akses dan tersedianya
berbagai moda angkutan umum yang memudahkan pencapaian ke
lokasi perancangan.
Lokasi ini juga memenuhi peraturan KKOP Bandar Udara
Kualanamu yang menempatkan sarana residensial pada ring 2.
2.2.3
Area Pelayanan
Area pelayanan dalam ilmu perancangan kota merupakan istilah yang
menyatakan area layanan suatu unit kelembagaan, misal : area pelayanan
sekolah SD atau SMP atau SMA, Puskesmas, Kantor Pos, Pasar dan lain
sebagainya; misalnya juga suatu daerah yang dilayani oleh suatu sistem
angkutan umum.
Hotel Bisnis Kualanamu merupakan lembaga yang utamanya
memfasilitasi kegiatan akomodasi dan pertemuan bisnis. Oleh karena itu area
yang dilayani oleh hotel ini adalah merupakan area bisnis dan pariwisata.
Pengembangan kawasan Mebidangro menjadi kawasan ekonomi
nasional yang meliputi berbagai bidang khusunya bisnis dan pariwisata harus
didukung dengan sarana akomodasi yang mendukung kegiatan-kegiatan
tersebut. Berikut adalah jumlah ketersediaan sarana akomodasi berupa hotel di
kawasan Mebidangro berdasarkan kelasnya
10
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jumlah Hotel berdasarkan Kelas di Kawasan Mebidangro
Pengelompokan Kelas
Kabupaten/
Kota
Hotel berdasarkan Bintang
Hotel Melati
Jumlah
1
2
3
4
5
Medan
15
6
14
11
5
144
195
Binjai
-
-
-
-
-
7
7
Deli Serdang
-
1
-
-
-
63
64
Karo
1
2
1
4
1
57
66
Sumber: Dokumen Pribadi
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah hotel di Kota Medan adalah
yang terbanyak sehingga area pelayanan Hotel Bisnis Kualanamu tidak
mencakup area Kota Medan. Selain itu Kabupaten Karo dan Kota Binjai yang
letaknya jauh dari lokasi perancangan dianggap mampu menyediakan sarana
akomodasi bisnis sendrir bagi daerah masing-masing.
2.2.4
Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak
Lokasi perancangan berupa lahan kosong yang belum digarap seluas
1,5 hektare yang berada di Jalan Batang Kuis, Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. Lokasi perancangan ini memiliki batas-batas lahan
sebagai berikut:
Sebelah utara
: Lahan milik warga
Sebelah timur
: Jalan Medan - Kualanamu
Sebelah selatan
: Tempat ibadat
Sebelah barat
: Lahan milik warga
Adapaun ketentuan yang harus dipenuhi agar rancangan dapat
dibangun di kawasan ini adalah sebagai berikut:
Garis Sempadan Bangunan (GSB) terhadap Jalan Medan –
Kualanamu adalah 13 meter.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 70% dari luas
lahan perancangan. Maka luas lahan yang dapat dimanfaatkan
untuk mendirikan bangunan adalah sebesar 1050m2.
11
Universitas Sumatera Utara
Koefisien Dasar Hijau (KDH) secara umum dirumuskan 100%(KDB+20%KDB). Maka Koefisien Dasar Hijau yang harus
dipenuhi adalah seluas 240m2.
2.3 Tinjauan Kelompok dan Pelaku Kegiatan
2.3.1
Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
a. Pengunjung Hotel
Berdasarkan kepentingannya pengunjung hotel dibagi menjadi dua
kategori yaitu pengunjung yang menginap maupun yang tidak menginap.
Pengunjung yang menginap adalah orang yang menggunakan fasilitas
akomodasi hotel sebagai tempat untuk menginap dan beristirahat. Adapun
kegiatan-kegiatan pengguna dalam kategori ini yaitu:
Beristirahat
Mengikuti seminar baik di dalam dan di luar hotel
Mengadakan pertemuan bisnis baik perorangan maupun kelompok
Melakukan kegiatan individu, rekreasi maupun menggunakan
fasilitas yang disediakan oleh hotel.
Pengunjung yang tidak menginap yaitu orang yang menggunakan
fasilitas bersifat umum yang disediakan hotel. Tujuan mereka berkunjung
dapat berupa kegiatan yang bersifat privat dengan tamu yang menginap di
hotel, mengikuti pertemuan bisnis, mengikuti kegiatan bersifat publik
yang dilangsungkan di hotel dan menggunakan fasilitas-fasilitas rekreatif
yang disediakan hotel.
b. Pengelola Hotel
a. Kelompok Eksekutif
Merupakan
kelompok
yang
memimpin,
mengatur
dan
mengendalikan operasional hotel agar fungsi hotel sebagai sarana
akomodasi berjalan dengan baik.
b. Kelompok Pelaksana
Merupakan orang yang yang secara langsung terlibat dalam
pelayanan dan pemeliharaan hotel. Adapun kelopmpok pelaksana
pengelola hotel adalah sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
Front office, yaitu bagian terdepan dari sebuah hotel yang
berfungsi
memberikan
informasi,
menerima
dan
mengakomodasi tamu, menerima pesanan serta pembayaran.
pemilihan dan pengaduan tenaga kerja.
Bagian personalia, yaitu bagian yang bertugas mengurus
Tata graha (house keeping), yaitu bagian yang memelihara
kebersihan dan kelengkapan kamar tamu maupun fasilitas yang
disediakan hotel.
Bagian makanan dan minuman (food and beverage), yaitu
bagian yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan dan
minuman.
produk-roduk hotel.
Bagian pemasaran, yaitu bagian yang bertugas memasarkan
Bagian keuangan, yaitu bagian yang mengelola keuangan hotel.
Bagian
teknik
dan
pemeliharaan
(engineering
and
maintenance), yaitu bagian yang bertugas melaksanakan
perencanaan, instalasi dan pemeliharaan bangunan.
Bagian kemananan (security), yaitu bagian yang bertugas
memelihara keamanan dan ketertiban di lingkungan bangunan.
Bagian binatu (laundry), bertugas menyediakan linen bersih
untuk kamar dan fasilitas hotel lainnya.
Deskripsi kegiatan berdasarkan pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
akan dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Tabel Perilaku pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
Kelompok
Jenis pengguna
pengguna
Pengunjung Tamu
hotel
menginap
Aktivitas
Datang – parkir/drop off.
Ke resepsionis – menanyakan informasi,
memesan kamar.
Menggunakan fasilitas hotel, baik publik
maupun privat.
Melakukan kegatan rutin individu.
Check out
13
Universitas Sumatera Utara
Meninggalkan area hotel – melalui parkir
atau dijemput.
Tamu
tidak
menginap
Datang – parkir / drop off
Ke resepsionis – menanyakan informasi,
memesan penggunaan ruang serba guna
Diskusi dengan pengelola hotel.
Menghadiri acara di fasilitas hotel.
Menggunaan fasilitas umum hotel
Menemui tamu di hotel.
Meninggalkan hotel – melalui area parkir
atau dijemput.
Pengelola
Eksekutif
hotel
Datang – parkir
Menuju ruang kerja
Mengadakan pertemuan
Istirahat, makan, minum, ibadah
Mengunakan toilet
Pulang – melalui area parkir
Front office
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju
front
desk
–
memberikan
informasi, men-check in tamu, menerima
pembayaran.
Istirahat, makan, minum, ibadah
Menggunakan toilet
Pulang - melalui area parkir
Personalia
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju ruang/bagian personalia
Merekrut dan memberhentikan tenaga
kerja
Menerima pengaduan pekerja
Istirahat, makan, minum, ibadah
14
Universitas Sumatera Utara
Pulang - melalui area parkir
Datang – parkir
Tata graha
Menuju ruang karyawan
Menuju fasilitas yang hendak dilayani
Membersihkan kamar tamu
Membersihkan fasilitas publik hotel
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Food
beverage
and
Datang – parkir / drop off bahan olahan
makanan ke dapur utama
Menuju ruang karyawan
Menuju dapur masing-masing
Mengadakan briefing
Mengolah,
menyediakan
dan
menghidangkan makanan
Menghantar pesanan ke kamar
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Pemasaran
Datang – parkir
Menuju bagian pemasaran
Mengadakan diskusi dengan eksekutif
Melakukan pemasaran dan promosi
Melakukan kegiatan perjalanan dengan
tujaun pemasaran dan promosi
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Keuangan
Datang – parkir
Menuju bagian keuangan
Mengelola keuangan
Mengadakan pertemuan dengan eksekutif
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
15
Universitas Sumatera Utara
Teknik
dan
pemeliharaan
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Melakukan pemeriksaan berkala
Melakukan pemeliharaan dan perbaikan
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Keamanan
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Melaksanakan apel
Menuju pos penjagaan
Melakukan pemeriksaan kendaraan dan
orang yang masuk ke area hotel
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Binatu
Datang – parkir
Menuju ruang karyawan
Menuju ruang binatu
Mengambil dan mengembalikan lenin
dari bagian house keeping
Membersihkan lenin
Istirahat, makan, minum, ibadah
Pulang - melalui area parkir
Sumber: Data Pribadi
2.3.2
Deskripsi Kebutuhan Ruang
Berikut adalah tabel deskripsi pengguna dan kegiatan:
Tabel 2.3 Tabel Perilaku Pengguna Hotel Bisnis Kualanamu
No. Jenis Ruang
Kebutuhan Ruang
Kegiatan
1
Lobby
Menunggu,reservasi
Informasi
Informasi,reservasi
Ruang Tunggu
Menunggu,duduk,mengobrol
Hall/Lobby
16
Universitas Sumatera Utara
2
Kamar hotel standard
Lobbby lift
Menunggu lift
Ruang kontrol
Kontrol keamanan,pengawasan
Toilet
Sanitasi
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
3
Kamar hotel deluxe
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,minum
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
4
Kamar hotel suite
Kamar tidur (2 orang)
Menginap,
istirahat,
makan,
minum
Kamar
mandi
(1 Mandi, buang air
orang)
5
Function Room
Function room
Ruang
pameran/tempat
memamerkan produk
6
Meeting Room
Ruang persiapan
Tempat latihan
Pantry
Menyiapkan informasi
Gudang
Tempat menyimpan barang
Toilet
Kegiatan sanitasi
Meeting room
Mengadakan rapat/konfrensi
Gudang
Tempat menyimpan barang
17
Universitas Sumatera Utara
7
Kantor pengelola
Toilet
Kegiatan sanitasi
Ruang
general Bekerja, rapat, koordinasi
manager
8
9
Ruang M/E
Restoran
Ruang staff
Bekerja, rapat, koordinasi
Ruang rapat
Rapat, koordinasi, riview
Ruang tunggu/tamu
Menunggu, mengobrol
Toilet
Kegiatan sanitasi
R. Genset
Penyimpanan genset
R. Chiller
Pengaturan AC
R. Pompa
Pengaturan pompa air
R. AHU
Pengaturan listrik
R. Kontrol
Mengontrol segala jenis M/E
R.makan,
dapur, Makan, minum
gudang,
ruang
penerima, kasir, toilet,
wastafel
10
Fitness center/Gym
Gymnasium
Arena olahraga
Ruang alat
Menyimpan alat fitness
Ruang aerobik
Aerobic/senam
Ruang ganti/ locker
Ganti pakaian
Toilet
Kegiatan sanitasi
Shower
Mandi
Kasir
Membayar
18
Universitas Sumatera Utara
11
12
13
SPA dan Sauna
Musholla
Servi